• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Alokasi Penggunaan Lahan di Desa Cibeureum Wetan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Alokasi Penggunaan Lahan di Desa Cibeureum Wetan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

14 HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kondisi Geografis

Desa Cibeureum Wetan berada di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Desa ini terletak pada ketinggian antara 500-600 dari permukaan laut dengan suhu berkisar antara 23-31⁰C, dengan kelembaban relatif berkisar antara 68-80% dan curah hujan harian berkisar antara 2.000–2.500 mm/tahun. Jarak dari desa ke kecamatan mencapai empat km, jarak dari desa ke kabupaten mencapai delapan km.

Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang memiliki batas-batas sebagai berikut : sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kehutanan Kecamatan Conggeang, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ciuyah Kecamatan Cisarua, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cibeureum Kulon Kecamatan Cimalaka, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Legokkaler Kecamatan Paseh. Penggunaan lahan di Desa Cibeureum Wetan sebagian besar digunakan untuk Prasarana Umum. Peta Desa Cibeureum Wetan disajikan pada Gambar 1. Alokasi penggunaan lahan di Desa Cibeureum Wetan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Alokasi Penggunaan Lahan di Desa Cibeureum Wetan

Luas

No Penggunaan Lahan Hektar (ha) Persentase (%)

1 Pemukiman 52,31 13,28 2 Persawahan 96,25 24,43 3 Perkebunan 90 22,84 4 Pemakaman 2,45 0,62 5 Pekarangan 0,6 0,15 6 Perkantoran desa 0,2 0,05

7 Prasarana umum lainnya 152,19 38,63

Total luas 394 100

Sumber : Pemerintah Desa Cibeureum Wetan (2010)

Luas Desa Cibeureum Wetan secara keseluruhan mencapai 394 ha. Sebagian besar lahan di Desa Cibeureum Wetan yang digunakan untuk prasarana umum

(2)

15 seperti, lapangan olah raga, tempat beribadah, sekolah dan jalan mencapai 152,19 ha (38,63%).

Gambar 1. Peta Desa Cibeureum Wetan

Sumber : Google Earth (2012)

Penduduk dan Mata Pencaharian

Jumlah Penduduk Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka pada tahun 2010 tercatat sebanyak 3.903 orang terdiri dari 1.973 laki-laki (50,55%) dan 1.930 perempuan (49,45%) dengan jumlah kepala keluarga 1.279 KK. Sebagian besar penduduk Desa Cibeureum Wetan bermata pencaharian sebagai petani (59,62%). Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian di Desa Cibeureum Wetan merupakan sektor andalan bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Mata pencaharian lainnya sebagai buruh tani, pegawai swasta, jasa, pedagang, peternak, wiraswasta dan PNS. Mata Pencaharian penduduk di Desa Cibeureum Wetan disajikan pada Tabel 2.

(3)

16 Tabel 2. Penduduk Desa Cibeureum Wetan menurut Jenis Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (orang) Persentase (%)

1 Petani 2.053 59,62 2 Buruh tani 587 17,04 3 PNS 45 1,3 4 Pegawai swasta 370 10,74 5 Wiraswasta 82 2,4 6 Peternak 86 2,5 7 Pedagang 103 3 8 Jasa 117 3,4 Total 3.443 100

Sumber : Pemerintah Desa Cibeureum Wetan (2010)

Pendidikan

Penduduk Desa Cibeureum Wetan sebagian besar (36,91%) berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan dan tamatan SD, hal ini disebabkan oleh ketidak mampuan masyarakat untuk menanggung biaya sekolah anak-anak mereka. Pendidikan yang rendah ini akan mengakibatkan kualitas sumber daya manusia di desa ini rendah. Tingkat pendidikan penduduk Desa Cibeureum Wetan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Cibeureum Wetan

No Jenis Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 3 0,1

2 Tamatan SD/ sederajat 1140 36,81

3 Tamatan SMP/ sederajat 916 29,6

4 Tamatan SMA/ sederajat 870 28,1

5 Tamatan D1 50 1,6 6 Tamatan D2 30 0,96 7 Tamatan D3 56 1,81 8 Tamatan S1 30 0,96 9 Tamatan S2 2 0,06 Total 3097 100

Sumber : Pemerintah Desa Cibeureum Wetan (2010)

Keadaan Peternakan

Desa Cibeureum Wetan merupakan daerah yang cukup potensial bagi perkembangan usaha ternak. Hal ini dapat dilihat dari kondisi lingkungan yang

(4)

17 mendukung dan ketersediaan pakan hijauan yang memadai. Jenis ternak yang terdapat di Desa Cibeureum Wetan adalah sapi, kerbau, kambing, domba, kelinci, angsa, bebek, ayam ras, dan ayam kampung. Populasi ternak di Desa Cibeureum Wetan dapat disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Populasi Ternak di Desa Cibeureum Wetan

No Jenis Ternak Jumlah (ekor)

1 Sapi 3 2 Kerbau 1 3 Ayam kampung 4.124 4 Ayam Ras 7.700 5 Bebek 220 6 Kambing 541 7 Domba 370 8 Angsa 140 9 Kelinci 114

Sumber : Pemerintah Desa Cibeureum Wetan (2010)

Tabel 4 menunjukkan bahwa ternak ayam ras memiliki populasi terbesar (7.700 ekor) dibandingkan dengan ternak-ternak yang lain. Ternak kambing memiliki populasi terbesar sebagai ternak ruminansia dengan jumlah populasi 541 ekor.

Karakteristik Peternak

Karakteristik peternak yang dilihat dari penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, pengalaman beternak, jumlah kepemilikan kambing, dan tujuan produksi. Karakteristik peternak disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa umur peternak kambing yang menjadi responden berkisar antara 21 tahun sampai 79 tahun dengan umur rata-rata 54 tahun. Sebagian besar (52,94%) berada pada usia produktif yaitu 15 sampai 64 tahun (Daniel, 2002). Umur peternak berhubungan dengan kemampuan fisik peternak. Kemampuan fisik peternak yang tua lebih rendah daripada peternak yang berada pada kisaran umur produktif. Hal ini akan mempengaruhi aktivitas peternak dalam menjalankan usaha ternak kambing.

Tingkat pendidikan peternak masih sangat rendah, sebagian besar (58,82%) peternak hanya berpendidikan sampai tamat SD dan tidak melanjutkan ke tingkat

(5)

18 pendidikan yang lebih tinggi. Sebesar (17,65%) peternak adalah lulusan SMP dan sebanyak (23,53%) peternak merupakan lulusan SMA. Tingkat pendidikan peternak yang paling banyak adalah lulusan SD. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan serta keterbatasan dana yang dimiliki untuk melanjutkan pendidikan.

Tabel 5. Karakteristik Peternak

Karakteristik Jumlah Orang (%)

Umur 21-64 tahun 9 52,94 65-80 tahun 8 47,06 Tingkat Pendidikan Tamat SD 10 58,82 Tamat SMP 3 17,65 Tamat SMA 4 23,53 Mata Pencaharian Petani sawah 3 17,65 Berkebun 2 11,75 Pedagang 1 5,89 Peternak 11 64,71 Pengalaman beternak 1-5 tahun 5 29,41 6-10 tahun 1 5,88 11-15 tahun 9 52,94 16-20 tahun 2 11,77

Jumlah kambing PE dan Jawa Randu yang di- Pelihara (ekor) 1 sampai 10 5 29,41 11 sampai 20 7 41,17 21 sampai 30 1 5,9 >30 4 23,52 Tujuan Produksi Susu 5 29,41 Daging 12 70,59

Sebagian besar (64,71%) peternak memiliki mata pencaharian sebagai peternak dan petani sawah mencapai (17,65%). Sebesar (11,75%) dan (5,89%) memiliki mata pencaharian sebagai petani kebun dan pedagang. Berdasarkan data

(6)

19 diatas menunjukkan bahwa peternak paling banyak memiliki mata pencaharian pokok sebagai peternak.

