• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS-JENIS ALGA EPILITIK PADA SUMBER AIR PANAS DAN ALIRANNYA DI KAWASAN CAGAR ALAM RIMBO PANTI KABUPATEN PASAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JENIS-JENIS ALGA EPILITIK PADA SUMBER AIR PANAS DAN ALIRANNYA DI KAWASAN CAGAR ALAM RIMBO PANTI KABUPATEN PASAMAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS-JENIS ALGA EPILITIK PADA SUMBER AIR PANAS DAN

ALIRANNYA DI KAWASAN CAGAR ALAM RIMBO PANTI

KABUPATEN PASAMAN

Rina Widiana

1

, Abizar

1,

Sri Wahyuni

1

1

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gunung Pangilun Padang-Sumatera Barat. Email: widianarina@ymail.com

ABSTRACT

Epilitik algae is part of perifitik microalgae which live by sticking on any subtracts such as; rock, coral, and other solid material under water. Algae has green pigment which is called chlorophyll so it can do photosynthetic. Some epilitik algae can adapt in his living place. Cyanophyta is one of algae which lives in any type of habitas such as; pond, stream even land. It can live in middle or extreme temperature. Thus this research was conducted for any kind of epilitik algae in hot water source and its stream in Rimbo Panti reservation in Pasaman. The research was conducted on June 2010 in survey method. The sample was identified in Biology laboratory of Biology department in STKIP PGRI West Sumatera. The concentration measuring of sulfur, nitrogen, and phosphate was done in water laboratory of environment technique department of technical faculty of Andalas university Padang. The parameter which was used are species. Iden-tification key, description, photo specimen, temperature, pH, the concentration of sulfur, nitrogen, phosphate, and dissolved oxygen (DO). It was found that there are 11 kinds of epilitik algae where three are categorized as chrysophyta division and eight as Cyanophyta. In the first station there were 3 epilitik algae and 9 epilitik algae at the second station. The major species which were found in 90o C are Navicula tenella, Ropalodia gibberula and Oscillatoria minima. Thus, it was found that the total number of species in each station is different. Epilitik algae was mostly found in hot water source and only few of them was found in its stream.

Key word: epilitik algae, hot water source

PENDAHULUAN

Alga adalah organisme holoplankton yang hidup bebas terapung dalam air dan sela-ma hidupnya merupakan plankton (Odum, 1981). Alga (ganggang) memiliki pigmen hi-jau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memi-liki pigmen-pigmen tambahan lain yang domi-nan. Dalam perairan alga merupakan penyu-sun fitoplankton yang hidup melayang-layang di dalam air, tetapi juga dapat hidup melekat di dasar perairan (Wasetiawan,2010).

Salah satu kelompok alga yang hidup di air adalah alga epilitik. Alga epilitik merupa-kan bagian dari kelompok mikroalga perifitik yang hidupnya melekat pada berbagai subs-

trat, seperti batu, karang, kerikil dan benda keras lainnya. Alga epilitik di dalam badan perairan berfungsi sebagai produsen. Selaian itu keberadaannya di dalam perairan juga da-pat berfungsi sebagai indikator biologis untuk kualitas air. Berbagai jenis alga epilitik dapat memperlihatkan kemampuan yang berbeda dalam menyesuaikan diri dengan kondisi ling-kungan tempat tumbuh. Dari delapan devisi alga, yang umum ditemukan sebagai alga epi-litik adalah Chlorophyta, Chrysophyta, Cya-nophyta dan EugleCya-nophyta (Round, 1971).

Chlorophyta atau alga hijau merupakan salah satu kelompok alga terbesar dengan kea-nekaragaman jenis yang tinggi. Alga hijau di-temui hidup dalam perairan dengan berbagai

(2)

ragam kondisi, mulai dari perairan tawar sam-pai perairan laut. Bentuk hidupnya juga ber-variasi, mulai dari bentuk yang uniseluler, berkoloni, berfilamen, berbentuk lembaran ataupun berupa tabung (Usman, 2004).

Sel-sel Ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b serta karotenoid. Pada kloro-plas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Perkembangbiakan terjadi secara asek-sual dengan membentuk zoospora dan secara seksual dengan anisogami. Chloro-phpyceae terdiri atas sel-sel kecil yang meru-pakan koloni berbentuk benang yang ber-cabang-cabang atau tidak, adapula yang mem-bentuk koloni yang menyerupai kormus tum-buhan tingkat tinggi (Tjitrosoepomo, 1986).

