• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Harga Diri pada Suami yang Tinggal dengan Mertua dengan Suami yang Tinggal di Rumah Sendiri T1 802008098 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Harga Diri pada Suami yang Tinggal dengan Mertua dengan Suami yang Tinggal di Rumah Sendiri T1 802008098 BAB II"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI

Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu

dan berkembang menjadi kebiasaan kemudian dipertahankan oleh individu dalam

memandang dirinya sendiri yang diekspresikan melalui sikap menerima atau menolak

serta mengindikasikan besarnya keyakinan individu terhadap kemampuan,

keberartian, dan keberhargaan dirinya sendiri.

Aspek-aspek harga diri menurut Stanley Coopersmith (dalam Andarini, dkk.

2012) antara lain:

a. Kekuatan (Power)

Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku diri sendiri dan orang lain.

b. Keberartian (Significant)

Adanya kepedulian, perhatian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain, hal

tersebut merupakan penghargaan dan minat dari orang lain dan pertanda penerimaan

dan popularitasnya.

c. Kebajikan (Virtue)

Ketaatan mengikuti kode moral, etika dan prinsip keagamaan yang ditandai oleh

ketaan untuk menjahui tingkah laku yang dilarang dan melakukan tingkah laku yang

diperbolehkan oleh moral dan agama.

d. Kompetensi (competence)

Sukses memenuhi tuntuan prestasi yang ditandai oleh keberhasilan individu dalam

mengerjakan berbagai tugas atau pekerjaan dengan baik.

Tingkatan harga diri menurut Stanley coopersmith (1976) :

a. Individu dengan Harga Diri Tinggi (High Self Esteem)

Individu yang memiliki harga diri tinggi lebih mandiri, memiliki

kepercayaan diri yang kuat akan keberhasilan, dan konsisten dalam merespon

sesuatu (Coopersmith, 1967:46). Selanjutnya, Stanley Coopersmith (1967:47)

menunjukkan bahwa individu yang memiliki harga diri tinggi adalah seseorang

yang merasa bahwa dirinya dinilai sebagai seseorang yang berharga, orang yang

(2)

yang memiliki harga diri tinggi mampu mempengaruhi orang lain, percaya diri

dengan pandangan yang dianggapnya benar, mampu mempertahankan

pendapatnya, mampu mengelola tindakan sesuai dengan tuntutan lingkungan,

mampu mengontrol emosi, memiliki pemahaman yang baik tentang dirinya, dan

sangat menyukai tantangan serta tugas-tugas baru. Sikap-sikap positif dan

harapan mengenai diri mereka sendiri akan membuat individu dengan harga diri

yang tinggi memiliki kompetensi sosial dan kemandirian sosial yang lebih baik.

Oleh karena itu, remaja yang memiliki harga diri yang tinggi akan dapat

menyusun rencana-rencana masa depannya dan dapat mengarahkan dirinya agar

dapat mengaktualisasikan diri. Selain itu, akan membuat remaja dapat bertindak

secara tepat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya karena memiliki rasa

kompeten dan keyakinan akan hak dan nilai dirinya sendiri.

b. Individu dengan Harga Diri Sedang (Median Self Esteem)

Individu dengan harga diri sedang memiliki karakteristik yang relatif

sama dengan individu yang memiliki harga diri tinggi. Namun, ada beberapa hal

yang membedakannya, yaitu individu yang memiliki harga diri sedang memiliki

penerimaan diri yang relatif baik, pertahanan yang baik, serta pemahaman dan

penghargaan yang baik pula, namun terkadang merasa ragu-ragu dengan

penghargaan yang diterimanya dan cenderung tidak yakin terhadap kemampuan

yang dimiliki (Coopersmith, 1967: 250). Selain itu, individu ini cenderung

memiliki sejumlah pernyataan positif tentang diri mereka, tetapi penilaian

mereka mengenai kemampuan, keberartian, dan harapan lebih moderat

dibanding dengan yang lain. Mereka tidak menilai diri mereka sebagai seseorang

yang paling baik, melainkan lebih baik (Coopersmith, 1967: 47). Selanjutnya,

penelitian yang dilakukan oleh Rosernberg (Coopersmith, 1967: 141)

menunjukkan bahwa individu yang memiliki harga diri sedang cenderung

memiliki orientasi terhadap nilai yang kuat dibanding dengan individu yang

memiliki harga diri tinggi atau rendah. Mereka peduli pada hampir semua

nilai-nilai, tidak hanya pada lingkungan mereka sendiri.

