• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama di setiap kegiatan yang ada di dalamnya. Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan.

Menunut Handoko (2007:8) manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik itu tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.

Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu

(2)

persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya.

PT. Sai Apparel merupakan perusahaan yang bergerak dibidang garment. Perusahaan tersebut berdiri pada tahun 1993 dan memiliki 12.000 karyawan yang mempunyai tugas masing-masing. Pada penelitian ini memfokuskan pada kinerja karyawan di perusahaan PT. Sai Apparel yang berlokasi di Jalan Brigjen Sudiarto Km 11 Penggaron Semarang. Orientasi pasarnya adalah ekspor. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan tersebut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global.

(3)

Tabel 1.1

Data Produksi Pakaian Hall E pada PT. Sai Apparel Semarang Periode Januari– Desember 2015 (Unit)

No Bulan

TARGET PER BULAN

AEO H&M IRINA ADIDAS IRINA AEO

30.000 21.000 18.000 33.000 18.000 30.000 PENCAPAIAN 1 Januari 29.155 20.543 17.567 32.988 17.688 29.900 2 Februari 28.155 20.320 17.899 32.900 17.555 29.890 3 Maret 29.500 19.899 18.000 33.000 17.452 29.760 4 April 30.000 19.432 18.127 33.122 17.900 29.889 5 Mei 29.850 21.345 17.659 33.245 18.000 30.000 6 Juni 28.643 22.050 17.987 32.900 18.050 29.876 7 Juli 29.900 21.000 18.237 32.955 17.990 29.679 8 Agustus 30.100 20.159 18.541 32.450 18.000 29.234 9 September 31.237 20.000 18.000 31.890 18.025 29.567 10 Oktober 30.050 19.950 17.255 31.990 17.855 29.050 11 November 29.215 19.999 16.766 31.500 17.560 29.345 12 Desember 27.879 20.123 16.998 30.677 17.321 29.553 JUMLAH 353.684 244.820 213.036 389.617 213.396 355.743

Sumber: PT. Sai Apparel bagian produksi hall E (6 line)

Tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada PT.Sai Apparel mengalami fluktuasi dan tidak maksimal. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi setiap bulannya masih ada yang belum stabil memenuhi target. Produk AEO sendiri pada (line 1) mengalami penurunan terendah pada bulan desember dengan jumlah produksi (27.879 unit) dan (line 6) produksi terendah pada bulan Oktober yaitu (20.050 unit).

(4)

Menurut Mathis dan Jackson (2002:82) Kinerja karyawan adalah seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang dapat dilihat dari kualitas pekerjaan, tingkat kehadiran, jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kerja sama dengan rekan kerja dan pencapaian target. Hal penting yang harus digaris bawahi adalah kinerja seorang karyawan akan sangat dipengaruhi oleh cara individu tersebut memberikan kontribusi kepada organisasi.

Menurut hasil penelitian Halim (2014), faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kompensasi. Menurut Mondy (2008:4) Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan. Berdasarkan observasi pengamatan dilapangan, karyawan pada PT. Sai Apparel menuntut untuk diberi gaji yang lebih, karena menurut mereka kebutuhan hidup setiap tahun selalu meningkat. Karyawan merasa gaji yang mereka terima tidak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan. Bahkan karyawan bekerja lebih dari delapan jam tidak dibayar.

Menurut hasil penelitian Pradhanawati (2014) faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah disiplin kerja. Menurut Rivai (2004:444) Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para atasan untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Berdasarkan observasi dilapangan, masalah yang dihadapi PT. Sai Apparel yaitu masih kurangnya kesadaran disiplin kerja yang dimiliki karyawan dan masih banyak

(5)

karyawan yang mangkir atau tidak masuk kerja tanpa ijin. Tingkat produksi karyawan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. Banyak produksi yang penyelesaiannya tidak tepat waktu.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul:

“PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN (Bagian Produksi Hall E pada PT. Sai Apparel Semarang)”.