Pengalaman beternak berkisar antara 2 sampai 17 tahun dengan rata-rata pengalaman beternak 10 tahun. Sebagian besar (52,94%) peternak memiliki pengalaman beternak pada interval 11 sampai 15 tahun. Peternak yang memiliki pengalaman beternak kambing diatas 16 tahun adalah 11,77%. Peternak yang memiliki pengalaman beternak pada interval 1 sampai 5 tahun sebesar (29,41%). Hal tersebut disebabkan peternak baru memulai melaksanakan usaha ternak kambing. Semakin lama pengalaman beternak akan membantu peternak dalam pengambilan keputusan yang tepat disaat menghadapi permasalahan yang ditemui dalam memelihara ternak kambing.

Kambing yang dipelihara peternak merupakan campuran dari kambing Peranakan Etawah dan kambing Jawa Randu, jumlahnya berkisar antara 5-57 ekor. Sebagian besar peternak memelihara ternak kambing sebanyak 11 sampai 20 ekor (41,17%). Peternak yang memiliki kambing 1 sampai 10 ekor adalah 29,41%. Peternak yang memiliki kambing 21 sampai 30 ekor sebesar (5,9%). Peternak yang memiliki kambing lebih dari 30 ekor adalah 23,52%, pemilikan ternak rata-rata adalah 20 ekor.

Sebagian besar (70,59%) peternak memelihara ternak kambing dengan tujuan produksi daging. Sebesar (29,41%) peternak memelihara ternak kambing untuk tujuan produksi susu.

Karakteristik Usaha Ternak Kambing Kepemilikan Ternak Tujuan Produksi Susu

Jenis ternak kambing yang dimiliki peternak dengan tujuan produksi susu adalah kambing Peranakan Etawah. Jumlah kambing yang dipelihara berkisar dari 22-57 ekor yang terdiri dari kambing dewasa betina, kambing dewasa jantan, kambing muda jantan, kambing muda betina, kambing anak jantan dan kambing anak betina. Kambing dewasa jantan dan dewasa betina adalah kambing yang berumur lebih dari satu tahun. Kambing muda jantan dan muda betina adalah kambing yang berumur antara enam hingga satu tahun. Sedangkan kambing anak jantan dan anak betina adalah kambing yang berumur kurang dari enam bulan. Komposisi ternak

(7)

20 kambing peternak dengan tujuan produksi susu pada akhir tahun disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Ternak Kambing Peternak Tujuan Produksi Susu pada Akhir Tahun (Bulan Juli 2011)

Kategori Jumlah (ekor) ST (Satuan Ternak) %

Jantan dewasa 7 0,98 4,55 Betina dewasa 115 16,1 74,8 Jantan muda 20 1,4 6,504 Betina muda 24 1,68 7,804 Jantan anak 14 0,49 2,276 Betina anak 25 0,875 4,066 Jumlah 205 21,525 100 Rata-rata/peternak 4,305 Standar Deviasi 47,95

Berdasarkan pada Tabel 6 terlihat bahwa kepemilikan ternak peternak tujuan produksi susu yang paling banyak adalah kambing betina dewasa (74,8%). Rata-rata kepemilikan ternak setiap peternak yaitu 4,305 ST, dengan standar deviasi 47,95 ST. Kepemilikan Ternak Tujuan Produksi Daging

Jenis ternak kambing yang dimiliki oleh peternak tujuan produksi daging adalah campuran dari kambing Peranakan Etawah dan Kambing Jawa Randu. Kepemilikan ternak berkisar dari 16-31 ekor yang terdiri dari kambing dewasa betina, kambing dewasa jantan, kambing muda jantan, kambing muda betina, kambing anak jantan dan kambing anak betina. Kambing dewasa jantan dan dewasa betina adalah kambing yang berumur lebih dari satu tahun. Kambing muda jantan dan muda betina adalah kambing yang berumur antara enam hingga satu tahun. Sedangkan kambing anak jantan dan anak betina adalah kambing yang berumur kurang dari enam bulan. Komposisi ternak kambing peternak dengan tujuan produksi daging pada akhir tahun disajikan pada Tabel 7.

(8)

21 Tabel 7. Komposisi Ternak Kambing Peternak Tujuan Produksi Daging pada Akhir

Tahun (Bulan Juli 2011)

Kategori Jumlah (ekor) ST (Satuan Ternak) %

Jantan dewasa 16 2,24 20,32 Betina dewasa 31 4,34 39,36 Jantan muda 16 1,12 10,16 Betina muda 20 1,4 12,71 Jantan anak 30 1,05 9,52 Betina anak 25 0,875 7,93 Jumlah 138 11,025 100 Rata-rata/peternak 0,918 Standar Deviasi 1,25

Berdasarkan pada Tabel 7 kepemilikan ternak tujuan produksi daging yang paling banyak adalah kambing betina dewasa (39,36%). Rata-rata kepemilikan ternak setiap peternak adalah 0,918 ST, dengan standar deviasi 1,25 ST.

Perubahan Ternak

Perubahan ternak kambing selama setahun (Agustus 2010 hingga Juli 2011) terdiri dari jumlah ternak pada awal tahun, pembelian ternak, kelahiran ternak, kematian ternak, penjualan ternak, pemotongan ternak atau dikonsumsi sendiri oleh peternak dan jumlah ternak pada akhir tahun. Total perubahan ternak dan rata-rata perubahan ternak pada bulan Agustus 2010 hingga bulan Juli 2011 disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 8. Total Perubahan Ternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Setahun Terakhir (Agustus 2010-Juli 2011)

Kategori Awal

tahun Beli Lahir Mati Jual Potong

Akhir Tahun Dewasa Jantan 4,2 0 0 0,14 0,84 0 3,22 Dewasa Betina 26,04 0 0 0,56 5,04 0 20,44 Muda Jantan 3,43 0,28 0 0,21 0,7 0,28 2,52 Muda Betina 4,41 0,14 0 0,14 1,12 0,21 3,08 Anak Jantan 1,085 0,035 2,345 0,315 1,575 0,035 1,54 Anak Betina 0,63 0,385 3,115 1,365 1,015 0 1,75 Total 39,795 0,84 5,46 2,73 10,29 0,525 32,55

(9)

22 Tabel 9. Rata-rata Perubahan Ternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay

Tampomas Selama Setahun Terakhir (Agustus 2010-Juli 2011)

Kategori Awal

tahun Beli Lahir Mati Jual Potong

Akhir Tahun Dewasa Jantan 0,25 0 0 0,008 0,05 0 0,192 Dewasa Betina 1,53 0 0 0,033 0,3 0 1,197 Muda Jantan 0,2 0,016 0 0,012 0,04 0,016 0,148 Muda Betina 0,26 0,008 0 0,008 0,065 0,012 0,183 Anak Jantan 0,06 0,002 0,14 0,018 0,09 0,002 0,092 Anak Betina 0,037 0,022 0,18 0,08 0,06 0 0,099 Total 2,337 0,048 0,32 0,159 0,605 0,03 1,911

Perubahan ternak pada Tabel 8 dan Tabel 9 dapat dilihat bahwa berdasarkan kategori ternak pada akhir tahun ternak dewasa jantan, dewasa betina, muda jantan, dan muda betina mengalami penurunan. Sedangkan untuk ternak anak jantan dan anak betina mengalami peningkatan. Sebagian besar penjualan ternak berasal dari ternak dewasa betina dengan total 5,04 ST dan rata-rata mencapai 0,3 ST selama setahun.

