• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSETUJUAN PEMBIMBING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSETUJUAN PEMBIMBING"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS MATERI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA GAMBAR KELAS I SDN 2 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO

Oleh : WIWIN AMRAIN

NIM. 151412386 Telah Diperiksa Dan Disetujui

(2)

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS MATERI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA GAMBAR KELAS I SDN 2 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO

Wiwin Amrain, Hakop Walangadi, Muchtar Ahmad Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email: Wiwin_Amrain@Yahoo.Com

ABSTRAK

Wiwin Amrain. 2014. Meningakatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Materi Lingkungan Rumah dengan Menggunakan Media Gambar Kelas I SDN 2 Mananggu Kabupaten Boalemo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj Hakop Walangadi, M.Si dan Pembimbing II Muchtar Ahmad,S.Pd, M.Si Masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media gamabar aktivitas belajar siswa kelas I SDN 2 Mananggu Kabupaten Boalemo mengalami peningkatan? Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningakatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Materi Lingkungan Rumah dengan Menggunakan Media Gambar Kelas I SDN 2 Mananggu Kabupaten Boalemo. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa pada Pelajaran IPS Materi Lingkungan Rumah dengan Menggunakan Media Gambar Kelas I SDN 2 Mananggu Kabupaten Boalemo

Berdasarkan hasil penelitian yang menujukan aktivitas belajar siswa pada observasi awal dari 22 siswa terdapat 5 siswa (23%) yang aktivitas belajarnya baik dan 17 siswa (77%) yang aktivitas belajar siswa yang kurang baik. Pada siklus I terdapat 14 siswa (64%) yang aktivitas belajarnya baik dan 8 siswa (36%) yang aktivitas belajar siswa yang kurang baik. Kemudian pada siklus II yang terdapat 19 siswa (86%) yang aktivitas belajarnya baik dan 3 siswa (14%) yang aktivitas belajar siswa yang kurang baik.

Dengan demikian Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar dapat Meningakatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Materi Lingkungan Rumah Kelas I SDN 2 Mananggu Kabupaten Boalemo.

Kata kunci : Aktivitas, Media, Gambar1

1

Wiwin Amrain, 151412386. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

(3)

Pendidikan dilakukan manusia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari baik secara formal, non formal maupun informal. Pendidikan tersebut dilakukan manusi dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan taraf hidupnya, melalui proses pendidikan diharapkan manusia menjadi cerdas atau memiliki kemampuan, yang biasa dikenal dengan istilah Skill dalam menjalani kehidupan. Dengan adanya kemampuan tersebut memampukan manusia bergaul dalam masyarakat, mampu menolong sesame manusia, berkarya, bertahan hidup serta mengaktualisasikan diri dalam masyarakatnya. Jika melihat dari rangkaian masa dalam sejarah yang menjadi landasan historis kependidikan di Indonesia, dapat diketahui bahwa masa-masa tersebut memiliki wawasan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Makawimbang (2011;1)

Kenyataan di kelas I SDN 2 Mananggu pada tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa di samping adanya siswa yang berhasil secara baik, masih juga terdapat siswa yang memperoleh hasil evaluasia belajar yang cenderung kurang menggembirakan, hal ini didasarkan pada hasil tes belajar siswa dari 22 siswa, hanya 5 orang atau 22.73% yang memperoleh nilai 70 ke atas, sementara sisanya 17 orang atau 77.27% memperoleh nilai di bawah dari 70.

Berpijak dari hasil yang diperoleh siswatersebut, maka guru tentulah merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan murid terkait dengan materi-materi yang diajarkan dengan mencari solusi untuk membantu siswa agar kompetensi ini benar-benar dapat dikuasai oleh siswadan dapatmemberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa.Untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa guru dapat mengambil langkah-langkah antara lain, guru harus meningkatkan profesionalitasnya dalam mengajar. Profesional yang dimaksud mencakup antara lain, profesional dalam merumuskan tujuan yang hendak dicapai, mengelolah kelas, memilih metode dan strategi mengajar, profesional dalam menumbuhkan semangat belajar, kepercayaan diri, dan tanggungjawab siswa itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pelajaran IPS materi lingkungan rumahdengan menggunakan Media Gambar Siswa Kelas I SDN 2 Mananggu Kabupaten Boalemo”.

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan media gambar aktivitas belajar siswa kelas I SDN 2 Mananggu Kabupaten Boalemo mengalami peningkatan”?

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar pada materi lingkungan rumah pelajaran IPSmelalui media gambar siswa kelas I SDN ManangguKecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo.

