• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wrap.up.A4 Skenario Buka Rahasia Medis Berakhir Di Meja Hijau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wrap.up.A4 Skenario Buka Rahasia Medis Berakhir Di Meja Hijau"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Wrap Up

“Buka Rahasia Medis Berakhir di Meja Hijau”

Kelompok A-4

Ketua : Astri Annisa Wigati (1102016033) Sekretaris : Asia Rahmah Malawat (1102016032) Anggota : Anggi Indra Kusuma (1102016024) Annisa Nabila Asmahani (1102016028) Aryanata Ryan Kurniawan (1102016031) Audi Beryl Javier (1102016034) Bazlina Zahra Wahyusaputri (1102016043)

Carnadi (1102016044)

(2)

Daftar isi………..….……….... 1 Skenario………...…………... 2 Kata-kata sulit………...……….………...3 Brainstroming………...………...…………. 4 Analisis.………...….…………. 5 Hipotesis………...…….………6 Sasaran belajar………...………..……….……… 7 LI.1. Memahami Rekam Medis………..….………...…… 8

LI.2. Memahami Kerahasiaan Rekam Medis………...……….... 14

LI.3. Memahami Hukum Rekam Medis………....…………...……...…..16

LI.4. Memahami Pandangan Islam Mengenai Masalah Pembukaan Rekam Medis...19

Daftar pustaka………...…...21

(3)

“Buka Rahasia Medis Berakhir di Meja Hijau”

Seorang wanita, dirawat di salah satu RS Jiwa selama dua minggu karena gangguan kejiwaan yang cukup berat. Beberapa bulan setelah perawatan, suami wanita tersebut yang kebetulan berprofesi dokter, menemui psikiater yang merawat istrinya. Atas dasar pertimbangan bahwa sang suami merupakan teman sejawat, psikiater tersebut memberikan keterangan yang sebenarnya dan bahkan ketika suami meminta salinan rekam medis istrinya, maka dokter psikiater memberikannya dengan senang hati.

Tiga bulan setelah penyerahan salinan rekam medis, psikiater tersebut didatangi kuasa hukum sang istri untuk menuntut secara pidana maupun perdata. Pasalnya dokter psikiater memberikan salinan atau membuka rahasia medis tanpa sepengetahuan kliennya kepada suami. Salinan tersebut digunakan suami menggugat cerai istrinya di pengadilan agama.

(4)

a. Gangguan Kejiwaan

 Kondisi adanya gejala klinis berupa sindroma pada perilaku dan psikologi.

 Tingkat kecerdasan, sifat dan perilaku serta kepribadian seperti emosi dan adaptasi terhadap sesuatu.

b. Psikiater

 Dokter spesialis psikiater atau kejiwaan.

 Profesi dokter spesialis yang menangani diagnosis gangguan emosional. c. Pidana

 Kejahatan tentang pembunuhan, perampokan, korupsi dan sebagainya

 Hukum yang mengatur pelanggaran terhadap UU, kejahatan terhadap kepentingan umum dan siapa yang melakukan akan diancam dengan sanksi pidana tertentu.

d. Perdata

Hukum yang mengatur hak, harta benda dan hubungan antara orang dengan orang lainnya.

e. Rekam Medis

Berkas yang berisi catatan atau dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien oleh sarana pelayanan kesehatan.

f. Kuasa Hukum

Pengacara yang diberi kuasa oleh kliennya untuk melakukan tindakan hukum.

(5)

1. Apakah tujuan dan fungsi rekam medis?

2. Dalam keadaan apa dan kepada siapa rekam medis dapat dibuka? 3. Apa saja hukum yang mengatur tentang rekam medis?

4. Apa yang terjadi jika seorang dokter melanggar hukum rekam medis? 5. Bagaimanakah pandangan islam mengenai rekam medis?

6. Bagaimanakah peran kuasa hukum dalam kasus ini? 7. Siapa yang berhak menjga rekam medis?

(6)

ANALISIS

1. Sebagai bukti tertulis mengenai pasien berupa biodata pasien, perkembangan penyakit, riwayat penyakit, jenis perawatan.