Penjualan Ternak

Sistem penjualan ternak kambing yang ada dikelompok peternak Simpay Tampomas adalah sistem penjualan langsung kepada tengkulak yang berlangsung di kandang peternak. Tengkulak biasanya mendatangi peternak yang akan menjual ternak kambingnya. Hal ini memudahkan peternak karena peternak tidak perlu pergi ke pasar. Total dan rata-rata penjualan ternak selama setahun disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11.

Tabel 10. Total Penjualan Ternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Kategori Jumlah (ST) Nilai Penjualan (Rp)

Dewasa Jantan 0,84 16.500.000 Dewasa Betina 5,04 104.750.000 Muda Jantan 0,7 9.800.000 Muda Betina 1,12 19.500.000 Anak Jantan 1,575 34.300.000 Anak Betina 1,015 22.500.000 Total 10,29 207.350.000

(10)

23 Tabel 11. Rata-rata Penjualan Ternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay

Tampomas Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Kategori Jumlah (ST) Nilai Penjualan Ternak

Dewasa Jantan 0,05 970.588,24 Dewasa Betina 0,3 6.161.764,71 Muda Jantan 0,04 576.470,58 Muda Betina 0,07 1.147.058,82 Anak Jantan 0,09 2.017.647,06 Anak Betina 0,06 1.323.529,41 Total 0,61 12.197.058,82

Penjualan ternak pada Tabel 10 dan Tabel 11 dapat dilihat bahwa ternak kambing memiliki nilai jual yang cukup tinggi terutama pada Hari Raya Idul Adha. Kambing Peranakan Etawah dan Jawa Randu memiliki harga jual yang berbeda. Harga jual kambing Peranakan Etawah berdasarkan dari harga jual yang berlaku di- Desa Cibereum Wetan adalah untuk kambing dewasa jantan sekitar Rp 4.000.000/ekor, harga jual kambing dewasa betina sekitar Rp 2.500.000/ekor, harga jual kambing muda betina sekitar Rp 1.750.0000/ekor, harga jual kambing muda jantan sekitar Rp 1.750.000/ekor, harga jual kambing anak jantan dan anak betina sekitar Rp 800.000/ekor. Sedangkan harga jual kambing untuk kambing Jawa Randu adalah untuk kambing dewasa jantan sekitar Rp 2.500.000/ekor, harga jual kambing dewasa betina sekitar Rp 1.500.000/ekor, harga jual kambing muda jantan sekitar Rp 800.000/ekor, harga jual kambing muda betina sekitar Rp 750.000/ekor, harga jual kambing anak jantan dan anak betina sekitar Rp 500.000/ekor. Menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2012), harga jual kambing dewasa jantan sebesar Rp 2.000.000/ekor, harga jual kambing dewasa betina sebesar Rp 1.700.000/ekor. Harga jual kambing di Desa Cibeureum Wetan cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga jual menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Total penjualan ternak selama setahun mencapai Rp 207.350.000 dengan rata-rata Rp 12.197.058,82. Total penjualan terbesar dari kambing dewasa betina yaitu sebesar 5,04 ST.

(11)

24 Pemeliharaan Usaha Ternak Kambing

Perkandangan

Sistem pemeliharaan kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas adalah pemeliharaan intensif dimana ternak dikandangkan tanpa digembalakan. Ternak dikeluarkan dari kandang hanya pada saat dimandikan. Tipe kandang yang digunakan adalah kandang tipe panggung. Kandang tipe panggung ini memiliki celah atau lubang sehingga kotoran dan air kencing kambing bisa langsung jatuh dan memudahkan peternak untuk membersihkannya. Selain itu, ternak terhindar kontak langsung dengan kotorannya.

Peternak memakai kayu dan bambu sebagai bahan untuk membuat kandang kambing. Ukuran luas kandang peternak bervariasi. Ukuran luas kandang dilokasi penelitian berkisar antara 24-72 m2. Salah satu contoh kandang kambing yang ada di kelompok peternak Simpay Tampomas dapat dilihat pada Gambar 1.

Jarak rumah peternak dengan kandang bervariasi antara 10 hingga 2500 m. Rata-rata jarak kandang dengan rumah peternak mencapai 1,4 km. Hal ini disebabkan lokasi kandang yang berada diatas gunung. Kepemilikan kandang peternak adalah milik sendiri dengan rata-rata ketahanan usia atau umur ekonomis mencapai delapan tahun.

Gambar 2. Kandang Kambing Pakan

Pakan yang diberikan peternak berupa jenis leguminosa dan pakan konsentrat komersial. Jenis leguminosa yaitu berupa Gliricidia sepium dan Calliandra

calothyrsus yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pemberian pakan konsentrat yang

berupa konsentrat komersial diberikan sekali dalam sehari yang hanya dilakukan oleh 4 dari 17 peternak, pemberian pakan konsentrat hanya diberikan kepada ternak

(12)

25 kambing Peranakan Etawah yang diambil produksi susunya. Peternak memperoleh pakan jenis leguminosa dari gunung dengan menyabit dan membawanya (cut and carry) tanpa harus mengeluarkan biaya pakan. Rata-rata dari sebagian besar peternak memberikan pakan jenis leguminosa sekitar 5 kg per ekor per hari tanpa dicincang dengan rata-rata pemberian sebanyak 2 kali dalam sehari. Pemberian susu pada cempe langsung dari induknya. Hal itu disebabkan cempe disapih dari induknya ketika sudah berumur 2,5 bulan. Cempe disatukan dengan induknya dalam satu kandang. Susu kambing baru diambil oleh peternak untuk dijual ketika cempe sudah lepas sapih. Oleh karena itu, tidak bisa dihitung secara pasti berapa liter susu yang dibutuhkan atau dikonsumsi oleh cempe.

(a) (b)

Gambar 3. Jenis Leguminosa. (a) = Calliandra calothyrsus; (b) = Gliricidia

sepium

Pakan konsentrat yang diberikan berupa konsentrat komersial. Pemberian pakan konsentrat oleh peternak dibedakan berdasarkan kategori ternak. Rata-rata pemberian pakan konsentrat untuk induk laktasi sekitar 1 kg per ekor per hari, induk bunting kering sekitar 0,5 kg per ekor per hari, muda betina dan muda jantan sekitar 0,5 kg per ekor per hari, dewasa jantan sekitar 1 kg per ekor per hari, anak jantan dan anak betina sekitar 0,25 kg per ekor per hari. Harga beli konsentrat komersial berdasarkan harga beli di daerah Kecamatan Cimalaka yaitu sebesar Rp 2.500/kg. Menurut Ensminger (2002), salah satu faktor yang mempengaruhi produksi susu adalah pemberian pakan dan minum. Pakan yang diberikan pada kambing harus dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup pokok dan reproduksi. Jumlah pakan yang diberikan tergantung kondisi fisiologis (pertumbuhan, bunting, dan laktasi), bangsa,

(13)

26 dan kapasitas produksi (Gall, 1981). Menurut Rashid (2008), kebutuhan nutrien kambing perah dewasa pada tingkat berbagai fase produksi disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Kebutuhan Nutrien Kambing Perah Dewasa pada Berbagai Fase Produksi

Fase Produksi Konsumsi BK (% bobot badan) Kebutuhan Nutrien Harian PK (% BK) TDN (% BK) Hidup Pokok 1,8-2,4 7 53 Awal kebuntingan 2,4-3,0 9-10 53 Akhir kebuntingan 2,4-3,0 13-14 53 Laktasi 2,8-4,6 12-17 53-56 Sumber : Rashid (2008) Penanganan Kesehatan

Jenis-jenis penyakit yang menyerang ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas antara lain, skabies, flu, mencret, dan sakit mata. Penyakit yang sering menyerang adalah skabies (50%), flu (20,83%), mencret (20,83%), dan sakit mata (8,34%).

