1
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. PT. Sentul City Tbk
a. Sejarah singkat perusahaan
PT. Sentul City Tbk merupakan peusahaan dibidang
properti yang didirikan tanggal 16 april 1993, perseroan ini
memiliki 2 (dua) jenis kantor, yaitu kantor pusat dan kantor
oprasional. Kantor pusat beralamat di Gedung Menara Sudirman,
Lantai 25, 27 Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Jakarta 12190, Indonesia.
kantor pusat dari persoraan tersebut dapat di hubungi melalui
Phone: +62215526877, Fax: +62215226818. Adapun kantor
operasional beralamat di Sentul City Building Jl. MH. Thamrin
Kav. 8, Sentul City, Bogor 16810, Indonesia. kantor oprasional
dari perseroaan tersebut dapat dihubungi melalui Phone:
+622187926555, Fax: +622187926555, Email:
Ptsc@sentulcity.co.id, Website: HYPERLINK
"http://www.Sentulcity.co.id" www.Sentulcity.co.id . Perseroan pertama kali didirikan dengan nama PT. Sentragriya Kharisma,
berdasarkan Akta no. 311 tanggal 16 April 1993. Pada tanggal 9
agustus 1993, perseroan melakukan perubahan nama dari PT.
sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 27 tanggal 9 agustus 1993.
Dalam rangka penawaran umum, sekaligus penyesuaian dengan
undang – undang perseroan terbatas, anggaran dasar perseroan
telah diubah seluruhnya dengan akta no.42 tanggal 7 mei 1997.
Selanjutnya pada tanggal 11 desember 1997 sebagaimana
dinyatakan dalam akta no. 26 nama perseroan diubah menjadi PT.
Bukit Sentul Tbk, kemudian pada tanggal 19 juli 2006 perusahaan
melakukan perubahan nama sekali lagi menjadi PT. Sentul City,
Tbk. Sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 26. Perseroan telah
menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang – undang
perseroan terbatas berdasarkan akta tertanggal 15 januari 2009.
(anual report,2014)
Pada tanggal 8 september 2009, rapat umum pemegang
saham luar biasa menyetujui adanya peningkatan modal
ditempatkan, dan modal disetor perseroan tanpa hak memesan efek
terlebih dahulu menjadi Rp.1.981.250.859.800, yang tercatat pada
akta berita acara rapat umum pemegang saham luar biasa PT.
Sentul City Tbk, Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih
saham Sentul City tbk, antara lain: PT. Citra Kharisma Komunika
(pengendali) (34,33%), EFG Bank AG Singapore Branch. A/c
Client TS (6,53%), PT Sakti Generasi Perdana (6,49%) dan Bnym
utama BKSL adalah Dutch Growth Invesment Ptr. Ltd, suatu
perusahaan yang bekedudukan di singapura.
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup
kegiatan BKSL meliputi:
1) Bidang Pembangunan yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, konstruksi beserta fasilitas – fasilitasnya.
2) Bidang Pemborong yang meliputi pembangunan kawasan
perumahan, rumah susun, gedung, perkantoran, apartemen /
kondominium, kawasan belanja, rumah sakit, gedung
pertemuan, rumah ibadah, waterpark, rumah toko, sekolah dan
bangunan komersial.
3) Bidang Pemasangan instalasi – isntalasi listrik, gas, air minum,
perangkat telekomunikasi, plumbing, atau limbah;p pengadaan
(penjualan atau penyewaan dan pembelian properti)
4) Serta pada bidang jasa ( jasa penyewaan dan pengelolaan
properti, kawasan insustri, gedung perkantoran, taman hiburan /
rekreasi, pengelolaan parkir dan keamanan atau satpam).
Pada Saat ini , BKSL sedang melakukan kegiatan
pengembangkan atas konsep kota mandiri pada kawasan
Sentul City.
Pada tanggal 30 juni 1997, BKSL memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM – LK untuk melakukan penawaran umum
400.000.000 dengan nilai seri A, dengan nominal Rp. 500,-
persaham dan dengan harga penawaran Rp. 500,- per saham.
Kemudian Saham – saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juli 1997. (anual report,2014)
b. Visi dari perseroan diatas ialah
Menjadi perusahaan properti pilihan pertama bagi
pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya karena kami
meningkatkan kualitas hidup.
c. Misi yang digunakan untuk menjalankan Visi diatas adalah
1) Mengembangkan sentul city dengan perumahan bermutu
dan inovatif yang selaras dengan lingkungan alam.
2) Menyediakan fasilitas pendidikan terbaik dan layanan
kesehatan bertaraf internasional.
3) Memadukan perencanaan dan pembangunan fasilitas
komersial, hiburan dan wisata.
4) Memperkarya pertumbuhan sentul city dengan fasilitas seni
d. Kegiatan usaha perseroan tersebut meliputi Maksud dan tujuan
perseroan ialah berusaha dalam bidang, pembangunan,
perdagangan dan jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut
diatas, perseroaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
1) Menjalankan usaha – usaha dibidang pembangunan:
a) Bertindak sebagai pengembang: yaitu meliputi
perencanaan, pelaksanaan, konstruksi beserta
fasilitas – fasilitasnya termasuk perencanaan
pembangunan, mengerjakan pembebasan,
pembukaan, pengurugan, dan pemerataan.
b) Pemborongan pada umumnya (general
contractor). Yaitu pembangunan kawasan
perumahan (real estate), rumah susun, gedung,
perkantoran, dan apartemen, kondominium,
kawasan belanja, rumah sakit, gedung
pertemuan, rumah ibadah, water oark, rumah
toko, sekolah, komersial pada umumnya.
c) Pemasangan instalasi – instalasi listrik, gas, air
minum, perangkat, telekomunikasi, plumbing
atau limbah.
2) Bidang perdagangan yang berhubungan dengan usaha
bangunan – bangunan rumah, gedung pertokoan, unit –
unit ruangan apartemen, ruangan kantor, ruangan
pertokoan.
3) Bidang jasa meliputi :
a) Penyewaan dan pengelolaan properti meliputi
manajemen pengelolaan dAn penyewaan,
fasilitas penunjang lainnya untuk apartemen,
kondominium, flat dan rumah susun serta
kegiatan usaha terkait.
b) Jasa penyewaan dan pengelolaan kawasan
industri meliputi pengelolaan dan penyewaan,
pemeliharaan, perawatan, serta penyediaan
fasilitas penunjang lainnya, seperti pabrik,
gudang dan kegiatan lainnya.
c) Jasa pengelolaan dan penyewaan gedung
perkantoran, taman hiburan / rekreasi,
pengelolaan parkir dan keamanan (satpam) serta
e. Adapun Struktur Organisasi PT. Sentul City Tbk adalah seperti
berikut.
1. Struktur organisasi PT. Sentul City Tbk pada tahun 2011
Gambar 3.1.1
2. Struktur Organisasi PT. Sentul City Tbk. Pada tahun 2012
Gambar 3.1.2
3. Struktur Organisasi PT. Sentul City Tbk. Tahun 2013
Gambar 3.1.3
4. Struktur Organisasi PT. Sentul City Tbk. Tahun 2014
Gambar 3.1.4
2. PT. Agung Podomoro Land Tbk
a. Sejarah singkat perusahaan
PT. Agung Podomoro Land Tbk (“APLN” atau
“Perseroan”) yang berkantor pusat di APL Tower QUOTE
Floor, Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman. Kav. 28 Jakarta
11470 Indonesia. Phone: +622129034567, Fax: +622129034556,
HYPERLINK "http://www.agungpodomoroland.com"
www.agungpodomoroland.com . Merupakan perseroan terbatas yang bergerak di bidang properti. Didirikan dengan nama PT. Tiara
Mertopolitan Jaya berdasarkan akta no.29 tanggal 30 juli 2004,dan
telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
No. C-21538. HT.01.01.TH.2004 pada tanggal 26 Agustus 2004.
Rapat umum pemegang saham luar biasa tahun 2010 memutuskan
untuk mengganti nama PT. Tiara Mertopolitan Jaya Menjadi PT.
