ANALISIS EKONOMI BASIS
Oleh:
Pengertian Dasar
Teori ekonomi basis mendasarkan
pandangannya bahwa laju pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh
besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tsb
Ekspor-->menjual produk/jasa ke luar wilayah
baik ke wilayah lain dalam negara atau ke luar
negara
Pengertian dasar
Teori basis ekonomi ini dikemukakan oleh Harry W.
Richardson (1973) yang menyatakan bahwa faktor
penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah
adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan
barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad 1999:116).
Dalam penjelasan selanjutnya dijelaskan
bahwa pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja
dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan
kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation).
Pengertian dasar
Asumsi ini memberikan pengertian bahwa
suatu daerah akan mempunyai sektor
unggulan apabila daerah tersebut dapat
memenangkan persaingan pada sektor yang
sama dengan daerah lain sehingga dapat
Sektor Basis
Semua kegiatan baik
Semua kegiatan baik
penghasil
penghasil
produk/penyedia jasa yg
produk/penyedia jasa yg
mendatangkan uang
mendatangkan uang
dari wilayah lain.
dari wilayah lain.
Bersifat exogeneous
Bersifat exogeneous
(tdk bergantung pd
(tdk bergantung pd
permintaan lokal/
permintaan lokal/
kekuatan intern)
kekuatan intern)
Klasifikasi
Sektor
Sektor Non basis
Sektor yang hanya
mampu memenuhi
kebutuhan lokal
Dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan masyarakat
setempat
Tidak bisa berkembang
melebihi pertumbuhan
wilayah setempat
METODE PENENTUAN SEKTOR
METODE PENENTUAN SEKTOR
BASIS
BASIS
1.
1.
METODE LANGSUNG
METODE LANGSUNG
Survei langsung untuk
Survei langsung untuk
mengidentifikasi sektor mana yg
mengidentifikasi sektor mana yg
merupakan sektor basis
merupakan sektor basis
2. METODE TAK LANGSUNG
2. METODE TAK LANGSUNG
a)
a)
Metode melalui pendekatan asumsi
Metode melalui pendekatan asumsi
Sektor industri primer dan manufaktur
Sektor industri primer dan manufaktur
adalah sektor basis
adalah sektor basis
b
) Metode Location Quatient
Location Quotient
Location Quotient
(LQ) merupakan
(LQ) merupakan
perbandingan antara pangsa relatif
perbandingan antara pangsa relatif
pendapatan (tenaga kerja) sektor i pada
pendapatan (tenaga kerja) sektor i pada
tingkat wilayah terhadap pendapatan
tingkat wilayah terhadap pendapatan
(tenaga kerja) total wilayah
(tenaga kerja) total wilayah
dengan
dengan
pangsa relatif pendapatan (tenaga
pangsa relatif pendapatan (tenaga
kerja) sektor i pada tingkat nasional
kerja) sektor i pada tingkat nasional
terhadap pendapatan(tenaga kerja)
terhadap pendapatan(tenaga kerja)
total nasional.
Formula Location Quatient
Formula Location Quatient
Vt
Vi
vt
vi
LQ
/
/
Dimana ; LQ = Indeks Location Quotient
vi = Pendapatan (tenaga kerja) sektor i pada tingkat
wilayah
vt = Pendapatan (tenaga kerja) total wilayah
Vi = Pendapatan (tenaga kerja) sektor i pada tingkat
nasional
Vt = Pendapatan (tenaga kerja) total wilayah nasional
Dengan kriteria :
LQ
1 berarti sektor tersebut merupakan sektor basis.
LQ < 1 berarti sektor tersebut merupakan sektor non basis
Asumsi LQ
Asumsi LQ
Permintaan wilayah akan suatu
Permintaan wilayah akan suatu
produk dipenuhi terlebih dahulu
produk dipenuhi terlebih dahulu
dari produksi lokal baru
dari produksi lokal baru
kekurangannya diimpor dr
kekurangannya diimpor dr
wilayah lain dan sebaliknya.
