PENGETAHUAN, PERSEPSI DAN PENERAPAN
DIET PENURUNANAN BERAT BADAN
PADA MAHASISWA PUTRI
RIDHATI UTRIA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan, Persepsi dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan pada Mahasiswa Putri adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014 Ridhati Utria NIM I14100042
ABSTRAK
RIDHATI UTRIA. Pengetahuan, Persepsi dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan pada Mahasiswa Putri. Dibimbing oleh DODIK BRIAWAN.
Tujuan penelitian adalah mengkaji pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiwa putri. Desain penelitian ini cross sectional study dengan subjek seluruh populasi mahasiswa putri program studi sarjana Ilmu Gizi di Institut Pertanian Bogor dari tingkat 1 hingga tingkat 4 yang masih aktif dalam perkuliahan dan bersedia untuk diambil datanya. Hasil studi menunjukkan sebagian besar subjek (55.6%) memiliki pengetahuan diet dalam kategori sedang. Sebagian besar (54.8%) subjek memiliki persepsi positif terhadap diet penurunan berat badan. Sebanyak 15.6% dari 372 subjek melakukan diet penurunan berat badan, sebagian besar subjek (56.9%) melakukan diet rendah kalori, namun masih ada subjek yang melakukan diet kontroversi, yaitu 1.7% melakukan diet golongan darah, 6.9% melakukan diet Food Combining, 10.3% melakukan Obsessive Corbuzier’s Diet, dan 24.1% melakukan diet lainnya. Terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05) antara pengetahuan diet dengan persepsi diet dan terdapat hubungan antara praktek diet dengan status gizi. Ada perbedaan nyata pada pengetahuan diet (p<0.05) antar seluruh tingkat.
Kata kunci: diet, pengetahuan, persepsi, praktek diet.
ABSTRACT
RIDHATI UTRIA. Knowledge, Perceptions and Implementation of Weight Loss Diet on Female Undergraduate Student. Supervised by DODIK BRIAWAN.
The aim of this study was to assess the knowledge, perceptions and implementation of weight loss diets on female undergraduate student. The cross-sectional study was applied in female undergraduate student of Nutrition Sciences at Bogor Agricultural University 1st-4th grades who are still active in the lecture and were willing to take the data. The results showed that the dietary knowledge in the majority of subject was categorized as medium (55.6%). Most subjects (54.8%) had a positive perception of weight loss diets. There were 15.6% of the 372 subjects practice in weight loss diets, most subjects (56.9%) doing a low calorie diet, but there are still subjects doing diet of controversy these are 1.7% do blood type diet, 6.9% do diet Food Combining, 10.3% do Obsessive Corbuzier's Diet, and other diets 24.1%. There is a significant relationship (p<0.05) between the perceptions of dietary and dietary knowledge and there is a relationship between dietary practices and nutritional status. There was a significant difference in knowledge of diet (p<0.05) between all grades.
Keywords: diet, knowledge, perceptions, practices diet.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
RIDHATI UTRIA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2014
PENGETAHUAN, PERSEPSI DAN PENERAPAN DIET
PENURUNAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA PUTRI
Judul Skripsi : Pengetahuan, Persepsi dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan pada Mahasiswa Putri
Nama : Ridhati Utria NIM : I14100042
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Dodik Briawan, MCN Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr Rimbawan Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini ialah diet penurunan berat badan, dengan judul Pengetahuan, Persepsi dan Penerapan Diet Penurunan Berat Badan pada Mahasiswa Putri.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Dodik Briawan, MCN selaku pembimbing, serta Bapak Prof Dr Ir Hardinsyah MS yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Nida Nadia Rifsyina serta teman sepayungan (Hafidudin, Wilda, Dewi, Yulianto, Fajar) yang telah menjadi teman seperjuangan selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada papa, mama, abang, kakak serta seluruh teman-teman gizi yang telah bersedia menjadi subjek dan teman-teman bermain (Radian Fahmi, Raisha, Sifa, Deti, Indah, Fadil, Addin, Kaka, Nizaf, Aliyyan dan personel lainnya) atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014 Ridhati Utria
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 3 KERANGKA PEMIKIRAN 3 METODE 5
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 5
Teknik Penarikan Subjek 5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data 5
Pengolahan dan Analisis Data 6
Definisi Operasional 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Karakteristik Subjek 9
Pengetahuan tentang Diet Penurunan Berat Badan 12
Persepsi tentang Diet Penurunan Berat Badan 17
Praktek Diet Penurunan Berat Badan 20
SIMPULAN DAN SARAN 25
Simpulan 25
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29
DAFTAR TABEL
1 Distribusi kuesioner 5
2 Jenis dan data pengumpulan 6
3 Pengkategorian variabel penelitian secara rinci 7
4 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik 10
5 Sebaran subjek menurut kategori pengetahuan diet penurunan berat 12 6 Sebaran subjek menurut jawaban dari pengetahuan diet 13 7 Sebaran pengetahuan diet antar tingkat mahasiswa 15 8 Sebaran pengetahuan diet subjek berdasarkan persepsi 15 9 Sebaran pengetahuan diet penurunan berat badan dengan praktek diet 16 10 Sebaran pengetahuan diet subjek berdasarkan IPK 17 11 Sebaran subjek menurut kategori persepsi diet penurunan berat badan 17 12 Sebaran persepsi diet berdasarkan antar tingkat 19 13 Sebaran persepsi diet penurunan berat badan dengan praktek diet 19 14 Sebaran praktek diet penurunan berat badan berdasarkan jenis diet 20 15 Target dan hasil diet penurunan berat badan berdasarkan waktu 21
16 Praktek diet kontroversial 22
17 Sebaran subjek menurut praktek diet berdasarkan status gizi 23 18 Sebaran status gizi dengan praktek diet setiap jenis 24
19 Sebaran praktek diet berdasarkan tingkat 24
DAFTAR LAMPIRAN
1 Uraian singkat empat contoh diet penurunan berat badan 29
2 Nilai pengetahuan diet penurunan berat badan 33
3 Nilai persepsi diet penurunan berat badan 37
4 Kuesioner praktek diet penurunan berat badan 39
5 Uji Korelasi antar variabel 41
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tubuh yang sehat, bentuk tubuh serta berat badan yang ideal merupakan impian hampir setiap orang, namun tidak semua orang dapat mewujudkan impian tersebut. Berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan bentuk tubuh dan berat badan ideal yang diinginkan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengatur pola makan atau biasa dikenal dengan diet. Menurut Bearman et al. (2006) keinginan untuk mengubah bentuk dan berat badan menjadi ideal umum dilakukan oleh semua jenis kelamin. Perbedaan gender dalam ketidakpuasan bentuk dan berat badan lebih banyak pada remaja perempuan dibandingkan laki-laki (Sabbah et al. 2009), sedangkan menurut penelitian Sakamaki et al. (2005) proporsi mahasiswa putri di perguruan tinggi yang memiliki pengalaman diet penurunan berat badan (29.8%) dua kali lebih besar dibandingkan mahasiswa putra (12.7%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di 21 negara di Eropa dengan subjek penelitian lebih dari 16 000 siswa, membuktikan bahwa yang menghendaki berat badannya menurun cenderung lebih banyak wanita sebesar 43% dibandingkan pria hanya 17% (Wardle dan Belliste 1997).
Penelitian Brown (2005) mengatakan bahwa diet penurunan berat badan tidak hanya dilakukan oleh remaja yang gemuk (overweight) atau obesitas saja, namun remaja yang normal dan kurus juga banyak melakukan diet penurunan berat badan. Penelitian Sakamaki et al. (2005) menunjukkan 65% dari mahasiswa putri kedokteran dengan Indeks Masa Tubuh < 20 atau berada dibawah kategori normal memiliki keinginan untuk menjadi lebih kurus lagi. Menurut Sulistiyoningsih (2010) diet penurunan berat badan yang dilakukan oleh remaja umumnya dengan pengaturan makan yang salah tanpa pengawasan dari dokter atau ahli gizi sehingga zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Masalah berat badan dan diet telah meningkat diantara remaja dan menjadi perhatian kalangan profesional kesehatan di seluruh dunia (Smolak et al. 1996) dan ketidakpuasan terhadap tubuh seringkali berimplikasi pada sikap yang merugikan.
