PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM
PENGENDALIAN SUMBER DAYA ENERGI LISTRIK
BERBASIS TCP/IP UNTUK EFISIENSI BIAYA
OPERASIONAL GEDUNG
Oleh :
Entot Suhartono
STIE Bank BPD Jateng
ABSTRACT
Saat ini teknologi komputer tidak hanya digunakan untuk pengolahan data saja. Tetapi teknologi komputer dapat digunakan untuk mengendalikan (control) peralatan, salah satunya adalah pengatur perangkat listrik ruangan, sehingga kita dapat mengontrol perangkat tersebut dengan menggunakan jaringan (network) TCP/IP. Dengan pengendali perangkat listrik ruangan ini, kita dapat mengelola sumber daya listrik pada suatu gedung lebih efisien atau lebih hemat.
Prototipe perangkat pengendali listrik ruangan ini menggunakan fasilitas port paralel komputer dan gunakan metode posisi sedikit dari biner. Prototipe aplikasi ini dapat mengelola listrik ruangan di dalam gedung sebanyak 40 ruangan yang terbagi 4. Kata Kunci: Efisiensi, Biaya Opersional, Controller, Port Parallel, dan TCP/IP
1. PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kemampuan manajemen yang mengelola organisasi tersebut. Manajemen sebagi suatu metode yang mengatur, mengelola organisasi dapat diartikan sebagai seni melaksanakan sesuatu melalui orang. Jika manajemen suatu organisasi baik maka akan meningkatkan kemakmuran atau profit bagi perusahaan atau organisasi itu sendiri. Organisasi membutuhkan lima kategori sumber daya (Manusia, Material, Mesin,
Uang, dan informasi) agar dapat menjalankan roda kehidupan organisasi tersebut. Sumber daya fisik yang berada pada organisasi biasanya terbatas dan bisa habis atau punah, sedangkan sumber daya konseptual (informasi) tidak. Oleh karena itu tugas manajemen untuk mengelola penggunaan semua sumberdaya agar dapat dimanfaatkan secara efektif [1].
Sumber daya listrik merupakan bagian dari sumber daya fisik dari material pada suatu organisasi. Pada saat ini, hampir semua organisasi menggunakan sumber daya listrik dalam
operasionalnya. Sebagai tindak lanjut, pihak manajemen perlu adanya usaha penataan sumberdaya (Manajemen Sumberdaya) termasuk didalamnya manajemen penggunaan sumber daya listrik, yakni berupa :
Sumberdaya harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap saat diperlukan dapat segera dimanfaatkan - perlu dilakukan modifikasi
Sumberdaya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin
Sumberdaya harus selalu diperbaharui
Permasalahan yang sering terjadi adalah pengendalian penggunaan energi listrik pada gedung yang bertingkat dan memiliki banyak ruangan. Petugas harus melakukan pengendalian dengan memeriksa setiap ruangan satu persatu. Sehingga untuk menghidupkan dan mematikan listrik pada ruangan-ruangan membutuhkan tenaga dan waktu yang terbuang, hal tersebut sangat tidak effisien untuk jaman sekarang ini. Bahkan sering kali terjadi, di mana ruangan yang sudah tidak digunakan lampu maupun listrik masih dalam keadaan menyala. Hal ini mengakibatkan pemborosan penggunaan energi listrik, dan berdampak pada mem-bengkaknya biaya tagihan listrik (hampir 35% dari seluruh biaya yang dikeluarkan tiap bulan).