2. Kepada aparat hukum yang memiliki surat tugas, orang yang diberi izin oleh pasien, dan jika dibawah umur, orang tuanya berhak melihat.

3. Kode etik kedokteran dan sumber hukum

4. Dibawa ke pengadilan, diberi tuntutan, memerlukan re edukasi, sanksi hati nurani, sanksi teguran dan pencabutan izin praktik.

5. Sesuai sifat nabi yaitu amanah atau menjaga rahasia, secara islam manusia tidak boleh mengumbar aib orang karena akan dianggap sebagai gibah yang seluruh aturannya ada di ayat dan hadits.

6. Melindungi dan membantu klien atau sang pasien untuk menuntut psikiater tersebut.

(7)

HIPOTESIS

Gangguan jiwa yang berat mengharuskan pasien untuk dirawat di Rumah Sakit jiwa, sehingga pasien akan memiliki rekam medis. Rekam medis merupakan berkas yang berisi tentang riwayat penyakit pasien yang harus dirahasiakan. Sebagaimana dalam pandangan islam yang mengajarkan bahwa kita haru menjaga amanah. Rekam medis dilindungi oleh hukum, maka bagi yang melanggar dengan cara membuka rekam medis akan terjerat sanksi.

(8)

SASARAN BELAJAR

1. Memahami Rekam Medis 1.1. Pengertian Rekam Medis 1.2. Isi Rekam Medis

1.3. Bentuk dan Jenis Rekam Medis 1.4. Tujuan Rekam Medis

1.5. Manfaat Rekam Medis

2. Memahami Kerahasiaan Rekam Medis 2.1. Syarat Rekam Medis dapat dibuka

2.2. Pihak yang Menjaga Rekam Medis/ Tanggung Jawab Rekam Medis 2.3. Pihak yang Berhak Mengetahui Rekam Medis

3. Memahami Hukum Rekam Medis 3.1. Hukum Tentang Rekam Medis 3.2. Sanksi Membuka Rekam Medis

(9)

LI.1. MEMAHAMI REKAM MEDIS.

1.1. PENGERTIAN REKAM MEDIS

 Definisi Rekam Medis Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Medik (2006): Rekam Medis adalah keterangan baik secara tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium, diagnosis, segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien,dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat.

 Definisi Rekam Medis Menurut Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989: Rekam Medis adalah berkas yang beirisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

 Rekam Medis menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia):

Rekam Medis merupakan hasil rekaman yang berupa hasil rekaman pasien.

 Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran :

Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

 Peraturan Menteri Kesehatan RI:

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

 Ikatan Dokter Indonesia:

Rekam medis adalah rekaman dalam bentuk tulisan/gambaran aktifitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien.

 Huffman:

Rekam medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit, dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh pasien kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien tersebut.

(10)

1.2 ISI REKAM MEDIS a. Catatan.

Identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, penhobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang diberikanoleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi.

b. Dokumen

Kelengkapan dari catatan, misal : foto rontgen, hasil pmeriksaan lab dan keterangan lain.

Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008

Setiap pelayanan baik di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat dapat membuat rekam medis dengan data-data sebagai berikut:

PASAL 3

1. Pasien Rawat Jalan

Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara lain:

a. Identitas Pasien b. Tanggal dan waktu.

c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit). d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.

e. Diagnosis

f. Rencana penatalaksanaan g. Pengobatan dan atau tindakan

h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik dan j. Persetujuan tindakan bila perlu.

2. Pasien Rawat Inap

Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara lain:

a. Identitas Pasien b. Tanggal dan waktu.

c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit. d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.

(11)

f. Rencana penatalaksanaan g. Pengobatan dan atau tindakan h. Persetujuan tindakan bila perlu

i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan j. Ringkasan pulang (discharge summary)

k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan ksehatan.

l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu. m. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik

3. Ruang Gawat Darurat

Data pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara lain:

a. Identitas Pasien

b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan c. Identitas pengantar pasien

d. Tanggal dan waktu.

e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit. f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.

g. Diagnosis

h. Pengobatan dan/atau tindakan

i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan

rencana tindak lanjut.

j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.

k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana

pelayanan kesehatan lain dan

l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.

