TUGAS AKHIR
PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DAN PERKERASAN JALAN
CAUSEWAY PENGHUBUNG DERMAGA TELUK LAMONG
Alfred Fransiscus Yoku
3105 100 070
Dosen Pembimbing :
Prof. Ir. Indrasurya B M., Msc., PhD. Trihanyndio Rendy S. ST., MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Latar Belakang
-Tingkat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur
-Kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak sudah melebihi kapasitas rencana -Direncanakan pembangunan pelabuhan baru
Tujuan
- Merencanakan jalan penghubung ke dermaga teluk lamong yang berada pada lapisan tanah lembek agar stabil, dan mampu memenuhi umur rencana
Rumusan Masalah
- Berapa tinggi timbunan akhir yang harus direncanakan sehingga muka jalan selalu berada minimum 2m dari permukaan laut ?
- Diantara ketiga alternatif perbikan tanah yang dipilih (PVD, Stone Column, dan Pile slab) manakah yang terbaik (ekonomis dan lebih baik)?
- Bagaimanakah stabilitas timbunan yang direncanakan? - Berpa tebal perkerasan untuk LHR yang direncanakan ?
Batasan Masalah
- Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapatkan dari PT. PELINDO III, surabaya
- Umur rencana perkerasan adalah 10 tahun untuk perkerasan lentur dan 20 tahun untuk perkerasan kaku
- Perhitungan Tebal perkerasan Menggunakan Metode AASHTO - Tidak membahas metode pelaksanaan
Konstruksi Perkerasan Lentur
Susunan Lapisan
-Lapisan Permukaan -Lapisan Pondasi Atas -Lapisan Pondasi Bawah -Lapisan Tanah Dasar
Konstruksi Perkerasan Lentur
- Lalu Lintas Harian Rata-rata
- Angka Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan - Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana - Daya Dukung Tanah Dasar
- Indeks Permukaan Jumlah lajur
Kendaraan Ringan (Berat total < 5 ton)
Kendaraan Berat (Berat total > 5 ton) 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 lajur 2 lajur 3 lajur 4 lajur 5 lajur 6 lajur 1,00 0,60 0,40 -1,00 0,50 0,40 0,30 0,25 0,20 1,00 0,75 0,50 -1,00 0,50 0,475 0,450 0,425 0,400 LER Klasifikasi Jalan
lokal kolektor arteri Tol < 10 10 – 100 100 – 1000 > 1000 1,0 1,5 1,5 – 2,0 -1,5 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 2,5 -2,5
Jenis Lapis Perkerasan IPo Roughness (mm/km) LASTON LASBUTAG HRA BURDA BURTU LAPEN LATASBUM BURAS LATASIR JALAN TANAH JALAN KERIKIL ≥ 4 3,9 – 3,5 3,9 – 3,5 3,4 – 3,0 3,9 – 3,5 3,4 – 3,0 3,9 – 3,4 3,4 – 3,0 3,4 – 3,0 2,9 – 2,5 2,9 – 2,5 2,9 – 2,5 2,9 – 2,5 ≤ 2,4 ≤ 2,4 ≤ 1000 > 1000 ≤ 2000 > 2000 ≤ 2000 > 2000 < 2000 < 2000 ≤ 3000 > 3000
ebal Minimum (cm) Bahan 15 20*) 10 20 15 20 25
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur
Laston atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam
Laston atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur , pondasi macadam, lapen, laston atas. Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam, lapen, laston atas.