Chlorophyceae terdiri dari 12 ordo dan ordo yang umum sebagai alga epilitik adalah ordo Volvocales dan Ulotrichales. Volvocales hidup berupa sel tunggal motil atau berkoloni, memiliki flagel 2, 4 atau 6. Dinding sel di-bangun oleh selulosa, khloroplas seperti ca-wan, berbentuk bintang atau benang dan me-miliki pirenoid. Mengandung khloropil a dan b, reproduksi secara aseksual dengan pem-belahan sel dan secara seksual dengan iso-gami, anisogami atau oogami. Habitat di air tawar, payau dan laut serta tempat yang lem-bab. Contoh spesiesnya adalah Volvox sp. De-ngan ciri-ciri koloni besar lebih dari 1 mm terdiri dari ribuan sel. Ulottrichales berbentuk filamen tidak bercabang, sel uninukleat atau multinukleat, memiliki holdfast, khloroplast seperti pita, berkelompok di pinggir sel. Memiliki khloropil a dan b karoten serta santofil. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi tallus, pembentukan zoospore dan secara seksual dengan isogami, anisogami atau oogami. Hidup sebagai epilitik atau planktonik di perairan tawar, laut dan payau. Contoh spesiesnya adalah Ulothrix sp (Us-man, 2004).

Chrysophyta memiliki kromatofor ber-warna kuning kehijauan sampai coklat ke-emasan karena didominasi pigmen karoten dan santofil. Dinding sel dua lapis dan pada Kelas Bacillariophyceae di perkaya oleh silika (Usman, 2004).

Diatom adalah jasad renik bersel satu yang masih dekat dengan flagellata. Dinding sel mempunyai susunan yang khusus, terdiri

atas pektin. Sel diatom mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang mengandung klorofila, karoten, santofil dan karotinoid lainnya yang sangat menyerupai fikosantin. Beberapa jenis diatom tidak mem-punyai zat warna dan hidup sebagai saprofit. Pada diatom perkembangbiakan terjadi secara aseksual dengan membelah dan pembentukan auksospora serta seksual melalui oogami. Di-atom hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi juga di atas tanah-tanah yang ba-sah, terpisah-pisah atau membentuk koloni (Tjitrosoepomo, 1986).

Bacillaryophyceae memiliki dua ordo yaitu Ordo Centrales dan Ordo Pennales. Or-do Centrales memiliki sel berbentuk sirkular, tidak memiliki rafe dan striae, fungsinya di-gantikan oleh punctae, beberapa jenis mem-bentuk koloni sederhana. Bentuk hidup planktonik atau peripitik di dalam perairan ta-war atau laut. Contoh spesiesnya adalah Cos-cinodiscus sp. dan Cyclotella sp. Ordo Pen-nales memiliki bentuk sel yang bervariasi mulai dari bentuk tongkat, sigmoid dan ben-tuk sabit. Memiliki rafe dan striae. Benben-tuk hi-dup sebagai plankton atau peripiton, Contoh spesiesnya adalah Diatoma sp. dan Gompho-nema sp. (Usman, 2004).

Cyanophyta mengandung sejenis klo-rofil dan kebanyakan hidup dari fotosintesis dan sebagian bersifat sebagai saprofit. Kloro-fil besar, terletak dalam lapisan luar proto-plasma dan tidak terakumulasi dalam badan-badan khusus. Perkembangbiakan terjadi dengan pembelahan sel secara sederhana atau dengan pembentukan spora. Benang-benang atau bagian benang pada banyak Cyanophyta menunjukan kemampuan bergerak dengan berbagai cara yang khas (Polunin, 1990).

Cyanophyceae terdiri dari tiga ordo, yaitu 1) Ordo Chroococcales, family: Chrolo-cocaceae, genus: Chroococcus. Bentuk hidup berkoloni bundar, elips atau tidak beraturan, reproduksi dengan pembelahan sel. 2) Ordo Hormogoniales, family: Oscillatoriaceae, genus: Oscillatoria. Bentuk hidup berfilamen, reproduksi dengan pematahan filamen. 3) Or-do Chamaesiphonales, genus:Tolypithrix. Bentuk hidup berumpun memiliki heterosit, reproduksi dengan pematahan filamen (Us-man, 2004).