Agung Podomoro Land- Tbk. Pergantian nama tersebut diaktakan
dalam akta No.1 tanggal 2 agustus 2010. Setelah perseroan
melakukan restrukturisasi perusahaan dengan memindahkan empat
anak perusahaan Agung Podomoro Grup (APG) yaitu PT Arah
Sejahtera Abadi, PT Brilliant Sakti Persada, PT Intersatria Budi
Karya Pratama dan PT Kencana Unggul Sukses, serta dua
perusahaan asosiasi APG, yaitu PT Manggala Gelora Perkasa, dan
kemudian melakukan pengawasan perseroan dan kemudian
melakukan penawaran umum perdana saham, dengan
mengeluarkan saham baru dari portepel perseroan sebanyak
6.150.000.000 saham dari saham yang belum diterbitkan oleh
perseroan dan dengan 14.350.000.000 saham milik pendiri
menjadi total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh
pada saat itu berjumlah 20.500.000.000 dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada 11 November 2010. Visi dan Misi serta nilai
– nilai perseroan merupakan landasan bagi APLN dalam
Usahannya untuk menjadi pengembang terpadu dalam bisnis
propeti yang berkomitmen penuh untuk memberikan nilai yang
optimal bagi pelanggan, rekan usahan, pemegang saham, dan
masyarakat. Perseroan mengatasi persaingan di industri properti
dengan menawarkan gaya yang lebih modern dan unik dalam
sistem pengelolaan bidang ritel, komersial, dan pemukiman.
Perseroan tidak berfokus pada persediaan lahan yang luas,
namun lebih pada perputaran model yang cepat dengan konsep
“fast churn”, yang menjadikan perseroan sebagai pengembang
unik dibanding pengembang pesaing. Perseroan menerapkan
modelbisnis yang terintegrasi, dengan kemampuan dalam
pengembangan dan pengelolaan properti terpadu, dimulai dari
pengadaan lahan, desain, perencanaan pembangunan, manajemen
properti ritel, perkantoran, hotel dan hunian, dengan selalu
mempertimbangkan nilai – nilai harmoni, tangguh, berkualitas
tinggi dan ramah lingkungan. Hal – hal tersebut membuat
perseroan mendapatkan kepercayaan tinggi dari masyarakat
sebagai pemimpin dan pelopor di industri properti.
Pada akhir Desember 2014, APLN telah memiliki 36 anak
usaha, 10 entitas dengan kepemilikan tidak langsung melalui anak
usaha, serta 2 entitas asosiasi di bidang properti di Jakarta,
Karawang, Bandung, Bali, Balikpapan, Batam, Makasar, dan
Medan. Produk jasa yang dihasilkan perseroan berupa kawasan
properti terpadu yang meliputi apartemen, perkantoran, pertokoan,
pusat perbelanjaan, perhotelan, perumahan dan pusat rekreasi,
beserta fasilitasnya.
b. Visi
Terus bertumbuh menjadi pengembang terpadu dalam
bisnis properti dan berkomitmen penuh untuk memberikan nilai
yang optimal bagi pelanggan, rekan usaha, pemegang saham, dan
masyarakat.
c. Misi
1) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan area
2) Mengoptimalkan pengembalian investasi dari rekan usaha dan
pemegang saham.
3) Menjadi perusahaan pengembang yang mampu memberikan
nilai lebih bagi para karyawan.
4) Berperan aktif untuk mendukung program pemerintah dalam
rangka mendorong pembangunan perkotaan dan dakam
meningkatkan indeks pengembangan manusia.
d. Kegiatan usaha utama perseroan menurut anggaran dasar adalah
sebagai berikut :
1) Pembangunan meliputi antara lain:
a) pemborongan / kontraktor, termasuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengawas pemborong bangunan
gedung – gedung, perumahan, pusat perbelanjaan, jalan
– jalan, jembatan – jembatan serta pemasangan instalasi
listrik, air, telepon dna pekerjaan umum lainnya,
b) real estate dan developer termasuk melakukan
pembebasan / pembelian, pengolahan, pematangan,
penimbunan tanah, dan penggalian tanah, membangun
sarana dan prasarana/ infrastruktur, merencanakan,
membangun, menyewakan, menjual dan mengusahakan
real estate.
2) Melakukan investasi baik secara langsung maupun melalui
sehubungan dengan kegiatan usaha utama perseroan, dalam
perusahaan lain.
3) Melakukan penyertaan pada perusahaan lain yang memiliki
kegiatan usaha yang berhubungan dengan kegiatan usaha
perseroan.
4) Usaha – usaha dalam bidang jasa termasuk antara lain jasa
pengelolaan atau pengoperasian yang menunjang kegiatan
usaha utama perseroan, kecuali jasa dalam bidang hukum dan
pajak.
5) Produk dan jasa yang dihasilkan
Produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan berupa kawasan
properti terpadu yang meliputi apartemen, perkantoran,
pertokoan, pusat perbelanjaan, perhotelan, perumahan, dan
e. Adapun Struktur Organisasi PT. Agung Podomoro Land adalah
sebagai berikut.
1) Strusktur Organisasi PT. Agung Podomoro Land Tbk Tahun
2012 Sumber: Anual Report 2012
Gambar 3.2.1
2) Struktur organisasi PT. Agung Podomoro Land tahun 2013
Gambar 3.2.2
3) Struktur organisasi PT. Agung Podomoro Land Tbk Tahun 2014
Gambar 3.2.3
B. Analisis dan pembahasan
1. Analisis Perbandingan Rasio Keuangan PT. Sentul City Tbk, dan PT.
Agung Podomoro Land Tbk, berdasarkan rasio likuiditas,
profitabilitas , solvabilitas dan aktivitas pada laporan keuangan
periode 2011 – 2014. Rasio likuiditas digunakan untuk melihat
tingkat likuiditas perusahaan terhadap hutang jangka pendek
perusahaan. Sekilas memang hanya menghitung tentang kemampuan
pembayaran hutang jangka pendek namun jika dalam rasio in
perusahan selalu jelek maka dapat mempengaruhi Rasio Solvabilitas
perusahaan. Rasio likuiditas terdiri dari : Rasio Lancar , Rasio Cepat,
dan Rasio Kas.
a. Rasio Likuiditas
1) Analisis Rasio Likuiditas pada Laporan Keuangan PT.
Sentul City Tbk
a) Rasio Lancar
Rasio Lancar digunakan untuk melihat bagaimana
aktiva lancar yang dimiliki dapat menutup hutang lancar
yang dimiliki oleh perusahaan, namun juga bisa saja
menjadi jebakan karena rasio lancar yang tinggi juga dapat
disebabkan adanya piutang tag tertagih yang cukup tinggi
dan adanya persediaan yang tak terjual yang tidak dapat
digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek
Tabel 3.1.1 hasil Perhitungan Rasio Lancar PT. Sentul City Tbk KETERANGA N 2011 2012 2013 2014 2015 Aset Lancar Rp 1.668.109.036.6 14 Rp 2.083.499.351.647 Rp 6.662.604.199.638 Rp 6.978.438.957.132 Rp 4.191.414.243.140 Kewajiban Lancar Rp 525.096.191.338 Rp 654.273.848.640 Rp 1.457.383.800.772 Rp 2.326.646.387.344 Rp 3.227.924.826.605 Total Rasio Lancar 3,16 3,18 4,57 3,00 1,30
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Berdasarkan perhitungan tabel diatas Tingkat Rasio Lancar
PT. Sentul City Tbk dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan
peningkatan yang cukup signifikan bisa dilihat pada tahun 2014
terjadi peningkatan yang cukup tinggi mencapai angka Rp.4,
peningkatan ini dikarenakan peningkatan aset tetap yang cukup
signifikan berupa persediaan barang usaha yaitu lahan siap bangun
senilai Rp.4.929.694.993.873 dan rumah hunian dalam
penyelesaian sebesar 35% dari tahun sebelumnya serta adanya
pembangunan apartemen baru ditahun 2013. Selain itu penyebab
tingginya tingkat rasio lancar ini diakibatkan adanya penurunan
kewajiban jangka panjang perusahaan yang berarti perusahaan
sudah mampu mengurangi kewajiban jangka panjangnya dalam 1
periode. Selain itu pada tahun 2015 terjadi penurunan rasio lancar
PT. Sentul City Tbk, hingga mencapai angka Rp. 1, penurunan ini
diakibatkan adanya penurunan total aset lancar yaitu persediaan
berupa lahan siap bangun dan rumah hunian dan ruko dalam
penyelesiaan yang sudah dijual ada yang secara cash dan juga ada
yang menjadi piutang usaha sehingga menambah akun kas dan
setara kas, serta adanya peningkatan kewajiban jangka pendek
perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan usaha
perseroan, kenaikan itu terjadi pada pinjaman bank jangka pendek,
liabilitas keuangan jangka pendek lainnya, serta pada uang muka
perlu khawatir akan adanya penurunan tersebut karena perusahaan
masih dalam batas wajar penurunan rasio lancarnya.
b) Rasio Cepat
Digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih
jelas tetang kemampuan suatu perusahaan dalam
membayar hutang lancarnya dengan membayar hutang
lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan persediaan.
