• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAFTARAN DAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAFTARAN DAN PENETAPAN CAGAR BUDAYA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAFTARAN

DAN PENETAPAN

CAGAR BUDAYA

(2)

Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

(3)

Undang-undang memerintahkan bahwa setiap Objek Yang Diduga Cagar Budaya wajib didaftarkan kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota) untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya.

Pendaftarannnya dapat dilakukan oleh setiap orang atau instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

(4)

BAB VI

REGISTER NASIONAL CAGAR BUDAYA Bagian Kesatu

Pendaftaran Pasal 28

Pemerintah kabupaten/kota bekerja sama dengan setiap orang dalam melakukan Pendaftaran. Pasal 29

1. Setiap orang yang memiliki dan/atau menguasai Cagar Budaya wajib mendaftarkannya kepada pemerintah kabupaten/kota tanpa dipungut biaya.

2. Setiap orang dapat berpartisipasi dalam melakukan pendaftaran terhadap benda, bangunan, struktur, dan lokasi yang diduga sebagai Cagar Budaya meskipun tidak memiliki atau

menguasainya.

3. Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan pendaftaran Cagar Budaya yang dikuasai oleh Negara atau yang tidak diketahui pemiliknya sesuai dengan tingkat kewenangannya.

4. Pendaftaran Cagar Budaya di luar negeri dilaksanakan oleh perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

5. Hasil pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) harus dilengkapi dengan deskripsi dan dokumentasinya.

6. Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak didaftarkan oleh pemiliknya dapat diambil alih oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

(5)

Penemuan Pendaftaran Penetapan Cagar Budaya Penghapusan Pemilikan/ Penguasan Pendaftaran

Tim Ahli Register Nasonal

SK Cagar BUdaya Surat Pemilikan Pemeringkatan Pencarian Larangan Pengawasan dan Penyidikan Pidana Pelindungan Pengembangan Pemanfaatan Kewenangan Pendanaan Hak dan Kewajiban 2 3 4 5 1

Pendaftaran dan Penetapan

Hak dan Kewajiban

Pelestarian

Pengelolaan

Larangan dan Pidana

Total 13 Bab terdiri dari 120 pasal

(6)

Penemuan Pemilikan/ Penguasan Cagar Budaya Tim Ahli Register Nasonal SK Cagar BUdaya Surat Kepemilikan Pencarian Pendaftaran Populasi Kajian Rekomendasi Penetapan Penghapusan Peringkat Kepala Daerah Penetapan Tanda Bukti Peringkat Tingkat Tim Pengolah Data Pendaftar

(7)

Penemuan

Pendaftaran PENETAPAN DAN

PENGHAPUSAN CAGAR BUDAYA Rekomendasi Pemilikan/ Penguasan Pendaftar TIM AHLI Register Nasonal Pencarian 1 Kelayakan Objek Sebagai Cagar Budaya Pemeringkatan Penghapusan TIM PENDAFTARA N Menteri, Gubernur, Bupati, atau Wali Kota TENAGA AHLI 2 3 5 6

[Butuh keahlian dan keterampilan]

[Dikelola = yang telah ditetapkan sebagai CB]

4

SKEMA PROSES PENDAFTARAN HINGGA PENETAPAN CAGAR BUDAYA

(8)

1

PENDAFTAR

Adalah setiap orang (perseorangan, kelompok orang, masyarakat, badan usaha berbadan hukum, dan/atau badan usaha bukan berbadan hukum), instansi Pemerintah, atau instansi Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, atau Kota) yang menyampaikan permohonan kepada Menteri, Gubernur, Bupati, atau Wali Kota untuk dapat menetapkan Objek yang didaftarkannya sebagai Cagar Budaya. Pendaftar bisa pemilik Objek atau orang yang diberi kuasa oleh pemilik untuk menyampaikan permohonan didaftarkannya Objek.

Dalam proses pengajuan permohonan, objek yang didaftarkan dapat dibawa untuk langsung diperiksa oleh Tim pengolah Data, atau pendaftar menyerahkan daftar Objek tanpa membawa Objek ke tempat pendaftaran untuk kemudian dilakukan pemeriksaan.