Adaoun manfaat dalam penelitian inidiharapkan dapat memberikan manfaat untuk guru, siswa, sekolah dan peneliti.

Pengertian Belajar

Menurut Siregar dan Nara (2010;3) bahwa belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalaam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tinggkah laku dalam dirinya.Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang

(4)

bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (efektif).

Dalam the guidance of learning activities Burton (1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungannya. Sementara Hilgard dalam intruduction to psychology mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan (dalamSiregar dan Nara, 2010;4)

Faktor-Faktor belajar

Aunurrahman (2012;33) dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar.

Menurut Hamalik (2010; 32-33) bahwa terdapat beberapa factor belajar antara lain adalah ;

1. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan ; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat.

2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.

3. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasail dan mendapatkan kepuasannya.

4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi.

5. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

6. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar.

7. Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.

8. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat.

9. Factor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar.

10. Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya.

Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman (2011;97-99) bahwa Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa

(5)

menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik, dapatlah diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu. (1) Menurut pandangan ilmu jiwa lama, John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan jiwa (psyche) seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan coretan atau tuliasn dari luar. Terserah kepada unsur dari luar yang akan menulis, mau ditulis merah atau hijau, kertas itu akan bersifat reseptif. Konsep semacam ini kemudian ditransfer kedalam dunia pendidikan. (2) Menurut pandangan ilmu jiwa modern, Aliran ilmu jiwa yang tergolong moderen akan menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan.Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunya potensi untuk berkembang.Oleh sebab itu, tugas pendidika adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.Dalam hal ini, anaklah yang beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri.

Pengertian Media Pembelajaran

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977:162

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut

instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim

digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran).Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning.Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”.Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online

Syarat-Syarat Media Gambar

Subana (I998) menjelaskan syarat-syarat gambar sebagai media pembelajaran antara lain:

1. Bagus, jelas, menarik dan mudah dipahami. 2. Cocok dengan materi pembelajaran

3. Benar dan otentik artinya menggambarkan situasi yang sebenarnya 4. Sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan siswa

5. Walaupun tidak mutlak baiknya gambar menggunakan warna yang menarik sehingga tampak lebih realistis dan merangsang minat siswa untuk mengamatinya

6. Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran obyek yang sebenarnya, agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukkan hal-hal yang sedang mereka perbuat.

(6)

7. Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam kehidupan sosial.

Kelebihan Media Gambar

Subana (1998) menjelaskan kelebihan gambar sebagai media pembalajaran antara lain:

1. Gambar mudah diperoleh pada buku, majalah, koran, album foto dan sebagainya.

2. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih nyata. 3. Gambar mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan

4. Gambar relatif mudah

5. Gambar dapat digunakan dalam banyak hal dan berbagai disiplin ilmu Kelemahan Media Gambar

Subana (1998) menjelaskan kelemahan gambar sebagai media pembelajarn antara lain:

1. Karena berdimensi dua, gambar sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya (yang berdimensi tiga).

2. Gambar tidak dapat memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup 3. Siswa tidak selalu dapat menginterprestasikan isi gambar.

4. Kadang-kadang terlalu kecil untuk dipertunjukkan di kelas yang lebih besar. Pengertian Media Gambar

Santoso (1974) mengemukakan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide atau gagasan sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.Medium yang paling utama dalam komunikasi adalah bahasa. Manfaat media ditinjau dari segi isi (content) ide atau pesan (message) yang diajarkan, kegunaan media adalah menyediakan hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena berbagai sebab, misalnya terlalu luas, sempit, besar, berbahaya, sudah lampau atau belum terjadi dan hanya dapat diperlihatkan dalam keadaan bergerak. Ditinjau dari jumlah penerimanya (siswa, publik, dan penerimanya) media bermanfaat untuk menghubungkan dengan orang banyak dan jauh.Melalui media banyak ide dapat disebarkan dengan cepat

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 2ManangguKecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo.Alasan pemilihan tempat penelitian ini karena menurut peneliti bahwa lokasi tersebut dapat dijangkau oleh peneliti baik dalam hal waktu, dan biaya serta mudah memperoleh izin.

Subyek penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan kelas ini adalah siswa kelas I SDN 2ManangguKecamatan Mananggu Kabupaten Boalemoyang berjumlah 22 orang, terdiri dari 9 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Subyek dalam penelitian ini memiliki karakteristik dan latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variabel input dalam penelitian ini adalah data hasil observasi, buku panduan mata pelajaran IPS, RPP, lembar pengamatan guru dan siswa.

(7)

Adapun yang menjadi variabel proses dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran bentuk daun dengan menggunakan metode pendekatan lingkungan pada siswa kelas I SDN 2ManangguKecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo.