Diet penurunan berat badan banyak beredar luas di media dengan berbagai cara mengajak masyarakat untuk mendapat tubuh dan berat badan ideal secara mudah dan dalam waktu yang singkat. Beberapa pakar gizi menemukan diet yang beredar memiliki aturan yang bertentangan dengan ilmu gizi, seperti penurunan berat badan secara drastis dalam waktu yang sangat singkat. Penelitian di Amerika yang dilakukan oleh Chalasani dan Fischer (2008) menyebutkan bahwa subjek yang melakukan South Beach Diet mengalami penurunan berat badan sebanyak 16 kg dalam waktu 3 minggu dengan diagnosis ketoasidosis dimana diet ini membatasi karbohidrat secara berlebihan. Menurut penelitian El-Sohemy (2014) di Canada tidak ada bukti yang mendukung teori diet berdasarkan golongan darah. Rahmawaty (2009) mengatakan bahwa terdapat tiga diet yang beredar di masyarakat Indonesia namun masih dianggap kontroversi dengan pakar gizi dan kesehatan karena masih belum bisa dibuktikan dengan dasar ilmiah, seperti diet Golongan darah, diet Food Combining, dan diet Vegetarian. Menurut Semarayasa (2013), Obsessive Corbuzier’s Diet (OCD) juga dianggap kontroversi dan belum memiliki bukti diet yang aman berdasarkan ilmiah. Evaluasi efektivitas dan
2
dampak dari diet popular tersebut penting untuk diketahui lebih lanjut, namun hal ini belum selesai diselidiki secara mendalam hingga saat ini (Truby et al. 2008)
Persepsi diet penurunan berat badan juga dipengaruhi oleh pengetahuan gizi dan pengetahuan diet itu sendiri. Menurut Taren et al. (2001) penambahan kurikulum atau jumlah mata kuliah ilmu gizi akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan praktek gizi seseorang. Tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang sebab berhubungan dengan daya nalar, pengalaman dan kejelasan (Hidayati 2011). Menurut Sakamaki et al. (2005) strategi dalam meningkatkan kompetensi di bidang gizi untuk mahasiswa putri dirancang di lingkup perguruan tinggi dimana akhir dari pembelajaran remaja untuk pendidikan kesehatan dan gizi dari segi perspektif. Mahasiswa putri merupakan satu golongan dari lapisan remaja, yang dari segi usia umumnya antara 18 sampai 21 tahun yang sedang mengalami perubahan fisik sehingga memiliki minat yang besar untuk mendapatkan keadaan fisik yang menarik (Hurlock 1992). Mahasiswa putri program studi sarjana ilmu gizi yang memiliki latar belakang pendidikan gizi yang baik diharapkan memiliki peran penting nantinya dalam menyikapi jenis diet penurunan berat badan yang benar. Peneliti ingin mengkaji pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiswa putri program studi Sarjana Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor.
Perumusan Masalah
Masalah yang menjadi fokus utama peneliti berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan pada mahasiswa putri program studi sarjana Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan, persepsi serta penerapan diet penurunan berat badan? 2. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan persepsi dan penerapan
diet penurunan berat badan?
3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi dengan penerapan diet penurunan berat badan?
4. Apakah terdapat hubungan antara Indeks Prestasi Kumulatif dengan pengetahuan diet penurunan berat badan serta status gizi dengan penerapan diet penurunan berat badan?
5. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan antar tingkat mahasiswa putri?
Tujuan Penelitian Tujuan umum
Mengkaji pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiswa putri program studi sarjana Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor.
Tujuan khusus
1. Mengkaji pengetahuan mahasiswa putri mengenai diet penurunan berat badan yang benar menurut kaidah ilmu gizi.
2. Mengkaji persepsi mahasiswa putri terhadap diet penurunan berat badan yang baik, yaitu diet Rendah kalori serta diet yang kontroversi, yaitu diet Golongan darah, Food Combining, dan Obsessive Corbuzier’s Diet.
3 3. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan persepsi dan penerapan diet serta hubungan antara persepsi dengan penerapan diet penurunan berat badan pada mahasiswa putri
4. Menganalisis hubungan antara Indeks Prestasi Kumulatif dengan pengetahuan diet penurunan berat badan pada mahasiswa putri, serta status gizi dengan penerapan diet penurunan berat badan
5. Menganalisis perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan antar tingkat mahasiswa putri.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan persepsi diet penurunan berat badan yang sesuai dengan kaidah ilmu gizi pada mahasiswa putri program studi sarjana ilmu gizi Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini juga bermanfaat bagi masyarakat khususnya mahasiswa dalam memilih dan mengambil keputusan untuk menerapkan diet penurunan berat badan yang beredar di media massa. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga kesehatan dan institusi terkait dalam memberikan pendampingan untuk masyarakat yang masih menganggap diet penurunan berat badan secara drastis dalam waktu singkat merupakan diet yang sehat dan aman.
KERANGKA PEMIKIRAN
Adanya jenis diet penurunan berat badan karena ketidakpuasaan individu terhadap berat badan aktual yang dimiliki. Ketidakpuasan ini sering kali berimplikasi pada sikap yang merugikan, seperti dalam mengatur berat badan. Sebagian besar orang cenderung hanya mencoba melakukannya atas inisiatif sendiri dan menggunakan sumber-sumber informasi apapun yang mereka dapatkan. Berat badan memiliki kaitan yang erat dengan status gizi yang dimiliki seseorang. Karakteristik subjek meliputi jenis kelamin, usia, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan status gizi. Menurut Ronodikoro dikutip Megawati (2006) faktor yang mempengaruhi perilaku diet mahasiswa putri dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal individu dan faktor eksternal individu berupa lingkungan. Pengetahuan gizi dan pengetahuan diet penurunan berat badan merupakan faktor individu yang erat kaitannya dengan persepsi terhadap diet penurunan berat badan yang beredar di masyarakat. Faktor lain yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor lingkungan yaitu pengaruh media massa, pengaruh teman sebaya, pengaruh keluarga dan pengaruh tokoh idola. Pentingnya pengetahuan khusus pada diet penurunan berat badan dalam kehidupan untuk menghindari kesalahan dalam proses diet tersebut. IPK memiliki hubungan langsung terhadap pengetahuan diet subjek.
Peneliti tertarik mengkaji pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan pada subjek yang diuji yaitu mahasiswa putri program studi sarjana Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor. Penerapannya merupakan keberlanjutan diet yang pernah dilakukan, kesulitan, alasan melakukan diet, serta
4
target dan hasil dari diet yang dilakukan tersebut. Menurut Walgito (2003) tahap terakhir atau hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku. Penerapan ini termasuk dalam perilaku yaitu praktek diet subjek dalam melakukan diet. Hal ini disimpulkan menjadi sebuah kerangka yang disajikan pada Gambar 1 dibawah ini.
Gambar 1 Kerangka pemikiran tentang pengetahuan, persepsi dan penerapan diet Gizi Institut Pertanian Bogor penurunan berat badan pada mahasiswa putri program studi sarjana Ilmu
Keterangan.
: variabel yang diteliti : hubungan yang dianalisis : hubungan yang tidak dianalisis
: variabel yang tidak diteliti
Faktor Individu: Pengetahuan diet
Persepsi pola diet penurunan berat badan diet Rendah kalori
Obsessive Corbuzier’s Diet diet Food Combining diet Golongan darah
Praktek Diet (Penerapan Diet)
Faktor Lingkungan: Pengaruh media massa Pengaruh teman sebaya Pengaruh tokoh idola Pengaruh keluarga Karakteristik Subjek
Jenis kelamin Usia
Indeks Prestasi Kumulatif Status Gizi
5
METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan alasan sebagian besar aktivitas mahasiswa putri program studi sarjana Ilmu Gizi berlangsung di lingkungan kampus, yaitu bulan Februari hingga April 2014.
Teknik Penarikan Subjek
Pengambilan subjek dilakukan pada seluruh populasi mahasiswa putri program studi sarjana Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor dari tingkat 1 (angkatan 50) sampai tingkat 4 (angkatan 47) yang masih aktif dalam perkuliahan dan bersedia untuk diambil datanya pada bulan Februari hingga 10 April 2014. Populasi mahasiswa putri adalah 402 orang, selama penelitian berlangsung didapat 92.1% populasi yang bersedia menjadi subjek dan mengembalikan kuesioner dalam penelitian. Berikut merupakan sebaran distribusi kuesioner pada Tabel 1.
Tabel 1 Distribusi kuesioner
Angkatan Populasi Subjek %
50 104 103 99.0
49 113 106 93.8
48 95 88 92.6
47 90 75 83.0
Total 402 372 92.1
Besarnya tingkat partisipasi subjek dalam pengisian kuesioner pada angkatan 50 dikarenakan adanya surat izin resmi dari komisi pendidikan. Rasa ingin tahu subjek yang besar terhadap informasi mengenai diet penurunan berat badan yang kontroversi juga merupakan salah satu faktor yang mendukung respon baik dari subjek. Pemberian penghargaan terhadap mahasiswa putri yang bersedia menjadi subjek berupa aksesoris gantungan kunci merupakan salah satu cara untuk dapat menarik perhatian subjek.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis dan cara pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer subjek diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan alat bantu kuesioner yang diisi sendiri oleh mahasiswa putri setelah mendapatkan penjelasan dan dipandu peneliti. Berupa jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, IPK, pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan. Data sekunder berupa jumlah populasi
6
subjek didapatkan dari instansi terkait yaitu komisi pendidikan Departemen Gizi Masyarakat.