Penyakit skabies atau kudis ditandai dengan rasa gatal pada ternak, bulu rontok dan pembentukan kudis. Penyebaran penyakit kudis melalui kontak dengan ternak yang terinfeksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengobatan untuk penyakit skabies yang biasa dilakukan oleh peternak adalah dengan mengolesi oli bekas pada tubuh ternak yang terinfeksi. Penyakit mencret ditandai dengan kotoran ternak yang berwarna hijau muda, hijau kehitaman atau hijau kemerahan. Ternak yang mencret dapat menjadi lemah dan kemudian mati bila tidak segera diberikan pertolongan. Pengobatan untuk penyakit mencret yang biasa dilakukan oleh peternak adalah dengan memberikan pakan berupa daun nangka. Penyakit yang lain yaitu sakit mata dengan gejala mata selalu berair, kelopak mata yang membengkak atau mata menjadi merah. Peternak dalam mengatasi penyakit ini dengan menggunakan obat tetes mata yang diteteskan ke mata kambing.

Untuk mencegah timbulnya penyakit secara umum, peternak membersihkan kandang secara rutin. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak. Peternak membersihkan kandang minimal satu kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi hari.

(14)

27 Sistem Perkawinan

Perkawinan ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas dilakukan dengan perkawinan alami. Peternak tidak mengawinkan ternaknya dengan cara inseminasi buatan. Hal ini dikarenakan tidak adanya fasilitas kawin suntik dari Dinas Peternakan setempat. Berdasarkan pada komposisi ternak dikelompok peternak Simpay Tampomas maka diperoleh rasio antara kambing dewasa jantan dengan kambing dewasa betina adalah 1 : 6. Menurut Blakely dan Bade (1992), kambing jantan yang sehat dapat melayani paling sedikit 30 ekor kambing betina.

Perkawinan alami dilakukan dengan menyatukan kambing jantan dan kambing betina dalam satu kandang ketika terjadi tanda-tanda berahi pada kambing betina. Tanda- tanda berahi ini ditandai dengan tingkah laku gelisah (ribut) dan nafsu makan yang menurun. Menurut Blakely dan Bade (1992), tanda-tanda berahi pada kambing sama dengan berahi pada sapi yaitu vulvanya membengkak, sering kencing, sering mengembik, menaiki kambing betina yang lain. Menurut Devendra dan Burns (1994), siklus berahi pada kambing berkisar 18 sampai 21 hari dan lama berahi antara 24-36 jam. Peternak mengawinkan betina dewasa atau ternak yang sedang berahi dengan pejantan yang dimilikinya atau dengan meminjam pejantan dari peternak yang lain ketika pejantan tersebut sudah pernah dikawinkan dengan kambing betina atau induk tersebut.

Analisis Curahan Tenaga Kerja

Curahan tenaga kerja merupakan jumlah waktu yang dipakai oleh seorang anggota keluarga dalam melakukan kegiatan tertentu dengan ukuran waktu jam per hari. Perhitungan curahan tenaga kerja dalam usaha ternak dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas adalah menjumlahkan semua kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja kelurga dan tenaga kerja dari luar selama setahun yang disetarakan dalam jam kerja pria dengan menggunakan konversi sebagai berikut : (1) 8 jam tenaga kerja pria dewasa = 1 HKP; (2) 8 jam tenaga kerja wanita dewasa = 0,8 HKP; (3) 8 jam tenaga kerja anak-anak = 0,5 HKP (Soekartawi, 1986). Menurut Soekartawi (2002) menyatakan dalam analisa ketenagakerjaan juga diperlukan pembedaan tenaga kerja pria, wanita, anak-anak, dan ternak. Pembedaan tentang hal ini terjadi karena setiap jenis tahapan pekerjaan dalam suatu usaha pertanian adalah berbeda dan faktor kebiasaan juga menentukan.

(15)

28 Kegiatan curahan tenaga kerja dalam usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan peternak dengan tujuan produksi susu dan kegiatan peternak dengan tujuan produksi daging.

Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu

Kegiatan yang dilakukan peternak dengan tujuan produksi susu meliputi kegiatan memberikan hijauan, memberikan konsentrat, memberikan air minum, membersihkan kandang, membersihkan peralatan susu, memandikan kambing, memerah susu, mengawinkan kambing, mengangkat susu, mencari hijauan, dan membersihkan kotoran. Rincian masing-masing kegiatan untuk peternak dengan tujuan produksi susu adalah sebagai berikut.

Memberikan Hijauan. Sebagian besar waktu yang digunakan peternak untuk memberikan hijauan adalah pada siang hari yaitu sekitar pukul 12.00-13.00 WIB ketika peternak selesai mencari hijauan. Total curahan tenaga kerja peternak memberikan hijauan selama setahun disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Memberikan Hijauan Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 6 6 363 272,25 90,9

Istri 1 0,75 363 27,225 9,1

Total 7 6,75 726 299,475 100

Berdasarkan pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja yang paling besar adalah suami (90,9%). Terdapat satu peternak yang menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga sebanyak tiga tenaga kerja. Suami dalam hal ini memiliki peranan yang besar dalam pemeliharaan ternak kambing. Istri memiliki waktu yang terbatas dalam membantu suami dalam memberikan hijauan. Istri memiliki peranan mengurus rumah tangga dan anak.

Memberikan Konsentrat. Pemberian konsentrat pada ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas hanya dilakukan oleh 4 dari 5 peternak. Hal ini disebabkan keterbatasan biaya untuk membeli pakan konsentrat. Ternak kambing yang diberi pakan konsentrat adalah jenis kambing Peranakan Etawah yang diambil

(16)

29 produksi susunya. Pakan konsentrat diberikan terlebih dahulu sebelum pemberian pakan hijauan oleh peternak. Menurut Siregar (1995), konsentrat yang diberikan dua jam sebelum pakan hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik pakan sehingga pada akhirnya meningkatkan konsumsi pakan. Jenis pakan konsentrat yang diberikan adalah konsentrat komersial. Total curahan tenaga kerja peternak memberikan konsentrat disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Memberikan Konsentrat Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 4 1 363 45,375 100

Total 4 1 363 45,375 100

Berdasarkan pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja untuk memberikan konsentrat sebesar 45,375 HKP/tahun. Seperti halnya kegiatan memberikan hijauan, curahan tenaga kerja suami dalam pemberian pakan konsentrat ini adalah paling dominan dimana curahan tenaga kerja untuk memberikan pakan konsentrat semuanya dilakukan oleh tenaga kerja suami.

Memberikan Air Minum. Sebagian besar peternak memberikan air minum kepada ternak kambing sekali dalam sehari. Pemberian air minum biasanya diberikan pada siang hari yaitu dilakukan setelah pemberian pakan hijauan. Kebutuhan air bagi ternak adalah penting. Menurut Devendra dan Burns (1994) bahwa air mutlak diperlukan oleh ternak untuk proses pendinginan tubuh melalui penguapan disamping itu kambing perah yang hidup didaerah tropis bisa menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak jika mendapat air dalam jumlah yang memadai. Total curahan tenaga kerja peternak memberikan air minum disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk

Memberikan Air Minum Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 4 0,73 363 33,12 47,7

Istri 1 1 363 36,3 52,3

(17)

30 Berdasarkan pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja untuk memberikan air minum pada ternak kambing dilakukan oleh tenaga kerja suami dan istri. Terdapat empat peternak yang menggunakan tenaga kerja suami yang membutuhkan curahan tenaga kerja sebanyak 33,12 HKP/tahun.

