• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR TIK

DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES

KELAS X SMA NEGERI 1 SURUH

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Gayuh Dwi Harianja Pratrisna

702012060

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika

Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah menetapkan sebuah peraturan tentang masalah pendidikan di Indonesia, yang termuat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa:pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab [ 1 ]

Namun seperti diketahui, bahwa salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah mengenai rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, perbaikan sarana dan prasarana, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat–alat pelajaran serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator kualitas pendidikan belum menunjukkan peningkatan kualitas sesuai dengan harapan.

Kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan salah satunya dapat dilihat melalui prestasi belajar yang dicapai siswa karena prestasi tersebut menunjukkan sejauh mana tingkat penguasan siswa terhadap mata pelajaran yang telah ditempuh. [ 2 ]

Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Model-model pembelajaran sosial merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian, peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya. [ 3 ]Untuk membantu Strategi pembelajaran yang aktif, guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran dan model pembelajaran yang relevan. Salah satu model yang diterapkan dalam pembelajaran yang relevan adalah model pembelajaran Examples Non

Examples. Model pembelajaran Examples Non Examples membelajarkan kepekaan siswa

terhadap permasalahan yang ada di sekitar melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar/foto/kasus yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut.Metode pembelajaran ini dapat menggeser penerapan strategi klasikal (metode cermah) menjadi suatu metode baru yang dapat mengupayakan siswa lebih aktif dan kritis dalam berfikir, sehingga siswa tidak diposisikan sebagai penerima materi yang pasif. [ 4]

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, hasil observasi, dan interview yang telah dilakukan mengenai keaktifan belajar TIK siswa, serta sepengetahuan peneliti belum pernah ada penelitian mengenai model Pembelajaran Examples Non Examples di SMA N 1 SURUH, maka peneliti ingin mengetahui pengaruh model Pembelajaran Examples Non

Examples terhadap keaktifan belajar TIK siswa di sekolah tersebut. Dengan demikian

maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar TIK dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples

(8)

2

Non Examples Kelas X SMA N 1 SURUH Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2016/2017.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Mendesain pembelajaran TIK pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Suruh kabupaten Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples.

2) Untuk mengetahui tingkat perubahan keaktifan yang terjadi pada siswa dalam partisipasi dengan diterapkannya pembelajaran strategi Model pembelajaran

Examples non Examplespada pembelajaran TIK siswa kelas X SMA Negeri 1 Suruh

kabupaten Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. KAJIAN PUSTAKA

Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan

proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. [ 5 ]

Indikator Keaktifan observasi di sekolah dalam pelajaran TIK Sebagai berikut : 1) Siswa mendengarkan materi yang disampaikan.

2) Kerjasama siswa dalam kelompok

3) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 4) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok 5) Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 6) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat

7) Memberi gagasan yang cemerlang

8) Memanfaatkan potensi anggota kelompok

9) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 10) Saling membantu dan menyelesaikan masalah

11) Melaporkan hasil diskusi kelompok.

Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi dan komputer (TIK). [ 6 ]

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengancepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan

(9)

3

Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang. [ 7 ]

Dalam pemanfaatan TIK di kelas, kita harus mengakui bahwa ketersediaan perangkat TIK di dalam kelas seringkali jumlahnya masih sangat terbatas, selain juga harus mengakui bahwa akses guru ke teknologi (TIK) kadang juga masih sangat terbatas. Oleh karena itu, dalam tahap awal perencanaan implementasi, para guru perlu lebih fokus pada model kegiatan pembelajaran menggunakan TIK. Bukan pada penggunaan perangkat TIK itu sendiri.[8 ]Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menigkatkan keaktifan siswa adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran pembelajaran yang inovatif, karena peran guru sebagai agen pembelajaran yang harus mampu membangkitkan minat belajar peserta didik.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya oleh guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran membutuhkan suatu strategi,pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu alternatif karena banyak pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampumeningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif dapat mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil.[9 ]

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. [ 10 ]Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Guru harus berani berinovasi dan beradaptasi dengan pendekatan pembelajaran PAIKEM sehingga tidak terpaku pada metode ceramah saja.Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran example non example.[ 11 ]

Model pembelajaran example non example adalah suatu model pembelajaran yang

menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran example-non example disusun dan dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai pesan dari gambar yang ditayangkan. Cara ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yaitu example dan non example dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas,

(10)

4

sedangkan non example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas”.[ 12 ]

Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples

Komalasari (2010:61-62) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran examples

non examples sebagai berikut:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada di gambar.

