• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inovasi, Adopsi e-commerce, Dan Keunggulan Kompetitif Terhadap Kinerja Pemasaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Inovasi, Adopsi e-commerce, Dan Keunggulan Kompetitif Terhadap Kinerja Pemasaran"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

347| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI)

When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk

ISBN 978-602-17225-7-2. http://fkbi.akuntansi.upi.edu/

Pengaruh Inovasi, Adopsi e-commerce, Dan Keunggulan Kompetitif

Terhadap Kinerja Pemasaran

I Putu Yadnya1, I Wayan Santika2

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Indonesia

yadnyaputu@gmail.com1, iwayansantika@unud.ac.id2

Abstract. This research is motivated by the declining competitiveness of the Indonesian Nation, including the competitiveness of Small and Medium Enterprises (SMEs) in the midst of business competition in the globalization era. The purpose of this research is to analyze the influence of innovation, e-commerce adoption, and competitive advantage to marketing performance of SMEs in Denpasar. This research is conducted with quantitative approach, both descriptive and associative with the respondents are SME entrepreneurs in Denpasar. Sampling method in this research is non probability sampling. Data were collected from 85 respondents i.e. SMEs in Denpasar who have used e-commerce. The result of the research shows that innovation has a positive and significant effect to marketing performance, e-commerce adoption has a positive and significant effect to marketing performance, and competitive advantage has a positive and significant effect to marketing performance.

Keywords: innovation; e-commerce adoption; competitive advantage; marketing performance; SMEs.

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penurunan daya saing Bangsa Indonesia termasuk daya saing Usaha Kecil Menengah (UKM) di tengah ketatnya persaingan bisnis pada era globalisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif terhadap kinerja pemasaran pada UKM di Denpasar. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, baik deskriptif maupun asosiatif dengan responden adalah pengusaha UKM yang ada di Denpasar. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Data dikumpulkan dari 85 responden yaitu UKM di Denpasar yang telah menggunakan e-commerce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran, adopsi e-commerce berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran, dan keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran.

Kata Kunci: inovasi; adopsi e-commerce; keunggulan kompetitif; kinerja pemasaran; UKM .

Corresponding author. yadnyaputu@gmail.com, iwayansantika@unud.ac.id

Copyright©2017. Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

348 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017 PENDAHULUAN

Dunia bisnis mengalami perkembangan yang cepat dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Kondisi tersebut membuat pelaku usaha untuk memanfaatkan semua potensi dan peluang yang dimilikinya, mengatasi kelemahan dan ancaman yang dihadapinya, memiliki keunggulan kompetitif, dan menjalin serta meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Era global saat ini membuat tantangan dan persaingan semakin tajam dalam merebut pangsa pasar sehingga perusahaan dituntut untuk memberdayakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien agar memiliki keunggulan bersaing.

Tingginya tingkat persaingan yang ada tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar tetapi juga dialami oleh perusahaan kecil menengah di Indonesia. Lebih dari 95% perusahaan di Negara Berkembang adalah Usaha Kecil Menengah (OECD, 2012). Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia pada Tahun 2013 adalah 55,2 juta unit UKM berkembang menjadi 57,9 juta unit pada Tahun 2014, menyumbang 60% PDB, dan menampung 97% tenaga kerja (Wikipedia, 2016). Dengan jumlahnya yang besar, UKM merupakan tulang punggung Indonesia dalam menopang perekonomian nasional, menyediakan lapangan kerja sekaligus menyerap penggangguran. Meskipun demikian, potensi besar yang dimiliki oleh UKM tidak diimbangi dengan kemampuan bersaing. Tambunan (2008) mengungkapkan suatu fakta bahwa daya saing yang rendah dari UKM menyebabkan kelompok ini mengalami kesulitan dalam meningkatkan output-nya. Beberapa peneliti menjelaskan bahwa ketidakmampuan UKM dalam meningkatkan daya saing disebabkan karena UKM memiliki berbagai keterbatasan, seperti kurangnya kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, kurang cekatan dalam mengantisipasi peluang usaha, kurangnya kreativitas, dan kurangnya inovasi dalam mengantisipasi berbagai tantangan lingkungan (Mustikowati, 2014). Secara global, daya saing Indonesia mengalami penurunan 4 peringkat ke posisi 41 berdasarkan indeks daya saing

global Tahun 2016 (Kompas, 2016). Turunnya daya saing ini merupakan tantangan berat bagi Bangsa Indonesia termasuk UKM untuk bisa bersaing dengan UKM dari negara lain.

