• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh. 2) Lilik Hanifah 2) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh. 2) Lilik Hanifah 2) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta PENDAHULUAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI TUMBUH

KEMBANG BALITA DENGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 12-36 BULANDI POSYANDU KASIH IBU 7

BANYU URIP KLEGO BOYOLALI TAHUN 2014

Oleh

1)

Alfia Kurniawati 2)Lilik Hanifah 2)

Dosen Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta

ABSTRAK

Latar Belakang : Stimulasi merupakan perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan.Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.Tinggi rendahnya pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan anaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang balita dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun2014

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu yang mempunyai balita usia 12-36 bulan dan balitanya yang berusia 12-36 bulan dengan 30 respnden, penelitian ini menggunakan subyek penelitian dengan jumlah 30 responden. Tekhnik pengumpulan data pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang balita diukur menggunakan kuesioner tertutup dan perkembangan balita usia 12-36 bulan diukur menggunakan KPSP, analisa data pengetahuan menggunakan distribusi frekuensi dan analiasa data perkembangan berdasarkan interpretasi skor dari KPSP. Analisa data bivariat yang diperoleh dianalisa menggunakan uji korelasi dengan Spearman Rank.

Hasil Penelitian : Pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang balita menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 18 responden (60%) dan perkembangan balita usia 12-36 bulan sebagian besar sesuai sebanyak 22 balita (73,3%). Hasil uji statistik menggunakan

Spearman Rank adalah thitung (0,504) > ttabel (0,364) pada taraf signifikasi 5% dengan nilai p (0,005 < 0,05). Simpulannya ada hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang balita dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014.

Kata kunci : Pengetahuan, Ibu balita, Perkembangan balita usia 12-36 bulan PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan

(2)

Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan, bayi dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal-awal kehidupannya, yaitu tidak sampai mencapai usia satu tahun atau usia di bawah lima tahun.1

Kelangsungan hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKABAL). Angka Kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi di Negara ASEAN lainnya. Hal ini perlu ditangani dan ditindaklanjuti oleh bidan dan petugas kesehatan lainnya, mengingat Indonesia memiliki beban yang berat karena wilayah yang sangat luas serta jumlah penduduk yang banyak dan sangat heterogen. Sebagai anggota organisasi profesi di bidang kesehatan, bidan juga harus berperan aktif dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) nomor 4- (empat), yaitu menurunkan angka kematian anak sampai dua-pertiganya pada tahun 2015.1

Untuk menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi dan Balita Di Indonesia maka perlu ditingkatkan peran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) serta penempatan bidan-bidan desa di Pos Persalinan Desa (Polindes), mengingat beban wilayah Indonesia yang sangat luas. Untuk itu, program pemerintah dalam memperbanyak bidan desa merupakan hal yang sangat “urgent” untuk memantau dan membantu kesehatan bayi dan balita yang jauh dari fasilitas kesehatan. Harus diaktifkan pusat-pusat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan, termasuk bidan di tingkat desa yang dapat menjangkau masyarakat luas untuk memantau tumbuh kembang bayi dan balita.1

Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita berlangsung melalui pola tertentu. Variasi dalam perkembangan memang cukup luas, namun itu terbatas pada cepat lambatnya perkembangan, bukan dalam pola atau urutan perkembangan. Secara bertahap bayi dan anak akan berkembang ; keberhasilan satu tahap perkembangan akan merupakan prasyarat untuk perkembangan tahap berikutnya. Orangtua harus menyiapakan diri untuk memahami tahap-tahap perkembangan bayi dan anak, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya gangguan perkembangan selama proses pemantauan dan pembinaan. 2

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, orga-orga dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.3

Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus.3 Tiga tahun pertama sejak lahir merupakan periode dimana miliaran sel Glial terus bertambah untuk memupuk neuron. Sel-sel syaraf ini dapat membentuk ribuan sambungan antar neuron disebut dendrite berbentuk mirip sarang laba-laba dan

