BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. PEMAKAIAN LISTRIK GEDUNG PGC
Konsumsi energi listrik harian di gedung Pusat Grosir Cililitan dicatat oleh PT. PLN (Persero) dalam 2 jenis waktu pemakaian yaitu Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) dan Waktu Beban Puncak (WBP) yang jatuh pada pukul 18.00 – 22.00.
Pemakaian dan biaya listrik gedung PGC selama 2 (dua) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 yang masing-masing dilukiskan pada gambar 4.1. dan gambar 4.2. Perbandingan tahun 2008 dengan tahun 2009 dapat dilihat pada table 4.3. atau gambar 4.3. Dari tabel 4.3 dan gambar 4.3 tersebut juga terlihat bahwa biaya listrik di tahun 2009 sedikit menurun dari tahun 2008, hal tersebut dikarenakan program penghematan energi yang mulai diterapkan dan akan terus diturunkan lagi untuk tahun-tahun selanjutnya.
Dari gambar 4.3. di bawah dapat dilihat bahwa salah satu komponen pembayaran listrik yang perlu ditekan dalam program penghematan energi adalah pemakaian WBP, LWBP dan disinsentif WBP.
Tabel 4.1 Pemakaian dan Biaya Listrik gedung PGC tahun Tahun 2008 LWBP WBP TOTAL Jan 838,680 253,200 1,091,880 117,860,000 358,634,880 216,580,320 89,084,555 135,672,320 27,534,962 6,000 945,373,037 Feb 748,860 227,820 976,680 117,860,000 342,579,840 207,305,280 84,924,965 126,397,280 26,372,021 6,000 905,445,386 Mar 832,140 224,500 1,056,640 117,860,000 370,757,520 219,834,720 80,765,373 138,926,720 27,844,330 6,000 955,994,663 Apr 812,520 241,260 1,053,780 117,860,000 395,057,040 229,760,640 - 148,852,640 26,745,910 6,000 918,282,230 May 812,760 249,480 1,062,240 117,860,000 339,054,240 213,705,600 87,587,099 132,797,600 26,730,136 6,000 917,740,675 Jun 771,780 233,700 1,005,480 117,860,000 350,309,040 211,373,280 83,219,531 130,465,280 26,796,814 6,000 920,029,945 Jul 788,340 237,540 1,025,880 117,860,000 356,329,680 214,736,160 76,605,785 133,828,160 26,980,794 6,000 926,346,579 Aug 769,860 259,363 1,029,223 117,860,000 348,112,320 213,759,840 80,765,375 132,851,840 26,800,481 6,000 920,155,856 Sep 791,040 261,660 1,052,700 117,860,000 347,786,880 230,628,480 84,924,965 149,720,480 27,927,624 6,000 958,854,429 Oct 732,900 215,340 948,240 117,860,000 340,383,120 200,496,480 71,947,040 119,888,480 25,517,254 10,000 876,102,374 Nov 747,540 222,480 970,020 117,860,000 337,698,240 200,254,080 69,326,500 119,346,547 25,334,561 10,000 869,829,928 Dec 736,200 224,460 960,660 117,860,000 332,762,400 202,911,840 69,243,310 122,003,840 25,343,442 10,000 870,134,832 Total 9,382,620 2,850,803 12,233,423 1,414,320,000 4,219,465,200 2,561,346,720 878,394,498 1,590,751,187 319,928,328 84,000 10,984,289,933 BLN PEMAKAIAN TAHUN 2008 (kWh) BIAYA BEBAN (Rp.) BIAYA PEMAKAIAN LWBP (Rp.) BIAYA PEMAKAIAN WBP (Rp.) DISINSENTIF DAYA (Rp.) DISINSENTIF WBP (Rp.) PPJU 3% (Rp.) BIAYA MATERAI DAN INVOICE (Rp.) TOTAL TAGIHAN (Rp.) 30
Tabel 4.2 Pemakaian dan Biaya Listrik gedung PGC tahun Tahun 2009 LWBP WBP TOTAL Jan 736,920 222,960 959,880 117,860,000 333,087,840 201,555,840 - 120,647,840 23,194,546 10,000 796,356,066 Feb 673,740 210,060 883,800 117,860,000 304,530,480 189,894,240 68,286,603 108,986,240 23,686,727 10,000 813,254,290 Mar 740,400 223,500 963,900 117,860,000 334,660,800 202,044,000 72,446,193 121,136,000 25,444,410 10,000 873,601,403 Apr 777,060 240,060 1,017,120 117,860,000 351,231,120 217,014,240 76,605,783 136,106,240 26,964,521 10,000 925,791,904 May 794,460 248,280 1,042,740 117,860,000 359,095,920 224,445,120 70,075,226 143,537,120 27,450,402 10,000 942,473,788 Jun 800,340 248,100 1,048,440 117,860,000 361,753,680 224,282,400 69,950,439 143,374,400 27,516,628 