• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Logo Aplikasi Etanee

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Logo Aplikasi Etanee"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Etanee

Etanee merupakan aplikasi e-commerce yang fokus pada produk pangan dan pertanian.Aplikasi ini berada di bawah naungan PT Solusi Pangan Perwiratama. Awal kemunculannya didasari karena keprihatinan pada petani dan peternak yang tidak mendapatkan secara layak hak ekonomi..(Sumber : https://swa.co.id/swa/trends/e-com merce-etanee-fokus-pada-produk-pangan-dan-pertanian diakses 9 September 2019 pukul 13.20 WIB)

Berikut merupakan logo dari E-tanee :

Gambar 1. 1 Logo Aplikasi Etanee

(Sumber : Instagram Official Etanee https://www.instagram.com/etaneeid/?hl=id

diakses 9 September 2019 pukul 12:58 WIB)

Logo E-tanee tidak dibuat tanpa memiliki filosofi. Huruf ‘e’ dalam logo tersebut mengambarkan bahwa teknologi digital mampu membantu dan memudahkan masyarakat, bahkan sekedar untuk melakukan pemesanan bahan makanan. Sedangkan bentuk daun mewakili pertanian sebagai simbol sumber kehidupan dan sumber energi. Lalu warna hijau memiliki makna membawa semangat baru dan menyegarkan. Dengan kata lain, logo baru ini hadir untuk menjadi simbol semangat baru dalam menghadirkan solusi terbaik bagi permasalahan pangan di Indonesia.

(2)

2

Memberikan kemudahan bagi petani Indonesia dan orang banyak adalah tujuan dari aplikasi etanee.

Etanee menyatukan tiga rantai bisnis yaitu hulu,tengah dan hilur. Dibagian rantai pasokan di hulu meliputi digitalisasi aktifitas peternakan dan pertanian, lalu di rantai tengah manajemen logistic setelah panen dan distribusi , bagian hilir menghubungkan channel dan pelaku usaha pangan secara langsung ke konsumen akhir. Semua proses belanja cukup dikendalikan oleh melalui smartphone . (Sumber : https://kabarpangan.com/bersama-etanee-2-600-pedagang-siap-implementasi-digitalisasi-pasar-tradisional/ diakses 9 September 2019 pukul 13.34 WIB)

Etanee menerapkan konsep sistem sharing economy yang diwujudkan dengan menciptakan stockist. Stockist memiliki peranan dalam distibusi pangan yang berfungsi menyimpan produk daging yang nantinya akan diantar oleh kurir etanee kepada pelanggan. Siapapun dapat menjadi stockist, hanya perlu memanfaatkan ruang sekitar 4x5m atau garasi.Selain itu etanee juga bekerja sama dengan tempat pemotongan ayam sebelum akhirnya didistibusikan ke stockist yang semua prosesnya dipantau dan disebut dengan teknologi farm management system. Selain itu stockistnya sendiri juga dilakukan pemantauan, jumlah ayam yang turun dan jika ada salah satu stockist yang suhu di cold storage nya turun akan langsung diketahui. Teknologi itu disebutnya sebagai stockiest management system.(Sumber :

http://koran-sindo.com/page/news/2017-06-20/4/1/Ciptakan_Sharing_Economy_Di_Industri_Pangan diakses 20 Januari 2020 pukul 12.59 WIB)

Bulan Februari 2018, CEO etanee yaitu Cecep M Wahyudin, pada Rapat Kerja kementrian Perdagangan 2018 yang mengusung tema “Akselerasi Perdagangan di Era Ekonomi Digital” . E-tanee dipresentasikan di depan para peserta rapat yang berjumlah 300 orang. Dihadiri oleh pejabat eselon I, II, dan III Kementerian Perdagangan, perwakilan-perwakilan perdagangan di luar negeri serta Duta Besar

(3)

3

WTO, atase dan konsul perdagangan. Juga dihadiri oleh Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), kemudian Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), dan terakhir seluruh Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan yang ada di seluruh Indonesia, serta para pelaku usaha.