Peningkatan daya saing UKM menjadi suatu upaya yang penting untuk meningkatkan kinerja UKM. Porter (1990) menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah jantung kinerja pemasaran untuk menghadapi persaingan. Keunggulan kompetitif diartikan sebagai strategi menguntungkan dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih efektif dalam pasarnya. Porter menyatakan bahwa keunggulan kompetitif merupakan kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. Strategi ini didesain untuk mewujudkan keunggulan kompetitif yang terus menerus sehingga perusahaan dapat mendominasi baik di pasar lama maupun pasar baru. Keunggulan kompetitif pada dasarnya tumbuh dari nilai-nilai atau manfaat yang diciptakan oleh perusahaan bagi para pembelinya. Pelanggan umumnya lebih memilih membeli produk yang memiliki nilai lebih dari yang diinginkan atau diharapkannya. Namun demikian nilai tersebut juga akan dibandingkan dengan harga yang ditawarkan. Pembelian produk akan terjadi jika pelanggan menganggap harga produk sesuai dengan nilai yang ditawarkannya.

Peningkatan kinerja perusahaan termasuk UKM selain diupayakan dengan meningkatkan daya saing juga dapat dicapai salah satunya melalui inovasi (Mahesh dan James, 2008). Inovasi merupakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 Tahun 2002). Hubungan antara inovasi dengan kinerja perusahaan, menurut Lin dan Chen (2007), Mahesh dan James (2008) adalah bahwa inovasi menjadi

(3)

349| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

salah satu kegiatan yang paling menciptakan nilai inti dan senjata kompetitif bagi perusahaan dan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Namun terdapat pendapat lain dari hasil penelitian Darroch (2005) yaitu bahwa inovasi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik yang diukur dengan kinerja keuangan maupun non keuangan. Ia menjelaskan bahwa inovasi yang tinggi baik itu inovasi proses maupun inovasi produk akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui keunggulan kompetitif.

Tujuan utama dari inovasi produk adalah untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Han et al., 1998). Pelanggan umumnya menginginkan produk-produk yang inovatif sesuai dengan keinginan mereka. Bharadwaj et al. (1993) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk terus melakukan inovasi terhadap produk-produknya akan menjaga produk tersebut tetap sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Bagi perusahaan, keberhasilannya dalam melakukan inovasi produk berarti perusahaan tersebut selangkah lebih maju dibanding dengan pesaingnya. Hal ini menuntut kepandaian perusahaan dalam mengenali selera pelanggannya sehingga inovasi yang dilakukannya pada akhirnya memang sesuai dengan keinginan pelanggannya. Hasil penelitian Gozali (2015) menyatakan bahwa inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil berbeda diperoleh dari penelitian Nurtiah (2016) yang menyatakan bahwa inovasi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Selain inovasi, penggunaan teknologi informasi seperti adopsi terhadap e-commerce juga dapat menjadi pengungkit (leverage) di pasar untuk meningkatkan daya saing perusahaan (McLeod, 2001). Berkembangnya e-commerce membuat konsumen lebih mudah untuk mengetahui informasi dan melakukan pembelian produk dimana dan kapan pun mereka berada. Dengan fasilitas ini perusahaan dapat memperluas jangkauan penjualan produknya, dan hal ini juga membuka peluang

bagi para pengusaha UKM (Darwin, 2012). Penelitian Yulimar (2008) menguji hubungan antara adopsi e-commerce dengan kinerja perusahaan dimana diperoleh bukti empiris bahwa hubungan kedua variabel tersebut terbukti yaitu semakin tinggi adopsi e-commerce maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Venkat (2000) dan Kraemer et al. (2002). Penelitian Fatmariani (2011) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu bahwa pengaruh adopsi e-commerce terhadap kinerja UKM sebagai suatu upaya untuk meningkatkan daya saing dan daya tumbuh UKM-UKM di Kota Palembang hanya sebesar 18% saja. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh adopsi e-commerce terhadap kinerja UKM masih rendah.