(3)

axon yang berbentuk memanjang. Sebagai catatan, anak-anak kita dilahirkan

dengan 10 miliar neuron (sel syaraf) di otaknya.4

Bukan tentang jumlah neuron dalam kepala si kecil, namun tentang fakta bahwa tiga tahun pertama perkembangan si kecil merupakan masa-masa emas dalam pembentukan otak cerdasnya. Karena otak, tumbuh dengan sangat pesat dan akan mencapai 70-80% pada 3 tahun pertama kehidupan si kecil. Memberi rangsangan secara tepat pada otak si kecil pada masa tersebut akan membantu si kecil mempertahankan sambungan neuron yang telah terbentuk saat proses eliminasi terjadi diusia 11 tahun.4 Meski demikian, para orang tua tidak dapat secara sembarangan memberikan rangsangan dimasa tiga tahun pertama tersebut, karena mereka menyerap apa saja yang dilihat, didengar, dicium, dirasa dan disentuh dari lingkungan mereka. Kemampuan otak mereka untuk memilah atau menyaring pengalaman rasa tidak menyenangkan dan berbahaya belum berkembang.4

Peran seorang ibu/orang tua dalam pemberian stimulasi pada anaknya sangat besar, karena itu diperlukan pemahaman yang besar mengenai masalah ini. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dalam masalah ini adalah: umur, tingkat pendidikan, dan jumlah anak. Dari hasil penelitian di daerah kumuh di kelurahan Pulogadung Jakarta ditemukan bahwa pengetahuan orang tua tentang stimulasi bagi perkembangan anak masih sangat kurang, hanya sekitar 1,3% yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang stimulasi, 34,4 % pengetahuan sedang dan 6,4% berpengetahuan rendah tentang stimulasi.5

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian balita 0–5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan. AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 11,85/1.000 kelahiran hidup, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 11,50/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam Millenium. 5

Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran hidup, AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah melampaui target. AKABA tertinggi di Kabupaten Rembang sebesar 19,94/1.000 kelahiran hidup, sedangkan terendah di Kota Surakarta sebesar 6,01/1.000 kelahiran hidup. Untuk kabupaten Semarang adalah 12,26/1.000 kelahiran hidup.6

Di Kabupaten Boyolali tahun 2012 terdapat 5.599 balita, dan sebanyak 1.112 balita mengalami gangguan perkembangan. Penyimpangan perkembangan sebanyak 35 balita, penyimpangan perilaku sebanyak 2 balita, gangguan penglihatan sebanyak 36 balita, gangguan pendengaran 9 balita, gangguan mental emosional 15 balita, Autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas sebanyak 8 balita.7

Di Puskesmas Klego 2 Boyolali tahun 2012 terdapat 407 balita, dan sebanyak 148 balita mengalami gangguan perkembangan. Penyimpangan perkembangan sebanyak 5 balita, penyimpangan perilaku sebanyak 4 balita, gangguan penglihatan sebanyak 4 balita, gangguan pendengaran sebanyak 2 balita, gangguan mental emosional sebanyak 3 balita, Autisme dan gangguan

(4)

pemusatan perhatian dan hiperaktivitas sebanyak 22 balita.7 Di PKD Banyu Urip tahun 2012 terdapat 346 balita, dan sebanyak 5 balita yang mengalami gangguan perkembangan. Gangguan bicara dan bahasa sebanyak 2 balita, gangguan motorik kasar dan motorik halus sebanyak 2 balita.8

Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Boyolali terdapat 59 balita, dan sebanyak 4 balita yang mengalami gangguan perkembangan. Gangguan bicara dan bahasa sebanyak 2 balita, dan 1 balita dengan gangguan motorik kasar yaitu balita berusia 12 bulan yang belum bisa duduk sendiri tanpa bantuan. Dan 1 balita dengan gangguan motorik kasar yaitu balita berusia 15 bulan yang belum bisa berjalan sendiri atau jalan dengan berpegangan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali “

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum pada penelitian ini adalah : Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014. Tujuan khusus penelitian ini adalah : Untuk mengetahui karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan; Mengetahui Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita; Mengetahui Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali.