(3)

Euglenophyta merupakan alga yang berbentuk euglenoid, mempunyai pigmen fotosintetik yang terdiri dari klorofil a dan b sehingga tampak berwarna hijau serta mem-punyai karoten dan xantofil. Perbedaan de-ngan alga hijau adalah cadade-ngan makanannya merupakan paramilon. Semua anggota alga ini uniseluler, mempunyai 1-3 flagela dengan letak apikal atau subapikal dan mempunyai membran plasma dengan struktur fleksibel yang disebut pelikel. Euglenophyta kebanya-kan hidup di perairan atau tanah. Perkem-bangbiakannya dengan membelah diri dan ti-dak dapat berkembangbiak secara seksual (Wasetiawan, 2010). Euglenophyceae ter-diri dari beberapa ordo diantaranya 1. Eugle-nales, genus: Euglena, spesies: Euglena sp. Ordo Euptreptiales, famili: Euptreptiaceae, genus: Euptreptia (Usman, 2004).

Alga dapat hidup pada suhu antara 18o C–90o C (Round, 1971). Prasad dan Srivastava (1965) menemukan 24 jenis alga pada sumber air panas dengan suhu yang berkisar antara 45o C sampai 97o C. Beberapa dari jenis yang ditemukannya adalah Phormidium valde-rianum dan Phormidium incurustatum dite-mukan hidup pada suhu 58o C, Phormidium orientale pada suhu 72o C, Chroococcus mi-nutes, Oscillatoria jasorvensi dan Micro-coleus acutissimus pada suhu 78o C.

Alga yang sering terdapat disumber air panas bersuhu 85o C adalah Cyanophyta. Di Sunda (Indonesia) ditemukan tiga jenis alga yang hidup pada suhu di atas 60o C, yaitu Synechococcus elongates, Synechocystis aquatilis dan Phormidium laminosum. Be-berapa alga lainnya yang sering ditemukan pada suhu 55-60oC adalah Onconema thermal, O. compactum, Phormidium tenue, P. ceben-nense dan Mastigocladus laminosus (Smith,1950).

Salah satu sumber air panas yang ter-dapat di Sumatera Barat adalah Cagar Alam Rimbo Panti. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Cagar Alam Rimbo Panti memiliki luas 3120 Ha, terletak antara 00o 18’ 45” LU – 00o 22’ 30” LU dan 100o 00’ 00’ BT – 100o 07’ 30” BT. Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian No.284/Kpts/Um/6/1979 tanggal 1 Juni 1979 ditetapkan sebagai areal Kawasan Taman Wisata Alam dengan luas

570 Ha. Sumber air panas ini berasal dari vul-kanik yang bersuhu tinggi dan biasanya mem-punyai kandungan mineral yang tinggi.

Mayasari (2009) telah meneliti jenis-jenis alga epilitik pada sumber air panas di Bukit Sileh Desa Batu Bajanjang Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok Sumatera Barat. Dari penelitian tersebut ditemukan 23 jenis alga epilitik yang terdiri dari kelas Ba-cillariophyceae sebanyak 12 jenis dan Cyano-phyceae sebanyak 11 jenis. Selain itu Yani (2007) juga melakukan penelitian jenis-jenis alga epilitik yang terdapat pada sumber air panas di Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) Bengkulu. Dari penelitian tersebut ditemukan Cyanophyceae sebanyak 4 jenis, Chlorophyceae 15 jenis, Bacillariophyceae 5 jenis, Chrysophyceae 5 jenis, Cryptophyceae 1 jenis, Rhodophyceae 1 jenis dan Xan-tophyceae 1 jenis.

Dilihat dari secara visual air pada sum-ber air panas di kawasan cagar alam Rimbo Panti ini memiliki suhu yang tinggi, karena airnya mengeluarkan uap yang cukup panas dan pada subtratnya banyak terdapat batu. De-ngan kondisi subtrat yang berbatu tersebut di-perkirakan ada jenis alga epilitik yang hidup disana, maka berdasarkan hal tersebut telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk me-ngetahui jenis- jenis alga epilitik pada sumber air panas dan alirannya di kawasan cagar alam Rimbo Panti kabupaten Pasaman.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2010. Pengambilan sampel dilakukan di be-berapa titik pada sumber air panas Rimbo Panti Kabupaten Pasaman dan identifikasi di laboratorium Biologi Program Studi Pen-didikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikat kawat halus, baskom plastik, botol sampel 25 ml, pH meter, thermometer, pipet tetes, mikroskop, selotip, kertas label, kaca objek, cover glass, erlemenyer, centri-fuge, cuvet, mikrometer, kamera digital dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah alga epilitik, minyak emersi, aquades, etelan,