Cecep menjelaskan bahwa etanee melakukan sebuah inisiatif yaitu mendorong digitalisasi pasar tradisional di Cipanas, Cianjur. Digitalisasi di pasar tradisional tersebut diharapkan dapat menjadi pencetus pertama dari digitalisasi pasar tradisional lainnya di Indonesia. Progam digitalisasi ini dimaksudkan agar akses pasar dapat menjadi lebih luas dan menjangkau lebih banyak orang. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemdag Tjahya Widayanti memberikan apresiasi atas kepada Etanee Food Marketplace yang mendorong stabilisasi harga dan pasokan. (Sumber : https://agrifood.id/berhasil-di-cipanas-digitalisasi-pasar-tradisional-perlu-diperluas/ diakses 20 Januari 2020 pukul 11.38 WIB)

Dalam melaksanakan fungsinya, Etanee bekerja sama dengan pasar-pasar tradisional dan salah satunya adalah pasar-pasar tradisional Cipanas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Republika.co.id, CEO sekaligus founder Etanee Cecep Mahyudin mengatakan dari 12.000 pengguna aplikasi Etanee terdapat 25 persen pengguna aktif yang berbelanja melalui aplikasi tersebut. (Sumber : https://republika.co.id/berita/ptnhu6383/ekonomi/pertanian/19/06/20/pte65p383-cara-startup-tani-jaga-stabilitas-harga-ayam diakses 20 September 2019 pukul 12.13 WIB)

1.1.2 Profil Pasar Tradisional Cipanas

Pasar Tradisional Cipanas merupakan pasar rakyat dibawah kepemilikan pemerintah kabupaten Cianjur yang dikelola oleh Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskopperdagin) yang dalam pelaksanaannya dilakukan UPTD Pasar Cipanas. Pasar Cipanas terletak di daerah pariwisata Puncak dan juga bersebelahan dengan Istana Kepresidenan RI Cipanas. Selain itu lokasi pasar ini terletak di jalur lintasan antara Bandung-Jakarta dan sebagai pusat awal sebagai trayek angkutan umum berbagai jurusan.

(4)

4

Berikut merupakan gambar dari Pasar Tradisional Cipanas :

(Sumber : Website Resmi Pasar Cipanas https://pasarcipanas.com/ diakses 7 September 2019 pukul 11.12 WIB)

Pasar tradisional Cipanas terletak di Desa Cipanas yaitu bagian utara kabupaten Cianjur dimana secara umum penduduknya bekerja di sektror pertanian dan jasa berdiri diatas tanah sekitar 16,430 m2, dengan luas bangunan 12,857 m2, pertama dibangun pada tahun 1950 dan terakhir dibangun pada tahun 2009 / 2010 pasca musibah kebakaran pada tanggal 29 Juli 2007 silam, dan kemudian kios tersebut mulai beroperasi pada bulan oktober 2010 setelah dibagikan secara gratis bagi pemilik HPK yang sebelumnya terkena musibah. Jumlah seluruh kios yang berada di Pasar Cipanas ada 2.702 unit yang terdiri dari 35 unit toko, 1906 unit kios, 761 unit los dan 100 unit pelataran.

1.2 Latar Belakang

Digitalisasi telah terjadi diberbagai sector, tak terkecuali di bidang pertanian. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani,oleh karena itu Indonesia disebut sebagai negara agraris. Saat ini, pertanian Indonesia didominasi oleh para petani tua yang berusia lebih dari 45 tahun.

(5)

5

(6)

6

Gambar 1. 4 Data Usia Petani

(Sumber:

https://www.bps.go.id/publication/2019/01/02/c7cb1c0a1db444e2cc726708/hasil-survei-pertanian-antar-sensus--sutas--2018.html diakses 3 Februari 2020 11.03 WIB)

Di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini, menggunakan sistem digital dalam pertanian merupakan suatu inovasi yang solutif dan sesuai dengan perkembangan jaman dimana semakin banyak orang menggunakan internet. Modernisasi berlangsung dengan sangat cepat. Semua aspek kehidupan manusia telah berubah. Semua itu disebabkan oleh teknologi yang terus berinovasi mengikuti

(7)

7

kebutuhan manusia . Teknologi dan manusia saat ini sudah seperti satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk menggunakan teknologi tersebut perlu adanya akses internet. Berdasarkan bulletin APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) edisi 40 tahun 2019 , pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 pengguna internet Indonesia mencapai 88 juta orang. Namun survey APJII pada 2016 menyebutkan adanya kenaikan jumlah pengguna menjadi 132,7 juta orang. Lalu tahun 2017 jumlahnya meningkat lagi menjadi 143,26 juta. Hingga tahun 2018 angka tersebut terus meningkat mencapai 171,17 juta pengguna . (Sumber : https://apjii.or.id/content/read/104/418/BULETIN-APJII-EDISI-40---Mei-2019.pdf diakses 27 Januari 2020 pukul 11.48 WIB)

