• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAHASIA METODE PEMECAHAN PERSOALAN BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RAHASIA METODE PEMECAHAN PERSOALAN BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL

METODE PEMECAHAN PERSOALAN BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pemecahan persoalan adalah kegiatan yang diarahkan untuk mengatasi atau menghindari kesulitan. Pengetahuan terhadap dasar-dasar dan teknis pemecahan persoalan harus dimiliki oleh setiap orang terutama bagi seorang pimpinan, karena dalam tugasnya akan selalu menghadapi rangkaian persoalan yang harus dipecahkan sebelum suatu keputusan diambil.

b. Kemampuan memecahkan persoalan dapat dilaksanakan bila yang bersangkutan mampu merumuskan masalah, menentukan pokok-pokok masalah sehingga dapat membuat langkah-langkah pemecahan masalah sesuai dengan kepentingan dan ruang lingkup tugas masing-masing. Namun sesuai jumlah waktu yang tersedia maka pengetahuan pemecahan persoalan lebih dituntut kepada kemahiran dan kemampuan penerapan dalam setiap tugas sehari-hari secara langsung dilapangan diharapkan langkah-langkah pemecahan persoalan harus menjadi kebiasaan dan bagian dari dirinya.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun untuk dipergunakan oleh Gadik / Pasis pada proses belajar dan mengajar Pendidikan Diksarcab Ajen.

b. Tujuan. Agar Perwira Siswa mengetahui tentang Metode Pemecahan Persoalan.

RAHASA

Lampiran III Keputusan Danpusdikajen

Nomor : Kep / / / 2010 Tanggal 2010

(2)

3. Ruang Lingkup. Naskah Departemen ini meliputi penjelasan tentang metode pemecahan masalah yang disusun dengan tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan. b. Perumusan Judul c. Pokok-pokok masalah

d. Langkah-langkah pemecahan masalah e. Evaluasi

f. Penutup.

BAB II

PERUMUSAN JUDUL

4. Umum. Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena langkah ini akan menentukan bagaimana persoalan/masalah ini dapat diselesaikan. Perumusan masalah pada hakekatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya akan dicari melalui penelitian. Jawaban yang benar tidak mungkin diperoleh apabila pertanyaannya salah. Bab ini akan membahas sumber masalah, proses perumusan masalah.

5. Sumber Masalah. Masalah yang akan diteliti pertama-tama tentu saja diwarnai atau dibatasi oleh kerangka acuan seorang peneliti. Suatu masalah dapat ditinjau dari berbagai segi, dan segi pandangan seseorang ditentukan oleh ilmu atau disiplin yang dianutnya. Dengan kerangka acuan yang dimiliki, masalah- masalah yang dapat diteliti dapat dicari dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat menemukan suatu masalah penelitian dari pengalaman atau kehidupan sehari-hari diperlukan kejelian yang cukup tinggi.

(3)

Melalui diskusi sering kali dapat dirumuskan suatu masalah yang berharga untuk diteliti. Melalui diskusi seperti ini, dapat diketahui bahwa suatu masalah yang sudah dirumuskan ternyata masih banyak mengandung kelemahan sehingga perlu diperbaiki. Perbaikan perumusannya kemudian didiskusikan lagi sehingga permasalahan dan perumusannya dapat dipertajam menjadi masalah yang benar-benar dapat serta bernilai dapat diteliti.

Dalam menemukan suatu masalah yang akan diteliti, yang paling mungkin adalah membaca literatur, topik yang menarik perhatian dan kemudian mengkajinya akan dapat sangat membantu untuk dapat menemukan permasalahan yang perlu dan dapat diteliti. Sumber yang sangat penting dalam program membaca dalam rangka menemukan suatu masalah penelitian adalah jurnal. Jurnal sering memuat artikel yang membahas aspek.