Konstruksi Perkerasan Lentur
- Faktor Regional
- Indeks Tebal Perkerasan
Kelandaian I (< 6%) Kelandaian II (6-10%) Kelandaian III (> 10%) % Berat kendaraan % Berat kendaraan % Berat Kendaraan ≤ 30% >30% <30% >30% ≤30% >30% Iklim I <900 mm/th 0,5 1,0 - 1,5 1,0 1,5 - 2,0 1,5 2,0 - 2,5 Iklim II >900 mm/th 1,5 2,0 - 2,5 2,0 2,5 - 3,0 2,5 3,0 – 3,5 Koefisien Kekuatan Kekuatan Bahan Jenis Bahan Relatif A1 A2 A3 MS (kg) Kt (Kg/cm) CBR (%) 0.4 - - 744 - - 0.35 - - 590 - - Laston 0.32 - - 454 - - 0.3 - - 340 - - 0.35 - - 744 - - 0.31 - - 590 - - Lasbutag 0.28 - - 454 - - 0.26 - - 340 - - 0.3 - - 340 - - HRA 0.26 - - 340 - - Aspal Macadam 0.25 - - - Lapen(mekanis) 0.2 - - - Lapen(manual) - 0.28 - 590 - - - 0.26 - 454 - - Laston Atas - 0.24 - 340 - - - 0.23 - - - - Lapen (mekanis) - 0.19 - - - - Lapen(manual) - 0.15 - - 22 -
Stab. Tanah dengan semen
- 0.13 - - 18 -
- 0.15 - - 22 -
Stab. Tanah dengan kapur
- 0.13 - - 18 -
- 0.14 - - - 100 Batu Pecah (kelas A)
- 0.13 - - - 80 Batu Pecah (kelas B)
- 0.12 - - - 60 Batu Pecah (kelas C)
- - 0.13 - - 70 Sirtu/ pitrum (kelas A) - - 0.12 - - 50 Sirtu/ pitrum (kelas B) - - 0.11 - - 30 Sirtu/ pitrum (keas C) - - 0.1 - - 20 Tanah/ lempung kepasiran
Tebal Minimum (cm) Bahan 5 5 7,5 7,5 10
Lapis pelindung: (Buras, Burtu,Burda) Lapen/ aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston Lapen/ aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston Lasbutag, Laston
Konstruksi Perkerasan Kaku
-Lapisan Permukaan -Lapisan perantara -Lapisan Tanah Dasar
Konstruksi Perkerasan Kaku
6 0,75 18 12 7 1 18 12 8 1 18 12 9 1,25 18 12 10 1,25 18 12 11 1,25 18 12 12 1,25 18 12 Pavement thickness (in) Dowel Diameter (in) Dowel Lenght (in) Dowel Spacing (in) 6 48 48 48 48 48 48 7 48 48 45 48 48 48 8 48 44 40 48 48 48 9 43 39 35 48 48 45 10 38 35 32 48 48 45 11 35 32 29 48 48 45 12 32 29 26 48 45 41 Lane width 12 ft Grade 40 billet axle steel 30.000 25 30Maximum Spacing in. Lane width 10 ft Lane width 11 ft Lane width 12 ft
1/2 in. Diameter Bars ? In Diameter Bars Minimum
Overall Length
(in)
Maximum Spacing in. Lane width 10 ft Lane width 11 ft Type and grade of steel Working stress (Psi) Pavement thickness (in) Minimum Overall Length (in)
Pemampatan Tanah
< 4 very soft 4 s/d 6 loose 6 s/d 15 medium 16 s/d 25 stiff > 25 hard N SPT Konsistensi TanahData Perekonomian
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Daerah menggambarkan laju pertumbuhan kendaraan niaga. 2000 46,95 2001 53,72 2002 61,15 2003 68,55 2004 79,71 2005 96,39 2006 112,93 2007 123,79 2008 149,79 2009 154,24 Tahun PDRB (trilyun rupiah) y = 12,73x - 25431 R² = 0,972 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 PDRB Jawa Timur