TABEL 3.1.2 hasil PERHITUNGAN RASIO CEPAT PT. SENTUL CITY TBK
KETERANGAN 2011 2012 2013 2014 2015 KAS + SEKURITAS JANGKA PENDEK + PIUTANG Rp 531.083.428.64 5 Rp 805.166.683.13 3 Rp 1.507.886.438.522 Rp 1.529.927.323.39 4 Rp 1.873.546.791.117 KEWAJIBAN LANCAR Rp 525.096.191.33 8 Rp 654.273.848.64 0 Rp 1.457.383.800.772 Rp 2.326.646.387.34 4 Rp 3.227.924.826.605 TOTAL RASIO SANGAT LANCAR 1,01 1,23 1,03 0,66 0,58
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
GRAFIK 3.1.2 Trend RASIO CEPAT PT SENTUL CITY TBK
Berdasarkan rasio ceoat dapat dilihat bahwa Pt. Sentul City Tbk
pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
Kenaikan ini terjadi karena adanya peningkatan di aset tetap berupa
pertambahan piutang usaha dan adanya pertamabhan nominal di total aset
keuangan lainnya. kenaikan ini bukanlah hasil yang baik karena dengan
adanya pertambahan nominal piutang usaha itu berarti berkurang nilai kas
dan setara kas serta, maka akan ada kemungkinan untuk piutang yang tak
tertagih yang cukup besar pada tahun 2012. Sedangkan dari tahun 2013 ke
tahun 2015 mengalami penurunan di setiap tahunnya yang berarti setiap
Rp. 1 kewajiban lancar hanya dapat di biayai Rp. 1,0 dari aset lancar,
penurunan di setiap tahunnya, hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan yang cukup signifikan pada hutang jangka pendek perusahaan
berupa pinjaman bank jangka pendek, liabilitas keuangan jangka pendek
lainnya, serta pada uang muka pelanggan. Adanya kenaikan ini karena
perusahaan membutuhkan tambahan dana atau kas yang digunakan untuk
c) Rasio Kas
Rasio Kas digunakan untuk membandingkan total
kas dengan setara kas dan investasi jangka pendek
dengan total hutang lancar.
TABEL 3.1.3 HASIL PERHITUNGAN RASIO KAS PT. SENTUL CITY TBK KETERANGA N 2011 2012 2013 2014 2015 KAS DAN SETARA KAS Rp 89.552.454.394 Rp 76.910.552.193 Rp 493.413.277.207 Rp 296.967.468.749 Rp 569.154.714.921 KEWAJIBAN LANCAR Rp 525.096.191.338 Rp 654.273.848.640 Rp 1.457.383.800.77 2 Rp 2.326.646.387.34 4 Rp 3.227.924.826.60 5 TOTAL RASIO KAS 0,17 0,12 0,34 0,13 0,18
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. Yang telah diolah
GRAFIK 3.1.3 Tren RASIO KAS PT. SENTUL CITY Tbk.
Berdasarkan perhitungan rasio kas diatas kondisi kas dan setara kas PT.
Sentul City Tbk mengalami tngkat kenaikan dan penurunan yang cukup
signifikan, puncak kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2013 dikarenakan aset
lancar berupa kas dan setara kas yang diperoleh perusahaan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 200% dari tahun
sebelumnya. Kas dan setara kas PT. Sentul City Tbk terdiri dari saldo kas dan
bank, serta deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau
kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas
utang atau pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya. Pada tahun 2014 terjadi
penurunan yang cukup signifikan yang diakibatkan adanya penurunan saldo kas
dan setara kas perusahaan, karena belum adanya peningkatan penjualan
2) Rasio Likuiditas PT. Agung Podomoro Land Tbk
a) Rasio Lancar
Rasio Lancar digunakan untuk melihat bagaimana
aktiva lancar yang dimiliki dapat menutup hutang lancar
yang dimiliki oleh perusahaan, namun juga bisa saja
menjadi jebakan karna rasio lancar yang tinggi juga
dapat disebabkan adanya piutang tak tertagih yang cukup
tinggi dan adanya persediaan yang tak terjual yang tidak
dapat digunakan untuk membayar kewajiban jangka
pendek perusahan.
Tabel 3.1.4 HASIL PERHITUNGAN RASIO LANCAR PT. AGUNG PODOMORO LAND Tbk. KETERANG AN 2011 2012 2013 2014 2015 Aset Lancar Rp 4.686.331.283 Rp 6.727.059.278 Rp 8.747.046.806 Rp 10.918.551.266 Rp 9.781.716.400 Kewajiban Lancar Rp 2.562.062.584 Rp 4.298.842.662 Rp 5.208.638.817 Rp 5.958.969.206 Rp 7.041.359.652 Total Rasio Lancar 1,83 1,56 1,68 1,83 1,39
Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk. Yang telah diolah
GRAFIK 3.1.4 Trend RASIO LANCAR PT. AGUNG PODOMORO LAND TBK
Berdasarkan rasio lancar dapat dilihat bahwa aset lancar PT.
Agung podomoro land Tbk terhadap kewajiban lancarnya mengalami
kenaikan dan penurunan yang masih berada batas stabil suatu perusahaan.
Ini berarti dalam 5 (lima) tahun terakhir Rp. 1 dari kewajiban lancar
perusahaan dapat dibiayai oleh Rp. 1,5 dari aset lancar. Jika dilihat dari
total aset lancar yang diperoleh peusahaan setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang cukup kuat. Tetapi hal itu juga diikuti oleh peningkatan
kewajiban lancar yang cukup besar juga. Kewajiban lancar ini dikarenakan
adanya peningkatan utang obligasi perusahaan.yang jatuh tempo dalam 1
tahun, serta adanya peningkatan uang muka penjualan dan pendapatan.
Hasil dari kewajiban lancar tersebut akan digunakan untuk melakukan
pengembangan perusahaan melalui akuisisi beberapa perusahaan
perusahaan yang berupa apartemen, perhotelan, perkantoran, pertokoan,
b) Rasio Cepat
Digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih
jelas tetang kemampuan suatu perusahaan dalam
membayar hutang lancarnya dengan membayar hutang
lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan persediaan.
TABEL 3.1.5 HASIL PERHITUNGAN RASIO CEPAT PT. AGUNG PODOMORO LAND TBK
KETERANGAN 2011 2012 2013 2014 2015
KAS + SEKURITAS JANGKA PENDEK
+ PIUTANG Rp 4.516.817.050 Rp 4.730.017.649 Rp 5.407.354.620 Rp 6.344.975.310 Rp 4.798.188.132 KEWAJIBAN LANCAR Rp 2.562.062.584 Rp 4.298.842.662 Rp 5.208.638.817 Rp 5.958.969.206 Rp 7.041.359.652
TOTAL RASIO SANGAT LANCAR 1,76 1,10 1,04 1,06 0,68
Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk. Yang telah diolah
GRAFIK 3.1.5 Trend RASIO CEPAT PT. AGUNG PODOMORO LAND TBK
Berdasarkan perhitungan rasio cepat PT. Agung Podomoro Land
Tbk dapat dilihat bahwa PT. Agung Podomoro Land Tbk mengalami
penurunan yang cukup signifikan dilihat dari tahun 2015 bahwa kewajiban
lacar PT Agung Podomoro Land Tbk Rp. 1 hanya dibiayai oleh Rp. 0,68
dari Aset lancar perusahaan tersebut. Penurunan yang berkelanjutan ini
disebabkan adanya peningkatan kewajiban lancar yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan hampir 99% dari tahun ke tahun, serta adanya
penurunan aset lancar yang cukup signifikan pada tahun 2015 dikarenakan
kas dan setara kas yang menurun 200% dari tahun lalu, penurunan ini
diakibatkan meningkatnya jumlah penjualan kredit. Sedangkan
peningkatan kewajiban lancar diakibatkan karena meningkatnya jumlah
c) Rasio Kas
Rasio Kas digunakan
untuk membandingkan total kas dengan setara kas dan
investasi jangka pendek dengan total hutang lancar.