Perkembangan teknologi komputer terutama jaringan, semakin memudahkan kita dalam membantu pekerjaan bahkan pemanfaatannya untuk suatu organisai untuk
membantu manajemen untuk mencapai tujuan. Sekarang ini penggunaan komputer kebanyakan hanya untuk pengolahan database saja, namun juga dapat digunakan untuk berkomunikasi jika masing-masing PC (Personal Computer) terhubung dengan jaringan baik secara LAN maupun MAN. Dengan menggunakan fasiltas jaringan tersebut PC dapat digunakan untuk pengendalian, yaitu mematikan dan menghidupkan peralatan listrik (lampu penerangan dan air conditioner), pada ruangan yang
berbeda di dalam gedung. Untuk Studi kasus, sistem ini akan diterapkan pada suatu gedung kampus yang memiliki gedung dengan 5 lantai dan 40 ruangan, yang terdiri dari ruangan kelas, laboratorium, ruangan dosen, ruangan pengelola, ruangan administrasi, dan ruangan pendukung lainnya. Semua ruangan tersebut menggunakan penerangan listrik dan AC yang dikendalikan pada masing-masing ruangan. Selain ruangan-ruangan tersebut, gedung kampus juga menggunakan penerangan listrik untuk atap gedung dan di luar gedung, seperti ruang satpam dan penerangan jalan. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan suatu sistem pengendali penggunan listrik yang dapat mengurangi tenaga dan waktu yang hanya sekedar mematikan peralatan listrik pada ruangan baik di dalam gedung maupun di luar gedung. Dengan adanya protipe sistem pengendalian energi listrik ini diharapkan dapat lebih efisien dalam penggunaan energi listrik, sehingga dapat menghemat biaya tagihan listrik.
Teori yang digunakan dalam rancangan aplikasi ini adalah menyangkut tentang sistim bilangan yang akan digunakan dalam mengirimkan informasi kontrol ke
paralel port. Rangkaian bias basis
transistor yang digunakan driver elektronik yang berfungsi menggerakan relay untuk menghidupkan dan mematikan lampu ruangan. Selain itu juga pemanfaatan jaringan LAN yaang bersifat client-server [6].
2. SISTEM BILANGAN BINER
Komputer berkerja atas dasar sistem bilangan biner. Sistem bilangan biner adalah sistem bilangan yang hanya mengenal dua macam angka yang disebut dengan istilah bit (binary digit), berupa 0 dan 1. Bit-bit dapat digunakan untuk menyusun kararter apa saja. Istilah karakter dalam dunia komputer berarti:
huruf, misalnya A dan z, digit, seperti 0, 2, dan 9, selain huruf maupun digit,
seperti tanda + serta & dan bahkan simbol seperti . Sebuah karakter dinyatakan dengan 8 bit ataupun 16 bit. Kemungkinan nilai pada sebuah sistem biner yang berupa 0 atau 1
dinyatakan dalam sistem komputer dengan metode saklar (switch) yang hanya mengenal keadaan hidup atau mati. Keadaan hidup menyatakan nilai 1 dan keadaan mati menyatakan nilai 0. Sebagai contoh, dengan
menggunakan 8 buah saklar maka akan didapatkan 256 (28) kemungkinan nilai. Sistem konversi bilangan dari desimal mejadi biner adalah dengan metode matematis atau dengan cara metode posisi bit [2].
a. Metode matematis
Bilangan decimal : Bilangan 2 hasil sisa : x
hasil decimal : Bilangan 2 hasil sisa : x
: hasil decimal : Bilangan 2 hasil sisa : x
Diulang hingga bilangan decimal tidak bisa lagi dibagi 2.
Contoh: 7 : 2 = 13 sisa : 1 13 : 2 = 6 sisa : 1 6 : 2 = 3 sisa : 0 3 : 2 = 1 sisa : 1 27 dec. = 11011 biner b. Metode Pengurangan
Metode pengurangan dengan menggunakan nilai posisi bit sebuah data desimal yaitu dengan penggunaan tabel posisi bit yaitu pada tabel 1, dimana tip-tiap kolom pada tabel bit tersebut dengan nilai 2n atau kelipatan 2,
dimana n adalah bilangan bulat positif.
Tabel 1. Nilai posisi bit
Bilangan decimal dikurangi bilangan dibawahnya sesuai 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Posisi Bit 1024 512 256 128 64 32 16 8 4 2 1 Nilai biner
dengan posisi nilai bit, hal ini dikerjakan dengan memperhatikan posisi nilai bit.
3. PORT PARALEL
Port Pararel atau sering dikenal dengan nama port printer sebenarnya terdiri dari tiga bagian yang masing-masing diberi nama sesuai dengan tugasnya dalam melaksanakan pencetakan pada printer [3].