4. Melalui diskusi kelompok, siswa mendiskusikan permasalahan yang ada pada gambar. Hasil diskusi dari analisis permasalahan dalam gambar dicatat pada kertas. 5. Tiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi dari siswa guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7. Menarik kesimpulan

Menurut (Agus Suprijono, 2009 : 125) Langkah – langkah model pembelajaran examples

non examples diantaranya :

Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaranModifikasi model pembelajaran Examples Non Examples :

1) Guru menulis topik pembelajaran 2) Guru menulis tujuan pembelajaran

3) Guru membagi peserta didik dalam kelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang)

4) Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkannya melalui LCD atau OHP

5) Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat rangkuman tentang macam-macam gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD

6) Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil rangkumannya, sementara kelompok lain sebagai penyangga dan penanya.

7) Peserta didik melakukan diskusi

8) Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi. Kebaikan : a. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar

b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya d. Konsep hasil belajar

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Examples Non ExamplesMenurut Buehl (1996) keuntungan dari metode examplenonexample antara lain:

a. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memper- luas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek

(11)

5

b. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example

c. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

Sedangkan kekurangannya model Examples Non Examples, yaitu:

a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. b. Memakan waktu yang banyak.

Tinjauan Penelitian yang Relevan

Penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Tri Murhanjati Sholihah (2015) dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasaboga 3 SMK N 6 Yogyakarta melalui Penerapan Metode Pembelajaran Examples Non Examples pada Mata Pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan” Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Examples Non Examples mampu meningkatkan keaktifan siswa dengan metode pembelajaran Examples Non Examples dari siklus I sebesar 60% dan siklus II sebanyak 84,5% dengan peningkatan keaktifan sebanyak 24,5% Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan, bahwa penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran pengetahuan bahan makanan di kelas X Jasa Boga 3 SMK N 6 Yogyakarta.

Selain itu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putra (2012) dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Examples Non Examplespada Mata Pelajaran Pekerjaan Mekanika Dasar Kelistrikan Kelas X di SMK Negeri 2 Yogyakarta”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Examples

Non Examplesdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, yaitu ditunjukkan dengan

meningkatnya aktivitas positif siswa siklus I ke siklus II, yaitu 12,50% dan menurunnya aktivitas negatif siswa siklus I ke siklus II, yaitu 6,67%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Examples Non Examplesdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X dalam pembelajaran Pekerjaan Mekanik Dasar Kelistrikan di SMK Negeri 2 Yogyakarta.

Serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Yeny Surya Dewi (2012) dalam penelitian yang berjudul ”Penerapan Strategi Pembelajaran Examples Non Examples untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 2 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2012/ 2013“ Dari penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar IPA melalui strategi examples non examples yang dilihat dari aspek : 1) kemampuan bertanya sebelum tindakan 3 siswa (21,43%) diakhir tindakan 12 siswa (87,71%), 2) Kemampuan menjawab pertanyaan sebelum tindakan 4 siswa (28,57%) dan diakhir tindakan 13 siswa (92,86%), 3) Aktivitas maju kedepan sebelum tindakan 2 siswa (14,29%) dan diakhir tindakan 11 siswa (78,57%).

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non

Examplesdiduga dapat meningkatkan keaktifan belajar TIK pada siswa kelas X.A dan

(12)

6

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X.A dan X.D SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan, subyek penelitian yang sesuai dengan tujuan dan sasaran peneliti. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.A dengan jumlah siswa 27 anak, laki-laki 10 anak dan perempuan 17 anak, dan kelas X.D dengan jumlah 27 anak, laki-laki 10 anak dan perempuan 17 anak SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang.

Variabel penelitian ini adalah Penggunaan metode Examples Non Examples dan Keaktifan belajar TIK dalam pembelajaran Examples Non Examples, Dalam Penelitian ini variabel terikat yang diteliti yaitu keaktifan belajar siswa. Dalam penelitian ini keaktifan belajar diambil dari observasi. Keaktifan belajar yang diambil yaitu keaktifan belajar TIK kelas X.A dan X.D.