4. Dalam Keadaan Bencana

Selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat(3) ditambah dengan : a. Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan

b. Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal ; dan c. Identitas yang menemukan pasien

(12)

PASAL 4

1. Ringkasan pulang sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (2) harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien.

2. Isi ringkasan pulang sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sekurang-kurangnya memuat:

a. Identitas Pasien

b. Diagnosis masuk dan Indikasi pasien dirawat

c. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir pengobatan dan tindak lanjut ; dan

d. Nama dan tanda tangan dokter / dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan

1.3 BENTUK DAN JENIS REKAM MEDIS

a. Rekam Medis Konvensional

RM yang terbuat dan berbentuk lembaran – lembaran kertas yang diiisi dengan tulisan tangan atau ketikan komputer yang telah dicetak. Bentuk rekam medis ini sangat umum dan dapat ditemukan di seluruh rumah sakit, klinik, maupun praktek dokter. Keuntungan dari RM bentuk konvensional ini adalah mudah untuk didapatkan, bisa dilakukan oleh siapa saja dalam hal ini staf medis yang tidak memerlukan keterampilan khusus, mudah dibawa dan mampu diisi kapan saja dan di mana saja. Namun RM dalam bentuk ini memiliki kerugian yaitu dapat terjadi kesalahan dalam penulisan dan pembacaan, tidak ringkas, mudah rusak oleh keadaan basah, mudah terbakar karena terbuat dari bahan kertas, memiliki keterbatasan dalam hal penyimpanan karena bentuknya yang bisa dikatakan besar, dan kerapian dari penulisan akan berkurang. Sekali Rekam Medis ini keluar dari “sarangnya”, petugas RM tidak dapat lagi mengendalikannya. Universitas Sumatera Utara

(13)

RM yang dibuat dalam bentuk elektronik berupa data – data di komputer yang diisi dengan hanya mengetik di komputer. Bentuk RM ini sangat jarang ditemukan. Hanya ditemukan pada rumah sakit, klinik ataupun praktek dokter yang sudah moderen dan canggih. RM dalam bentuk ini memiliki beberapa keuntungan antara lain yaitu ringkas, bisa menampung dalam jumlah yang sangat banyak, tidak memakan banyak tempat dalam hal penyimpanan karena disimpan dalam bentuk data komputer, bisa disimpan lama. Di samping itu, kerugian dari RM bentuk ini juga ada yaitu mudah terserang virus yang merusak data, tidak semua orang bisa mengoperasikannya, hanya terjangkau oleh kalangan tertentu, dan tidak dapat dioperasikan apabila tidak ada sumber listrik. Masalah hukum lainnya adalah apakah RM elektonik tersebut masih dapat dikategorikan sebagai bukti hukum dalam kasus malpraktik di pengadilan. Pada kenyataannya, RM bentuk konvensional yang banyak ditemukan dan sebagai standar bentuk RM di dalam suatu rumah sakit, klinik, ataupun praktek dokter.

c. Problem Oriented Medical Record (POMR) / Rekam Medis Berorientasi Masalah (RMBM)

POMR diperkenalkan oleh Dr. Lawrence Weed pada tahun 1970 dengan maksud untuk membuat cara standar (baku) dalam pengumpulan dan analisis data medis. POMR sekarang disebut sebagai Problem Oriented Health Record (POHR) / Rekam Kesehatan Berdasarkan Masalah.

Konsep dasar POMR adalah membuat dokter dapat menjabarkan setiap masalah klinis

secara individual. Salah satu kekhususan RMBM ialah penonjolan masalah-masalah yang dialami pasien. Keuntungannya adalah bersifat sangat menyeluruh (komprehensif) dan tiap masalah yang ada dapat dilihat dengan mudah.

Menurut DEPKES RI (2008:10 ), bentuk pelayanan rekam medis meliputi:

1. Pelayanan rekam medis berbasis kertas Rekam medis manual (paper based documents) adalah rekam medis yang berisi lembar administrasi dan medis yang diolah ditata/ assembling dan disimpan secara manual.