(9)

Tim ini tidak disebut dalam undang-undang, akan tetapi dibutuhkan mengingat Tim Ahli Cagar Budaya tidak bertugas pengumpulan data lapangan. Jumlah anggota Tim Pendaftaran Data tidak diatur, tergantung kebutuhan dan kemampuan daerah.

Tim berkedudukan di bawah Dinas, setidaknya memiliki unusur petugas: 1) penerima daftar;

2) pemeriksa kelayakan data (verifikator); 3) pengolah data; dan

4) penyiap berkas.

Anggota tim perlu memenuhi kompetensi teknis dan pengetahuan sesuai tanggung jawabnya.

Selain melakukan pendaftaran atas Objek yang diusulkan, Tim Pengolah Data juga melakukan verifikasi atas data yang terkumpul, dokumen yang menyertai data, serta pemilikan Objek. Berdasarkan hasil verifikasi ini, tim menyusun berkas yang kemudian disampaikan kepada Tim Ahli Cagar Budaya untuk dikaji.

(10)

Pendaftar Daftar Objek Pemeriksaan Dokumen Pemeriksaan Objek Verifikasi Data Pemasukan Data Pemberkasan Petugas Penerima Data Petugas Pengolah Data

Petugas Pemeriksa Data (verifikator)

Petugas Pemberkasan

(11)

PENDAFTAR

IDENTITAS : Nama lengkap +

marga

Kewarganegaraan WNI / WNA

Alamat Negara,

provinsi, Kota, Kecamtan, dll.

Status pemilik /

yang diberi kuasa

hubungan keluarga

INISIATIF : Pribadi ahli,

amatir, siapa saja

Kelompok peminat, keagamaan

Masyarakat desa, adat

Badan hukum

(12)

YANG DIDAFTARKAN + DOKUMEN

OBJEK : Daftar berisi identitas objek lengkap / tidak lengkap BBS + S langsung dibawa untuk diperiksa

Foto/gambar untuk diperlihatkan DOKUMEN : Foto Gambar Sket Peta Video Publikasi Koordinat Literatur Rekaman suara

(13)

OBJEK YANG DIDUGA CAGAR BUDAYA

BENDA : Nama lokal, umum, akademik

BANGUNAN Jenis ?

STRUKTUR Klasifikasi pembagian spesifik dari jenis

(BBS) Bahan kayu, batu, logam, kulit, tulang, gading, akar, dll.

Ukuran tinggi, panjang, lebar, tebal, diameter, relatif Kondisi rusak, baik, sempurna

Kelengkapan komponen yang membentuk BBS Unsur bagian-bagian dari BBS

Usia absolut (pasti), perkiraan, jaman Diskripsi uraian dari BBS

SITUS Nama lokal, lokasi, desa, daerah, kode

KAWASAN Batas pemilikan / penguasaan tanah, adminsitrasi,

(SK) alam, budaya, arbitre, koordinat

Ukuran metrik (meter, kilometer, hektare)

Uraian apa kandungan arkeologis yang dapat digunakan

untuk menjustifikasi sebagai cagar budaya Pemilik penguasa, pengguna

(14)

Siklus Produksi Hingga Buang

= Data Arkeologi

Setiap tahap memiliki karakter khas sesuai perilaku manusia yang erhubungan dengannya, secara keseluruhan mencerminkan proses berkebudayaan yang harus disatukan melalui interpretasi. Hubungan antara situs dengan benda-benda yang ada di permukaan tanah maupun di dalam tanah menjadi alasan dilakukannya pelestarian karena sifat hubungannya

Buat

Pakai

Buang

(15)
(16)

JENIS BENDA, KLASIFIKASI, DAN ATRIBUTNYA

(17)
(18)

Bangunan umumnya memiliki atap, dinding, tiang, dan lantai yang secara keseluruhan membentuk ruangan untuk melakukan aktivitas atau berlindung dari cuaca.

Bangunan beratap

Bangunan menyatu dengan formasi alam Bangunan tanpa beratap

(19)

Atap

Badan

(20)

Pasal 8

Struktur Cagar Budaya dapat:

a. berunsur tunggal atau banyak; dan/atau

b. sebagian atau seluruhnya menyatu dengan formasi alam.

Struktur umumnya tidak memiliki atap dan tidak digunakan sbagai tempat tinggal.

