• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN FOTOGRAMETRI DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN FOTOGRAMETRI DASAR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan praktikum dan menyelesaikannya dengan baik. Laporan praktikum ini adalah laporan yang kami buat setelah kami melakukan praktikum mengenai “Perhitungan Distorsi Radial Materi Kalibrasi Kamera dengan Menggunakan Kamera Nikon Coolpix S9700”. Laporan tersebut kami susun dengan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan ini banyak mendapat bantuan berupa masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Hepi Hapsari Handayani, ST. dan Bapak Husnul Hidayat,S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing mata kuliah Fotogrametri Dasar yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis agar dapat menyelesaikan pratikum ini;

2.Teman-teman mahasiswa di Jurusan Teknik Geomatika ITS Surabaya, serta seluruh pihak yang yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami sadari bahwa laporan yang kami buat ini jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, kami selaku penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Surabaya, 09 Maret 2016

(2)

DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Gambar ... iii Daftar Taabel ... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan dan Manfaat

... 2

BAB II DASAR TEORI

2.1.Definisi Fotogrametri ... 3 2.2.Foto udara ... 4

2.3.Keterangan Tepi Foto Udara

... 5

2.4.Interpretasi Foto Udara

... 7

2.5.Skala

... 8

(3)

... 9

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan Tempat

... 11

3.2.Personil

... 12

3.3.Alat dan Bahan

... 15

3.4.Metodologi Pekerjaan

... 14

BAB IV HASIL DAN ANALISA

4.1.Hasil Praktikum ... 16 4.2.Analisa Praktikum ... 18 BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan ... 19 5.2.Saran ... 20 Daftar Pustaka... 21 Lampiran... 21 DAFTAR GAMBAR

(4)

Gambar 2.1 Tabel Fotogrametri... 3

Gambar 2.2 Lembar Foto Udara ... 5

Gambar 2.3 Sketsa Foto Udara... 9

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Pekerjaan... 14

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nama dan Fungsi Pada Lembar Foto Udara... 6

Tabel 3.1 Nama dan Tugas Kelompok IB... 11

Tabel 4.1. Perhitungan Skala Aktual... 16

(5)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan peta semakin hari semakin dirasa penting. Tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk mengetahui posisi atau letak serta kondisi suatu wilayah, peta juga dikaitkan dalam berbagai bidang seperti perencanaan pembangunan, kebijakan pertanahan, hingga pengambilan kebijakan politik, pertahanan dan keamanan suatu negara. Dalam menghasilkan sebuah peta, sudah banyak bermunculan beragam metode mengenai pemetaan. Dimulai dari pemetaan yang dilakukan dengan melakukan survey langsung ke lapangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data fisik seperti posisi dan koordinat. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), khususnya dibidang pemetaan, muncul metode pemetaan yang lebih efisien dan lebih akurat yaitu fotogrametri.

Fotogrametri adalah seni, ilmu, dan teknologi untuk memperoleh informasi terpercaya tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan interpretasi citra pada foto dan pola radiasi elektromagnetik serta gejala lain [Santoso. B, 2001]. Fotogrametri merupakan suatu proses pemetaan yang dilakukan dengan mengolah sebuah foto udara. Foto udara merupakan foto yang proses pengambilan gambarnya dilakukan di udara dengan menggunakan kamera yang terpasang pada suatu perangkat yang melayang di udara seperti pesawat atau UAV. Kamera tersebut mempunyai fokus tertentu. Selanjutnya, foto udara yang dihasilkan itu diolah dengan melakukan pengkajian terhadap foto. Proses ini disebut sebagai interpretasi foto udara. Dalam menginterpretasikan foto udara diperlukan alat bantu berupa stereoskop dan paralaks bar.

