Kelompok 2 (3A)
1. Ardi Erfanto (07) 2. Briantama Hascaryo Pamungkas (10) 3. Ego Bastanta Sembiring (17) 4. Fiska Amalia Hidayat (21) 5. Rinasa Dwi Lidiawati (35) 6. Ruth Liani Karo Sekali (37)
Cover……….. 1
Daftar Isi………..…….…… 2
Biodata Anggota……… 3
Gambaran Umum……….. 5
Sistem Budaya……….. 8
Sistem Sosial………..……… 9
Kebudayaan Fisik………..………..………… 9
Terima Kasih………..……… 17
DAFTAR ISI
Ardi Erfanto
Briantama H. P.
Ego Bastanta S.
Fiska Amalia H.
Rinasa Dwi Lidiawati
Ruth Liani Karo S.
Pada hari ini, dalam mata kuliah Budaya Nusantara, kami mahasiswa PKN STAN, Kelas 3A D3 Pajak, putra putri bangsa dari berbagai suku daerah, membawakan budaya Batak. Salah satu kekayaan dan aset budaya Indonesia tercinta. Hari ini kami sadar dan benar-benar merasa-kan betapa indahnya keberagaman. Meski mayoritas kami dari Jawa, tetapi kami melebur dalam perbedaan menampilkan budaya Batak. Mulai saat ini, kami berjanji akan menjaga aset bangsa yang tak kan tergantikan ini. Dan kami akan selalu bangga menjadi Indonesia.
Bintaro, 11 Oktober 2016
BATAK H
ORAS
SSSS…!!!
Suku Batak adalah salah satu dari ratusan suku yang terdapat di Indonesia. Suku Ba-tak terdapat di wilayah Sumatera Utara. Menurut legenda yang dipercayai sebahagian masyarakat Batak, bahwa Suku Batak berasal dari Pusuk Buhit daerah Sianjur Mula Mula sebelah barat Pangururan di pinggiran Danau Toba.
Suku Batak Toba, adalah satu etnik dari sekian banyak rumpun Batak yang terdapat di Sumatra. Wilayah pemukiman suku Batak Toba meliputi
kabupaten Toba Samosir yang terdiri dari Balige, Laguboti, Parsoburan dan sekitarnya. Pada masa dahulu wilayah suku Batak Toba berada
di Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, yang disebut sebagai satu kesatuan etnis saja, yaitu suku Batak Toba. Salam khas toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”
Suku Batak Toba
Danau Toba, Sumatera Utara, Indonesiaa
Kebudayaan
BATAK
Gambaran Umum
Batak adalah namasebuah suku bangsa di Indonesia, yang ke-banyakan bermukim di Sumatera Utara, namun ada sebagian yang tinggal diperbatasan propinsi Aceh dan Sumatera Barat. Mayoritas orang Batak beragama Kristen dan Islam, tetapi ada pula yang masih menga-nut kepercayaan ani-misme (disebut
Parma-lim). Orang Batak
mendiami sebagian besar daerah pegunungan Sumatera Utara mulai dari perbatasan Daerah Istimewa Aceh disebelah utara sampai keperbata-san Riau dengan Su-matera Barat di sebelah
selatan, juga mendiami tanah datar yang berada diantara daerah pegunun-gan denpegunun-gan pantai Timur Sumatera Utara dan pantai Barat Sumatera Utara. Dengan demikian orang Batak ini mendiami Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu,
Serdang Hulu, Sima-lungun, Dairi, Toba, Humbang, Silindung, Angkola, dan Mandailing serta Kabupaten Tapanuli Tengah. Secara geografis orang Batak dapat dibagi menjadi 6 sub etnis sebagai berikut:
Kabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak.
Suku Batak Simalungun, adalah salah satu etnik Batak yang terkonsentrasi di kabupaten Simalungun provinsi Sumatra Utara. Wilayah kediaman suku Batak Simalungun berada di antara 2 etnik batak lainnya, yaitu suku Karo yang berada di kabupaten Tanah Karo dan suku Toba. Dilihat dari adat istiadat dan tradisi budaya orang Simalungun banyak memiliki kemiripan
dengan adat istiadat dan tradisi budaya Batak Karo maupun Batak Toba. Hal ini mengindikasikan kemung-kinan besar suku Simalungun beserta suku Batak Karo dan Batak Toba berasal dari suatu tempat yang sama. Orang Simalungun berbicara dalam bahasa Simalungun sebagai bahasa sehari-hari. Salam khas simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”
Suku Batak Simalungun
Suku Batak Karo adalah salah Suku Bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Suku ini
merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu
Tanah Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau Cakap Karo. Pakaian adat suku Karo
didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas. Salam khas karo “Mejuah-juah Kita Krina!”