Beberapa literatur menyatakan bahwa keunggulan kompetitif dapat meningkatkan kinerja perusahaan seperti penelitian Setyawati et al. (2016) yang menyatakan bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis pada UKM di Purwokerto, serta penelitian Nurtiah (2015) yang menyatakan bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktivitas proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi yang diukur dengan tiga indikator yaitu volume penjualan, pertumbuhan pelanggan, dan kemampulabaan (Ferdinand, 2003). Hasil penelitian Li (2006) menunjukkan adanya pengaruh positif antara keunggulan kompetitif dengan kinerja pemasaran yang diukur melalui volume penjualan, tingkat keuntungan, pangsa pasar, dan return on investment. Hasil penelitian yang sama diperoleh Supranoto (2009) yang menyatakan bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui orientasi pasar, inovasi, dan orientasi kewirausahaan, dimana keunggulan kompetitif yang dihasilkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja pemasaran.

Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil penelitian sebelumnya maka dilakukan penelitian untuk mengetahui

(4)

350 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

pengaruh inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif terhadap Kinerja Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di Denpasar.

KAJIAN LITERATUR E-commerce

E-commerce merupakan konsep yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang pada internet atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban et al, 2002). Menurut Laudon (2012), e-commerce adalah kegiatan melakukan transaksi bisnis secara online melalui media internet dan perangkat-perangkat yang terintegrasi dengan internet. E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen, manufaktur, service provider dan pedagang perantara dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer yaitu internet. Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari e-commerce adalah segala bentuk transaksi perdagangan/ perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mendefinisikan perdagangan secara elektronik atau dikenal dengan electronic commerce (ecommerce) adalah segala bentuk transaksi bisnis yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (kemenkeu.go.id, 2014). Namun, seiring perkembangan waktu, definisi commerce menjadi meluas. Saat ini, e-commerce diartikan tidak hanya penjualan dan pembelian melalui internet semata tetapi juga mencakup pelayanan pelanggan online dan pertukaran dokumen bisnis.

DJP telah memetakan empat model transaksi e-commerce, yaitu Online Marketplace, Classified Ads, Daily Deals, dan Online Retail (kemenkeu.go.id, 2014). Online Marketplace adalah kegiatan menyediakan tempat kegiatan usaha berupa toko internet sebagai Online Marketplace Merchant untuk menjual barang dan/atau jasa. Dalam model transaksi ini, ada imbalan, dalam bentuk rent fee atau registration fee, atas jasa penyediaan tempat dan/atau waktu memajang iklan barang dan/atau jasa dan melakukan penjualan di toko

internet melalui mal internet. Selain itu, ada sejumlah uang yang dibayarkan oleh Online Marketplace Merchant ke penyelenggara Online Marketplace sebagai komisi atas jasa perantara pembayaran atas penjualan barang dan/atau jasa.

Inovasi

Inovasi adalah proses kreasi yang menghasilkan sesuatu yang baru yang bermakna bagi individu, kelompok, organisasi, industri, dan masyarakat. Inovasi dapat diartikan sebagai proses pengembangan produk baru, produk baru itu sendiri, maupun proses mengadopsi produk baru (Zaltman 1973 dalam Verbees 2004). Inovasi merupakan hal yang penting dalam dunia usaha seiring dengan meningkatnya persaingan dan tuntutan konsumen. Inovasi digunakan untuk mengembangkan produk yang berbeda dengan para pesaing. Adanya kesamaan tampilan produk sejenis dari pesaing merupakan faktor pendorong terjadinya inovasi produk, biasanya produk pesaing itu muncul tanpa mengalami perubahan yang berarti bahkan cenderung statis. Keadaan tersebut dapat menjadi hal yang menguntungkan, karena persaingan yang timbul dengan munculnya produk pesaing dapat diatasi dengan melakukan inovasi produk.

