Permodelan Sistem Logistik Perkotaan
(City Logistics) untuk Memenuhi Pasokan
Barang ke Modern Consumer Goods Retail
(Studi Kasus : Kota Surabaya)
Oleh :
Sudiana Wirasambada
2506100172
Dosen Pembimbing :
Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng, Ph.D
Dosen Co-Pembimbing :
OUTLINE
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengembangan Model
Simulasi dan Analisis Hasil Simulasi
Kesimpulan dan Saran
LATAR BELAKANG
Peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat
Jumlah penduduk kota yang tinggi
60% dari penduduk Indonesia (Amron,
2007)
Pertambahan jumlah retail
Lancarnya pasokan
barang ke konsumen Penduduk tergangguaktivitasnya
Sistem logistik barang untuk retail ???
Peningkatan permintaan barang
LATAR BELAKANG
Studi empiris dan kualitatif menggunakan statistik, kuesioner,
wawancara, dan expert choice Permodelan simulasi menggunakan
sistem dinamis
Permodelan matematis Permodelan simulasi dengan
pendekatan dari segi transportasi dan rantai pasok
Studi-studi tersebut dilakukan di negara-negara maju
Masih sedikit model yang dikembangkan
Pendekatan dan pengukuran performansi supply chain
Model city logistics dengan
pendekatan dari sisi
supply chain
LATAR BELAKANG
Kota besar ke-2 di Indonesia
Kota perdagangan
Pertumbuhan penduduk tinggi yaitu 1,62% /tahun (Dinas kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Surabaya, 2008)
Pintu masuk barang ke Jawa Timur dan daerah
timur Indonesia
Banyak pusat
perbelanjaan dan retail yang tumbuh
PERUMUSAN MASALAH
1
• Merancang model sistem logistik Kota
Surabaya dan mensimulasikannya
2
• Mengukur performansi logistik modern
consumer goods retail di Kota
Surabaya
3
• Mengembangkan skenario kebijakan
sistem logistik Kota Surabaya
TUJUAN PENELITIAN
Menghasilkan model dan simulasi sistem logistik Kota Surabaya
Memperoleh ukuran performansi sistem logistik Kota Surabaya yang berkaitan dengan pasokan
barang ke ritel-ritel modern
Merancang alternatif kebijakan sistem logistik Kota Surabaya
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Batasan
• Sistem logistik yang diamati terbatas pada sistem logistik di wilayah Kota Surabaya.
• Infrastruktur-inrastruktur yang ada dalam sistem logistik Kota Surabaya mengacu pada penelitian
infrastruktur logistik Kota Surabaya oleh Pujawan et al. (2009).
• Titik-titik permintaan dibatasi pada ritel-ritel modern yaitu Alfamart,
Indomaret, Bonnet, Giant, Carrefour, Sinar, dan Cassa.
• Konfigurasi rantai pasok dibatasi hanya dua eselon yaitu retail dan supplier
Asumsi
• Kecepatan kendaraan pada ruas jalan tertentu dan jam tertentu adalah sama untuk setiap harinya.
• Aktivitas logistik barang di setiap retail dimulai pukul 5 pagi hingga 10 malam. • Pola permintaan retail setiap minggu
adalah sama.
• Pemilihan rute didasarkan pada waktu tempuh terpendek dari titik pasokan hingga titik permintaan.
• Waktu tempuh kendaraan dihitung berdasarkan lama tempuh kendaraan dalam rute tanpa memperhatikan
waiting time pada traffic light.
• Pada jaringan jalan yang tidak memiliki data kecepatan, kecepatan jalan
tersebut sama dengan rata-rata kecepatan seluruh jaringan jalan.
• Retail yang memiliki karakteristik yang sama namun tidak ada data
permintaannya diasumsikan memiliki pola permintaan yang sama dengan retail sejenis.
CITY LOGISTICS
City logistics :
Keseluruhan aktivitas logistik dan transportasi oleh perusahaan swasta di
daerah perkotaan dengan mempertimbangkan kondisi lalu lintas,
kepadatan lalu lintas, dan konsumsi energi dalam framework ekonomi
pasar (Taniguchi et al.,1999).
Urban freight transport :
Transportasi barang yang dilakukan oleh professional di daerah perkotaan.
Definisi tersebut tidak termasuk perjalanan dalam rangka berbelanja yang
dilakukan oleh penduduk dengan kendaraan mereka (Dablanc, 2007).
Urban goods transport :
Pengiriman barang-barang konsumsi di daerah perkotaan (tidak hanya
oleh retail tetapi juga oleh sector-sektor lain seperti perusahaan
manufaktur), termasuk arus balik barang (reverse logistics) yang telah
dipakai yang berkaitan dengan proses pembuangan barang (OECD, 2003).