Sistem digital ini akan mempermudah petani untuk mengurus hasil tani dan juga kegiatan ekonominya. Namun hal tersebut dapat terhambat apabila para petani tidak melek teknologi dan tidak bisa menggunakan smartphone. Setiap tahunnya jumlah pengguna internet Indonesia terus bertambah, namun data yang ditunjukan bps masih menunjukan jumlah dari para petani Indonesia yang sangat sedikit dalam menggunakan internet. Usia yang sudah relatif tua dan desa yang jauh dari sentuhan teknologi dapat menjadi penyebabnya. Berikut adalah data petani yang menggunakan dan tidak menggunakan internet :

(8)

8

Gambar 1. 5 Data Pengguna Internet Petani

(Sumber :

https://www.bps.go.id/publication/2019/01/02/c7cb1c0a1db444e2cc726708/hasil-survei-pertanian-antar-sensus--sutas--2018.html diakses 3 Februari 2020 pukul 13.28 WIB)

Aplikasi Etanee Food Marketplace menggandeng Asosiasi Pedagang Daging Domba, Ayam dan Sapi (APDDAS), kemudian pengurus Pasar Cipanas dan Pasar GSP di Cipanas. Kemudian kerja sama tersebut diluncurkan di Pasar Cipanas.. Hasil dari kerja sama tersebut sekaligus menjadikan pasar Cipanas sebagai pasar tradisonal berbasis digital pertama di Indonesia. (Sumber : https://kabarpangan.com/dari-cipanas-digitalisasi-pasar-tradisional-diharapkan- berkembang/, diakses 7 September 2019 pukul 11.51 WIB)

Ada 13.450 pasar tradisional di Indonesia dan ada 12,6 juta pedagang kecil (Kompas 2006). Menurut hasil studi yang dilakukan A.C. Nielsen, pasar

(9)

9

modern tumbuh hingga 31.4 % per tahunnya di Indonesia dan pasar tradisional menyusut 8% setiap tahunnya. (Smeru, 2007). Keberadaan pasar modern yang banyak bermunculan, merupakan ancaman bagi pasar tradisional. (Sumber : https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/sendi_u/article/view/6028 20 September 2019. 14.03 WIB).

Tujuan dari aplikasi ini adalah membantu menyejahterakan petani dan pedagang pasar dengan cara membuat akses berjualan mereka menjadi lebih luas. Setelah peneliti datang ke pasar tradisional cipanas dan mencari Informasi tentang pedagang yang memakai aplikasi etanee, peneliti menemukan bahwa para pedagang bahan makanan organik di Pasar Tradisional Cipanas sebagian besar tidak mengunakan aplikasi etanee dan akun-akun etanee yang sudah terlanjur dibuat kebanyakan adalah akun pasif atau tidak digunakan sama sekali. Jumlah akun pasif yang terdaftar di aplikasi etanee sebanyak 114 akun. Tidak maksimalnya etanee di pasar tradisional Cipanas dikarenakan aplikasi tersebut kurang dikomunikasikan dengan baik dan pola pikir para pedagang yang masih tradisional. Sosialisasi yang dilakukan tidak menyeluruh dan tidak menjangkau seluruh para pedagang sayur dan daging di pasar tersebut sehingga mereka kurang memahami manfaat yang sebenarnya dari aplikasi tersebut.Dengan sedikitnya jumlah pedagang yang pernah memakai aplikasi etanee menandakan kegagalan aplikasi tersebut menjangkau masyarakat di pasar Cipanas.

Kemunculan start up – start up seperti etanee merupakan inovasi yang sebenarnya diperlukan oleh para pelaku pertanian dan pedagang di pasar tradisional. Namun karena masih rendahnya literasi digital masyarakat membuat inovasi tersebut sulit untuk diterapkan dan pada akhirnya justru membuat start up-start .up tersebut merugi karena effort yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapat. Perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia agar progam-progam seperti etanee dapat berjalan dengan baik dan dapat mensejahterakan masyarakat.