6. Proses Perumusan Masalah. Dalam tahap perumusan masalah, kreatifitas seorang peneliti akan sangat membantu akan tetapi, karena tingkat kreatifitas orang tidak sama maka diperlukan suatu kerangka tentang prosedur yang sistematik untuk merumuskan masalah sebagai pedoman. Prosedur yang sistimatik dalam perumusan masalah menurut Wechsler, Reinharz dan Pobbin tahun 1976 tahap pertama adalah adanya kebutuhan yang dirasakan (Felt Need). Kebutuhan yang dirasakan ini akan menimbulkan keinginan untuk melakukan suatu penelitian sehingga telah pula diperoleh gambaran tentang masalah yang akan diteliti. Tahap kedua adalah mempersempit masalahnya sampai pada tingkat yang dapat ditangani oleh peneliti. Cara yang berguna dalam hubuingan ini adalah memikirkan variable yang akan diteliti. Langkah ketiga adalah memeriksa masalah yang akan diteliti dalam hubungannya dengan pengetahuan yang telah tersedia dan penelitian apa saja yang pernah dilakukan yang menyangku variable yang akan diteliti. Dalam hubungannya dengan perumusan masalah, Kerlinger (1986) mengemukakan tiga kriteria yaitu :

a. Masalah harus menyatakan hubungan antara dua variable atau lebih b. Masalah harus dinyatakan secara jelas tanpa meragukan dalam bentuk pertanyaan.

c. Masalah harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diuji secara empirik.

(4)

7. Evaluasi.

a. Mengapa dalam tahap perumusan masalah , kreatifitas seorang peneliti akan sangat membantu ?.

b. Sebutkan tiga kriteria perumusan masalah yang di kemukakan oleh Kerlinger !.

BAB III

POKOK-POKOK MASALAH

8 Umum. Pokok-pokok masalah adalah bagian dari masalah yang apabila dipersempit lagi akan mendapat akar permasalahannya. Dua metode umum yang digunakan untuk mengetahui akar penyebab dari masalah, akan dibahas disini adalah Brainstorming, beertanya mengapa beberapa kali (Why-Why) , dan diagram sebab akibat.

9. Brainstorming. Brainstorming membantu membangkitkan ide-ide alternatif dan persepsi dalam suatu tim kerja sama yang bersifat terbuka dan bebas. Brainstorming dapat digunakan berkaitan dengan hal-hal berikut :

a. Menentukan penyebab yang mungkin dari masalah-masalah dalam proses dan atau solusi terhadap masalah-masalah itu.

b. Memutuskan masalah apa (Atau kesempatan peningkatan apa) yang perlu diselesaikan.

c. Anggota tim merasa bebas untuk berbicara dan menyumbangkan ide-ide kreatif mereka

d. Menginginkan untuk menjaring sejumlah besar persepsi alternatif. e. Kreatifitas merupakan karakteristik Outcome yang diinginkan. f. Fasilitator dapat secara efektif mengelola tim kerjasama itu.

(5)

Untuk melaksanakan Brainstorming, dapat mengikuti langkah-langkah berikut : a. Menyatakan pertanyaan secara jelas.

b. Semua anggota dari kelompok harus berpikir dan membuat catatan-catatan

c. Setiap ide atau respons yang diberikan oleh anggota kelompok tidak boleh dikritik atau tidak boleh diberi komentar.

d. Setiap ide atau respons dari anggota kelompok dicatat tanpa memberikan komentar

e. Setiap anggota kelompok diminta memberikan ide atau respons, tidak boleh ada satupun anggota kelompok yang tidak memberikan ide atau respons. f. Setiap anggota kelompok menyiapkan suatu rangking dari ide-ide atau respons yang diterima itu.

g. Rangking individual itu terhadap ide-ide atau respons itu diperbandingkan.

h. Memprioritaskan untuk memilih ide-ide terbaik dari berbagai ide atau respons yang dikemukakan itu

10. Bertanya Mengapa Beberapa Kali. (Why-Why).

Konsep bertanya mengapa beberapa kali dapat digunakan untuk menemukan akar penyebab dari suatu masalah yang berkaitan dengan kualitas dari suatu proses. Bertanya mengapa beberapa kali akan mengarahkan kita untuk sampai pada penyebab masalah sehingga tindakan korektif yang sesuai pada akar pada penyebab masalah yang ditemukan itu akan menghilangkan masalah. Contoh penggunaan alat bertanya mengapa beberapa kali (why-Why) ditunjukkan dalam tabel 9.A, tabel 9.B, dan tabel 9.C. Dari tabel 9.A kita mengetahui bahwa akar penyebab masalah peningkatan Unfanvorable material effeciency variance (melalui penyimpangan penggunaan aktual material terhadap penggunaan standart) Adalah belum adanya sistem pembelian yang baku seperti : Just–in–time purchasing, sehingga tindakan yang efektif adalah menetapkan dan melaksanakan sistem pembelian Just–in–time dengan menggunakan konsep Blanket Purchase Order (BPO).