Sebelum proses interpretasi foto dan proses selanjutnya dilakukan perlu didapatkan beberapa informasi penting untuk pengolahan fotogrametri. Informasi tersebut adalah fidusial mark, titik utama (principal point), nivo,

(6)

waktu pemotretan, tinggi terbang, arah dan tanggal terbang serta model foto itu sendiri. Informasi ini terdapat pada foto hasil perekaman dan biasa disebut informasi tepi. Adapun prinsip yang digunakan dalam interpretasi foto terdiri dari 7 (tujuh) kunci interpretasi yang meliputi : bentuk, ukuran, pola, rona, bayangan, tekstur, dan lokasi. Dengan beracuan pada 7 (tujuh) kunci tersebut maka kita dapat mengidentifikasi dengan jelas objek yang sebenarnya.

Untuk praktikum kali ini ditugaskan untuk interpretasi sebuah foto udara kawasan kampus ITS Surabaya, kemudian menghitung skalanya dengan menghitung perbandingan antara fokus kamera dan tinggi terbang serta dengan metode perbandingan jarak di foto dan jarak sebenarnya. I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Fotogrametri I ini adalah supaya mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan materi analisa dan interpretasi foto udara.

Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain :

1. Mahasiswa dapat mengenal dasar atau materi produk pemotretan dan kualitas foto udara.

2. Mahasiswa dapat membaca informasi pada foto udara dan mengenal obyek pada posisi tegak.

3. Mahasiswa dapat menganalisis dan menginterpretasi hasil foto udara.

(7)

DASAR TEORI

2.1. Definisi Fotogrammetri

Nama "fotogrametri" berasal dari tiga kata Yunani phos atau phot yang berarti cahaya, gramma yang berarti surat atau sesuatu yang ditarik, dan metrein, kata benda dari ukuran.

Fotogrametri telah didefinisikan oleh American Society for Photogrammetry and Remote Sensing sebagai seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk memperoleh informasi yang akurat tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan menafsirkan gambar foto dan pola energi elektromagnetik radiasi dicatat dan fenomena lainnya.

Fotogrammetri adalah disiplin teknik dan oleh karena itu sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu komputer dan elektronik. Penggunaan komputer yang semakin meningkat telah dan akan terus memiliki dampak yang besar pada fotogrametri. Disiplin adalah, seperti yang lainnya, terus mengalami perubahan. Hal ini menjadi sangat jelas dalam pergeseran dari analog ke metode analisis dan digital.

Gambar 2.1 Tabel Fotogrametri Fotogrametri Terbagi menjadi dua bidang yang berbeda:

1. Metric Photogrammetry, terdiri dari membuat pengukuran yang tepat dari foto dan sumber informasi lain untuk menentukan, secara umum, lokasi relatif titik;

(8)

2. Interpretative Photogrammetry, yaitu mengenali dan mengidentifikasi objek dan menilai signifikansi mereka melalui analisis yang cermat dan sistematis.

2.2. Foto udara

Foto udara merupakan sebuah gambar yang dicetak pada media kertas (foto) yang dihasilkan dari hasil pemotretan dengan perekaman secara fotografi. Foto udara ini adalah salah satu produk dari bidang ilmu geografi dalam mengambil obyek, daerah, atau fenomena yang ada di permukaan bumi ini menggunakan alat berupa kamera dengan proses perekaman secara fotografik dengan bantuan detector atau alat pendeteksi berupa film. Film hasil perekaman ini kemudian dicetak secara kimiawi dalam ruang gelap agar mendapatkan hasil gambar yang sempurna.

Citra foto ini didapatkan dengan cara memotret dengan menggunakan sebuah wahana (atau alat transportasi) biasanya berupa balon udara, pesawat udara, gantole, pesawat ultra-ringan, dan pesawat tanpa awak. Pemotretan ini dilakukan dengan menentukan tujuan pemotretan (disesuaikan dengan tujuan pemetaan pula), menentukan jalur penerbangan, dan menentukan arah penerbangan. Dengan bantuan kamera udara dan pesawat udara ini, maka pemotretan udara dapat dilakukan.

Berdasarkan sudut pengambilannya, foto udara dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Foto udara vertikal, adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera sejajar dengan arah gravitasi;

2. Foto udara miring, adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera sengaja dimiringkan;

3. Foto udara sangat miring, adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera sengaja dimiringkan sampai terlihat horizon. 2.3. Keterangan Tepi Foto Udara

Pada foto udara, selalu terlihat beberapa keterangan tambahan pada bagian tepinya. Keterangan tambahan tersebut biasa juga disebut keterangan tepi. Keterangan tepi pada foto udara tersebut memiliki fungsi masing-masing yang berisi informasi untuk foto udara tersebut.