Usia subjek diperoleh dari kuesioner yang diisi sendiri kemudian diolah menggunakan software AnthroPlus. IPK subjek diperoleh dari kuesioner yang diisi langsung oleh subjek. Berat badan subjek diperoleh dengan penimbangan menggunakan timbangan injak digital. Pada saat penimbangan, badan subjek harus tegak, pandangan lurus ke depan, tanpa mengenakan alas kaki dan mengantungi barang. Tinggi badan subjek diukur dengan microtoise yang ditempelkan pada dinding. Pada saat pengukuran tinggi badan, subjek diminta untuk berdiri tanpa menggunakan alas kaki, badan subjek harus tegak, serta pandangan harus lurus ke depan. Nilai berat badan dan tinggi badan subjek dilihat dan dicatat pada kuesioner. Berikut disajikan jenis dan cara pengumpulan data pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis dan data pengumpulan
Data Jenis data Metode Instrumen
Karakteristik subjek Usia IPK Status Gizi Primer Primer Primer Wawancara Wawancara Pengukuran secara langsung Kuesioner Kuesioner Software WHO AnthroPlus 2007 Pengetahuan diet
penurunan berat badan
Primer Wawancara Kuesioner, 20 pertanyaan terbuka Persepsi diet penurunan
berat badan
Primer Wawancara Kuesioner, 40 pernyataan jenis diet Penerapan diet penurunan
berat badan
Primer Wawancara Kuesioner, 13 pertanyaan terbuka Kuesioner mengenai pengetahuan, persepsi, dan penerapan diet yang diisi langsung oleh subjek dan dipandu oleh enumerator dalam pengisian jawaban. Sebelum pengisian kuesioner persepsi diet subjek diberikan penjelasan uraian singkat mengenai masing-masing diet, yaitu diet rendah kalori, Obssesive Corbuzier’s Diet (OCD), diet Food Combining dan diet Golongan darah. Uraian singkat mengenai masing-masing diet dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data disajikan pada Tabel 3 yang memperlihatkan kategori variabel penelitian secara rinci. Data yang telah diperoleh diperiksa terlebih dahulu agar informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Tahapan pengolahan data dimulai dari verifikasi, coding, entri, cleaning dan selanjutnya analisis. Pengolahan dan analisis data menggunakan perangkat program komputer Microsoft excel 2010 dan Statistical Program for Social Science (SPSS) version 17.0 for windows.
7
Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian secara rinci
Variabel Hasil ukur Skala ukur
Status gizi (IMT) Usia >19 tahun
1. IMT < 17.0 Kurus (kekurangan berat badan tingkat berat) 2. 17.0-18.4 Kurus (kekurangan
berat badan tingkat ringan) 3. 18.5-25.0 Normal
4. 25.1-27 Kegemukan (kelebihan berat badan tingkat ringan) 5. IMT > 27.0 Gemuk (kelebihan
berat badan tingkat berat) (Depkes 2003)
Ordinal
Status gizi (IMT/U) 1. Sangat kurus (Z ≤ -3 SD) Ordinal Usia 17-19 tahun 2. Kurus (-3 SD ≤ Z < -2 SD)
3. Normal (-2 SD < Z ≤ +1 SD) 4. Gemuk (+1 SD < Z < +2 SD) 5. Sangat Gemuk (Z > +2 SD) (WHO 2010)
Indeks Prestasi Kumulatif 1. Kurang : IPK < 2.00 2. Cukup : 2.00 ≤ IPK < 2.76 3. Baik : 2.76 ≤ IPK < 3.51 4. Sangat baik : IPK ≥ 3.51
Ordinal
Pengetahuan Diet Penurunan Berat Badan
Pengolahan data pengetahuan diet diawali dengan pemberian nilai dengan rentang 0-1-3-5 untuk setiap soal pada jawaban singkat. Nilai 5 merupakan nilai maksimal dari jawaban yang paling benar dan sempurna, nilai 3 benar namun belum sempurna, nilai 1 mendekati benar, dan nilai 0 untuk jawaban yang salah dan tidak diisi. Kategori penilaian setiap soal dapat dilihat pada Lampiran 2. Total nilai maksimal dari 20 pertanyaan mengenai pengetahuan diet penurunan berat badan adalah 100. Nilai pengetahuan dikategorikan menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi mengikuti kategori Khomsan (2000). Nilai dibawah 60 termasuk kategori rendah, nilai 60-80 termasuk kategori sedang, dan apabila nilai lebih dari 80 termasuk tinggi.
Persepsi Diet Penurunan Berat Badan
Pengukuran persepsi diet disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori, yaitu kategori favorable (mendukung konstruk yang hendak diukur) dan unfavorable (tidak mendukung konstruk yang hendak dikur), serta menyediakan lima alternatif jawaban yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS). Nilai pada setiap pilihan berada pada rentang 1-5. Bobot penilaian untuk setiap respon subjek pada pernyataan favorable yaitu STS=1, TS=2, RR=3, S=4 dan SS=5. Bobot penilaian untuk setiap respon subjek pada pernyataan unfavorable yaitu STS=5, TS=4, RR=3, S=2 dan SS=1. Total nilai akhir yaitu 200 dibagi dengan 2 sehingga dihasilkan total nilai akhir maksimal adalah 100. Kategori penilaian pernyataan persepsi diet penurunan berat badan dapat dilihat pada Lampiran 3.
8
Terdapat 40 pernyataan mengenai persepsi diet penurunan berat badan (median=68) yang masing-masing diet terdiri atas 10 pernyataan yaitu diet rendah kalori (median=76), OCD (median=72), diet FC (median=64) dan diet golongan darah (median=62). Setelah total nilai didapat, selanjutnya kelompokan nilai persepsi diet penurunan berat badan berdasarkan nilai median. Persepsi dapat dikatakan negatif apabila nilai persepsi dibawah nilai median dan persepsi dikatakan positif apabila nilai lebih dari nilai median. Pengolahan persepsi diet dilakukan sebanyak 5 kali, yaitu untuk persepsi dari seluruh diet (40 pernyataan) kemudian persepsi dari masing-masing diet (10 pernyataan).
Penerapan Diet Penurunan Berat Badan
Pengukuran penerapan diperoleh dari pengisian kuesioner secara langsung. Data yang didapatkan diberi kode 0 jika tidak melakukan diet dan kode 1 (melakukan diet golongan darah), 2 (melakukan diet FC), 3 (melakukan OCD ), 4 (melakukan diet rendah kalori) dan 5 (melakukan diet lainnya). Setelah pengkodean dilakukan, maka dilakukan analisis secara deskriptif mengenai keberlanjutan, kesulitan, alasan serta target dan hasil dari diet yang dilakukan. Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data karakteristik subjek, yaitu usia, IPK, status gizi, pengetahuan, persepsi dan penerapan diet penurunan berat badan. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel dependen dengan variabel independen.
Analisis Chi square dilakukan apabila variabel yang dianalisis berjenis ordinal, baik variabel dependen maupun variabel independen. Variabel yang dianalisis dengan Chi square adalah penegetahuan diet dengan praktek diet, persepsi diet dengan praktek diet, status gizi dengan praktek diet penurunan berat badan. Selain itu, analisis uji Spearman juga digunakan untuk menguji hubungan antara IPK dengan pengetahuan diet dan pengetahuan diet dengan persepsi diet. Analisis uji beda yang dilakukan adalah Kruskall Wallis untuk mengetahui perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan antar tingkat. Uji lanjut Mann Whitney dilakukan untuk mengetahui tingkat mana saja yang memiliki perbedaan nyata.
Definisi Operasional
Subjek terdiri dari seluruh mahasiswa putri program sarjana gizi IPB angkatan
2010 (47), 2011 (48), 2012 (49), dan 2013 (50).
Karakteristik subjek meliputi jenis kelamin, usia, IPK semester terakhir, berat
dan tinggi badan, status gizi
Usia adalah umur subjek pada saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam
tahun
Berat badan adalah massa tubuh dalam satuan kilogram yang diukur
menggunakan timbangan digital ketelitian 0.1 kg.
Tinggi badan adalah pengukuran tinggi badan subjek dalam posisi berdiri tegak
sempurna menempel ke dinding dan menghadap ke depan diukur dengan menggunakan microtoise ketelitian 0.1 cm.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi rata-rata yang diperoleh
9
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh subjek berdasarkan IMT yang
dibedakan menjadi sangat kurus, kurus, normal, gemuk, sangat gemuk.
Pengetahuan diet penurunan berat badan meliputi pengetahuan mahasiswa
mengenai diet penurunan berat badan yang benar menurut kaidah ilmu gizi
Persepsi diet penurunan berat badan merupakan pandangan mahasiswa
terhadap diet penurunan berat badan yang dianggap kontroversi dengan ilmu gizi, bersifat subyektif dan dilatarbelakangi oleh pengetahuan diet tersebut dan background pendidikan
Praktek diet penurunan berat badan merupakan penerapan diet atau usaha
yang dilakukan guna menurunkan berat badan.
Diet Golongan Darah adalah pengaturan pola makan yang dijalankan
berdasarkan golongan darah pelaku untuk menurunkan berat badan yang ditemukan oleh dokter d’Adamo
Food Combining adalah kombinasi pengaturan pola makan serasi yang dijalankan dengan pengaturan derajat keasaman pada bahan pangan dan tubuh dalam satu waktu.
