• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Muhammad Yusuf Rachmatulloh Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Muhammad Yusuf Rachmatulloh Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya ABSTRACT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk)

Oleh :

Muhammad Yusuf Rachmatulloh 093403068

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Tasikmalaya

ABSTRACT

The Aim of this research are to know : (1) the influence of Third Party Fund, Mudharabah financing and Non Performing Financing. (2) the influence of Third Party Fund, Mudharabah financing and Non Performing Financing partially to Profitability. (3) the influence of Third Party Fund, Mudharabah financing and Non Performing Financing simultaneously to profitability. Subject of this research is a PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Result of the research show that third party fund has no significant to Mudharabah Financing. Mudharabah Financing has no significant to Non Performing Financing. Third Party Fund, Mudharabah Financing and Non Performing Financing simultaneously or partialy has no significant to Profitability.

Keywords : Third Party Fund, Mudharabah financing, Non Perfroming Financing and Profitability

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Mudharabah dan Non Performing Financing. (2) Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Mudharabah dan Non Performing

Financing secara parsial terhadap Profitabilitas. (3) Pengaruh Dana Pihak Ketiga,

Pembiayaan Mudharabah dan Non Performing Financing secara simultan terhadap Profitabilitas. Subjek penelitian ini adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Hasil penelitinaan menunjukan bahwa : Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan

Mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Financing.

Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Mudharabah serta Non Performing Financing secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga, Non Perfroming Financing, Pembiayaan

Mudharabah, dan Profitabilitas

PENDAHULUAN

Kehadiran perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara dengan mengembangkan penerapan prinsip-rinsip islam, syariah dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.

Perbankan syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam segala bentuk transaksi. Islam melarang kaumnya untuk manarik ataupun membayar bunga (riba). Pelarangan inilah yang membedakan sistem perbankan syariah dengan perbankan konvensional.

(3)

Secara teknis riba adalah tambahan pada jumlah pokok pinjaman sesuai jangka waktu peminjaman dan jumlah pinjamannya. Untuk menggantikan mekanisme penerapan suku bunga dalam sebuah kerangka kerja islam muncul sistem profit-and-loss-sharing (bagi-untung-dan-rugi) sebagai metode alokasi sumber daya.

Bank syariah sebagai lembaga keuangan dengan prinsip syariah memiliki fungsi dan tugas yang sama seperti bank lainnya untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro maupun deposito dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan dengan adanya imbalan. Pemberian imbalan yang diinginkan dan yang akan diberikan oleh bank pada nasabahnya didasari pada prinsip bagi hasil.

Pembiayaan mudharabah adalah salah satu akad yang terdapat dalam sistem pembiayaan pada bank syariah dengan pemberian dana sebesar 100% pada nasabahnya dan margin keuntungan ditentukan diawal akad. Dengan penyaluran dana melalui pembiayaan ini diharapkan bank dapat memperoleh profit yang cukup besar, bank Indonesia mencatat penyaluran dana melalui pembiayaan ini pada tahun 2011 meningkat 20,45 % dari tahun sebelumnya. Hal tersebut menandakan peluang bank syariah untuk mendapatkan profit melalui pembiayaan ini sangat besar.

Suatu pembiayaan yang disalurkan akan berpotensi mengalami pembiayaan bermasalah, besarnya pembiayaan bermasalah dijadikan penilaian terhadap kehidupan perbankan, nilai yang ditunjukan menentukan posisi aktiva serta kondisi kesehatan operasinya.

(4)

Tingkat profitabilitas yang diperoleh bank menjadi titik pandang yang menjadi dasar kepercayaan masyarakat sebagai penyimpan dana maupun pihak lain yang berkepentingan pada bank tersebut.

Besarnya profit menunjukan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh bank sehingga semakin besar pula bagi hasil yang diperoleh oleh penyimpan dana dan hal ini merupakan daya tarik bagi masyarakat untuk menginvestasikan dana mereka. Bagi bank sendiri tinginya tingkat profitabilitas dapat menjamin kesehatan bank itu sendiri.

Kemampuan bank untuk menghasilkan profit akan bergantung pada kemampuan manajemen bank dalam mengelola asset dan liabilities yang ada dan secara kuantitatif dinilai dengan Return On Asset.

METODE PENELITIAN. Objek Penelitian.

Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Mudharabah, Non Performing Financing, dan Profitabilitas. Sedangkan yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat, Tbk. Yang beralamat pusat di Arthaloka Building Jalan Jendral Sudirman No.2. Jakarta 10220, dan penulis memperoleh data yang diperlukan dari PT. Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Tasikmalaya yang beralamat di Jalan H.Z. Mustofa No.249 Tasikmalaya.