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu suatu metode dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari hubungan yang terjadi antar variabel bebas dan variabel terikat.21Pengertian secara umum studi analitik adalah suatu rancangan penelitian untuk melihat hubungan dua variabel atau lebih tanpa adanya perlakuan atau intervensi.21

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan faktor efek dengan pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.22pendekatan cross sectional merupakan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja.23

(5)

B. Variabel Penelitian

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang balita. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah perkembangan balita usia 12-36 bulan.

C. Definisi Operasional

Tabel 1 Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan.

No Variabel Definisi Operasional Parameter dan

Kategori

Alat Ukur Skala Pengukur an 1 Variabel bebas : Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita

Adalah hasil tahu ibu setelah melakukan penginderaan tentang

stimulasi tumbuh

kembang balita yang meliputi :  Pengertian stimulasi  Prinsip dasar stimulasi  Aspek-aspek perkembangan yang dipantau  Cara memberikan stimulasi pada balita a. Baik: skor nilai 76%-100% (20-26) b. Cukup: skor nilai 56-75% (14-19) c. Kurang: skor nilai <56% (<14) Kuesioner Ordinal 2 Variabel terikat : perkembang an balita usia 12-36 bulan Kemampuan struktur tubuh yang meliputi: gerak kasar, gerak

halus, kemampuan

bicara dan bahasa,

sosialisasi dan

kemandirian bahasa pada balita usia 12-36 bulan. 1. Normal (Jika nilai perkembang annya 9-10) 2. Meragukan (Jika nilai perkembang annya 7-8) 3. Penyimpang an (Jika nilai perkembang annya 6 atau kurang dari 6) Lembar checklist KPSP balita usia 12-36 bulan Ordinal Karakteristik Responden

Hal – hal yang melekat pada responden

1. Umur 2. Pekeraan 3. pendidikan

(6)

D. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita usia 12-36 bulan dan balitanya yang berusia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7Banyu Urip Klego Boyolali bulan Juni tahun 2014 yang berjumlah 30. Penelitian ini tidak menggunakan tekhnik sampling, tetapi menggunakan semua populasi menjadi sampel yang disebut subyek penelitian oleh karena sampel kurang dari 100.23 Subyek penelitiannyaadalah semua ibu yang mempunyai balita usia 12-36 bulan dan balitanya yang berusia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali bulan Juni tahun 2014 yang berjumlah 30 orang

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan KPSP. KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh orang tua atau pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak.18Daftar pertanyaan dalam KPSP ini sudah baku, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.15

Pertanyaan dalam KPSP dikelompokkan sesuai usia anak saat dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan, dan seterusnya sampai kelompok usia 5-6 tahun. Untuk usia ditetapkan menurut tahun dan bulan, dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 10 bulan, sementara usia 9 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 9 bulan.19Dalam penelitian ini, KPSP yang digunakan adalah KPSP balita usia 12-36 (lembar KPSP terlampir).

Kuesioner pengetahuan tentang stimulasi tumbuh kembang balita adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu sudah disediakan jawaban yang singkat dan tegas menggunakan skala gutmen sehingga responden tinggal memilih.26

Umur Ibu

Balita

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan berulang tahun 1. 21-30 tahun 2. 31-40 tahun Kuesioner Interval Pendidikan Ibu Balita

Jenjang formal yang di tempuh ibu sampai dengan mendapatkan ijazah terakhir 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi Kuesioner Ordinal Pekerjaan Ibu Balita

Pekerjaan Ibu yang di capai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari 1. Pegawai Negeri 2. Swasta 3. Wiraswasta 4. Petani Kuesioner Nominal

(7)

Dimana responden memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia yaitu “benar” atau “salah”. Dengan ketentuan untuk soal favourable yaitu bentuk pernyataan dengan menggunakan kalimat positif, jawaban salah diberi nilai “0” dan jawaban benar diberi nilai “1”, sedangkan soal unfavourable yaitu pernyataan dengan menggunakan kalimat negatif, jawaban salah diberi nilai “1” dan jawaban benar diberi nilai “0”, Instrumen penelitian dikatakan berkualitas apabila sudah di uji validitas dan reliabilitas.

Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Usia 12-36 Bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Boyolali.

No Indikator pernyataan Favourable Unfavourable Jumlah Soal

1 Pengertian Stimulasi 1,2, 3, 4 4

2 Prinsip Dasar stimulasi 6,7,8,9,13 5,10,11,12 9

3 Aspek-Aspek Perkembangan

Yang Dipantau

14 15,16 3

4 Cara Memberikan Stimulasi

Pada Balita

17,21,22,23,26 18,19, 20,24,25 10

Jumlah 13 13 26

F. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Metode pengolahan data

Metode pengolahan data merupakan cara mengolah data agar dapat disimpulkan atau diinterpretasikan menjadi informasi.13Dalam melakukan analisa data terlebih dahulu data harus diolah. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.17Data yang sudah masuk dalam penelitian ini akan dilakukan pengeditan dan pengoreksian kembali sehingga jika terdapat kesalahan dapat diketahui dan diperbaiki.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri dari beberapa kategori.17Untuk memudahkan dalam menganalisa data, coding dalam penelitian ini dengan kategori :

1) Pengetahuan baik : 3 2) Pengetahuan cukup : 2 3) Pengetahuan kurang : 1

Interpretasi dari perkembangan anak diberi kode “1” untuk perkembangan sesuai, “2” untuk perkembangan meragukan dan “3” untuk perkembangan terdapat penyimpangan.

(8)

c. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu

diberi penilaian atau skor.20Skoring dalam penelitian ini adalah : (a) Pertanyaan positif, jika jawaban :

Benar : 1 Salah : 0

(b) Pertanyaan negative, jika jawaban : Benar : 0

Salah : 1

d. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.21Data yang diperoleh dari masing-masing variabel direkapitulasi dengan teliti kembali kemudian data tersebut disusun dan dikelompokkan.

2. Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diiterpretasikan.23dalam penelitian ini analisa data menggunakan alat bantu komputer program Statistikal Product Servis

Solution (SPSS) for windows versi 16.00, dengan langkah-langkah analisa

data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.22Variabel yang dianalisa secara univariat dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel pengetahuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dan variabel perkembangan balita usia 12-36 bulan.

1) Analisa Pengetahuan

df = 100 %

Keterangan :

df= Distribusi frekuensi relatif f = Frekuensi

= Jumlah responden

Selanjutnya bedasarkan rumus tersebut dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu :

(a) Baik, skor nilai 76%-100% (20-26 butir soal) (b) Cukup : skor nilai 56-75% (14-19 butir soal) (c) Kurang : skor nilai <56% (<14 butir soal)

2) Analisa perkembangan balita usia 12-36 bulan berdasarkan interpretasi dari KPSP, dikategorikan menjadi :

(a) Pekembangan sesuai jika nilai respondennya 9-10 (b) Meragukan jika nilai respondennya 7-8

(c) Penyimpangan jika nilai respondennya 6 atau kurang dari 6. b. Analisa Bivariat

Analisa data dalam penelitian ini, menggunakan uji spearman rank karena skala pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini ordinal-ordinal. Uji spearman rank dalam penelitian ini menggunakan

(9)

bantuan program Statistikal Product Servis Solution (SPSS) for

windows versi 16.00, dengan rumus :21

Penelitian ini dikatakan ada hubunganHa diterimaatau Ho ditolak, jika dari hasil perhitungan nilai thitung >0,364dan sebaliknyapenelitian dikatakan tidak ada hubungan atau Ho diterima, Ha ditolak jika nilai t hitung<0,364. Dan dengan melihat nilai signifikasi (p) jika nilai p < 0,05 maka dikatakan ada hubungan yang signifikan, sebaliknya jika nilai (p) > 0,05 maka dikatakan ada hubungan lemah.13

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Gambaran Umum Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali merupakan posyandu yang berada di bawah binaan dari Puskesmas Klego II Boyolali. Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali, ada 30 ibu balita dan balitanya usia 12-36 bulan, 1 bidan desa dan 6 kader. Kegiatan posyandu dilakukan setiap bulan, pada minggu ke-1.