Suku Batak Karo
Pakaian Adat Suku Batak Simalungun
Pakaian Adat Suku Batak Karo
Suku Batak Pakpak, adalah suatu kelompok masyarakat yang terdapat di beberapa kabupaten di provinsi Sumatra Utara dan di sebagian wilayah provinsi Nanggroe Aceh. Orang Batak Pakpak, berbicara dalam bahasa sendiri, yaitu bahasa Pakpak. Sedangkan di
Kelasen bahasa Pakpak
disebut sebagai bahasa Dairi. Bahasa Batak Pakpak
memiliki kekerabatan dengan bahasa Batak Karo, tapi bahasa Pakpak juga banyak mirip dengan bahasa Batak Toba. Salam khas Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!”
Suku Batak Pakpak
Versi ahli sejarah Batak mengatakan bahwa siRaja Batak dan rombongannya berasal dari Thailand yang menyeberang ke Sumatera melalui Semenanjung Malaysia dan akhirnya sampai ke Sianjur Mula mula dan menetap disana.
Sedangkan dari prasasti yang ditemukan di Portibi yang bertahun 1208 dan dibaca oleh Prof. Nilakantisari seorang Guru Besar ahli Kepurbakalaan yang berasal dari
Madras, India menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya dan menguasai daerah Barus.
Suku Batak Mandailing/ angkola adalah salah satu suku dari sekian banyak Rumpun Batak yang telah
lama hidup dalam suatu komunitas di kabupaten Mandailing-Natal, penyeba-ran juga terdapat di
kabupaten Padang Lawas, kabupaten Padang Lawas Utara, dan sebagian
kabupaten Tapanuli Selatan yang berada di provinsi Sumatera Utara. Suku
Mandailing/angkola memiliki adat, budaya dan bahasa sendiri. Mereka berbicara dalam bahasa Mandailing/ angkola. Dilihat dari tradisi budaya, adat dan bahasa terdapat keterkaitan erat di masa lalu antara suku Batak Mandailing/Angkola dengan suku Batak Toba dan Padang
Suku Batak Mandailing & Angkola
Pakaian Adat Suku Batak Mandailing
Pakaian Adat Suku Angkola Lawas. Salam khas suku Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”
(Mandailing); Hula hula
adalah orang tua dari wanita yang di nikahi oleh seorang pria, namun hula hula dapat diartikan secara luas yaitu semua saudara dari wanita yang dinikahi.
2) Elek Marboru (Toba)
atau Anak beru (Karo) atau Anak boru
(Mandailing); Boru adalah
anak perempuan dari satu marga. Dalam arti luas istilah boru adalah anak
perempuan dari satu marga tersebut. Elek marboru artinya harus Masyarakat Batak memiliki
falsafah yang mel-ambangkan sikap hidup dalam bermasyarakat yaitu yang disebut Dalihan Natolu, artinya satuan tungku yang terdiri dari 3 batu. Pada zamannya orang Batak memasak dengan bahan kayu bakar, untuk menahan periuk dipergunakan 3 batu. Keadaan ini dipakai sebagai falsafah orang Batak dalam hidup bermasyarakat yang meliputi:
1) Marsomba tu hula hula
(Toba), atau Kalimbubu (Karo) atau Mora
dapat merangkul boru. 3) Manat mardongan tubu
(Toba), atau Senina (Karo) atau Kahangi (Mandailing); Dongan
tobu adalah saudara-saudara semarga, Manat mardongan tubu
melambangkan hubungan dengan saudara saudara semarga. Dalam khasanah Karo saudara semarga ini disebut dengan Senina. Dalam khasanah
Mandailing saudara semarga disebut dengan hahangi (baca :
kahanggi).
antara
lakilaki Batak dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya. Dan perkawinan yang pantang dilakukan yaitu dengan wanita yang dari
marganya sendiri. (namun sekarang sudah banyak pemuda yang tidak mengikuti adat kuno tersebut). Aada juga kawin lari. Perkawinan yang diluar prosedur adalah perkawinan lari (mangalua), hal ini terjadi karena tidak terdapat persesuaian antara salah satu pihak atau dua belah pihak kaum kerabat.