(5)

Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendeketan studi kasus

Operasionalisasi Variabel.

Berdasarkan judul penelitian “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan

Mudharabah dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas”, maka

dalam penelitian yang dilakukan penulis terdapat empat variabel, yang terdiri dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen yang didefinisikan sebagai berikut :

1. Variabel Independen (Independent Variable)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah :

(X1) : Dana Pihak Ketiga diidentifikasikan sebagai variabel independen.

Indikator yang menentukan Dana Pihak Ketiga adalah tabungan, deposito dan giro.

(X2) : Pembiayaan Mudharabah diidentifikasikan sebagai variabel

independen. Indikator yang menentukan pembiayaan Mudharabah adalah total pembiayaan Mudharabah.

(X3) : Non Performing Financing (NPF) diidentifikasikan sebagai

variabel independen. Indikator yang menentukan Non Performing

Financing adalah pembiayaan bermasalah dalam kualitas kurang

(6)

2. Variabel Dependen (Dependent Variable)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah :

(Y) : Profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Dengan indikator yang membandingkan antara laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva.

Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakannya analisis jalur yaitu untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel baik dependen maupun independen. Pada analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu juga analisis jalur dapat melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel, yang terdiri dari tiga variabel bebas (independent variable) yaitu, dana pihak ketiga (X1), Pembiayaan Mudharabah (X2), Non Performing Financing (X3) dan variabel terikat

(dependent variable) yaitu Profitabilitas (Y).

PEMBAHASAN. Dana Pihak Ketiga.

Menurut peraturan Bank Indonesia nomor : 6//1//PBI/2004 simpanan pihak ketiga adalah dana dalam rupiah dan valuta asing yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

(7)

Sumber dana yang berasal dari masyarakat ini (dana pihak ketiga) merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan jika mampu membiayai operasinya melalui sumber dana ini.

Pembiayaan Mudharabah.

Menurut Sri Nurhayati dan Nursilah (2009 : 120)

“Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan suatu kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dua pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan di tanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence atau violation.”

Menurut Latifa M. Algoud dan Mervyn K. Lewis, (2001 : 66) yang dialih bahasakan oleh Burhan Wirasubrata :

“Mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak di mana satu pihak, pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal), memercayakan sejumlah dana kepada pihak lain, pengusaha (mudharib), unuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha.”

Menurut Muhammad Syafi’i, (2001 : 95)

“Al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana

pihak pertama (shahibul maal) menyediakan saluruh (100%)

modal,sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang diatuangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.”

Berdasarkan pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan

mudharabah merupakan suatu pembiayaan yang didanai sepenuhnya oleh pemilik

dana (shahibul mal, sahibul al-mal atau rabb al-mal) dan pengelola dana hanya menjalankan usahanya tanpa penanaman dana sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui diawal akad termasuk pembagian keuntungannya, dan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana selama kerugian tersebut terjadi

(8)

bukan akibat kelalaian pengelola dana. Kecuali kerugian tejadi akibat oleh kelalaian ataupun kecurangan pengelola dana maka si pengelola dana harus bertangung jawab atas kerugian tersebut.

Non Performing Financing.

non performing loan atau yang biasa disebut non performing financing

dalam terminologi perbankan Syariah menurut Leon dan Ericson (2007 : 95) yaitu kredit yang pengembaliannya mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo pada jadwal yang telah di perjanjikan sebelumnya.

menurut Kamus Bank Sentral Republik Indonesia menyebutkan, Non

Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah kredit

bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank Syariah

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu pembiayaan dikategorikan sebagai pembiayaan bermasalah (non performing financing), bila tidak dapat kembali sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan atau kesepakatan nasabah. Dengan termin NPL diperuntukan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank Syariah.

Profitabilitas.

Menurut (Bambang Kussriyanto : 2010) Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima.

(9)

Muslim Kabo (2011) mendefinisikan Return on Asset (ROA) sebagai berikut :

“Return On Asset adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.”

Menurut Agnes Sawir (2005 : 32) Retun on Asset adalah :

“Rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai income.”

Dalam analisis penentuan tingkat kesehatan suatu bank pada Bank Indonesia juga lebih mementingkat penilaian ROA dari pada rasio profitabilitas yang lain, karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat seihingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan

HASIL PENELITIAN

Pertumbuhan dana pihak ketiga selama periode tahun 2004 - 2012 paling tinggi terjadi pada tahun 2011 dimana pertumbuhan tersebut mencapai 53,2%. Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 15,9%.