(6)

Tabel 9.A

Bertanya mengapa beberapa kali untuk menemukan akar penyebab masalah (observasi : Peningkatan unfavorable material efficiency variance)

NO BERTANYA MENGAPA JAWABAN

1 Mengapa terjadi unfavorable material efficiency variable sebesar 20 % ?

Sebab penggunaan aktual material lebih besar dari pada

standart yang diterapkan 2. Mengapa penggunaan aktual material lebih

besar dari pada standart yang ditetapkan ?

Sebab terjadi scrap mateial sebesar 25 %

3. Mengapa terjadi scrap material sebesar 25 % ?

Sebab material yang digunakan berasal dari pemasok lain. 4. Mengapa material yang digunakan

berasal dari pemasok lain ?

Sebab terjadi kehabisan material ketika memesan kepada pemasok

yang biasa memasok material standar.

5. Mengapa terjadi kehabisan material ketika memesan kepada pemasok standar ?

Sebab sistem pembelian material selama ini hanya berdasarkan

kepada kebutuhan saat itu. 6. Mengapa sistim pembelian material hanya

berdasarkan kepada kebutuhan saat tertentu saja :

Sebab belum ada kebijaksanaan manajemen berkaitan dengan sistem pembelian material Just –

In – Time (JIT Purchasing )

Tabel 9.B.

Bertanya mengapa beberapa kali untuk menemukan akar penyebab masalah (observasi : Mesin sering macet)

NO BERTANYA MENGAPA JAWABAN

1 Mengapa mesin sering macet? Sebab sekring sering putus karena beban terlalu besar 2. Mengapa beban terlalu besar ? Sebab pemberian pelumas tidak

cukup 3.

Mengapa pemberian minyak pelumas tidak cukup ?

Sebab pompa penyalur minyak pelumas tidak bekerja dengan

baik 4.

Mengapa pompa penyalur minyak

pelumas tidak bekerja dengan baik ? Sebab sumbu pompa tidak berfungsi.

5. Mengapa sumbu pompa tidak berfungsi ? Sebab minyak pelumas kotor masuk ke dalamnya.

(7)

Dari tabel 9.B diketahui bahwa akar penyebab masalah kemacetan mesin sehingga menurunkan produktivitas mesin adalah, masalahnya minyak pelumas kotor kedalam pompa itu, sehingga tindakan yang efektif adalah memasang jaringan (Filter) pada pompa pemberi pelumas.

Tabel 9.C

Bertanya mengapa beberapa kali untuk menemukan akar penyebab masalah (observasi : Penjualan Menurun)

NO BERTANYA MENGAPA JAWABAN

1 Mengapa penjualan menurun sebesar 12 % dalam kuartal pertama ?

Sebab kita menjual lebih sedikit produk, sementara harga tetap. 2. Mengapa kita menjual lebih sedikit produk

?

Sebab biaya untuk iklan berkurang sebesar 25 %.

3. Mengapa biaya untuk iklan berkurang 25 % ?

Sebab proposal anggaran yang diminta tidak diterima tepat waktu. 4. Mengapa proposal anggaran tidak diterima

tepat waktu ?

Sebab manajer periklanan tidak ada.

5. Mengapa manajer periklanan tidak ada ? Sebab posisi itu tidak ditempati sejak departemen periklanan dibuka.

Dari tabel 9.C kita mengetahui bahwa akar penyebab masalah penjualan menurun adalah posisi manajer periklanan belum ditempati, sehingga tindakan yang efektif adalah menempatkan atau mengangkat manajer periklanan agar menempati posisi pada departemen itu.

