ANALISIS PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA BISNIS PADA UMKM KULINER DI KOTA
DENPASAR
Ni Putu Nita Anggraini 1), Wayan Suarjana2) Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Email : mahasaraswati.nita@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of orientation variables of entrepreneurship and market orientation on business performance of SMEs Culinary in the city of Denpasar. The sample used in this study is 100 respondents, where the sampling technique used in this study is non probability sampling.Analyzer used is PLS. The result of analysis shows that entrepreneurship orientation has an effect on business performance, while market orientation has no effect to business performance.
Keywords: entrepreneurial orientation, market orientation and business
performance. PENDAHULUAN
Era globalisasi sekarang ini meningkatkan persaingan di berbagai sektor. Persaingan yang muncul tidak saja datang dari dalam negeri melainkan dari investor asing yang membuat persaingan tersebut tidak dapat dihindari. Semakin tinggi tingkat persaingan membuat perubahan dalam bidang ekonomi yang dirasa sangat signifikan. Persaingan antar perusahaan menuntut faktor internal perusahaan mulai berbenah dan meningkatkan kinerja untuk dapat mempertahankan eksistensi perusahaan dalam persaingan dunia.
Dalam tingkat pesaingan yang semakin ketat dan kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung maka suatu produk perusahaan akan tumbuh berkembang sampai pada suatu titik, dimana produk tersebut nantinya akan sulit dibedakan antara satu dengan yang lain. Agar menang dalam suatu persaingan maka dalam memasarkan produk saat ini produsen tidak hanya
berdasarkan pada kualitas produk saja, tetapi juga tergantung dari strategi yang diterapkan oleh perusahaan (Dewi, 2006). Meningkatkan kinerja superior perusahaan untuk menghadapi persaingan dapat dilakukan dengan orientasi kewirausahaan. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki orientasi kewirausahaan cenderung lebih berhasil (Lee dan Peterson dalam Kropp, et al, 2006). Peningkatan kinerja yang dihasilkan dari orientasi kewirausahaan juga dinyatakan sebagai keunggulan yang harus dipertahankan (Risnawati dan Noermijati, 2008).
Budaya lain yang dapat meningkatkan kinerja superior adalah perilaku orientasi pasar, dimana perilaku ini penting untuk merebut persaingan dengan perusahaan lain. Perusahaan yang berorientasi pasar akan memanfaatkan perubahan tersebut, yang mengarahkan mereka untuk menghasilkan kinerja superior dibandingkan perusahaan lain yang tidak
berorientasi pasar. Orientasi pasar merupakan budaya organisasi yang efektif dan efisien untuk menciptakan nilai superior bagi pembeli dan kinerja superior bagi perusahaan (Risnawati dan Noermijati, 2008).
Telah banyak riset yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara orientasi kewirausahaan,orientasi pasar, keunggulan bersaing dan kinerja bisnis, diantaranya : Narver dan Slater (1990) mengungkapkan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran.Hasil penelitian Risnawati dan Noermijati (2008) menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan melalui sikap kemauan untuk berinovasi, keberanian mengambil resiko, proaktif, agresif dan otonomi dapat meningkatkan kinerja organisasi dan orientasi pasar terbukti berpengaruh langsung terhadap kinerja organisasi.
Adanya perbedaan hasil penelitian tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti kembali hubungan orientasi kewirausahaan, orientasi pasar dan kinerja bisnispada UMKM Kuliner di Kota Denpasar. Pemilihan Kota Denpasar sebagai lokasi penelitian mengingat menjamurnya UMKM kuliner di Kota Denpasar yang merupakan aset tersendiri untuk
memperkuat pondasi
perekonomian daerah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk menjelaskan pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis pada UMKM kuliner di Kota Denpasar.
2) Untuk menjelaskan pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis pada UMKM kuliner di Kota Denpasar.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses dinamis dari visi, perubahan dan penciptaan yang mensyaratkan aplikasi energi dan semangat terhadap penciptaan dan implementasi dari ide baru dan solusi kreatif(Kuratko, 2009:21).
Berbagai literatur menggambarkan indikator orientasi kewirausahaan, 5 indikator utama dalam orientasi kewirausahaan yaitu keinginan untuk pencapaian tujuan (need for achievement), keyakinan usaha terhadap keberhasilan (internal locus of control), percaya diri (self reliance), inovasi (inovatif), pengambilan resiko (risk taking) ( Lee & Tsang, 2001).
2.2 Orientasi Pasar
Narver dan Slater (1990) mendefinisikan orientasi pasar sebagai sebuah budaya organisasi yang terdiri dari tiga komponen perilaku yang sama pentingnya,yaitu : orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antar fungsi.