JENIS

(21)

Kapal “dhow”, Arab Kapal “jung”, nusantara Kapal “padewakang”, Sulawesi

(22)

Yang dimaksud dengan “masyarakat hukum adat” adalah kelompok

masyarakat yang bermukim di wilayah geografis tertentu yang memiliki perasaan kelompok (in-group feeling), pranata pemerintahan adat, harta kekayaan/benda adat, dan perangkat norma hukum adat.

Pasal 9

Lokasi dapat ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya apabila: a. mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar

Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya; dan

b. menyimpan informasi kegiatan manusia pada masa lalu.

Benda Bangunan Struktur Situs Kawasan

OBJEK

RUANG

(23)

Yang dimaksud dengan “masyarakat hukum adat” adalah kelompok masyarakat yang bermukim di wilayah

geografis tertentu yang memiliki perasaan kelompok

(in-group feeling), pranata pemerintahan adat, harta

kekayaan/benda adat, dan perangkat norma hukum adat.

Pasal 10

Satuan ruang geografis dapat ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya apabila:

a. mengandung 2 (dua) Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan;

b. berupa lanskap budaya hasil bentukan manusia berusia paling sedikit 50 (lima puluh) tahun;

c. memiliki pola yang memperlihatkan fungsi ruang pada masa lalu berusia paling sedikit 50 (lima puluh) tahun; d. memperlihatkan pengaruh manusia masa lalu pada

proses pemanfaatan ruang berskala luas;

e. memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya; dan

f. memiliki lapisan tanah terbenam yang mengandung bukti kegiatan manusia atau endapan fosil.

Pasal 13

Kawasan Cagar Budaya hanya dapat dimiliki dan/atau dikuasai oleh Negara, kecuali yang secara turun-temurun dimiliki oleh masyarakat hukum adat.

Situs Kawasan ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

Titik koordinat/ batas

● ●

(24)

SITUS KECIL SITUS

BESAR KAWASAN

(25)

IKONOS 2003

Foto S

atelit desa Muarajambi Daerah Arkeologi Muarajambi berada di tanggul alam kuno sungai Batanghari dengan lebar 100-150 meter dan panjang 7.5 kilometer. Tinggalan-tinggalan yang ada membentang linier mengikuti aliran sungai lama. Sungai Batanghari

(26)
(27)
(28)

Mengambil logika bahwa Tim Pengolah Data dibutuhkan di setiap instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang berwenang di bidang kebudayaan, diperkirakan dibutuhkan tenaga terampil sebanyak:

([20] + [33 prov x 10 = 330] + [524 kab/kot x 10 = 5.240]) =

5.590 0rang

Petugas Tim Pengolah Cagar Budaya dalam menjalankan tugasnya berkoordinasi dengan instansi-instansi pemerintah lain termasuk Unit Pelaksana Teknis yang mengurus cagar budaya (Museum Nasional, Direktorat Peninggalan Purbakala, Direktorat Peninggalan Bahwah Air dan Masa Kolonial, Direktorat Permuseuman, Museum Nasional, Pusat Penelitan dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Balai Konservasi Candi Borobudur, Balai Arkeologi, dan museum-museum yang cukup banyak jumlahnya di daerah).

(29)

3

KEBUTUHAN KERJA

Ruang kerja yang representatif, sehat, dan aman!

Petugas Penerima Data : ruang khusus untuk menyampaikan informasi,

formulir, dan, menerima objek, dlsb.

Petugas Pemeriksa Data : alat ukur, alat untuk melakukan pemeriksaan

objek, komputer, ruang atau lemari penyimpanan objek yang dititipkan, buku referensi, GPS, alat hitung, jaringan internet, dlsb.

Petugas Pengolah Data : komputer (CPU), monitor layar lebar, printer,

scanner, harddisk, jaringan internet, lemari arsip, dlsb.

(30)

3

TIM AHLI CAGAR BUDAYA

Merupakan tim non lapangan yang bertugas mengusulkan rekomendasi kepada Menteri, Gubernur, Bupati, atau Wali Kota untuk menetapkan Objek Yang Diduga Sebagai Cagar Budaya sebagai Cagar Budaya

Anggota tim berjumlah ganjil dengan komposisi 60% wakil masyarakat dan 40% wakil instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pengelolaan Cagar Budaya

Tim diangkat dan diberhentikan oleh Menteri, Gubernur, Bupati, atau Wali Kota menggunakan surat keputusan dengan masa kerja maksimal 5 tahun berturut-turut atau 8 tahun tidak berberturut-turut-berturut-turut tanpa boleh diangkat kembali sebagai anggota tim di Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten, atau Kota atau bekerja dalam waktu bersamaan di dua wilayah administrasi yang berbeda.