Desain penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen One-shot Case Study. Pada desain ini, siswa diberikan perlakuan dan dilakukan observasi selama proses pembelajaran.Untuk Jenis data yang akan diambil adalah data keaktifan belajar dan data dari lembar observasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Examples Non Examples pada mata pelajaran TIK siswa kelas X.A dan X.D SMA Negeri

1 Suruh semester I tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi yang dilakukan pada akhir eksperimen, data tentang proses pembelajaran diambil pada saat dilaksanakannya tindakan dengan menggunakan lembar observasi, yang meliputi implementasi penggunaan model

Examples Non Examples dalam pembelajaran dan proses belajar siswa sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples.

Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan keaktifan belajar TIK dengan penggunaan pembelajaran kooperatif model pembelajaran Examples

Non Examples maka dipergunakan Pada proses pembelajaran dinilai dari jumlah

keseluruhan kegiatan penggunaan pembelajaran kooperatif model pembelajaran

Examples Non Examples, sebagai strategi pembelajaran telah diterapkan oleh peneliti

minimal kualitas keaktifan belajar dengan kategori cukup yaitu dengan rata-rata 3 dari skor nilai 1 – 5 dan Peningkatan keaktifan belajar siswa mata pelajaran TIK, peneliti memberi target rata-rata 65% keatas dari persentase maksimal 100%. Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan kuantitatif berupa lembar observasi aktivitas siswa dan analisis data kualitatif berupa keaktifan siswa selama pembelajaran.

Menurut Smith and Ragan, (1993) Desain Pembelajaran merupakan prinsip-prinsip penerjemahan dari pembelajaran dan intruksi kedalam rencana-rencana untuk bahan-bahan dan aktivitas-aktivitas instruksional. Desain Pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu sistem yang berisi banyak komponen yang saling berinteraksi. Komponen-komponen tersebut harus dikembangkan dan diimplementasikan untuk kelengkapan instruksional.

Langkah-Langkah Pembelajaran Sebelum diterapkan model pembelajaran Examples Non Examples

(13)

7

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

1. Mengucap Salam

2. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

4. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,

5. Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.

Inti

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari (eksplorasi)

2. Penjelasan guru tentang pembagian kelompok dan cara belajar. (eksplorasi)

3. Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan permasalahan yang diajukan guru. Guru berkeliling untuk memantau suasana diskusi (elaborasi)

4. Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian dan alasan atas jawaban permasalahan yang diajukan guru (elaborasi) 5. Siswa dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja (LKS) yang

diajukan guru. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerja sama (elaborasi)

6. Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas (elaborasi)

7. Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas cara penyelesaian masalah yang tepat (konfirmasi)

8. Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran (konfirmasi)

Penutup

1. Guru dan siswa membuat kesimpulan cara menyelesaikan topic bahasan

2. Siswa mengerjakan lembar tugas (LKS),

3. Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian, guru bersama siswa membahas penyelesaian lembar tugas dan sekaligus dapat memberi nilai pada lembar tugas sesuai kesepakatan yang telah diambil (ini dilakukan apabila waktu masih tersedia)

4. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk menutup kegiatan pembelajaran.

(14)

8

Langkah-Langkah Pembelajaran dengan menggunakan metode Examples Non Examples

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

1. Mengucap Salam

2. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa.

5. Apersepsi untuk mengingatkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa.

Inti

1. Guru menyampaikan secara singkat garis-garis besar materi yang akan dipelajari (eksplorasi)

2. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akandigunakan, yaituexamples non examples.

3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

4. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing masing.

5. Guru menayangkan gambar-gambar di proyektor, gambar tersebut berupa macam-macam perangkat hardware.

6. Siswa diarahkan untuk menganalisa gambar, kemudian mengelompokkan gambar tersebut apakah termasuk ke dalam kelompok Input Device, Output Device dan Input Output Device(elaborasi).

7. Siswa mendiskusikan masalah, bertukar pendapat, dan membahas gambar-gambar yang ditampilkan. (elaborasi)

8. Siswa di dalam kelompok diminta untuk mencatat masing-masing jawaban pada kertas yang disediakan sesuai pengamatan terhadap gambar yang telah ditayangkan guru (eksplorasi).