Obsessive Corbuzier’s Diet adalah pengauran pola makan yang dipopulerkan oleh Deddy Corbuzier dengan metode puasa dan penerapan jendela makan pada 8, 6 atau 4 jam dengan kunci tidak rakus serta olahraga selagi puasa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Subjek
Subjek dari penelitian ini terdiri atas seluruh populasi mahasiswa putri program studi sarjana Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor dari tingkat satu hingga tingkat empat yang aktif perkuliahan pada saat pengambilan data berlangsung sebanyak 372 subjek. Mahasiswa putri gizi merupakan orang yang belajar dan mendapatkan pengetahuan formal seputar gizi di perguruan tinggi. Karakteristik subjek dalam penelitian ini meliputi usia, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan status gizi.
Usia subjek memiliki rentang antara 17 hingga 23 tahun. Berdasarkan kisaran usia remaja diketahui subjek termasuk rentang remaja akhir menuju dewasa awal. Jika dilihat dari segi kesehatan, masa remaja merupakan masa yang paling sehat selama kehidupan. Menurut Hurlock (1992) mahasiswa putri merupakan satu golongan dari lapisan remaja, yang dari segi usia umumnya antara 18 sampai 21 tahun yang sedang mengalami perubahan fisik sehingga memiliki minat yang besar untuk mendapatkan keadaan fisik yang menarik. Tabel 4 memperlihatkan bahwa data sebaran usia subjek terbanyak berada di usia 19 tahun (29.3%).
Indeks Prestasi Kumulatif merupakan akumulasi indeks prestasi atau sekumpulan nilai matakuliah rata-rata yang diperoleh mahasiswa selama masa kuliah dari semester awal hingga semester akhir. Sebagian besar subjek memiliki IPK dalam kategori sangat baik dan baik yaitu sebanyak 46.0% dan 45.7% sedangkan subjek yang memiliki IPK dalam kategori cukup hanya 7.0% dan yang kurang hanya 1.3%, disajikan pada Tabel 4.
10
Status gizi menggambarkan keadaan keseimbang gizi seseorang. Menurut Almatsier (2001), status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat. Hasil data yang didapat secara keseluruhan dari perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) untuk usia lebih dari 19 tahun dan IMT/U untuk mahasiswa putri usia kurang dari 19 tahun. Tabel 4 memperlihatkan bahwa sebagian besar subjek (78.5%) memiliki status gizi normal, selain itu, subjek yang memiliki status gizi gemuk sebanyak 8.3%, kurus 6.2%, sangat gemuk 5.9% dan hanya 1.1% subjek yang memiliki status gizi kurus.
Tabel 4 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik
Karakteristik n % Usia 17 tahun 4 1.1 18 tahun 69 18.5 19 tahun 109 29.3 20 tahun 92 24.7 21 tahun 66 17.7 22 tahun 31 8.3 23 tahun 1 0.3 Total 372 100 Rata-rata±sd 19.66±1.25
Indeks Prestasi Kumulatif
Kurang : IPK < 2.00 5 1.3
Cukup : 2.00 ≤ IPK < 2.76 26 7.0
Baik : 2.76 ≤ IPK < 3.51 170 45.7
Sangat baik : IPK ≥ 3.51 171 46.0
Total 372 100 Rata-rata±sd 3.36±0.67 Status gizi IMT Sangat kurus ( < 17.0) 4 1.4 Kurus (17.0-18.4) 22 7.8 Normal (18.5-25.0) 214 75.9 Gemuk (25.1-27.0) 21 7.4 Sangat Gemuk (>27.0) 21 7.4 Total 282 100 IMT/U Sangat kurus (Z ≤ -3 SD) 0 0.0 Kurus (-3 SD ≤ Z < -2 SD) 1 1.1 Normal (-2 SD < Z ≤ +1 SD) 78 86.7 Gemuk (+1 SD < Z < +2 SD) 10 11.1 Sangat Gemuk (Z > +2 SD) 1 1.1 Total 90 100 Sangat kurus 4 1.1 Kurus 23 6.2 Normal 292 78.5 Gemuk 31 8.3 Sangat Gemuk 22 5.9 Total 372 100 Rata-rata±sd 21.97±3.13
12
Pengetahuan tentang Diet Penurunan Berat Badan
Pengetahuan adalah kemampuan untuk memperoleh, menyimpan dan menggunakan informasi, campuran pemahaman, pengalaman, kebijaksanaan dan keterampilan (Lbrahim 1995). Pengetahuan diet berkaitan erat dengan pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi merupakan pemahaman seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan. Pengetahuan gizi yang baik dapat menghindarkan seseorang dari kebiasaan makan yang tidak sehat. Mahasiswa putri gizi dianggap memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik dimana informasi pengetahuan gizi yang diperoleh dari pendidikan formal, seperti halnya pada pengetahuan diet penurunan berat badan yang merupakan bagian dari pengetahuan gizi. Berikut merupakan sebaran subjek menurut pengetahuan diet penurunan berat badan.
Sebagian besar subjek (55.6%) memiliki pengetahuan diet penurunan berat badan dalam kategori sedang atau cukup baik (Tabel 5). Selain itu, terdapat 23.7% subjek memiliki pengetahuan diet penurunan berat badan kategori tinggi atau baik. Hal ini kemungkinan terjadi karena subjek dapat memahami informasi yang didapat dari pendidikan formal maupun informal seputar ilmu gizi. Terdapat 20.7% subjek yang memiliki pengetahuan diet yang kurang. Hal ini diduga terjadi karena adanya sumber informasi dari pendidikan informal seperti dari media sosial yang belum jelas diketahui akan kebenarannya dan dapat memberikan pengaruh jangka pendek. Menurut Bungin (2001) media massa dapat mempengaruhi pengetahuan, membentuk sikap dan perilaku seseorang.
Tabel 5 Sebaran subjek menurut kategori pengetahuan diet penurunan berat badan Pengetahuan diet n % Rendah 77 20.7 Sedang 207 55.6 Tinggi 88 23.7 Total 372 100.0
Sebagian besar subjek dapat menjawab pertanyaan pengetahuan diet dengan baik dan sempurna, seperti waktu sarapan yang baik dilakukan (97.8%) dan jenis olahraga yang sebaiknya dilakukan untuk menurunkan berat badan (97.0%) (Tabel 6). Affenito et al. (2005) menetapkan sarapan jam 5 sampai jam 10 pada hari sekolah dan jam 5 sampai jam 11 pada hari libur. Sama halnya dengan Hall (2006) yang mengatakan waktu sarapan dilakukan sebelum pukul 11 pagi. Jenis olahraga yang baik dilakukan untuk diet penurunan berat badan adalah berjalan kaki, jalan cepat, berjalan diselingi jogging ringan, senam aerobic low impact, berenang dengan jarak agak jauh dan berjalan kaki di kolam renang setinggi pinggang. Tentunya dilakukan secara teratur, kontinyu, dan terukur (Tirtawinata 2013). Berikut merupakan tabel sebaran subjek menurut jawaban dari pengetahuan diet penurunan berat badan.
