• Tidak ada hasil yang ditemukan

k3 Di Tempat Kerja Bengkel Motor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "k3 Di Tempat Kerja Bengkel Motor"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

K3 DI TEMPAT KERJA K3 DI TEMPAT KERJA

(Bengkel Motor) (Bengkel Motor)

Diajukan Untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Diajukan Untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah

K3 K3

Oleh : Oleh :

Muhamad Iqbal Abdul Malik  Muhamad Iqbal Abdul Malik 

BK0211008 BK0211008

PRODI S1

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAKESEHATAN MASYARAKATT SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI KENCANA BANDUNGKENCANA BANDUNG 2012

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya.

produktivitas kerjanya.

Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

(3)

BAB II BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH IDENTIFIKASI MASALAH

Bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di sektor informal khususnya Bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di sektor informal khususnya perbengkelan ?. Setiap orang akan melakukan berbagai jenis pekerjaan yang ada untuk  perbengkelan ?. Setiap orang akan melakukan berbagai jenis pekerjaan yang ada untuk  pemenuhan kebutuhan ekonominya. Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakat pemenuhan kebutuhan ekonominya. Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakat dewasa ini, terutama di kota-kota besar dipenuhi sektor-sektor industri baik formal maupun dewasa ini, terutama di kota-kota besar dipenuhi sektor-sektor industri baik formal maupun informal yang pertumbuhannya semakin pesat. Hal ini memicu perkembangan teknologi yang informal yang pertumbuhannya semakin pesat. Hal ini memicu perkembangan teknologi yang  juga

 juga semakin semakin canggihcanggih. . Walaupun perkembangan Walaupun perkembangan teknologteknologi i semakin semakin meningkameningkat, t, tidak tidak menutupmenutup kemungkinan menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan resiko bahaya yang kemungkinan menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan resiko bahaya yang beragam bentuk dan jenisnya. Oleh karenanya perlu diadakan upaya untuk mengendalikan beragam bentuk dan jenisnya. Oleh karenanya perlu diadakan upaya untuk mengendalikan berbagai dampak negatif tersebut

berbagai dampak negatif tersebut A. Identifikasi Bahaya

A. Identifikasi Bahaya

Mengenali, menemukan, dan menentukan ada tidaknya bahaya resiko kesehatan dan Mengenali, menemukan, dan menentukan ada tidaknya bahaya resiko kesehatan dan keselamatan pada pekerja bengkel, baik resiko yang imbu proses kerja, cara kerja, alat dan bahan keselamatan pada pekerja bengkel, baik resiko yang imbu proses kerja, cara kerja, alat dan bahan yang dipakai di bengkel motor.

yang dipakai di bengkel motor. Potensi bahaya di bengkel motor : Potensi bahaya di bengkel motor :

a. fisika : tuli, memar, terjatuh, terpotong, terbentur, terpukul. a. fisika : tuli, memar, terjatuh, terpotong, terbentur, terpukul.

b. kimia : kanker, kontak dengan bahan kimia terus menerus seperti oli, cat, dll. b. kimia : kanker, kontak dengan bahan kimia terus menerus seperti oli, cat, dll. c. biologi: pilek, alergi, infeksi, panu

c. biologi: pilek, alergi, infeksi, panu d. psikologi : stres, pusing, jengah, bosan d. psikologi : stres, pusing, jengah, bosan

e. ergonomic : pegal, bungkuk, kesemutan, ketidaknyamanan. e. ergonomic : pegal, bungkuk, kesemutan, ketidaknyamanan.