10,000 944,747,547 Jul 764,640 241,320 1,005,960 117,860,000 345,617,280 218,153,280 80,765,373 137,245,280 26,989,236 10,000 926,640,449 Aug 793,860 253,380 1,047,240 117,860,000 358,824,720 229,055,520 81,971,654 148,147,520 28,075,782 10,000 963,945,196 Sep 742,320 255,400 997,720 117,860,000 335,528,640 230,881,600 80,765,373 149,973,600 27,450,276 10,000 942,469,489 Oct 721,740 228,420 950,160 117,860,000 326,226,480 206,491,680 76,605,783 125,583,680 25,583,029 10,000 878,360,652 Nov 721,740 228,420 950,160 117,860,000 326,226,480 206,491,680 76,605,783 125,583,680 25,583,029 10,000 878,360,652 Dec 767,040 239,220 1,006,260 117,860,000 346,702,080 216,254,880 76,605,783 135,346,880 26,783,089 10,000 919,562,712 Total 9,034,260 2,839,120 11,873,380 1,414,320,000 4,083,485,520 2,566,564,480 830,683,993 1,595,668,480 314,721,674 120,000 10,805,564,147 DISINSENTIF DAYA (Rp.) DISINSENTIF WBP (Rp.) PPJU 3% (Rp.) BIAYA MATERAI DAN INVOICE (Rp.) TOTAL TAGIHAN (Rp.) BLN PEMAKAIAN TAHUN 2009 (kWh) BIAYA BEBAN (Rp.) BIAYA PEMAKAIAN LWBP (Rp.) BIAYA PEMAKAIAN WBP (Rp.)
LWBP WBP Pemakaian Total LWBP WBP Pemakaian Total Jan 838,680 253,200 1,091,880 736,920 222,960 959,880 945,373,037 796,356,066 Feb 748,860 227,820 976,680 673,740 210,060 883,800 905,445,386 813,254,290 Mar 832,140 224,500 1,056,640 740,400 223,500 963,900 955,994,663 873,601,403 Apr 812,520 241,260 1,053,780 777,060 240,060 1,017,120 918,282,230 925,791,904 May 812,760 249,480 1,062,240 794,460 248,280 1,042,740 917,740,675 942,473,788 Jun 771,780 233,700 1,005,480 800,340 248,100 1,048,440 920,029,945 944,747,547 Jul 788,340 237,540 1,025,880 764,640 241,320 1,005,960 926,346,579 926,640,449 Aug 769,860 259,363 1,029,223 793,860 253,380 1,047,240 920,155,856 963,945,196 Sep 791,040 261,660 1,052,700 742,320 255,400 997,720 958,854,429 942,469,489 Oct 732,900 215,340 948,240 721,740 228,420 950,160 876,102,374 878,360,652 Nov 747,540 222,480 970,020 721,740 228,420 950,160 869,829,928 878,360,652 Dec 736,200 224,460 960,660 767,040 239,220 1,006,260 870,134,832 919,562,712 Total 9,382,620 2,850,803 12,233,423 9,034,260 2,839,120 11,873,380 10,984,289,933 10,805,564,147 BULAN
PEMAKAIAN TAHUN 2008 (kWh) PEMAKAIAN TAHUN 2009 (kWh) TOTAL
TAGIHAN TAHUN 2008 (Rp.) TOTAL TAGIHAN TAHUN 2009 (Rp.) 32 Tabel 4.3 Pemakaian dan biaya listrik gedung PGC tahun 2008 dan 2009
Biaya beban, 12,88% Pemakaian WBP, 23,32% Pemakaian LWBP, 38,41% Disinsentif Daya, 8,00% Disinsentif WBP, 14,48% PPJU, 2,91%
Gambar 4.1. Komponen pembayaran listrik gedung PGC tahun 2008
Biaya beban, 13,09% Pemakaian WBP, 23,75% Pemakaian LWBP, 37,79% Disinsentif Daya, 7,69% Disinsentif WBP, 14,77% PPJU, 2,91%
12,88% 23,32% 38,41% 8,00% 14,48% 2,91% 13,09% 23,75% 37,79% 7,69% 14,77% 2,91% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00%
Biaya beban Pemakaian WBP Pemakaian LWBP
Disinsentif DayaDisinsentif WBP PPJU Tahun 2008 Tahun 2009
Gambar 4.3. Komponen pembayaran listrik gedung PGC tahun 2008 Vs 2009
Gambar 4.4 Biaya pemakaian listrik gedung PGC tahun 2008 Vs 2009
4.2. PEMAKAIAN LISTRIK COMMON AREA GEDUNG PGC
Pemakaian listrik yang menjadi kewajiban pengelola gedung adalah pemakaian untuk
common area / area umum, sedangkan area di dalam kios menjadi kewajiban dari para pemilik kios sendiri. Untuk itu dalam rangka pemantauan guna pengendalian pemakaian energi listrik khususnya common area, maka pengelola gedung PGC memiliki beberapa kWh meter yang digunakan khusus untuk mengukur beberapa peralatan common area seperti escalator, elevator, penerangan dan AC yang hasilnya untuk bulan Mei 2009 dapat dilihat pada tabel 4.4 atau gambar 4.5.