(10)

10

Teori difusi inovasi cocok diterapkan dalam konteks komunikasi pembangunan. Komunikasi pembangunan adalah penyampaian gagasan, dan kegiatan teknik atau cara yang berasal dari pihak pelaksana yang ditujukan kepada masyarakat.(Harun dan Ardianto,2011). Dan tujuan dari komunikasi pembangunan sendiri adalah menyejahterakan masyarakat. Difusi inovasi berarti mengkomunikasikan inovasi kepada masyarakat yang dipandang subjektif. Rogers dalam(Suciati,2017). Sehingga dengan adanya kegiatan sosialisasi etanee di Pasar Tradisional Cipanas, hal tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengubah pola perilaku para pedagang bahan makanan organic di sana yang bertujuan untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Sosialisasi yang tidak berjalan dengan baik membuat para pedagang masuk ke dalam kategori orang yang ketinggalan atau kelompok yang masih tradisional. Karena masih banyak orang yang skeptis dan berpikiran kolot.Rogers dalam (Suciati,2011:92).

Dapat dikatakan bahwa aplikasi etanee tidak berjalan dengan baik di Pasar Cipanas sehingga peneliti kemudian menggunakan (Technology Acceptance

Model) TAM sebagai dasar teori Karena TAM memiliki kemampuan untuk mencari

jawaban kenapa sebuah teknologi gagal diterapkan karena minat pemakai yang kurang. Dengan menambahkan satu variabel eksternal yaitu Voluntariness atau kesukarelaan. Yaitu orang menggunakan aplikasi etanee secara sukarela dan tanpa paksaan terlepas orang tersebut mengikuti sosialisasi atau tidak.

(11)

11

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dapat dipaparkan adalah :

1. Bagaimana model penerimaan teknologi aplikasi etanee dalam konteks komunikasi pembangunan pada para pedagang bahan makanan organik di Pasar Tradisional Cipanas?

2. Bagaimana pengaruh hubungan faktor complexity, compatibility, relative advantage dan voluntariness terhadap perceived ease of use, perceived usefulness, dan

behaviour intention to use?

1.4 Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan diperlukan guna mendapat kejelasan terhadap arah penelitian. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan model penerimaan teknologi aplikasi etanee dalam konteks komunikasi pembangunan pada para pedagang bahan makanan organik di Pasar Tradisional Cipanas

2. Menjelaskan pengaruh hubungan faktor complexity, compatibility, relative advantage dan voluntariness terhadap perceived ease of use, perceived usefulness, dan

behaviour intention to use

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi karya peneliti baru yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta digunakan sebagai refrensi kajian Ilmu Komunikasi konsentrasi Marketing Communication.

1.5.2 Manfaat Praktis

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi sebuah kontribusi dari individu untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi di bidang Marketing

Communication dan penelitian ini nantinya dapat menjadi sumber Informasi yang

(12)

12

1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang objek penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian, penelitian terdahulu, dan kerangka penelitian teoritis.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang jenis penelitian dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang hasil dari pengolahan data. Dimana hasil tersebut akan dianalisis oleh peneliti agar ditemukan kesimpulan dari penelitian ini.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang disertai dengan saran

Gambar

Gambar 1. 2 Pasar Tradisional Cipanas
Gambar 1. 3 Data Usia Petani
Gambar 1. 4 Data Usia Petani  (Sumber:
Gambar 1. 5 Data Pengguna Internet Petani

Referensi

Dokumen terkait

52 perangkat lunak atau nilai kelayakan dari sistem inventori, instrument kuesioner yang digunakan adalah menggunakan skala Likert Dalam kuesioner yang digunakan untuk

Beberapa penelitian guna menekan angka kematian balita akibat pneumonia telah dilakukan antara lain “Pemetaan Penderita Pneumonia di Surabaya dengan Menggunakan

Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yaitu 1) Iradiasi sinar gamma pada kalus embriogenik jeruk keprok SoE untuk mendapatkan nilai LD 50. 2) Seleksi untuk mendapatkan

Bahasa Inggris dasar memerlukan penerapan metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan mempermudah dalam memahami materi

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen dan pola konsumsi responden terhadap atribut produk minuman sari buah kemasan tetrapack yang dianalisis

Larva udang galah GIMacro II memiliki kemampuan untuk dapat bertahan hidup pada lingkungan media payau, namun setiap organisme akuatik memiliki kendala yang sama yaitu upaya

Produk inovasi atau invensi yang dimaksud tidak harus selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas

bahwa berdasarkan Pasal 85 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang dan sebagai pelaksanaan Peraturan