1. Karakteristik Responden (Ibu Balita) a) Umur

Karakteristik responden (Ibu Balita) berdasarkan umur dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi berikut ini :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (Ibu Balita) Berdasarkan Umur Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014

No Umur Frekuensi Prosentase

1 21-30 tahun 23 76,6 %

2 31-40 tahun 7 23,4 %

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan paling banyak ibu balita dengan umur 21-30 tahun sebanyak 23 responden (76,6 %), dan paling sedikit ibu balita dengan umur 31-40 tahun sebanyak 7 responden (23,4 %). b) Pendidikan

Karakteristik responden (Ibu Balita) berdasarkan pendidikan dalam penelitian ini dapat dinilai melalui tabel distribusi frekuensi berikut ini : Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (Ibu Balita) Berdasarkan

Pendidikan Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014

No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1 SD 7 23,3 %

2 SMP 11 36,7 %

3 SMA 7 23,3 %

4 Akademi / PT 5 16,7 %

(10)

c) Pekerjaan

Karakteristik responden (ibu balita) berdasarkan pekerjaan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi berikut ini :

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kareakteristik Responden (Ibu Balita) Berdasarkan Pekerjaan Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

1 Tani 12 40 %

2 Swasta 7 23,3 %

3 Wiraswasta 10 33,3 %

4 PNS 1 3,4 %

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan paling banyak ibu balita dengan pekerjaan tani sebanyak 12 responden (40 %), dan paling sedikit ibu dengan PNS sebanyak 1 responden (3,4 %).

2. Pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014

Hasil penelitian ini didasarkan pada data yang telah diperoleh dari data primer yaitu data hasil kuesioner dari ibu yang mempunyai balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1 Baik 18 60 %

2 Cukup 8 26,7 %

3 Kurang 4 13,3%

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan 4.4 di atas menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dalam kategori Baik, sebanyak 18 responden (60 %), dan minoritas pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dalam kategori kurang, sebanyak 4 responden (13,3 %).

3. Perkembangan Balita Usia 12-36 bulan di Posyandu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014

Berdasarkan hasil penilaian perkembangan balita usia 12-36 bulan yang dilakukan peneliti didampingi oleh bidan desa dan kader menggunakan checklist KPSP sesuai umur, diperoleh gambaran perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali sebagai berikut :

(11)

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014.

No Perkembangan Frekuensi Prosentase (%)

1 Sesuai 22 73,3 %

2 Meragukan 5 16,7 %

3 Penyimpangan 3 10 %

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas perkembangan balita usia 12-36 bulan adalah sesuai, yaitu sebanyak 22 responden (73,3 %), dan minoritas perkembangan balita usia 12-36 bulan adalah penyimpangan, yaitu sebanyak 3 balita (10%).

4. Hasil analisa hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014.

Analisa Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014. Hasil analisa bivariat sebagai berikut :

Tabel 8. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu

Urip Klego Boyolali Tahun 2014.

Perkembangan Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

Sesuai 15 50% 7 23,3% 0 - 22 73,3%

Meragukan 2 6,7% 1 3,3% 2 6,7% 5 16,7%

Penyimpangan 1 3,3% 0 - 2 6,7% 3 10%

Total 18 60% 8 27% 4 13,3% 30 100%

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa :

a. Balita dengan perkembangan sesuai terdapat 22 balita, dimana 15 balita (50%) tersebut pengetahuan ibunya baik, dan 7 balita (23,3%) pengetahuan ibunya cukup.

b. Balita dengan perkembangan meragukan, terdapat 5 balita, dimana 2 balita (6,7%) tersebut pengetahuan ibunya baik, dan 2 balita (6,7%) pengetahuan ibunya kurang.

c. Balita dengan penyimpangan perkembangan terdapat 3 balita, dimana 2 balita (6,7%) tersebut pengetahuan ibunya kurang, dan 1 balita (3,3%) pengetahuan ibunya baik.