9. Guru memantau suasana diskusi, dan mengingatkan cara diskusi yang baik agar semua anggota diskusi dapat berperan secara aktif. 10. Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk

membacakan hasil diskusinya. (elaborasi)

11. Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai (elaborasi)

12. Guru memberikan umpan balik positif dan memberikan penguatan secara lisan (konfirmasi), menghargai karya dan prestasi orang lain. 13. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan. (Konfirmasi)

Penutup

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari.

2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

(15)

9

4. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk menutup kegiatan pembelajaran)

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana peserta didik membentuk kelompok diskusi, kegiatan diskusi ini diharapkan dapat membuat peserta didik menjadi aktif. Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Secara keseluruhan penelitian metode eksperimen yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples berjalan sesuai perencanaan yang telah dibuat sehingga model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.

Gambar 1 merupakan grafik keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran TIK dimulai dari kondisi awal sebelum diterapkannya model pembelajaran Examples Non Examples dan waktu diterapkannya pembelajaran tipe Examples Non Examples.

Gambar 1. Grafik keaktifan proses pembelajaran

Penelitian keaktifan pembelajaran TIK dengan menggunakan metode examples non

examples ini dilakukan pada Siswa kelas X.A dan Siswa kelas X.D di SMANegeri 1

Suruh, Kab Semarang. Dilihat dari Gambar 1 secara keseluruhan proses pembelajaran TIK dengan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples Siswa dikelas X.A meningkat dari kondisi awal sampai setelah diadakannya eksperimen dengan persentase rata-rata 58,02% menjadi 72,83% dan dikelas X.D juga mengalami peningkatan dari kondisi awalsampai setelah diadakannya eksperimen dengan persentase rata-rata 57,28% menjadi 70,11%.

Aktivitas belajar siswa

Grafik aktivitas siswa kelas X.A dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

58.02% 57.28% 72.83% 70.11% 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kelas X.A Kelas X.D

Kondisi Awal

Waktu

menggunakan metode Example Non Example

(16)

10

Gambar 2. Grafik aktivitas belajar siswa X.A

a :Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa

b : Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman)

c : Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya

d : Siswa berpikir reflektif

e :Timbul Motivasi

Pada kondisi awal (kelas kontrol) dan setelah dilakukannya eksperimen dapat diketahui bahwa amatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran TIK pada kondisi awal yaitu: Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswamengalami peningkatan dari 46,91% menjadi 65,42% , Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) meningkat dari 54,31% menjadi 66,66% , Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya meningkat dari 71,10% menjadi 82,22%, Siswa berpikir reflektif meningkat dari 54,31% menjadi 71,60% dan Timbul Motivasi meningkat dari 48,14% menjadi 70,37%.

Grafik aktivitas siswa kelas X.D dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Gambar 3. Grafik aktivitas belajar siswa X.D

46.91% 54.31% 71.10% 54.31% 48.14% 65.42% 66.66% 82.22% 71.60% 70.37% 0% 20% 40% 60% 80% 100% a b c d e Kondisi Awal

Metode Example Non Example 53.08% 53.08% 71.84% 46.91% 40.74% 67.89% 64.19% 78.51% 65.42% 66.66% 0% 20% 40% 60% 80% 100% a b c d e Kondisi Awal

Metode Example Non Example

(17)

11

a :Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa

b : Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman)

c : Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya

d : Siswa berpikir reflektif

e :Timbul Motivasi

Pada kelas berbeda juga mengalami peningkatan saat kondisi awal dan setelah dilakukannya eksperimen dapat diketahui bahwa keaktifan peserta didik pada pembelajaran TIK pada kondisi awal yaitu: Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswamengalami peningkatan dari 53,08% menjadi 67,89%, Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) meningkat dari 53,08% menjadi 64,19% , Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya meningkat dari 71,84% menjadi 78,51%, Siswa berpikir reflektif meningkat dari 46,91% menjadi 65,42% dan Timbul Motivasi meningkat dari 40,74% menjadi 66,66%.