Dalam adat batak, sistem
pelapisan sosial terbagi
dalam: perbedaan umur, perbedaan pangkat dan jabatan, serta perbedaan sifat keaslian, status kawin.
Dari segi kepemimpinan dalam masyarakat Batak Karo terpisah menurut tiga bidang yaitu bidang adat , bidang pemerinta-han, dan di bidang keagamaan.
Perkawinan suku batak
mengenal perkawinan yang ideal. Perkawinan yang dianggap ideal adalah perkawinan antara wanita rimpal
(marpariban bhs Batak Toba) yaitu perkawinan
Dalam tradisi batak dikenal adanya
Marga dan Tarombo.
Marga adalah sekelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah (patrilinial). Sedangkan Tarombo adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah. Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek
mo-yangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan
tubu). Contohnya
SAMPAGUL. Singkatan dari Samosir, Pakpahan,
Harianja, Sitinjak, dan Gultom.
Sistem Sosial
Aksara batak biasa digunakan dalam menulis surat batak. Surat Batak adalah
sebuah jenis aksara yang disebut Abugida. Aksara Batak biasanya ditulis di atas bambu atau kayu, penulisan dimulai dari bawah ke atas dan baris dimulai dari kiri kekanan. Pola Perkampungan masyarakat Batak masih hidup di dalam pedesaan, disebut Huta, Kuta, Lumban, Sosor, Bius, Pertahian, Urung dan Pertumpukan. Huta (bahasa Toba) biasanya merupakan kesatuan territorial yang dihuni asal dari satu klen. Pada orang Karo kesatuan tersebut disebut Kuta biasanya lebih besar dari pada huta, penduduknya dapat dari berbagai klen. Mata pencaharian suku
Kebudayaan Fisik
Batak terdiri atas bercocok tanam disawah atau diladang. Beternak kerbau, sapi, babi, kambing, ayam dan bebek, serta menangkap ikan.
siRaja Batak diperkirakan hidup pada tahun 1200 (awal abad ke13)
Raja Sisingamangaraja ke-XII diperkirakan keturunan siRaja Batak generasi ke19 yang wafat pada tahun 1907 dan anaknya si Raja Buntal adalah generasi ke 20.
Dari temuan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar leluhur dari si-Raja batak adalah seorang pejabat atau pejuang kerajaan Sriwijaya yang berkedudukan di Barus karena pada abad ke-12 yang menguasai seluruh nusantara adalah kerajaan Sriwijaya di Palembang.
Rumah adat Bolon
Rumah orang Batak Karo disebut Siwaluh Jabu, rumah Batak Toba disebut Ruma Bolon sedang rumah adat Mandailing disebut Bagas Godang. Pada rumah Batak Toba berbentuk empat persegi panjang, lantai rumah kadang kadang setinggi 1,75 meter di atas tanah, bagian bawah dipergunakan untuk kandang babi, ayam dan sebagainya. Rumah yang paling banyak hiasannya disebut Gorga.
Rumah Adat
Piso Gaja Dompak adalah senjata tradisional Sumatera Utara yang berbentuk pisau yang berfungsi untuk memotong dan menusuk. Senjata
Tradisional Sumatera Utara tersebut dikenal Piso Gaja Dompak karena pada gagang pisau tersebut terdapat ukiran berbentuk gajah.
Piso Gaja Dompak dipercaya merupakan pusaka kerjaan Batak dimasa raja Sisingamanga-raja I. Sebagai pusaka kerjaan, senjata tradisional Sumatera Utara ini tidak diperuntukan untuk membunuh, sebagai senjata pusaka Piso Gaja Dompak ini dipercaya memiliki kekuatan supranatural yang akan memberikan kekuatan spiritual kepada pemegangnya.
Tari
Piso tradisional suku batak (Piso Gaja)
pinggang, punggung hingga bahu.
3) Pandenggal, yang bergerak hanya
lengan, telapak tangan hingga jari tangan. 4) Siangkupna, yang
bergerak hanya leher. 5) Hapunana, yang
bergerak hanya wajah.
Tarian Tradisional suku
batak adalah tor-tor. Dilihat dari gerakan badan, tarian tortor dapat dibagi menjadi: 1) Pangurdot, yang
bergerak hanya tumit, kaki hingga bahu. 2) Pengeal, yang bergerak hanya Lagu Tradisional 1) Ketabo 2) Sinanggar Tullo 3) Sigulempong 4) Dago Inang Sarge 5) Ungut – Ungut 6) Sitogol
7) Alusi au
Jenis alat musik
tradisional Batak Toba: 1) Gondang
2) Sarune bolon yaitu jenis alat tiup. 3) Ogung yaitu sejenis
gong yang jumlahnya ada yang mempunyai fungsi masing – masing pada saat dimainkan.
