• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILUSTRASI CERGAM BAWANG DAN KESUNA SEBAGAI MITEM VISUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ILUSTRASI CERGAM BAWANG DAN KESUNA SEBAGAI MITEM VISUAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ILUSTRASI CERGAM BAWANG DAN KESUNA SEBAGAI MITEM VISUAL

Oleh

I Wayan Nuriarta

Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar, Bali-Indonesia email:

iwayannuriarta@gmail.com / nuriarta@isi-dps.ac.id

Abstrak

Gambar Ilustrasi merupakan sebuah gambar yang mampu menerangkan peristiwa atau cerita tertentu. Sifat gambar ilustrasi adalah memperjelas secara visual sesuatu yang diterangkannya. Gambar ilustrasi yang mampu “memotret” sebuah kejadian selanjutnya bisa digunakan dalam karya cergam untuk menerangkan tahapan-tahapan cerita. Cergam atau cerita bergambar merupakan salah satu karya komunikasi visual. Cergam selalu hadir dengan memanfaatkan teks visual/gambar dan teks verbal/narasi cerita dalam menyampaikan pesan. Salah satu karya cergam yang akan dibahas sebagai mitem visual pada tulisan ini adalah karya cergam yang berjudul Bawang dan Kesuna cerita oleh Made Taro dengan ilustrasi dibuat oleh Ketut Nama. Cerita ini dipilih karena hadir secara sederhana dalam mengantarkan pembaca memahami sebuah kisah termasuk pesan moral yang terkandung di dalamnya. Cerita yang terangkai menjadi narasi utuh tersebut dalam pengungkapannya pada cergam dapat diamati struktur mitem-mitem visualnya. Cerita Made Taro, pada mitem-mitemnya diambil untuk dibuatkan gambar ilustrasi oleh Ketut Nama. Nama dalam penggalan ceritanya mengambil adegan-adegan khusus yang selanjutnya melahirkan mitem visual. Masing-masing mitem memiliki maknanya. Makna cerita dengan membaca struktur cerita ditemukan pemaknaan yang semakin mendalam. Kehadiran mitem visual dalam cergam sangat membantu pembaca dalam memahami cerita secara keseluruhan. Mitem-mitem ini sangat penting dilihat untuk memfokuskan berbagai adegan dalam cerita.

(2)

PENDAHULUAN

Gambar Ilustrasi adalah sebuah gambar yang mampu menerangkan peristiwa atau cerita tertentu. Sifat gambar ilustrasi adalah memperjelas secara visual sesuatu yang diterangkannya. Misalnya karya cerpen pada media massa yang penuh dengan teks tulis kemudian diberikan satu gambar yang dianggap mampu mewakili atau

menerangkan sebuah cerita secara keseluruhan. Tentu gambar pada gambar ilustrasi ini tidak bisa menyimpulkan semua adegan kisah yang diceritakan. Ilustrasi hanya mampu mewakili adegan tertentu yang dipandang oleh ilustrator sebagai peristiwa yang paling menarik. Gambar ilustrasi yang mempu “memotret” sebuah kejadian selanjutnya bisa digunakan dalam sebuah karya cergam.

Cergam atau cerita bergambar merupakan salah satu karya komunikasi visual. Cergam selalu hadir dengan memanfaatkan teks visual/gambar dan teks verbal/narasi cerita dalam menyampaikan pesannya. Hubungan antara gambar dan narasi saling mendukung untuk memperkuat cerita. Gambar memperkuat narasi dan begitupula sebaliknya. Tanpa kehadiran salah satu teks, maka cerita tidak akan tersampaikan dengan baik. Pembacaan terhadap cerita pun akan mengalami kesulitan.

Cergam terdiri atas beberapa gambar ilustrasi yang menerangkan penggalan sebuah kisah. Meskipun memanfaatkan beberapa gambar ilustrasi, sebuah cergam berbeda dengan komik. Dalam komik, gambar-gambar ilustrasi dapat dibaca transisi panel yang menunjukan aksi ke akasi para tokoh atau menunjukan lokasi ke lokasi sebuah cerita. Sementara karya cergam tidak memanfaatkan panel-panel seperti pada komik, dan juga tidak ada transisi panel yang bisa dibaca.