Inovasi produk merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk selangkah lebih maju dibandingkan dengan produk pesaing. Apabila produk tersebut memiliki suatu kelebihan yang dipandang sebagai nilai tambah bagi konsumen. Pengembangan produk baru dan strategisnya yang lebih efektif seringkali menjadi penentu keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan, tetapi ini bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Pengembangan produk baru memerlukan upaya, waktu dan kemampuan termasuk besarnya risiko dan biaya kegagalan. Song dan Parry (1997, p.64) menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru (hingga suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibanding dengan produk lain sejenis). Hal ini juga sejalan dengan pendapat

(5)

351| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Cooper (2000 p. 38) bahwa keunggulan produk baru sangat penting dalam lingkaran pasar global yang sangat bersaing. Keunggulan tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi yang dihasilkan sehingga akan mempunyai keunggulan dipasar yang selanjutnya akan menang dalam persaingan.

Wahyono (2002) menjelaskan bahwa inovasi yang berkelanjutan dalam suatu perusahaan merupakan kebutuhan dasar yang pada gilirannya akan mengarah pada terciptanya keunggulan kompetitif. Secara konvensional, istilah inovasi dapat diartikan sebagai terobosan yang berkaitan dengan produk-produk baru. Namun seiring dengan perkembangan yang terjadi, pengertian inovasi juga mencakup penerapan gagasan atau proses yang baru. Inovasi juga dipandang sebagai mekanisme perusahaan dalam beradaptasi dengan lingkungannya yang dinamis. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah memaksa perusahaan untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru, dan menawarkan produk-produk inovatif. Dengan demikian inovasi semakin memiliki arti penting bukan saja sebagai suatu alat untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan melainkan juga untuk unggul dalam persaingan.

Keunggulan Kompetitif

Pada dasarnya setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu lingkungan industri mempunyai keinginan untuk dapat lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Umumnya perusahaan menerapkan strategi bersaing ini secara eksplisit melalui kegiatan-kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan yang ada. Pemikiran dasar dari penciptaan strategi bersaing berawal dari pengembangan formula umum mengenai bagaimana bisnis akan dikembangkan, apakah sebenarnya yang menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian keunggulan kompetitif (competitive advantage) sendiri memiliki dua arti yang berbeda tetapi saling berhubungan. Pengertian pertama menekankan pada keunggulan atau superior dalam hal sumber daya dan keahlian yang dimiliki perusahaan.

Bharadwaj et al (1993, p. 83-84) menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif merupakan hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keahlian dan asset yang unik dipandang sebagai sumber dari keunggulan kompetitif. Keahlian unik merupakan kemampuan perusahaan untuk menjadikan para karyawannya sebagai bagian penting dalam mencapai keunggulan kompetitif. Kemampuan perusahaan dalam mengembangkan keahlian para karyawannya dengan baik akan menjadikan perusahaan tersebut unggul dan penerapan strategi yang berbasis sumber daya manusia akan sulit untuk ditiru oleh para pesaingnya. Sedang asset atau sumber daya unik merupakan sumber daya nyata yang diperlukan perusahaan guna menjalankan strategi bersaingnya. Kedua sumber daya ini harus diarahkan guna mendukung penciptaan kinerja perusahaan yang berbiaya rendah dan memiliki perbedaan (diferensiasi) dengan perusahaan lain.

Kinerja Pemasaran

Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari proses aktivitas pemasaran secara menyeluruh dari sebuah organisasi (Yudith, 2005). Adapun kinerja pemasaran seperti disebutkan oleh Ferdinand (2000) menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan. Selanjutnya Ferdinand juga menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, dan porsi pasar.

Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktivitas proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pemasaran dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Ferdinand (2000) yaitu, pertama, volume penjualan, yaitu volume atau jumlah penjualan produk yang berhasil dicapai oleh perusahaan. Kedua, pertumbuhan pelanggan, yaitu tingkat pertumbuhan pelanggan yang berhasil dicapai oleh perusahaan. Ketiga, kemampulabaan, yaitu besarnya keuntungan

(6)

352 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

penjualan produk yang berhasil diperoleh oleh perusahaan.

METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Konsep Penelitian

Dalam penelitian ini menganalisis hubungan antara inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif terhadap kinerja pemasaran. Berdasarkan konsep kerangka pemikiran yang menjelaskan keterkaitan masing-masing variabel, maka disusun kerangka konseptual seperti pada Gambar 1.

Hipotesis

Beberapa tinjauan literatur menunjukkan bahwa inovasi, adopsi e-commerce, dan

keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Yulimar (2006) menguji hubungan antara adopsi e-commerce dengan kinerja perusahaan dimana diperoleh bukti empiris bahwa hubungan kedua variabel tersebut terbukti sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi pengadopsian e-commerce maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat.

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian

Sumber: Wahyono (2002), Yulimar (2008), Porter (1990), Ferdinand (2003)

Tabel 1

Variabel dan indikator penelitian

Variabel Indikator Sumber

Inovasi (X1)

 Perbaikan manajemen usaha (X1.1)

 Perbaikan mutu produk (X1.2)

 Perbaikan proses produksi (X1.3)

 Peralihan teknologi (X1.4)

 Mengembangkan diferensiasi produk (X1.5)

Wahyono (2002)

Adopsi e-commerce (X2)

 Untuk aktivitas pemasaran umum (X2.1)

 Untuk meneliti pasar (X2.2)

 Untuk penetrasi internasional (X2.3)

Yulimar (2008) E-commerce Adoption Competitive Advantage Marketing Performance Innovation

(7)

353| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

 Untuk transaksi bisnis (X2.4) Keunggulan

kompetitif (X3)

 Memiliki keunikan produk (X3.1)

 Produk berkualitas (X3.2)  Harga bersaing (X3.3)  Pasar berkembang (X3.4) Porter (1990) Kinerja pemasaran (Y)

 Peningkatan volume penjualan (Y1)

 Peningkatan jumlah pelanggan (Y2)

 Peningkatan pangsa pasar (Y3)

 Kemampulabaan (Y4)

Ferdinand (2003)

Sumber: Wahyono (2002), Yulimar (2008), Porter (1990), Ferdinand (2003)

Penelitian Setyawati et al. (2016) menyatakan bahwa inovasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis dan demikian juga keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis pada UKM di Purwokerto. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Lin dan Chen (2007), Mahesh dan James (2008) yang mengkaji hubungan antara inovasi dengan kinerja bisnis yaitu diperoleh bahwa semakin tinggi tingkat inovasi perusahaan maka semakin tinggi kinerja bisnis perusahaan. Mereka juga berpendapat bahwa sampai hari ini inovasi tetap menjadi salah satu kegiatan yang paling menciptakan nilai inti dan senjata kompetitif bagi perusahaan yang beroperasi di bisnis nasional dan internasional. Namun terdapat pendapat lain dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Darroch (2005). Dalam penelitiannya, dinyatakan bahwa inovasi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik yang diukur dengan kinerja keuangan maupun non keuangan. Darroch (2005) menjelaskan bahwa inovasi yang tinggi baik itu inovasi proses maupun inovasi produk akan dapat meningkatkan kinerja bisnis dengan melalui keunggulan kompetitif. Demikian juga dengan penelitian Fatmariani (2011) menghasilkan bahwa interaksi antara adopsi e-commerce dengan inovasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja UKM. Sedangkan penelitian Gozali (2015) kembali menguatkan bahwa inovasi berpengaruh positif dan signifikan kinerja pemasaran.

Berdasarkan kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H1: inovasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran; H2: adopsi e-commerce berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran; H3: keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh selama pengumpulan data di lapangan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi yang digunakan untuk menyajikan karakteristik responden, sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang dirumuskan.