Maka dapat dipaparkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran cukup signifikan. Melihat data diatas membuktikan bahwa mengalami peningkatan dari kondisi awal dan setelah dilakukannya eksperimendengan menggunakan strategi Examplesnon

Examples.

Metode pembelajaran examples non examples menuntut pro aktif siswa dalam memahami konsep materi pelajaran melaluiserangkaian kegiatan mengamati hal-hal tertentu yang menjadi fokus materipelajaran dan kemudian coba dideskripsikan oleh siswa melalui pemberiancontoh-contoh yang relevan dan membandingkannya dengan yang bukancontoh dari materi pelajaran. Maka dengandigunakannya metode pembelajaran

examples non examples pada pembelajaranTIK Siswa kelas X.A dan X.D SMA Negeri 1

Suruh keaktifan belajar siswa dapat ditingkatkan,karena pembelajaran ditekankan pada aspek proses, dan guru tidak lagimemonopoli proses pembelajaran, tetapi ada keterlibatan aktif dari siswa itusendiri. Strategi examples non examples merupakan strategi yang sangatmenyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikansebelumnya. Aktivitas belajar merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukanoleh siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada belajarjika tidak ada aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkinberlangsung dengan baik. Mengaktifkan siswa pada dasarnya adalah caraatau usaha untuk mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam prosespembelajaran.

Setelah diterapkannya model pembelajaran Examples Non Examples, kualitas keaktifan pembelajaran TIK juga mengalami peningkatan yang signifikan. Kualitas pembelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dapat disimak melalui perbandingan rekapitulasi hasil pengamatan sebelum penelitian dan sesudah penelitian sebagai berikut :

(18)

12

Berdasarkan data kualitas keaktifan penelitian yang terpapar pada tabel di atas nampak bahwa kualitas pembelajaran TIK dengan menggunakan model Examples Non

Examples meningkat. Sebelum peneliti mengadakan penelitian diketahui bahwa kualitas

keaktifan belajar TIK kelas X.A sebelum menggunakan model Examples Non Examples kategori cukup dengan persentase kualitas pembelajaran 3,2 dan kelas X.D Kurang dengan persentase 2,8. Namun setelah penggunaan model pembelajaran Examples Non

Examples persentase kualitas pembelajaran Kelas X.A bertambah menjadi 4 (baik),

Sedangkan kelas X.D 3,5 (cukup). Rata-rata peningkatan kualitas pembelajaran kelas X.A sebesar 0,8 dan kelas X.D 0,7. Ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Examples Non Examplesjugadapat meningkatkan kualitas keaktifan belajar TIK.

Pembahasan

Sebelum merancang pembelajaran guru harus menganalisis pembelajaran dan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa agar guru dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh siswa.

Langkah-langkah pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari: 1) Analisis kebutuhan pembelajaran, 2) Menentukan Tujuan Pembelajaran, 3) Memilih dan mengembangkan bahan ajar, 4) Memilih media dan sumber belajar yang relevan dan 5) Memilih dan merencanakan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang efektif.

Analisis pembelajaran dilakukan dengan menganalisis tuntutan dan kebutuhan belajar siswa yang sangat beragam. Keberagaman itu perlu diakomodasi dalam pembelajaran, sebab tindakan penyeragaman terhadap siswa yang realitasnya beragam, bukanlah tindakan yang bijak dan proporsional.

Tujuan pembelajaran ini agar setelah proses pembelajaran siswa dapat lebih mengenal perangkat keras komputer. Strategi pembelajaran menggunakan metode Examples Non Examples yaitu suatu model pembelajaran yang memanfaatkan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Bahan ajar pembelajaran TIK dengan multimedia interaktifmenggunakan aplikasi power point. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang pada siswa kelas X.A dengan jumlah siswa 27 anak dan kelas X.D dengan jumlah siswa 27 anak. Pada kondisi awal atau kelas kontrol, dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer

(19)

13

dapat diketahui bahwa ada beberapa siswa yang tidak mau bekerjasama dengan kelompoknya dan beberapa siswa sibuk sendiri. Selain itu guru kurang menjelaskan lebih jelas langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Untuk itu dilakukan tindakan kelas eksperimen, dengan peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas (observer) tentang hal-hal yang perlu diperbaiki. Dari kekurangan-kekurangan pembelajaran dalam kondisi awal dan diperbaiki dikelas eksperimen terjadi peningkatan keeaktifan belajar.