Tabel 4.4. Pemakaian listrik common area pada Mei 2009 NO PERALATAN PEMAKAIAN (kWh) BIAYA (Rp) PROSENTASE 1 Escalator 10,509 6,650,095 1,17% 2 Elevator 1,921 1,215,609 0,21% 3 Exhibition 72,171 45,669,809 8,07% 4 Penerangan Koridor 81,002 48,817,278 8,62% 5 Penerangan Parkir 22,384 20,235,046 3,57% 6 Indoor AC dan Ventilasi 445,483 277,215,483 48,96%
7 Mekanikal Lain 262,983 166,415,642 29,39%
896,453 566,218,961 100,00%
Total
c. Pinalti / disinsentif, yaitu biaya tambahan yang harus dibayarkan pada rekening sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh PT. PLN (Persero).
a. Biaya tetap / biaya beban, yaitu biaya yang harus dibayar setiap bulannya yang ditentukan oleh besarnya kapasitas terpasang dan tidak dipengaruhi oleh jumlah pemakaian energi listrik.
Perhitungan rekening listrik ditentukan oleh 3 (tiga) komponen, yaitu:
4.3. PERHITUNGAN LISTRIK
b. Biaya variable, yaitu biaya yang harus dibayarkan sesuai dengan pemakaian energi listrik setiap bulannya
-100,000 200,000 300,000 400,000 500,000
NO JENIS BIAYA TAGIHAN LISTRIK (Rp.) 1 Biaya Beban Kapasitas terpasang x harga per kVA = 4150 kVA x Rp. 28.400,- 117,860,000 2 Biaya Pemakaian Energi Jumlah konsumsi kWh x tarif per kWh
WBP 248.280 kWh = 248.280 kWh x 2 xRp. 452,- 224,445,120
LWBP 794.460 kWh = 794.460 kWh x Rp. 452,- 359,095,920
3 Diisinsentif daya (daya maks – ½ batas daya) x 2 x biaya beban = (3309- 4150/2) x 2 x Rp. 28.400,- 70,075,226 4 Disinsentif energi WBP (Energi WBP terpakai - batas energi) x 2 x biaya per kWh =( 248.280 - 89.500) x 2 x 452 143,537,120 5 Biaya Denda Enegi kVArh - (Energi kWh xO.62) x biaya per kVArh -6 PPJU 3% x (B. Beban + B. Pemakaian + Disinsentif + B. Denda) 27,450,402
942,463,788
RUMUS
Total
c. Denda dikenakan apabila faktor daya kurang dari harga yang ditentukan PT. PLN (Persero) yaitu 62% harga tersebut. b. Harga batas energi diambil dari setengah harga rata-rata pemakaian energi listrik WBP selama enam bulan terakhir
Pada tabel 4.5 diberikan contoh perhitungan listrik PT. PLN (Persero) gedung PGC pada Mei 2009.
a. Rumus disinsentif daya di atas untuk golongan jam nyala kurang dari 350 jam/bulan
26 . 251 150 . 4 740 . 042 . 1 4150 = = + = = WBP LWBP terpasang KVA terpakai Kwh nyala Jam 36 Tabel 4.5. Perhitungan tagihan listrik gedung PGC pada Mei 2009
4.4. PROGRAM PENGHEMATAN ENERGI
Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik, harus dicapai keseimbangan antara pemasukan energi dengan pengeluaran energi baik pada WBP (Waktu Beban Puncak) maupun LWBP (Luar Waktu Beban Puncak). Pengaturan penggunaan tenaga listrik adalah program pengaturan waktu dan besaran pemakaian tenaga listrik agar diperoleh pemakaian yang efisien dan efektif.
Berdasarkan pada hasil audit energi listrik yang telah dilakukan di lapangan, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melakukan penghematan pemakaian tenaga listrik baik jangka pendek maupun jangka panjang.
4.4.1. Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
IKE adalah perbandingan konsumsi energi gedung selama satu tahun terhadap luas bangunan.
(
)
2 2 2 50.000 244.67 / 423 . 233 . 12 m kWh m kWh m setahun kWh IKE = = =Berdasarkan pada hasil perhitungan, intensitas konsumsi energi pada gedung Pusat Grosir Cililitan sebesar 244.67 kWh/m2. Jumlah tersebut masih di atas standar IKE yang dianjurkan oleh Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) yakni sebesar 240 kWh/m2, jadi masih terdapat potensi penghematan pada gedung Pusat
Grosir Cililitan.