(4)

malin 40%, MnSO4, KOH/KI, H2SO4 pekat,

KMnO4, dan Na2S2O3.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif. Stasiun pengambilan sam-pel ditentukan berdasarkan metode stratifaied sampling dengan tingkat suhu yang berbeda. Stasiun I merupakan sumber mata air panas yang memiliki substrat lumpur berbatu, de-ngan suhu 90o C. Stasiun II adalah aliran air dari sumber mata air panas dengan substrat batu berlumpur, dengan suhu 80oC. Stasiun III merupakan tempat penampungan air yang di-gunakan sebagai tempat pemandian yang terbuat dari semen, memiliki suhu 45o C. Pe-ngambilan sampel pada masing-masing sta-siun secara purposive sampling dengan Me-tode Mills et al. (2002) yaitu dengan menyikat permukaan batu yang dilekati alga.

Prosedur Kerja

Pengambilan sampel alga dengan cara menyikat permukaan batu dengan sikat kawat halus dan sampel diawetkan dengan formalin

40 % . Pengukuran faktor fisika kimia dila-kukan pada masing-masing stasiun. Faktor fi-sika yang diukur adalah suhu dan faktor kimia yang diukur adalah pH, DO, kadar sulfur, nitrogen dan fosfat. Pengukuran suhu, pH dan DO dilakukan langsung di lapangan se-dangkan pengukuran kadar sulfur, nitrogen dan fosfat dilakukan di laboratorium Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas An-dalas. Pengukuran pH menggunakan pH me-ter dan pengukuran DO menggunakan metode Rideal Stewart.

Identifikasi alga epilitik dilakukan se-cara langsung di laboratorium Biologi Pro-gram Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Identifikasi dilakukan de-ngan perbesaran 400 dan 1000 dan mengacu pada Smith (1950), Pandey dan Trivedy (1979), Prescott (1961, 1978) serta Bold dan Wynne (1985). Khusus untuk diatom dilaku-kan pencucian terlebih dahulu dengan KMnO4 dan H2SO4.

Tabel 1. Jenis-jenis alga epilitik yang ditemukan di Sumber Air Panas Rimbo Panti Kabupaten Pasaman

No Jenis Stasiun I II III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Bacillariophyceae

Gomphonema parvulum Kutz. Navicula tenella Ehr.

Rhopalodia gibberula (Ehr) O.Muller Cyanophyceae

Aphanothece stagnina (Spreng) A.Braun

Homeothrix janthina (Bronet et.Flahault) Starmach Homeothrix juliana (Bronet et. Flahault) Kirchner Oscillatoria minima Gicklhorn

Oscillatoria prolifica (Grev) Gomont Oscillatoria tenuis (Kuetz) Rabenhorst Phormidium ambiguum Gomont Symploca muscorum (C. A. Ag) Gomont

- V V - - - V - - - - V V V V V - V V V - V V V - V V V - V V V V Keterangan: V = Ditemukan; - = Tidak ditemukan; Stasiun I = Sumber air panas;

Stasiun II = Aliran air panas;Stasiun II = Tempat pemandian

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Alga epilitik yang ditemukan pada sumber air panas Rimbo Panti terdiri dari 11 jenis yang tergolong kedalam divisi Chryso-phyta dan CyanoChryso-phyta dan kelas Bacillario-phyceae dan CyanoBacillario-phyceae (Gambar 1 dan 2) Dari kelas Bacillariophyceae ditemukan

satu ordo, yaitu Pennales, yang terdiri dari tiga famili, yaitu Gomphonemataceae, Naviculaceae dan Ephitemiaceae. Dari kelas Cyanophyceae ditemukan dua ordo, yaitu Chroococcales dan Hormogoniales. Dari ordo Chroococcales ditemukan satu famili yaitu Chroococeae dan genus Aphanotheca.

Tabel 2 Klasifikasi Alga Epilitik Sumber Air Panas Rimbo Panti Kabupaten Pasaman

Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Bacillariophyceae Pennales

Gomphonemataceae Gomphonema 1.Gomphonema parvulum Kutz.

Naviculaceae Navicula 2. Navicula tenella Ehr. Ephitemiaceae Rhopalodia 3.Rhopalodia gibberula

(Ehr). O.Muller. Cyanophyceae Chroococcales Chroococcaceae Chroococcus 4.Aphanothece stagnina

(Spreng). A.Braun.

Hormogoniales Oscillatoriaceae

Homeotrix

5.Homeothrix janthina (Bronet et. Flahault). Starmach.

6.Homeothrix Juliana (Bronet

et. Flahault). Kirchner.

Oscillatoria

Phormidium

7.Oscillatoria minima Gicklhorn.