Pertumbuhan pembiayaan mudharabah selama periode tahun 2004 – 2012 paling tinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 35,76%, sedangkan pembiayan

(10)

Perubahan non performing financing selama periode tahun 2004 – 2012 tertinggi terjadi pada tahun 2006 naik hingga mencapai angka 5,76% melebihi batas kewajaran non performing financing yaitu sebesar 5%, Tahun tahun berikutnya non performing financing kembali ke angka wajar yaitu 2,96% dan terendah pada tahun 2012 berada pada angka 2,09%.

Perubahan profitabilitas tertinggi selama periode tahun 2004 - 2012 terjadi pada tahun 2005 dan tahun 2008 yaitu sebesar 2,10% dan 2,34% dan perubahan terendah profitabilitas terjadi para tahun 2009 yaitu sebesar 0,41%.

Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Mudharabah pada PT.Bank Mumalat Indoneisa, Tbk.

Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh thitung sebesar -0,983 dan t tabel -t ½ α df(n-2) adalah sebesar -2,365 dengan kaidah keputusan tolah Ho jika -t ½ α >

t

hitung, nilai thitung > tα maka terima Ho dan dengan menggunakan tingkat

signifikansi 95% ( α = 0,05) dengan kata lain dana pihak ketiga berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran pembiayaan mudharabah dengan arah negatif, artinya apa bila terjadi perubahan pada dana pihak ketiga maka pembiayaan

mudharabah tidak akan mengalami perubahan yang berarti bahkan cenderung

(11)

Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Non Performing Financing pada PT.Bank Mumalat Indoneisa, Tbk.

Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh thitung sebesar -0,492 dan tabel -t ½

α df(n-2) adalah sebesar -2,365 dengan kaidah keputusan tolah Ho jika -t ½ α >

t

hitung, nilai thitung < t

α

maka terima Ho dan dengan menggunakan tingkat

signifikansi 95% ( α = 0,05) maka pembiayaan mudharabah berpengaruh tidak signifikan terhadap non performing financing dengan arah negatif.

Pengaruh Secara Parsial Dana Pihak Ketiga Terhadap Profitabilitas

dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh thitung sebesar -0,977. Maka dengan kriteria penolakan Ho jika : thitung < nilai –t ½ α df (n-k-1), nilai thitung -1,897 lebih besar

dari –t ½ α df(n-k-1) sebesar -2,571. Artinya terima Ho atau dengan kata lain dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Pengaruh Secara Parsial Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas

dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh thitung sebesar 2,400. Maka dengan kriteria penolakan Ho jika : thitung > nilai t ½ α df(n-k-1), nilai thitung 2,400 lebih kecil

dari t ½ α df(n-k-1) sebeasr 2,571. Artinya terima Ho atau dengan kata lain pembiayaan mudharabah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas.

(12)

Pengaruh Secara Parsial Non Performing Financing terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh thitung sebesar - 0,755. Maka dengan kriteria penolakan Ho jika : thitung < nilai –t ½ α df (n-k-1), nilai

-thitung -0,755 lebih besar dari -t ½ α df(n-k-1) sebesar -2,571. Artinya terima Ho

atau dengan kata lain non performing financing secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Pengaruh Secara Simultan Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan Mudharabah dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas.

Dari hasil perhitungan SPSS (lampiran 2) diperoleh nilai Fhitung sebesar

3,504 dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung > Ftabel, dengan menggunakan

tingkat signifikansi sebesar 95% ( α – 0,05), maka dari tabel distribusi F-Snecdor diperoleh Fα ; k ; (n-k-1) adalah sebesar 5,41 atau cukup melihat sig F yaitu 0,105 yang artinya α lebih besar dari 5% sehingga tidak menunjukan signifikan.

PENUTUP. Simpulan.

1. Dana pihak ketiga, pembiayan mudharabah, non performing financing dan profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Selama periode tahun 2004 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi dimana pada dana pihak ketiga pertumbuhan paling tinggi terjadi pada tahun 2011. Sedangkan pertumbuhan

(13)

dana pihak ketiga terendah terjadi pada tahun. Sedangkan pembiayaan

mudharabah tampak mengalami penurunan pada periode tahun 2006 hingga

tahun 2010 Pertumbuhan pembiayaan mudharabah paling tinggi terjadi pada tahun 2005, sedangkan pembiayan mudharabah terendah terjadi pada tahun 2009. Dan non performing financing pada tahun 2006 sempat mengalami kenaikan melebihi batas kewajaran non performing financing yang di tetapkan bank indonesia, namun kembali normal pada tahun tahun berikutnya dan stabil di bawah batas kewajaran. Sedangkan profitabilitas selama tahun 2004 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi, penurunan terjadi para tahun 2009 yaitu sebesar, namun kembali meningkat dan stabil pada tahun tahun berikutnya. 2. Pengaruh dana pihak ketiga dengan pembiayaan mudharabah mempunyai

tingkat keeratan hubungan yang rendah atau pegaruh yang tidak signifikan dengan arah negatif hal ini terjadi karena dana pihak ketiga yang dihimpun cenderung disalurkan untuk melakukan pembiayaan dengan akad lainnya. Serta resiko pembiayaan mudharabah yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan lainnya.