13 Tabel 6 Sebaran subjek menurut jawaban dari pengetahuan diet
No Pertanyaan
Nilai
5 3 1 0
n % n % n % n %
1 Pengertian diet penurunan berat
badan 179 48.1 127 34.1 58 15.6 5 1.3
2 Jumlah turunnya berat badan yang baik dan sehat dalam seminggu
314 84.4 1 0.3 8 2.2 34 9.1 3 Dampak berat badan turun
drastis dalam waktu singkat 172 46.2 42 11.3 140 37.6 18 4.8 4 Komposisi tubuh ideal 30 8.1 124 33.3 100 26.9 115 30.9 5 Prinsip utama penurunan berat
badan yang baik 94 25.3 135 36.3 119 32.0 22 5.9 6 Pemilihan jenis makanan yang
tepat 269 72.3 28 7.5 53 14.2 21 5.6
7 Contoh makanan sumber protein
hewani yang dianjurkan 329 88.4 17 4.6 13 3.5 13 3.5 8 Contoh menu dan porsi makanan
yang tepat dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan energi
43 11.6 116 31.2 147 39.5 66 17.7 9 Jumlah porsi sayur dan buah 248 66.7 42 11.3 61 16.4 21 5.6 10 Makanan pada diet penurunan
berat badan yang baik harus mengandung gizi yang
244 65.6 42 11.3 64 17.2 22 5.9 11 Jumlah kecukupan energi
minimal 108 29.0 96 25.8 122 32.8 46 12.4 12 Akibat dari diet yang tidak
sehat 146 39.2 25 6.7 197 53.0 4 1
13 Kebiasaan buruk yang biasa
dilakukan 339 91.1 8 2.2 11 3.0 13 3.5 14 Waktu sarapan yang baik
dilakukan sebelum pukul 364 97.8 0 0.0 0 0.0 8 2.2 15 Contoh menu makanan rendah
energi 273 73.4 40 10.8 24 6.5 35 9.4 16 Frekuensi olahraga yang baik
dalam seminggu 142 38.2 158 42.5 69 18.5 3 0.8 17 Jenis olahraga yang sebaiknya 361 97.0 5 1.3 6 1.6 0 0.0 18 Durasi olahraga yang dianjurkan
setiap kali olahraga (menit) 312 83.9 26 7.0 23 6.2 10 2.7 19 Waktu yang paling baik untuk
berolahraga 79 21.2 225 60.5 28 7.5 28 7.5 20 Dampak mengonsumsi makanan
dengan asupan tinggi protein dan menghindari asupan karbohidrat
75 20.2 44 11.8 186 50.0 67 18.0
Pertanyaan diet yang diberikan seputar diet penurunan berat badan berdasarkan kaidah ilmu gizi yaitu diet rendah kalori, seperti pengertian diet, jumlah berat badan yang sebaiknya diturunkan, jumlah kalori minimal, contoh menu dan jenis makanan, jenis olahraga dan dampak dari diet penurunan berat
14
badan yang tidak baik. Tabel 6 memperlihatkan sebaran subjek berdasarkan jawaban dari pengetahuan diet yang diisi langsung oleh subjek melalui kuesioner pertanyaan terbuka. Ada beberapa pertanyaan dijawab dengan hanya sedikit subjek benar dan sempurna, seperti komposisi tubuh ideal (8.1%), contoh menu dan porsi makanan yang tepat dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan energi selama melakukan diet penurunan berat badan (11.6%). Komposisi tubuh ideal menurut Rita (2008) terdiri atas massa otot lebih banyak dibandingkan massa lemak dalam tubuh. Sebagian besar subjek yang salah menjawab komponen kompisisi tubuh secara keseluruhan tanpa memberikan perbandingannya.
Hal ini terjadi diduga subjek mendapatkan beragam informasi dari media sosial sehingga terdapat beragam jawaban. Pengurangan 1000 kkal per hari dapat menghasilkan penurunan berat badan sekitar satu kg per minggu atau empat kg per bulan. Makanan yang kandungan energinya dibawah 1200 kkal tidak dapat disebut diet yang seimbang karena selain kekurangan protein, juga kekurangan zat gizi vitamin dan mineral. Diet rendah kalori dan seimbang adalah menu dengan kandungan energinya paling sedikit 1200 kkal sampai dengan 1600 kkal. Energi yang berasal dari karbohidrat dan lemak dikurangi, sedangkan protein diberikan lebih tinggi (Tirtawinata 2013).
Berdasarkan hasil tersebut perlu adanya pendalaman pemahaman mengenai pengetahuan diet penurunan berat badan dalam pendidikan formal maupun informal di bidang ilmu gizi. Penelitian Yin et al. (2009) juga mengatakan perlunya pengembangan dan penerapan pendidikan gizi yang efektif dari mahasiswa, memperkuat pendidikan gizi melalui berbagai saluran, meningkatkan pengetahuan gizi mahasiswa, fokus pada langkah-langkah intervensi gizi dan mendorong siswa untuk membentuk praktek diet yang baik. Menurut Sakamaki et al. (2005) strategi dalam meningkatkan kompetensi di bidang gizi untuk mahasiswa putri dirancang di lingkup perguruan tinggi. Lingkungan universitas merupakan akhir dari pembelajaran remaja untuk pendidikan kesehatan dan gizi dari segi perspektif.
Pengukuran perbedaan pengetahuan diet penurunan berat badan antar tingkat menggunakan analisis uji KruskalWallis dan hasilnya terdapat perbedaan yang nyata (p<0.05) antar seluruh tingkatan. Oleh karena itu, untuk melihat tingkat mana yang memiliki perbedaan nyata maka dilakukan uji lanjut Mann Whitney dan hasilnya sebagian besar tingkatan terdapat perbedaan nyata (p<0.05) yaitu pada tingkat 2-4, tingkat 1-2, tingkat 1-4, tingkat 2-3, dan tingkat 1-3. Perbedaan tersebut diduga terjadi karena mahasiswa putri tingkat 2 belum mendapatkan mata kuliah Dietetika 2 begitu pula dengan mahasiswa putri tingkat 1 yang sama sekali belum mempelajari mata kuliah Dietetika 1 dan 2. Lain halnya pada tingkat 3 dan 4 tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05). Hal ini dipengaruhi oleh mahasiwa putri tingkat 3 dan 4 sudah mendapatkan mata kuliah Dietetika 1 dan 2 dimana mata kuliah tersebut sudah memberikan pengetahuan mengenai diet penurunan berat badan yang sesuai dengan kaidah ilmu gizi yaitu diet rendah kalori.
Tingkat 4 yang sudah mendapatkan matakuliah dietetika 1 dan 2 serta sudah melaksanakan Internship Dietetic memiliki pengetahuan diet yang tinggi lebih besar 10.8% (Tabel 7). Lain halnya dengan tingkat 2 dan 3 yang memiliki pengetahuan diet cukup baik, dan tingkat 1 memiliki pengetahuan diet yang rendah lebih banyak. Hal ini dikarenakan lama waktu belajar subjek di pendidikan
15 formal. Sakamaki et al. (2005) mengatakan bahwa lamanya mahasiswa putri belajar pada bidang pendidikan kesehatan dan gizi dalam lingkungan universitas akan mempengaruhi daya terima pengetahuan tersebut.
Tabel 7 Sebaran pengetahuan diet antar tingkat mahasiswa Pengetahuan diet Tingkat Total 1 2 3 4 n % n % n % n % n % Rendah 64 17.2 11 3.0 1 0.3 1 0.3 77 20.7 Sedang 39 10.5 86 23.1 48 12.9 34 9.1 207 55.6 Tinggi 0 0.0 9 2.4 39 10.5 40 10.8 88 23.7 Total 103 27.7 106 28.5 88 23.7 75 20.2 372 100.0 Hasil uji Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05) antara pengetahuan dengan persepsi diet penurunan berat badan. Hal ini sesuai dengan Ronodikoro (2006) yang mengatakan persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor individu yang salah satunya merupakan pengetahuan. Menurut Setiadi (2003) persepsi yang dibentuk seseoang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya yang memiliki sifat subjektif karena setiap orang akan memandang suatu objek atau situasi dengan cara yang berbeda-beda. Sebagian besar subjek (30.9%) memiliki pengetahuan diet dalam kategori sedang dan memiliki persepsi positif pada diet penurunan berat badan (Tabel 8).
Tabel 8 Sebaran pengetahuan diet subjek berdasarkan persepsi Pengetahuan diet
Persepsi diet
Negatif Positif Uji
Spearman n % n % Total
Diet rendah kalori
Rendah 49 13.2 28 7.5 77 p=0.000 Sedang 93 25.0 114 30.6 207 r=0.316 Tinggi 28 7.5 60 16.1 88 Total 170 45.7 202 54.3 372 OCD Rendah 43 11.6 34 9.1 77 p=0.037 Sedang 99 26.6 108 29.0 207 r=0.108 Tinggi 33 8.9 55 14.8 88 Total 175 47.0 197 53.0 372
Diet Food Combining
Rendah 36 9.7 41 11.0 77 p=0.173
Sedang 74 19.9 133 35.8 207
Tinggi 35 9.4 53 14.2 88
Total 145 39.0 227 61.0 372
Diet Golongan Darah
Rendah 44 11.8 33 8.9 77 p=0.000
Sedang 88 23.7 119 32.0 207 r=0.205
Tinggi 28 7.5 60 16.1 88
Total 160 43.0 212 57.0 372
Diet penurunan berat badan
Rendah 51 13.7 26 7.0 77 p=0.000
Sedang 92 24.7 115 30.9 207 r=0.298
16
Total 168 45.2 204 54.8 372
Sama halnya dengan persepsi pada masing-masing diet penurunan berat badan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan diet seseorang maka persepsi terhadap diet penurunan berat badan akan cenderung positif. Hasil penelitian Taren et al. (2001) mengatakan bahwa penambahan kurikulum atau jumlah mata kuliah imu gizi akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan praktek gizi seseorang. Hasil uji korelasi Spearman menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan diet dengan persepsi diet penurunan berat badan, OCD dan golongan darah (p<0.05) dimana korelasi tersebut bersifat positif yaitu semakin baik pengetahuan maka akan semakin positif pula persepsi subjek. Tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara pengetahuan diet dengan persepsi pada diet Food Combining. Hal ini diduga terjadi karena terdapat beberapa kesamaan teori dan aturan diet FC dengan diet rendah kalori.
Tabel 9 memperlihatkan bahwa sebagian besar subjek (7.8%) melakukan diet penurunan berat badan dan memiliki pengetahuan sedang atau cukup baik. Jenis diet yang dilakukan pada subjek tersebut sebagian besar adalah diet rendah kalori (4.3%). Tidak terdapat subjek yang memiliki pengetahuan diet tinggi dan melakukan diet kontroversial, sebagian besar subjek tersebut (3.2%) melakukan diet rendah kalori.