8.Oscillatoria prolifica (Grev). Gomont.

9.Oscillatoria tenuis (Kuetz).

Rabenhorst. 10.Phormidium ambiguum Gomont. Symploca 11.Symploca muscorum (C.A.Ag.). Gomont.

Tabel 3. Kualitas Fisika-Kimia Sumber Air Panas Rimbo Panti

Parameter Stasiun I II III Suhu air (0C) 90 80 45 pH air 7,1 7,4 7,8 N-total (mg/l) 0,980 0,954 0,882 P-total (mg/l) 0,438 0,522 0,408 Sulfur (mg/l) 0,038 0,035 0,028

Oksigen terlarut (DO) 2,016 2,352 2,856

Ket: I= Sumber mata air panas, II= Aliran air panas, III= Tempat pemandian.

Monograf Jenis-jenis Alga Yang Ditemukan

1. Gomphonema parvulum Kutz.

Jenis ini ditemukan pada stasiun II dan III dengan suhu 45- 80o C, pH 7, O2 terlarut

2,352-2,856 ppm, N-total 0,882-0,954 mg/l, P-total 0,408-0,522 mg/l, kandungan sulfur 0,028-0,035 mg/l, dengan substrat dasar batu berlumpur dan bersemen. Alga ini hidup soli-ter, frustule asimetris transversal, berbentuk

(6)

elips, lanset, ujung berbonggol panjang sel 17 - 20,55 m. Raphe lurus, central area sempit, stiae lurus dan halus, berjumlah 13-16 dalam 10 µm. Identifikasi dengan acuan Prowse, Gard. Bull, Sing. 1962. Hal.61.9b.XVI. c, d, g,h; Krammer and Lange-Bertalot. Bacillario-phyceae. Vol. I. 1986. Hal. 358 gb.154: 1-25; Watanabe and Usman. The Japanese Journal of Diatomology. Vol.3.1987. Hal.41 gb 12: 1-8.

2. Navicula tenella Ehr.

Navicula tenella Ehr. ditemukan pada stasiun I, II, dan III dengan suhu 45-90oC, pH

7,O2 terlarut 2,016-2,856 ppm, N-total

0,882-0,980 mg/l, P-total 0,408-0,522 mg/l, kan-dungan sulfur 0,028-0,038mg/l, dengan subs-trat dasar berlumpur, berbatu dan bersemen. The Japanese of Hidup soliter, frustule elips, valve berbentuk rostrat-kapitat. Panjang 6–15 µm, lebar 4-5 µm, striae tidak jelas, raphe ha-lus, dan sentral nodul jelas. Identifikasi de-ngan acuan Watanabe and Usman, 1987 Dia-tomology. Vol 3. Hal 32. Gb. N, Q. Hustedt. 1930. Bacillariophyta (Diatomae). Hal 302. Gb. 526.

1. Gomphonema parvulum Kutz

2. Navicula tenella Ehr. 3. Rhopalodia gibberula (Ehr.) O.Muller

4. Aphanothece stagnina (Spreng) A.Braun

5. Homeotrix janthina (Bronet et. Flahault).

Starmach.

6. Homeotrix juliana (Bronet et. Flahault)

Kirchner Gambar 1. Foto-Foto Jenis-Jenis Alga Epilitik Pada Sumber Air Panas dan Alirannya

di kawasan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman

(7)

3. Rhopalodia gibberula (Her.) O.Muller Rhopalodia gibberula (Her.) O. Muller ditemukan pada stasiun I dan II dengan suhu 80-90o C, pH 7, O2 terlarut 2,016-2,352 ppm,

N-total 0,954-0,980 mg/l, P-total 0,438-0,522 mg/l, kandungan sulfur 0,035-0,038 mg/l, de-ngan substrat dasar berlumpur dan berbatu. Hidup soliter, frustule seperti bulan sabit, ujung membulat, bagian dorsal cembung,ven-tral agak melengkung, panjang 15 µm, lebar 9 µm, costae 6, masing-masing dengan 5 striae. Identifikasi dengan acuan Prowse. 1962. Diatom of Malayan Freshwater. Hal 62. Gb. XXII. A; Krammer and Lange-Bertalot Bacil-lariophyceae: Bacillariaceae. Epithemia, Suri-rella. Vol 2 hal 443; 112:1-6.