Kesenian
Ogung dan sarune bolon
Tari Tor Tor
Pada akhir abad ke-12 sekitar tahun 1275 kerajaan Majapahit menyerang kerajaan Sriwijaya sampai ke daerah Pane, Haru, Padang Lawas dan sekitarnya yang di-perkirakan termasuk daerah kekuasaan siRaja Batak.
Serangan dari kerajaan Majapahit inilah diperkirakan yang mengakibatkan siRaja Batak dan rombonganya terdesak hingga masuk ke pedalaman di sebelah barat Pangururan di tepian Danau Toba, daerah tersebut bernama Sianjur Mula Mula di kaki bukit yang bernama Pusuk Buhit, kemudian menghuni daerah tersebut bersama rombongannya.
tangga, alat tenun, alat berburu dan alat menangkap ikan.
a. Alat Pertanian
Ansuan berfungsi sebagai
cangkul terbuat dari batang pohon enau.
Ordang berfungsi sebagai
alat pelobang tanah.
Panasapi berfungsi untuk
membersihkan pematang sawah. Pangali berfungsi sebagai penggali tanah. Sorha-soreng ha berfungsi sebagai pembajak sawah b. Alat rumah tangga Sapa berfungsi sebagai tempat nasi dibuat dari kayu. Pinggan
pasu berfungsi
sebagai tempat
makanan pada upacara adat. Sakke Piring berfungsi sebagai tempat piring c. Alat tenun tradisional Busur Hapas berfungsi sebagai membusur kapas, dibuat dari bamboo. Sorha tangan berfungsi untuk memintal Alat alat pertanian, alat
rumah tangga, tenun, berburu, menangkap ikan. Dalam kehidupan sehari hari masyarakat Batak memiliki peralatan sebagai sarana
me-nyelesaikan pekerjaannya. Alat alat tersebut meliputi alat pertanian, alat rumah
benang, roda digerakkan dengan tangan. Sorha pat berfungsi untuk memintal benang, roda digerakan dengan kaki. Erdeng
erdeng (panghulhulan)
berfungsi untuk menggulung benang d. Alat Berburu
Ultop berfungsi untuk
menembak. Sumbia
berfungsi untuk
memanah. Pulur (peluru anak panah. Pana, busur panah dengan anak panah e. Alat menangkap ikan
Solu lunjup, jenis sampan
khusus di air deras. Solu
Jambang, Sampan dipakai
di air yang tak mengalir.
Hole berfungsi sebaagi
dayung. Goli goli
berfungsi sebagai tempat duduk dalam sampan.
Sistem Teknologi
Sapa
Pinggan pasu
Pana
Arsik adalah daging atau ikan
yang diberi bumbu kunyit, asam, cabe dan andaliman ditambah bumbu-bumbu umum lainnya. Dalam kehidupan adat Batak, arsik memiliki filosofi-filosofi tertentu sesuai dengan jenis pesta adat yang tengah diadakan.
Saksang adalah makanan
tradisional batak yang terbuat dari daging Bagi yang dicincang halus kemudian ditambahkan darah. Saksang biasanya dihidangkan terutama saat orang Batak mengadakan pesta baik suka maupun duka.
Ombus-ombus merupakan
makanan atau jajanan khas Batak yang berasal dari Siborongborong, Tapanuli Utara. Kue ombusombus terbuat dari tepung beras yang diberi gula di tengahnya dan dibungkus dengan daun pisang.
Makanan Tradisional
Arsik
Saksang Ombus-ombus
Kain ulos khas suku Batak
Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia.
Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara. Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.
Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihi-asi oleh ragam tenunan dari be-nang emas atau perak. Biasanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak.
Terima Kasi
Di dalam buku Tarombo Borbor Marsada dikatakan bahwa siRaja Batak memiliki 3 (tiga) orang anak yaitu:
GURU TATEA BULAN (siRaja Lontung) RAJA ISOMBAON (siRaja Sumba) TOGA LAUT.
Ketiga anak siRaja Batak inilah yang diyakini meneruskan tampuk pimpinan siRaja Ba-tak dan asal mula terbentuknya marga-marga pada suku BaBa-tak.