(31)

Bisa mewakili bidang keahlian arkeologi, antropologi, arsitektur, kesenian, sejarah, geologi, filologi, dan/atau keahlian lain (yang mempunyai wawasan tentang

kepurbakalaan) berasal dari organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, Masyarakat Hukum Adat, perseorangan, kelompok, atau aparat Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

Tim Ahli setidaknya memiliki seorang ahli arkeologi dengan pengalaman kerja 5 tahun di bidangnya.

Anggota tim dapat merupakan anggota organisasi profesi, akan tetapi tidak berarti bahwa mereka otomatis dapat diangkat sebagai anggota Tim Ahli Cagar Budaya. Keanggotaan tim bersifat formal karena diangkat oleh menteri atau Kepala Daerah setelah dinyatakan layak menjadi anggota melalui uji kompetensi untuk membedakan antara objek yang dapat dinyatakan sebagai Cagar Budaya atau bukan Cagar Budaya.

(32)

3

PENGUSULAN ANGGOTA TIM AHLI CAGAR BUDAYA

Setiap Orang, Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Masyarakat Hukum Adat dapat mengusulkan sesorang untuk menjadi anggota Tim Ahli Cagar Budaya. Pemerintah berwenang melakukan pengujian atas usulan sebelum orang tersebut diikutkan dalam pendidikan untuk memperoleh status kelayakan menjadi anggota Tim Ahli Cagar budaya.

Pendidikan terhadap calon anggota dilakukan oleh lembaga pendidikan yang memiliki kopentansi dibidang kepurbakalaan.

Pemerintah akan mengeluarkan surat tanda kelayakan bagi mereka yang lulus dan mengumumkannya secara terbuka melalui berbegai media. Pemerintah atau

Pemerintah Daerah yang akan membentuk Tim Ahli Cagar Budaya di bawah kewenangannya dapat memilih calon anggota dari daftar yang dikeluarkan Pemerintah tersebut.

(33)

(1) Menyusun kepengurusan tim terdiri atas ketua, sekretaris, dan anggota (2) Menyusun dan menetapkan mekanisme kerja Tim Ahli;

(3) Melakukan penyesuaian operasional atas kebijakan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berkedudukan lebih tinggi;

(4) Melakukan kajian atas berkas Objek yang diusulkan sebagai Cagar Budaya; (5) Melakukan klasifikasi atas populasi Cagar Budaya;

(6) Menyusun peringkat kepentingan Cagar Budaya;

(7) Berkonsultasi dengan setiap orang, jajaran Pemerintah, atau Pemerintah Daerah, atau Masyarakat Hukum Adat yang melakukan pendaftaran Cagar Budaya;

(8) Berkonsultasi dengan narasumber;

(9) Merekomendasikan Objek yang memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya;

(10) Menyerahkan atau membatalkan rekomendasi penetapan Cagar Budaya kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Wali Kota sesuai dengan kewenangannya;

(11) Merekomendasikan pencatatan kembali Cagar Budaya yang hilang dan ditemukan kembali; dan

(12) Mengusulkan perbaikan penyempurnan berkas penetapan Cagar Budaya kepada Tim Pengolah Data;

(34)

Di dalam konsep RPP Register Nasional Cagar Budaya yang sedang dibuat, setiap Pemerintah Daerah wajib memiliki Tim Ahli Cagar Budaya yang masing-masing berjumlah 5-7 orang, adapun di Pemerintah Pusat sebanyak 15 orang. Diperkirakan jumlah anggota tim di seluruh Indonesia nantinya akan berjumlah:

([15] + [33 prov x 7 = 231] + [524 kab/kot x 9 = 3.668]) =

3.914 0rang

Fokus dalam jangka waktu dekat adalah membentuk Tim Ahli Cagar Budaya tingkat nasional dan provinsi.

