• Tidak ada hasil yang ditemukan

TELUR PBA_281113_MNH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TELUR PBA_281113_MNH"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TELUR

(2)

INTRODUCTION

 Telur  hasil sekresi organ reproduksi

ternak unggas

 Sel reproduktif kompleks: Banyak zat-zat

makanan  supply embrio

 Mengandung protein, lemak, karbohidrat,

vitamin larut lemak (A, D, E, K) ; vitamin larut air (thiamin, riboflavin, asam

pantotenat, niasin, asam folat, vit.B12).

(3)

MACAM-MACAM TELUR

• Umumnya kecil, berat rata-rata 45-50 g

• 200 butir/ ekor/ tahun; Warna kulit telur: coklat, putih Telur ayam kampung

• berat rata-rata 55 -65 g

• Warna kulit telur: coklat, putih; 250-260 butir/ekor/tahun Telur ayam ras

• Berat rata-rata 15 -20 g

• Warna kulit: coklat berbintik hitam Telur burung puyuh

• Lebih besar dari telur burung puyuh, ayam, bebek Telur angsa

• Ukuran hampir sama dg telur itik; warna coklat keputihan Telur kalkun

• Berukuran besar 50 g/butir; Warna kulit hijau kebiruan, utk telur asin Telur itik

(4)

BENTUK TELUR

• kedua ujungnya runcing ~ kerucut

Biconical:

• salah satu ujung runcing ~ kerucut

Conical:

• menyerupai elip

Elliptical:

• menyerupai oval  bentuk paling baik

Oval:

• hampir bulat

•  pengaruh genetik, umur induk (semakin tua – bentuk telur semakin mengarah bulat)

(5)

BERAT TELUR

KELOMPOK BERAT/ BUTIR (gram)

Jumbo Lebih dari 65 Extra Large 60-65

Large 55-60

Medium 50-55

Small 45-50

(6)

Egg

(7)

YOLK (kuning telur)

 30-33% berat telur

 Hampir bulat, berwarna kuning- jingga tua,

terletak di pusat telur.

 Xanthofil (pigmen karotenoid)  warna

 Terdiri atas latebra, germinal disc

(blastoderm = bintik pusat); vitellin membrane (pembungkus yolk)

(8)

Komponen penyusun yolk

Komponen Berat (gram) Berat (%)

Keseluruhan 18,7 100 Air 9,1 48,7 Bahan padat 9,6 51,3 Bahan organik: Protein Lipida Karbohidrat 9,4 3,1 6,1 0,2 50,2 16,6 23,6 1,0 Bahan anorganik 0,2 1,1

(9)

ALBUMEN (putih telur)

 60% dari berat telur total

 Terdiri dari 4 fraksi: lapisan chalaziferous

(lap.kental dalam), lapisan encer dalam

(inner thin layer), lapisan kental luar (firm gel like layer); lapisan encer luar (outer thin layer)

 Tersusun atas sebagian besar air

 Komp.utama: protein

(10)

SHELL (cangkang/kulit/kerabang)

 Lapisan berkapur (calcareous)

 9-12% berat telur total

 Terdiri atas bhn organik berupa kerangka

dari serabut-serabut yang teranyam halus & granula-granula serta substansi interstitial yg tersusun dr campuran

garam-garam organik

 Cangkang  94% kalsium karbonat, 1%

magnesium karbonat, 1% kalsium fosfat; 4% bhn organik terutama protein

(11)

SHELL MEMBRANE

(membran kulit telur)

 Terdiri dari 2 lapisan: membran kulit dalam

telur; membran kulit luar telur

  tersusun oleh 2 atau 3 lapis anyaman

serabut protein yg tdk teratur.

  serabut disatukan oleh suatu bhn

albuminous utk membentuk membran tipis, kuat, melekat erat dan bersama-sama

membatasi cangkang di bag. Dalam dan melekat erat padanya.

(12)

SHELL MEMBRANE

 Membran dalam lebih tipis daripada

membran luar.

 Tebal keseluruhan: 0,01 – 0, 02 mm.

 Fungsi : meminimalisir masuknya

mikroorganisme.

 Pori-pori halus  masuknya gas/ cairan scr

osmosis & difusi

 Membran berwarna putih, kadang agak pink

(13)

PROTEIN & LEMAK TELUR

Protein

• Balanced protein; • mengandung semua

asam amino esensial; • Terdapat dalam

albumen & yolk

Lemak telur

• mudah dicerna; • sumber energi; • kaya asam lemak

esensial terutama asam oleat;

• tinggi kandungan

asam lemak tak jenuh; • terletak dalam yolk

 gliserida, fosfolipid, kolesterol

(14)

KARBOHIDRAT

 Relatif sedikit (0,5 g); 75% terdapat dalam

albumen.