4.4.2. Program Penghematan Energi Jangka Pendek
Merupakan program-program yang dapat dilakukan dengan tanpa modal awal, atau dengan modal awal yang relatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga pemborosan yang terjadi, dan bisaanya “pay-back period” untuk kategori ini kurang dari satu tahun dan dapat menghemat energi (atau biaya energi) lebih 50% dari potensi penghematan total. Beberapa program yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pengaturan dan Penjadwalan Pemakaian Peralatan Listrik b. Preventif maintenance
Berdasarkan pada hasil peninjauan lapangan / audit lapangan, maka dapat diusulkan beberapa hal yang dapat dilakukan terkait dengan penghematan energi, seperti yang terlihat pada tabel 4.6. Efesiensi tersebut jika dihitung dalam rupiah, maka setiap harinya akan diperoleh efesiensi seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.7.
Penyesuaian jadwal operasional pada table 4.6 tentu saja tidak mutlak sifatnya, karena nantinya tetap akan dilakukan perubahan-perubahan kembali sesuai dengan kondisi aktual di lapangan.
Tabel 4.6. Penghematan energi yang dapat dilakukan terkait dengan pengaturan jadwal pemakaian peralatan listrik
38
4.4.2.1. Pengaturan dan penjadwalan pemakaian peralatan listrik
NO 1 RUANGAN - RUANGAN 2 3 EQUIPMENT b . Elevator (1 unit) ON (jam op t barang a er rang
LAMPU LAMPU KORIDOR ON (jam op ak
a . Escalator turun (2 unit) ON (jam op arah t. 6 dan naik tif /
erasional) OFF (24 jam)
Saat ini cukup 1 bh lif saja yang diaktifkan karen sudah mampu mengcov aktivitas pengangkutan ba erasional) Dimatikan ± 100 titik
dibeberapa area
area tersebut saat ini tid dipergunakan
erasional) OFF (24 jam)
Dimatikan untuk yang turun dari Lt. Atap ke L dari Lt.6 ke Lt.5 (yang dinyalakan hanya arah saja) karena tidak efek jarang dilalui a . Ruang shaft (lampu 2 X 36 Watt ) Lt. LG s.d Lt. 7 ( 35 Ruangan ) ON (24 j saat b . Ruang AHU (lampu 4 X 36 Watt ) Lt. LG s.d Lt. 7 ( 23 Ruangan ) ON (24 j saat URAIAN SAAT I
am) OFF (24 jam)
(On pada saat digunakan)
hanya akan dinyalakan tempat tersebut dipakai
am) OFF (24 jam)
(On pada saat digunakan)
hanya akan dinyalakan tempat tersebut dipakai
Tabel 4.7. Efesiensi biaya dari pengaturan jadwal pemakaian peralatan listrik per hari
NO EFESIENSI PERALATAN JUMLAH Watt JUMLAH JAM TERPAKAI TOTAL Watt /hari
TOTAL
kWh / bln Rp./kWh/hr TOTAL Rp. 1 Lampu R. Shaft (@ 2 x 36 Watt) 35 unit 2,520 LWBP = Pkl. 22.00 - 18.00 WIB = 19 Jam 47,880 1,436 649,253
WBP = Pkl. 18.00 - 22.00 WIB = 4 Jam 10,080 302 273,370 2 Lampu R. AHU (@ 4 x 36 Watt) 23 unit 3,312 LWBP = Pkl. 22.00 - 18.00 WIB = 19 Jam 62,928 1,888 853,304 WBP = Pkl. 18.00 - 22.00 WIB = 4 Jam 13,248 397 359,286 3 Lampu-lampu Koridor (@ 2 x TL 36) 100 unit 7,200 LWBP = Pkl. 09.00 - 18.00 WIB = 9 jam 64,800 1,944 878,688 WBP = Pkl. 18.00 - 22.00 WIB = 4 jam 28,800 864 781,056
4 Escalator 2 unit LWBP = Pkl. 10.00 - 18.00 WIB = 8 jam 512,267
WBP = Pkl. 18.00 - 22.00 WIB = 4 jam 512,267
5 Elevator 1 unit LWBP = Pkl. 08.00 - 18.00 WIB = 10 jam 484,286
WBP = Pkl. 18.00 - 22.00 WIB = 4 jam 387,429
227,736
5,691,203
6,832,080
170,736,104
Total per hari Total per bulan (per hari x 30)
LWBP = Rp. WBP = Rp. x 2 1,700 1,500
Catatan : Data pemakaian kWh Escalator dan Elevator pada butir 4 dan 5 diatas didapatkan dari hasil rata-rata pengukuran pemakaian aktual selama satu bulan.
Pada tabel 4.7. terlihat bahwa apabila efesiensi pemakaian beberapa peralatan dilakukan seperti yang diusulkan tersebut, maka akan didapatkan efesiensi sebesar Rp. 170.736.104 setiap bulannya.