Data Kapasitas Pelabuhan
- Kapasitas rencana pelabuhan teluk Lamong adalah
1.138.800 TEUS
Data Tanah Dasar
1 1 Very Soft Lanau-Lempung 0.5 2.613 1.876 71.8 0.817 1.5612 1 Very Soft Lanau-Lempung 1.5 2.613 1.876 71.8 0.817 1.561 3 1 Very Soft Lanau-Lempung 2.5 2.613 1.876 71.8 0.817 1.561 4 1 Very Soft Lanau-Lempung 3.5 2.586 1.889 73.04 0.767 1.549 5 1 Very Soft Lanau-Lempung 4.5 2.586 1.889 73.04 0.767 1.549 6 1 Very Soft Lanau-Lempung 5.5 2.586 1.889 73.04 0.767 1.549 7 9 Medium Lanau-Lempung 6.5 2.592 1.767 68.19 1.29 1.576 8 9 Medium Lanau-Lempung 7.5 2.592 1.767 68.19 1.29 1.576 9 9 Medium Lanau-Lempung 8.5 2.592 1.767 68.19 1.29 1.576 10 17 stiff Lanau-Lempung 9.5 2.662 0.96 36.04 1.313 1.848 D (m) Jenis Tanah Z (m) GS Konsistensi Tanah N-SPT e wc (%) γd (t/m3) γt (t/m3) 0.561 0.280 76.5 37.5 39 8 0.3 0.871 0.1960 0.0005 0.561 0.841 76.5 37.5 39 8 0.3 0.871 0.1960 0.0005 0.561 1.402 76.5 37.5 39 8 0.3 0.871 0.1960 0.0005 0.549 1.921 81.6 38.2 43 6 0.3 0.924 0.2098 0.0007 0.549 2.470 81.6 38.2 43 6 0.3 0.924 0.2098 0.0007 0.549 3.019 81.6 38.2 43 6 0.3 0.924 0.2098 0.0007 0.576 3.741 78.9 36.6 42 5 0.4 0.837 0.1908 0.0007 0.576 4.316 78.9 36.6 42 5 0.4 0.837 0.1908 0.0007 0.576 4.892 78.9 36.6 42 5 0.4 0.837 0.1908 0.0007 0.848 8.053 65.8 32.2 34 15 0.2 0.411 0.0976 0.0007 γ' (t/m3) σ'0 (t/m2) LL (%) PL (%) PI (%) Φ (0) C Cc Cs Cv (cm2/dt)
Lalu Lintas Harian Rencana
Pelabuhan Teluk Lamong memiliki kapasitas gaya lalu sebesar 1.138.800 TEUs pertahun, dengan asumsi bahwa kapasitas tersebut tercapai pada tahun ke-10 dan untuk menghabiskan beban tersebut digunakan truk hino tipe 3.20 PD (1.2-2.2) dengan kemampuan angkut 2 TEUs. Maka untuk menghabiskan 1.138.800 TEUs dibutuhkan truk hino untuk masing-masing arah sebanyak 569.400 buah pertahun atau 1560 buah perhari.
PERKERASAN LENTUR
- Jenis Material Material Koef.Kuat Relatif A1 Laston (MS 744) 0,4 A2 Laston atas 0.28 CBR Subgrade = 5 %CBR Sub Base Coarse = 30 %
CBR Base coarse = 100 % Faktor-Faktor Pengaruh : - FR = 2 - IPt = 2 - IP0 = 4 - c = 0,7
PERKERASAN LENTUR
− + + + + + + = 3,0 1,2 DDT 0,372 FR 1 log 1 2,54 ITP 1094 0,4 Gt 0,2 -1 2,54 ITP log 9,36 logWt 5,19 18 Wt 18 = 39.221.673,86 EALPERKERASAN LENTUR
= 22 cm = 10 cm
PERKERASAN KAKU
PERKERASAN KAKU
(t) = 38,735 cm. Untuk memudahkan didalam pelaksanaan, maka untuk
tebal perkerasan menggunakan tebal = 40 cm.
• Dowel :
Ф dowel = 1,25 in = 3,175 cm
Panjang dowel = 18 in = 45.72 cm
Spasi dowel = 12 in = 30.48 cm
• Tie Bars
Ф tie bars = ½ in
Spasi tie bars = 40 in = 88,9 cm
• Jarak sambungan :
18-20 x tebal pelat.
(beton tebal 40 cm, jarak sambungan 7,2 – 8 m).