(35)

4

TIM AHLI PELESTARIAN [CAGAR BUDAYA]

Undang-Undang Cagar Budaya memberikan 3 syarat untuk melakukan pelestarian Cagar Budaya, yaitu:

(1) wajib didahului dengan studi kelayakan;

(2) pelestarian dilakukan atau dikoordinasikan oleh Tenaga Ahli; dan (3) dilakukan pendokumentasian baik sebelum, pada saat, dan setelah

dilakukannya kegiatan pelestarian.

Persyaratan ini mengatur bahwa tidak semua orang diperbolehkan melakukan pelestarian Cagar Budaya, kecuali mereka yang memiliki sertifikat sebagai Tenaga Ahli (Tenaga Ahli bersertifikat).

Sertifikat keahlian tersebut dikeluarkan oleh Pemerintah dengan mengacu kepada kebutuhan riil untuk kepentingan pelestarian Cagar Budaya maupun untuk melayani masyarakat.

Organisasi profesi dapat memberikan dukungan dalam proses penetapan Tim Ahli, khususnya kriteria dan kompetensi yang akan dipersyaratkan.

(36)

4

KOMPETENSI

Mengingat jumlah dan jenis Objek Yang Diduga Sebagai Cagar Budaya sangat banyak jumlanya, diperlukan dukungan ilmu-ilmu bantu atau pengetahuan khusus untuk melakukan penetapan Cagar Budaya.

Status sebagai”ahli” ditetapkan melalui pengujian, pendidiikan, dan pelatihan. Calon yang memenuhi syarat dan lulus, diberi sertifikat oleh Pemerintah sesuai kompetensinya. Kompetensi ini masih perlu diatur secara benjenjang dengan menguji penguasaan akademik, kognisi, keterampilan, dan pengalaman.

CAGAR BUDAYA Ilmu Kesenian Arkeologi Antropologi Imu Kebumian Filologi Ilmu Lingkungan Arsitektur Sipil Biologi Sejarah Tari Lukis Kriya Geologi Geografi Botani Zoologi Petrografi Lanskap

(37)

4

PERMASALAHAN

Kebutuhan akan Tenaga Ahli Cagar Budaya, Tim Ahli Pelestarian Cagar Budaya, Kurator, dan TimPengolah Data setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahu 2010 Tentang Cagar Budaya seharusnya telah berfungsi mulai tahun 2011. Namun pada kenyataannya petugas yang diatur dalam undang-undang tersebut belum tersedia.

Tata cara penetapan, penghapusan, dan pengelolaan Benda Cagar Budaya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang benda Cagar Budaya tidak belaku lagi. Ditargetkan dalam tahun 2013-2014 Pemerintah dapat dapat menetapkan Tenaga Ahli Cagar Budaya, Tim Ahli Pelestarian Cagar Budaya, Kurator, dan TimPengolah Data di tingkat nasional dan provinsi.

Sistem pendidikan, pelatihan, dan penyaringan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan itu perlu segera dibuat supaya perintah undang-undang dapat dilaksanakan secara konsekuen.

Referensi

Dokumen terkait

Pengguna dapat memilih kurikulum yang akan dibuka dengan me-klik dropbox Pilih Kurikulum , dan sistem akan menampilkan daftar mata kuliah sesuai kurikulum yang

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian mengenai sejarah perkembangan kota Jakarta dan masyarakat asli dari kota tersebut, yaitu

Kegiata iatan n Study Tour to Study Tour to  Bandung ini berupa observasi benda langit yang akan   Bandung ini berupa observasi benda langit yang akan dilakukan di

Pemberian materi relasi diri dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan relasi diri dengan lingkungan atau pendukung materi berupa pembagian kelompok dan ta’aruf, salat

Hasil uji laboratorium menunjukkan rugi-rugi daya yang lebih besar dan efisiensi yang lebih rendah diperoleh untuk kondisi pembebanan non-linier.Semakin tinggi kandungan

Berbagai kendala masih menjadi hambatan dalam pengembangan pemanfaatan energi non minyak di sektor transportasi di berbagai negara yang pada akhirnya menjadikan harga energi

Kemudian berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah (a) Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas produk motor Yamaha mio PT Harpindo

Penelitian ini dilakukan pada remaja dan ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Sungai Miai Dalam, Kecamatan Banjarmasin Utara yang menjadi pendengar program