(12)

Tabel 9 Tabel nilai korelasi Spearman Rank Antara Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan Di

Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014

Kategori Balita

Kategori Pengetahuan

Kategori Balita Pearson Correlation 1 .504

Sig. (2-tailed) .005 N 30 30 Kategori Pengetahuan Pearson Correlation .504 1 Sig. (2-tailed) .005 N 30 30

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan nilai korelasi Spearman Rank (rs) yaitu 0,504. Sehingga t hitung (0,504) > t tabel (0,364) pada taraf signifikasi 5% dengan nilai p (0,005 < 0,05) yang berarti bahwa Ha diterima atau Ho di tolak, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Dengan Perkembangan Balita Usia 12-36 bulan Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014 dikemukakan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden (Ibu Balita)

Karakteristik ibu balita berdasarkan umur sesuai tabel 3 menunjukkan bahwa, mayoritas dengan umur 21-30 tahun sebanyak 23 ibu balita (76,6 %). Pada umur tersebut ibu masih aktif dalam mencari informasi dan mudah menerima materi yang diberikan kepadanya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa umur sangat mempengaruhi kedewasaan seseorang. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya daripada orang yang belum tinggi kedewasaannya.11 Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Sehingga bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.29

Karakteristik responden ibu balita berdasarkan pendidikan sesuai tabel 4 menunjukkan mayoritas responden dengan pendidikan SMP sebanyak 11 ibu balita (43,3%). Ini membuktikan bahwa mayoritas ibu dengan pendidikan dasar, namun ibu aktif dalam memperoleh informasi dari bidan melalui penyuluhan saat kegiatan posyandu. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan

(13)

seseorang makin mudah menerima informasi. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Ibu balita yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan semakin mudah memahami informasi tentang stimulasi tumbuh kembang.11 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya.

Karakteristik ibu balita berdasarkan pekerjaan sesuai tabel 5 menunjukkan mayoritas ibu balita dengan pekerjaan tani sebanyak 12 responden (40%). Ibu terlalu sibuk dengan pekerjaannya di sawah, Meskipun pekerjaan tani tetapi masih terdapat 6 ibu dengan pengetahuan baik, dan 7 balita yang perkembangannya sesuai. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pekerjaan adalan kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga, pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, dan bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.11 Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.28

2. Pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014.

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang menunjukkan paling banyak ibu balita dengan pengetahuan baik, yaitu sebanyak 18 ibu balita (60%), pengetahuan cukup sebanyak 8 ibu balita (26,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4 ibu balita (13,3%). Pengetahuan responden baik dapat dikaitkan dengan karakteristik responden, dimana 23 responden berumur 21-30 tahun dimana ibu berusia muda masih mudah dalam menerima informasi yang diberikan dan karakteristik pendidikan responden yaitu mayoritas pendidikan SMA, PT sebanyak 12 orang. Semakin tinggi pendidikannya semakin tinggi tingkat pengetahuannya.11

Pengetahuan responden kurang dapat dikaitkan dengan karakteristik pendidikan responden, dimana 4 responden pendidikannya SD, dan dikaitkan dengan karakteristik pekerjaan dimana 3 orang responden pekerjaan tani. Hal ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pekerjaan dan pendidikan.11

Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.29 Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.11

Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.11

(14)

3. Perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun2014

Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas perkembangan balita usia 12-36 bulan di posyandu kasih ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali adalah sesuai, yaitu sebanyak 22 balita (73,3%), meragukan sebanyak 5 balita (16,7%), dan penyimpangan sebanyak 3 balita (10%).