1.2. Perumusan Masalah

Dari hasil penelitian dan memperhatikan data produksi kinerja karyawan pada PT.Sai Apparel Semarang, maka masalah dari perusahaan tersebut adalah kinerja karyawan tidak maksimal dan rumusan masalahnya adalah Bagaimana Cara Meningkatkan Kinerja Karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang. Berdasarkan rumusan masalah diatas, pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang ?

2. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang ?

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang.

2. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan dalam pengelolaan sumber daya manusia beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek sumber daya manusia secara lebih baik.

(7)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menghubungkan antara konsep-konsep khusus yang akan diteliti dan merupakan suatu yang bersifat abstrak dari gejala tersebut. Suatu penelitian harus didasari metode yang merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel, dengan tujuan dapat ditemukan, diuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono( 2012:59).

Dalam penelitian ini yang digunakan ada dua macam variabel yaitu variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan dan variabel independen adalah kompensasi dan disiplin kerja.

(8)

19

3.1.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2011: 126). Definisi operasional variabel digunakan sebagai petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur, dengan menggunakan variabel-variabel secara terperinci. Pendefinisian variabel secara operasional dilakukan untuk memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur, jadi variabel harus mempunyai pengertian yang sangat spesifik dan terukur. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Definisi Konsep dan Operasional

No Nama

Variabel Definisi Variabel Indikator Sumber 1 Kompensasi Kompensasi adalah

keseluruhan balas jasa yang diterima pegawai sebagai

akibat dari

pelaksanaan

pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya yang dapat berupa gaji, upah, bonus, insentif, dan tunjangan lainnya. 1.Besarnya upah pokok. 2.Besarnya upah lembur. 3. Kesesuaian upah dengan kebutuhan hidup. 4.Jaminan sosial yang diberikan perusahaan. 5.Tunjangan yang diberikan perusahaan Hariandja (2007)

2 Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para

1.Ketaatan karyawan terhadap prosedur kerja.

(9)

20

atasan untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan. 2.Ketaatan karyawan terhadap arahan atasan. 3.Ketepatan waktu. 4.Penggunaan dan pemeliharaan alat-alat perlengkapan kerja.

3 Kinerja Kinerja karyawan

adalah seberapa banyak mereka memberikan

kontribusi kepada organisasi yang dapat dilihat dari kualitas pekerjaan, tingkat kehadiran, jangka waktu penyelesaian

pekerjaan, kerja sama dengan rekan kerja dan pencapaian target 1.Kualitas pekerjaan 2.Tingkat kehadiran. 3.Jangka waktu penyelesaian pekerjaan.

4.Kerja sama dengan kerja sama.

5. Pencapaian target.

Mathis dan Jackson

(2002).

3.2 Objek Penelitian, Populasi dan Sampel 3.2.1. Objek Penelitian

Pemilihan objek penelitian yang tepat dapat membantu dalam upaya pencapaian tujuan penelitian. Lokasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah PT. Sai Apparel yang terletak di Jalan Brigjen Sudiarto Km 11 Penggaron Semarang.

(10)

21

3.2.2 Populasi

Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti (Sarjono dan Julianita, 2011:21). Dalam penelitian ini, populasinya adalah karyawan PT. Sai Apparel bagian produksi hall E terdiri dari 10 line dalam satu hall jumlah karyawan 700 orang.

3.2.3 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan (Sarjono dan Julianita, 2011:21). Sampel diambil dengan teknik (accidental sampling). Accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sebagai sampel penelitian bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data. Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan rumus slovin sebagai berikut :

= . + 1

Dimana:

n = jumlah sampel N = jumlah Populasi

e = kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 10%.

(11)

22 Diketahui : N = 700 e = 10% = 0,1 = . + 1 = 700(0,1) + 1700 = 7008 = 87,5 = 88

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan (Purhantara, 2010:79). Dalam penelitan ini data berupa hasil pengisian kuesioner oleh karyawan PT.Sai Apparel.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang secara tidak langsung, melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain) dan sifatnya saling melengkapi (Sugiyono,2012). Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber dan digunakan untuk menunjang informasi yang diperlukan dalam kajian

(12)

23

yang berupa sumber pustaka yang dapat mendukung penulisan penelitian serta diperoleh dari literatur yang relevan dari permasalahan, sebagai dasar pemahaman terhadap objek penelitian dan untuk menganalisisnya secara tepat.