TABEL 3.1.6 HASIL PERHITUNGAN RASIO KAS PT. AGUNG PODOMORO LAND TBK
KETERANGAN 2011 2012 2013 2014 2015
KAS DAN SETARA KAS Rp 1.834.227.199 Rp 2.225.099.936 Rp 3.177.138.834 Rp 4.336.362.908 Rp 2.894.283.235 KEWAJIBAN LANCAR Rp 2.562.062.584 Rp 4.298.842.662 Rp 5.208.638.817 Rp 5.958.969.206 Rp 7.041.359.652 TOTAL RASIO KAS 0,72 0,52 0,61 0,73 0,41
Sumber: data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk. Yang telah diolah
Berdasarkan perhitungan rasio di atas diketahui bahwa kas dan
setara kas PT. Agung podomoro Land Tbk terhadap Kewajiban Lancar
perusahaan tersebut mengalami peningkatan dan penurunan yang masih
stabil. Yang berarti pada 5 (lima) tahun terakhir ini perusahaan mampu
menghasilkan perputaran aset lancar ke kewajiban lancar yang cukup baik,
yang artinya Rp. 1 dari kewajiban lancar perusahaan mampu di biayai
oleh Rp. 0,70 dari aset tetap. Peningkatan kewajiban lancar yang cukup
singnifikan mencapai 100% pada tahun 2015 peningkatan kewajiban
lancar ini diakibatkan adanya peningkatan utang obligasi yang digunakan
untuk pengembangan perusahaan.
b. Rasio Profitabilitas
1) Analisis Rasio Profitabilitas pada Laporan Keuangan PT.
Sentul City Tbk
a) Rasio Return On Assets
Rasio ini dapat memperlihatkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan total
aset yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai rasio yang
tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset yang baik,
sedangkan nilai rasio yang rendah menunjukkan
manajemen aset yang kurang baik.
Rasio Return On Assets dapat dihitung dengan rumus:
Tabel 3.1.7 Hasil Perhitungan Rasio Return On Assets PT. Sentul City Tbk Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba (rugi) bersih Rp. 136.450.036.260 Rp. 220.979.887.692 Rp. 605.150.753.450 Rp. 40.788.335.885 Rp. 66.937.116.420 Total Assets Rp. 5290382916872 Rp. 6154231305371 Rp. 10.665.713.316.698 Rp. 9.796.065.262.250 Rp. 11.145.896.809.593 Total rasio 2,58 3,59 5,67 0,42 0,60
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.7 Trend Rasio Return On Asset PT. Sentul City. Tbk
Berdasarkan perhitungan rasio Return On Assets PT. Sentul
City Tbk, dapat dilihat bahwa kenaikan tertinggi terjadi pada tahun
2013, yang berarti bahwa tingkat pengembalian laba bersih perusahaan
terhadap total Aset perusahaan cukup tinggi. Hal ini disebabkan
karena kontribusi laba bersih lebih besar dibandingkan tahun
peningkatan pendapatan usaha perseroan pada tahun 2013. Selanjutnya
pada tahun 2014 merupakan tahun terendah tingkat pengembalian laba
bersih terhadap perusahaan. Penurunan yang cukup signifikan ini
diakibatkan adanya penurunan pendapatan perusahaan, adanya
peningkatan beban pokok pendapatan perusahaan berupa lahan siap
bangun, rumah hunian, ruko dan apartemen, dan beban pokok
pendapatan lain – lain.
b) Analisis Rasio Return On Equity PT. Sentul City Tbk
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba berdasarkan modal saham yang dimiliki.
Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang
pemegang saham, rasio ini tidak mempehitungkan dividen
maupun capital gain untuk pemegang saham, karena
dividen merupakan laba atas saham yang ditanamkan.
Rasio Return On Equity dapat dihitung melalui rumus
sebagai berikut :
Tabel 3.1.8 hasil perhitungan Rasio Return On Equity PT. Sentul City Tbk Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba (rugi) bersih Rp. 136.450.036.260 Rp. 220.979.887.692 Rp. 605.150.753.450 Rp. 40.788.335.885 Rp. 66.937.116.420 Total ekuitas Rp. 4.594.536.235.454 Rp. 4.816.407.946.397 Rp. 6.879.842.825.190 Rp. 6.210.827.586.227 Rp. 6.549.719.346.013 Total rasio 2,97 4,59 8,80 0,66 1,02
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.8 trend Rasio Return On Equity PT. Sentul City Tbk
Berdasarkan rasio Return On Equity PT. Sentul City Tbk. Terlihat
bahwa pada tahun 2013 merupakan tahun tertinggi rasio pengembalian
laba bersih terhadap total ekuitas dibandingkan dengan tahun – tahun
sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan karena perusahaan mampu
meningkatkan laba bersih perusahaan, serta mampu mengurangi beban
pokok penjualan. Pada tahun 2014 merupakan tahun dimana rasio Return
ini disebabkan karena adanya menurunnya pendapatan usaha dan
meningkatnya beban pokok pendapatan usaha perseroan tersebut.
c) Analisis Rasio Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan
yang dihasilkan. Rasio ini juga akan memperlihatkan
sejauh mana pihak manajemen perusahaan dapat
memperlihatkan sejauh mana pihak manajemen
perusahaan dapat meminimalisir biaya pokok penjualan
yang merupakan beban utama penjualan maksimal dan
mendongkrak perolehan laba perusahaan. Profit margin
yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu. Profit margin yang rendah menandakan
penjualan yang terlalu rendah pada tingkat biaya tertentu,
atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu, atau kombinasi antar kedua hal tersebut. Rasio
Profit Margin dibagi menjadi 3 rasio yaitu: Rasio Margin
Laba Kotor, Rasio Margin Laba Operasional, Rasio
Margin Laba Bersih.
i. Rasio Margin Laba Kotor dapat dihitung dengan
Tabel 3.1.9 Hasil perhitungan Rasio Gross Profit Margin PT. Sentul City Tbk.
Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba kotor Rp. 236.374.318.855 Rp. 343.704.450.036 Rp. 597.063.921.193 Rp. 324.192.787.667 Rp. 229.959.266.336 Penjualan Bersih Rp. 457.832.705.535 Rp. 622.705.425.776 Rp. 961.988.029.182 Rp. 712. 462.394.627 Rp. 559.801.139.534 Total Rasio 51,63 55,20 62,07 45,50 41,08
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.9 Trend Rasio Gross Profit Margin PT. Sentul City Tbk
Berdasarkan Perhitungan Rasio Gross Profit Margin PT. Sentul
City Tbk. Dapat dilihat bahwa PT. Sentul City Tbk mengalami
penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2013 hingga tahun 2015.
Penurunan ini terjadi karena menurunya tingkat pendapatan serta
tahunnya. Beban pokok penjulaan bisa berupa beban iklan, beban
promosi, bahan baku dan lain – lain.
ii. Rasio Operating Profit Margin dapat dihitung
dengan rumus :
Tabel 3.1.10 Hasil perhitungan Rasio Operating Profit Margin PT. Sentul City Tbk Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba operasional Rp. 125.867.844.740 Rp. 233.741.225.608 Rp. 68.818.558.874 Rp. 180.984.643.056 Rp. 229.959.266.336 Penjualan bersih Rp. 457.832.705.353 Rp. 622.705.425.776 Rp. 961.988.029.182 Rp. 712.472.394.627 Rp. 559.801.139.534 Total Rasio 27,49 37,54 7,15 25,40 88,95
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.10 trend Rasio Operating Profit Margin PT. Sentul City Tbk
Berdasarkan rasio Operating Profit Margin PT. Sentul City Tbk.