Pada kondisi awal atau kelas kontrol, siswa kelas X.A keaktifan belajarnya sebesar 58,02%. Setelah dilakukan eksperimen keaktifan belajar siswa menjadi 72,83%. Begitu juga dengan kelas X.D pada kondisi awal atau kelas kontrol, siswa kelas X.D keaktifan belajarnya sebesar 57,28%. Setelah dilakukan eksperimen keaktifan belajar siswa menjadi 70,11% Dari hasil tersebut dapat disimpulkan terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa kelas X.A dan X.D dari kelas kontrol ke kelas eksperimen.

Hasil penelitian eksperimen ini, menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dikarenakan dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dapat membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok, melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya, dan memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat meningkatkan keaktifan aktivitas peserta didik pada pembelajaran Teknologi informasi dan Komputer. Pada kelas X.A kondisi awal dan setelah digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat diketahui bahwa amatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran Teknologi informasi dan komputer pada kondisi awal yaitu: Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswamengalami peningkatan dari 46,91% menjadi 65,42% , Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) meningkat dari 54,31% menjadi 66,66% , Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya meningkat dari 71,10% menjadi 82,22%, Siswa berpikir reflektif meningkat dari 54,31% menjadi 71,60% dan Timbul Motivasi meningkat dari 48,14% menjadi 70,37%. Sedangkan pada kelas kelas X.D juga mengalami peningkatan saat kondisi awal dan setelah digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat diketahui bahwa amatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran Teknologi informasi dan komputer pada kondisi awal yaitu: Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswamengalami peningkatan dari 53,08% menjadi 67,89%, Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) meningkat dari 53,08% menjadi 64,19% , Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya meningkat dari 71,84% menjadi 78,51%, Siswa berpikir reflektif meningkat dari 46,91% menjadi 65,42% dan Timbul Motivasi meningkat dari 40,74% menjadi 66,66%.

Dapat disimpulkan bahwa salahsatu cara untuk meningkatkan keaktifan aktivitas belajar siswa adalah dengan memanfaatkan model pembelajaran tipe Examples Non Examples,karena dengan menggunakan model pembelajaran tipe Examples Non Examples dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa menjadi tidak bosan dengan pembelajaran model ceramah dan dapat memperjelas materi dengan menggunakan media gambar.

(20)

14

5. DISKUSI

Peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode Examples Non Examples pada mata pelajaran TIK kelas X A dan D di SMA N 1 Suruh telah berjalan sesuai dengan rencana. Dari hasil yang diketahui terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil pengamatan tersebut karena penggunaan metode Examples Non Examples.

Examples Non Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran, Gambar sendiri mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar karena dapat mempermudah dan membantu siswa untuk membangkitkan imajinasinya dalam belajar, ini terbukti dari kemampuan gambar yang dapat berbicara banyak dari seribu kata sebab gambar memiliki suatu ilustrasi yang memberikan pengertian yang sangat lengkap dan jelas dibandingkan hanya dengan membaca dan memberikan suatu kejelasan yang bersifat konkrit (nyata).Penggunaan Bahan ajar pembelajaran TIK dengan multimedia interaktif menggunakan aplikasi power point salahsatu alternative untuk bahan ajar penerapan metode Examples Non Examples karenaselama proses pembelajaran berlangsung penyampaian materi lebih menarik dan interaktif dengan begitu suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Penggunaan Multimedia interaktif pada mata pelajaran TIK khususnya pada materi Hardwaresangat mempermudah siswa dalam mengenal berbagai macam perangkat keras komputer (hardware).Dengan media berupa gambar siswa menjadi tidak kesulitan dalam membedakan golongan hardware yang termasuk input device, output device maupun input-output device.

Metode Examples Non Examples dapat digunakan tanpa adanya batasan ruang dan waktu, sehingga dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri mengembangkan pola pikirnya.

menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (Suratno, 2009:1) telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan metode Example Non example, sebagai berikut:

a. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-contoh yang menjelas- kan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menya- jikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap Examples dan non-Examples tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda.

b. Menyiapkan Examples dan non Examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.

c. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan konsep Examples dan non-Examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk

menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.

d. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari

Examples dan Non-Examples.