11. Evaluasi.

a. Sebelum kita memecahkan masalah kita harus menemukan sumber masalah. Bagaimana anda dapat menemukan sumber masalah ?.

b. Sebutkan dan jelaskan proses perumusan masalah menurut wechsler, Reinherz dan Robbin tahun 1976 !.

c. Dalam menentukan pokok-pokok masalah maka dapat kita gunakan Brainstorming. Sebutkan kegunaan dari Brainstorming.

(8)

BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

12 Umum. Dalam proses penyelenggaraan pemecahan persoalan, pentahapannya secara umum dapat kita bagi dalam langkah-langkah sebagai berikut : mengenali masalah, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisa data, memilih dan menetapkan cara bertindak yang terbaik, serta mengajukan saran.

13. Mengenali Masalah. Dalam setiap perkiraan yang kita lakukan langkah pertama dan terpenting adalah mengenali masalah serta menetapkan tujuan pemecahannya. Perumusan tujuan (pemecahan masalah) yang keliru atau berbeda akan menghasilkan konsep pemecahan yang berbeda pula. Langkah-langkah dalam menganalisa masalah adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi masalah. Hal ini dilakukan sumber dengan usaha menemukan kerawanan maupun sumber kerawanan tersebut. Untuk itu dapat kita mulai dengan mempelajari hakekat dan apa yang menjadi tugas komandan atau satuan, serta bagian mana yang menjadi tugas kita sendiri. Dengan menggambarkan hubungan kerja yang berlaku termasuk fungsi-fungsi dan pembagian tugas masing-masing unsur dapat membantu kita menemukan kerawanan tersebut. Untuk itu kita dapat menggunakan antara lain pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :

1) Adakah kesulitan yang dirasakan dalam pelaksanaan tugas ? (kurang lancar, keliru, tidak dilaksanakan dengan tepat dsb).

2) Apakah kira-kira yang menyebabkan kesulitan itu ? 3) Mengapa saya berkepentingan dalam masalah ini ?

4) Hal apakah yang menarik perhatian pimpinan/komandan saya dalam masalah ini ?

b. Menganalisa Masalah. Setelah kita temukan kerawanan-kerawanan itu lebih lanjut kita mencari apa yang menyebabkan kerawanan tersebut. Sumber kerawanan mungkin hanya satu tapi biasanya lebih dari satu. Dalam

(9)

menghadapi masalah yang rumit mungkin perlu dilakukan penelitian dahulu secara lebih seksama untuk menentukan hubungan antara masalah atau kesulitan dengan sumber penyebabnya.

c. Membatasi masalah. Dalam rangka mengenali masalah ini, langkah selanjutnya adalah membatasi diri mana yang :

1) Menjadi tanggung jawab kita.

2) Dalam batas wewenang pengawasan pimpinan/komandan kita.

d. Merumuskan Masalah. Setelah mengetahui sumber dari masalah dan memperhatikan pula pembatasan sesuai dengan tanggung jawab maupun wewenbang kita, selanjutnya kita perlu membuat suatu perumusan yang dapat disusun dalam bentuk pertanyaan : Bagaimana menghilangkan kerawanan-kerawanan itu ?.

14. Mengumpulkan Data.

a. Setelah masalahnya dirumuskan, lanhkah berikutnya adalah melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengah masalah tersebu. Teknik yag digunakan untuk pengumpulan data dapat dengan cara mempelajari atau meneliti laporan, naskah, petunjuk program dan sumber tertulis lainnya, tapi juga dengan penyebaran angket, cheklist, mengadakan wawancara atau pengamatan. Dalam rangka pengumpulan data ini kita juga perlu mengadakan diskusi dan bertukar pikiran dengan atasan, rekan-rekan perwira staf maupun dengan komandan eselon bawahan.

b. Keterangan atau data yang kita peroleh lebih lanjut kita adakan penggolongan sesuai dengan sifatnya yaitu fakta ataukah dugaan, juga digolongkan menurut tingkat kepentingannya terhadap pemecahan masalah, yaitu : yang bersifat mutlak, penting atau berfaedah.

Untuk ini jangan luma diperhitungkan tentang biaya, ruang lingkup kegiatan dan waktu maupun tradisi yang sudah berlaku dalam sesuatu lingkungan karena hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran pemecahan masalah.