4. Aphanothece stagnina (Spreng) A.Braun Aphanothece stagnina (Spreng) A.Braun ditemukan pada stasiun II dan III de-ngan suhu 45-80o C, pH 7, O2 terlarut

2,352-2,856 ppm, N-total 0,882-0,954 mg/l, P-total 0,408-0,522 mg/l, kandungan sulfur 0,028-0,035 mg/l, dengan substrat dasar batu ber-lumpur dan bersemen. Hidup berkoloni diseli-puti oleh gelatin dengan warna hijau terang. Sel berbentuk silindris yang pendek yang ter-belah menjadi dua, dengan ukuran sel 3,7-7 µm dan diameter 5-8 µm. Identifikasi dengan acuan Prescott, G.W. 1975. Algae of the Wes-tern Great Lakes Area. W.M.C. Brown Com-any Publishers. Dubuque Iowa.. Hal. 469 gb.103: 14-16.

5. Homeothrix janthina (Bronet et.

Flahault) Starmach

Homeothrix janthina (Bronet et. Fla-hault)Starmach ditemukan pada stasiun II dan III dengan suhu 45-80o C, pH 7, O2 terlarut

2,352-2,856 ppm, N-total 0,882-0,954 mg/l, P-total 0,408-0,522 mg/l, kandungan sulfur 0,028-0,035 mg/l, dengan substrat dasar batu berlumpur dan bersemen. Hidup berfilamen, diseliputi oleh gelatin. Ukuran selnya1,7-2µm memiliki heterocyst dan akinet pada bagian bawah dari filamen. Identifikasi dengan acuan Clason. T.A. and Charles D. 2003. USG NAWGA Workshop on Harmonization of Alga Taxonomy 11th. Hal. 13 gb. 12.

6. Homeotrix juliana (Bronet et. Flahault) Kirchner

Homeotrix juliana (Bronet et. Flahault) Kirchner ditemukan pada stasiun III dengan suhu 45o C, pH 7, O2 2,856 ppm. N-total

0,882 mg/l, P-total 0,408 mg/l, kandungan sulfur 0,028 dengan substrat dasar bersemen. Hidup berfilamen dengan ukuran sel 1,7 - 4,7 µm. Memiliki heterocyst dan akinet pada ba-gian bawah.Identifikasi dengan acuan Clason. T.A. and Charles D. 2003. USG NAWGA Workshop on Harmonization of Alga Taxo-nomy 11th. Hal. 18 gb. 17.

7. Oscillatoria minima Gicklhorn

Oscillatoria minima Gicklhorn ditemukan pada stasiun I dan II dengan suhu 80-90o C, pH 7, O2 terlarut 2,016-2,352 ppm,

N-total 0,954-0,980 mg/l, P-total 0,438-0,522 mg/l, kandungan sulfur 0,035-0,038 mg/l, de-ngan substrat dasar berlumpur dan berbatu. Alga ini hidup berfilamen.Trichom berbentuk koloit lurus atau spiral, warna biru keemasan, sel memiliki lebar 2 µm dan panjang sel 2-6 µm. Identifikasi dengan acuan Prescott, G.W. 1975. Algae of the Western Great Lakes Area. W.M.C. Brown Company Publishers. Du-buque Iowa.. Hal. 489 gb.109: 18.

8. Oscillatoria prolifica (Grev) Gomont Oscillatoria prolifica (Grev) Gomont ditemukan pada stasiun II dan III dengan suhu 45- 80o C, pH 7, O2 terlarut 2,352-2,856 ppm,

N-total 0,882-0,954 mg/l, P-total 0,408-0,522 mg/l, kandungan sulfur 0,028-0,035 mg/l, de-ngan substrat dasar batu berlumpur dan ber-semen. Hidup berfilamen, ujung filamennya terpotong, dengan susunan sel yang rapat. Sel memiliki lebar 2,5 - 5 µm dan panjang sel 4-6 µm. Identifikasi dengan acuan Prescott, G.W. 1975. Algae of the Western Great Lakes Area. W.M.C. Brown Company Publishers. Du-buque Iowa.. Hal. 490 gb.110: 2,3.

9. Oscillatoria tenuis (Kuetz.) Rabenhorst

Oscillatoria tenuis (Kuetz.) Rabenhorst ditemukan pada stasiun II dan III dengan suhu 45- 80o C, pH 7, O2 terlarut 2,352-2,856 ppm,

N-total 0,882-0,954 mg/l, P-total 0,408-0,522 mg/l, kandungan sulfur 0,028-0,035 mg/l, de-ngan substrat dasar batu berlumpur dan ber-semen. Hidup berfilamen, dinding filamen

ka-161

159

(8)

sar, ujung filamen tumpul dan lurus, susunan sel longgar. Panjang sel 4-6 µm, lebar sel 2,5 µm. Identifikasi dengan acuan Prescott, G. W.