Tabel 9 Sebaran pengetahuan diet penurunan berat badan dengan praktek diet Pengetahuan diet Praktek diet Total p Tidak Ya n % n % n % Rendah 64 17.2 13 3.5 77 20.7 Sedang 178 47.8 29 7.8 207 55.6 Tinggi 72 19.4 16 4.3 88 23.7 Total 314 84.4 58 15.6 372 100 0.625
Hasil uji korelasi Chi Square pada Tabel 9 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara pengetahuan diet dengan praktek diet penurunan berat badan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi atau semakin rendah pengetahuan diet penurunan berat badan subjek belum tentu melakukan praktek diet yang sesuai dengan kaidah ilmu gizi. Lain halnya dengan Sanjur (1982) yang menyatakan bahwa pengetahuan gizi menentukan atau membentuk praktek secara langsung. Selain itu, tidak terdapatnya hubungan tersebut diduga karena adanya beberapa faktor lain yang mempengaruhi praktek diet penurunan berat badan yang dilakukan mahasiswa putri yaitu faktor lingkungan seperti media sosial, keluarga dan teman (Bayyari 2010).
Sebagian besar subjek secara keseluruhan (27.7%) dengan IPK yang baik memiliki pengetahuan diet sedang (Tabel 10). Hasil uji korelasi Spearman setiap tingkat terdapat hubungan yang signifikan antara IPK dengan pengetahuan diet pada tingkat 1 (p=0.042), 2 (p=0.030) dan 4 (p=0.000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IPK maka pengetahuan diet subjek tingkat 1, 2 dan 4 semakin baik. Tabel 10 memperlihatkan terdapat subjek yang IPK tinggi memiliki pengetahuan diet kurang, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara IPK tingkat 3 dengan pengetahuan diet. Menurut Notoadmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah pendidikan.
17 Pendidikan mempengaruhi proses belajar, dimana Indeks Prestasi Kumulatif merupakan hasil dari proses belajar selama di pendidikan formal dan kumpulan nilai subjek selama belajar di perguruan tinggi diakumulasikan. Hal ini diduga terjadi karena daya terima pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu informasi dari media sosial yang beredar dan belum tentu jelas akan sumber kebenarannya.
Tabel 10 Sebaran pengetahuan diet subjek berdasarkan IPK IPK
Pengetahuan diet
Total
Rendah Sedang Tinggi
n % n % n % n % Kurang 3 0.8 2 0.5 0 0 5 1.3 Cukup 10 2.7 15 4.0 1 0.3 26 7.0 Baik 25 6.7 103 27.7 42 11.3 170 45.7 Sangat baik 39 10.5 87 23.4 45 12.1 171 46.0 Total 77 20.7 207 55.6 88 23.7 372 100
Persepsi tentang Diet Penurunan Berat Badan
Persepsi merupakan bagian dari proses seseorang dalam menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang memiliki arti (Kotler 2000). Dalam hal ini persepsi terdiri atas penafsiran obyek, penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku (Walgito 2003).
Tabel 11 memperlihatkan bahwa sebagian besar subjek (54.8%) memiliki persepsi positif terhadap diet penurunan berat badan dan diet Rendah kalori (54.3%). Diet penurunan berat badan yang dibahas pada penelitian ini adalah diet rendah kalori sebagai diet yang sesuai dengan kaidah ilmu gizi. Menurut Tirtawinata (2013) prinsip dasar diet rendah kalori adalah menu sehat dan seimbang yang jumlah energinya dikurangi (kalori rendah). Diet ini menjadi pilihan utama dalam program penurunan berat badan karena paling aman, mudah dilaksanakan, banyak variasi, tidak membosankan, sehingga dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, diet yang saat ini masih dianggap kontroversi akan kebenaran dan keamanan dalam menjalankan diet tersebut, yaitu diet Golongan darah, diet Food Combining (Rahmawaty 2009) dan Obsessive Corbuzier’s Diet (OCD) (Semarayasa 2013)
Tabel 11 Sebaran subjek menurut kategori persepsi diet penurunan berat badan
Persepsi diet Nilai median Persepsi Negatif (≤ median) Positif (>median) n % n % Rendah kalori 76 170 45.7 202 54.3
Obsessive Corbuzier’s diet 72 175 47.0 197 53.0
Food Combining 64 145 39.0 227 61.0
Golongan darah 62 160 43.0 212 57.0
18
Hasil data yang didapat sebagian besar subjek memiliki persepsi positif terhadap diet yang kontroversi, yaitu OCD (53%), FC (61%), dan diet Golongan darah (57%). Hal ini menunjukkan sebagian besar subjek setuju bahwa diet tersebut merupakan diet yang kontroversi karena belum ada bukti ilmiah yang mengatakan melakukan diet-diet tersebut aman untuk kesehatan dalam waktu jangka panjang dan tidak sesuai dengan kaidah ilmu gizi. Evaluasi efektivitas dan dampak dari diet popular tersebut penting untuk diketahui lebih lanjut, namun hal ini belum selesai diselidiki secara mendalam hingga saat ini (Truby et al. 2008)
Rahmawaty (2009) menyimpulkan bahwa diet berdasarkan golongan darah pertama kali dikenal oleh D’Adamo, seorang naturopatis dari Stamford Connecticut, Amerika Serikat. Pola pengaturan makan ini meyakini bahwa golongan darah dapat memberi petunjuk tentang kerentanan tubuh terhadap jenis penyakit tertentu sekaligus memandu jenis makanan yang cocok untuk mencegah penyakit tersebut. Menurut D’Adamo dan Whitney (2005), perbedaan zat gizi yang dikonsumsi manusia sejak zaman prasejarah berdampak pada perbedaan golongan darah.
Diet berdasarkan golongan darah masih dianggap kontroversi karena penelitian D’Adamo masih belum bisa dijelaskan dengan bukti ilmiah yang kuat dan tidak memenuhi standar penelitian ilmiah, karena hanya berdasar bukti empiris atau pengalaman yang dijalankan orang, yaitu mereka yang pernah datang ke kliniknya. Hal ini didukung oleh penelitian El-Sohemy (2014) tidak ada bukti yang mendukung teori ini, cara seseorang menanggapi salah satu dari diet ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan jenis golongan darah mereka dan memiliki segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan mereka untuk tetap menjadi vegetarian atau melakukan diet rendah karbohidrat. Seharusnya teori yang hendak dijadikan acuan telah melewati proses penelitian tingkat tertinggi dimana penelitian tersebut dilakukan dengan objek yang diambil secara acak.
Selain itu, Rahamwaty (2009) juga menyimpulkan bahwa Food Combining memiliki 4 hal dasar, yaitu a) mengonsumsi makanan segar dan alami, serta menjauhi makanan yang telah diproses merupakan saran utama dari diet ini, b) siklus alami metabolisme tubuh merupakan dasar untuk melakukan diet ini, c) keseimbangan asam-basa tubuh sangat penting, d) pada diet ini takaran konsumsi makanan tidak diperlukan. Diet Food Combinig dianggap kontroversi karena dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh, terutama vitamin D, kalsium, Zn dan zat besi dalam jangka panjang. Hal ini akan sangat berbahaya bila diterapkan pada mereka yang memiliki cadangan tubuh yang terbatas, apalagi sedang sakit. Tidak dianjurkan pula dilakukan oleh anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.
Menurut Corbuzier (2013) dalam Semarayasa (2013), OCD memiliki 5 syarat agar dapat memiliki tubuh yang langsing dengan cepat, yaitu jangan sarapan, puasa hingga 24 jam, makan apa saja boleh, tetap berolahraga saat berpuasa serta menganggap kolestrol bukan penyebab kegemukan sehingga tidak perlu menghindari makanan yang mengandung kolestrol. Peraturan makan apa saja boleh dan waktu menahan rasa lapar yang lama memiliki dampak makan berlebih pada pediet. Menurut Schlundt et al. (1992) melewatkan waktu sarapan berhubungan dengan makan berlebihan dan mempengaruhi perubahan berat badan yang signifikan, namun dampak jangka panjang mengubah kebiasaan sarapan pada upaya pengendalian berat badan masih belum diketahui. Menurut Iping
19 (2006) makan banyak setelah berpuasa mengakibatkan tubuh terpaksa mengerahkan sebagian besar darah dan energinya ke fungsi pencernaan sehingga fungsi tubuh lain kekurangan energi dan oksigen, akibatnya, organ tubuh mudah rusak dan sistem metabolisme mengalami penurunan fungsi.
Diet ini masih dianggap kontroversi karena memiliki metode diet yang disebutkan sebelumnya. Bukti ilmiah dampak negatif dari penerapan diet ini dalam jangka panjang belum ada karena masih perlu ditinjau dengan penuh kehati-hatian. Diet ini hampir sama dengan metode berpuasa yang dilakukan dengan cara diet Intermittent Fasting, menurut penelitian Klempel et al. (2012) mengenai diet Intermittent Fasting atau berpuasa yang dikombinasikan dengan makanan cair dan rendah kalori merupakan strategi yang efektif untuk membantu wanita obesitas menurunkan berat badan dan risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah.