Dapat dilihat bahwa rasio Operating Profit Margin diatas bahwa pada
tahun 2015 pengaruh kemampuan laba bersih penjualan perusahaan
terhadap penjualan bersih sangat besar, itu berarti tingkat beban
operasional perusahaan sangatlah tinggi. sedangkan pada tahun 2013
terjadi penuruna yang cukup drastis dari tahun sebelumnya yang
menandakan bahwa beban operasional perusahaan jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pendaptan perusahaan. Serta diikuti dengan adanya
peningkatan pendapatan perusahaan serta berkurangnya beban pokok
perusahaan.
iii. Analisis Rasio Net Profit Margin dapat dihitung
Tabel 3.1.11 Hasil Perhitungan Rasio Net Profit Margin PT. Sentul City Tbk
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.11trend Rasio Net Profit Margin PT. Sentul City Tbk.
Berdasarkan rasio diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengaruh
laba bersih terhadap penjualan bersih tertinggi terdapat pada tahun
2013. Yang berarti bahwa perusahaan dapat meningkatkan
penjualannya dan mampu meminimalisir beban beban penjualan dan
operasional perusahaan. Sedangkan pada tahun 2014 dan 2015 terjadi
Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba Bersih Rp. 136.450.036.260 Rp. 220.979.887.692 Rp. 605.150.753.450 Rp. 40.788.335.885 Rp. 66.937.116.420 Penjualan Bersih Rp. 457.832.705.353 Rp. 622.705.425.776 Rp. 961.988.029.182 Rp. 712.472.394627 Rp. 559.801.139.534 Total Rasio 29,80 35,49 62,91 5,72 11,96
penurunan yang cukup signifikan yang diakibatkan berkurangnya
jumlah pendapatan yang di peroleh perusahaan, serta adanya
peningkatan beban pokok penjualan, beban operasional penjulaan, dll.
Sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah laba bersih perusahaan..
2) Analisis Rasio Profitabilitas pada Laporan Keuangan PT. Agung
Podomoro Land Tbk
a) Rasio Return On Assets
Rasio ini dapat memperlihatkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan total aset yang dimiliki
oleh perusahaan. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi
manajemen aset yang baik, sedangkan nilai rasio yang rendah
menunjukkan manajemen aset yang kurang baik.
Rasio Return On Assets dapat dihitung dengan rumus:
Tabel 3.1.12 Hasil Perhitungan Rasio Return On Assets PT. Agung Podomoro Land Tbk. keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba bersih Rp. 684.920.756 Rp. 841.290.753 Rp. 930.240.497 Rp. 983.875.368 Rp. 1.118.073.171 Total Aset Rp. 10.787.265.542 Rp. 15.195.642.352 Rp. 19.679.908.990 Rp. 23.686.158.211 Rp. 24.559.174.988 Total rasio 6,35 5,54 4,73 4,15 4,55
Grafik 3.1.12 Trend Rasio Return On Asset PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Berdasarkan rasio Return On Aset di atas dapat dilihat bahawa dari
tahun 2011 ke tahun 2014 perputaran total laba bersih terhdap perputaran
total aset cenderung menurun, hal ini diakibatkan karena kontribusi total
laba bersih terhadap total aset lebih sedikit. Hal ini diakibatkan selama
tahun 2011 – 2014 perushaan mengalami penurunan pendapatan laba
beersih yang dikarenakan adanya peningkatan beban – beban usaha dan
beban pokok penjualan lainnya hal ini juga diakibatkan pesanan atas
properti pada perseroan diatas mengalami penurunan. Sehingga
pendapatan atas laba bersih perusahaan mengalami penurunan , sedangka
pada tahun 2015 terjadi peningkatan rasio Return On Asets yang di
karenaka kontribusi laba bersih lebih besar kepada total aset, hal ini
dikarenakan pada tahun 2015 perusahaan mampu meningkatkan penjualan
penjualan serta beban – beban usaha lainnya, hal itu terjadi karena
perusahaan mampu meningkatkan produksi serta mampu memenangkan
tender – tender properti dari perusahaan – perusahaan lain, maka dari itu
terjadi peningkatan laba bersih perusahaan.
b) Analisis Rasio Return On Equity
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan modal saham yang dimiliki. Meskipun rasio ini
mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini
tidak mempehitungkan dividen maupun capital gain untuk
pemegang saham, karena dividen merupakan laba atas saham
yang ditanamkan. Rasio Return On Equity dapat dihitung
melalui rumus sebagai berikut :
Tabel 3.1.13 Hasil Perhitungan Rasio Return On Equity PT. Agung Podomoro Land Tbk
Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba bersih Rp. 684.920.756 Rp. 841.290.753 Rp. 930.240.497 Rp. 983.875.368 Rp. 1.118.073.171 Total ekuitas Rp. 5.028.730.867 Rp. 6.38.903.770 Rp. 7.212.683.391 Rp. 8.462.884.365 Rp. 9.072.668.928 Total rasio 13,62 13,25 12,90 11,63 12,32
Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.13 Trend Rasio Return On Equity PT. Agung Podomoro Land Tbk
Berdasarkan perhitungan rasio Return On Equity PT. Agung
Podomoro Land. Tbk dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 ke tahun 2014
terjadi penurunan yang cukup signifikan atas kontribusi laba bersih
terhadap total ekuitas lebih rendah, hal ini dikarenakan penurunan total
laba bersih yang diakibatkan penurunan pendapatan perusahaan, serta
tingginya beban – beban usaha dan beban pokok penjualan, serta adanya
penurunan tingkat pemesanan properti di perseroan tersebut, maka dari itu
perusahaan mengalami penurunan atas laba bersihnya, serta karena adanya
peningkatan total ekuitas dari tahun ke tahun, yang berarti bahwa
perusahaan masih mendapatkan kepercayaan dari pihak eksternal atau
c) Analisis Rasio Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan yang
dihasilkan. Rasio ini juga akan memperlihatkan sejauh mana
pihak manajemen perusahaan dapat memperlihatkan sejauh
mana pihak manajemen perusahaan dapat meminimalisir biaya
pokok penjualan yang merupakan beban utama penjualan
maksimal dan mendongkrak perolehan laba perusahaan. Profit
margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu
rendah pada tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi
untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi antar kedua hal
tersebut. Rasio Profit Margin dibagi menjadi 3 rasio yaitu: Rasio
Margin Laba Kotor, Rasio Margin Laba Operasional, Rasio
Margin Laba Bersih.
Tabel 3.1.14 Hasil Perhitungan Rasio Gross Profit Margin PT. Agung Podomoro Land Tbk. keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba Kotor Rp. 1.407.920.743 Rp. 2.084.486.601 Rp. 2.354.870.722 Rp. 2.654.830.687 Rp. 3.090.896.482 Penjualan Bersih Rp. 3.824.009.116 Rp. 4.689.429.510 Rp. 4.901.191.373 Rp. 5.296.565.860 Rp. 5971.581.977 Total Rasio 36,82 44,45 48,05 50,12 51,76 Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.14 Trend Rasio Gross Profit Margin PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Berdasarkan perhitungan rasio diatas dapat dilihat bahwa
perputaran rasio Gross Profit Margin pada perseroan tersebut megalami
tingkat kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya, yang berarti
bahwa kontribusi laba kotor terhadap penjualan bersih cukup besar. Yang
berarti bahwa perusahaan mampu meningkatkan penjualan dan mampu
kemajuan kinerja manajemen perusahaan dalam memasarkan produk, serta
dalam menghasilkan laba bagi perusahaan, maka penting bagi para
managemen untuk mengatur kenaikan penjualan atau mengurangi beban –
beban langsung penjualan agar tingkat kenaikan rasio Gross Profit Margin
dapat stabil setiap tahunnya.