B. 3 Komponen Kesehatan Kerja B. 3 Komponen Kesehatan Kerja

1. beban kerja 1. beban kerja

a. fisik : bising, silau, suhu panas/ tinggi a. fisik : bising, silau, suhu panas/ tinggi b. mental : hubungan antar pekerja, sibuk  b. mental : hubungan antar pekerja, sibuk 

(4)

2. kapasitas kerja 2. kapasitas kerja

a : kemahiran pekerja bengkel, keterampilan, usia, asupan gizi, kesehatan pekerja, a : kemahiran pekerja bengkel, keterampilan, usia, asupan gizi, kesehatan pekerja, ukuran tubuh ukuran tubuh 3. Lingkungan Kerja 3. Lingkungan Kerja a. fisik  a. fisik 

1. Kebisingan Di Bengkel Motor 1. Kebisingan Di Bengkel Motor

kebisingan merupakan suara yang tidak dikehandaki. Manusia masih mampu mendengar kebisingan merupakan suara yang tidak dikehandaki. Manusia masih mampu mendengar bunyi dengan frekwensi antara 16-20.000 Hz, dan intensitas dengan nilai ambang batas (NAB) bunyi dengan frekwensi antara 16-20.000 Hz, dan intensitas dengan nilai ambang batas (NAB) 85 dB (A) secara terus menerus. Intensitas lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan dan 85 dB (A) secara terus menerus. Intensitas lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan dan batas ini disebut

batas ini disebut critical level of intensitycritical level of intensity.. 2.

2. Suhu Udara Suhu Udara Di Bengkel Di Bengkel MotorMotor

Tekanan panas yang berlebihan akan merupakan beban tambahan yang harus Tekanan panas yang berlebihan akan merupakan beban tambahan yang harus diperhatikan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas lingkungan dapat menyebabkan diperhatikan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas lingkungan dapat menyebabkan beban fisiologis misalnya kerja jantung menjadi bertambah. Nilai ambang batas untuk cuaca beban fisiologis misalnya kerja jantung menjadi bertambah. Nilai ambang batas untuk cuaca (iklim) kerja adalah 21º-30ºC suhu basah. Suhu efektif bagi pekerja di daerah tropis adalah 22º (iklim) kerja adalah 21º-30ºC suhu basah. Suhu efektif bagi pekerja di daerah tropis adalah 22º

 – 

 – 

27ºC. Yang dimaksud dengan tempertur efektif adalah suatu beban panas yang dapat diterima 27ºC. Yang dimaksud dengan tempertur efektif adalah suatu beban panas yang dapat diterima oleh tubuh dalam ruangan. Temperatur efektif akan memberikan efek yang nyaman bagi orang oleh tubuh dalam ruangan. Temperatur efektif akan memberikan efek yang nyaman bagi orang yang berada diluar ruangan

yang berada diluar ruangan b. kimia b. kimia 1. Bahan

1. Bahan

 – 

 – 

Bahan Kimia Di BengkelBahan Kimia Di Bengkel

Di dalam bengkel motor biasanya terdapat bahan bakar dan minyak pelumas seperti Di dalam bengkel motor biasanya terdapat bahan bakar dan minyak pelumas seperti bensin atau premium, solar dan ada kalanya minyak tanah, oli dan gemuk. Bahan ini bensin atau premium, solar dan ada kalanya minyak tanah, oli dan gemuk. Bahan ini dipergunakan untuk percobaan menghidupkan mesin maupun sebagai bahan pencuci. dipergunakan untuk percobaan menghidupkan mesin maupun sebagai bahan pencuci. Penyimpanan bahan bakar haruslah di tempat yang tertutup, dan jauh dari nyala api maupun Penyimpanan bahan bakar haruslah di tempat yang tertutup, dan jauh dari nyala api maupun cahaya yang keras. Bahan bakar mempunyai sifat yang mudah sekali menguap. Uap bensin cahaya yang keras. Bahan bakar mempunyai sifat yang mudah sekali menguap. Uap bensin mempunyai berat jenis yang lebih ringan dari udara. Karena itu bahan bakar yang menyebar di mempunyai berat jenis yang lebih ringan dari udara. Karena itu bahan bakar yang menyebar di lantai harus segera dibersihkan. Bila dibiarkan, uap bensin dengan udara sangat mudah lantai harus segera dibersihkan. Bila dibiarkan, uap bensin dengan udara sangat mudah menyambar percikan api dan menimbulkan kebakaran dan ledakan.