(3)

Gambaran diri orang yang memiliki harga diri rendah sangat bertolak

belakang dengan gambaran diri orang yang memiliki harga diri yang tinggi dan

sedang. Menurut Stanley Coopersmith (1967: 250), individu dengan harga diri

yang rendah memiliki perasaan ditolak, ragu-ragu, merasa tidak berharga,

merasa terisolasi, tidak memiliki kekuatan, tidak pantas dicintai, tidak mampu

mengekspresikan diri, tidak mampu mempertahankan diri sendiri, dan merasa

terlalu lemah untuk melawan kelemahan mereka sendiri. Selain itu, individu

dengan harga diri rendah cenderung merasa kurang percaya diri, memiliki

kekhawatiran dalam mengungkapkan ide-ide yang tidak biasa, tidak ingin

mengekspos diri atau menunjukkan perilaku yang mengundang perhatian, dan

menyukai hidup dalam bayang-bayang kelompok sosial (Coopersmith, 1967:

71). Dengan demikian, individu yang memiliki harga diri rendah cenderung

memiliki kesulitan dalam mencapai kebahagiaan dalam kehidupannya sebagai

akibat dari perasaannya yang seringkali berfikir negatif dalam memandang

dirinya sendiri.

Tingkat harga diri menurut Clemes (1995) memiliki dua tingkatan yaitu harga

diri tinggi dan harga diri rendah.

a. Harga Diri Tinggi

Harga diri tinggi memiliki karakteristik antara lain :

o Merasa bangga akan prestasinya

o Bertindak mandiri

o Mudah memikul tanggung jawab

o Menoleransi frustasi dengan baik

o Meneria tantangan baru dengan penuh semangat

o Merasa mampu mempengaruhi orang lain

o Menunjukkan beragam emosi dan perasaan yang luas

b. Harga Diri Rendah

o Menghindari situasi yang menimbulkan rasa cemas

o Melecehkan bakatnya sendiri

o Merasa orang lain tidak menghargainya

(4)

o Mudah dipengaruhi oleh orang lain

o Menjadi defensive dan mudah frustasi

o Merasa tidak berdaya

o Menunjukkan rangkaian emosi dan perasaan yang sempit

Menurut Bernard (dalam Euis DS & Alfi P, 2011) beberapa cirri individu yang

memiliki harga diri rendah dan harga diri tinggi, yaitu:

1. Harga Diri Rendah

a. Cenderung menarik dari lingkungan dan mempunyai kesulitan dalam menjalin

persahabatan.

b. Cenderung menghukum diri dan pasif dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan

dan tekanan lingkungan.

c. Inferior, malu-malu, benci pada diri sendiri, kurang bisa menerima diri dan

bersikap patuh sehingga kurang percaya diri untuk meghargai suatu penilaian

atau kritik dari orang lain serta cenderung mengalah.

d. Menunjukan tingkat kecemasan yang tinggi, depresi dan keluhan psikosomatis

serta tidak tahan terhadap tekanan sosial.

e. Cenderung lebih tenang jika terjadi perbedaan pendapat yang menimbulkan

personal attack dan bereaksi keras terhadap kritikan serta mempunyai

kesadaran diri etika berbicara dengan orang lain.

f. Cenderung tidak terlihat sebagai anggota dari suatu kelompok, contohnya

jarang tampli sebagai pemimpin.

2. Harga Diri Tinggi

a. Cenderung lebih efektif, aktif dan asertif dalam menyesuaikan diri dengan

tuntutan lingkungan.

b. Menghormati diri sendiri dalam situasi yang menimbulkan konformitas dan

percaya diri bahwa dirinya akan sukse sehingga cenderung untuk berpartisipasi

dalam aktivitas yang mandiri.

c. Menghormati diri sendiri, superior, rasa kebanggaan, penerimaan diri dan

menyukai diri sendiri.

d. Cenderung dikenal oleh teman sebayanya dan mampu menghargai dirinya

(5)

e. Individu menyukai keyakinan dan rasa percaya diri bahwa dirinya mempunyai

kemampuan untuk menghadapi suatu kejadian sehingga kecemasanya hialng

dan dapat menahan implikasi negatif dari hukuman sosial.

f. Mampu bertahan melawan ancaman berdasarkan adekuasi dirinya.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri. Menurut Coopersmith

(1967), terdapat lima faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu:

- Faktor Jenis Kelamin

Coopersmith (1967) yang membuktikan bahwa harga diri wanita

lebih rendah daripada harga diri pria.