ii. Rasio Operating Profit Margin dapat dihitung dengan
rumus:
Tabel 3.1.15 Hasil Perhitungan Rasio Operating Profit Margin PT. Agung Podomoro Land Tbk. Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba Operasional Rp. 888.224.228 Rp. 1.097.546.731 Rp. 1.177.175.519 Rp. 1.229.697.293 Rp. 1.138.920.945 Penjualan bersih Rp. 3.824.009.116 Rp. 4.689.429.510 Rp. 4.901.191.373 Rp. 5.296.565.860 Rp. 5971.581.977 Total Rasio 23,23 23,40 24,02 23,22 19,07
Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk yang telah diolah
Grafik 3.1.15 Trend Rasio Operating Profit Margin PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Berdasarkan perhitungan rasio diatas dapat dilihat bahwa tingkat
rasio Operating Profit Margin Pada PT. Agung Podomoro Land Tbk. Dari
tahun 2011 ke tahun 2013 mengalami kenaikan rasio Operating Profit
margin yang berarti laba operasional lebih tinggi kontribusinya terhadap
penjualan bersih. Hal ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan
berseih perusahaan serta adanya penurunan biaya operasional perusahaan,
ini berarti Rp. 1 pnjualan bersih perusahaan dipengaruhi oleh Rp. 23,02
laba operasional perusahaan. Sedangkan pada tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami penurunan 1% dari tahun sebelumnya, yang berarti kontribusi
dari laba operasional terhadap penjualan bersih menurun, hal ini
diakibatkan oleh adanya biaya operasional yang meningkat dari tahun
2014 hingga tahun 2015. Seperti beban penjualan, bisa berupa biaya iklan,
iii. Analisis Rasio Net Profit Margin dapat dihitung dengan
rumus:
Tabel 3.1.16 Hasil Perhitungan Rasio Net Profit Margin PT. Agung Podomoro Land Tbk. Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba bersih Rp. 684.920.756 Rp. 841.290.753 Rp. 930.240.497 Rp. 983.875.368 Rp. 1.118.073.171 Penjualan bersih Rp. 3.824.009.116 Rp. 4.689.429.510 Rp. 4.901.191.373 Rp. 5.296.565.860 Rp. 5971.581.977 Total rasio 17,91 17,94 18,98 18,58 18,72
Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.16 Trend Rasio Net Profit Margin PT. Agung Podomoro Land Tbk .
Berdasarkan rasio diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2013
perusahaan mengalami peningkatan Rasio Net Profit Margin Pt. Agung
Podomoro Land Tbk. Yang berarti bahwa total laba bersih pada tahun
2013 lebih besar terhadap penjualan bersih perusahaan. Hal ini diakibatkan
karna beban pokok penjualan dan beban operasional mengalami
penurunan atau dapat disimpulkan bahwa perusahaan (pihak managemen)
mampu meminimalkan beban beban yang mempengaruhi penjualan
perusahaan, sehingga dapat meningkatkan penjualan dan laba bersih
perusahaan. Sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurana 10% dari
tahun sebelumnya hal ini dikarenakan adanya peningkatan biaya – biaya
yang mempengaruhi penjualan perusahaan. Sedangkan pada tahun 2015
perusahaan mampu meningkatkan total laba bersih perusahaan. Atau
singkatnya perusahaan mampu meminimalikan pengeluaran / beban pokok
penjualan, beban operasional perusahaan pada tahun 2015, sehingga pada
tahun 2015 perusahaan mampu meningkatkan kembali rasio Net Profit
c. Rasio Solvabilitas
1) Rasio Solvabilitas PT. Sentul City Tbk.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas menunjukkan
besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan kewajiban
panjang perusahaan. Perusahaan yang tidak solvable adalah
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total
asetnya (Hanafi dan Halim, 2003: 81). Rasio solvabilitas dapat
dihitung dengan berbagai cara, yaitu:
a) Rasio Hutang Terhadap Aset
Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan
dibiayai oleh hutang, Rumus yang digunakan:
Tabel 3.1.17 Hasil Perhitungan Rasio Utang Terhadap Aset PT. Sentul City Tbk.
keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Utang Rp. 695.846.681.418 Rp. 1.337.823.358.974 Rp. 3.785.870.536.508 Rp. 3.585.237.676.023 Rp. 4.596.117.463.580 Aset Rp. 5.290.382.916.872 Rp. 6.156.231.305.371 Rp. 10.665.713.361.698 Rp. 9.796.065.262.250 Rp. 11.145.896.809.593 Total Rasio 0,13 0,22 0,35 0,37 0,41
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.17 Trend Rasio Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Aset PT. Sentul City Tbk.
Berdasarkan perhitungan rasio diatas dapat disimpulkan bahwa
tingkat rasio utang terhadap Aset PT. Sentul City Tbk, dari tahun 2011
hingga tahun 2015 mengalami kenaikan yag cukup signifikan setiap
tahunnya. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan total aset
perusahaan yang meningkat. Hal ini berarti bahwa perusahaan mampu
membiayai total hutangnya. Hal ini juga bisa disebabkan oleh pengurangan
jumlah pinjaman yang di ambil oleh perusahaan pada bank. Atau
perusahaan mampu memutarkan dana yang di berikan oleh bank untuk
membeli aset yang nilai jualnya lebih tinggi, melakukan penambahan
persediaan, dll. sehingga total aset yang ada bisa menutup total hutang
b) Rasio Utang Terhadap Equitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
proprsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil
bagi antara total utang dengan Modal, Rumus yang digunakan :
Tabel 3.1.18 Hasil Perhitungan Rasio Utang Terhadap Modal PT. Sentul City Tbk. Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Utang Rp. 695.846.681.418 Rp. 1.337.823.358.974 Rp. 3.785.870.536.508 Rp. 3.585.237.676.023 Rp. 4.596.177.463.580 Modal Rp. 4.594.536.235.454 Rp. 4.816.407.946.397 Rp. 6.879.842.825.190 Rp. 6.210.827.586.227 Rp. 6.549.719.346.013 Total Rasio 0,15 0,28 0,55 0,58 0,70
Sumber: Data sekunder PT. Sentul city Tbk. yang telah diolah
Berdasarkan perhitungan Rasio Utang Terhadap Modal PT. Sentul
City Tbk. Dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 hingga tahun 2015
perusahaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya.
Hal ini berarti bahwa Rp. 1 dari Utang atau Pinjaman perusahaan dijamin
oleh Rp. 0,70 dari modal perusahaan. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan jumlah utang perusahaan. Tetapi peningkatan hutang
perusahaan mampu dibiayai oleh pendapatan modal atau modal
perusahaan yang diperoleh dari pihak ketiga. Kondisi ini cukup
menyulitkan perusahaan karena jika semakin tinggi Rasio Utang Terhadap
Modal, maka semakin banyak pula modal yang dikeluarkan perusahaan
untuk menjamin utang perusahaan. Sedangkan perusahaan memerlukan
utang dan modal perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Maka
dari itu perusahaan harus lebih giat untuk melakukan penjualan atau untuk
mendapatkan keuntungan guna membantu pembayaran utang perusahaan.
c) Rasio hutang jangka panjang terhadap modal
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya proporsi utang jangka panjang terhadap modal. Rumus
Tabel 3.1.19 Hasil Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal PT. Sentul City Tbk. Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Utang Jangka Panjang Rp. 170.750.490.080 Rp. 683.549.510.334 Rp. 2.328.486.735.736 Rp. 1.258.591.288.679 Rp. 1.368.252.636.975 Modal Rp. 4.594.536.235.454 Rp. 4.816.407.946.397 Rp. 6.879.842.825.190 Rp. 6.210.827.586.227 Rp. 6.549.719.346.013 Total Rasio 0,04 0,14 0,34 0,20 0,21
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.19 Trend Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal PT. Sentul City Tbk.