3. Sedangkan pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap non performing

financing pengaruhnya tidak signifikan dengan arah negatif hal ini

dipengaruhi oleh kebijakan manajemen dalam penyaluran pembiayaannya. 4. Baik secara parsial maupun simultan dana pihak ketiga, pembiayaan

mudharabah dan non performing financing tidak berpengaruh signifikan

(14)

yang tidak diteliti namun mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas. Seperti pengaruh dari krisis ekonomi.

Saran.

1. Bagi pembaca apabila tertarik untuk melakukan penelitian selanjutnya yang tidak jauh berbeda dengan topik ini, sebaiknya menggunakan data yang lebih banyak dengan rentang waktu yang lebih panjang atau dengan menggunakan variabel yang lebih banyak dan bervariasi lagi

2. Bagi pihak bank diharapkan dapat kembali meningkatkan performanya terutama dalam penigkatan produk pembiayaan dengan prinsip

mudharabah yang merupakan wajah dari perbankan syariah bersama

dengan musyarakah,serta perlu adanya suatu lembaga penjamin sehingga bisa mengurangi resiko ketidak pastian yang diterima oleh bank.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, edisi 3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Algoud, Latifa M. dan Mervyn K. Lewis. 2001. Perbankan Syariah : Prinsip,

Praktik, Prospek. Burhan Wirasubrata. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta.

Amir mahmud dan Rukmana. 2009. Bank Syariah : Teori, Kbijakan, dan Studi

Empiris di Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta : Tazkia Institut.

Arief Sugiono.2009 . Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta : Grasindo.

Bank Indonesia. 2012. Outlook Perbankan Syariah 2012. Jakarta.

Boy Leon dan Sony Ericson. 2007. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Nondevisa. Jakarta: Grasindo.

Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan.Jakarta:LPFE-UI

Farah Margaretha. 2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta : Grasindo

Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muslim Kabo. Return On Asset (ROA). http://ekonomi.kabo.biz/2011/11/return-on-asset-roa.html . Diakses pada tanggal 27 April 2013.

Muslim Kabo. Non Performing Financing (NPF).

http://ekonomi.kabo.biz/2011/11/non-performing-financing-npf.html. Diakses pada tanggal 27 April 2013.

Muchlisin Riadi. Rasio Keuangan. Diposting pada 18 Desember 2012. http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasiokeuangan.html#.UYWM1spn jIU . Diakses pada tanggal 2 Mei 2013.

Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/11/PBI/2004. Tentang Suku Bunga Penjaminan Simpanan Pihak Ketiga dan Pasar Uang Antar Bank.

(16)

Peraturan Bank Indonesia Nomor : 9/19/PBI/2007. Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam kegiatan Penghimpunan Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.

Peraturan Bank Indonesia Nomor : 13/13/PBI/2011. tentang Penilaian Kualitas

Aktiva bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

PSAK No.105 tanggal 27 Juni 2007. Tentang Akuntansi Mudharabah.

Sofyan Safri Harahap. 2001. Akuntansi Islam. Cetakan ketiga. Jakarta : Bumi Aksara.

Sri Nurhayati dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/34/DPbS tanggal 23 Desember 2009. perihal Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Tentang Kualitas Aktiva Produktif.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Wikipedia. Profiabilitas. Dipostingkan oleh Bambang Kussriyanto. 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Profitabilitas . Diakses pada tanggal 24 April 2013.

Yusak Laksamana. 2009. Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan Di Bank Syariah. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Zainal Abidin. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah. Dipostingkan pada tanggal 15 October 2012. http://ikumpul.blogspot.com/2012/10/sumber-sumber-dana-bank-syariah.html. Diakses pada tanggal 27 April 2013

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pembelajaran Seni Ulin Kobongan di SMPN 1 Pasawahan Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Alhamdulillah tidak habisnya Penulis ucapkan rasa syukur, Atas ridho Allah SWT Penlis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli

[r]

[r]

Hasil pengujian dengan a = 5% menunjukkan bahwa secara parsial variabel lnflasi, SffiOR dan SBI berpengaruh secara signiftkan terhadap tingkat suku bunga pinjaman pada

Laporan laba rugi komprehensif (statement of compherensive income) PSAK 1 memperkenalkan laba rugi komprehensif yaitu laporan yang memberikan informasi mengenai kinerja entitas