Data sekunder juga didapat dari studi pustaka dengan membaca seperti referensi, surat kabar, majalah serta buku catatan selama perkuliahan dan lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini. Sedangkan pengolahan data menggunakan SPSS 20 untuk mempermudah perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut Ghozali (2011), skala Likert adalah skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut :

1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju

3= Ragu-ragu 4= Setuju

5= Sangat Setuju

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk dapat mengumpulkan data secara

(13)

24

lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara sistematis secara cermat dan sistematik (Soeratno dan Arsyad, 2008:83). Dalam kegiatan penelitian ini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada objek observasi.

2. Metode Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden (Soeratno dan Arsyad, 2008:86). Dalam wawancara ini diadakan tanya jawab dengan bagian marketing hotel mengenai data yang dibutuhkan.

Menurut Sugiyono (2012:194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

3. Metode Kuesioner

Angket (kuesioner atau daftar pertanyaan) merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Soeratno dan Arsyad, 2008:91). Kuesioner yang dibagikan disertai surat

(14)

25

permohonan pengisian kuesioner dan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Skala yang digunakan dalam kueioner adalah skala Likert dengan jawaban bertingkat dalam lima kategori mulai dari penilaian sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

3.5.1 Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif merupakan analisis yang tidak dapat diukur dan tidak berupa angka.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif adalah analisis yang berbentuk angka dan menggunakan perhitungan dengan metode statistik tertentu. Menurut Hasan (2006:24) dalam melakukan analisis data kuantitatif, terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan.

b. Coding

Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap data yang

termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

(15)

26

c. Tabulating

Tabulating (tabulasi) adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang

telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. d. Scoring

Scoring merupakan pemberian skor menggunakan skala Likert yang

merupakan salah satu cara untuk menentukan skor. Pemberian skor ini bertujuan untuk merubah data yang bersifat kualitatif ke dalam data kuantitatif.

3.5.2 Uji Validitas

Menurut Sekaran (2006:248) dalam Sarjono dan Julianita (2011:35), validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan. Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pertanyaan. Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan sejauh mana kevalidan suatu instrumen penelitian. Jawaban dari responden kemudian ditabulasikan ke dalam

Microsoft Excel dan dianalisis dengan menggunakan alat bantu SPSS 20.0. Uji

validitas dilakukan dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Sebagaimana menurut Sarjono dan Julianita (2011: 45) yang menyatakan bahwa suatu item pernyataan dinyatakan valid jika Corrected Item Correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel.

(16)

27

3.5.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkatan keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila diuji cobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama (Simamora, 2004:177). Selain itu, menurut Sekaran (2006:40) dalam Sarjono dan Julianita (2011:35) menyatakan bahwa keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias (bebas kesalahan – error free). Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (α). Suatu kuesioner dikatakan reliable jika nilaiCronbach’s Alpha > 0,60 (Sarjono dan Julianita, 2011:45).

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu melihat pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Persyaratan dalam analisis regresi adalah uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala normalitas. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang telah memenuhi persyaratan BLUE (best

liniar unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat

multikolinearutas, tidak terdapat autokorelasi dan berdistribuis normal Imam Ghozali (2011:105).

(17)

28

Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan standar eror. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Untuk menyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat dipergunakan

(valid) untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian asumsi

normalitas, multikolinearitas dan heteroskedatisitas.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat uji parametrik (parametric test) adalah data harus berdistribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan grafik P-P Plot melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya dan dengan melihat hasil uji kolmogorov smirnov. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005: 112) antara lain:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

(18)

29

Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

Jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, berarti data yang kita uji normal, tidak berbeda dengan normal baku. Jika kesimpulan kita memberikan hasil yang tidak normal, maka kita tidak bisa menentukan transformasi seperti apa yang harus kita gunakan untuk normalisasi.