Hal ini karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu pengetahuan ibu. Berdasarkan hasil penelitian, balita dengan perkembangan sesuai adalah 22 balita dimana 15 balita pengetahuan ibunya baik, dan 7 balita pengetahuan ibunya cukup. pengetahuan baik dan cukup dapat mempengaruhi sikap dan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi pada balitanya. Balita dengan perkembangan meragukansebanyak 5. Hal ini disebabkan oleh karena 3 orang ibu balita dengan pendidikan cukup dan kurang. Sehingga akan berpengaruh terhadap pemberian stimulasi pada balita. Dari karakteristik pekerjaan 3 ibu balita dengan pekerjaan tani dimana ibu disibukkan pekerjaannya di sawah. Sedangkan balita dengan penyimpangan perkembangan sebanyak 3 balita, 2 balita dengan pengetahuan ibu kurang dan 1 balita dengan pengetahuan ibu baik. Hal ini dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi perkembangan balita yaitu pekerjaan ibu sebagai wiraswasta 1 orang dan tani 2 orang sehingga dimungkinkan kurang memperhatikan perkembangan balitanya.

Hal ini sesuai teori bahwa, pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Ibu dengan pengetahuan baik diharapkan dapat melakukan stimulasi tumbuh kembang yang dapat memberikan dampak positif pada perkembangan balitanya.10

Selain itu berdasarkan hasil penelitian, perkembangan balita dipengaruhi karakeristik ibu balita yaitu umur, pendidikan, pekerjaan.11

4. Hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun2014.

Hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan sesuai dengan tabel 8. menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan tetang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.10 Ibu dengan pengetahuan baik dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam stimulasi tumbuh kembang secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan umur anak, terhadap 4 aspek kemampuan dasar anak.6

Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat

(15)

stimulasi.6 Maka dari itu, pengetahuan tentang stimulasi tumbuh kembang, sangat penting bagi calon ibu yang sudah mempunyai anak.

Hasil penelitian ini sejalan pula dengan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dengan Perkembangan Balita Usia 36-60 Bulan Di Posyandu Cempaka 1 Jumantono Karanganyar Tahun 2013”. Hasil penelitian : Simpulannya ada hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita usia 36-60 bulan di Posyandu Cempaka 1 Jumantono Karanganyar 2013.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu yang mempunyai balita usia 12-36 bulan dan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014 dengan 30 responden mengenai pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang balita dan perkembangan balita usia 12-36 bulan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita yang ditunjukkan dengan hasil nilai korelasi Spearman Rank (rs) yaitu t hitung (0,504) > t tabel (0,364) pada taraf signifikasi 5% yang berarti bahwa Ha diterima atau Ho di tolak, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014.

2. Karakteristik ibu balita di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014 berdasarkan umur menunjukkan ibu balita dengan umur 21-30 tahun sebanyak 23 ibu balita (76,6%), karakteristik berdasarkan pendidikan yaitu SMP sebanyak 11 ibu balita (36,7%), dan berdasarkan pekerjaan ibu balita dengan pekerjaan tani sebanyak 12 ibu balita (40%).

3. Pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali tahun 2014 mempunyai pengetahuan baik.

4. Perkembangan balita usia 12-36 bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014 sebagian besar perkembangannya sesuai sebanyak 22 balita (73,3%).

B. Saran 1. Bagi Ibu

Bagi ibu diharapkan sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang balitanya yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan social, yang dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan balitanya.

(16)

2. Bagi Bidan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan pemantauan tumbuh kembang balita di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali.

3. Bagi Kader

Diharapkan aktif mendampingi ibu dalam memberikan stimulasi dini pada balita yang mengalami kategori Meragukan “M” dan Penyimpangan “P”.

4. Bagi Institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta

Meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa dalam metode pembelajaran untuk mata kuliah asuhan kebidanan pada anak, khususnya pelatihan menilai perkembangan anak dengan KPSP langsung disaat perkuliahan dan kerjasama dengan bidan agar mahasiswa mengisi KPSP dengan didampingi bidan.