- Inteligensi

Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi

akademik yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah.

Dan individu yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki skor

intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu

berusaha keras.

- Kondisi Fisik

Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten

antara daya tarik fisik dan tinggi badan dengan harga diri. Individu dengan

kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik

dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik. Begitu pula

dengan remaja yang terlalu memikirkan masalah ukuran dan bentuk

tubuhnya. Mereka akan berusaha mati-matian untuk bisa mempertahankan

bentuk tubuh atau menurunkan berat badannya.

- Lingkungan

Coopersmith (1967) berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian

kesempatan untuk aktif dan mendidik yang demokratis akan membuat

anak mendapat harga diri yang tinggi. Orang tua yang sering memberi

hukuman dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak

berharga. Mereka yang berasal dari keluarga bahagia akan memiliki harga

diri tinggi karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari

(6)

pengabaian dan penolakan akan membuat mereka secara otomatis merasa

tidak berharga. Karena merasa tidak berharga, diacuhkan dan tidak

dihargai maka mereka akan mengalami perasaan negatif terhadap dirinya

sendiri.

B. SUAMI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA

Dengan tinggal serumah dengan mertua terdapat hal baik dan buruk (Nunung,

2013).

a. Hal Baik

- Lebih Berpengalaman

Tinggal dengan mertua mempunyai faedah yang cukup besar, yaitu bias

mendapatkan pengalam dari mertua yang sudah mengetahui pahit manis

dan suka duka dalam membina kehidupan rumah tangga.

- Lebih Mudah Berinteraksi

Setelah menikah, berinteraksi adalah kewajiban yang harus dilakukan

dengan orang tua atau mertua. Dengan begitu akan melatih interaksi

dengan keluarga.

- Merasa Tenang dalam Hal Tertentu

Misalkan saja ketiuka menikah dan harus tetap bekerja, maka suami bias

tenang ketika meninggalkan istri di rumah. Karena istri tidak di rumah

sendirian.

- Menguatkan Hubungan Dua Keluarga

Tinggal dengan mertua bias menguatkan hubungan antara keluarga anda

dan keluarga mertua.

Hal yang menguntungkan yang lain menurut wismanto (2010), adalah

sebagai berikut:

(1) Secara finansial.

Dapat menguntungkan karena pihak menantu tidak perlu

engeluarkan biaya untuk tempat tinggal, sedangkan pihak orang tua

merasa senang bahwa rumah mereka termanfaatkan.

(7)

Mereka akan lebih leluasa dan tenang meninggalkan rumah karena

ada kakek-nenek yang akan ikut membantu mengawasi-mengasuh anak

bahkan ikut mengantar atau menjemput sekolah.

(3) Pekerjaan Rumah Ringan.

Pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci pakaian dan

menyetrika kemungkinan sudah diselesaikan oleh mertua atau

pembantunya sehingga pekerjaan rumah menjadi lebih ringan.

(4) Lebih Hemat.

Hal-hal kecil seperti konsumsi sehari-hari menjadi lebih hemat

apabila memasak sekaligus untuk jumlah orang yang lebih banyak.

b. Hal Buruk

- Memiliki Perasaan Masih Menjadi Anak, Bukan Kepala Keluarga.

Terkadang, ketika tinggal serumah dengan mertua, menantumerasa seperti

tidak berkeluarga. Menantu laki-laki yang tinggal di rumah mertua tidak

merasa menjadi kepala keluarga bagi istri dan anak-anaknya.

- Kurang Nyaman dengan Adanya Anggota Keluarga Lain

Dengan adanya anggota lain seperti kakak ipar atau adik ipar yang tinggal

serumah, tidak sediki8t menantu merasa kurang nyaman.

- Tidak Bisa Mengambil Keputusan Sendiri

Sering kali menantu merasa tidak bebas mengambil keputusan apalagi

yang terkait dengan keluarganya. Ada rasa tidak nyaman jika tidak

meminta pendapat mertua tentang keputusan yang akan diambil, walaupun

tidak terkait dengan keluarga.

- Manja dan Cenderung Bergantung

Menantu yang tinggal dengan mertua kaya tentu dapat banyak fasilitas

secara gratis. Hal tersebut bisa menjadikan menantu manja dan bergantung

pada mertua.