Sebagian besar tingkat 3 (18.0%) dan tingkat 4 (12.6%) memeliki persepsi positif terhadap diet penurunan berat badan dan sebagian besar tingkat 1 (18.0%) memiliki persepsi negatif terhadap persepsi diet penurunan berat badan (Tabel 12). Hal ini terjadi diduga tingkat 3 dan 4 sudah mendapatkan ilmu pengetahuan gizi lebih dalam dibandingkan tingkat 1 yang baru memulai perkuliahan. Tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang sebab berhubungan dengan daya nalar, pengalaman dan kejelasan (Hidayati 2011). Lamanya mahasiswa putri belajar pada bidang pendidikan kesehatan dan gizi dalam lingkungan universitas akan mempengaruhi daya terima pengetahuan tersebut (Sakamaki et al. 2005).
Tabel 12 Sebaran persepsi diet berdasarkan antar tingkat Persepsi diet Tingkat Total 1 2 3 4 n % N % n % n % n % Negatif 67 18.0 52 14.0 21 5.6 28 7.5 168 45.2 Positif 36 9.7 54 14.5 67 18.0 47 12.6 204 54.8 Total 75 20.2 88 23.7 106 28.5 103 27.7 372 100 Tabel 13 merupakan hasil uji korelasi Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara persepsi dengan praktek diet penurunan berat badan. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin positif persepsi subjek terhadap diet belum tentu melakukan praktek diet penurunan berat badan. Hal ini tidak sesuai dengan Notoadmodjo (2003) yang mengatakan bahwa persepsi merupakan salah satu tingkatan untuk mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan praktek atau tindakan yang akan diambil. Nayga (1996) juga mengatakan bahwa persepsi seseorang akan berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku. Sebagian besar subjek (45.7%) yang memiliki persepsi positif terhadap diet penurunan berat badan tidak melakukan diet penurunan badan.
Tabel 13 Sebaran persepsi diet penurunan berat badan dengan praktek diet Persepsi diet Praktek diet Total p Tidak Ya n % n % n % Negatif 144 38.7 24 6.5 168 45.2 Positif 170 45.7 34 9.1 204 54.8
20
Total 314 84.4 58 15.6 372 100 0.529
Praktek Diet Penurunan Berat Badan
Perilaku (manusia) adalah seluruh kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat terlihat oleh orang lain maupun yang tidak terlihat (Notoatmodjo 2003). Perilaku timbul dikarenakan adanya dorongan dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku diet merupakan bagian praktek dari penerapan diet penurunan berat badan dimana kegiatan mengatur jenis dan jumlah makanan dengan tujuan untuk menurunkan atau mempertahankan berat badan (Hawks 2008). Menurut Truby et al. (2008) dalam penelitiannya memperkirakan hampir dua dari lima wanita dan satu dari enam pria sedang mengurangi makan untuk diet penurunan berat badan.
Terdapat 15.6% subjek dari 372 subjek yang melakukan diet penurunan berat badan, namun beberapa subjek yang melakukan diet kontroversi, yaitu 1.7% melakukan diet golongan darah, 6.9% melakukan diet FC, 10.3% melakukan OCD, dan 24.1% melakukan diet lainnya (Tabel 14). Diet lainnya terdiri atas diet tinggi serat, diet rendah protein, hanya mengurangi porsi makan saja, diet dengan herbalife, puasa, menggunakan obat, tidak makan malam saja, jogging, olahraga dan kurangi porsi makan, dan diet athasila.
Tabel 14 Sebaran praktek diet penurunan berat badan berdasarkan jenis diet
Praktek Diet Penurunan Berat Badan n %
Diet Golongan Darah 1 1.7
Food Combining 4 6.9
OCD 6 10.3
Rendah Kalori 33 56.9
Lainnya 14 24.1
Total 58 100.0
Tabel 14 memperlihatkan bahwa dari 58 subjek yang melakukan diet, sebagian besar (56.9%) melakukan diet rendah kalori. Hal ini dilakukan dengan alasan subjek merasa aman, cocok serta lebih mudah dan efektif menerapkan diet rendah kalori yang didapatkan ilmunya dari masa belajar di perguruan tinggi. Selain itu, sumber informasi yang didapatkan juga berasal dari internet, televisi, orang tua, buku, majalah dan teman. Selama melakukan diet rendah kalori terdapat 78.9% subjek menyatakan sulit menerapkan diet rendah kalori dengan beragam alasan, seperti sulit mengatur jadwal makan, sulit menahan cemilan, sulit konsisten, mudah tergoda dengan ajakan makan teman dan keluarga, merasa cepat lapar, bosan, lemas, dan faktor lingkungan yang tidak menyediakan makanan yang sehat.
Target pencapaian berat badan subjek berada pada kisaran 1-30 kg, tetapi berdasarkan praktek diet yang dilakukan berat badan hanya turun mencapai 0.5-8 kg dalam waktu 1 sampai 12 bulan. Berdasarkan Tabel 15 memperlihatkan bahwa rata-rata target pencapaian berat badan turun 6.4 kg/bulan dan rata-rata hasil pencapaian berat badan turun 1.9 kg/bulan. Menurut Tirtawinata (2013) penurunan berat badan harus dilakukan secara bertahap yaitu ½ kg dalam seminggu atau maksimal 1 kg dalam seminggu. Menurut As-Sayyid (2006) cara
21 untuk menurunkan berat badan yang benar adalah dengan mengatur pola makan, melakukan proses pengurangan porsi secara bertahap, yaitu sekitar 2 kg dalam setiap minggu tanpa harus menghilangkan hak yang harus diterima oleh tubuh berupa unsur-unsur gizi lainnya. Target dan hasil diet penurunan berat badan rata-rata perbulannya pada subjek disajikan pada Tabel 15 dibawah ini.
Tabel 15 Target dan hasil diet penurunan berat badan berdasarkan waktu lamanya diet
Jenis diet Lama waktu diet
(bulan)
Target kg/bulan
Hasil kg/bulan
Diet Rendah Kalori 0.1 50 10
0.5 14 4 1 4.0-20.0 0.5-7.0 1.3 15.4 2.3 2 1.0-15.0 0.5-4.0 3 1.0-6.7 0.3-1.7 4 1.3-3.3 0.5-0.8 5 0.4-1.6 0.4-0.8 12 0.1 0.1 Golongan Darah 1 4 1
Obsessive Corbuzier’s Diet 0.25 60 6
0.5 10.0-56.0 0.0-8.0 2 7.5 5 Food Combining 0.25 32.0 4.0 1.00 5.0 2.0 1.50 6.7 1.3 2.00 2.5 0.0 Lainnya : Mengurangi Makan 12 0.4 0.3
Menghindari Makan Malam 36 0.1 0.1
Rendah Karbohidrat 4 2.0 0.8
Jogging 2 3.5 0.3
Puasa 2 1.5 2.0
Olahraga Dan Jaga Pola Makan 1 5.0 4.0
Olahraga,Mengurangi Asupan
Gula, Menjaga Pola Makan 1.5 20.0 8.0
Menggunakan Obat 1 10.0 4.0
Herbalife 6 5.7 4.2
Detox 2 3.5 1.5
Tinggi Serat 12 0.3 0.3
Athasila (Vegetarian) 1 3.0 2.0
Diet Rendah Lemak 1 4.0 2.0
Rendah Protein 2 0.0 4.0
Tabel 16 dibawah ini memperlihatkan subjek yang melakukan diet golongan darah memiliki alasan mencoba melakukannya karena banyak tersebar buku diet
22
golongan darah di berbagai toko buku. Menurut D’Adamo dan Whitney (2005) manusia yang memiliki tipe darah berbeda pasti memiliki respons atau tanggapan terhadap makanan yang berbeda pula. Diet ini menyarankan bahwa orang yang memiliki tipe darah O cocok melakukan diet dengan mengasup lebih banyak daging, sedangkan untuk golongan darah A mengikuti diet vegetarian, yakni mengonsumsi makanan rendah lemak. Target penurunan berat badan yang ingin dicapai subjek adalah 4 kg namun yang tercapai hanya 1 kg saja dalam waktu satu bulan. Hal ini mungkin terjadi karena subjek mengalami kesulitan dalam pemilihan makanan berdasarkan golongan darah tersebut dan tidak ada keberlanjutan dalam praktek diet golongan darah tersebut pada saat pengambilan data dilaksanakan
Tabel 16 Praktek diet kontroversial
Diet FC OCD Diet Golongan
darah Alasan mengkombinasikan
makanan sehat dan konsep baik sesuai dengan ajaran agama islam
50% hanya ingin mencoba trend, mudah dan tidak banyak larangan
mencoba melakukannya karena banyak tersebar buku diet golongan darah di berbagai toko buku. Sumber informasi buku, internet,
majalah, dan televisi
Televisi, internet, teman
Buku, internet Kesulitan sibuk kuliah dan sulit
mengatur menu makanan yang dianjurkan.