 Terdapat dalam bentuk bebas (glukosa) &

terkombinasi dg protein/lemak yaitu

glikoprotein yg mengandung gugus mannosa, galaktosa

 Glukosa dpt berinteraksi dg senyawa lain: rx

maillard – pencoklatan; rx glukosa & sepalin – bau tak sedap

(15)

VITAMIN & MINERAL

 Sumber vitamin A, D, B1, riboflavin.

 Yolk  sumber vit. A, vit. D, mineral Fe

 Mineral lain: Sodium (Na), Potassium,

(16)

SIFAT FISIKOKIMIAWI TELUR

 pH albumen telur baru : 7,6 – 7,9.

  meningkat (hingga mendekati 9,4)

selama penyimpanan (lepasnya CO2 melalui pori-pori cangkang)

◦ Peningkatan konsentrasi CO2 lingkungan  meningkatkan konsentrasi ion bikarbonat; menurunkan konsentrasi karbonat

 pH yolk telur baru: 6,0

 Selama penyimpanan, pH meningkat

(17)

SIFAT FUNGSIONAL

Sifat

fisikokimia

yang

berguna

dalam

pengolahan

pangan

• Daya

busa

• Emulsi

• Koagulasi

• warna

(18)

DAYA BUSA

  Sifat mengaerasi, leavening power, sifat whipping

telur

 Busa : dispersi koloida fase gas terdispersi dlm fase

cair.

 Mekanisme pembentukan busa:

◦ Pengocokan: rantai dalam protein terbuka  rantai protein menjadi panjang. Protein saling bereaksi ;

membentuk lapisan monomolekul  menangkap/menahan udara yang masuk  membentuk gelembung-gelembung buih pada pengocokan selanjutnya  volumenya

bertambah dan sifat elastisitasnya berkurang.

◦ Warna gelembung mula-mula hijau  berubah menjadi kekuningan, jernih  putih kabur.

 Busa dapat dibentuk oleh putih telur dan kuning telur,

◦ protein putih telur mempunyai kemampuan membentuk busa yang sangat stabil

(19)

DAYA BUSA

 Busa dibentuk oleh beberapa protein yang mempunyai

kemampuan dan fungsi yang berbeda.

 Protein putih telur yang berperan dalam pembentukan

buih  ovalbumin, ovomusin, ovoglobulin.

◦ Ovalbumin membentuk buih yang kuat,

◦ Ovomusin membentuk lapisan film tidak larut air dan menstabilkan buih

◦ Ovoglobulin meningkatkan viskositas, memperkuat

penyebaran gelembung udara dan melembutkan tekstur buih yang dihasilkan

 Faktor yang mempengaruhi volume dan stabilitas buih :

umur telur (lamanya telur disimpan), suhu telur, pH , lama pengocokan, perlakuan pendahuluan dan

(20)

DAYA EMULSI

 Emulsi  campuran antara dua jenis cairan

yang secara normal tidak dapat bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase pendispersi  z.terdispersi, z. pendispersi., z. Pengemulsi (emulsifier)

 Kuning telur  emulsifier

mengandung bagian yang bersifat surface active

yaitu lesitin, kolesterol.

Lesitin mendukung terbentuknya emulsi minyak

dalam air (O/W),  emulsifier

◦ kolesterol cenderung membentuk emulsi air dalam minyak (W/O).

(21)

PEMBERI WARNA

 hanya dimiliki oleh kuning telur,  pigmen

kuning dari xantofil,lutein, beta karoten dan kriproxantin.

 Sifat ini tidak banyak dimanfaatkan seperti

sifat yang lain, hanya digunakan dalam

beberapa produk misalnya baked product, es

(22)

KOAGULASI ALBUMEN & YOLK

T = 62 C • Albumen mulai membentuk gel T = 65 C • Albumen tdk dalam bentuk cair. T = 70 C • Albumen sudah agak padat tapi masih seperti jelly, lunak

T lebih tinggi:

• albumen sangat padat

(23)

KOAGULASI ALBUMEN & YOLK

T = 65 C

• Yolk mulai

memadat

T = 70 C

• Yolk sudah

bukan

berbentuk

cair.

(24)

KOAGULASI ALBUMEN & YOLK

 Agent penggumpal selain suhu:

◦ Kalium iodida ◦ Kalium thiosianat ◦ Urea ◦ Amonium thiosianat ◦ Natrium carbonat ◦ Formaldehyda ◦ NaOH ◦ Pengocokan mekanis ◦ Tekanan 5000 atm

(25)

MIKROBA dalam TELUR

 Kontaminasi mikroba terjadi setelah berada di luar tubuh induk atau diturunkan oleh induk yang berpenyakit

 Sumber: feces, udara, kandang, peralatan, pemanen telur.