(9)

Gambar 2.2 Lembar Foto Udara

Table 2.1 Nama dan Fungsi Pada Lembar Foto Udara

No. Nama Fungsi

1. Nivo/level Mengetahui kondisi kemiringan antara pesawat udara dengan kamera yang digunakan untuk pemotretan terhadap permukaan bumi. Pada Level ini, terdapat nivo/gelembung udara yang menandakan kemiringan kamera untuk pemotretan. 1 2 3 8 5 7 4 6

(10)

2. Panjang fokus Mengetahui besar panjang focus kamera yang digunakan.

3. Jam Memberikan informasi waktu pemotretan. Efektifnya pemotretan dilakukan pada pagi hari atau tidak ada/sedikit gangguan atmosferik (awan, mendung, kabut, dll).

4. Altimeter Memberikan informasi tinggi terbang pesawat terhadap permukaan bumi. Ketinggian berpengaruh pada skala foto udara yang dihasilkan.

5. Fiducial Mark (Titik Fidusial)

Mengetahui orientasi titik tengah pada foto udara. Minimal terdapat 8 titik.

6. Nomor seri kamera

Mengetahui jenis lensa kamera yang digunakan.

7. Nomor foto udara Memberikan informasi nomer seri foto udara, untuk dapat diurutkan pada saat hendak digunakan, Memberikan informasi lokasi pemotretan dan waktu/tanggal pemotretan.

8. Asal usul foto udara

Informasi mengenai pembuat, pengelola, dan pemilik foto udara.

2.4. Interpretasi Foto Udara

Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Penglaman sangat menentukan hasil interpretasi, karena persepsi pengenalan objek bagi orang-orang yang berpenglaman biasanya. Ada tiga hal penting yang diperlukan dalam proses interpretasi yaitu deteksi, interpretasi dan analisis. Deteksi citra merupakan pengamatan tentang adanya suatu objek, misalkan pendeteksian objek disebuah daerah dekat perairan. Identifikasi atau pengenalan merupakan upaya untuk mencirikan objek yang telah di deteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup.

(11)

Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali obyek yang tergambar pada citra yang dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor dengan alat stereoskop. Ada tiga ciri utama yang dapat dikenali:

1. Ciri Spektral

Ciri spektral yaitu ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan obyek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna. Adapun faktor yang mempengaruhi rona adalah:

 Karakteristik objek (permukaan kasar atau halus)  Bahan yang digunakan (jenis film yang digunakan)

 Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil redup, setengah redup dan gelap)

 Keadaan cuaca (cerah/mendung)

 Letak objek (pada lintang rendah atau tinggi)

 Waktu pemotretan (penyinaran pada bulan Juni atau Desember) 2. Ciri Spasial

Untuk mengenali objek di muka bumi maka diperlukan pengetahuan berbagai unsur yang membantu dalam pengenalan tersebut. Ciri spasial adalah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi:

 Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Biasa dinyatakan; kasar, sedang dan halus;

 Bentuk adalah gambar yang mudah dikenali;

 Ukuran adalah ciri obyek berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran obyek pada citra berupa skala;

 Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai banyak obyek bentukkan manusia dan beberapa obyek alamiah;

 Situs adalah letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya;

 Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa obyek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas;

 Asosiasi adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya.

3. Ciri Temporal

Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan benda pada saat perekaman, misalnya; rekaman sungai musim hujan tampak cerah, sedang pada musim kemarau tampak gelap. Penilaian atas fungsi obyek dan kaitan

(12)

antar obyek dengan cara menginterpretasi dan menganalisis citra yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju ke arah teorisasi dan akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari penilaian tersebut.