Perbedaan Basis Antara Kota
Perbedaan Basis Antara Kota
dan Wilayah Hinterland
dan Wilayah Hinterland
Basis di luar kota umumnya adalah
Basis di luar kota umumnya adalah
sektor penghasil (Pertanian, Industri
sektor penghasil (Pertanian, Industri
dan Pertambangan)
dan Pertambangan)
adanya
adanya
larangan/aturan industri
larangan/aturan industri
Basis di kota umumnya adalah sektor
Basis di kota umumnya adalah sektor
jasa, perdagangan dan sektor
jasa, perdagangan dan sektor
angkutan
angkutan
mendatangkan uang dari
mendatangkan uang dari
wilayah hinterland
PENGGANDA BASIS (BASE
PENGGANDA BASIS (BASE
MULTIPLIER)
MULTIPLIER)
Pengganda basis : perubahan lapangan kerja total untuk
Pengganda basis : perubahan lapangan kerja total untuk
setiap satu perubahan lapangan kerja di sektor basis
setiap satu perubahan lapangan kerja di sektor basis
Pengganda Basis = Total Lap.kerja/ Lapangan kerja basis
Pengganda Basis = Total Lap.kerja/ Lapangan kerja basis
Pengganda basis dapat dihitung berdasarkan base ratio
Pengganda basis dapat dihitung berdasarkan base ratio
(rasio basis)
(rasio basis)
Rasio basis: perbandingan antara jumlah lapangan kerja
Rasio basis: perbandingan antara jumlah lapangan kerja
basis dengan lapangan kerja non basis atau
basis dengan lapangan kerja non basis atau
perbandingan yang menunjukkan lapangan kerja non
perbandingan yang menunjukkan lapangan kerja non
basis yg tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis
basis yg tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis
Ex: Disuatu wilayah terdapat 3000 lapangan
Ex: Disuatu wilayah terdapat 3000 lapangan
kerja (1000 lap.kerja basis dan 2000 lap.kerja
kerja (1000 lap.kerja basis dan 2000 lap.kerja
non basis) maka rasio basisnya 1:2
non basis) maka rasio basisnya 1:2
Artinya: setiap satu lapangan kerja basis
Artinya: setiap satu lapangan kerja basis
tersedia 2 lapangan kerja non basis
tersedia 2 lapangan kerja non basis
Jika ekspor dapat ditingkatkan dan menambah
Jika ekspor dapat ditingkatkan dan menambah
lap.kerja basis (misal 100 unit) maka diharapkan
lap.kerja basis (misal 100 unit) maka diharapkan
dapat menambah lap kerja non basis sebanyak
dapat menambah lap kerja non basis sebanyak
200 lap.kerja sehingga dg kenaikan ekspor 100
200 lap.kerja sehingga dg kenaikan ekspor 100
unit mampu menciptakan 300 lap kerja.
unit mampu menciptakan 300 lap kerja.
Jadi, setiap satu perubahan lapangan kerja di
Jadi, setiap satu perubahan lapangan kerja di
sektor basis akan menambah lap. kerja total
sektor basis akan menambah lap. kerja total
sebanyak 3 unit (1 sektor basis dan 2 sektor non
sebanyak 3 unit (1 sektor basis dan 2 sektor non
basis)
basis)
Angka pengganda basis pd kasus diatas
Angka pengganda basis pd kasus diatas
MODEL EKONOMI BASIS
MODEL EKONOMI BASIS
TIEBOUT
TIEBOUT
Menggunakan pendekatan pendapatan, bukan
Menggunakan pendekatan pendapatan, bukan
tenaga kerja
tenaga kerja
Kelemahan menggunakan pendekatan tenaga kerja:
Kelemahan menggunakan pendekatan tenaga kerja:
1. Konversi pekerja paruh waktu
1. Konversi pekerja paruh waktu
2. Fenomena commutation (penglaju)
2. Fenomena commutation (penglaju)
Produktifitas menjadi kurang peka untuk
Produktifitas menjadi kurang peka untuk
diidentifikasi
diidentifikasi
Kelebihan pendekatan pendapatan:
Kelebihan pendekatan pendapatan:
1. Bisa untuk mengukur dampak potensial wilayah
1. Bisa untuk mengukur dampak potensial wilayah
sbg pasar
sbg pasar
2. Mampu mengukur perubahan kesejahteraan
2. Mampu mengukur perubahan kesejahteraan
individu/ masyarakat
Perubahan pendapatan total=
Perubahan pendapatan total=
Pengganda basis x Perubahan pendapatan
Pengganda basis x Perubahan pendapatan
Δ
Δ
Yt = K .
Yt = K .