Analisis regresi linear berganda adalah alat statistika yang tujuannya untuk membantu memperkirakan atau memprediksi nilai suatu variabel terikat dari beberapa variabel yang bebas. Apabila persamaan regresinya sudah diketahui, maka dengan memasukkan nilai variabel X pada persamaan regresi maka nilai variabel Y bisa diperkirakan. Persamaan umum regresi linear adalah:

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 ... + βnXn + e; dimana: Y adalah variabel terikat, X adalah variabel bebas, α adalah konstanta, β adalah koefisien regresi, n adalah jumlah variabel bebas, e adalah error term.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Karakteristik responden dilihat dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, posisi/jabatan responden, jenis usaha UKM, badan hukum UKM, tempat usaha, jumlah karyawan, dan lama menggunakan

(8)

e-354 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

commerce. Seperti ditunjukkan oleh Tabel 2, persentase responden paling besar adalah pria (61,2%), berusia antara 26 sampai 35 tahun (41,2%), dan pendidikan terakhir SMA (57,6%). Usaha Kecil Menengah (UKM) di Denpasar yang sudah menggunakan

e-commerce sebagian besar adalah industri makanan (34,1%), jumlah karyawan 1-10 orang (81,2%), dengan lama sudah menggunakan e-commerce antara 1-3 tahun yang lalu yaitu sebanyak 44,7%.

Tabel 2

Karakteristik responden

No Karakteristik Keterangan

1 Jenis Usaha UKM

 Industri kerajinan  Industri pariwisata  Industri pertanian  Industri makanan  Industri tekstil 20 % 22,4 % 3,5 % 34,1 % 20 % 2 Badan hukum UKM

 PT  CV  Koperasi  UD  Lainnya 9,4 % 18,8 % 3,5 % 27,1 % 41,2 % 3 Tempat usaha  Di rumah

 Di tempat bisnis sendiri

47,1 % 52,9 % 4 Jumlah karyawan  1-10  11-50  51-100  101-200 81,2 % 14,1 % 3,5 % 1,2 % 5 Lama menggunakan e-commerce

 Dalam 1 tahun terakhir

 Antara 1-3 tahun yang lalu

 Lebih dari 3 tahun

35,3 % 44,7 % 20 % 6 Jenis Kelamin  Pria 61,2 %  Wanita 38,8 % 7 Usia responden  17-25 tahun 11,8 %  26-35 tahun 41,2 %  36-45 tahun 28,2 %  46-55 tahun 16,5 %  56 tahun ke atas 2,4 % 8 Pendidikan  SMA/SMK 57,6 %

(9)

355| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017  Diploma 10,6 %  S1 28,2 %  S2 3,5 % 9 Posisi/jabatan responden  Pemilik 58,8 %  Manajer 7,1 %

 Pemilik dan manajer 23,5 %

 Lainnya 10,6 %

Sumber: Data diolah, 2017

Tabel 3

Hasil signifikansi nilai thitung (variabel terikat kinerja pemasaran)

Variabel Beta t Sig.

Inovasi Adopsi e-commerce Keunggulan kompetitif 0,223 0,349 0,380 2,526 4,225 4,347 0,013 0,000 0,000

Sumber: Data diolah, 2017 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda diolah dengan program SPSS dengan variabel terikat Kinerja Pemasaran (Y). Tabel 3 menunjukkan hasil analisis regresi linear berganda dengan variabel terikat Kinerja Pemasaran (Y), sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y=0,223X1+0,349X2+0,380X3+e. Berdasarkan persamaan regresi maka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut. (i) Inovasi memiliki koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,223, maka nilai positif ini menunjukkan bahwa inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. (ii) Adopsi e-commerce memiliki koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,349, maka nilai positif ini menunjukkan bahwa adopsi e-commerce berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. (iii) Keunggulan kompetitif memiliki koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,380, maka nilai positif ini menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran.

Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 45,336 dengan signifikan F atau P value 0,000 kurang dari α = 0,05, ini berarti model yang digunakan adalah layak dan mampu memprediksi atau menjelaskan fenomena yang diteliti. Besarnya Adjusted R2

adalah sebesar 0,827. Ini berarti variasi kinerja pemasaran dapat dijelaskan oleh variasi inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif sebesar 82,7 persen, sedangkan sisanya sebesar 17,3 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan oleh Tabel 3, dapat dijelaskan hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut: (i) Pembahasan Hipotesis 1. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi t uji dua sisi untuk variabel inovasi sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 dengan koefisien regresi positif 0,223. Ini menunjukkan bahwa Hipotesis 1 diterima, yang berarti bahwa inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Pengaruh positif ini memberi makna bahwa semakin meningkat inovasi maka semakin meningkat kinerja pemasaran pada UKM di Denpasar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Setyawati et al. (2016) yang menyatakan bahwa inovasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan kinerja bisnis. Hal yang sama juga diperoleh dari hasil penelitian Lin dan Chen (2007) dan Mahesh dan James (2008)