Membersihkan Kandang. Pembersihan kandang dilakukan sekali dalam sehari. Pembersihan kandang secara rutin dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit secara umum. Total curahan tenaga kerja membersihkan kandang disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Membersihkan Kandang Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 5 6 363 272,25 78,95

Istri 1 2 363 72,6 21,05

Total 6 8 726 344,85 100

Berdasarkan pada Tabel 16 kegiatan pembersihan kandang dilakukan oleh tenaga kerja suami dan istri. Terdapat satu peternak yang menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga yaitu satu tenaga kerja. Total curahan tenaga kerja yaang dilakukan oleh peternak untuk membersihkan kandang selama setahun adalah sebesar 344,85 HKP/tahun. Curahan tenaga kerja untuk membersihkan kandang dominan dilakukan oleh tenaga kerja suami yaitu sebesar 272,25 HKP/tahun atau mencapai 78,95%. Membersihkan Peralatan Susu. Kegiatan membersihkan peralatan susu yang dilakukan oleh peternak bertujuan untuk menjamin kualitas susu yang dihasilkan. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yang dilakukan sebelum pemerahan susu kambing. Total curahan tenaga kerja membersihkan peralatan susu disajikan pada Tabel 17.

(18)

31 Tabel 17. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk

Membersihkan Peralatan Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 1 0,5 363 22,68 20

Istri 4 2,5 363 90,75 80

Total 5 3 726 113,43 100

Berdasarkan pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa total curahan tenaga kerja untuk membersihkan peralatan susu selama setahun sebesar 113,43 HKP/tahun. Kegiatan membersihkan peralatan susu banyak dilakukan oleh tenaga kerja istri (80%).

Memandikan Kambing. Kegiatan memandikan kambing dilakukan peternak bertujuan agar menciptakan suasana segar selain menjaga kebersihan kambing sehingga terhindar dari penyakit kudis atau parasit yang ada dibulu. Kegiatan ini dilakukan sekali dalam satu minggu. Adapun yang melakukan kegiatan ini adalah tenaga kerja suami. Total curahan tenaga kerja memandikan kambing disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Memandikan Kambing Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/minggu Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 5 5,5 0,782 48 4,69 100

Total 5 5,5 0,782 48 4,69 100

Total curahan tenaga kerja untuk memandikan kambing selama setahun yaitu 4,69 HKP/tahun. Kegiatan ini 100% dilakukan oleh tenaga kerja suami. Suami dalam hal ini memiliki peran yang besar dalam pemeliharaan usaha ternak kambing. Istri memiliki waktu yang terbatas kerena harus mengurus rumah tangga dan anak.

Memerah Susu. Kegiatan memerah susu dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Total curahan tenaga kerja memerah susu disajikan pada Tabel 19.

(19)

32 Tabel 19. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk

Memerah Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 1 1 363 45,38 18,52

Istri 4 5,5 363 199,65 81,48

Total 5 6,5 726 245,03 100

Berdasarkan pada tabel 19 dapat dilihat bahwa total curahan tenaga kerja untuk memerah susu selama setahun sebesar 245,03 HKP/tahun. Tenaga kerja istri paling besar mengeluarkan curahan tenaga kerja untuk memerah susu (81,48%). Mengawinkan Kambing. Kegiatan mengawinkan kambing dilakukan ketika ada kambing dewasa betina yang sedang berahi. Sebagian besar dari peternak melakukan kegiatan ini setiap bulan. Curahan tenaga kerja untuk mengawinkan kambing dihitung berdasarkan banyaknya jumlah kambing dewasa betina yang dimiliki selama setahun terakhir. Total curahan tenaga kerja mengawinkan kambing selama setahun disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Mengawinkan Kambing Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/bulan Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 5 6 0,18 12 0,27 100

Total 5 6 0,18 12 0,27 100

Total curahan tenaga kerja untuk mengawinkan kambing selama setahun sebesar 0,27 HKP/tahun yang sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja suami. Kegiatan mengawinkan kambing dilakukan oleh 5 peternak.

Mengangkat Susu. Kegiatan mengangkat susu dilakukan setelah pemerahan susu selesai. Susu yang telah diperah siap untuk dibungkus dan dijual pada ketua kelompok peternak Simpay Tampomas dengan harga jual yang telah disepakati. Kegiatan mengangkut susu dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari. Total curahan tenaga kerja mengangkat susu selama setahun disajikan pada Tabel 21.

(20)

33 Tabel 21. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk

Mengangkat Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 4 1,46 363 66,25 78,50

Istri 1 0,5 363 18,15 21,50

Total 5 1,96 726 84,4 100

Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa kegiatan mengangkat susu paling dominan dilakukan oleh tenaga kerja suami (78,50%). Total curahan tenaga kerja untuk mengangkat susu selama setahun membutuhkan waktu 84,4 HKP/tahun.

Mencari Hijauan. Rata-rata peternak mencari pakan hijauan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan mencari hijauan dilakukan oleh tenaga kerja suami. Perhitungan curahan waktu tenaga kerja untuk mencari hijauan dimulai dari saat peternak berangkat dari rumah sampai kembali lagi ke kandang setelah selesai mencari hijauan. Total curahan tenaga kerja mencari hijauan selama setahun disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Mencari Hijauan Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 11 50 363 2268,75 100

Total 11 50 363 2268,75 100

Berdasarkan pada Tabel 22 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja secara keseluruhan dilakukan oleh suami (100%). Semua peternak yang memelihara kambingnya dengan tujuan produksi susu menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga untuk kegiatan mencari pakan hijauan. Penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga sebanyak tujuh tenaga kerja. Total curahan tenaga kerja untuk mencari hijauan selama setahun sebesar 2268,75 HKP/tahun.

Membersihkan Kotoran. Kegiatan membersihkan kotoran dilakukan setiap satu kali dalam satu hari. Kotoran tersebut dikumpulkan dalam satu tempat dan dimanfaatkan untuk pupuk atau dijual ke petani yang membutuhkan. Curahan tenaga kerja untuk membersihkan kotoran disajikan pada Tabel 23.

(21)

34 Tabel 23. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk

Membersihkan Kandang Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 4 1,25 363 56,718 43,86

Istri 1 2 363 72,6 56,14

Total 5 3,25 726 129,318 100

Berdasarkan pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa tenaga kerja suami paling banyak yaitu empat orang. Total curahan tenaga kerja untuk membersihkan kotoran selama setahun yaitu sebesar 129,318 HKP/tahun.

Total curahan tenaga kerja pada usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas khusus untuk peternak yang memelihara kambing dengan tujuan produksi susu adalah sebesar 3605,012 HKP/tahun dengan rata-rata 720,993 HKP/tahun. Berdasarkan tenaga kerja yang digunakan maka tenaga kerja suami paling banyak mengeluarkan curahan tenaga kerja 617,538 HKP/tahun (85,65%). Tenaga kerja istri mengeluarkan curahan tenaga kerja sebesar 103,455 HKP/tahun (14,35%). Berdasarkan kegiatannya, maka kegiatan mencari pakan hijauan merupakan kegiatan yang membutuhkan curahan tenaga kerja yang paling banyak (62,93%) dari seluruh kegiatan yang dilakukan. Hal ini disebabkan lokasi mencari hijauan yang cukup jauh yaitu diatas gunung. Total dan rata-rata curahan tenaga kerja peternak dengan tujuan produksi susu dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas disajikan pada Tabel 24 dan Tabel 25.

Berdasarkan pada Tabel 25 dari rata-rata curahan tenaga kerja dapat diketahui produktivitas secara teknis tenaga kerja pada usaha ternak kambing di kelompok peternak Simpay Tampomas khusus tujuan produksi susu. Produktivitas secara teknis diperoleh dengan membandingkan jumlah ternak kambing yang dimiliki (ST) dengan jumlah curahan tenaga kerja yang diserap (HKP) setiap hari. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas teknis tenaga kerja pada usaha ternak kambing di kelompok peternak Simpay Tampomas tujuan produksi susu masih rendah yaitu mencapai 2,14 ST/HKP. Hal ini berarti setiap satu Hari Kerja Pria (HKP) tenaga kerja mampu menangani 2,14 ST kambing.