Salah satu karya cergam yang akan dibahas sebagai mitem visual pada tulisan ini adalah karya cergam yang berjudul Bawang dan Kesuna cerita oleh Made Taro dengan ilustrasi dibuat oleh Ketut Nama. Cerita ini dipilih karena cerita ini hadir secara sederhana dalam mengantarkan pembaca memahami sebuah kisah termasuk pesan moral yang terkandung di dalamnya. Tulisan ini akan membahas tentang gambar-gambar ilustrasi pada cergam Bawang dan Kesuna sebagai mitem (mythems) visual. Pembahasan tentang mitem akan mempergunakan teori struktural atas mitos oleh Levi Strauss.

(3)

PEMBAHASAN

Levi Strauss menyebutkan bahwa mitos sama dengan bahasa. Sebagaimana bahasa yang tersusun atas elemen-elemen seperti fonem-fonem, mitos pun terdiri atas unit unit lebih kecil yang disebut mitem (mythems). Makna dari sebuah mitos diperoleh dari mitem-mitem dan sekaligus merefleksikan bagaimana mitem-mitem tersebut tersusun menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam karya cergam Bawang dan Kesuna, narasi secara keseluruhan merupakan cerita utuh. Sementara gambar-gambar ilustrasi dipandang sebagai sebuah mitem visual, karena gambar-gambar ini menjadi unit-unit kecil dari tiap adegan dalam cerita. Mitem visual dimaksudkan sebagai unit-unit kecil atau bagian-bagian khusus dari adegan/ alur cerita yang dibuatkan dalam bentuk gambar. Gabungan gambar-gambar yang merupakan mitem-mitem visual secara keseluruhan menghadirkan narasi cerita Bawang dan Kesuna. Masing-masing mitem visual menjadi pilihan adegan untuk menghadirkan makna-makna.

Narasi cerita Bawang dan Kesuna oleh Made Taro dapat dibaca sebagai berikut;

Di sebuah desaa hiduplah dua oramg bersaudara. Bawang dan Kesuna. Kedua bersaudara ini hidup bersama orang tuanya. Bawang dan Kesuna memiliki sifat yang sangat jauh berbeda. Bawang adalah seorang pemalas dan tidak suka bekerja keras. Ia juga seorang yang irihati dan suka memfitnah. Lain halnya Kesuna. Ia pendiam, jujur dan rajin bekerja. Hampir semua pekerjaan rumah tangga ia yang mengerjakan. Walaupun Kesuna rajin bekerja, kedua orang tuanya lebih saying kepada Bawang, karena Bawang pandai bermuka-muka sehingga segala yang dikatakannya selalu dipercaya oleh orang tuanya.

Pada suatu hari kedua orangtuanya pergi. Ayahnya ke sawah dan ibunya ke pasar. Bawang dan Kesuna diberikan tugas untuk memasak di dapur. “Bawang, Bawang”, kata Kesuna sepeninggal ibunya. “Tumbuklah pada terlebih dahulu”. Jawab Bawang:”Tumbuklah dulu Kesuna, nanti aku yang mengayak”. Selesai menumbuk lalu Kesuna menyuruh Bawang mengayak:” Bawang, Bawang, ayaklah padi itu sekarang”. “Ayaklah dulu, nanti aku yang memasak” kata Bawang. Selesai mengayak Kesuna berkata lagi:” Bawang, Bawang, beras sudah siap dimasak, masuklah ke dapur”. “Masaklah dulu, nanti aku yang mematikan apinya,” jawab Bawang. Mendengar jawaban Bawang yang itu-itu saja, akhirnya Kesuna tidak mau lagi meminta bantuan. Setelah Kesuna menyelesaikan semua pekerjaan, ia lalu pergi mandi ke sungai.

Ketika ibunya dating Bawang segera ke dapur. Sekujur tubuhnya dilumuri abu dapur. Bawang pura-pura sibuk menjerang air dan memasukan kayu api ke dalam tungku. Lalu ia melaporkan kelakuan Kesuna. Katanya, Kesuna hanya bersenang-senang dan tidak mau bekerja. Bawang mengaku ia sendirianlah yang mengerjakan semua itu. Mendengar laporan Bawang,

(4)

ibunya seketika menjadi murka dan ketika Kesuna kembali dari sungai, ibunya mengambil sapu lidi lalu memukuli Kesuna berkali-kali. Badan Kesuna babak belur. Ia mengaduh kesakitan, tetapi ibunya terus memukulinya. Dalam keadaan menangis ia diusir oleh ibunya.