4.4.2.2. Preventive maintenance
Preventive maintenance merupakan hal penting yang harus dilakukan agar kondisi
peralatan yang digunakan tetap dalam kondisi baik. Kondisi peralatan akan sangat mempengaruhi pemakaian energi listrik, dimana semakin peralatan tersebut dalam kondisi baik maka energi yang digunakan akan semakin kecil dan sebaliknya peralatan yang kondisinya kotor dan sudah tidak baik akan mengkonsumsi energi yang banyak. Berikut beberapa contoh tentang pentingnya preventive maintenance:
a. Filter yang kotor akan membuat pendingin bekerja lebih berat dan mengkonsumsi lebih banyak energi.
b. Kondensor yang kotor dapat mengganggu sirkulasi udara sehingga dapat menyebabkan kondensor mengkonsumsi lebih banyak energi.
c. Kondensor yang terkena sinar matahari secara langsung akan mengkonsumsi energi lebih tinggi 10% dari pada kondensor yang tidak terkena panas matahari secara langsung
d. Cerobong exhaust fan lantai basement dan LG (area parkir motor) yang kotor harus dibersihkan agar fungsi peralatan kembali optimal dan konsumsi energi yang digunakan tidak tinggi.
e. Peralatan motor listrik yang potensi timbul losses akibat gesekan harus sering diberi pelumas / grease, dan penggantian bearing nya bila ada indikasi vibrasi tinggi.
f. dsb
Penjelasan pada sub bab ini hanya merupakan gambaran umum saja sedangkan untuk mengetahui secara jelas dan pasti seberapa besar efesiensi yang dihasilkan dari
preventive maintenance yang baik harus dilakukan analisa dan observasi / pengamatan
lapangan lebih lanjut serta memerlukan pembahasan yang lebih detai dan tidak dapat dibahas dalam tugas akhir ini.
4.4.2.3. Penurunan daya terpasang
Pemakaian daya listrik di gedung Pusat Grosir Cililitan setiap harinya tidak pernah melebihi daya terpasang walaupun pada saat peak load. Berdasarkan data pemakaian selama tahun 2009 beban maksimum terjadi pada Agustus 2009 sebesar 3.5186,16 kVA.
Sedangkan kontrak daya listrik gedung PGC dengan PT. PLN (Persero) adalah sebesar 4.150 kVA. % 77 , 84 % 100 150 . 4 16 , 518 . 3 % 100 = × = × = kVA kVA daya Kontrak maksimum Daya Kebutuhan Faktor
Berdasarkan perhitungan faktor kebutuhan tersebut di atas berarti masih memungkinkan untuk gedung PGC mengurangi / menurunkan daya terpasang sehingga biaya beban yang ditanggung setiap bulannya akan berkurang. Namun akan timbul efek lain dari penurunan daya tersebut, yaitu penambahan biaya disinsentif daya, dimana
disinsentif daya akan dikenakan untuk selisih pemakaian yang melebihi dari 50% daya
terpasang seperti yang telah dijelaskan pada sub bab 2.5 sebelumnya.
Penurunan daya yang diusulkan adalah sebesar 10% atau 415 kVA. Berikut adalah perhitungan keuntungan dan disinsentif yang didapat akibat penurunan daya. Daya saat ini : 4.150 kVA
Batas daya maksimum : 4150 / 2 = 2.075 kVA
Daya usulan : 4.150 – (10% x 4.150) = 3735 kVA Batas daya usulan maks : 3735 / 2 = 1.867,5 kVA
Pemakaian daya maks : 3.518,16 kVA
Pemakaian kWh maks : 1.048.440 kWh / bulan
a. Efesiensi akibat penurunan daya:
bulan Rp Rp x kVA Efesiensi=415 .28.400,−= .11.786.000,−/
b. Perhitungan untuk kondisi saat ini:
jam terpasang KVA terpakai Kwh ini saat nyala Jam 252.636 350 150 . 4 440 . 048 . 1 < = = =
Disinsentif daya saat ini = (3.518,16 – 2.075) x 2 x Rp. 28.400,- = Rp. 81.971.488,- / bln
c. Perhitungan untuk kondisi usulan:
jam terpasang KVA terpakai Kwh usulan nyala Jam 280.7 350 3735 440 . 048 . 1 < = = =
Disinsentif daya usulan = (3.518 – 1.867,5) x 2 x Rp. 28.400,-
= Rp. 93.748.400,- / bln
d. Penambahan disinsentif daya akibat penurunan daya:
Selisih = Rp. 93.748.400 - Rp. 81.971.488 = Rp. 11.776.912,-/bulan
Akibat penurunan daya didapatkan efesiensi biaya beban sebesar Rp. 11.786.000,- namun terjadi penambahan disinsentif daya sebesar Rp. 11.776.912,-. Sehingga disimpulkan bahwa tidak perlu dilakukan penurunan daya karena hasil efesiensinya tidak signifikan.
4.4.3. Program Penghematan Energi Jangka Panjang
Program penghematan energi jangka panjang adalah program penghematan energi yang memerlukan biaya cukup besar untuk pelaksanaannya dan mempunyai “pay-back
period” yang lebih panjang. Dalam tugas akhir ini program penghematan energi jangka
panjang hanya bersifat saran dan pemaparan saja, tidak dilakukan pembahasan secara mendetail karena keterbatasan yang dimiliki dalam penyusunan tugas akhir ini.
