• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Human Immunodeficiency Virus (HIV), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), Karakteristik penderita, RSU Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci : Human Immunodeficiency Virus (HIV), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), Karakteristik penderita, RSU Negara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

KARAKTERISTIK PENDERITA HIV-AIDS DI KLINIK VCT RUMAH SAKIT UMUM NEGARA TAHUN 2013

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang memerlukan penanganan serius. Penyebab AIDS ini adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu retrovirus yang dalam perjalanannya akan menyebabkan timbulnya gejala-gejala oportunistik pada individu yang terinfeksi, karena jumlah sel imun yang semakin menurun

Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan metode deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan mengkaji secara langsung data penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara pada periode Januari 2013 hingga Desember 2013. Subjek penelitian berjumlah 57 penderita. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi, tabel silang, dan narasi.

Dari 57 kasus HIV-AIDS, 45 kasus (79%) diantaranya sudah memasuki fase AIDS. Menurut jenis kelamin didapat laki-laki sebanyak 34 (59,6%) dan perempuan 23 (40,4%). Penderita tertinggi terdapat pada kelompok umur 30 - 39 tahun sebanyak 23 (42,1%), pendidikan SMA sebanyak 31 (54,4%), suku Bali sebanyak 51 (91,2%), pekerjaan laki-laki wiraswasta sebanyak 12 (21%), pekerjaan perempuan ibu rumah tangga sebanyak 13 (22,8%) dan faktor risiko penularan heteroseksual sebanyak 40 (70,2%).

Penelitian ini dapat menunjukkan masih tingginya kasus HIV-AIDS di Kabupaten Jembrana, khususnya pada ibu rumah tangga, serta tingginya kasus AIDS menunjukkan perlunya peran aktif pemerintah, pihak-pihak sekolah, Puskesmas, maupun LSM dalam meningkatkan pemahaman HIV-AIDS bagi masyarakat, sehingga dapat menurunkan angka kejadian HIV-AIDS.

Kata Kunci : Human Immunodeficiency Virus (HIV), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), Karakteristik penderita, RSU Negara

(2)

ii ABSTRACT

CHARACTERISTICS OF HIV-AIDS PATIENTS ON VCT CLINIC NEGARA GENERAL HOSPITAL IN 2013

Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a health problem that requires serious treatment. AIDS caused by Human Immunodeficiency Virus (HIV) which is a retrovirus with ability to make several opportunistic symptomps to their host by reducing human immune response.

This study uses descriptive cross-sectional method. The result of this study were obtained by analyzing data of HIV-AIDS patients directly in VCT clinic Negara General Hospital during January 2013 to December 2013. The result presented in distributed tabular form, cross tables, and narrative.

From 57 HIV-AIDS cases obtained, 45 (79%) of them had entered the phase of AIDS. According to sex 34 men (59,6%) and 23 women (40,4%) obtained. The highest incidence based on age group is 30 - 39 years by 23 (42,1%), based on education is 31 high school education (54,4%), based on ethnic group is 51 Balinese ethnic group (91%), based on men job is 12 self-employed man (21%), based on women job is 13 housewife (22,8%), and based on risk factor is 40 heterosexual transmission (70,2%).

This study may indicate a high incidence of HIV-AIDS in Jembrana, especially hosewifes, as well as they who had entered AIDS phase. This result shows the need for an active role of the government, school stakeholders, health centers, and Non Government Organization (NGO) in improving the understanding of HIV-AIDS, reproduction health, as well as drugs for the community, so it can reduce the HIV-AIDS incidence.

Keywords: Human Immunodeficiency Virus (HIV), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), characteristic of patients, Negara General Hospital

(3)

iii RINGKASAN

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang memerlukan penanganan serius. Penyebab AIDS ini adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu retrovirus yang dalam perjalanannya akan menyebabkan timbulnya gejala-gejala oportunistik pada individu yang terinfeksi, karena jumlah sel imun yang semakin menurun.