Tiga bagian tersebut adalah
a. Data Port (DP): digunakan untuk mengirim data yang harus dicetak oleh printer
b. Printer Control (PC):
digunakan untuk mengirimkan kode-kode control dari computer ke printer
c. Printer Status (PS): digunakan untuk mengirimkan kode-kode status printer ke computer.
DP, PC, dan PS sebenarnya adalah port-port 8 bit, namun hanya DP yang benar-benar 8 bit. Untuk PC dan PS, hanya beberapa bit saja yang dipakai yang berarti hanya beberapa bit saja dari port-port ini yang dapat kita manfaatkan untuk keperluan interfacing.
Port PC adalah port baca/tulis (read/write), PS adalah port baca saja (read only), sedangkan port DP adalah port baca/tulis juga. Akan tetapi, kemampuan ini hanya dimiliki oleh Enhanced Pararel Port (EPP), sedangkan port pararel standar hanya memiliki kemampuan tulis saja. Pada EPP, pengaturan arah jalur data DP dilakukan lewat bit 5 PC. Tampilan gambar blok rangkaian paralel terlihat pada gambar 1, dimana pada gambar digram blok tersebut
memperlihatkan jumlah Pin dan fungsi-fungsi pin pada port tersebut.
Register Alamat
Port Data 378 H Port Status 379 H Port Control 37A H
Gambar 1 : Arsitektur LPT1 (Port Printer)
Untuk mengakses port paralel, menggunakan alamat 378 H untuk data port, 379 H untuk mengakses status port dan 37A H untuk mengakses control port [3], akses pada masing pin pada paralel port beserta fungsifungsinya terlihat pada tabel 2.
Pada paralel port level tegangan yang digunakan sama dengan level tegangan pada tegangan TTL (Transistor – Transitor Logic). Dimana untuk logika 1 menggunakan level tegangan 3,5 Volt s/d 5 volt dan untuk logika 0 menggunkan level tegangan 0 Volt s/d 2,5 Volt.
Tabel 2. Deskripsi Fungsi Pin
4. RANGKAIAN BIAS BASIS TRANSISTOR
Gambar 2. adalah contoh dari bias basis, di mana Sebuah sumber tegangan Vbb membias forward dioda emitor melalui resistor yang membatasi arus Rb. Hukum tegangan Kircoff menyatakan tegangan pada Rb adalah Vbb-Vbe. Hokum ohm memberikan arus basis [4].
Rb Vbb Rc + Vce - Vcc lb Vbe+ -lc
Gambar 2. Rangkain bias basis transistor bipolar
Rb
Vbe
Vbb
Ib
... (1)Di mana Vbe = 0.7 V untuk transistor silicon (0,3 V untuk
germanium)
a. Garis Beban DC
Dalam rangkaian kolektor, sumber tegangan Vcc mebias reverse dioda kolektor melalui Rc. Dengan hokum tegangan Kircoff Vce = Vcc – IcRc ... (2) Dimana: Ic = dc . Ib ... (3)
dc
Sat
Ic
sat
Ib
)
(
)
(
... (4)b. Titik Sumbat (Cut Off) dan Penjenuhan
Titik dimana garis beban memotong kurva Ib= 0 disebut titik sumbat (cut off). Pada titik ini arus basis adalah nol dan arus kolektor kecil sehingga dapat diabaikan (hanya ada arus
bocoran ICEQ yang ada). Pada titik sumbat, dioda emiter kehilangan forward bias, dan kerja transistor yang normal terhenti.
Vce(cutoff) = Vcc ... (5)
Potongan dari garis beban dan kurva Ib= Ib(sat) disebut penjenuhan (saturasi) pada titik ini arus basis sama dengan Ib(sat) dan arus kolektor adalah maksimum.