4.4.3.1. Penggunaan ballast dengan losses rendah
Ballast yang biasa digunakan pada lampu penerangan memiliki rugi-rugi besar, untuk
itu perlu diganti dengan ballast yang memiliki rugi-rugi lebih rendah seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.6.
Pada tabel 4.8 diberikan data perbedaan konsumsi energi listrik yang dipresentasikan dan diukur oleh salah satu produsen perusahaan lampu ternama di Indonesia untuk lampu TL 36 Watt pada saat start awal dan normal
Gambar 4.6. Ballast dengan losses rendah Tabel 4.8. Efesiensi akibat pemasangan ballast dengan losses rendah
Saat Start Normal
Ballast rugi-rugi
tinggi 50 watt 45 - 50 Watt Ballast rugi-rugi
rendah 38 watt 36 - 37 watt
Dari data pada tabel 4.8 terlihat jelas perbedaan konsumsi energi antara ballast dengan rugi-rugi rendah dan ballast dengan rugi-rugi tinggi. Selain itu efesiensi juga didapatkan dari jumlah ballast yang digunakan, karena untuk lampu dual lamp (2 x 36 Watt) cukup hanya menggunakan 1 buah ballast sedangkan untuk jenis yang saat ini terpasang setiap lampu menggunakan satu buah ballast. Namun demikian penggunaan
ballast dengan rugi-rugi rendah juga memerlukan investasi yang cukup mahal
dibandingkan dengan ballast rugi-rugi tinggi. Oleh karena itu efesiensi jenis ini adalah investasi jangka panjang yang hasil efesiensinya baru bisa terlihat setelah pemakaian beberapa tahun berjalan. Pada tabel 4.9 diperlihatkan keuntungan lain selain keuntungan
financial yang bisa didapatkan dengan penggunaan ballast rugi-rugi rendah.
Tabel 4.9. Keuntungan lain penggunaan ballast dengan rugi-rugi rendah
THD < 15% Umur ballast ;
- Switch = 8000 x - Jam = 30.000 Power factor = 0.98
Renderasi warna = 77 Renderasi warna = 85
TLD Standard 36W/54 conv. ballast 2x36 (existing)
TL-D super 36W/865 EB-SL 2X36 (usulan) 33 . 6 13 365 000 . 30 = × = jam hari time life
Selanjutnya pada tabel 4.10 dan 4.11 diberikan perhitungan mengenai besarnya efesiensi dan investasi yang harus dilakukan oleh gedung PGC dalam pelaksanaan program penghematan dengan menggunakan ballast rugi-rugi rendah pada beberapa lampu koridor dengan tipe dual lamp (2 x 36 Watt).
Gambar 4.7. Lampu dual lamp TL 2 x 36 Watt
Pada tabel 4.10 untuk penggantian ballast pada lampu koridor jenis dual lamp terlihat bahwa BEP antara keuntungan dan investasi akan dicapai setelah pemakaian selama 1 tahun 9 bulan dan setelah periode tersebut akan didapatkan penghematan sebesar 21.74% atau Rp. 46.781.729,- per tahun selama sisa periode life time yaitu sekitar 4.5 tahun lagi.
Sedangkan pada tabel 4.11 untuk penggantian ballast pada lampu koridor jenis
single lamp terlihat bahwa BEP antara keuntungan dan investasi akan dicapai setelah
pemakaian selama 3 tahun 6 bulan dan setelah periode tersebut akan didapatkan penghematan sebesar 21.74% atau Rp. 38.227.516,- per tahun selama sisa periode life
time yaitu sekitar 2 tahun 10 bulan lagi.