(10)

Doktrin, keputusan dan peraturan yang berlaku dijadikan dasar untuk memecahkan masalah yang bersangkutan.

c. Setelah data terkumpul kita perlu mengadakan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :

1) Apakah data itu (benar) ada hubungannya dengan masalah yang dibahas?

2) Apakah data yang bersangkutan merupakan fakta ataukah keterangan yang masuk akal ?

3) Apakah data yang bersangkutan masih segar ?

4) Apakah data yang diperoleh sudah cukup untuk membahas yang bersangkutan ?.

5) Apakah data itu sudah meliputi semua aspek yang kita perlukan ?

15. Mengolah Data dan Mencatat Kemungkinan Pemecahannya. Babak ini merupakan babak yang paling sulit karena disini kita dituntut secara kreatif, artinya dapat menghubung-hubungkan unsur yang kita ketahui dengan kecenderungan maupun konsep pemecahannya kedalam suatu pola pikir yang baru dan berfaedah. Disini daya imajinasi seseorang kadang-kadang lebih menonjol dari pada pengetahuannya. Mengenai pengembangan cara berpikir kreatif ini ada dua hal yang perlu kita ketahui yaitu : tentang hambatan-hambatan yang sering mempengaruhi daya kreasi kita, dan bagaimana meningkatkan daya kreasi tersebut. Hal-hal yang menghamnbat pengembangan daya kreasi antara lain adalah sebagai berikut :

a. Kebiasaan. Pengamatan kita terhadap sesuatu sangat erat dengan pengalaman atau latar belakang pengetahuan kita. Biasanya pikiran kita tidak menangkap semua yang kita lihat, tapi lebih cenderung mencatat apa yang berkenan dihati kita. Biasanya kita hanya mau melihat hal yang enak-enak saja. Cara yang dapat dikembangkan untuk menjamin kebiasaan kita menangkap masalah disekitar kita adalah antara lain dengan :

(11)

1) Senantiasa berusaha mencari jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang ti,mbul dalam pikiran kita.

2) Berusaha untuk mendapat gambaran yang menyeluruh mengenai suatu persoalan.

b. Rasa Takut. Biasanya orang tidak berani melakukan suatu karya pemba-haruan (atau perombakan) karena orang takut gagal yang akan berarti menyangkut nama baik atau prestasinya. Akibatnya orang cenderung orang bersikap netral atau menunggu, dengan kata lain tidak aktif. Dengan senantiasa berusaha melakukan persiapan yang sebaik-baiknya atau merencanakan sesuatu secara matang sebelum melakukan sesuatu, kita akan dapat memperkecil resiko kegagalan dan sekaligus meningkatkan rasa percaya akan diri sendiri serta kemungkinan mendapat sukses.

c. Prasangka. Prasangka adalah suatu penilaian yang terburu-buru terhadap sesuatu persoalan tanpa kita mengetahui semua fakta yang bertalian dengan persoalan itu. Secara sadar atau tidak, sering kali kita terlalu dikuasai oleh lingkungan atau pergaulan dimana kita cenderung mengikuti saja atau membenarkan apa kata orang. Prasangka sering membuat kita buta terhadap masalah kita sebenarnya, karena yang kita jadikan sasaran adalah orang lain bukannya masalah atau persoalan. Kita akan dapat menghilangkan kebiasaan berprasangkaan ini apa bila kita mau melakukan komunikasi dan mendistribusikan masalah serta beritikad baik untuk mencari pemecahan bagi persoalan yang bersangkutan.

d. Harga Diri. Sering kali kita cenderung untuk mempertahankan pendapat atau keputusan sendiri dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, terlebih-lebih kalau pendapat orang lain itu berlawanan dengan pendapat kita. Untuk mengatasi hambatan ini kita perlukan membiasakan diri untuk bersikap lebih terbuka dan mau mempertimbangkan pendapat orang lain.

e. Sifat Lamban. Apabila seseorang cenderung menolak perubahan mengenai keadaan atau lingkungan meskipun ia sadar bahwa ada masalah

(12)

tertentu, orang tersebut mempunyai kecenderungan bersifat ragu-ragu atau lamban sekalipun ia mempunyai cukup pengetahuan atau kemampuannya. Sifat lambat merupakan hambatan yang dapat kita atasi dengan membiasakan diri mencari/menemukan konsep pemecahan bagi setiap persoalan yang timbul disertai keberanian untuk tampil kedepan.