2. Pelayanan rekam medis manual dan registrasi kompterisasi Rekam medis berbasis komputerisasi, namun masih terbatas hanya pada pendaftaran (admission), data pasien masuk (transfer), dan pasien keluar termasuk meninggal (discharge). Pengolahan masih terbatas pada system registrasi secara komputerisasi. Sedangkan lembar administrasi dan medis masih

(14)

4. Pelayanan Sistem Informasi Terpadu Computerized Patient Record (CPR), yang disusun dengan mengambil dokumen langsung dari sistem image dan struktur system dokumen yang telah berubah.

5. Pelayanan MIK dengan Rekam Kesehatan Elektronik (WAN) System pendokumentasian telah berubah dari Electronic Medical Record (EMR) menjadi Electronic Patient Record sampai dengan tingkat yang paling akhir dari pengembangan Health Information System, yakni Electronic Health Record (EHR) – Rekam Kesehatan Elektronik.

1.4 TUJUAN REKAM MEDIS.

 Depkes RI (1994)

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesahatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

 Menurut International Federation Health Organization, rekam medis disimpan dengan tujuan:

1. Fungsi komunikasi

Rekam medis disimpan untuk komunikasi diantara dua orang yang bertanggung jawab terhadap kesehatan pasien untuk kebutuhan pasien saat ini dan yang akan datang.

2. Kehatan pasien yang berkesinambungan

Rekam medisi disimpan untuk penyembuhan pasien setiap waktu dan sesegera mungkin.

3. Evaluasi kesehatan pasien

Rekam medis disimpan untuk evaluasi terhadap standar penyembuhan. 4. Rekaman bersejarah

Merupakan contoh yang menggambarkan tipen dan metode pengobatan yang dilakukan pada waktu tertentu.

5. Medikolegal

Rekam medis disimpan untuk bukti opini yang bersifat prasangka mengenai kondisi, sejarah, dan prognosis pasien.

6. Tujuan statistik

Rekam medisi disimpan untuk menghitung jumlah penyakit, prosedur pembedahan, dan insiden.

7. Tujuan penelitian dan pendidikan

(15)

1.5 MANFAAT REKAM MEDIS.

 Rekam medis memiliki 5 manfaat, yang untuk mudahnya disingkat sebagai ALFRED, yaitu:

1. Adminstratlve value: Rekam medis merupakan rekaman data adminitratif pelayanan kesehatan.

2. Legal value: Rekam medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di pengadilan 3. Financial value: Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar oleh pasien

4. Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian dalam lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan.

5. Education value: Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan pengajaran dan pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan lainnya.

 Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan Iaporan rumah sakit. Perkembangan ilmu pangetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat diiaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan.

(16)

LI.2. MEMAHAMI KERAHASIAAN REKAM MEDIS 2.1 SYARAT REKAM MEDIS DAPAT DIBUKA.

 Rahasia Rekam Medis dapat dibuka hanya untuk kpentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim mejelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarakan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.

 Menurut Penjelasan Pasal 12 Kode Etik Kedokteran, cakupan pasal ini adalah:

(4)Dalam hal terdapat dilema moral atau etis akan dibuka atau dipertahankannya rahasia pasien, setiap dokter wajib berkonsultasi dengan mitra bestari dan/atau organisasi profesinya terhadap pilihan keputusan etis yang akan diambilnya.

Penjelasan dari cakupan pasal ini: Misalnya dalam penafsiran "kepentingan umum" yang harus juga dilindungi. Dokter atau Organisasi profesi yang diminta nasehat wajib melakukan hal terbaik untuk mencari pemecahan atas permasalahan yang dihadapi.

(7) Seorang dokter dapat membuka rahasia medis seorang pasien untuk kepentingan pengobatan pasien tersebut, perintah undang-undang, permintaan pengadilan, untuk melindungi keselamatan dan kehidupan masyarakat setelah berkonsultasi dengan organisasi profesi, sepengetahuan/ijin pasien dan dalam dugaan perkara hukum pihak pasien telah secara sukarela menjelaskan sendiri diagnosis/pengobatan penyakitnya di media massa/elektronik/internet.