Rc
Vcc
Ic
... (6) 5. JARINGAN CLIENT-SERVERClient-Server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya aplikasi yang menggunakan GUI) dengan server [5]. Masing-masing client dapat meminta data atau informasi dari server. Sistem client server didefinisikan sebagai sistem terdistribusi, tetapi ada beberapa perbedaan karakteristik yaitu :
a. Service (layanan)
Hubungan antara proses yang berjalan pada mesin yang berbeda
Pemisahan fungsi berdasarkan ide layanannya.
Server sebagai provider, client sebagai konsumen b. Sharing resources (sumber
daya)
Server bisa melayani beberapa client pada waktu yang sama, dan meregulasi akses bersama
untuk share sumber daya dalam menjamin konsistensinya.
c. Asymmetrical protocol (protokol yang tidak simetris )
Many-to-one relationship
antara client dan server. Client selalu menginisiasikan dialog melalui layanan permintaan, dan server menunggu secara pasif request dari client. d. Location Transparance
(transparansi lokasi)
Proses yang dilakukan server boleh terletak pada mesin yang sama atau pada mesin yang berbeda melalui jaringan.Lokasi server harus mudah diakses dari client. e. Mix-and-Match
Perbedaan server client platforms
f. Pesan berbasiskan komunikasi Interaksi server dan client melalui pengiriman pesan yang menyertakan permintaan dan jawaban.
g. Pemisahan interface dan implementasi
Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi client selama interface pesan yang diterbitkan tidak berubah. Pada jaringan client-server diperlukan dua komponen utama dalam jaringan untuk dapat berkoneksi dan berkomunikasi antara
client dengan server, dua komponen
tersebut adalah socket dan Port. a. Socket
Socket adalah jembatan yang menghubungkan suatu aplikasi berbasis jaringan dengan lapisan TCP/UDP pada sistem operasi [5]. Setiap soket pada umumnya dilengkapi dengan nomor-nomor port.
b. Port
Port adalah bilangan bulat yang digunakan untuk membedakan layanan-layanan yang berjalan pada komputer yang sama. Port sendiri dapat di ibaratkan trek sebuah jalur pada jaringan [5].
Client 1 Server Hub Client 2 Koneksi request request Koneksi
Gambar 3. Protokol Jaringan berbasis Client-Server
c. Jaringan Berbasis client-server Jaringan client server adalah memfaatkan sebuah komputer dari jaringan sebagai central (pusat) pertemuan antar beberapa client pada aplikasi yang sama. Dalam proses pertemuannya tiap-tiap clent haruslah melakukan koneksi dengan server agar dapat bergabung pada aplikasi yang sama, proses inilah yang disebut dengan protokol komunikasi
client-server [5]. Proses protokol
komunikasi jaringan client-server terlihat pada gambar 3.
6. Arsitektur dan Protokol Jaringan TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan (layer) yang memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standard Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open System
Interconnection (OSI). Standard ini
terdiri dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara 2 komputer [5].
Gambar 4. TCP/IP Reference Model
Gambar 5. OSI Reference Model
Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :
Walaupun jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup oleh arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP adalah sbb:
Physical Layer (lapisan fisik) – merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media
komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan. Network Access Layer –
mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Internet Layer – mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti
Network Layer pada OSI. Pada
jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal,
lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada.
Transport Layer – mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim.
Application Layer –merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan.
Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan.
7. SKENARIO RANCANGAN TESTBED JARINGAN YANG DIGUNAKAN
Pada rancangan tesbed yang digunakan pada penelitian ini digunakan 1 client sebagai media interface pengendali peralatan listrik oleh user dan mengirimkan data pengendali ke sever yang terhubung dengan peralatan listrik pada ruang-ruangan di dalam gedung.
Client 1 PC 2 Hub Bagian Driver Relay Lantai 2 12 On/ Off Listrik ruangan pada Lantai 2 PC 1 Bagian Driver Relay Lantai 1 10 On/ Off Listrik ruangan pada Lantai 1 PC 3 Bagian Driver Relay Lantai 3 12 On/ Off Listrik ruangan pada Lantai 3 PC 4 Bagian Driver Relay Lantai 4 12 On/ Off Listrik ruangan pada Lantai 4
Gambar 6. Testbed Jaringan pengendali peralatan listrik
ruangan
Server akan menjalankan data pengendali yang dikirimkan oleh client untuk mengendalikan (mematikan dan menghidupkan) peralatan listrik yang ada pada ruangan. Bentuk rancangan testbed yang digunakan dalam penelitian ini terlihat pada gambar 6 yang
memperlihatkan bahwa jaringan LAN yang digunakan masih menggunakan media transmisi wired.