(ii) Pembahasan Hipotesis 2. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi t uji

(10)

356 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

dua sisi untuk variabel adopsi e-commercesebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 dengan koefisien regresi positif 0,349. Ini menunjukkan bahwa Hipotesis 2 diterima, yang berarti bahwa adopsi e-commerce berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Pengaruh positif ini memberi makna bahwa semakin meningkat tingkat adopsi e-commerce maka semakin meningkat kinerja pemasaran pada UKM di Denpasar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yulimar (2006) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengadopsian e-commerce maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Hal yang sama juga diperoleh dari hasil penelitian Venkat (2000) dan Kraemer et al. (2002). Hasil penelitian Gozali (2015) juga menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran.

(iii) Pembahasan Hipotesis 3. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi t uji dua sisi untuk variabel keunggulan kompetitif sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 dengan koefisien regresi positif 0,380. Ini menunjukkan bahwa Hipotesis 3 diterima, yang berarti bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Pengaruh positif ini memberi makna bahwa semakin meningkat daya saing maka semakin meningkat kinerja pemasaran pada UKM di Denpasar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Setyawati et al. (2016) yang menyatakan bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis. Penelitian Li (2006) dan Supranoto (2009) juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara keunggulan kompetitif dengan kinerja pemasaran.

SIMPULAN

Simpulan penelitian ini adalah inovasi berpengaruh langsung terhadap kinerja pemasaran sehingga semakin meningkat inovasi pada UKM maka semakin meningkat kinerja pemasaran UKM tersebut. Demikian juga dengan adopsi e-commerce berpengaruh langsung terhadap kinerja pemasaran sehingga semakin meningkat pengadopsian e-commerce

oleh UKM maka semakin meningkat kinerja pemasaran UKM tersebut. Terakhir, keunggulan kompetitif berpengaruh langsung terhadap kinerja pemasaran sehingga semakin meningkat daya saing UKM maka semakin meningkat pula kinerja pemasaran UKM tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif merupakan prediktor dari kinerja pemasaran sehingga UKM penting untuk memperhatikan dan meningkatkan inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif supaya kinerja pemasaran meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Bharadwaj, S.G., Varadarajan, P.R., Fahly, J. 1993. Sustainable Competitive Advantage in Service Industries: A Conceptual Model and Research Propositions. Journal of Marketing. Vol.57, Oktober, pp.83-99.

Ferdinand, Augusty. 2003. “Sustainable

Competitive Advantage: Sebuah

Eksplorasi Model konseptual”.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang

Gozali, I. dan Nugraha, A. 2015. Analisis kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing. Prosiding seminar nasional & call for papers 2015 Han et al. 1998. Market Orientation and Organizational Performance: Is Innovation a missing link? Journal of Marketing.4: 30-45

Holban, Ionica. 2010. Innovation - a way of increasing small and medium sized tourism enterprises competitiveness. Romanian Economic and Business Review 5.2 (Summer 2010): 156-161. Ibrahim, E., Haseba, H. Jonathan, M., and

Abou-Shouk, M.A. 2016. Levels of Business to Business E-Commerce Adoption and Competitive Advantage in Small and Medium-Sized

(11)

357| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Enterprises: A Comparison Study between Egypt and the United States.

Journal of Global Information

Technology Management. 2016, VOL. 19, NO. 1, 6–25.

Kemenkeu.go.id. Menyasar pajak transaksi e-commerce. 9 Juni 2014. http://www.kemenkeu.go.id/Artikel/m enyasar-pajak-transaksi-e-commerce Kompas. 2016. Posisi Daya Saing Indonesia

Turun. Harian Kompas edisi 30 September 2016, halaman 19.