1978. Algae of The Western Great Lake Area. Hal 491. Gb. 880:8,9,14. Plate 110. 7. Oscillatoria minima Gicklhorn 8. Oscillatoria prolifica (Grev) Gomont 10. Phormidium ambiguum Gomont 11. Symploca muscorum (C. A. Ag) Gomont Gambar 2. Foto Jenis-Jenis Alga Epilitik Pada Sumber Air Panas

dan Alirannya di kawasan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman.

10. Phormidium ambiguum Gomont Phormidium ambiguum Gomont dite-mukan pada stasiun III dengan suhu 45oC, pH 7, O2 2,856 ppm. N-total 0,882 mg/l, P-total

0,408 mg/l, kandungan sulfur 0,028 dengan substrat dasar bersemen. Hidup berfilamen,fi-lamen diseliputi oleh gelatin yang berwarna biru kehijauan. Lebar sel 1,2-2,7 µm dan pan-jang sel 4-6 µm. Identifikasi dengan acuan Prescott, G.W. 1975. Algae of the Western Great Lakes Area. W.M.C. Brown Company Publishers. Dubuque Iowa. Hal. 493 gb.111: 1.

11. Symploca muscorum (C. A. Ag) Gomont Symploca muscorum (C.A.Ag) Gomont ditemukan pada stasiun II dan III dengan suhu 45- 80o C, pH 7, O2 terlarut 2,352-2,856 ppm,

N-total 0,882-0,954 mg/l, P-total 0,408-0,522 mg/l, kandungan sulfur 0,028-0,035 mg/l, dengan substrat dasar batu berlumpu. Hidup berfilamen, warna coklat kehijauan, lebar sel 5-8 µm dan panjang 5-11 µm. Identifikasi de-ngan acuan Prescott, G.W. 1975. Algae of the Western Great Lakes Area. W.M.C. Brown Company Publishers. Dubuque Iowa. Hal. 489 gb.109: 18.

Dari Tabel 1 dapat dilihat alga epilitik yang ditemukan pada sumber air panas Rimbo Panti terdiri dari 11 jenis. Jenis yang di-dapatkan pada sumber air panas Rimbo Panti lebih sedikit dari yang ditemukan Yani (2003) di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yaitu 29 jenis. Hal ini mungkin disebabkan karena suhu di Rimbo Panti lebih tinggi, yaitu

(9)

45-90o C sedangkan di TNKS 35-65o C, se-hingga hanya sedikit mampu hidup dan beradaptasi dengan suhu yang tinggi tersebut.

Sedikitnya jenis alga yang ditemukan juga disebabkan karena kandungan sulfur yang tinggi dan jauh meelbihi nilai optimum sulfur perairan, yaitu 0,028-0,038 mg/l se-hingga diperkirakan jenis yang bisa hidup hanyalah jenis yang memliki toleransi tinggi. Menurut Krebs (1972) nilai optimum sulfur pada perairan adalah 0,002 mg/l.

Pada stasiun I yang memiliki suhu ter-tinggi (90o C) dan kandungan sulfur tertinggi (0,038 mg/l) hanya 3 jenis alga epilitik yang ditemukan, yaitu Navicula tenella, Oscil-latoria minima dan Rhopalodia gibberula. Dilihat dari fakta ini, diperkirakan ketiga jenis inilah yang mampu hidup pada suhu yang tinggi dan ekstrim. Hal inidisebabkan karena jenis-jenis tersebut mempunyai musilagenous yang berfungsi sebagai pelindung sel, sehing-ga dapat hidup pada suhu tinggi secara bebas (Smith, 1955 dan Sachlan, 1975).

Jenis yang ditemukan menempati se-mua stasiun adalah Navicula tenella. Jenis ini termasuk ke dalam kelas diatom dan diatom merupakan kelas alga yang umum ditemukan dalam perairan dengan berbagai kondisi. Me-nurut Alga yang sering dijumpai dan memiliki penyebaran sangat luas pada perairanan ada-lah kelas Diatom (Smith, 1955).

Dari Tabel 2. dapat dilihat jenis yang paling banyak ditemukan dari genus Oscilla-toria, yaitu 3 jenis. Adapun jenis dari Oscil-latoria yang ditemukan adalah OscilOscil-latoria minima, Oscillatoria prolifica dan Oscilla-toria tenuis. Hal ini disebabkan karena Os-cillatoria termasuk kedalam kelas Cyano-phyceae dan kelas CyanoCyano-phyceae merupakan alaga yang paling umum ditemu dalam perai-ran. Alga yang banyak dijumpai pada perairan yang ekstrim adalah kelas Cyanophyceae (Smith,1955 dan Sachlan, 1975).