Kita wajib berusaha untuk mengenali kelemahan kita yang menjadi penghambat daya kreasi seperti yang disebutkan diatas selama kita tidak bersungguh-sungguh berusaha mengatasi hambatan itu, akan senantiasa sukar bagi kita untuk mengembangkan cara-cara berfikir yang kreatif dalam diri kita. Salah satu cara untuk meningkatkan daya kreasi dan kemampuan membentuk gagasan-gagasan baru adalah dengan mencurahkan semua buah pikiran yang timbul atau melintas dalam benak kita tanpa diolah terlebih dahulu. Teknik ini telah dikenal dengan istilah Brainstorming. Untuk mengembangkan teknik ini dapat digunakan beberapa petunjuk beberapa petunjuk sebagai berikut :

1) Jangan kita persoalkan apakah gagasan itu benar atau salah. Analisa terhadap gagasan itu sendiri kita lakukan pada taha kemudian. 2) Curahkan semua gagasan yang timbul dalam pikiran kita, dan catat sedemikian rupa agar mudah kita mempelajarinya kembali dikemudian. 3) Utamakan kecepatan memperoleh gagasan dari pada ketelitian atau kebenarannya. Dengan jumlah gagasan yang lebih banyak memungkinkan kita untuk menemukan jawaban yang tepat bagi suatu persoalan.

4) Bersikaplah terbuka dan terimalah gagasan orang lai sekalipun gagasan itu mirip dengan gagasan kita, ataupun tampaknya berlawanan dengan pendapat kita. Pendapat orang lain sering kali memberikan kepada kita dorongan bagi timbulnya gagasan-gagasan baru.

16. Memilih Cara Bertindak yang Terbaik.

a. Dalam rangka menilik kemungkinan pemecahan atau cara bertindak, dalam melakukan analisa kita dapat menggunakan pedoman sebagai berikut :

(13)

1) Apakah waktunya sudah tepat untuk mengadakan perubahan baru?

2) Apakah keputusan yang akan diambil ini dapat berlaku lama ? 3) Berapa banyak dukungan atau pengeluaran yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan yang baru itu ? (biaya, tenaga, waktu dsb). 4) Dibandingkan dengan hasil yang dapat dicapai sekarang ini, apakah hasil yang diharapkan itu sepadan dengan besarnya biaya dan tenaga yang harus kita keluarkan ?

5) Apakah cara pemecahan (yang akan disarankan ini) dapat diterima oleh Komandan ? Kita harus dapat memperkirakan apa yang kemungkinan besar dapat diterima oleh Komandan dan apa yang pasti ditolaknya. Komandan adalah orang pertama yang harus dapat kita yakinkan tentang perlunya pemecahan terhadap sesuatu masalah, baru kemudian dikembangkan bersama para perwira staf lainnya.

b. Dengan menggunakan pedoman tersebut diatas, kita akan dapat mengetahui cara bertindak mana yang dapat kita pertimbangkan lebih lanjut dalam pemecahan persoalan yang dihadapi dan mana yang harus kita tinggalkan karena kurang memenuhi syarat.

c. Langkah berikutnya adalah menelaah untung rugi dari masing-masing kemungkinan cara bertindak, umpamanya dengan menguraikan sebagai berikut : Cara bertindak atau kemungkinan

1) Uraian/rumusan cara bertindak : ………..

2) Keuntungan-keuntungannya : ………..

3) Kerugian-kerugiannya : ………..

d. Langkah berikutnya adalah mengadakan perbandingan terhadap kemungkinan-kemungkinan tersebut diatas dengan menilai keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Melalui pembahasan tersebut kita akan dapat menentukan kemungkinan manakah yang mengandung resiko yang terkecil, untuk selanjutnya kita sarankan kepada komandan.