Gambar sketsa pemasangandowel, tie bar dan jarak sambungan disajikan
dalam Gambar 5.2. Sedangkan untuk gambar detail tentang dowel, tie bars,
cross section, dapat dilihat pada lampiran,
PERKERASAN KAKU
T r an s ve r s e j o in t , W it h or Wit h ou t Do we l B ar s L o n g i t u d i n a l J o i n t , W i t h T i e b a r s 1 L aju r = 3, 5 m 1 L aju r = 3, 5 m 7,2 – 8 m 7,2 – 8 mPENENTUAN H
INITIAL
q (t/m
2)
sc
Hinitial
Hfinal
5
0.794
2.778
1.984
7
1.067
3.889
2.821
9
1.288
5.000
3.712
11
1.474
6.111
4.638
y = 1,272x + 0,364 R² = 0,999 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 H fin al ( m) H in itia l (m ) H i nit ia l V s H fin al
WAKTU KONSOLIDASI
t
= Tv ( Hdr )
2/ Cv gabungan
= 1.129. (81)/ 2,6
= 31 tahun
PEMASANGAN PVD
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 PV D d engan gi T Se angan mas a Pe Pol iga U gab u n gan (%) Waktu (m in ggu) S = 0, 8 m S = 1 m S = 1, 2 m S = 1, 5 m S = 1, 75 m S = 2 m
PRELOADING
•Hinitial
= 3 m
•Kecepatan penimbunan
= 0.5/minggu
•Jumlah pentahapan
= 3/0.5
GEOTEXTILE
•SF = 0,94
•MR = 1487 KNm
•Y’ = 27,25 m ( dari atas tanah dasar)
SF = MR / MD 0,94 = 1487 / MD MD = 1528,26 KNm MR ren = SF rencana X MD = 1,2 X 1528,26 = 1833,92 KNm ΔMR = MR rencana – MR = 1833,92 – 1487 = 346,91 Jumlah y' y y'-y MR 1 27.25 0 27.25 510.94 Σ MR 510.94
T allow = T ult / (SFid x SFcr x SFcbd) = 52 / (1,2 x 2 x1,2)
KONTRUKSI PILE SLAB
Beban yang ditanggung :
-Beban Horisontal
-Beban vertikal
Diameter tiang pancang
= 1000 mm
•Momen Inersia
= 7846.98.434.400 mm
4•Area of concrete
= 1570 cm
2•Allowable Axial
= 552,9 ton
•Bending Momen Crack
= 123,6 tm
•Bending Momen Ultimate = 229,9 tm
•Plat diasumsikan menggunakan plat pratekan dengan ketebalan 50 cm,
lebar 5 m dan panjang 30 m
Perencanaan Poer
data-data poer :
•tebal (b)
= 240 cm
•Tinggi (h)
= 120 cm
•Panjang
= 30000 cm
•Selimut beton(Cc)
= 50 cm
•Mutu beton (f’c)
= 35 MPa
•Mutu Baja(fy)
= 240 MPa (U24)
•
β1
= 0,81
•fs
= 144 MPa
•diameter tulangan
= 25 mm (tulangan utama)
Kedalaman
pemancangan
tiang
yang
dibutuhkan
adalah 8 m
0 10 20 30 40 50 60 0 100 200 300 400 500 600Grafik Kedalaman Vs Qult/SF
Q ult/SF(t) K ed al am an (m )
Kesimpulan
•Elevasi jalan yang juga merupakan H
finalTimbunan adalah setinggi 2 m.
•Tebal perkerasan lentur yang diperoleh dengan metode AASHTO untuk
lapisan surface adalah 20 cm, dan lapisan base adalah 10 cm.
•Tebal perkerasan kaku yang diperoleh dengan metode AASHTO adalah
sebesar 40 cm, dengan jarak sambungan 7,2 - 8 m,diameter dowel = 1,25 in,
panjang dowel = 12 in, spasi =12 in, diameter tie bar = ½ in, spasi = 40 in.
•Metode perbaikan tanah dengan menggunakan stone column tidak dapat
digunakan karena kerutuhan yang terjadi merupakan keruntuhan terhadap
internal stability timbunan.
•Metode perbaikan tanah yang digunakan untuk mempercepat pemampatan
adalah dengan cara pemasangan PVD dengan pola pemasangan segitiga dan
jarak pemasangan 1.
•Total settlement (Sc) yang harus dihilangkan adalah sebesar 1 m. Untuk menghilangkan 90% dari settlement (U% = 90%) diperlukan waktu 11 minggu untuk pentahapan penimbunan 50 cm/minggu.
•Tiang pancang yang digunakan untuk konstruksi pile slab adalah tiang pancang dengan diameter 1 m.
•Jumlah tiang yang dibutuh untuk tiap bentang poer (5m) adalah sebanyak 4 buah. •Kedalaman pemancangan tiang agar konstruksi mampu menanggung beban adalah 8 m.
•Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan dengan perkerasan lentur adalah sebesar Rp. 38.470.804.939,60.
•Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan dengan perkerasan kaku adalah sebesar Rp. 49.338.050.000,00.
•Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan konstruksi pile slab adalah sebesar Rp. 131.411.627.000,00.