 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia rekam medis dapat dibuka dalam hal:

1. Untuk kepentingan kesehatan pasien

2. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan

3. Pemintaan dan persetujuan pasien sendiri

4. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan undang-undang

5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audis medis sepanjamg tidak menyebutkan identitas pasien.

(17)

 Pasal 48 UU Praktek Kedokteran menyatakan :

Ayat (1) setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.

 Pasal 47 ayat (2) UU Praktek Kedokteran menyatakan : Rekam Medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan

2.3 PIHAK YANG BERHAK MENGETAHUI REKAM MEDIS

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.269/menkes/per/III/2008 dalam bab V pasal 12 kepemilikan Rekam Medis 1. Milik sarana pelayanan kesehatan

2. Milik pasien

3. Isi RM sebagaimana pada ayata (2) dalam bentuk ringkasan RM

4. Ringkasan RM sebagaimana pada ayat (3) dapat diberikan, dicatat, dicopy oleh pasien atau oleh orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.

(18)

LI. 3 MEMAHAMI HUKUM REKAM MEDIS

3.1 HUKUM TENTANG REKAM MEDIS

 Menurut Pasal 17 Permenkes Rekam Medis, bahwa tidak tersedianya rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan dipandang sebagai pelanggaran di bidang administrasi, oleh karena itu sanksi yang dijatuhkan berupa sanksi administratif, yaitu berupa teguran lisan sampai pencabutan surat ijin

Pasal 8 ayat 1 :

Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tgl terakhir pasien berobat atau dipulangkan Pasal 8 ayat 2 :

Setelah batas waktu 5 (lima) tahun dilampaui rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik

Pasal 8 ayat 3 :

Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik………harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut

Pasal 9 ayat 1 :

Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2(dua) tahun terhitung dari tgl terakhir pasien berobat

Pasal 9 ayat 2 :

Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan

 Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004, Praktik Kedokteran Pasal 46 :

(19)

(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuaT rekam medis.

(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.

(3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

3.2 SANKSI MEMBUKA REKAM MEDIS

Ancaman pidana atas dibukanya rahasia jabatan ditentukan dalam pasal 322 ayat (1) KUHP yang menyatakan barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpan karena jabatan atau pekerjaannya yang baik sekarang maupun dahulu dipidana dengan penjara paling lama Sembilan bulan atau denda paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah)

a) Sanksi Hukum

Pasal 79 UU Praktik Kedokteran menegaskan setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat RM dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah)

Selain sanksi pidana dokter dan dokter gigi yang tidak membuat RM secara Perdata dapat dikenakan sanksi karena dianggap tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan (inkar janji, wanprestasi).

Dalam rangka Pembinaan dan Pengawasan yang terdapat dalam Permenkes No.269 Tahun 2008 Bab VII pasal 17 dijelaskan, Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mengambil tindakan administratif sesuai dengan kewenangannya berupa teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin.

b) Sanksi Disiplin dan Etik

Sesuai pendoman yang terdapat dalam KODEKI dan KODEKGI, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat RM dapat dikenakan sanksi pelanggaran etik.

Dalam Peraturan KKI No.16/KKI/Per?VII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin, MKDI dapat menjatuhkan sanksi:

a. Pemberian peringatan tertulis.

(20)

LI. 4. MEMAHAMI PANDANGAN ISLAM MENGENAI MASALAH PEMBUKAAN REKAM MEDIS

Amanah adalah suatu tanggung jawab dan kewajiban yang besar yang diemban oleh manusia dalam kehidupan. Manusia adalah hamba yang Allah adakan setelah sebelumnya tidak ada , lalu Allah berikan kepada mereka amanah dan manusia menerimanya. Amanah tersebut diberikan beserta dengan segala konsekuensinya yang besar.