Kraemer, K. L.; Gibbs, J. dan Dedrick, J., 2002, Impacts of Globalization on E-Commerce Adoption and Firm Performance: A Cross-Country Investigation,

http://www.crito.uci.edu.

Laudon, K.C. dan Traver, C.G. 2012. E-commerce 8th. United States of America: Pearson Education.

Li, Suhong et al. 2006. The Impact of Supply Chain Management Practices on Competitive Advantage and Organizational Performance. The International Journal of Management Science. 107-124.

Lin, Carol Yeh-Yun dan Mavis Yi-Ching Chen. 2007. Does Innovation Lead to Performance? Management Research News. 30 (2): 115-132.

Mahesh, C. dan Neelankavil P. James. 2008. Product Development and Innovation and Innovation for Developing Countries: Potential and Challenges. Journal of Management Development. 7 (10): 1017-1025

McLeod, Raymond. 2001. Management information system.

Mustikowati, I.R. 2014. Orientasi kewirausahaan, inovasi, dan strategi

bisnis untuk meningkatkan kinerja perusahaan. MODERNISASI, Volume 10, Nomor 24 1, Februari 2014. Nurtiah. 2016. Pengaruh orientasi pasar dan

manajemen pengetahuan terhadap kinerja pemasaran. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen. Volume 6 (2), Oktober 2016

OECD. 2012. Small and Medium-sized

Enterprises: Technology and

Competitiveness. Paris: Organisation for Economic Co-operation and Development.

Porter, Michael, E. 1990. Competitif

Strategy. The FreePress, New York. P. 20.

Song, X.M. and Parry, M.E. 1997. The Determinants of Japanese New Product Successes. Journal of Marketing Research. Vol. XXXIV Februari 1997. Pp. 64-76.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Supranoto, M. 2009. Strategi Menciptakan Keunggulan Bersaing Produk melalui Orientasi Pasar, Inovasi, dan Orientasi Kewirausahaan Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pemasaran.

Tesis. Universitas Diponegoro,

Semarang.

Tambunan, Tulus, 2008, Ukuran Daya Saing Koperasi Dan UKM. Study RPJM Nasional Tahun 2010-2014 Bidang Pemberdayaan Koperasi dan UKM, Bappenas.

Turban, Efraim; King, David; Lee, Jae; Warkentin, Merrill; Chung, H. Michael. (2002). Electronic Commerce: A Managerial Perspective (International Edition), p. 4.

(12)

358 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Venkat, R. 2000. A Study on the Impact of Business-to-Business E-Commerce in Canada,

http://www.pmac.ca/PDF/ste%20mary s%study.pdf.

Wahyono. 2002. Orientasi Pasar dan Inovasi:

Pengaruhnya Terhadap

KinerjaPemasaran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia.Vol.1, No.1.

Wikipedia. 2016. Usaha Kecil menengah. 28

Juni 2016.

https://en.wikipedia.org/wiki/E-

Commerce_and_E-Business/Concepts_ and_Definitions. Yulimar, V.A. dan Setiawan, A. 2008. Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian electronic commerce dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4- 1 Proses Bisnis Usulan Penjualan Bahan Kain Tujuan dari proses bisnis ini yaitu untuk mengetahui suatu proses penjualan bahan kain. Aktor dari proses bisnis input

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengajaran materi nominalisasi dan penerapannya dalam tulisan ilmiah terbukti mampu membuat tulisan tersebut memiliki tingkat

Pada Tabel 5, faktor-faktor pembatas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Desa Hamparan Perak yang perlu diperbaiki adalah pH, C-organik dan N-total

Kinerja perekonomian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang digambarkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

Dalam strategi perancangan, media yang digunakan adalah karya fotografi fashion karena batik merupakan salah satu tren fashion Indonesia, dan dunia fashion tidak

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 02 Tahun 2005 tentang Retribusi Izin Gangguan (Lembaran Daerah

Tahap pertama adalah pemotongan secara horizontal dengan menggunakan Cross Cutter dengan cara menggoreskan kaca, dalam proses penggoresan kaca, pada mata pisau dilengkapi

Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan bantuan software 3D untuk membuat gambar sebuah ruangan yang terdistorsi, Lalu dua orang calon komikus profesional akan