Adapun yang menjadi variable output dalam peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas I SDN 2Mananggu Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo, antara lain perubahan siskap belajar siswa, peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang diperoleh siswa.

Prosedur Penelitian

Adapun yang menjadi prosedur penelitian pada penelitian tindakan ini di urutkan dengan beberapa langkah utama antara lain;

Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan, langkah-langkah perencanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Permohonan ijin kepada kepala sekolah, serta guru-guru kelas lainnya sebagai mitra peneliti.

2) Mengadakan pengamatan awal untuk memperoleh data.

3) Memperkenalkan pendekatan pembelajaran yang dianggap lebih efektif untuk pencapaian indikator.

4) Menyusun rencana pembelajaran.

5) Menyiapkan instrumen pengumpul data untuk pelaksanaan tindakan setiap siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Mananggu Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo dengan fokus penelitian adalah meningkatkan aktivitas siswa belajar melalui pembelajaran media gambar kelas I SD Negeri 2 Mananggu Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo.

Dari hasil observasi awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh deskripsi data sebagai berikut.

Observasi Awal

Pada pelaksanaan kegiatan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti tanggal 18 Maret 2014, peneliti menemukan beberapa gambaran singkat tentang hasil capaian dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas I SD Negeri 2 Mananggu, dimana hasil observasi awal peneliti menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran ilmu pengetahuan sosial masih konvensional di SD Negeri 2 Mananggu Kabupaten Boalemo masih dibawah rata-rata tingkat ketuntasan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil ulangan harian 1 pada semester ganjil hanya 5 siswa atau 23% siswa dari 22 orang siswa yang berhasil memperoleh nilai minimal 60 dan hasil observasi awal ini menjadi acuan peneliti melakukan penindakan pada siklus I secara berkelanjutan. Hasil pengamatan awal di atas, bahwa prosentase aktif belajar siswa masih rendah dan kurang terlihat aspek aktivitas mandiri, aspek sikap, aspek partisipasi dalam belajar. Dengan prosentase rata-rata menunjukkan 23% siswa cenderung mampu menunjukkan aktivitas belajar, 77% siswa masih kurang mampu dalam meningkatkan aktivitas belajar dengan baik.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh gambaran bahwa hasil evaluasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial masih rendah atau

(8)

belum mencapai indikator kinerja. Siklus I dilaksanakan tanggal 5 Mei 2014, dan dari data tersebut peneliti melanjutkan siklus I. Adapun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan diamati dengan menggunakan media gambar yaitu; 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2) Menyajikan materi sebagai pengantar

3) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

4) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7) Kesimpulan/rangkuman

Setelah dilakukan pengujian siklus I dengan menggunakan media gambar pada table 4.1, terlihat bahwa 3 aspek tentang aktivitas mandiri (1) Aspek aktivitas mengidentifikasi gambar menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa (64%) yang mampu menunjukkan aktivitas belajar dengan baik, 3 orang siswa (14%) kurang mampu menunjukkan aktivitas belajar dan 5 orang siswa (23%) lainnya belum mampu menunjukkan aktivitas belajar dengan baik. (2) Aspek sikap belajar pilihan kata menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa (64%) yang telah mampu menunjukkan sikap dalam belajar dengan baik, 4 orang siswa (18%) kurang mampu menunjukkan sikap belajar dengan baik dan 4 orang siswa (18%) lainnya tidak mampu menunjukkan sikap belajar dengan baik. (3) Aspek partisipasi belajar siswa menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa (64%) yang telah mampu menunjukkan partisipasi belajar dengan baik, 5 orang siswa (23%) kurang mampu menunjukkan partisipasi belajar dengan baik dan 3 orang siswa (14%) lainnya belum mampu menunjukkan partisipasi dalam belajar dengan baik.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I tentang meningkatkan aktivitas belajar diperoleh bahwa rata-rata menunjukkan 23% siswa yang menunjukkan tidak mampu dan 14% kurang mampu yang menjadikan aktivitas belajarnya rendah dan 64% siswa yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dengan baik Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II lebih diarahkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang belum maksimal dilaksanakan pada siklus I.Siklus II dilaksanakan tanggal 20 mei 2014. Selanjutnya kegiatan siswa yang perlu disempurnakan serta dimaksimalkan pada siklus II, ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan oleh guru yang meliputi: aktivitas mandiri, sikap belajar, dan partisipasi belajar siswa.

Berdasarkan perencanaan-perencanaan yang dijelaskan tersebut, maka pembelajaran siklus II peneliti pun melakukan perencanaan dengan menggunakan langkah-langkah media gambar yaitu;

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Menyajikan materi sebagai pengantar

3) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

(9)

4) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi lingkungan rumah.