8. RANCANGAN HARDWARE APLIKASI
Pada rancangan hardware disini terdiri dari 3 bagian yaitu komputer dengan port Paralel, Rangkaian Driver Relay dan rangkaian lampu ruangan ini terlihat pada gambar 10. Rancangan hardware rangkaian pengendali ini di hubungkan dengan port paralel pada server. Komputer dengan Pararel Port Rangkaian Driver Relay Rangkaian Lampu dan AC Ruangan Gambar 7. Diagram Blok rangkaian aplikasi Pengendali
lsitrik ruangan
Pada gambar 7 tersebut komputer yang mendapatkan perintah dari user dengan bantuan aplikasi software mengirimkan tegangan yang berupa logika 1 dan logika 0, dari logika tersebut dikirimkan kerangkaian Driver relay yang dapat memutuskan dan mematikan tegangan listrik AC yang mensuplai daya ke rangkaian lampu ruangan.
A. Rangkaian driver Relay
Rangkaian driver relay menerima tegangan berupa tegangan TTL (Transistor-transitor Logic) yang berupa 3,5 Volt s/d 5 Volt untuk logika 1 (hidup) dan 0 s/d 2,5 volt untuk logika 0 (Mati). Berdasarkan level tegangan tersebut tidaklah mungkin untuk menggerakan sebuah relay
penghubung tegangan listrik AC oleh karena itu sinyal tersebut dipergunakan sebagai trigger.
Rangkaian driver relay terlihat pada gambar 8 pada rangkaian tersebut harus ditentukan nilai dari tahanan basis (Rb) dan tahanan kolektornya (Rc).
Gambar 8. Rangkaian Driver Relay
Dalam rancangan driver relay ini yang perlu diperhatikan adalah data logika 1 yang keluar dari data port. Hal ini perlu untuk mencari nilai Rb dan Rc. Penulis telah mengukur tegangan keluaran pada port data ketika berlogic 1 adalah 4,1V. Transistor yang digunakan type BC 108 yang mempunyai hfe atau βdc = 180, Vbe = 0,7V dan Vce = 0,3V. Sedangkan relai yang digunakan type ZN4123 yang mempunyai harga resistansi 425 W, dan arus Ic = 0,023A. Sehingga dapat dihitung: Loop 1:
Rb
Vbe
Vbb
Ib
(1), dimana Vin adalah Vbb
Vin = Ib.Rb +Vbe
4Volt = Ib.Rb + 0,7 Volt
Loop 2: Vce = Vcc- IcRc asumsikan Vcc = 12V
Ic
Vce
Vcc
Rc
(2)
A
Rc
023
,
0
3
,
0
12
508 ohm diganti menggunakan 500 ohm Maka Ic = dc.Ib (3)
dc
Vce
Vcc
Ib
(4)mA
Ib
0
,
128
180
023
,
0
* menggunakan persamaan 1 4 Volt = Ib.Rb + 0,7 Volt Kohm
mA
Rb
25
,
8
128
,
0
7
,
0
4
diganti dengan menggunakan 25 Kohm
B. Rangkaian Listrik Ruangan
Rangkaian listrik ruangan adalah penggabungan kompenen relay dan lampu ruangan yang ada. Komponen relay disini adalah pengganti dari switch kontak listrik. Rangkaian lampu atau peralatan listrik pada Ruangan terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Rangkaian lampu atau peralatan listrik ruangan
(grounded) dari rangkaian driver relay yang seolah-olah menjadi sebuah switch penghubung. Setelah terhubung dengan ground, relay
menghubungkan dan mengalirkan tegangan listrik PLN ke listrik ruangan.