Kesuna sedih dan bingung. Sambil menyesali penderitaannya, ia meninggalkan rumah. Berjalan terlunta-lunta, entah kemana arahnya. Kesuna pasrah akan nasibnya. Akhirnya ia sampai di tengah hutan. Di baah pohon yang rindang ia duduk beristirahat. Tiba-tiba seekor cerukcuk kuning bernyanyi-nyanyi dari dahan pohon itu. Kesuna berharap semoga burung itu mau membunuhnya. “Crukcuk Kuning, Cerukcuk Kuning. Patuklah ubunubunku. Biar aku cepat mati”

Burung cerukcuk itu terbang merendah kemudian mematuk ubun-ubun Kesuna. Kesuna mengira ubun-ubunnya telah luka, tetapi ternyata di kepalanya terpasang rangkain bunga emas. “Mengapa aku tidak kau bunuh, Crukcuk?” katanya menyesal. “Crukcuk Kuning, Crukcuk Kuning. Patuklah leherku. Biar aku cepat mati”.

Burung itu mendekat lagu lalu mematuk lehernya, tetapi yang tumbuh bukan luka melainkan kalung emas. Sekali lagi Kesuna berkata:”Mengapa aku tidak kau bunuh, Crukcuk?” Kemudian cerukcuk kuning mematuk telinga, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan jari-jemari Kesuna. Yang tumbuh bukan luka, tetapi anting-anting, cincin berlian dan gelang emas yang gemerlap.

Kesuna mulai menyadari bahwa dirinya telah ditolong oleh Cerukcuk Kuning. “Rupa-rupanya masih ada yang menghargai kejujuranku”, katanya dalam hati. Semangat hidupnya muncul kembali. Ia percaya bahwa dirinya ada yang melindungi. Maka, ia memutuskan untuk kembali pulang.

Malam hari setiba di rumah, Kesuna mengetuk pintu. “Ayah, Ibuku_Bukalah pintu untuk anakmu_Kesuna telah pulang”. Mendengar suara Kesuna, Ayahnya marah. “Aku tidak punya anak bernama Kesuna. Ia telah mati”, serunya. Kesuna tidak mau berputus asa. Ia mengetuk lagi:”Kesuna masih hidup dan kini pulang kembali, Ayah”. Namun jawaban ayahnya sama saja: “Sudah aku katakana aku tidak punya anak yang bernama Kesuna. Ia sudah mati. Pergi sana!”, seru ayahnya.

Karena gagal membuka pintu orang tuanya, lalu Kesuna pergi ke rumah neneknya. Diketuknya pintu. Nenek, Nenekku_Bukakan pintu untuk cucumu_Kesuna telah datang. Setelah berkali-kali pintu diketuk, barulah neneknya pecaya bahwa suara itu suara Kesuna. Pintu pun dibuka. Betapa ring gembiranya nenek melihat Kesuna. Cucunya yang dikira telah tiada itu muncul kembali. Betapa takjub sang nenek melihat gemerlapnya perhiasan yang digunkaan Kesuna. Kesuna cantik sekali. “ Kamu jangan pergi lagi, tinggallah di sini!” kata neneknya sambil memeluk Kesuna.

Beberapa hari kemudian. di suatu pagi, datanglah Bawang ke rumah neneknya. Ia disuruh meminta api oleh ayahnya. Ketika sedang menyulut api di dapur ia mendengar suara aneh di kamar neneknya. Nyet, nyet,

(5)

nyet………….. “ Nenek suara apakah itu?” “Suara kumbang” jawab nenek. Kemudian Bawang kembali menyulut api. Ketika api akan menyala, Bawang mendengar sauara aneh itu lagi. Nyet, Nyet, nyet,………. “ Nenek suara apakah itu?” “Suara kumbang” jawab nenek. Bawang tidak percaya, lalu ia mendobrak pintu kamar nenek. Betapa herannya Bawang melihat Kesuna yang sedang memintal benang. Ia bertambah heran lagi setelah menlihat gemerlapnya perhiasan yang dikenakan Kesuna. “Kesuna, katanya malu-malu. Boleh aku minta setangkai bunga emasmu?”

Tentu saja Kesuna tidak mau memberikannya. Masih terngiang di telinganya bagaimana Bawang memfitnahnya. Bagaimana Ibunya memukulinya dan bagaimana Ayahnya mengusirnya. Bawang pun kembali pulang. Ia menangis meraung-raung. Ayahnya amat marah karena Bawang pulang tanpa membawa api dan ia lebih marah lagi saat mendengar Kesuna masih hidup.