5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7) Kesimpulan/rangkuman

Setelah dilakukan penindakan lanjutan pada siklus II dengan menggunakan media gambar pada table 4.3, terlihat bahwa 3 aspek tentang (1) Aspek aktivitas mandiri siswa dalam mengidentifikasi gambar menunjukkan bahwa terdapat 19 orang siswa (86%) yang telah mampu menunjukkan aktivitas belajar dalam mengidentifikasi gambar dengan baik, 1 orang siswa (5%) kurang mampu menunjukkan aktivitas belajar dengan baik, dan 2 orang siswa (9%) tidak mampu menunjukkan aktivitas belajar dalam mengidentifikasi gambar saat belajar di kelas, (2) Aspek sikap belajar menunjukkan bahwa terdapat 19 orang siswa (86%) yang telah mampu menunjukkan sikap belajar dengan baik, 2 orang siswa (9%) kurang mampu menunjukkan sikap belajar dengan baik dan 1 orang siswa (5%) tidak mampu menunjukkan sikap belajar yang baik dalam belajar. (3) Aspek partisipasi dalam belajar aktif menunjukkan bahwa terdapat 19 orang siswa (86%) yang telah mampu menunjukkan tingkat partisipasi belajar dengan belajar aktif saat diberikan tugas oleh guru dengan baik, 1 orang siswa (5%) kurang mampu menunjukkan partisipasi belajarnya, dan 2 orang siswa (9%) tidak mampu menunjukkan tingkat partisipasi belajarnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan Sosial.

Berdasarkan hasil pengamatan awal tentang aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial diperoleh bahwa rata-rata hasil evaluasi belajarnya kurang lebih 9% dari 2 orang siswa yang menunjukkan rendah aktivitas belajarnya dalam aspek a) aktivitas mandiri, b) sikap belajar, dan c) partisipasi dalam belajar dan 86% siswa yang dapat meningkatkan aktivitas belajarnya dengan baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan penggunaan media gambar ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPS Materi Lingkungan rumah di Kelas I SDN 2 Mananggu Kabupaten Boalemo. Dapat dilihat pada aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I terdapat 14 siswa (64%) yang aktivitas belajarnya baik, dan 8 siswa (36%) yang aktivitas belajarnya kurang baik dan diperoleh pada siklus II meningkat menjadi 19 siswa (86%) yang aktivitas belajarnya baik dan 3 siswa (14%) yang aktivitas belajarnya kurang. Dengan demikian melalui media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata Pelajaran IPS di kelas I SDN 2 Mananggu Kabuapaten Boalemo.

Berdasarkan pembahasan dan simpulan di atas, maka peneliti membeikan saran sebagai berikut :

1. Peneliti dan pengamat diharapakan memiliki persepsi yang sama sebelum diadakannya penelitian.

2. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dilakukan dalam proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media.

(10)

3. Diharapkan guru dapat membimbing siswa secara langsung dalam proses pembelajaran

4. Diharapkan kepada peneliti lainya dapat termotivasi dalam melakukan penelitian dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik guna meningkatkan aktivitas belajar siswa.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Djamarah,Syaiful Bahri 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta ; Rineka Cipta. Hamalik, Oemar.2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: bumi Akasara.

Makawimbang, Jerry H. 2011. Supervisi dan Peningakatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta ; Rajawali Pers.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta ; Rineka Cipta.

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

koffieenco.blogspot.com › Informasi Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan observasi ini dilakukan peneliti pada saat awal-awal pelaksanaan pembelajaran daring disekolah. Dari hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui proses wawancara dan observasi partisipan informasi yang telah didapatkan, peneliti menemukan beberapa data

Sebagai observasi awal peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pemustaka pada perpustakaan kampus B UNAIR, hasil dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti

Khusus untuk Teknik Industri Dosen Pembimbing Tesis sekaligus berfungsi sebagai dosen pembimbing akademik sehingga diharapkan dapat mengarahkan mahasiswa dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rute, pola operasi, spesifikasi kapal, serta fasilitas pendukung (tangki Timbun) yang optimun, dengan kriteria

Pada kasus yang ringan dan tidak rumit dapat diberikan terapi non farmakologis seperti tidur dengan posisi kepala lebih tinggi, mencegah makan 2 jam sebelum tidur,

Klasifikasi merupakan sebuah proses untuk mencari model atau fungsi yang menjelaskan dan membedakan kelas atau konsep dari data, dengan tujuan untuk menggunakan model dan