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (variabel bebas). Untuk mendeteksi gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF < 10 dan nilai

(19)

30

toleransinya diatas 0,10 (>10%) diindikasikan bahwa model regresi terbebas dari multikolineritas atau dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2005:91). Namun, jika nilai VIF < 10 maka terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel bebas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksinya atau dengan cara melihat grafik pola tertentu pada grafik scaterplot antara s recid dan z pred dimana sumbu Y yang telah diprediksi dan sumbu X atau residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized, analisisnya :

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur lebih gelombang menyebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3.5.5 Analisis Regres Berganda (Multiple Linear Regretion)

Menurut Sekaran (2006: 299) dalam Sarjono dan Julianita (2011: 91) analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh stimultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala interval.

(20)

31

Sedangkan menurut Ghozali (2005: 82) persamaan regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel bebas atau variabel independen (X) terhadap variabel terikat atau variabel

dependen (Y). Rumus Regresi Berganda adalah :

Keterangan:

Y = Kinerja Karyawan X1= Variabel Kompensasi

X2= Variabel Disiplin Kerja

b1 = Koefisien Regresi Kompensasi

b2= Koefisien Regresi Disiplin Kerja

e = Standard error ( tingkat kesalahan ) 1. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk membuktikan hipotesis ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel pada taraf signifikan (α) 0,05 atau 5%. Langkah-langkah dalam uji t adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis statistik

a. Ho:β1 = 0, artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variabel terikat.

(21)

32

b. Ha:β1 ≠ 0, artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

2. Pengujian (uji t) secara parsial dengan membandingkan nilai thitungdengan nilai

ttabel:

a. Jika nilai thitung> ttabelmaka Ho ditolak (Ha diterima)

b. Jika nilai thitung< ttabelmaka Ho diterima (Ha ditolak)

2.Uji “F”

Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji layak atau tidak terhadap suatu model yang digunakan.

Kriteria dari Uji F yaitu :

1. Jika F hitung > F tabel dengan probabilitas signifikasi 0,05 maka model penelitian layak.

2. Jika F hitung < F tabel dengan probabilitas signifikasi 0,05 maka model penelitian tidak layak.

3.5.6 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara variabel independen (X1 dan X2 ) dengan

variabel dependen atau Y dalam suatu persamaan regresi. Dengan melihat koefisien determinasi, dapat diketahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (Kompensasi dan Disiplin Kerja) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan). Apabila nilai R2 kecil, hal ini berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas. (Ghozali, 2005: 83)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang berbeda diperoleh pada analisis fitokimia ekstrak etanol 30% batang bunga matahari, ekstrak etanol 30% batang bunga matahari mengadung alkaloid,

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorf yang dapat dihasilkan dari bahan – bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dari cara khusus

Pada penelitian ini, VG jenis concave delta winglet dipasang pada sisi sirip dari penukar kalor jenis fin-and-tube yang digunakan dalam proses refrigerasi

2373/2003 dated the 23rd day of December, 2002 and registered at the Kuching Land Registry Office on the 27th day of January, 2003 affecting all the right title share and interest

Kaum wanita pada hari ini juga banyak yang menceburkan diri dalam bidang beruniform seperti anggota tentera,polis,imigresen dan pelbagai lagi. - mereka berani menghadapi cabaran

Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yaitu 1) Iradiasi sinar gamma pada kalus embriogenik jeruk keprok SoE untuk mendapatkan nilai LD 50. 2) Seleksi untuk mendapatkan

PEMBALUT CHARM (Studi Kasus Pada Mahasiswi Jurusan Administrasi Bisnis Program D-III Politeknik Negeri Sriwijaya)” tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat

Terdapat perbedaan respon pada tahap interest (ketertarikan) pada foto profesional di keseluruhan komponen teknis (warna, pencahayaan, angle, komposisi) dan dua