Lama-kelamaan Bawang dan Orang tuanya tahu rahasia perhiaan yang diperoleh Kesuna. Bawang juga ingin bertemu dengan burung cerukcuk. Kemudian Bawang berpura-pura dimarahi ibunya dan dipukuli dengan sapu lidi. Bawang pura-pura menangis lalu pergi ke dalam hutan.

Setelah berjumpa dengan cerukcuk kuning, lalu ia menyuruh burung itu mematuk-matuk sekujur tubuhnya: “Cerukcuk Kuning, Cerukcuk Kuning_Patuklah ubun-ubunku, telingaku, leherku, tanganku, kakiku, jarijariku, sekujur tubuhku. Biar tubuhku penuh dengan emas berlian. Crukcuk terbang merendah lalu mematuk-matuk ubun-ubun, telinga, leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan jari-jarinya. Bukan emas berlian yang tumbuh, melainkan luka parah yang bermunculan di sekujur tubuhnya. Makinlama luka itu bertambah parah, dan Bawang pun mati di tempat itu juga.

Narasi cerita tersebut selanjutnya dibuatkan gambar ilustrasi untuk hadir sebagai karya cergam. Pengambilan adegan-adegan tertentu menjadi beberapa gambar ilustrasi merupakan bentuk mitem visual dari kisah Bawang dan Kesuna secara keseluruhan. Struktur pengambilan gambar ilustrasinya menjadi mitem-mitem cerita secara utuh. Bagian-bagian gambar ilustrasi yang mengambil adegan-adegan tertentu adalah struktur dalam kajian struktural Levi Strauss.

Mitem- mitem visual tersebut hadir seperti dibawah ini:

(6)
(7)

Mitem-mitem visual itu menghadirkan gambar; (1) Dalam mitosnya Bawang dan Kesuna, mitem-mitem seperti Bawang dan Kesuna yang memiliki sifat sangat jauh berbeda. Bawang adalah seorang pemalas dan tidak suka bekerja keras. Mite mini adalah salah satu bentuk pengungkapan mitos yang menyatakan adanya kehidupan yang dipandang sebagaim oposisi biner semacam baik x buruk. Baik dan buruk yang selalu hidup berdampingan. (2) Bawang dan Kesuna diberikan tugas untuk memasak di dapur. Mitem visual ini menyatakan bahwa hubungan darah seorang anak harus melaksanakan kewajiban sesuai yang diperintahkan oleh orang tuanya. (3) Bawang mengaku ia sendirianlah yang mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh ibunya itu. Mendengar laporan Bawang, ibunya seketika menjadi murka dan ketika Kesuna kembali dari sungai, ibunya mengambil sapu lidi lalu memukuli Kesuna berkali-kali. Mitem ini menyatakan bahwa ibunya hanya mempercayai informasi tunggal tanpa menanyakannya pada anak yang lainnya. Kesakitan kadang dialami oleh mereka yang berlaku jujur.

Gambar (4) Mitem Kesuna pergi dan sampai di tengah hutan. Di bawah pohon yang rindang ia duduk beristirahat. Mitos ini menyatakan bahwa serba keputusasaan berujung pada kepasrahan akan diri. Penyerahan diri terhadap takdir dipercaya akan menjadikan semua hal kembali lebih baik. (5) Penggambaran Burung cerukcuk terbang merendah kemudian mematuk ubun-ubun Kesuna. Kesuna mengira ubunubunnya telah luka, tetapi ternyata di kepalanya terpasang rangkain bunga emas. Mitem ini menyatakan bahwa kepasrahan Kesuna akan kematian justru bertemu pada keselamatan. Kepasrahan yang menemukan jalannya. (6) Mitem: cerukcuk kuning 13

Gambar Ilustrasi pada cergam Bawang dan Kes una. Menghadirkan mitem visual sebagai unit -unit kecil dalam menyusun cerita secara keseluruhan.

(8)

mematuk telinga, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan jari-jemari Kesuna. Yang tumbuh bukan luka, tetapi anting-anting. Makna yang ingin dihadirkan adalah segala bentuk kejujuran selalu mendapatkan “hadiah”-nya, karma baik akan selalu berujung pada hal baik.

