1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia sering disebut sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial, artinya manusia membutuhkan orang lain. Setiap orang memiliki perasaan ingin dihormati oleh yang lain. Rasa ingin dihormati menyebabkan seseorang berpikir bahwa harga diri itu penting. Setiap orang tidak suka harga dirinya direndahkan. Harga diri merupakan kebutuhan setiap orang. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh harga diri.
Harga diri (self esteem) dalam pembicaraan sehari-hari lebih sering dikaitkan dengan situasi tersinggung atau penghargaan terhadap diri maupun orang lain yang dinilai melalui perilaku orang yang bersangkutan. Misalnya
ungkapan “Dia tidak punya harga diri”, atau “Tidak PD” (PD=percaya diri).
Ungkapan-ungkapan seperti ini memang tidak terlalu tepat dalam konteks psikologi, namun tetap menggambarkan arti penting dari harga diri.
Harga diri itu sendiri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap–sikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Bagaimana seseorang menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya sehari–hari. Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Misalnya seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup positif, dia akan yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan (Rambunan, 2001)
Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang negatif akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Di samping itu remaja dengan harga diri yang negatif cenderung untuk tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia.
2
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja
Coopersmith (1967) mengatakan bahwa harga diri menentukan cara seseorang beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan. Harga diri berperan penting bagi individu. Hal ini didukung oleh penelitian Anggoro (2002) yang menunjukkan melalui kegiatan kepramukaan harga diri siswa kelas VII SMP Mater Alma Ambarawa Kab. Semarang diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan harga diri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa, dengan nilai hitung: 4,531 dengan p: 0,000< 0,05; sehingga kegiatan pramuka dapat meningkatkan secara signifikan antara harga diri siswa SMP Mater Alma Ambarawa kab.Semarang
Dilihat dari peneliti Sawiri (2002) dengan judul “Hubungan antara Kemanfaatan antara Layanan Bimbingan Pribadi dengan Harga Diri Siswa Kelas X SMA Theresiana Salatiga” dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kemanfaatan antara layanan bimbingan pribadi dengan harga diri siswa kelas X SMA Theresiana Salatiga dengan nilai p: 0,228 dengan p>0,005.
Berdasarkan latar belakang di atas tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul Profil Harga Diri Siswa Kelas X-E SMK PGRI 2 Salatiga dan Implikasinya bagi Penyusunan Program BK Pribadi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah harga diri siswa kelas X-E SMK PGRI 2 Salatiga dan implikasinya terhadap penyusunan program bimbingan pribadi?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui harga diri siswa kelas X-E SMK PGRI 2 Salatiga guna dijadikan masukan untuk penyusunan program BK Pribadi.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1.4.1 Manfaat akademis
Penelitian ini memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi di bidang bimbingan dan konseling pribadi khususnya yang berkaitan dengan harga diri remaja.
1.4.2 Manfaat praktis
1.4.2.1 Memberikan masukan kepada konselor sekolah dalam merencanakan program bimbingan konseling pribadi sosial.
3 1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca memahami isi skripsi ini, maka dalam penyusunan skripsi ini digunakan sistematika dan garis besar isinya yang disajikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yang berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II Kajian Teori berisi: harga diri yang di dalamnya meliputi pengertian harga diri, faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri, jenis-jenis harga diri, dan aspek-aspek harga diri, implikasi terhadap profil harga diri siswa bagi penyusunan program BK Pribadi.
Bab III Metodologi Penelitian berisi: jenis penelitian, subjek penelitian,
variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi: gambaran umum subyek
penelitian, hasil penelitian dan Program BK Pribadi, pembahasan.