Penularan HIV-AIDS terjadi akibat melalui cairan tubuh yang mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik homoseksual maupun heteroseksual, jarum suntik yang pada umumnya diantara pengguna narkoba, transfusi komponen darah, dan dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya. Tren dari tahun ke tahun menunjukkan penyebaran infeksi yang perlahan meningkat pada kelompok risiko rendah seperti ibu rumah tangga. Dalam terjadinya infeksi HIV-AIDS melibatkan banyak faktor seperti daya tahan tubuh, jumlah virus yang masuk, hingga lingkungan sekitar yang dipengaruhi oleh kehidupan sosial dan perilaku seorang individu.

Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan metode deskriptif. Data penelitian diperoleh dengan mengkaji secara langsung data penderita HIV-AIDS berupa buku registrasi pasien dan laporan bulanan pasien HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara pada periode Januari 2013 hingga Desember 2013. Setelah dilakukan inklusi maupun eksklusi, didapat subjek penelitian berjumlah 57 penderita. Data yang diperoleh kemudian di catat, diolah, dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi, tabel silang, dan narasi.

Dari 57 kasus HIV-AIDS, 45 kasus (79%) diantaranya sudah memasuki fase AIDS. Menurut jenis kelamin didapat laki-laki sebanyak 34 penderita (59,6%) dan perempuan 23 penderita (40,4%). Penderita tertinggi terdapat pada kelompok umur 30 - 39 tahun sebanyak 23 penderita (42,1%), pendidikan SMA sebanyak 31 penderita (54,4%), suku Bali sebanyak 51 penderita (91,2%), pekerjaan laki-laki wiraswasta sebanyak 12 penderita (21%), pekerjaan perempuan ibu rumah tangga sebanyak 13 penderita (22,8%) dan faktor risiko penularan heteroseksual sebanyak 40 penderita (70,2%).

Tingginya kasus pada laki-laki dapat terjadi karena kurangnya kesadaran menggunakan kondom ketika melakukan hubungan risiko tinggi (Juliastika, 2011), rendahnya kesadaran untuk melakukan sirkumsisi, adanya laki-laki migrant workers, dimana keadaan ekonomi menyebabkan pria bekerja jauh dari rumah dan keluarga mereka (Yuli, 2012). Pada usia muda didapatkan kasus HIV-AIDS lebih tinggi pada laki-laki. Ini dapat terjadi karena rasa ingin tahu laki-laki yang lebih besar untuk mencoba hal baru seperti melakukan hubungan seksual maupun menggunakan obat-obatan terlarang. Selain itu juga didapatkan penderita pada rentang usia pelajar yang perlu mendapat perhatian khusus. Tingginya kasus HIV-AIDS pada ibu rumah tangga yang merupakan kelompok risiko rendah dapat dikarenakan penularan langsung dari suami mereka ataupun dengan pria lain. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara jelas apa yang

(4)

iv

menjadi sumber penularan yang menyebabkan tingginya kasus HIV-AIDS pada ibu rumah tangga.

Menurut SEARO (2011), pada tahun 2003 - 2007 epidemi HIV-AIDS di Indonesia disebarkan oleh pekerja seks dan IDU. Namun sejak tahun 2008, heteroseksual menjadi lebih dominan. Salah satu hal yang dapat menyebabkan adalah beberapa pekerjaan seperti migrant workers yang menybabkan pria yang sudah menikah jauh dari pasangannya dan memutuskan untuk melakukan seks dengan pekerja seks juga dapat meningkatkan penyebaran HIV-AIDS melalui hubungan seks (Yuli, 2012)

Penelitian ini dapat menunjukkan masih tingginya kasus HIV-AIDS di Kabupaten Jembrana, khususnya pada ibu rumah tangga, serta tingginya kasus AIDS menunjukkan perlunya peran aktif pemerintah, pihak-pihak sekolah, Puskesmas, maupun LSM dalam meningkatkan pemahaman HIV-AIDS bagi masyarakat, sehingga dapat menurunkan angka kejadian HIV-AIDS.