Δ
Δ
Yb
Yb
Dimana… K = Yt/Yb
Dimana… K = Yt/Yb
Keterangan:
Keterangan:
Yt
Yt
= Pendapatan total
= Pendapatan total
Yb
Yb
= Pendapatan basis
= Pendapatan basis
K
K
= Pengganda basis
= Pengganda basis
Δ
Contoh perhitungan LQ
Tabel 5.1. Hasil Analisis LQ Kabupaten Pati Menurut Sektor
Perekonomian Tahun 2002-2005
N
o
Sektor
2002 2003
2004
2005
Rata-rata
1. Pertanian
2,21
7
2,16
3
2,169
2,180
2,182
2. Pertambangan &
Penggalian
0,55
3
0,62
8
0,626
0,568
0,594
3. Industri
0,39
6
0,40
0
0,426
0,451
0,418
4. Listrik, Gas & Air Bersih
1,29
5
1,40
6
1,452
1,592
1,436
5. Bangunan
0,74
8
0,69
5
0,720
0,703
0,716
6. Perdagangan
0,66
7
0,65
7
0,649
0,639
0,653
7. Pengangkutan &
Komunikasi
0,87
0
0,80
7
0,815
0,760
0,813
8. Keuangan
2,04
6
1,99
8
2,074
2,115
2,058
9. Jasa
0,86
7
1,03
5
0,932
0,935
0,942
Tabel 5.2. Hasil Analisis LQ Sektor Pertanian Kabupaten Pati Tahun
2002-2005
No
Sektor
2002
2003
2004
2005
Rata-
rata
1.
Tanaman Bahan
Makanan
2,117
2,097
2,185
2,304
2,176
2.
Tanaman
Perkebunan
3,138
3,647
3,327
3,563
3,419
3.
Peternakan
1,006
0,887
0,818
0,655
0,841
4.
Kehutanan
2,272
1,225
1,389
1,225
1,528
5.
Perikanan
4,897
5,441
5,064
4,820
5,055
No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011*) 1 Pertanian 1.129.881, 65 1.176.841, 83 1.226.312, 09 1.259.938, 40 1.303.641,7 0
2 Pertambangan & penggalian 5.784,01 5.987,37 6.218,96 6.497,17 6.658,43
3 Industri pengolahan 289.798,41 295.965,65 302.523,35 315.760,21 336.269,62
4 Listrik, gas, & air bersih 17.538,25 18.162,88 19.142,50 20.285,63 20.999,89
5 Bangunan 171.097,09 176.650,99 183.566,78 193.354,62 .02,029
6 Perdagangan, hotel, & restoran
543.812,17 562.836,51 583.409,48 610.499,60 639.837,43
7 Pengangkutan & komunikasi 113.360,96 117.816,58 123.030,07 131.198,45 137.675,90
8 Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan
105.087,22 112.305,73 117.875,91 123.487,76 129.161,37
9 Jasa-jasa 301.007,01 320.956,48 339.072,38 359.799,19 379.852,89
PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Demak Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2007-2011 ADHK 2000 (Jutaan
Rupiah)
N o Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011*) 1 Pertanian 31.862.697, 60 32.880.707, 85 34.101.148, 13 34.955.957, 64 35.421.522, 97
2 Pertambangan & penggalian 1.782.886,6 5 1.851.189,4 3 1.952.866,7 0 2.091.257,4 2 2.193.964,2 3 3 Industri pengolahan 50.870.785, 69 55.348.962, 88 57.444.185, 45 61.390.101, 24 65.528.810, 98
4 Listrik, gas, & air bersih 1.340.845,1 7 1.408.666,1 2 1.489.552,6 5 1.614.857,6 8 1.684.217,0 1 5 Bangunan 9.055.728,7 8 9.647.593,0 0 10.300.647, 63 11.014.598, 60 11.712.447, 46
6 Perdagangan, hotel, & restoran 33.898.013, 93 35.226.196, 01 37.766.356, 61 40.055.356, 39 43.072.198, 15
7 Pengangkutan & komunikasi 8.052.297,0 4 8.581.544,4 9 9.192.949,9 0 9.805.500,1 1 10,645.260, 49
8 Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan 5.767.341,2 1 6.218.053,9 7 6.701.533,1 3 7.038.128,9 1 7.503.725,1 8 9 Jasa-jasa 16.479.357, 72 16.871.569, 54 17.724.216, 37 19.029.722, 65 20.464.202, 99