Berdasarkan perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap
Modal PT. Sentul City Tbk. Dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 hingga
tahun 2013 mengalami kenaikan rasio Utang Jangka Panjang Terhadap
Modal, hal ini diakibatkan adanya peningkatan utang Jangka panjang
Perusahaan pada tahun 2013. Peningkatan utang jangka panjang ini
dalam hal membeli bahan – bahan bangunan yang digunakan dalam
membuat Real Estate. Sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 terjadi
penurunan dalam tingkat Rasio Utang jangka Panjang terhadap Modal
Perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan
menggunakan modal usahanya untuk mengembangkan usahanya dibanding
mengajukan pinjaman ke bank lain. Hal ini mengakibatkan penurunan
jumlah hutang jangka panjang perusahaan.
d) Rasio kelipatan bunga
Merupakan rasio yang menunjukan sejauh mana atau
berapa kali kemampuan perusahaan dalam membayar bunga,
kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba sebelum
bunga dan pajak. Rumus rasio kelipatan bunga :
Tabel 3.1.20 Hasil Perhitungan Rasio Kelipatan Bunga yang dihasilkan PT. Sentul City Tbk. keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba sebelum bunga dan pajak Rp. 156.853.638.596 Rp. 248.345.307.082 Rp. 640.129.649.223 Rp. 68.506.952.993 Rp. 62.046.220.824 Beban Bunga Rp. 59.802.838.157 Rp. 74.283.835.933 Rp. 13.903.347.063 Rp. 67.498.318.947 Rp. 20.602.203.114 Total Rasio 2,62 3,34 46,04 1,01 3,01
Grafik 3.1.20 Trend Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan PT. Sentul City Tbk.
Berdasarkan perhitungan Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan
PT. Sentul City Tbk dapat dilihat bahwa tahun 2013 merupaka tahun
tertinggi dari total Rasio Kelipatan Bunga yang dihasilkan, hal ini berarti
bahwa perusahaan memiliki kemampuan dari laba sebelum bunga dan
pajak perusahaan untuk membayar beban bunga pada tahun 2013 sebanyak
46,04 %. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menekan biaya
operasional perusahaan dan meningkatkan harga jual perusahaan, serta
adanya penurunan tingkat beban bunga perusahaan pada tahun 2013,
sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak
perusahaan. Maka dari itu perusahaan mampu membayar beban bunga
pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 hingga tahun 2015
perusahaan mengalami penurunan tingkat Rasio Kelipatan Bunga yang
tahun tersebut hanya mampu membayar biaya bunga sebesar 3,01% dari
beban bunga perusahaan. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya peningkatan
biaya operasional perusahaan, serta rendahnya harga properti pada tahun
tersebut sehingga perusahaan tidak dapat meningkatkan jumlah laba
sebelum bunga dan pajaknya.
e) Rasio laba operasional terhadap kewajiban
`Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban. Kemampuan
perusahaan disini diukur dari jumlah laba operasional.
Tabel 3.1.21 Hasil Perhitungan Rasio Laba Operasional Terhadap Kewajiban PT.
Sentul City tbk. keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba Operasional Rp. 125.853.638.596 Rp. 233.741.225.608 Rp. 68.818.558.874 Rp. 180.984.643.056 Rp. 204.547.112.322 Kewajiban Rp. 695.846.681.418 Rp. 1.337.823.358.974 Rp. 3.785.870.536.508 Rp. 3.585.237.676.023 Rp. 4.596.177.463.580 Total Rasio 0,18 0,17 0,02 0,05 0,04
Grafik 3.1.21 Trend Rasio Laba Operasional Terhadap Kewajiban PT. Sentul City Tbk.
Berdasarkan perhitungan Rasio Laba Operasional Terhadap
Kewajiban PT. Sentul City Tbk dapat dilihat bahwa dari tahun 2011
hingga tahun 2013 mengalami tingkat penurunan yang cukup signifikan,
hal ini diakibatkan adanya penurunan Laba operasional perusahaan yang
diakibatkan oleh meningkatnya beban operasional perusahaan, serta
adanya peningkatan kewajiban perusahaan perusahaan yang cukup
signifikan. Meningkatnya kewajiban perusahaan, hal ini sebaiknya tidak
membuat para investor menjadi khawatir untuk memberikan pinjaman
dana pada perusahaannya. Karena semakin banyak kewajiban perusahaan
makan semakin banyak pula kepercayaan investor yang sudah
memberikan pinjaman kepada perusahaan untuk melakukan
pengembangan perusahaan. Namun hal ini juga perlu menjadi perhatian
menjaga kepercayaan pihak ketiga dalam pembiayaan kewajiban
perusahaan. Sedangkan pada tahun 2014 dari tahun 2013 perusahaan
sudah mampu meningkatan kembali laba operasional perusahaan sehingga
perusahaan mampu sedikit demi sedikit mengurangi kewajiban
perusahaan. Namun pada tahun 2015 kembali terjadi penurunan walaupun
tidak signifikan, hal ini disebabkan karena perusahaan membutuhkan
tambahan dana untuk melakukan penyelesaian atas proyek yang diterima
perusahaan.
2) Rasio solvabilitas PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas
menunjukkan besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan
kewajiban panjang perusahaan. Perusahaan yang tidak solvable
adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar
dibandingkan total asetnya, (Hanafi dan Halim, 2003: 81). Rasio
solvabilitas dapat dihitung dengan berbagai cara, yaitu:
a) Rasio utang Terhadap Aset
Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan
total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, Rumus yang
Tabel 3.1.22 Hasil Perhitungan Rasio Utang Terhadap Aset PT. Agung Podomoro Land Tbk. keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Utang Rp 5.758.534.675 Rp 9.095.791.840 Rp 12.467.225.579 Rp 15.223.273.846 Rp 15.486.506.033 Aset Rp 10.787.265.542 Rp 15.195.642.352 Rp 19.679.908.990 Rp 23.686.158.211 Rp 24.559.174.988 Total Rasio 0,53 0,60 0,63 0,64 0,63
Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.22 Trend Rasio Utang Terhadap Aset PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Berdasarkan perhitungan rasio Utang Terhadap Aset PT. Agung
Podomoro Land Tbk. Dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 hingga tahun
2015 terjadi kenaikan Rasio Utang Terhadap Aset perusahaan. Kenaikan
ini cukup signifikan kenaikannya, hal ini disebabkan oleh adanya
peningkatan total hutang perusahaan. Peningkatan total hutang usaha
tersebut juga diikuti oleh peningkatan total aset. Dengan demikian berarti
bahwa adanya peningkatan hutang perusahaan tersebut digunakan untuk
mengembangkan usahanya, dan untuk meningkatan persediaan
perusahaan. yang berarti bahwa Rp. 1 dari total hutang perusahaan mampu
dikembalikan dengan Rp. 0,60 dari total aset perusahaannya. Hal ini juga
berarti bahwa perusahaan masih mendapatkan kepercayaan dari setiap
kreditornya untuk mengambil pinjaman guna mengembangkan usahanya,
perusahaan yang ada mampu untuk mengembalikan semua total hutang
perusahaan.
b) Rasio Utang Terhadap Equitas.
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya proprsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung
sebagai hasil bagi antara total utang dengan Modal, Rumus
yang digunakan :
Tabel 3.1.23 Hasil Perhitungan Rasio Utang Terhadap Modal PT. Agung Podomoro Land Tbk. Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Utang Rp 5.758.534.675 Rp 9.095.791.840 Rp 12.467.225.579 Rp 15.223.273.846 Rp 15.486.506.033 Modal Rp 5.028.730.867 Rp 6.348.903.770 Rp 7.212.683.391 Rp 8.462.884.365 Rp 9.072.668.928 Total Rasio 1,15 1,43 1,73 1,80 1,71
Sumber: Data Sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk yang telah diolah
Grafik 3.1.23 Trend Rasio Utang Terhadap Modal PT. Agung Podomoro Land Tbk
Berdasarkan perhitungan Rasio Utang Terhadap Modal PT. Agung
Podomoro Land Tbk. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 hingga tahun 2014
mengalami peningkatan rasio Utang Terhadap Modal Perseroaan tersebut. Hal ini
disebabkan oleh adanya peningkatan hutang perusahaan dibandingkan modal yang
di peroleh perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan membutuhkan suntikan
dana yang cukup besar untuk melakukan pengenmbangan terhadap
perusahaannya, atau bisa juga karena perusahaan memerlukan dana guna
menyelesaikan proyeknya. Jadi, dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar pembiayaan perusahaan berasal dari pinjaman ( Hutang ). Keadaan
ini berarti bahwa perusahaan masih memperoleh kepercayaan yang cukup besar
dari pihak kreditor untuk mengambil pinjaman.
c) Rasio utang jangka panjang
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
proporsi utang jangka panjang terhadap modal. Rumus yang
digunakan :
Tabel 3.1.24 Hasil Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal PT. Agung Podomoro Land Tbk.
keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Utang Jangka Panjang Rp 4.913.723.332 Rp 4.547.895.920 Rp 7.258.586.782 Rp 9.264.304.640 Rp 8.445.146.408 Modal Rp 5.028.730.867 Rp 6.348.903.770 Rp 7.212.683.391 Rp 8.462.884.365 Rp 9.072.668.928 Total Rasio 0,98 0,72 1,01 1,09 0,93
Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk yang telah diolah
Grafik 3.1.24 Trend Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal PT. Agung
Podomoro Land Tbk.