(5)

v

SUMMARY

Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a health problem that requires serious treatment. AIDS caused by Human Immunodeficiency Virus (HIV) which is a retrovirus with ability to make several opportunistic symptomps to their host by reducing human immune response.

Transmission of HIV-AIDS is due through body fluids containing the virus is through sexual intercourse, whether homosexual or heterosexual, syringes which are generally among drug users, transfusion of blood components, and from an infected mother to infant birth. Trends from year to year shows the spread of infection that slowly increased in the low-risk group such as housewives. In the HIV-AIDS infection involves many factors such as the immune system, the amount of virus entry, to the environment that is influenced by social life and behavior of an individual.

This study uses descriptive cross-sectional method. The result of this study were obtained by analyzing data of registration book and monthly report of HIV-AIDS patients directly in VCT clinic Negara General Hospital during January 2013 to December 2013. After the inclusion and exclusion, obtained research subjects totaling 57 patients. Those data were recorded, processed, and presented in tabular form distribution, cross tables, and narrative

From 57 HIV-AIDS cases obtained, 45 (79%) of them had entered the phase of AIDS. According to sex 34 men (59,6%) and 23 women (40,4%) obtained. The highest incidence based on age group is 30 - 39 years by 23 (42,1%), based on education is 31 high school education (54,4%), based on ethnic group is 51 Balinese ethnic group (91%), based on men job is 12 self-employed man (21%), based on women job is 13 housewife (22,8%), and based on risk factor is 40 heterosexual transmission (70,2%).

High incidence in males may occur due to lack of awareness of using condoms when having high risk (Juliastika, 2011), lack of awareness to perform circumcision, the presence of male migrant workers, where the state of the economy led to him working away from home and their families (Yuli, 2012). At a young age found HIV-AIDS cases is higher in men. This can occur because of the curiosity of men are more likely to try new things such as sexual intercourse or use illegal drugs. It also found patients in the age range of students who need special attention. The high incidence of HIV-AIDS in housewives who are low risk group could be due to the direct transmission of their husbands or other men. However, further research is needed to know clearly what is the source of infections that lead to high incidence of HIV-AIDS among housewives.

According SEARO (2011), in the year 2003 to 2007 the HIV-AIDS epidemic in Indonesia is spread by sex workers and IDUs. However, since 2008, become more dominant heterosexual. One of the things that can cause is some work as migrant workers that bring a married man away from his partner and decided to have sex with sex workers also can increase the spread of HIV-AIDS through sex (Yuli, 2012).

(6)

vi

This study may indicate a high incidence of HIV-AIDS in Jembrana, especially hosewifes, as well as they who had entered AIDS phase. This result shows the need for an active role of the government, school stakeholders, health centers, and Non Government Organization (NGO) in improving the understanding of HIV-AIDS, reproduction health, as well as drugs for the community, so it can reduce the HIV-AIDS incidence.

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN………...iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 3 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi HIV-AIDS ... 4

2.2 Sejarah HIV-AIDS di Indonesia ... 4

2.3 Etiologi & Patogenesis HIV-AIDS ... 5

2.4 Epidemiologi ... .6

2.5 Determinan HIV-AIDS ... 8

2.6 Diagnosis ... 9

2.7 Faktor-faktor yang berhubungan dengan HIV-AIDS ... 9

BAB III. KERANGKA BEPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ... 13

3.2 Konsep Penelitian ... 13

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 16

4.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 16

4.2.1 Lokasi Penelitian ... 16

4.2.2 Waktu Penelitian ... 16

4.3 Subjek dan Sampel ... 16

4.3.1 Variabilitas Populasi ... 16

4.3.2 Kriteria Subjek ... 17

4.3.3 Besaran Sampel ... 17

4.3.4 Teknik Penentuan Sampel ... 18

4.4 Variabel ... 18

4.4.1 Identifikasi Variabel ... 18

4.4.2 Klasifikasi Variabel ... 19

4.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 19

4.5 Bahan dan Instrumen Penelitian ... 21

4.6 Protokol Penelitian ... 21

4.7 Analisis Data ... 22

4.8 Kelemahan Penelitian ... 22 BAB V. HASIL

(8)