9. DIAGRAM ALUR APLIKASI PENGENDALI PERALATAN LISTRIK
Dalam proses pengendalian oleh client, maka client harus terhubung dengan server agar dapat mengendalikan peralatan listrik ruangan. Untuk terhubung maka client harus melkukan koneksi dengan IP server yang akan dikendalikan. Jika server memberikan tanggapan maka client dapat menggunkan apliksi pengendalian pada peralatan listrik ruangan pada gedung dimana server yang terkoneksi dengan client berada. Proses koneksi antara client dengan server secara garis besarnya terlihat pada gambar 10.
Mulai Tampilan Koneksi ke Server Client terkoneksi ke Server? Client dapat mengirim controller data Data client terkirim ke server? Server mengendalikan driver delay kontrol listrik Keluar dari Aplikasi? Keluar Tidak Ya Ya
Gambar 10. Diagram alur program menu utama
Client memberikan data pengendali pada server sehingga server melakukan eksekusi pekerjaan yang dikrimkan oleh client dengan meggunakan metode algoritam
pengiriman data dengan cara nilai posisi bit pada konversi biner, dimana tiap lampu diberikan sinyal satu bit pada satu buah port data. Untuk hal tersebut data yang dikirim ke server akan dimanipulasi berdasarkan metode posisi bit.
Pada prototipe ini, listrik ruangan yang akan dikontrol sebanyak 12 ruang. Di mana 8 ruangan menggunakan port data dan 4 port control sebagai port data keluaran dari paralel port. Untuk 8 ruangan yang menggunakan keluaran port data yang menggunakan alamat 378H ruang 1 akan bernilai 1, ruang 2 akan bernilai 2, ruang 3 bernilai 4 dan seterusnya sampai pada ruang 8 akan bernilai 128. Sehingga jika listrik 8 ruang yang ada hidup semua maka data yang keluar pada port data akan bernilai 255 sedangkan ingin mematikan 8 listrik ruangan maka data yang keluar pada port data bernilai 0.
Untuk 4 ruangan yang menggunakan port keluarannya adalah port control yang beralamat 37A H dalam ini mengontrol ruangan 9, 10, 11, 12 menggunakan metode posisi bit yang sama seperti pada 8 ruangan sebelumnya. Rancangan flowchart Metode data dengan posisi bit dapat dilihat pada gambar 11 dan gambar 12. berdasarkan data tersebut server melakukan ekseskusi ke peralatan pengendali dalam hal ini driver relay yang mengendalikan listrik pada masing-masing ruangan.
Pada gambar 12 merupakan tampilan layar GUI untuk server yang mengendalikan rangkain litrik ruangan berdasarkan data kendali dari client pengendali. Hasil rancang
bangun protipe terlihat pada gambar 13 yang merupakan tampilan GUI (graphical user interface) dari pengendali atau client yang mengirimkan data pengendali kepada server pengendali listrik ruangan.
Mulai
Menu 1. Tombol Ruangan 1 Hidup 2. Tombol Ruangan 2 Hidup 3. Tombol Ruangan 3 Hidup 4. Tombol Ruangan 4 Hidup 5. Tombol Ruangan 5 Hidup 6. Tombol Ruangan 6 Hidup 7. Tombol Ruangan 7 Hidup 8. Tombol Ruangan 8 Hidup 9. Tombol Ruangan 9 Hidup 10. Tombol Ruangan 10 Hidup 11. Tombol Ruangan 11 Hidup 12. Tombol Ruangan 12 Hidup 13. Tombol Ruangan On Semua 14. Tombol Ruangan Off Semua
Tombol Ruang 1 Ditekan? a = 1 Port data = port data + a Menu Tombol Ruang 1 Mati Tombol Ruang 2 Ditekan? A Tombol Ruang 1 Ditekan? a = 0 Port data = port data + a A Ya Tidak Ya Tidak a = 2 Port data = port data + a Ya Tombol Ruang 3 Ditekan? c = 4 Port data = port data + c Menu Tombol Ruang 1 Mati Menu Tombol Ruang 3 Mati Tombol Ruang 2 Ditekan? B Tidak b = 0 Port data = port data + b B Tombol Ruang 2 Ditekan? c = 0 Port data = port data +ca