(22)

35 Tabel 24. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu

Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

No Kegiatan Suami (HKP/Th) Istri (HKP/Th) Total % 1 Memberikan Hijauan 272,25 27,225 299,475 8,31 2 Memberikan Konsentrat 45,375 0 45,375 1,258

3 Memberikan Air Minum 33,124 36,3 69,424 1,925

4 Membersihkan Kandang 272,25 72,6 344,85 9,565

5 Membersihkan Peralatan Susu 22,68 90,75 113,43 3,145

6 Memandikan Kambing 4,69 0 4,69 0,13 7 Memerah Susu 45,38 199,65 245,03 6,796 8 Mengawinkan Kambing 0,27 0 0,27 0,007 9 Mengangkat Susu 66,25 18,15 84,4 2,341 10 Mencari Hijauan 2268,75 0 2268,75 62,93 11 Membersihkan Kotoran 56,718 72,6 129,318 3,586 Total 3087,737 517,275 3605,012 100 % 85,65 14,35 100

Tabel 25. Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

No Kegiatan Suami (HKP/Th) Istri (HKP/Th) Total % 1 Memberikan Hijauan 54,45 5,445 59,895 8,31 2 Memberikan Konsentrat 9,075 0 9,075 1,258

3 Memberikan Air Minum 6,624 7,26 13,884 1,925

4 Membersihkan Kandang 54,45 14,52 68,97 9,565

5 Membersihkan Peralatan Susu 4,53 18,15 22,68 3,145

6 Memandikan Kambing 0,94 0 0,94 0,13 7 Memerah Kambing 9,075 39,93 49,005 6,796 8 Mengawinkan Kambing 0,054 0 0,054 0,007 9 Mengangkat Susu 13,25 3,63 16,88 2,341 10 Mencari Hijauan 453,75 0 453,75 62,93 11 Membersihkan Kotoran 11,34 14,52 25,86 3,586 Total 617,538 103,455 720,993 100 % 85,65 14,35 100

(23)

36 Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peternak anggota kelompok peternak kambing Simpay Tampomas tujuan produksi daging meliputi memberikan hijauan, memberikan air minum, membersihkan kandang, memandikan kambing, mengawinkan kambing, mencari hijauan, dan membersihkan kotoran. Rincian dari masing-masing kegiatan akan diuraikan sebagai berikut.

Memberikan Hijauan. Sebagian besar peternak memberikan hijauan adalah pada pukul 12.00-13.00 WIB ketika peternak selesai mencari pakan hijauan. Total curahan tenaga kerja peternak memberikan hijauan selama setahun disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging

Untuk Memberikan Hijauan Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 11 6,22 363 282,232 96,05

Istri 1 0,32 363 11,616 3,95

Total 12 6,54 726 293,848 100

Berdasarkan Tabel 26 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja yang paling besar untuk memberikan hijauan adalah suami (96,05%). Suami memiliki peranan yang besar dalam pemeliharaan ternak kambing. Istri memiliki waktu yang terbatas untuk membantu suami dalam pemeliharaan ternak kambing. Istri memiliki peranan dalam mengurus rumah tangga dan anak.

Memberikan Air Minum. Sebagian besar peternak memberikan air minum kepada ternak kambing sekali dalam satu hari. Pemberian air minum biasanya diberikan pada siang hari yaitu dilakukan setelah pemberian pakan hijauan. Kebutuhan air bagi ternak adalah penting. Menurut Devendra dan Burns (1994) bahwa air mutlak diperlukan oleh ternak untuk proses pendinginan tubuh melalui penguapan disamping itu kambing perah yang hidup didaerah tropis bisa menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak jika mendapat air dalam jumlah yang memadai. Total curahan tenaga kerja peternak untuk memberikan air minum disajikan pada Tabel 27.

(24)

37 Tabel 27. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging

Untuk Memberikan Air Minum Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 11 2,835 363 128,638 97,8

Istri 1 0,08 363 2,904 2,2

Total 12 2,915 726 131,542 100

Berdasarkan pada Tabel 27 dapat dilihat bahwa total curahan tenaga kerja untuk memberikan air minum selama setahun sebesar 131,542 HKP/tahun. Curahan tenaga kerja untuk memberikan air minum paling besar dilakukan oleh suami (97,8%).

Membersihkan Kandang. Kegiatan membersihkan kandang dilakukan sekali dalam sehari. Pembersihan kandang secara rutin dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit secara umum. Total curahan tenaga kerja membersihkan kandang disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Kambing dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Membersihkan Kandang Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011).

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 10 8,57 363 388,863 93,45

Istri 2 0,75 363 27,225 6,55

Total 12 9,32 726 416,088 100

Berdasarkan pada Tabel 28 dapat dilihat bahwa total curahan tenaga kerja untuk membersihkan kandang sebesar 416,088 HKP/tahun. Curahan tenaga kerja suami paling besar untuk kegiatan membersihkan kandang (93,45%).

Memandikan Kambing. Kegiatan memandikan kambing dilakukan peternak untuk menciptakan suasana segar selain menjaga kebersihan kambing sehingga terhindar dari penyakit kudis atau parasit yang ada dibulu. Kegiatan ini hanya dilakukan oleh tiga peternak dari dua belas peternak yang dilakukan sekali dalam satu minggu.

(25)

38 Adapun yang melakukan kegiatan ini adalah tenaga kerja suami. Total curahan tenaga kerja untuk memandikan kambing disajikan pada Tabel 29.

Tabel 29. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Memandikan Kambing Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/minggu Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 3 4,24 0,606 48 29,184 100

Total 3 4,24 0,606 48 29,184 100

Berdasarkan pada Tabel 29 dapat dilihat bahwa kegiatan memandikan kambing sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja suami. Total curahan tenaga kerja untuk memandikan kambing selama setahun yaitu 29,184 HKP/tahun.

Mengawinkan Kambing. Kegiatan mengawinkan kambing dilakukan ketika ada kambing dewasa betina yang sedang berahi. Sebagian besar peternak melakukan kegiatan ini setiap bulan. Curahan tenaga kerja mengawinkan kambing dihitung berdasarkan banyaknya jumlah kambing betina dewasa yang dimiliki selama setahun terakhir. Total curahan tenaga kerja untuk mengawinkan kambing disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Mengawinkan Kambing Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/bulan Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 9 9,25 0,28 5,33 0,194 100

Total 9 9,25 0,28 5,33 0,194 100

Total curahan tenaga kerja untuk mengawinkan kambing selama setahun sebesar 0,194 HKP/tahun yang sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja suami. Peranan suami dalam pemeliharaan kambing sangat dominan daripada peranan istri. Mencari Hijauan. Sebagian besar peternak mencari pakan hijauan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan mencari pakan hijauan dilakukan oleh tenaga kerja suami dan istri. Perhitungan curahan waktu tenaga kerja untuk mencari hijauan dimulai dari saat peternak berangkat dari rumah sampai kembali lagi ke

(26)

39 kandang setelah selesai mencari hijauan. Total curahan tenaga kerja untuk mencari hijauan disajikan pada Tabel 31.

Tabel 31. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Mencari Hijauan Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 12 66,5 363 3017,44 74,47

Istri 5 28,5 363 1034,55 25,53

Total 17 95 762 4051,99 100

Total curahan tenaga kerja untuk mencari hijauan selama setahun sebesar 4051,99 HKP/tahun. Tenaga kerja suami paling besar mengeluarkan curahan tenaga kerjanya (74,47%). Perbedaan antara peternak dengan tujuan produksi susu dan peternak dengan tujuan produksi daging untuk kegiatan mencari hijauan adalah pada peternak dengan tujuan produksi daging seluruhnya menggunakan tenaga kerja keluarga. Sedangkan untuk peternak dengan tujuan produksi susu untuk kegiatan mencari pakan hijauan mereka menggunakan tambahan tenaga kerja dari luar keluarga.