GOODTRIP CONSEPTUAL FRAMEWORK
Spatial Organization of Activities
Goods Flows Traffic Flows
Multimodal Infrastructure Goods Market Infra Market Traffic Market Transport Service Market Vehicle Fleet Goods Demand Goods Supply O-D goods Infra
Demand SupplyInfra
Capacity Adjustment Capacity Supply Congestion Feedback Capacity Demand Transport Demand Transport Supply Accessibility
METODOLOGI PENELITIAN
Studi lapangan Studi literaturPembuatan model city
logistics kota Surabaya
Pengumpulan data
Verifikasi Yes
No
Tahap Pengumpulan Data dan Pembuatan Model
METODOLOGI PENELITIAN
Simulasi model city logistics Pengukuran performansi pengiriman barang di Surabaya Pengembangan alternatif kebijakan city logistics BaikAnalisa dan interpretasi
Keimpulan dan saran Yes No
Tahap Analisa dan Kesimpulan
A
Tahap Pengumpulan Data dan Pembuatan Model
PEMBUATAN MODEL
• Elemen-elemen yang terdapat dalam model sistem logistik kota
Surabaya antara lain :
– Ritel-ritel modern
– Moda transportasi darat seperti truk dan sejenisnya
– Supplier produk baik itu distributor maupun manufaktur
– Jaringan jalan Surabaya
PEMBUATAN MODEL
Model yang dikembangkan akan mengukur hasil simulasi berdasarkan
indikator-indikator sebagai berikut.
– Rata-rata dan standar deviasi total jarak tempuh
– Rata-rata dan standar deviasi response time
– Rata-rata dan standar deviasi kecepatan kendaraan
Performansi tersebut akan diukur berdasarkan parameter control yaitu
waktu pengiriman
CONSEPTUAL FRAMEWORK
Arus lalu lintas Arus barang
Aktivitas konsumsi masyarakat
Jaringan rantai pasok
Kendaraan angkut / transportasi
Infrastruktur jalan dan logistik
MODEL SIMULASI CITY LOGISTICS
Route Choice Inisialisasi sistem Menentukan alokasi demand-supply point Demand Generation Pengukuran performansi Vehicle AssignmentDEMAND GENERATION
Inisialisasi permintaan retail Membangkitkan permintaan Demand Generation Menentukan alokasi demand-supply point Vehicle AssignmentVEHICLE ASSIGNMENT
Pemilihan kendaraan Vehicle Assignment Inisialisasi kendaraan Demand Generation Pemilihan ruteROUTE CHOICE
Pemilihan rute Inisialisasi kondisi jaringan jalan Pengukuran performansi Vehicle Assignment Route Choice A BPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
• Jaringan rantai pasok
• Pemain-pemain retail dan supplier
• Pola permintaan retail
• Jaringan jalan di Surabaya
• Kecepatan jalan di Surabaya
• Volume jalan di Surabaya
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dengan objek amatan Giant,
Bonnet Supermarket, Alfamart, dan Indomaret.
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
kepadatan jalan 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jam jum la h k e nd a r a a n kepadatan jalan kecepatan jalan 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 jam k e c e pa ta n kecepatan jalanSKENARIO PERBAIKAN
• Skenario 2
Pengiriman dibagi beberapa segmen
waktu berdasarkan rayon.
– Jam 5-6, pengiriman dekat
– Jam 9-12, pengiriman menengah
– Jam 20-22, pengiriman jarak jauh
• Skenario 1
Pengiriman dijadwalkan dari jam 9
pagi hingga 2 siang.
HASIL DAN ANALISIS HASIL SIMULASI
Penghematan:
Skenario 1 dari kondisi existing = 36,6% Skenario 2 dari kondisi existing = 44,6%
Kepastian meningkat 65,7%
pada skenario 1 dan 72% pada
skenario 2
HASIL DAN ANALISIS HASIL SIMULASI
Perbedaan rata-rata jarak tempuh
tidak signifikan
Rute kendaraan tidak berbeda
signifikan
HASIL DAN ANALISIS HASIL SIMULASI
Kecepatan kendaraan meningkat
34% pada skenario 2 dan 19,4%
pada skenario 1
Kemungkinan terjadi hambatan
selama perjalanan menurun
mencapai 50%
KESIMPULAN
• Model simulasi city logistics terdiri dari 6 sub model yang bertujuan untuk
mengukur performansi pengiriman barang dalam Kota Surabaya dari segi
waktu tempuh pengiriman, jarak tempuh pengiriman, dan kecepatan
kendaraan dimana waktu pengiriman menjadi parameter kontrolnya.