Ya Ya Tidak Ya Tidak Tombol Ruang 4 Ditekan? d = 8 Port data = port data + a Menu Tombol Ruang 4 Mati Ya C A B C Tidak A B Tombol Ruang 4 Ditekan? d = 8 Port data = port data + a Tombol Ruang 5 Ditekan? e = 16 Port data = port data + 2 Menu Tombol Ruang 5 Mati Tombol Ruang 5 Ditekan? e = 0 Port data = port data + e Tombol Ruang 6 Ditekan? D D E E Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak f = 32 Port data = port data + f Menu Tombol Ruang 6 Mati Tombol Ruang 6 Ditekan? f = 0 Port data = port data + f Tombol Ruang 7 Ditekan? F F g = 64 Port data = port data + f Menu Tombol Ruang 7 Mati Tidak Ya Ya Tidak G Tombol Ruang 8 Ditekan? g = 0 Port data = port data + f Tombol Ruang 7 Ditekan? G Tidak Ya Ya Tidak h = 128 Port data = port data + g Menu Tombol Ruang 8 Mati h = 0 Port data = port data + f Tombol Ruang 8 Ditekan? Ya Tidak Ya Tidak H H Tombol Ruang 9 Ditekan? k = 0 Port data = port data + k Menu Tombol Ruang 9 Mati Tombol Ruang 9 Ditekan? C C D Ya Tidak Tidak Ya (Gambar 1) (Gambar 2)
Gambar 11. Flowchart manipulasi data pengendali
Tombol Ruang 10 Ditekan? L = 2 Port data = port data + L C Ya Tidak K = 0 Port data = port data + K D Menu Tombol Ruang 10 Mati I Tombol Ruang 11 Ditekan? M = 4 Port data = port data + M J Tombol Ruang 10 Ditekan? L = 0 Port data = port data + L I I Menu Tombol Ruang 11 Mati Tombol Ruang 11 Ditekan? M = 0 Port data = port data + M J Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya J J Tombol Ruang 12 Ditekan? N = 8 Port data = port data + N Menu Tombol Ruang 12 Mati Tombol Ruang 12 Ditekan? N = 0 Port data = port data + N L Tidak Ya L Tidak Ya Tombol Lampu Hidup Semua ditekan?
L Menu TombolLampu Mati Semua Tombol Lampu Hidup Semua ditekan? Port data = 0 Port data = 255 M M End Ya Tidak Tidak Ya
Gambar 12. Flowchart manipulasi data pengendali
Gambar 13. Tampilan Server
Control
Gambar 14. Tampilan Client
Control
10. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil rancangan prototype aplikasi pengendali listrik ruangan ini hanya mampu menghidupkan dan mematikan listrik sebanyak 12 ruangan untuk setiap 1 lantai gedung, di mana lantai gedung yang dikendalikan ada 4 gedung, maka setiap lantai diperlukan 1 server pengendali. Aplikasi ini masih bersifat prototipe yang belum dilakukan analisa pengujian yang lebih detail oleh penulis.
REFERENSI
[1] Raymond McLeod, Jr. and George Schell, “Management
Information Systems 11/E”,
Prentice Hall, 2005.
[2] Tocci, Ronald J., “Digital
Systems: Principles & Application 6th Edition”. Prentice Hall, 1991. [3] Hall, Douglas V. “Microprocessors And Interfacing Programming and Hardware 3rd International Edition”. 1992.
[4] Malvino, “Dasar-Dasar
Elektronika”, Erlangga, 1991.
[5] Andrew S. Tanenbaum, “Computer Networks,
Fourth Edition”, Prentice
Hall, 2003.
[6] Tri Daryanto, “Membangun
Prototype Aplikasi
Pengendali Listrik Ruangan pada Gedung Berbasis Jaringan TCP/IP”, Prosiding
SNATI 2009, 2009. [7] Agfianto Putra,
“Pengendalian Motor
Langkah Menggunakan Labview 7.0 Berbasis TCP/IP”, Prosiding SNAST
2008, 2008.