Membersihkan Kotoran. Kegiatan membersihkan kotoran dilakukan peternak satu kali dalam satu hari. Kotoran yang telah dibersihkan dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk pupuk atau dijual kepada petani yang membutuhkan. Total curahan tenaga kerja untuk membersihkan kotoran disajikan pada Tabel 32.

Tabel 32. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Membersihkan Kotoran Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Tenaga Kerja n Total Curahan Tenaga Kerja

Jam/hari Hari/tahun HKP/tahun %

Suami 10 4,48 363 203,37 100

Total 10 4,48 363 203,37 100

Berdasarkan pada Tabel 32 dapat dilihat bahwa kegiatan membersihkan kotoran sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja suami (100%). Total curahan tenaga kerja untuk membersihkan kotoran ternak selama setahun adalah sebesar 203,37 HKP/tahun.

(27)

40 Total curahan tenaga kerja pada usaha ternak kambing dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas khusus peternak yang memelihara kambing dengan tujuan produksi daging adalah 5126,216 HKP/tahun dengan rata-rata 427,179 HKP/tahun. Berdasarkan tenaga kerja yang digunakan maka tenaga kerja suami paling besar menyumbangkan curahan tenaga kerjanya yaitu sebesar 337,491 HKP/tahun (79%). Tenaga kerja istri menyumbangkan curahan tenaga kerja sebesar 89,688 HKP/tahun (21%). Berdasarkan kegiatannya, maka kegiatan mencari pakan hijauan merupakan kegiatan yang paling banyak membutuhkan curahan tenaga kerja (62,93%) dari seluruh kegiatan yang dilakukan. Hal ini disebabkan lokasi mencari pakan hijauan yang cukup jauh yaitu diatas gunung dan masih ada beberapa dari peternak yang berjalan kaki untuk mencari pakan hijauan. Total dan rata-rata curahan tenaga kerja khusus peternak dengan tujuan produksi daging disajikan pada Tabel 33 dan Tabel 34.

Tabel 33. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

No Kegiatan Suami (HKP/Th) Istri (HKP/Th) Total % 1 Memberikan Hijauan 282,232 11,616 293,848 5,732

2 Memberikan Air Minum 128,638 2,904 131,542 2,566

3 Membersihkan Kandang 388,863 27,225 416,088 8,116 4 Memandikan Kambing 29,184 0 29,184 0,569 5 Mengawinkan Kambing 0,194 0 0,194 0,003 6 Mencari Hijauan 3017,44 1034,55 4051,99 79,004 7 Membersihkan Kotoran 203,37 0 203,37 4 Total 4049,921 1076,295 5126,216 100 % 79 21 100

(28)

41 Tabel 34. Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging

Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

No Kegiatan Suami (HKP/Th) Istri (HKP/Th) Total % 1 Memberikan Hijauan 23,519 0,968 24,487 5,732

2 Memberikan Air Minum 10,719 0,242 10,961 2,566

3 Membersihkan Kandang 32,405 2,268 34,673 8,116 4 Memandikan Kambing 2,432 0 2,432 0,569 5 Mengawinkan Kambing 0,016 0 0,016 0,003 6 Mencari Hijauan 251,45 86,21 337,66 79,004 7 Membersihkan Kotoran 16,95 0 16,95 4 Total 337,491 89,688 427,179 100 % 79 21 100

Berdasarkan pada Tabel 34 dari rata-rata curahan tenaga kerja dapat diketahui produktivitas secara teknis tenaga kerja pada usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas khusus untuk peternak dengan tujuan produksi daging. Produktivitas secara teknis diperoleh dengan membandingkan jumlah ternak kambing yang dimiliki (ST) dengan jumlah curahan tenaga kerja yang diserap (HKP) setiap hari. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas teknis tenaga kerja pada usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas khusus untuk peternak dengan tujuan produksi daging masih sangat rendah yaitu 0,78 ST/HKP. Hal ini berarti setiap satu Hari Kerja Pria (HKP) tenaga kerja mampu menangani 0,78 ST kambing.

Berdasarkan pada Tabel 25 dan Tabel 34 dari rata-rata curahan tenaga kerja peternak dengan tujuan produksi susu dan peternak dengan tujuan produksi daging dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja peternak dengan tujuan produksi susu lebih banyak membutuhkan curahan tenaga kerja yaitu sebesar 720,993 HKP/tahun daripada peternak dengan tujuan produksi daging yaitu sebesar 427,179 HKP/tahun. Hal ini disebabkan kegiatan yang dilakukan oleh peternak dengan tujuan produksi susu lebih banyak daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Produktivitas secara teknis antara peternak dengan tujuan produksi susu lebih tinggi daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Hal ini disebabkan jumlah ternak yang dimiliki peternak dengan tujuan produksi susu lebih banyak daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Sehingga pengalokasian curahan tenaga kerja

(29)

42 peternak dengan tujuan produksi susu lebih efisien daripada pengalokasian curahan tenaga kerja peternak dengan tujuan produksi daging.

Analisis Pendapatan Peternak

Penerimaan tunai usahatani diartikan sebagai nilai uang yang diterima dari produk usahatani. Sedangkan selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani disebut pendapatan tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pengeluaran total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani (Soekartawi et al .,1986). Menurut Kadarsan (1995) pendapatan bersih merupakan selisih dari penerimaan total dengan total biaya.

Pendapatan kotor peternak anggota kelompok peternak Simpay Tampomas dibedakan menjadi pendapatan kotor peternak dengan tujuan produksi susu dan pendapatan kotor peternak dengan tujuan produksi daging. Pendapatan kotor yang diterima peternak dengan tujuan produksi susu berasal dari penjualan ternak, penjualan susu, nilai kotoran ternak, perubahan nilai ternak, dan nilai ternak bagi hasil (gaduhan). Adapun pendapatan kotor yang diterima peternak dengan tujuan produksi daging berasal dari penjualan ternak, nilai kotoran ternak, perubahan nilai ternak, dan nilai ternak bagi hasil (gaduhan). Komponen pendapatan kotor yang diterima peternak dengan tujuan produksi susu dan peternak dengan tujuan produksi daging hanya dibadakan pada komponen penjualan susu. Nilai kotoran ternak tetap dihitung berdasarkan harga jual yang berlaku didaerah tersebut karena untuk memperkirakan pendapatan kotor yang diterima peternak. Sebagian besar peternak di kelompok peternak Simpay Tampomas memanfaatkan kotoran ternakanya sebagai pupuk untuk tanaman buah naga. Oleh karena itu, sistem pertanian dikelompok peternak Simpay Tampomas termasuk sistem pertanian terpadu. Pendapatan bersih rata-rata peternak kambing dengan tujuan produksi susu dan peternak dengan tujuan produksi daging disajikan pada Tabel 35 dan Tabel 36.