KESIMPULAN

Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan alga epilitik yang ditemukan terdiri dari 11 jenis dan termasuk kedalam dua kelas Bacillariophyceae dan Cyanophyceae. Jenis yang umum ditemukan pada suhu tinggi adalah Naviculla tenella, Rhopalodia gibberula dan Oscillatoria

minima. Jenis dan jumlah alga relatif berbeda pada tempat dengan suhu dan kimia berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Mayasari SR. 2009. Keragaman Jenis Alga Epilitik Pada Sumber Air Panas di Bu-kit Sileh Desa Batu Bajanjang Kecama-tan Lembang Jaya Kabupaten Solok Su-matera Barat. Skripsi FMIPA Univer-sitas Andalas. Padang (tidak dipubli-kasikan).

Mills et al. 2002. Methods For Assesing Biological Integrity of Surface Warters in Kentucky. Natural Resources and En-vironmental Protection Cabinet Divi-sion of Water Quality Branch. Ken-tucky.

Odum. 1981. Dasar-dasar Ekologi. Ter-jemahan. Gadjah Mada University. Yog-yakarta.

Pandey SN and Trivedy PS. 1979. A Text Book of Botany. Vol 1.Vikash Publi-shing House.PVT.Ltd. India.

Prasad and Srivastava. 1965. Thermal Algae From Himalayan Hot Springs. De-partemen of Botany, Lucknow Uni-versity, Lucknow.

Prescott GW. 1975. Algae of the Western Great Lakes Area. W.M.C. Brown Company Publishers. Dubuque Iowa. Prescott GW. 1978. How to Know Algae.

Re-vised Editrion. W. M.C Brown Co. Publisher. Dubuque Iowa.

Polunin N. 1990. Pengantar Geografi Tum-buhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Gadjah Mada University Press.Yog-yakarta.

Round FE. 1965. The Biology of Algae. Edward Arnold Publisher Ltd. London. Sachlan M. 1975. Planktonology. Edition IV.

Direktorat Jendral Perikanan Departe-men Perikanan. Jakarta.

Smith GM. 1950. The Fresh Water Algae of The United State. Second Edition. Mc. Graw Hill Book Co. Inc. New York. Smith M. 1955. Algae and Fungi.

Cryp-togamy Botani. Vol I. Mc Graw Hill Book Co. New York.

Tjitrosoepomo G. 1986. Taksonomi Tum-buhan Khusus. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(10)

Usman. 2004. Bahan Ajar Taksonomi Tingkat Rendah. Proyek Teaching Grant TPSDP Batch III. Jurusan Biologi Fak. MIPA Universitas Andalas Padang.

Wasetiawan. 2009. Alga. Dalam /Http:/bolg.unila.ac.id/. Diakses 26 Feb-ruari 2009.

Yani AP. 2003. Identifikasi Jenis-Jenis Mikroalga di Sumber Air Panas Sungai Air Putih Zona Penyanggah Taman Na-sional Kerinci Seblat di Kecamatan Le-bong Utara Propinsi Bengkulu. Jurnal Penelitian. Universitas Bengkulu.

164

163

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat pembelajaran di dalam kelas siswa bersama dengan teman. menyaksikan video lebah yang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan untuk memberikan pengalaman dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai bekal untuk menjadi seorang

Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada maka peneliti membuat Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Bantuan Dana Rumah Tidak Layak Huni Berbasis Web pada

Upacara Seren Taun yang dilakukan oleh masyarakat atau jemaat GKP Cigugur. adalah pesta syukuran yang dilakukan oleh para petani setelah setahun

Tumbuhan talas berupa herba dengan perawakan tegak yang biasanya memiliki tinggi lebih dari 5 cm yang terdiri dari batang dan daun, sedang umbinya berada di dalam tanah..

Dengan adanya sistem informasi pengolahan pengiriman paket yang diterapkan pada PT.BEX CARGO EXPRESS SEMARANG, maka data paket, data area, data pengiriman dan

B agi para guru SMPN “X” kota Cimahi disarankan untuk dapat memelihara iklim dimensi engaged teacher behavior yang tinggi dan intimate teacher behavior yang

Adakah pengendalian sistem komunikasi data seperti encryption dan firewall agar jaringan sistem informasi tidak diakses oleh pihak yang tidak