(14)

e. Mengajukan saran. Dalam rangka mengajukan saran cara bertindak kepada Komandan, kita dapat menggunakan teknik penulisan tertentu umpamannya : Telaahan Staf atau perkiraan keadaan. Dalam mengajukan saran kepada Komandan itu perlu diingat hal-hal sebagai berikut :

1) Komandan adalah orang yang sibuk, waktu beliau terbatas dan berharga karena banyuak tugas lain yang menunggu. Sajikan saran-saran itu secara ringkas tetapi berisi janhgan bertele-tele.

2) Yakinkan Komandan tentang saran tersebut dengan mengemukakan beberapa cara bertindak, masing-masing dengan untung ruginya.

3) Nyatakan alasan saudara dan apa yang menjadi latar belakang pemecahan persoalan tersebut .

4) Kita harus siap untuk memperinci lebih lanjut apabila Komandan memintanya.

17. Evaluasi.

a. Sebutkan langkah-langkah dalam pemecahan masalah. b. Sebutkan langkah-langkah dalam menganalisa masalah.

(15)

BAB VI

EVALUASI AKHIR PELAJARAN ( Bukan Naskah Ujian )

18. Evaluasi Akhir.

a. Dalam memecahkan suatu permasalahan kita harus dapat menemukan sumber masalah. Jelaskan bagaimana sumber masalah itu dapat diketahui !. b. Sebutkan kegunaan Brainstorming dalam menentukan pokok-pokok masalah dan berikan contoh dengan menggunakan pertanyaan mengapa beberapa kali !.

c. Sebutkan dan jelaskan dalam langkah-langkah pemecahan masalah. d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Metode Pemecahan Masalah !. e. Persyaratan apa yang harus dimiliki seseorang agar dapat segera mengetahui tentang adanya masalah/persoalan.

f. Jelaskan apa yang dimaksud bahwa sesuatu masalah itu menjadi masalah bagi seseorang !.

g. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara masalah dan persoalan !. h. Sebelum kita memecahkan masalah kita harus menemukan sumber masalah.

Bagaimana anda dapat menemukan sumber masalah ?.

i. Sebutkan dan jelaskan proses perumusan masalah menurut wechsler, Reinherz dan Robbin tahun 1976 !.

j. Dalam menentukan pokok-pokok masalah maka dapat kita gunakan Brainstorming. Sebutkan kegunaan dari Brainstorming !

(16)

k. Dalam rangka menilik kemungkinan pemecahan atau cara bertindak, dalam melakukan analisa kita dapat menggunakan beberapa pedoman. Sebutkan pedoman-pedoman tersebut!

BAB VI PENUTUP

19. Penutup. Demikian Naskah Departeman tentang metode pemecahan persoalan ini disusun untuk bahan ajaran bagi Gadik dan Serdik dalam proses belajar mengajar pada pendidikan Diksarcab Ajen.

16

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses join ordering dalam SQL Server, tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah baris pada setiap

Untuk menjelaskan perancangan sistem yang dilakukan dalam mewujudkan penelitian “Implementasi Solenoid dan Sensor Getar Pada Sistem Keamanan Sepeda Menggunakan Modul

Setelah itu Peter menyusut naik ke atas tembok Dari atas ia memandang ke arah kawan-kawan samb i nyengir. Dilihatnya pesawat terbang yang tadi hilang itu sudah berada di tangan

Sumber Daya Manusia (SDM) sangat sedikit, Sarana Prasarana Penunjang kurang lengkap, dan peralatan yang digunakan belum berbasis teknologi yang

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah “Diduga terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham sebagai dasar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dimensi pipa saluran utama PVC AW dengan Ø 4 inchi (11,4 cm) tidak memenuhi untuk mengatasi genangan yang terjadi di lapangan

Fungsi karbohidrat adalah sebagai penyedia energi utama.. Sebagian karbohidrat diubah di dalam tubuh menjadi lemak. 18 Karbohidrat yang sudah dicerna antara lain

Kerugian ekonomi akibat penyakit rabies yang diperhitungkan pada manusia adalah biaya kesehatan masyarakat berupa biaya yang dikeluarkan oleh korban gigitan anjing rabies atau