menyambar percikan api dan menimbulkan kebakaran dan ledakan. Sebagaimana tercantumSebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenai dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 mengatur mengenai syarat 

syarat 

 – 

 – 

sarat keselamatan kerja. Pada pasal 3 menyebutkan bahwa dengan peraturansarat keselamatan kerja. Pada pasal 3 menyebutkan bahwa dengan peraturan  perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan

 perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :kerja untuk : 1. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

(5)

2. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, 2. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

c. biologi c. biologi 1. bakteri 1. bakteri 2. jamur 2. jamur 3. virus 3. virus 4. cacing 4. cacing d. ergonomic d. ergonomic

Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja

berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja (Sedarmayanti, 1996). Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang berusaha untuk  (Sedarmayanti, 1996). Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang berusaha untuk 

menyerasikan antara faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja menyerasikan antara faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi sekecilkecilnya gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi sekecilkecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya. (Soedirman,1989).

dengan hasil yang sebesar-besarnya. (Soedirman,1989).

e. psikologi e. psikologi

hubungan antar pekerja, Suara yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan stress, hubungan antar pekerja, Suara yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan stress, gangguan jiwa, sulit konsentrasi dan berfikir dan lain-lain.

(6)

BAB III BAB III

PENGENDALIAN PENGENDALIAN

1. Cara mengendalikan bahaya 1. Cara mengendalikan bahaya a. Pengendalian teknik  a. Pengendalian teknik 

menghilangkan bahaya yang ada atau kemungkinan bahaya mengenai pekerja, seperti menghilangkan bahaya yang ada atau kemungkinan bahaya mengenai pekerja, seperti menggunakan alat yang lebih aman dan memisahkan jenis kegiatan bengkel seperti pengelasan, menggunakan alat yang lebih aman dan memisahkan jenis kegiatan bengkel seperti pengelasan, modifikasi dan servis motor

modifikasi dan servis motor

b. Pengendalian administratif  b. Pengendalian administratif 

bisa dilakukan dengan membatasi waktu kontak antara pekerja dengan bahaya, seperti bisa dilakukan dengan membatasi waktu kontak antara pekerja dengan bahaya, seperti memberikan jarak yang cukup antara pengerjaan servis dan pengelasan, pemberian istirahat yang memberikan jarak yang cukup antara pengerjaan servis dan pengelasan, pemberian istirahat yang cukup, meningkatkan kebersihan dan keselamatan pekerja

cukup, meningkatkan kebersihan dan keselamatan pekerja c. Alat Pelindung Diri (APD) Di Bengkel Motor c. Alat Pelindung Diri (APD) Di Bengkel Motor Menurut hirarki upaya pengendalian diri (

Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controlingcontroling), alat pelindung diri sesungguhnya), alat pelindung diri sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik dan administratif tidak mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri teknik dan administratif tidak mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mutlak digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat menghadapi yang mutlak digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat menghadapi potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain :

potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain :

1. Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman) / Kaca mata (

(7)

2. Pelindung pendengaran / 

2. Pelindung pendengaran / ear plugear plug

3. Pakaian Pelindung 3. Pakaian Pelindung

(8)

BAB IV BAB IV

REKOMINDASI DAN SARAN REKOMINDASI DAN SARAN

A. REKOMENDASI A. REKOMENDASI

1. membuat program yang bisa dilakukan 1. membuat program yang bisa dilakukan

Sebagaimana pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya, pelayanan kesehatan Sebagaimana pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya, pelayanan kesehatan masyarakat pekerja di Bengkel Motor dilaksanakan dengan pendekatan menyeluruh masyarakat pekerja di Bengkel Motor dilaksanakan dengan pendekatan menyeluruh (komprehensif) yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

(komprehensif) yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. 

 Pelayanan Preventif.Pelayanan Preventif.

Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit

menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat. tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat. Kegiatannya antara lain meliputi:

Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas: 1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas: 2. Kesehatan lingkungan kerja.