Berdasarkan hal di atas maka, Penggunaan metode Examples Non Examples pada prinsipnya adalah upaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

(21)

15

untuk menemukan konsep pelajarannya sendiri melalui kegiatan mendeskripsikan pemberian contoh dan bukan contoh terhadap materi yang sedang dipelajari.

Penerapan metode Examples Non Examples ini dilakukan mulai pada Kondisi Awal atau kelas kontrol sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Examples Non Examples hingga setelah diterapkan kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples. Keaktifan peserta didik tergolong baik, yaitu 72,83% dikelas X.A dan 70,11% dikelas X.D sehingga model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Pembelajaran secara berkelompok membuat siswa lebih mandiri dalam menemukan konsep dan pemecahan dari permasalahan yang diberikan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

Saran

1) Guru disarankan untuk menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples ini dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran teori. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non

Examples dapat memotivasi peserta didik untuk aktif dan bertanggung jawab

selama proses pembelajaran yang akhirnya akan berpengaruh juga pada hasil belajarnya.

2) Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

3) Dalam proses pembelajaran, sebaiknya guru lebih berinteraksi dengan peserta didik

sehingga peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak segan untuk menanyakan kepada guru akan materi yang belum dipahaminya.

(22)

16

DAFTAR PUSTAKA

[ 1 ] Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka : 1990 h. 17, (http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, diakses tanggal 15 Desember 2011)

[ 2 ] Aprilia Widyastuti. (2008). “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, Penggunaan Media Pembelajaran dan Partisipasi Siswa di Kelas terhadap PrestasiBelajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2007/2008”. Skripsi. Yogyakarta: FISE UNY

[ 3]Setia Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production.

[ 4 ] Hatimah, I. (2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung : Andira. Knowles, M. (1975). Self Directed Learning. Chicago : Follet Publishing Company.

[ 5 ] Soewarso. 2013. Pendidikan IPS . Salatiga: Widya Sari Press

[ 6] Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas

[ 7 ] Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran

[ 8 ] Al. Krismanto. (2001). Belajar Secara Kooperatif Sebagai Salah Satu Pembelajaran Aktif. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.

[ 9] Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press. [ 10 ] Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran

[ 11 ] Agus Suprijono.(2009).Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gambar

Gambar  1  merupakan  grafik  keaktifan  belajar  siswa  pada  mata  pelajaran  TIK  dimulai  dari  kondisi  awal  sebelum  diterapkannya  model  pembelajaran  Examples  Non  Examples dan waktu diterapkannya pembelajaran tipe Examples Non Examples
Gambar 2. Grafik aktivitas belajar siswa X.A  a :Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa

Referensi

Dokumen terkait

Biji kedelai yang telah dipapar sinar Gamma ditanam pada media yang telah disiapkan untuk proses penyemaian. Bahan yang digunakan meliputi media tanam siap

Adapun persepsi wisatawan terhadap budaya masyarakat di Desa Koto Sentajo adalah baik, karena wisatawan menilai dari adanya Rumah Godang yang masih terjaga

asas-asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintas batas Negara, atau dengan kata lain; HPI adalah hukum yang mengatur hubungan antar pelaku hukum yang

Tari Klana Raja adalah salah satu tari klasik yang sangat populer dikalangan seniman tari Yogyakarta dan sekitarnya. Namun, tidak banyak yang tahu akan nilai-nilai filosofi

Dari data kelas dan pembagian siswa perkelas, bagian wakil kepala sekolah bagian kesiswaan merekap data kelas dan pembagian siswa perkelas, kemudian membuat pengumuman

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Endang Supriyadi maka dapat dianalisis oleh penulis bahwa menurut Endang Supriyadi terdakwa telah terbukti melakukan

Untuk mengetahui penutupan lahan terkini dengan menggunakan landsat ETM+, maka metode klasifikasi citra yang paling baik adalah metode maximum likelihood classifier,

Independensi adalah sebuah sikap yang berimbang bebas dari berbagai kepentingan yang mungkin dianggap sebagai kompatibel dengan integritas dan objektivitas dan juga