• Performansi paling baik ditunjukkan oleh skenario 2 dimana jam
pengiriman dibatasi berdasarkan aturan rayon sehingga diperoleh
penghematan waktu tempuh mencapai 44,6% dan peningkatan kecepatan
kendaraan sebesar 34% dari kondisi existing.
• Jarak tempuh tidak dapat dijadikan faktor yang menunjukkan skenario
mana yang lebih baik.
• Semakin kecil standar deviasi waktu pengiriman dan kecepatan kendaraan
angkut maka kepastian pengiriman juga semakin baik.
SARAN
Penerapan skenario 2 pada sistem sebenarnya memerlukan mekanisme pengawasan dan aturan yang lebih jelas.
Model dapat dikembangkan dengan pengembangan pada supply assignment.
Sebaiknya data yang dipakai adalah data kecepatan setiap hari dalam seminggu karena karakteristik tiap harinya berbeda.
Konfigurasi rantai pasok untuk penelitian selanjutnya perlu dikembangkan lebih dari 2 eselon.
Algoritma pemilihan rute sebaiknya dirubah agar waktu komputasi simulasi tidak terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA
• Anderson, S., Allen, J., & Browne, M. (2005). Urban Logistics - How Can It Meet Policy Makers' Sustainability Objectives? Journal of Transport Geography, 13, 71-81.
• Awasthi, A., & Porth, J.-M. (2006). A Systems-Based Approach for City Logistics Decision Making. Journal of Advances in Management Research, 3(II), 7-17.
• Beelen, M., Meersman, H., Voorde, E. V. d., Vanelslander, T., Vergauwen, B., & Verhetsel, A. (2008). New concept in city logistics and distribution : which are the promising best practices?
Association for European Transport.
• Behrends, S., Lindholm, M., & Woxenius, J. (2007). The Impact of Urban Freight Transport. Paper presented at the The 19th Annual NOFOMA Conference.
• Benjelloun, A., & Crainic, T. G. (2009). Trends, Challenges, and Perspectives in City Logistics.
Buletinul AGIR, 4.
• Boerkamps, J., & Binsbergen, A. v. (1999). GoodTrip - A New Approach for Modelling and
Evaluation of Urban Goods Distribution. Paper presented at the Urban Transport Systems,
2nd KFB-Reserach Conference.
• Crainic, T. G. (2008). City Logistics. Quebec, Canada: CIRRELT.
• Crainic, T. G., Ricciardi, N., & Storchi, G. (2009). Models for Evaluating and Planning City
Logistics Systems. Quebec, Canada: CIRRELT.
• Dablanc, L. (2007). Goods Transport in Large European Cities: Difficult to Organize, Difficult to Modernize. Journal of Transportation Research Part A, 41, 280-285.
• Ljungberg, D., & Gebresenbet, G. (2005). Mapping Out The Potential for Coordinated Goods Distribution in City Centres: The Case of Uppsala. International Journal of Transport
DAFTAR PUSTAKA
• Paglione, G. (2006). City Logistics: The Need for A Behavioural Model. Paper presented at the Societa Italiana degli Economisti dei Transporti - VIII Riunione Scientifica.
• Pujawan, N., Singgih, M. L., Rahman, A., & Arvitrida, N. I. (2009). Penaksiran Kemampuan Infrastruktur Logistik Perkotaan: Kasus Surabaya. Unpublished Penelitian Strategis Nasional. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya. (2006). Pemkot Surabaya.
• Rotaris, L., & Maggi, E. (2004). Special Issue - City Logistics. European Transport, 28, 1-5. • Russo, F., & Comi, A. (2005). Demand Models for City Logistics: A State of The Art and A
Proposed Integrated Systems. Paper presented at the The 4th International Conference on
City Logistics, Langkawi, Malaysia.
• Surabaya Kelebihan Beban Urbanisasi. (2008). Retrieved 15 Maret, 2010, from
www.surabaya.go.id/dispenduk/index.php
• Taniguchi, E., & Tamagawa, D. (2005). Evaluating City Logistics Measures Considering The Behaviour of Several Stakeholders. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation
Studies, 6, 3062-3076.
• Taniguchi, E., Thompson, R. G., & Yamada, T. (2004). Visions fo City Logistics. In Logistics
for Sustainable Cities. Amsterdam: Elsevier Publisher.
• Taniguchi, E., Thompson, R. G., Yamada, T., & Duin, R. v. (2001). City Logistics: Network
Modelling and Intelligent Transport Systems. Amsterdam: Elsevier Publisher.
• Vleugel, J. (2004). Modelling Goods City Distribution in The Netherland. European Transport,