2. Kesehatan lingkungan kerja.

3. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan. 3. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan. 4. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja. 4. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.

5. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman (pengenalan, 5. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman (pengenalan, pengukuran dan evaluasi).

pengukuran dan evaluasi). 

 Pelayanan Promotif.Pelayanan Promotif.

Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan

mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan yang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas tenaga kerja di bengkel motor.

daya produktifitas tenaga kerja di bengkel motor. Kegiatannya antara lain meliputi:

Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja. 1. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.

(9)

3. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya. 3. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya. 4. Perbaikan status gizi.

4. Perbaikan status gizi. 

 Pelayanan Kuratif.Pelayanan Kuratif.

Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerja Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerja

dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan umumnya dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular dilingkungan pekerjaan. serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular dilingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan

Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan

kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegah kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya.

komplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya. Kegiatannya antara lain meliputi:

Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Pengobatan terhadap penyakit umum. 1. Pengobatan terhadap penyakit umum.

2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja. 2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

 Pelayanan Rehabilitatif.Pelayanan Rehabilitatif.

Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan parah Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja secara yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja secara permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang baisanya mampu dilakukan permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang baisanya mampu dilakukan sehari-hari.

sehari-hari.

Kegiatannya antara lain meliputi: Kegiatannya antara lain meliputi:

1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih 1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih ada secara maksimal.

ada secara maksimal.

2. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya. 2. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya. 3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja yang 3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja yang cacat akibat kerja.

(10)

B. SARAN B. SARAN 1.

1. Diharapkan bagi pemilik untuk mengetahui dan memberikan pengetahuan tentang kesehatanDiharapkan bagi pemilik untuk mengetahui dan memberikan pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja serta prosedurnya bagi pekerja.

dan keselamatan kerja serta prosedurnya bagi pekerja. 2.

2. Perhatian secara serius untuk mencegah posisi duduk yang tidak ergonomi yang nantinya akanPerhatian secara serius untuk mencegah posisi duduk yang tidak ergonomi yang nantinya akan membawa dampak yang kurang baik bagi pekerja.

membawa dampak yang kurang baik bagi pekerja. 3.

3. Kesadaran menggunakan alat Kesadaran menggunakan alat pelindung diri perlu di pelindung diri perlu di tingkatkan serta penggunaannya tingkatkan serta penggunaannya sesuaisesuai prosedur.

(11)

BAB V BAB V

KESIMPULAN KESIMPULAN

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Setiap orang akan melakukan berbagai jenis pekerjaan yang ada untuk pemenuhan Setiap orang akan melakukan berbagai jenis pekerjaan yang ada untuk pemenuhan kebutuhan ekonominya. Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakat dewasa ini, kebutuhan ekonominya. Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakat dewasa ini, terutama di kota-kota besar dipenuhi sektor-sektor industri baik formal maupun informal yang terutama di kota-kota besar dipenuhi sektor-sektor industri baik formal maupun informal yang pertumbuhannya semakin pesat. Hal ini memicu perkembangan teknologi yang juga semakin pertumbuhannya semakin pesat. Hal ini memicu perkembangan teknologi yang juga semakin canggih. Walaupun perkembangan teknologi semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan canggih. Walaupun perkembangan teknologi semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan resiko bahaya yang beragam bentuk dan menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan resiko bahaya yang beragam bentuk dan  jenisnya

 jenisnya. . Oleh Oleh karenanykarenanya a perlu perlu diadakan upaya diadakan upaya untuk mengendalikan berbagai untuk mengendalikan berbagai dampak negatif dampak negatif  tersebut

tersebut

Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja, berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan secara langsung dan tidak langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam penerapan teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab penerapan teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat produsen dan semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya.

konsumen pemakai teknologi pada umumnya.

Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk pekerja sepeda motor, kurang Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk pekerja sepeda motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak  memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak  memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk. Kebiasaan tidak mematuhi aturan keselamatan kerja untuk  karena punya kebiasaan buruk. Kebiasaan tidak mematuhi aturan keselamatan kerja untuk  pekerja mekanik sepeda motor tidak dapat ditolerir. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap pekerja mekanik sepeda motor tidak dapat ditolerir. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya ada aturan, dan aturan orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya ada aturan, dan aturan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tinggi. Sikap dan kebiasaan kerja keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tinggi. Sikap dan kebiasaan kerja yang professional dibentuk melalui disiplin yang kuat. Bahkan, sikap dan kebiasaan kerja yang professional dibentuk melalui disiplin yang kuat. Bahkan, sikap dan kebiasaan kerja merupakan kunci sukses seorang teknisi yang sukses.

(12)

BAB VI BAB VI

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

 Soekidjo notoatmojo,Soekidjo notoatmojo, prinsip prinsip

 – 

 – 

prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat , rineka cipta,, rineka cipta, Jakarta : 1996 Jakarta : 1996   http://aswar59engineer.wordpress.com/2011/10/02/kesehatan-dan-keselamatan-kerja- http://aswar59engineer.wordpress.com/2011/10/02/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-bengkel-motor/  bengkel-motor/  

 undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerjaundang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja   http://www.scribd.com/doc/41762123/BAB-I-Bengkelhttp://www.scribd.com/doc/41762123/BAB-I-Bengkel   http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/kondisi-kerja-definisi-dan-jenis.htmlhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/kondisi-kerja-definisi-dan-jenis.html   http://mia.staff.uns.ac.id/2011/07/11/tempat-kerja-potensi-bahaya/ http://mia.staff.uns.ac.id/2011/07/11/tempat-kerja-potensi-bahaya/    http://kesehatandankeselamatankerja.blogspot.com/2009/01/pengertian-kesehatan-dan- http://kesehatandankeselamatankerja.blogspot.com/2009/01/pengertian-kesehatan-dan-keselamatan.html keselamatan.html   http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/06/ergonomi-di-industri-informal.htmlhttp://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/06/ergonomi-di-industri-informal.html   http://k3kesmasauinalauddin.blogspot.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.htmlhttp://k3kesmasauinalauddin.blogspot.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.html   http://anistkr.blogspot.com/2012/04/sop-k3-bengkel.htmlhttp://anistkr.blogspot.com/2012/04/sop-k3-bengkel.html

Referensi

Dokumen terkait

sendiri.Sebagaimana Nabi saw dihalang dan dicabar oleh kaumnya sendiri , maka dalam hal pelaksanaan perundangan Islam ini juga, te ntangan dan masalah itu adalah datang dari umat

Kategori detil ini dipilih karena bagian yang akan diukur jangkauan regangannya adalah bagian batang dari sistem rangka batang, dengan mengasumsikan bahwa

Adapun alasan peneliti memilih judul penelitian di atas, adalah sebagai berikut penguasaan teknik dasar sepakbola sangat diperlukan oleh setiap pemain untuk dapat

SKOR HASIL UJIAN TULIS SELEKSI PERANGKAT DESA SE-KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2016 KERJASAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMOSIR.. LUMBANSIANTAR SIPINGGAN

Sahrom dan terdakwa WILHAMSYAH MUDA HUTASUHUT ALS ILHAM berada di ruang makan rumah korban, terdakwa meminta uang kepada korban, namun korban tidak ma memberikan uang

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bersifat kuantitatif karena peneliti ingin mengetahui keterangan tentang perbandingan kecerdasan interpersonal dengan

Untuk melakukan penyeleksian objek, dilakukan dengan menggunakan Arrow Tool yang terdapat dalam Tools Box, kemudian tinggal di klik fill atau stroke dari objekyang akan

Indeks kesamaan (IK) antar komunitas yang dihitung berdasarkan nilai penting jenis belta pada setiap tipe komunitas (Cox,1967 (14) ; Greigh-Smith, 1964 (16) menunjukkan