2.3 Kinerja Bisnis
Menurut Wibowo (2008), kinerja berasal dari pengertian performance. Adapun pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna luas, tidak hanya hasil kerja, tetapi bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Venkatraman dan Ramanujam (1986) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan merupakan sebuah konstruk multidimensi. Dalam hal ini, kinerja perusahaan terdiri dari kinerja keuangan, kinerja bisnis, dan kinerja keorganisasian.
BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir
Kewirausahaan dikenal sebagai pendekatan baru dalam pembaruan kinerja perusahaan. Hal ini, tentu harus direspon secara positif oleh perusahaan yang mulai mencoba bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat krisis berkepanjanganuntuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi perusahaan berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Menurut Kara, et al.(2005) pemasaran harus memakai konsep bagaimana perusahaan mengetahui apa yang diinginkan pelanggan/konsumen dan memenuhinya dengan meletakkan kepuasan serta nilai-nilai pelanggan sebagai hal yang utama dan transaksi sebagai dasar analisis. Orientasi kewirausahaan diyakini memiliki hubungan langsung dengan orientasi pasar.
Kinerja bisnis merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari
aktifitas perushaan secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Anderson dan Narus (1990) juga menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja perusahaan, kunci perusahaan yang sukses ternyata terletak pada adanya upaya untuk menjalin dan membangun kerjasama atau kemitraan dengan perusahaan lain. Adanya kerjasama ini akan memperkuat kemampuan kedua belah pihak dalam menghadapi persaingan yang ada. Hal ini didasari oleh adanya kenyataan bahwa persaingan yang harus dihadapi seorang diri oleh perusahaan ternyata kurang mampu memberikan pengaruh positif bagi perusahaan jika dibandingkan dengan persaingan yang dihadapi secara bersama – sama dengan mitra. Berikut kerangka berpikir pada penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir 3.2 Hipotesis 1) Variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja bisnis pada UMKM kuliner di Kota Denpasar.
2) Variabel orientasi pasar berpengaruh terhadap kinerja bisnis pada UMKM kuliner di Kota Denpasar.
Orientasi Kewirausahaan (X
1)
Indikator:
- Need for achievement
- Internal locus of control
- Self reliance
- Inovatif
- Risk taking
(Lee & Tsang, 2001)
Orientasi Pasar (X
2)
Indikator:
- Orientasi pelanggan
- Orientasi pesaing
(Narver dan Slater, 1990)
Kinerja Bisnis (Y)
Indikator:
- Pertumbuhan profit
- Pertumbuhan asset
- Pangsa pasar
(Hashim, et al,2001)
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kuliner di Kota Denpasar
4.2 Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pengusaha UMKM kuliner di Kota Denpasar.
4.3 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini ada 2 jenis variabel yang digunakan oleh peneliti, yaitu variabel depeden dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja bisnis (Y) dan variabel independenpada penelitian ini adalah orientasi kewirausahaan (X1) dan orientasi pasar (X2).
4.4 Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM kuliner yang ada di Kota Denpasar, dimana jumlahnya tidak diketahui secara pasti sehingga dalam metode penentuan sampelnya menggunakan metode Bernoulli (Sedarmayanti, 2002:149) n ≥(𝑍 α 2)² 𝑝.𝑞 𝑒² n ≥ 1,96 2𝑥0,5𝑥0,5 0,1² n = 96,04 (dibulatkan 100) dimana : n = jumlah sampel
Z = nilai yang didapat dari tabel normal standar dengan peluang α
2
q = probabilitas populasi yang diambil sebagai sampel (1-p) α = tingkat ketelitian
e = tingkat kesalahan
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009:85).
4.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner dengan penilain berdasarkan persepsi responden dari angka 1-5 (skala Likert) yang mewakilkan jawaban mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
4.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan software SmartPLS versi 3.0. Dalam analisis SEM-PLS ada evaluasi measurement model (outer model) dan structural model (inner model). Measurement model digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatuindikator yang diuji, sedangkan structural model digunakan untuk menguji signifikansi parameteryang dirumuskan dalam hipotesis.Uji validitas pada measurement model meliputi convergent validity dengan kriteria nilai average variance extracted (AVE) > 0,5 dan discriminant validity dengan nilai akar kuadrat AVE harus lebih tinggi dari korelasi antar variabel. Uji reliabilitas pada measurement model yaitu dengan kriteria dilihat dari composite reliability >0,70 dan cronbach alpha coefficient > 0,7 (Ghozali, 2012 : 38).
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis Data
5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden
Distribusi responden pada penelitian ini di identifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, asal perusahaan, aset perusahaan dan pendapatan per tahun perusahaan.
Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan demografi
Variabel Klasifikasi Jumlah
Orang Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 71 71 Perempuan 29 29
Jml 100 100
Usia (tahun) 16-25 tahun 5 5 26-35 tahun 16 16 36-45 tahun 54 54 >45 tahun 25 25 Total 100 100 Pendidikan SD 4 4 SMP 2 2 SMU 47 47 Akademi (D1/D2/D3) 19 19 Sarjana (S1) 27 27 Pasca Sarjana (S2/S3) 1 1 Total 100 100 Perusahaan Dirintis 95 95 Diwarisi 5 5 Jml 100 100
Aset Perusahaan <50 Juta 46 46 >50 juta 54 54
Total 100 100
Pendapatan tahunan <300 juta 66 66 >300 juta 34 34
Total 100 100
Sumber: data primer diolah, 2017 5.1.2 Hasil Uji PLS
1) Convergent validity
Berikut disajikan nilai AVE
Tabel 5.2
Nilai Average Variance Extracted (AVE)
Variabel AVE
Orientasi kewirausahaan (X1) 0.519441
Orientasi Pasar (X2) 0.975996
Kinerja Bisnis (Y) 0.756467
Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran 6) Berdasarkan Tabel 5.16,
dapat dilihat bahwa nilai AVE setiap konstruk >0,5. Berdasarkan
hal tersebut mak a dapat dikatakan bahwa semua konstruk telah memenuhi convergent validity. 2) Discriminant validity
Perbandingan Akar Nilai AVE dan Nilai Korelasi
Variabel Pemasaran Kinerja Orientasi Pasar kewirausahaan Orientasi
Kinerja Bisnis (Y) 1.000000
Orientasi Pasar (X2) 0.228385 1.000000
Orientasi kewirausahaan
(X1) 0.437106 0.274247 1.000000
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 5.17, terlihat bahwa korelasi antar variabel kinerja bisnis (Y), orientasi pasar (X2), dan orientasi kewirausahaan (X1) dalam kuisioner yang dipakai (yang ditulis tanpa ditebalkan dan bukan kotak diagonal) lebih kecil dari akar nilai AVE (yang ditulis tebal dan dalam kotak diagonal) masing-masing variabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuisioner yang dipakai memenuhi kriteria discriminat validity.
a) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan teknik perhitungan alpha cronbach dan composite reliabilty. Pedoman dalam uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai koefisien alpha cronbachdan composite reliabilty minimal 0,70 yang menunjukkan bahwa kuisioner memliki tingkat reliabilitas cukup baik Nilai alpha cronbach dan composite reliabilty pada penelitian ini diuraikan pada Tabel 5.18 berikut.
Tabel 5.3
Perbandingan Nilai Alpha Cronbach dan Composite Reliabilty Variabel Cronbach Alpha Composite Reliability Orientasi kewirausahaan (X1) 0.782763 0.835681
Orientasi Pasar (X2) 0.975467 0.987852 Kinerja Bisnis (Y) 0.831500 0.902081 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 5.18 menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach dan composite reliabilty dari orientasi kewirausahaan (X1) masing-masing adalah 0,782763 dan 0,835681, orientasi pasar (X2) masing-masing adalah 0,975467 dan 0,987852 dan variabel kinerja bisnis (Y) masing-masing 0,831500 dan 0,902081.
Dengan demikian, seluruh variabel memiliki nilai alpha cronbach dan composite reliabilty lebih besar 0,70 yang berarti kuisioner yang dipakai pada penelitan ini memenuhi kriteria reliabilitas.
1) Analisis inner model Hasil perhitungan R2
Hasil Perhitungan R Square
Variabel R Square
Kinerja Bisnis (Y) 0.203793 Orientasi Pasar (X2)
Orientasi kewirausahaan (X1) Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil
perhitungan, nilai R2 pada penelitian ini diperoleh 0,203793 yang dikategorikan sebagai model lemah, dimana maknanya adalah 20,37% kinerja bisnis dipengaruhi oleh orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar sedangkan 79,62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
2) Pengujian hipotesis
Menguji hipotesis dapat dilihat dari nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk pengujian hipotesis menggunakan nilai statistik kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah Ha diterima jika nilai p < 0,05 (Hussein, 2015).
Tabel 5.4
Hasil Perhitungan PLS Boostrapping
Variabel Original Sample (O) (|O/STERR|) T Statistics P Values
X1 ->Y 0.404927 4.599458 0.000
X2 ->Y 0.117334 1.395532 0.108
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel 5.4 menunjukkan
bahwa hubungan variabel orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis adalah signifikan dimana H0 ditolak dengan nilai p 0,000 < 0,005. Nilai original sample estimate adalah positif sebesar 0.404927 yang menunjukkan arah hubungan antara orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis adalah positif. Dengan demikian variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis pada UMKM di Kota Denpasar. Dengan demikian, semakin tinggi orientasi kewirausahaan maka kinerja bisnis UMKM Kuliner di Kota Denpasar juga akan meningkat.