- Kurang Percaya Diri

Kebanyakan menantu yang tinggal di rumah mertua merasa malu dan

(8)

mengontrak atau membangun rumah sendiri. Dan juga malu ketika

diketahui oleh teman mereka yang sudah sukses dan hidup mandiri.

C. SUAMI YANG TINGGAL DIRUMAH SENDIRI

Suami yang tinggal sendiri adalah suami yang sudah memiliki rumah dan sudah

tinggal serumah dengan istri. Menurut Nagiga & Dian Ibung, Psi (2009) tinggal di rumah

sendiri seorang suami dapat menjalakan peranan sebagai kepala rumah tangga, sebagai

pengambil keputusan, dan pencari nafkah utama. Peranan suami sebagai kepala rumah

tangga mempunyai kewajiban antara lain : kewajiban memberi nafkah bagi keluarga,

memliki kewajiban membina dan mendidik keluarga, bergaul dengan keluarga secara

baik.

D. HARGA DIRI SUAMI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA DAN TINGGAL DI RUMAH SENDIRI

Bagi suami yang tinggal di rumah sendiri bisa menjalankan tugas sebagai kepala

rumah tangga sendiri. Lebih nyaman di rumah sendiri tanpa ada rasa canggung

dengan anggota keluarga. bisa mengambil kepuusan sendiri, bisa lebih mandiri dan

bertanggung jawab.

Sedangkan bagi suami yang tinggal dengan mertua ada baik dan buruknya.

Baiknya tinggal dengan mertua secara finansial dapat terbantu, mudah berinteraksi

dan juga menguatkan hubungan dua keluarga. Sedangkan buruknya adalah masih ada

anggapan menjadi anak bukan sebagai kepala rumah tangga, kurang nyaman dengan

anggota keluarga misalnya saja kakak ipar atau adik ipar, tidak biasa mengambil

keputusan sendiri, dan cenderung bergantung kepada mertua.

Faktor yang mempengaruhi harga diri salah satunya yaitu lingkungan. Menurut

Coopersmith (1976) individu yang berasal dari keluarga bahagia akan memiliki harga

diri tinggi karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan, cinta,

dan tanggapan positif orang tua mereka. Sedangkan pengabaian dan penolakan akan

membuat mereka secara otomatis merasa tidak berharga. Karena merasa tidak

berharga, diacuhkan dan tidak dihargai maka mereka akan mengalami perasaan

(9)

Berdasarkan hasil wawancara sederhana yang dilakukan kepada suami yang

tinggal dengan mertua dengan suami yang tinggal sendiri didapatkan hasil bahwa

harga diri suami yang tinggal sendiri memiliki harga diri tinggi dibandingkan suami

yang tinggal dengan mertua. Hal ini berdasarkan empat aspek yang dikemukakan oleh

Coopersmith (1967) yaitu kebajika, kekuatan, keberartian, dan kompeten.

Hipotesa Penelitian

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut: Ada perbedaan harga diri yang signifikan harga diri pada suami yang

tinggal dengan mertua dengan suami yang tinggal di rumah sendiri. Harga diri suami

yang tinggal di rumah sendiri lebih tinggi dibandingkan suami yang tinggal dengan

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh secara signifikan dan secara simultan pada PT Bank Persero di Indonesia , dan Secara parsial , Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif

coding</VALUE></PARAMETER><VALUE encoding="base64" size="160">e/o56XkSzMfRNDzihsfQDnB55U0=</VALUE></DIGEST><ALGORITHM>RSA

Tiada kata yang lebih indah yang dapat penulis ucapkan selain puji syukur kehadirat Tuhan semesta alam Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis mampu

Implementasi Kebijakan Konversi Minyak Tanah Ke LPG ( Liquifield Petroleum Gas ) Di Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember adalah benar-benar

Kami menyatakan bahwa kami telah membaca tesis yang dipersiapkan oleh Nanang MC Yusuf ini, dan bahwa, dalam pendapat kami, cukup memuaskan dalam cakupan

Hasil yang didapat pada hooper tanpa penggunaan lorong dan pendorong adalah irisan yang hancur dan waktu pengirisan yang lama karena tidak ada tekanan pada bawang menuju

Program Transmigrasi di dekati dengan konsep untuk memindahkan se-banyak-banyak-nya dan secepat-cepat-nya penduduk dari Jawa ke daerah-daearah di luar Jawa yang masih cukup luas

Dengan hadirnya teknologi data warehouse maka akan memudahkan pengaksesan data secara cepat guna dalam memperoleh informasi yang dapat menunjang proses pengambilan keputusan