Tabel 4.10. Penggantian ballast untuk lampu koridor dual lamp (2 x 36 Watt)
A Biaya investasi
1 Jumlah Titik Lampu 1668 1668
2 Jumlah Balast yang dibutuhkan 3336 1668
3 Harga per ballast ( Rp ) - 97,000 4 Biaya investasi Ballast
(Jml ballast X harga per ballast)
161,796,000
B Biaya Listrik
1 Konsumsi energi listrik per lampu ( Watt ) (46 watt x 2) (36 watt x 2)
2 Total konsumsi listrik 1668 bh lampu ( Watt ) 153,456 120,096 3 Total konsumsi listrik per tahun ( kWh )
WBP = pkl 18.00 - 22.00 = 4 jam x 365 hr x konsumsi energi 224,046 175,340
LWBP = pkl. 09.00 - 18.00 = 9 jam x 365 hr x konsumsi energi 504,103 394,515 4 Total Biaya beban listrik pertahun
WBP (Rp. 904,-/kWh ) 202,537,367 158,507,505 LWBP (Rp. 452,-/kWh) 227,854,538 178,320,943 Total Biaya Listrik per Tahun 430,391,905 336,828,447
E Total penghematan per tahun 93,563,458
F Waktu pengembalian investasi ( tahun ) 1.73
G Total penghematan per tahun ( % ) 21.74
NO ITEM TLD Standard 36W/54
Conv. Ballast 2x36 (Existing)
TL-D Super 36W/865 EB-SL 2X36 (Usulan)
Tabel 4.11. Penggantian Ballast untuk lampu koridor single lamp (1 x 36 Watt)
A Biaya investasi
1 Jumlah Titik Lampu 1363 1363
2 Jumlah Balast yang dibutuhkan 1363 1363
3 Harga per ballast ( Rp ) - 97,000 4 Biaya investasi Ballast
(Jml ballast X harga per ballast)
132,211,000
B Biaya Listrik
1 Konsumsi energi listrik per lampu ( Watt ) (46 watt) (36 watt)
2 Total konsumsi listrik 1363 bh lampu ( Watt ) 62,698 49,068 3 Total konsumsi listrik per tahun ( kWh )
WBP = pkl 18.00 - 22.00 = 4 jam x 365 hr x konsumsi energi 91,539 71,639
LWBP = pkl. 09.00 - 18.00 = 9 jam x 365 hr x konsumsi energi 205,963 161,188 4 Total Biaya beban listrik pertahun
WBP (Rp. 904,-/kWh ) 82,751,328 64,761,909 LWBP (Rp. 452,-/kWh) 93,095,244 72,857,148 Total Biaya Listrik per Tahun 175,846,573 137,619,057
E Total penghematan per tahun 38,227,516
F Waktu pengembalian investasi ( tahun ) 3.46
G Total penghematan per tahun ( % ) 21.74
NO ITEM TLD Standard 36W/54
Conv. Ballast 2x36 (Existing)
TL-D Super 36W/865 EB-SL 2X36 (Usulan)
4.4.3.2. Pemasangan sistem control automatic pada escalator
Penghematan energi dapat dilakukan dengan mengatur operasi escalator pada saat tidak ada orang yang menggunakannya. Untuk itu perlu dilakukan pengaktifan mode operasi
standby atau pengurangan kecepatan pada saat tidak ada orang yang menggunakan escalator. Pengaktifan mode standby dan pengurangan kecepatan ini dapat dilakukan
pada escalator untuk lokasi tertentu disesuaikan dengan ritme tingkat kepadatan pengguna. Escalator dengan tingkat pengguna yang cukup padat tentu saja tidak memerlukan alat pengatur ini sehingga akan mengakibatkan investasi yang tidak terpakai.
Pada operasi escalator, energi yang dikonsumsi oleh peralatan bergantung pada besarnya beban (jumlah orang yang menjadi beban) dan pada kecepatan jalan escalator. Kecepatan menentukan jumlah energi yang diperlukan dan penyesuaian kecepatan yang tepat akan dapat memberikan penghematan energi dengan tetap menjaga kenyamanan pengguna.
Analisa dan pengujian di lapangan perlu dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya penghematan jika dibandingkan dengan investasi alat. Pengujian tersebut juga harus dilakukan terhadap tingkat kepadatan yang berbeda. Menurut hasil studi dari beberapa literature efisiensi pemakaian energi bisa mencapai 30% dengan menggunakan alat sistem control automatic ini. Namun secara pasti berapa besar efisiensinya pada gedung Pusat Grosir Cililitan belum bisa diukur dan dilakukan analisa dalam tugas akhir ini.
Pada gambar 4.8 diberikan hasil penelitian mengenai perbandingan konsumsi energi antara mode operasional dan standby yang dilakukan oleh forum hemat listrik PLN Distribusi Jawa barat dan Banten. Pada gambar 4.8. tersebut dapat dilihat hubungan antara jumlah orang yang diangkut dengan besar energi yang diperlukan. Sedangkan pada gambar 4.9 diperlihatkan mengenai hubungan antara jumlah orang yang diangkut dan energi yang dikeluarkan dengan berbagai jenis kecepatan escalator.
Kesimpulan yang didapatkan dari gambar 4.8 dan 4.9 adalah :
a. Jumlah beban diangkut meningkat akan meningkatkan konsumsi energi. b. Kecepatan meningkat juga akan meningkatkan konsumsi energi.
Gambar 4.8. Perbandingan konsumsi energi pada mode operasi dan standby
Gambar 4.9. Perbandingan energi dan jumlah orang pada eskalator dengan beberapa kecepatan
Selanjutnya pada tabel 4.12. diperlihatkan perkiraan hasil perhitungan efesiensi yang didapatkan dari pemasangan sistem control automatic pada escalator apabila digunakan asumsi penghematan sebesar 30%.