2.5. Skala

Skala peta mewakili hubungan antara jarak pada peta dan sesuai jarak di tanah. Skala diwakili dalam dua cara yang berbeda pada peta topografi. Yang pertama adalah skala rasio. Skala rasio di peta ini adalah 1: 24.000, artinya adalah bahwa satu inci pada peta mewakili 24.000 inci di tanah. Atau satu cm pada peta mewakili 24.000 cm di atas tanah (atau unit lainnya). Di bawah skala rasio adalah skala grafis yang mewakili jarak dalam mil, kaki dan meter. Skala grafis dapat digunakan untuk membuat estimasi cepat jarak pada peta. Berdasarkan bentuknya, skala terbagi menjadi tiga bagian:

1. Skala verbal, merupakan bentuk sederhana dari skala peta. Sebuah skala verbal hanya menyatakan jarak apa pada peta sama dengan jarak apa di lapangan;

2. Skala pecahan, skala pecahan ditulis sebagai pecahan (1/2500) atau sebagai rasio (1: 2.500). Tidak seperti skala verbal, skala pecahan tidak memiliki unit. Sebaliknya terserah kepada pembaca peta untuk memberikan unit nya sendiri.

3. Skala grafis/batang, yaitu garis yang ditarik pada peta panjang tanah yang diketahui. Biasanya ada tanda jarak sepanjang garis. Skala batang memungkinkan untuk estimasi visual cepat jarak. Jika ingin lebih presisi, letakkan tepi selembar kertas antar titik pada peta yang ingin diketahui jaraknya.

(13)

Gambar 2.3 Sketsa Foto Udara

Skala foto vertikal di medan datar hanya rasio jarak foto ab ke tanah jarak yang sesuai AB. skala yang dapat dinyatakan dalam panjang fokus kamera f dan tinggi terbang di atas tanah H' dengan menyamakan segitiga yang sama Lab dan LAB sebagai berikut:

(14)

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat

Praktikum pertama Fotogrametri Dasar untuk menganalisa dan mengintrepretasikan foto udara dilakukan sebanyak dua kali yaitu :

I. Praktikum Laboratorium

Hari / Tanggal : Rabu, 02 Maret 2016 Waktu : 07.30 – 09.00

Tempat : Ruang Sidang 1 II. Praktikum Lapangan

Hari 1

Hari / Tanggal : Kamis, 03 Maret 2016 Waktu : 07.00 – 09.00

Tempat : Stadion ITS, Jalan raya depan Jurusan Material dan Metalurgi, wisma

Hari 2

Hari / Tanggal : Senin, 07 Maret 2016 Waktu : 16.30 – 17.30

Tempat : Kolam Rektorat dan Lingkar Perpustakaan 3.2. Personil

(15)

Daftar nama anggota kelompok satu Fotogrametri Dasar Kelas B beserta tugasnya pada praktikum kali ini adalah :

Tabel 3.1 Nama Dan Tugas Kelompok 1B

No Nama NRP Tugas

1 Wahyu Teo Parmadi

(3512100030) Praktikum Laboratorium mengidentifikasi foto (focus, waktu dan tanggal, ketinggian, pihak yang terlibat)

 Praktikum lapangan mengukur area lingkar perpus dan kolam rektorat

 Mengerjakan laporan Bab I 2 Aulia

Rachmawati

(3513100035)  Praktikum Laboratorium mengidentifikasi foto (focus, waktu dan tanggal, ketinggian, pihak yang terlibat)

 Praktikum lapangan mengukur area lingkar perpus dan kolam rektorat

 Mengerjakan laporan Bab III 3 Desviachmad

Caprilio

(3513100058)  Praktikum Laboratorium menentukan arah terbang, arah utara

 Praktikum lapangan mengukur area wisma

 Mengerjakan laporan Bab II 4 Gita Rizki

Amalya

(3514100001) Praktikum Laboratorium menganalisa foto yaitu menentukan lima objek yang akan diukur.

(16)

area wisma, jalan raya depan jurusan Material dan Metalurgi, dan lapangan stadion ITS  Mengerjakan laporan Bab V 5 Pangestu

Jumiagra

(3514100003) Praktikum Laboratorium menghitung hasil skala pada peta foto.