Gambar ilustrasi selanjutnya (7) Mitem; Kesuna mulai menyadari bahwa dirinya telah ditolong oleh Cerukcuk Kuning. Mitem ini menyatakan pihak yang berlaku baik akan selalu terselamatkan. (8) Malam hari setiba di rumah, Kesuna mengetuk pintu. Ayah Kesuna menolak kehadiran Kesuna di rumahnya. Mitem ini menyatakan bahwa kemarahan selalu menjadikan manusia berpikir pendek dan kehilangan akal sehatnya. (9) Kesuna pergi ke rumah neneknya. Mite mini menyatakan bahwa selalu ada tempat untuk mereka yang jujur.

Gambar ilustrasi selanjutnya sebagai mitem (10) adalah Bawang mendengar suara aneh di rumah neneknya. Neneknya memberikan jawaban atas suara aneh itu dengan menyebut sebagai suara kumbang. Mitem visual ini menghadirkan makna bahwa bagi seseorang yang sering berlaku jahat, suka memfitnah akan menjadi orang yang juga selalu tidak dipercaya. (11) Mitem visual yang dihadirkan adalah Bawang bersama ayahnya. Ia menangis meraung-raung. Mitem ini menunjukan bahwa keserakahan akan membuat orang sengsara. (12) Mitem visual Bawang berpura-pura dimarahi ibunya, dipukuli dengan sapu lidi dan berpura-pura kesakitan pergi ke hutan. Mitem visual ini menyatakan bahwa kelicikan akan selalu hadir dengan berbagai kepurapuraan. Ambisi untuk mendapatkan segala sesuatu dengan berbagai cara. (13) Mitem visual Cerukcuk Kuning mematuk-matuk badan Bawang sampai akhirnya Bawang menemui kematiannya. Mitem ini menyatakan bahwa segala bentuk tindak kejahatan akan menemui ajalnya. Maka kejahatan tidak layak untuk hidup atau dihidupkan. Mitem-mitem visual tersebut tersusun menjadi rangkaian kisah Bawang dan Kesuna. Masing-masing mitem yang dihadrikan memiliki makna-maknanya.

PENUTUP

Cerita Bawang dan Kesuna yang di tuturkan oleh Made Taro memikili berbagai makna dibalik kisah tersebut. Cerita yang terangkai menjadi narasi utuh tersebut dalam pengungkapannya pada cergam dapat diamati struktur mitem-mitem visualnya.

(9)

Cerita Bawang dan Kesuna, pada mitem-mitem struktur ceritanya diambil untuk dibuatkan gambar ilustrasi oleh Ketut Nama. Nama dalam penggalan ceritanya mengambil adegan-adegan khusus yang selanjutnya melahirkan mitem visual. Masing-masing mitem memiliki maknanya. Makna cerita dengan membaca struktur cerita ditemukan pemaknaan yang semakin mendalam. Kehadiran mitem visual dalam cergam sangat membantu pembaca dalam memahami cerita secara keseluruhan. Mitem-mitem ini sangat penting dilihat untuk memfokuskan berbagai adegan dalam cerita.

DAFTAR PUSTAKA

Nuriarta, I. W. (2019). Tanda Dan Makna Kartun Politik Koran Jawa Pos Tahun 2019. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(3), 366-371. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.795

Sutrisno, Mudji. 2005. Teori-teori Kebudayaan. Kanisius: Yogyakarta.

Taro, Made._. Bawang dan Kesuna; Union and Garlic.Balai Pustaka: Jakarta.

Website: https://www.isi-dps.ac.id/artikel/rupa-cergam-dan-komik/

Gambar

Gambar    Ilustrasi  pada cergam  Bawang dan Kes una.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perolehan indikator pemahaman konsep segiempat subjek KT dalam menyelesaikan soal yang terkait sifat-sifat segiempat yaitu, (1) dapat menyatakan kembali definisi

Google Maps Application Programming Interface (API) merupakan suatu fitur aplikasi yang dikeluarkan oleh google untuk memfasilitasi pengguna yang ingin

Data yang diperoleh dari responden mengenai persepsi Whatsapp efektif dalam mengirim pesan, suara, gambar, video antar sesama pengguna dijelaskan melalui

(2) bagaimana pengaruh Primatani terhadap perluasan sumber pendapatan petani, khususnya terkait dengan usahatani integrasi?; (3) bagaimana kontribusi pendapatan

Berdasarkan hasil uji komparasi rerata antar sel model pembelajaran yang sama pada Tabel 8 dan rerata marginal pada Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa pada model

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan berikut kajian teorinya, maka tuju- an penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran

4.1.2 Tuliskan jumlah dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan masing-masing PS atau ahli teknologi pendidikan di lingkungan unit pengelola program studi