viii 5.1 Kasus Baru ... 23 5.2 Karakteristik Penderita ... 24 5.2.1 Jenis Kelamin ... 24 5.2.2 Umur ... 24 5.2.3 Pendidikan ... 25 5.2.4 Pekerjaan ... 26 5.2.5 Suku ... 27

5.3 Faktor Risiko Penularan ... 27

5.4 Faktor Risiko Penularan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

5.5 Umur Berdasarkan Faktor Risiko Penularan ... 29

5.6 Suku Berdasarkan Faktor Risiko Penularan ... 29

5.7 Pekerjaan Berdasarkan Faktor Risiko Penularan ... 30

5.8 Pendidikan Terakhir Berdasarkan Faktor Risiko Penularan ... 31

BAB VI. PEMBAHASAN 6.1 Jenis Kelamin ... 32

6.2 Umur ... 33

6.3 Pendidikan ... 34

6.4 Suku ... 35

6.5 Pekerjaan ... 35

6.6 Faktor Risiko Penularan ... 36

BAB VII. KESIMPULAN & SARAN 7.1 Kesimpulan ... 38

7.2 Saran ... 39

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Jumlah Kasus Baru HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara ... 23 Tabel 5.2.1 Distribusi Proporsi Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara Berdasarkan Jenis Kelamin ... 24 Tabel 5.2.2 Distribusi Proporsi Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status HIV-AIDS ... 25 Tabel 5.2.3 Distribusi Proporsi Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 26 Tabel 5.2.4 Distribusi Proporsi Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara Berdasarkan Pekerjaan ... 26 Tabel 5.2.5 Distribusi Proporsi Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara Berdasarkan Suku ... 27 Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara

Berdasarkan Faktor Risiko Penularan ... 28 Tabel 5.4 Distribusi Faktor Risiko Penularan Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT

RSU Negara Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28 Tabel 5.5 Distribusi Umur Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara

Berdasarkan Faktor Risiko Penularan ... 29 Tabel 5.6 Distribusi Suku Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara

Berdasarkan Faktor Risiko Penularan ... 30 Tabel 5.7 Distribusi Pekerjaan Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT RSU Negara

Berdasarkan Faktor Risiko Penularan ... 30 Tabel 5.8 Distribusi Pendidikan Terakhir Penderita HIV-AIDS di Klinik VCT

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan panjang menaklukkan segala rintangan, melewati berbagai goncangan keputus-asaan dan tenggelam dalam samudra kegagalan yang

Rekso National Food melakukan penelitian lanjutan untuk mencari variabel apa yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan selain dari variabel dimensi kualitas

Hal ini menunjukkan bahwa inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif merupakan prediktor dari kinerja pemasaran sehingga UKM penting untuk memperhatikan dan

• Proses adjustment stock opname bisa dilakukan pada tanggal yang berbeda sehingga anda tidak perlu tutup toko seharian yang mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk menjual

Gaharu adalah salah satu hasil hutan non kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan kadar damar wangi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

4) Pelayanan yang cepat, tepat dan sederhana. 5) Penetapan prosedur operasional sesuai dengan asas penye- lenggaraan informasi publik.. Laporan Pengelolaan dan

• Penataan Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi sangat penting untuk memungkinkan forest management dapat dilakukan secara lestari, sehingga luasan areal antara areal hijau / hutan

Karena nilai signifikansi 0,775 > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh pelanggan PLN di kota yang signifikan dengan interaksi model fak- tor kebebasan, faktor kemudahan dan faktor