 Praktikum lapangan mengukur area wisma, jalan raya depan jurusan Material dan Metalurgi, dan lapangan stadion ITS  Mengerjakan laporan Bab IV

3.3. Alat dan Bahan

Pada praktikum Fotogrametri Dasar I ini dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut ;

1. Foto udara kampus ITS Skala ± 1: 5000 2. Mistar

3. Selotip bening 4. Mika transparan 5. Pita ukur

6. Boxy minimal 3 warna

3.4. Metodologi Pekerjaan

Mulai Persiapan alat

dan bahan Persiapan alat

dan bahan Menempatkan mika di atas foto udara Menempatkan mika

di atas foto udara

Menganalisa foto udara Menganalisa foto

udara Menandai 5 objek

pada foto udara Menandai 5 objek

pada foto udara Mengukur objek di

lapangan Mengukur objek di

(17)

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Pekerjaan Penjelasan diagram alir di atas adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan.

Alat dan bahan yang telah dipersiapkan ditaruh di atas meja 2. Menempatkan mika di atas foto udara

Foto udara yang telah berada di atas meja diatasnya ditempatkan mika lalu diselotip supaya tidak bergeser.

3. Mengenalisa foto udara

Hal-hal yang dianalisa pada lembar foto udara adalah:  Informasi tepi foto

 Menentukan fiducial mark dan titik utama  Menentukan arah utara dan terbang 4. Menandai Menandai 5 objek pada foto udara

Lima objek dipilih secara acak lalu ditandai menggunakan boxy pada lembar mika lalu kemudian diukur menggunakan mistar.

5. Mengukur objek di lapangan

Objek-objek yang telah diukur pada foto udara diukur di lapangan menggunakan pita ukur

6. Menghitung skala dan membandingkannya

Hasil pengukuran yang telah didapat dari foto dan dari lapangan selanjutnya dihitung untuk didapatkan nilai skala actual dan dkala foto yang kemudian dibandingkann hasilnya.

7. Laporan

(18)

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1. Pembahasan

4.1.1 Informasi Foto Udara 1. Waktu Foto Udara

Tanggal : 29 Juni 2002 Waktu : 8.15

2. Nilai Fokus Foto Udara f = 152,12 mm

3. Arah Terbang

Arah terbang foto udara adalah 2680 dari utara

4. Tinggi Terbang

Tinggi terbang yang didapat dari altimeter adalah 850 m 4.1.2 Perhitungan Skala Hasil Pengukuran ( Aktual )

Tabel 4.1 Perhitungan Skala Aktual

No Objek JarakFoto Rata-Rata JarakUkur Rata-Rata Skala Rata-RataSkala

(19)

1.05 6670.6 1 6670.5 1.05 6670.4 1.1 6670.4 2 B 0.3 0.294 1253.3 1253.4 4263.265 0.29 1253.5 0.28 1253.4 0.3 1253.4 0.3 1253.4 3 C 0.38 0.38 2377.8 2377.9 6257.632 0.37 2378 0.37 2377.9 0.39 2377.9 0.39 2377.9 4 D 1.95 1.96 11542.5 11542.28 5888.918 2 11542.3 1.9 11542 2 11542.3 1.95 11542.3 5 E 0.35 0.31 1622.2 1622.14 5232.71 0.3 1622.3 0.3 1622.1 0.29 1622.2 0.31 1621.9 Keterangan :

Kode A = Lebar Lapangan Sepak Bola ITS Kode B = Lebar Kolam Rektorat ITS Kode C = Jari - Jari Lingkar Perpustakaan

Kode D = Jalan Depan Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Kode E = Panjang Wisma ITS

Berdasarkan tabel perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai skala aktual adalah 1: 5587.086118

4.1.3 Perbandingn Skala Hasil Pengukuran ( Aktual ) dan Skala Foto 1. Skala Foto

Skala Foto dapat dihitung dengan rumus

Keterangan : f = Fokus foto udara

(20)