Berdasarkan perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal
PT. Agung Podomoro Land Tbk dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami
tingkat kenaikan dan penurunan yang cukup signifikian setiap tahunnya, hal ini
dapat dilihat pada tahun 2012 merupakan tahun terendah dari Rasio Utang Jangka
Panjang Terhadap Modal Perusahaan, hal ini disebabkan karena adanya
penurunan tingkat hutang Jangka Panjang perusahaan, yang berarti bahwa
perusahaan Mampu mengurangi hutang jangka panjangnya dari tahun
perusahaan di bantu oleh jumlah modal perusahaan. Sedangkan pada tahun 2014
mengalami peningkatan Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal
Perusahaan, adanya peningkatan hutang Jangka Panjang Perusahaan, peningkatan
ini dikarenakan perusahaan membutuhkan dana untuk melakukan pengembangan
usahanya, karena jika perusahaan hanya bergantung pada perputaran dari dana
Penjualan maka perusahaan akan kewalahan dalam menyelesaikan semua proyek
– proyek yang sedang di tanganinya. Maka dari itu, perusahaan memerlukan dana
sampingan untuk menutup kekurangan dananya. Salah satunya dari dana pinjaman
jangka panjang.
d) Rasio kelipatan bunga
Merupakan rasio yang menunjukan sejauh mana atau berapa kali
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga, kemampuan
perusahaan disini diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan
pajak. Rumus rasio kelipatan bunga :
Tabel 3.1.25 Hasil Perhitungan Rasio Kelipatan Bunga Yang Dihasilkan PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba Sebelum
bunga dan pajak
Rp 888.224.228 Rp 1.097.546.731 Rp 1.177.175.519 Rp 1.229.697.293 Rp 1.138.920.945 Beban Bunga Rp 123.237.957 Rp 378.462.634 Rp 476.950.569 Rp 613.844.904 Rp 683.405.853 Total Rasio 7,21 2,90 2,47 2,00 1,67
Sumber: Data sekunder PT. Agung Podomoro Land Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.25 Trend Rasio Kelipatan Bunga Yang Dihasilkan PT. Agung
Podomoro Land Tbk
Berdasarkan hasil Perhitungan Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan
PT. Agung Podomoro Land Tbk dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 hinga
tahun 2015 perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan pada
rasio ini hal ini diakibatkan adanya peningakatan beban bunga dari usaha
tersebut. Walau demikian, perusahaan masih mampu membayar beban
Tingginya beban bunga yang dihasilkan oleh perusahaan disebabkan adanya
peningkatan pajak pembangunan, pembuatan ijin mendirikan bangunan,
serta beban bunga yang timbul dari adanya pinjaman jangka pendek dan
jangka panjangnya. Semakin tinggi pinjaman perusahaan maka semakin
besar pula beban bunga yang akan dihasilkan oelh perusahaan. Untuk
menghindari adanya peningkatan perusahaan, perusahaan harus
mengalihkan pinjaman berupa hutang menjadi pinjaman modal. Agar
tingkat beban bunga perusahaan mangalami penurunan.
e) Rasio laba operasional terhadap kewajiban
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam melunasi seluruh kewajiban. Kemampuan perusahaan
disini diukur dari jumlah laba operasional.
Tabel 3.1.26 Hasil Perhitungan Rasio Laba Operasional Terhadap Kewajiban PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Laba Operasional Rp 830.515.842 Rp 1.260.160.168 Rp 1.275.609.126 Rp 1.429.581.653 Rp 1.688.236.522 Kewajiban Rp 5.758.534.675 Rp 9.095.791.840 Rp 12.467.225.579 Rp 15.223.273.846 Rp 15.486.506.033 Total Rasio 0,14 0,14 0,10 0,09 0,11
Grafik 3.1.26 Trend Rasio Laba Operasional Terhadap Kewajiban PT. Agung Podomoro Land Tbk.
Berdasarkan hasil Perhitungan Rasio Laba Operasional Terhadap
Kewajiban PT. Agung Podomoro Land Tbk dapat dilihat bahwa dari tahun
2011 hingga tahun 2014 mengalami tingkat penurunan yang cukup
signifikan yang berarti bahwa kontri busi laba operasional perusahaan
terhadap kewajiban perusahaan mengalami penurunan. Penurunan tingkat
laba operasional perusahaan dikarenakan adanya peningkatan beban – beban
operasional perusahaan, serta semakin meningginya kewajiban perusahaan.
Peningkatan kewajiban perusahaan digunakan untuk mengembangkan
kegiatan usaha perusahaan. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami sedikit
peningkatan yang berarti laba operasional perusahaan pada tahun itu
d. Rasio Aktivitas
1) Rasio Aktivitas PT. Sentul City Tbk
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh
mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat
efektivitas aset Rasio ini melihat pada beberapa aset
kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas
aktiva-aktiva tersebut pada kegiatan tertentu. Aktivitas yang
rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada
aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio
menunjukkan keefektifan sebuah perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio aktivitas
terdiri dari :
a) Rasio Perputaran Piutang
Rata-rata umur piutang melihat berapa lama
yang diperlukan untuk melunasi piutang .Semakin
lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana
yang tertanam pada piutang. Semakin tinggi tingkat
perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang
diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih
menjadi uang tunai atau menunjukkan modal kerja
tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang
dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
dpat ditagih dalam bentuk uang tunai atau
menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam
piutang dalam piutang besar.Rumus dari rasio
perputaran piutang :
Perputaran piutang = Penjualan
Piutang
Rata-rata umur piutang = 365
Perputaran piutang
Tabel 3.1.27 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Piutang Usaha PT. Sentul City Tbk. keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Penjualan kredit (70%) Rp 320.476.593.747 Rp 435.893.798.043 Rp 673.391.620.427 Rp 498.730.676.239 Rp 391.860.797.674 Rata – Rata Piutang Usaha Rp 205.611.886.897 Rp 371.532.557.296 Rp 544.476.745.078 Rp 605.306.975.636 Rp 569.082.596.802 Lamanya 234 311 295 443 530 Total 1,56 1,17 1,24 0,82 0,69
Sumber: Data sekunder PT. Sentul City Tbk. yang telah diolah
Grafik 3.1.27 Trend Rasio Perputaran Piutang Usaha PT. Sentul City Tbk.
Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Perputaran Piutang Usaha PT.
Sentul City Tbk dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 hingga tahun 2015
mengalami penurunan tingkat rasio yang cukup signifikan walaupun pada
tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan Perputaran Piutang Usaha, hal
ini disebabkan karena adanya peningkatan penjualan kredit perusahaan dan
peningkatan rata – rata total Piutang usaha. Yang berarti bahwa perusahaan
baru bisa merealisasikan piutangnya selama kurang lebih 400 kali, hal ini
cukup menyulitkan bagi perusahaan, karena pihak manajemen belum bisa
efektif dalam melakukan penagihan piutangnya. Namun, pada tahun 2013
mengalami peningkatan tingkat perputaran rasio Perputaran Piutang Usaha.
Hal ini dikarenakan penurunan penjualan kredit dan penurunan rata – rata
Piutang usaha maka dari itu perusahaan mampu merealisasikan piutang