5. Peneliti Lanjutan

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maryunani, A.,2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media

2. Sastroasmoro S., 2007. Membina Tumbuh-Kembang Bayi dan Balita. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia

3. Soetjiningsih., 1995 Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

4. Anonim, 2013. Masa Emas Perkembangan Otak. www.google.com. http://www.tigaraksaeducationalproducts.com/page/articles/mengawali -masa-emas-perkembangan-otak-si-kecil. DiaksesJanuari 2014 jam 19.00 WIB.

5. Anonim, Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Minat Orang Tua dalam

Memberikan Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Desa,

http://skripsikti.blogspot.com/2011/08/kti-minat-memberikan-stimulasi-tumbang.html. diakses November 2013 jam 21.00 WIB. 6. Depkes RI. 2013. Angka Kematian Balita. Profil Kesehatan Jawa Tengah. 7. DinKes. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali. Boyolali

(17)

9. Retno, H., 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh

Kembang Balita Usia 36-60 Bulan di Posyandu Cempaka 1 Jumantono Karanganyar Tahun 2013. Akademi Kebidanan Mamba’ul

‘Ulum Surakarta.

10. Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

11. WawandanDewi M., 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

12. Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika.

13. Riwidikdo, H., 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

14. Anonim, Ibu Dan Anak. (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/540/jbptunikompp-gdl-alhadzfika-26957-4-unikom_a-i.pdf). Di aksesDesember 2013 jam 18.00.

15. DepKes RI.,Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. 2010

16. Nursalam, dkk., 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: SalembaMedika.

17. Adriana, D., 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi pada Anak. Jakarta: Salemba Medika

18. Hidayat, A. A., 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing.

19. Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung. PT. Refika Aditama.

20. Saryonodan Ari Setiawan, 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV,

SI, dan SII. Yogyakarta: NuhaMedika.

21. Hidayat, A. A., 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

22. Notoatmojo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta 23. Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung. PT. Refika

(18)

24. Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offset

25. Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

26. SuyantodanUmmi, S., 2008. Riset Kebidanan Metodologi Dan Aplikasi . Jogjakarta: mitracendikia offset.

27. Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa

Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Media

28. Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. CV Alfabeta.

29. Anonim, 2011. Definisi Pengetahuan Serta Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pengetahuan. Tersedia dari URL :

http://duniabaca.com./defenisi-pengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.html

Gambar

Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang  Balita Usia 12-36 Bulan di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Boyolali
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (Ibu Balita) Berdasarkan  Umur Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kareakteristik Responden (Ibu Balita) Berdasarkan  Pekerjaan Di Posyandu Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Perkembangan Balita Usia 12-36 Bulan di Posyandu  Kasih Ibu 7 Banyu Urip Klego Boyolali Tahun 2014
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Tidak ada hubungan persepsi ibu dan partisipasi balita ke posyandu dengan kejadian stunting pada balita usia 36-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Kriteria inklusi yaitu anak balita usia 12-36 bulan di Kelurahan Panularan, ibu balita yang dapat berkomunikasi dengan baik, membaca, dan melihat, anak balita dalam keadaan

Menurut teori bahwa semakin bertambah usia seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan mental seseorang dan dengan adanya perubahan pematangan organ maka

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan hubungan stimulasi ibu tentang Alat Permainan Edukatif (APE) dengan perkembangan balita usia 24-36 bulan Di

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Posyandu Mawar Kelurahan Semanggi Surakarta

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Posyandu Mawar Kelurahan Semanggi Surakarta

Dan tidak terdapat hubungan antara karakteristik (usia, paritas, status ekonomi) dengan pemberian ASI secara Eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan

Kriteria inklusi meliputi: ibu hamil yang mengalami abortus spontan dan tidak mengalami abortus spontan; ibu hamil yang rawat inap di bangsal kebidanan RSU PKU