Lama, pusing, tidak bias makan dalam waktu lama,
pemilihan makanan berdasarkan golongan darah Target dan hasil 5-10 kg dan hasilnya
0-2 kg dalam waktu 1 minggu-2 bulan 5-15 kg dan hasilnya 1-10 kg dalam waktu 2 minggu- 2bulan 4 kg, dan hasilnya 1 kg dalam waktu 1 bulan
Efek samping mudah lapar Lelah, pusing, maag, sulit konsentrasi
-
Keberlanjutan 67% tidak lanjut 83% tidak lanjut 100% tidak lanjut
Sebagian besar subjek (50%) yang melakukan Obsessive Corbuzier’s Diet memiliki alasan hanya ingin mencoba karena sedang banyak dibicarakan oleh media, mudah dilakukan dan tidak banyak larangan. Sumber informasi yang didapatkan subjek berasal dari internet, televisi, dan teman. Menurut survey yang dilakukan record holder Republic, OCD telah dilakukan lebih dari 4 juta orang dalam jangka waktu 3 minggu setelah diet ini dipublikasikan (Corbuzier 2013). Sebagian besar subjek mengalami kesulitan pada saat menjalankan diet ini antara lain karena lama, pusing, sulit mengatur jadwal, tidak bisa makan dalam waktu lama. Target penurunan berat badan yang dinginkan subjek adalah 5-15 kg, namun dalam penerapannya subjek mengalami penurunan berat badan 1-10 kg dalam waktu 2 minggu hingga 2 bulan. Subjek yang memiliki target maksimal dalam menurunkan berat badan memiliki status gizi sangat gemuk. Efek samping yang dirasakan subjek selama melakukan OCD mudah lelah, pusing, terkena maag, dan sulit berkonsentrasi. Keberlanjutan diet yang dilakukan subjek sebagian
23 besar (83.3%) sudah tidak menerapkan diet tersebut pada saat pengambilan data berlangsung.
Subjek yang menerapkan diet Food Combining memiliki alasan mengkombinasikan makanan sehat dan konsep baik sesuai dengan ajaran agama islam. Kombinasi makanan serasi atau biasa dikenal degan Food Combining, diilhami dari pengalaman Hay (1866-1940), seorang ahli bedah di Amerika Serikat (Gunawan 2012). Subjek mengaku mendapatkan sumber informasi dari buku, internet, majalah, dan televisi. Lama waktu menerapkan diet FC hanya 1 minggu hinga 2 bulan. Target penrunan berat badan yang dinginkan subjek berkisar 5-10 kg, namun dalam penerapannya target hanya mencapai 0-2 kg. Satu subjek mengatakan efek samping dari diet ini adalah mudah lapar dan hanya satu subjek yang melanjutkan diet FC pada saat pengambilan data berlangsung. Selain itu, yang tidak melanjutkan diet ini memiliki alasan sibuk kuliah dan sulit mengatur menu makanan yang dianjurkan.
Kriteria umum diet dengan kecukupan gizi yang dapat menuntun penurunan berat badan yang layak dan kontinu menurut beberapa ahli gizi adalah cukup memenuhi kebutuhan gizi tubuh namun rendah kalorinya, biaya terjangkau, harus mudah disesuaikan, dan menggunakan makanan yang mudah diperoleh, serta memberikan kebiasaan makan baru yang mempertahankan berat badan yang telah turun, didukung oleh keluarga dan teman, seharusnya menyenangan dan cukup memuaskan keinginan pediet (Wirakusumah 2001). Jenis diet lainnya juga disebutkan oleh Wirakusumah (2001) yang mengelompokkan diet menjadi empat, yaitu diet puasa, diet rendah kalori, diet rendah kalori seimbang, diet kalori seimbang, dan tinggi serat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa terdapat 24.1% subjek yang melakukan diet lainnya tersebut, seperti diet puasa dan diet tinggi serat.
Uji korelasi Chi Square antara status gizi dengan praktek diet menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05) antara status gizi dengan praktek diet penurunan berat badan (Tabel 17). Terdapat 10.2% subjek yang memiliki status gizi normal, 2.7% subjek yang memiliki status gizi gemuk dan 2.7% subjek yang memiliki status gizi sangat gemuk melakukan diet penurunan berat badan (Tabel 17).
Tabel 17 Sebaran subjek menurut praktek diet berdasarkan status gizi Status gizi
Praktek diet Total
p Tidak Ya n % n % n % Sangat kurus 4 1.1 0 0.0 4 1.1 Kurus 23 6.2 0 0.0 23 6.2 Normal 254 68.3 38 10.2 292 78.5 Gemuk 21 5.6 10 2.7 31 8.3 Sangat gemuk 12 3.2 10 2.7 22 5.9 Total 314 84.4 58 15.6 372 100 0.000
Tabel 18 dibawah ini memperlihatkan bahwa subjek yang melakukan diet golongan darah memiliki status gizi normal. Begitu pula halnya pada diet FC, OCD, rendah kalori dan diet lainnya. Sebagian besar subjek (0.8%) yang melakukan diet FC, 1.3% subjek yang melakukan diet FC, 1.3% subjek yang melakukan OCD, 5.4% subjek yang melakukan diet rendah kalori, dan 2.4% subjek yang melakukan diet lainnya memiliki status gizi normal. Hal ini sesuai
24
dengan penelitian Brown (2005) bahwa diet penurunan berat badan tidak hanya dilakukan oleh remaja yang gemuk (overweight) atau obesitas saja, namun remaja yang normal dan kurus juga banyak melakukan diet penurunan berat badan.
Tabel 18 Sebaran status gizi dengan praktek diet setiap jenis
Status Gizi Praktek Diet Total Tidak Diet Diet Golongan darah FC OCD Diet rendah kalori Lainnya n % n % n % n % n % n % n % Kurus sekali 4 1.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 4 1.1 Kurus 23 6.2 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 23 6.2 Normal 254 68.3 1 0.3 3 0.8 5 1.3 20 5.4 9 2.4 292 78.5 Gemuk 21 5.6 0 0.0 1 0.3 0 0.0 4 1.1 5 1.3 31 8.3 Gemuk sekali 12 3.2 0 0.0 0 0.0 1 0.3 9 2.4 0 0.0 22 5.9 Total 314 84.4 1 0.3 4 1.1 6 1.6 33 8.9 14 3.8 372 100
Berdasarkan Tabel 18 diatas, tidak ada mahasiswa putri gizi dengan status gizi kurang yang melakukan diet penurunan berat badan. Lain halnya dengan penelitian Sakamaki et al. (2005) yang menunjukkan 65% dari mahasiswa putri kedokteran dengan Indeks Masa Tubuh < 20 atau berada dibawah kategori normal memiliki keinginan untuk menjadi lebih kurus lagi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wardle et al. (2006) sebanyak 50% dari semua mahasiswa perempuan dari 22 negara mencoba untuk menurunkan berat badan, meskipun hanya 5% yang memiliki IMT ≥ 25 kg/m2
atau gemuk.
Tabel 19 dibawah ini memperlihatkan bahwa sebagian besar (3.5%) yang melakukan diet rendah kalori terdapat pada subjek tingkat 4, sedangkan diet kontroversial yaitu diet golongan darah dilakukan pada subjek tingkat 1, diet FC dilakukan pada subjek tingkat 1 dan 3, dan OCD dilakukan pada sebagian besar (1.1%) subjek tingkat 2, dan masih terdapat subjek tingkat 4 yang melakukan OCD. Selain itu, sebagian besar yang melakukan diet lainnya terdapat pada subjek tingkat 1. Hal ini diduga terjadi karena banyak paparan informasi dari luar pendidikan formal sehingga subjek tergiur untuk melakukan diet penurunan berat badan yang banyak beredar di media sosial tersebut.
Tabel 19 Sebaran praktek diet berdasarkan tingkat Praktek diet Tingkat Total 1 2 3 4 n % n % n % n % n % Tidak diet 84 22.6 99 26.6 70 18.8 61 16.4 314 84.4 Diet Golongan Darah 1 0.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 0.3 Diet Food Combining 2 0.5 0 0.0 2 0.5 0 0.0 4 1.1
OCD 0 0.0 4 1.1 1 0.3 1 0.3 6 1.6
Diet Rendah Kalori 7 1.9 1 0.3 12 3.2 13 3.5 33 8.9 Diet lainnya 9 2.4 2 0.5 3 0.8 0 0.0 14 3.8 Total 103 27.7 106 28.5 88 23.7 75 20.2 372 100 Kelebihan dari penelitian ini merupakan penelitian pertama di Indonesia mengenai diet penurunan berat badan yang kontroversial pada mahasiswa putri program studi sarjana ilmu gizi, namun terdapat kelemahan pada penelitian berupa standar pertanyaan mengenai pengetahuan diet masih belum diuji pada pakar gizi