 Jenis mikroba:

bakteri proteolitik  alcaligenes, pseudomonas, seratia,

hafnia, cirobacter, proteus, aeromonas, plevabacterium, bacillus, micrococcus, streptococcus, coli

Fungi  mucor, alternaria, cladosporium, penicillium,

(26)

MIKROBA dalam TELUR

 Bakteri proteolitik  Degradasi protein

telur  proteosa, pepton, polipeptida, asam amino, H2, CO2, N2, CH4, NH3, H2S,

merkaptan, indol, skatol, kadaverin, putresin

 Pertahanan terhadap mikroba:

◦ Fisik: kutikula, membran cangkang, viskositas albumen

◦ Kimiawi: lisozim  menyebabkan lisis dinding sel bakteri

(27)

KERUSAKAN TELUR-mikroba

 Green rot

◦ Mikroba psikofilik  mengkontaminasi albumen  encer, berserabut, tampak hijau

 Colourless rot

◦ Pseudomonas/ achromobacter  yolk  bau tak sedap

 Black rot

◦ Pseudomonas/ achromonas  hitam pada yolk; ruang udara besar, albumen coklat hijau encer

 Pink rot

◦ pseudomonas

 Red rot

◦ Serratia  warna kemerahan pada yolk, albumen encer

 Penyimpangan bau

(28)

PENGUJIAN KUALITAS TELUR

 EKSTERIOR

 Indeks Bentuk telur ideal 74

◦ (Lebar telur/ panjang telur) * 100

 Berat telur

 Kerabang (tebal min. 0,33 mm)

◦ Normal  bentuk normal, tak ada bag.kasar,

◦ Sedikit normal  ada bag. Kurang beraturan, ada bag. Sedikit kasar, tdk ada bercak

◦ Abnormal  bentuk tdk normal, tekstur kasar, ada bercak, bag.kasar

(29)

PENGUJIAN KUALITAS TELUR

Kualitas Kerabang Bentuk telur

AA (baik sekali) Bersih; tidak pecah normal A (baik) Agak kotor; tidak

pecah

Normal

B (sedang) Kotoran sedikit; tidak pecah

Kadang tidak normal

C (rendah) Kotoran banyak; tidak pecah

Kadang tidak normal

(30)

PENGUJIAN KUALITAS TELUR

 INTERIOR

 Candling (peneropongan)

 Dalam ruang gelap; pengaturan arah sinar

lampu melewati telur

 Karakter yg diamati: cangkang, rongga

udara, yolk, albumen,

 Deteksi retak-retak pd cangkang, ukuran

rongga udara, ukuran & mobilitas yolk,

blood spot, cacat mikrobiologis, germinasi (ada tidaknya perkembangan embrio)

(31)

PENGUJIAN KUALITAS TELUR

 INTERIOR

 Candling (peneropongan)

 Rongga udara besar  indikasi lamanya

umur telur; lemahnya membran kulit telur; penanganan kasar

 Yolk bergerak lebih bebas, bayangan lebih

gelap (terapung mendekati cangkang) telur kualitas rendah

 Albumen telur kualitas baik: kental & jernih

(32)

PENGUJIAN KUALITAS TELUR

 INTERIOR

 Dengan pemecahan

 Kondisi albumen

◦ Indeks albumen = tinggi putih telur kental/ rerata diameter putih telur kental

◦ Normal= 0, 09 – 0,12

 Kondisi yolk

◦ Warna  pigmentasi pada yolk

◦ Bentuk  indeks (tinggi/ diameter): 0,42

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini menunjukkan sebahagian daripada pemakai kanta sentuh tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai risiko dan bahaya ke atas mata mereka kerana ketidakpatuhan pada

mempengaruhi lingkungan fisik kimiawi, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial budaya, eksploitasi sumber daya air yang pemanfaatannya berpotensi menimbulkan

Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. di atas, perolehan nilai siswa pada kedua KD tersebut belum memuaskan. Pada ulangan KD. 5.1 ada 12

Figure 7 Model proofreading via Autodesk A360 2.2.2 Defining Project Phases : right information should be recorded in right phases. 2.2.3 Information Integration: a ll

Meneruskan Informasi dari Kemenristekdikti, Dalam rangka meningkatkan kemampuan Dosen peneliti, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat,Direktorat Jenderal Penguatan Riset

Sistem Aplikasi Mobile GIS layanan informasi lokasi penting kota Surakarta berbasis Android bersifat client server yang terdiri dari dua aplikasi, yaitu aplikasi client yang

Karena banyaknya suatu permasalahan yang timbul dalam sebuah sistem berjalan, maka dibuatlah suatu sistem usulan untuk mengurangi permasalahan yang terjadi dengan

Penelitian lain dengan hasil serupa juga dilakukan oleh Teddy Bambang Soejadi, Desy Ari Apsari dan Suprapto di Kabupaten Karo, Medan tahun 2006 yang menyatakan bahwa