4.1 Ayat Al-Qur’an yang terkait

 QS Al Anfal ayat 27

ننونمملنععتن معتمنعأنون معكمتتاتنناتمنأن اوننمونخمتنون لنونسمررلاون لرن ا اوننمونخمتن ل اوننممنآ ننينذتلرا اتهنينيأن اتينن

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui

 QS An Nur Ayat 19

تنونمملنععتن ل معتمنعأن ون مملنععينن لم ا ون ةترنختلعا ون اتيانعديلا ي فت مميالأن بماذعن معهملن اوننممنآ ننينذلرا ي فت ةمشنحتاتفالعا عنياشتن نعأن ننونبيحتينم ننينذلرا نر Sesungguhnya orang-orang yang suka sekali supaya tersebar berita-berita keji dalam kalangan orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Allahlah yang Maha Tahu dan kamu semua tidaklah mengetahui.

4.1 Hadist yang terkait

a. HR Abu Daud dan Tirmidzi

“Tunaikan Amanat Kepada Orang yang Mempercayakan kepadamu dan jangalah kamu mengkhianati orang yang mempercayaimu”

b. HR. Ibnu Majalah

Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, maka Allah akan menutup aibnya dihari kiamat. Dan barang siapa yang mengumbbar aib saudaranya muslim, maka Allah akanmengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya didalam rumahnya

(21)

c. HR Al-Ghazali

“menyebarkan rahasia hukumnya haram karena hal tersebut mengingkari dan merendahkan hak kawan. Membocorkan Rahasia termasuk perbuatan khianat (ihya’ Uhummudin)

d. HR Imam At-Tarmidzi

Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim sewaktu didunia, maka Allah akan menutup aibnya didunia dan akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Pelayanan Medik (2006), Buku Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 5 hal. 84

http://pormiki.or.id/definisi-dan-isi-rekam-medis-sesuai-permenkes-no-269menkesperiii2008/ [Diakses: 1 Oktober 2016]

http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt5375c51212169/bolehkah-dokter-membuka-rahasia-pasien-bila-menemukan-dugaan-pelecehan-seksual [Diakses: 1 Oktober 2016] http://www.medrec07.com/2014/12/retensi-dan-pemusnahan-rekam-medis.html [Diakses: 2 Oktober 2016] http://www.astaqauliyah.com/blog/read/300/rekam-medis-defenisi-dan-kegunaannya.html [Diakses: 1 Oktober 2016]

http://www.apikes.com/files/permenkes-no-269-tahun-2008 [Diakses: 2 Oktober 2016]

Zuhroni,2010.Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Bagian Agama Islam Yayasan Yarsi

http://kurfak2005.fk.ui.ac.id/Catatan_Medik_Berorientasi_Masalah_2009.pdf [Diakses: 30 sept 2016]

Hanafiah, Jusuf dan A. Amir. 2014. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan edisi 5. Jakarta : Penerbit buku kedokteran

(22)

http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt5450b9100d285/parent/lt54 50b859e4e6b [Diakses: 2 Oktober 2016]

http://www.apikes.com/files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf [ Diakses: 1 Oktober 2016]

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21393/4/Chapter%20II.pdf [ Diakses: 1 Oktober 2016]

Referensi

Dokumen terkait

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami pelemahan setelah imbal hasil surat utang global yang beregrak

Produk perencanaan (rencana struktur TR, rencana alokasi pemanfaatan ruang , Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan 10 tahunan).. Deskripsi Rona Awal wilayah

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu teknik bimbingan yang dilaksanakan dalam situasi kelompok pada pesrta didik, yang

Berdasarkan literature review dari lima artikel tentang aktivitas Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada pengkonsumsi minuman beralkohol disimpulkan bahwa

Untuk nilai standar error estimate (Se), apabila semakin kecil nilainya maka akan membuat model regresi semakin tepat memprediksi variable dependen.. Berdasarkan model-model

umum, yakni seorang dosen hams memiliki .berbagai kriteria atau sifat-sifat yang diperlukan untuk profesi kedosenan yaitu antusias, stimulatif, mendorong mahasiswa untuk

Filsafat Negara, Maupun Ideologi Bangsa Secara Scientific. Tujuan Akhirnya Adalah Agar Nilai-Nilai Pancasila Terinternalisasi Sehingga Menjadi Guiding Principles Atau

Analisis data dimulai dengan menganalisis sistem keamanan WPA-PSK, WPA2- PSK jaringan wifi. Serta melakukan uji penetrasi terhadap jaringan wireless tersebut menggunakan sebuah