Tabel 4.12. Pemakaian energi untuk operasional escalator pada Mei 2009
AWAL AKHIR kWh ( CT ) AWAL AKHIR kWh (A) ( Ph )
1 PP Esc - 1 LG 210,70 345,50 134,80 10 2,107,00 3,455,00 1,348,00 50 3
2 PP Esc - 2 LG 1,248,90 1,974,20 725,30 1 1,248,90 1,974,20 725,30 50 3
3 PP Esc - 1 GF 1,20 1,20 0,00 1 1,20 1,20 0,00 50 3 tidak beroperasi
4 PP Esc - 2 GF 1,207,30 1,966,80 759,50 1 1,207,30 1,966,80 759,50 50 3 5 PP Esc - 1 1 2,561,40 4,214,00 1,652,60 1 2,561,40 4,214,00 1,652,60 50 3 6 PP Esc - 2 1 1,437,20 2,361,20 924,00 1 1,437,20 2,361,20 924,00 7 PP Esc - 1 2 2,343,70 3,905,60 1,561,90 1 2,343,70 3,905,60 1,561,90 50 3 8 PP Esc - 2 2 1,179,00 1,907,80 728,80 1 1,179,00 1,907,80 728,80 50 3 9 PP Esc - 1 3 1,068,10 1,788,00 719,90 1 1,068,10 1,788,00 719,90 50 3 10 PP Esc - 2 3 982,90 1,624,30 641,40 1 982,90 1,624,30 641,40 50 3
11 PP Esc - 1 3A 0,90 0,90 0,00 1 0,90 0,90 0,00 50 3 tidak beroperasi
12 PP Esc - 2 3A 1,581,40 3,029,00 1,447,60 1 1,581,40 3,029,00 1,447,60 50 3
10,509,00
NO PANEL LANTAI STAND METER KWH PEMAKAIAN Faktor Kali AMPERE PHASE KETERANGAN
TOTAL PEMAKAIAN :
STAND METER KWH
Faktor Kali PEMAKAIAN
Tabel 4.13. Perkiraan efesiensi energi karena penggunaan automatic switch pada escalator
WAKTU OPERASIONAL PEMAKAIAN ENERGI (kWh) TARIF PER kWh (Rp) BIAYA PER BULAN (Rp.) EFESIENSI PER BULAN (30 %) LWBP (pukul 10.00 - 18.00 ) = 8 jam 7.643 452 3.454.594 1.036.378 WBP (pukul 18.00 - 21.00 ) = 3 jam 2.866 904 2.590.964 777.284 Total 10.509 6.045.541 1.813.662
Pada tabel 4.13 diketahui bahwa efesiensi yang didapat setiap bulannya dari pemasangan automatic switch pada escalator adalah sebesar Rp. 1.813.662,- atau sebesar Rp. 21.763.944,- per tahun. Jumlah efesiensi tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan harga investasi alat automatic switch sehingga dapat diketahui berapa lama akan diperoleh BEP atau titik impas antara investasi dengan keuntungan.
4.4.3.3. Penggunaan Timer
Timer diperlukan untuk mengatur jadwal operasional peralatan secara otomatis on dan
off sesuai dengan setting yang dilakukan pada timer. Tujuan pemasangan timer selain untuk mempercepat pekerjaan, efesiensi tenaga kerja juga efisiensi konsumsi energi listrik terkait dengan ketepatan waktu operasional peralatan.
Beberapa peralatan yang dapat menggunakan timer adalah seperti lampu penerangan dalam gedung, lampu penerangan luar gedung, lampu emergency, lampu penerangan parkir dan signage, AC, Air Curtain, exhaust fan, pompa, dsb
Jika semua sistem menggunakan timer maka diperlukan cukup banyak timer dikarenakan jumlah peralatan yang harus dioperasionalkan juga cukup banyak, untuk itu perlu dilakukan analisa lebih lanjut mengenai besarnya efesiensi akibat ketepatan operasional dibandingkan dengan investasi peralatan timer.
Untuk menerapkan program penghematan energy dengan pemasangan timer terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dianalisis:
a. Jumlah timer yang dibutuhkan, berdasarkan pada titik-titik saklar power listrik. b. Harga investasi timer.
c. Jumlah efesiensi energi yang didapatkan, diperoleh dengan perhitungan: total
penghematan waktu akibat pemasangan timer seluruh peralatan x kWh x harga per kWh
d. BEP atau titik impas antara efesiensi dengan investasi.
4.4.3.4. Mengurangi rugi-rugi pada sistem jaringan distribusi listrik
Kurangnya kualitas listrik merupakan latar belakang dari pemborosan energi listrik, dimana dengan rendahnya kualitas daya terdapat bermacam-macam pemborosan energi listrik (rugi-rugi). Penyebab-penyebab rendahnya kualitas daya dikarenakan bermacam-macam faktor, diantaranya adalah:
a. Rendahnya faktor daya pada beban b. Besarnya harmonik
c. Naik turunnya tegangan
Akibat-akibat dari rendahnya kualitas daya diantaranya: a. Kesalahan pengukuran listrik
b. Panasnya kawat penghantar
c. Rusaknya peralatan listrik yang membutuhkan kestabilan tegangan
Pada intinya, rendahnya kualitas daya mengakibatkan pemborosan energi. Faktor daya pada gedung PGC masih baik yaitu rata-rata di atas 0.9 sehingga tidak terkena denda oleh PT. PLN (Persero) akibat rendahnya factor daya. Dimana saat ini faktor daya minimum yang disyaratkan PT. PLN (Persero) adalah sebesar 0.65.