Sedangkan pengaruh variabel orientasi pasar terhadap kinerja bisnis adalah tidak signifikan
dimana nilai p 0,108 > 0,05. Nilai original sample estimate adalah positif sebesar 0.117334 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara orientasi pasar dengan kinerja bisnis adalah positif. Dengan demikian variabel orientasi pasar tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis pada UMKM Kuliner di Kota Denpasar.Hal tersebut terjadi karena pelaku UMKM kuliner di Kota Denpasar masih menghadapi rendahnya penguasaan teknologi dan manajemen serta informasi pasar sebab tingkat pendidikan pelaku UMKM di Kota Denpasar sebesar 47% mempunyai tingkat pendidikan SMU (Tabel 5.1) yang belum optimal penguasaan teknologi dan ilmu manajemen. Sehingga pelaku UMKM di Kota
Denpasar masih belum mendapatkan informasi pasar yang optimal.
BAB VI. PENUTUP 6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1) Orientasi kewirausahaan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis pada UMKM Kuliner di Kota Denpasar. 2) Orientasi pasar tidak
berpengaruh terhadap kinerja bisnis pada UMKM Kuliner di Kota Denpasar.
3) 20,38% kinerja bisnis dipengaruhi oleh orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar sedangkan 79,62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
6.2 Saran
Sesuai dengan hasil analisis orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis pada UMKM di Kota Denpasar, saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah: 1) Pemilik UMKM Kuliner di Kota
Denpasar sebaiknya lebih memperhatikan faktor orientasi kewirusahaan yang merupakan faktor internal dari individu selaku pemilik usaha yang meliputi: need for achievement, internal locus of control, self reliance, inovatif, danrisk taking 2) Pelaku UMKM Kuliner di Kota
Denpasar sebaiknya lebih peka terhadap pesaing dan pasar yang ada dengan salah satunya penguasaan teknologi untuk memenuhi keinginan pasar 3) Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan agar meneliti faktor lain diluar orientasi kewirausahaan dan orientasi
pasar mengingat faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini memberikan pengaruh sebesar 79,62% terhadap kinerja bisnis pada UMKM di Kota Denpasar.
REFERENSI
Anderson, J., C. dan James A., N. 1990.A Model of Distributor Firm and Manufacturer Firm Working Partnerships. Journal of Marketing, Vol. 54,January. Dewi, Sensi Tribuana. 2006.
Analisis pengaruh orientasi pasar dan inovasi produk terhadap keunggulan bersaing untuk meningkatkan kinerja pemasaran (studi pada Industri Batik di Kota dan Kabupaten Pekalongan). Tesis. Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2004. Persamaan Struktural, Konsep, dan Aplikasi dengan Program AMOS Ver.5.0. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hashim, M. K., Syed A., W., dan Mohamed S. 2001. DeterminingThe Moderating Effct of Environment on The Business StrategyPerformance Relationship in Malaysian SMES, Jurnal Strategi Bisnis, Vol. 8, Tahun VI, Desember. Hussein, A., S. 2015. Penelitian
Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan SmartPLS 3.0. Modul Ajar. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Kara, A., Spillan, J., E., and Deshields, Jr, O.W. (2005). The Effect of a Market Orientation on Business Perfomance: A Study of Small-Sizes Service Retailers Using
MARKOR Scale. Jurnal of Small Business Management. 42 (2) : 105-118.
Kuratko,D., F. 2009. Introduction to Entrepreneurship, Eight Edition. Cengage Learning, Canada.
Lee, D., Y., and Tsang, E., W., K. 2001. The Effect of Entrepreneurial Personality, Background and Network Activities on Venture Growth, Journal of Management Studies 38-4 pp 583-602. Matsuno, K., Mentzer, J., T., &
Ozomer, A. 2002. The Effect of Entrepreneurial Proclivity and Market Orientation on Business Performance. Journal of marketing, 66 (3), 18.
Narver, J.C., dan S.F Slater. 1990. The Effect Of Market Orientation On Business Profitability. Journal of Marketing. P.20-35
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:CV. Alfabeta. Suci, Puji Rahayu. 2009.
Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen Dan Strategi Bisnis (Studi Pada Industry Kecil Menengah Border Di Jawa Timur). Jurnal
Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 11, No. 1. Hal 46-58.
Risnawati dan Noermijati. 2008. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Organisasi Koperasi : Orientasi Pasar sebagai Variable Intervening (Studi pada Koperassi Primer di Kota Palu, Sulawesi Tengah). Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 3. ISBN : 1693-5241. Hal 752-759. http://download.portalgaruda . Diakses 3 Maret 2016 Venkatraman, &V.Ramanujam. 1986. Measurement of Business Performance in Strategy Research: a Comparison of Approaches. Academy of Management Review, Vol 11, pp801-814. Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.