H = Ketinggian foto udara

Berdasarkan rumus di atas skala foto dapat dihitung

Nilai dari skala foto adalah 1: 5587.693926 2. Perbandingan Skala

Setelah dihitung, didapat nilai dari skala aktual dan skala foto. Nilai dari skala aktual adalah 1: 5587.086118 sedangkan nilai dari skala foto adalah 1: 5587.693926

4.2 Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai skala aktual dan nilai skala foto hampir sama persis. Namun nilai skala yang hampir sama tidak membuktikan bahwa ketika melakukan pengukuran di lapangan praktikan melakukan pengukuran dengan benar, karena nilai skala aktual yang didapat merupakan hasil rata-rata dari setiap skala yang dihitung terhadap lima objek yang dipilih.

Ketika melihat dari hasil perhitungan skala terhadap lima objek yang dipilih terdapat kejanggalan pada nilai skala yang didapat. Kejanggalan yang terjadi diantaranya :

- Pebedaan nilai skala yang cukup besar

- Nilai skala yang dimiliki kolam rektorat dan jari – jari lingkar perpus bebeda jauh meskipun dua tempat ini letaknya cukup dekat.

Kejanggalan yang terjadi bukan berarti tanpa sebab. Menurut praktikan kejanggalan yang terjadi disebabkan oleh :

- Pemilihan objek yang terlalu pendek

- Objek yang dipilih telah mengalami perubahan karena perbedaan waktu pengukuran dan waktu pengambilan foto kurang lebih 14 tahun

(21)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum ini skala aktual memiliki nilai yang hampir sama dengan skala foto. Namun nilai antara skala aktual dan skala foto juga dapat berbeda, karena berbagai gangguan dan kesalahan dalam melakukan pengukuran maupun dalam pengambilan foto udara dapat terjadi.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Wolf, Paul R., Dewitt, Bon A., Wilkinson, Benjamin E. 2014. Elements of Photogrammetry with Applications in GIS Fourth Edition. New York: McGraw-Hill Education

Schenk, Toni. 2005. Introduction to Photogrammetry. Ohio: Department of Civil and Environmental Engineering and Geodetic Science, The Ohio State University

Wicaksono, Felix Yanuar Endro. 2009. Apa Itu Foto Udara?. Yogyakarta: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY

Chemeketa Community College. Map Scale.

http://faculty.chemeketa.edu/afrank1/topo_maps/ scale.htm (Diakses pada tanggal 7 Maret 2016)

Anonim. Interpretasi Foto Udara.

https://www.academia.edu/7274394/Interpretasi_Foto_Udara (Diakses pada tanggal 7 Maret 2016)

(23)

Gambar

Gambar 2.1 Tabel Fotogrametri Fotogrametri Terbagi menjadi dua bidang yang berbeda:
Gambar 2.2 Lembar Foto Udara
Gambar 2.3 Sketsa Foto Udara
Tabel 3.1 Nama Dan Tugas Kelompok 1B

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pendekatan pembelajaran berbasis Pedagogi Ignasian dalam matakuliah Proyek RPL, sebagian besar kelompok mampu membangun tim yang cukup baik dan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tahap -tahap pemaafan pada remaja yang ditelantarkan ayahnya, gambaran pemaafan pada remaja yang ditelantarkan ayahnya, faktor-faktor

Penggunaan BOK untuk Balai Kesehatan Masyarakat yang merupakan UPT kabupaten/kota untuk meningkatkan jangkauan pelayanan promotif dan preventif di luar gedung

Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan kawasan wisata Kampung Laut Bontang Kuala adalah faktor alamiah,

Meskipun demikian untuk mempertimbangkan pihak ketiga penambahan keterangan pada laporan keuangan yang disesuaikan menjadi tingkat harga umum guna perbaikan penilaian kinerja

- Pemangkasan Beta : Pencarian dapat dihentikan untuk simpul turunan selanjutnya jika setip simpul MAX memiliki nilai alpha lebih dari atau sama dengan nilai

harus mempunyai strategi untuk menarik pelanggan dan mempertahankan loyalitasnya agar terus bertahan dan berkembang. Sari Warna Asli 1 merupakan salah satu