(30)

43 Tabel 35. Rata-rata Pendapatan Bersih Peternak Kambing dengan Tujuan Produksi

Susu di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Keterangan Nilai (Rp/Tahun)

Tunai Non-Tunai Total

Pendapatan Kotor :

Penjualan Ternak 28.990.000 28.990.000

Nilai Ternak Akhir Tahun 115.250.000 115.250.000

Nilai Ternak Awal Tahun -84.740.000 -84.740.000

Nilai Kotoran Ternak 2.708.300 2.708.300

Nilai Ternak yang Dikonsumsi 2.350.000 2.350.000

Nilai Susu yang Dikonsumsi 5.940.000 5.940.000

Penjualan Susu 30.240.000 30.240.000

Nilai Ternak Bagi Hasil 400.000 400.000

Pembelian Ternak -1.920.000 -1.920.000

Total Pendapatan Kotor 57.310.000 41.908.300 99.218.300

Biaya Tetap : Penyusutan Kandang -4.900.000 -4.900.000 Penyusutan Peralatan -2.092.000 -2.092.000 Sewa Lahan -60.000 -60.000 Biaya Variabel : Tenaga Kerja -15.246.000 -15.246.000 Konsentrat -11.706.462,6 -11.706.462,6 Obat-obatan -1.030.000 -1.030.000 Operasional -3.264.900 -3.264.900

Beli Susu Cempe -10.050.000 -10.050.000

Total Biaya -31.307.363 -17.042.000 -48.349.362,6

Pendapatan Bersih 26.002.637,4 24.866.300 50.868.937,4

Biaya dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya non-tunai. Komponen biaya tunai yang dikeluarkan oleh peternak dengan tujuan produksi susu meliputi biaya untuk obat-obatan, biaya operasional, tenaga kerja, sewa lahan dan biaya untuk konsentrat. Sedangkan biaya non-tunai meliputi biaya penyusutan kandang, biaya penyusutan peralatan, dan pembelian susu cempe. Pembelian susu cempe masuk dalam biaya non-tunai. Hal itu disebabkan, cempe memperoleh susu langsung dari induknya dan cempe tersebut disapih setelah berumur 2,5 bulan. Untuk memperkirakan produksi susu secara kasar yang dihasilkan dalam penelitian ini

(31)

44 menggunakan pendekatan dengan kurva produksi susu. Adapun komponen biaya tunai yang dikeluarkan oleh peternak dengan tujuan produksi daging meliputi biaya untuk obat-obatan dan biaya operasional. Peternak dengan tujuan produksi daging tidak menggunakan tenaga kerja dari luar, tidak memberikan konsentrat, dan tidak ada yang menyewa lahan untuk usaha ternak. Komponen biaya non-tunai meliputi biaya penyusutan kandang dan biaya penyusutan peralatan.

Tabel 36. Rata-rata Pendapatan Bersih Peternak Kambing dengan Tujuan Produksi Daging di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Keterangan Nilai (Rp/Tahun)

Tunai Non-Tunai Total

Pendapatan Kotor :

Penjualan Ternak 5.200.000 5.200.000

Nilai Ternak Akhir Tahun 28.012.500 28.012.500

Nilai Ternak Awal Tahun -18.425.000 -18.425.000

Nilai Kotoran Ternak 632.750 632.750

Nilai Ternak Bagi Hasil 250.000 250.000

Pembelian Ternak -250.000 -250.000

Total Pendapatan Kotor 4.950.000 10.470.250 15.420.250

Biaya Tetap : Penyusutan Kandang -837.500 -837.500 Penyusutan Peralatan -367.416,67 -367.416,67 Biaya Variabel : Obat-obatan -207.083,33 -207.083,33 Operasional -517.833,33 -517.833,33 Total Biaya -724.916,66 -1.204.916,67 -1.929.833,33 Pendapatan Bersih 4.225.083,34 9.265.333,33 13.490.416,67

Berdasarkan pada Tabel 35 dapat dilihat rata-rata pendapatan kotor dari peternak dengan tujuan produksi susu dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas. Rata-rata pendapatan kotor peternak dengan tujuan produksi susu sebesar Rp 99.218.300. Biaya produksi yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan usaha ternak kambing yang dijalankan selama satu tahun. Hasil perhitungan menunjukkan total biaya sebesar Rp 48.349.362,6. Dengan demikian diperoleh rata-rata pendapatan bersih untuk peternak dengan tujuan produksi susu sebesar Rp

(32)

45 50.868.937,4/tahun dengan pendapatan terbesar berasal dari pendapatan tunai sebesar Rp 26.002.637,4 dan pendapatan non-tunai sebesar Rp 24.866.300.

Berdasarkan dari hasil rata-rata curahan tenaga kerja dan rata-rata pendapatan bersih dari peternak dengan tujuan produksi susu maka dapat diketahui produktivitas secara ekonomis. Produktivitas secara ekonomis diperoleh dengan membandingkan rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh dengan rata-rata curahan tenaga kerja yang dikeluarkan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas secara ekonomis tenaga kerja pada peternak dengan tujuan produksi susu adalah sebesar Rp 70.553,99/HKP per hari, yang berarti sumbangan tenaga kerja pada usaha ternak kambing dengan tujuan produksi susu adalah sebesar Rp 70.553,99 setiap harinya.

Berdasarkan pada Tabel 36 dapat dilihat rata-rata pendapatan kotor dari peternak dengan tujuan produksi daging dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas. Rata-rata pendapatan kotor untuk peternak dengan tujuan produksi daging sebesar Rp 15.420.250. Biaya produksi yang digunakan untuk memelihara ternak kambing selama setahun sebesar Rp 1.929.833,33. Sehingga diperoleh rata-rata pendapatan bersih untuk peternak dengan tujuan produksi daging sebesar Rp 13.490.416,67/tahun dengan pendapatan terbesar dari pendapatan non-tunai yaitu Rp 9.265.333,33 dan pendapatan tunai sebesar Rp 4.225.083,34.

Berdasarkan dari hasil rata-rata curahan tenaga kerja dan rata-rata pendapatan bersih dari peternak dengan tujuan produksi daging maka dapat diketahui produktivitas secara ekonomis. Produktivitas secara ekonomis diperoleh dengan membandingkan rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh dengan rata-rata curahan tenaga kerja yang dikeluarkan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas secara ekonomis tenaga kerja pada peternak dengan tujuan produksi daging adalah sebesar Rp 31.580,24/HKP per hari, yang berarti sumbangan tenaga kerja pada usaha ternak kambing dengan tujuan produksi daging adalah sebesar Rp 31.580,24 setiap harinya.

Pendapatan bersih yang diterima peternak dengan tujuan produksi susu lebih besar daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Hal itu disebabkan adanya tambahan komponen penerimaan yaitu penjualan susu selain penjualan ternak itu sendiri. Sedangkan untuk peternak dengan tujuan produksi daging komponen

(33)

46 penerimaannya hanya berasal dari penjualan ternak. Produktivitas ekonomis tenaga kerja pada peternak dengan tujuan produksi susu lebih besar daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Hal itu berarti penerimaan atau pendapatan setiap hari yang diterima oleh peternak dengan tujuan produksi susu lebih besar daripada pendapatan yang diterima oleh peternak dengan tujuan produksi daging.

Analisis Rasio R/C

Perhitungan rasio R/C dihitung dengan membandingkan total penerimaan dengan total biaya. Rasio R/C dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif suatu kegiatan atau usaha, artinya dari angka rasio tersebut dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak (Kadarsan, 1995). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata rasio R/C peternak dengan tujuan produksi susu dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas adalah 2,05. Hal ini berarti usaha ternak kambing dikelompok tersebut khusus untuk peternak dengan tujuan produksi susu adalah menguntungkan atau layak, karena nilai rasio R/C > 1. Perhitungan rasio R/C khusus untuk peternak dengan tujuan produksi daging dikelompok peternak Simpay Tampomas adalah 7,9. Hal ini berarti usaha ternak kambing dengan tujuan produksi daging adalah menguntungkan atau layak, karena nilai rasio R/C > 1. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Rasio R/C Produksi Susu = 99.218.300 48.349.362,6

= 2,05

Rasio R/C Produksi Daging = 15.420.250 1.929.833,33

= 7,9 Analisis Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara curahan tenaga kerja, skala usaha, dan pendapatan peternak. Uji korelasi dilakukan dengan program komputer SPSS 15.00 for windows (Hasan, 2004). Korelasi antara pendapatan, skala usaha, dan curahan tenaga kerja disajikan pada Tabel 37.

(34)

47 Tabel 37. Nilai Koefisien Korelasi Pearson

Variabel Pendapatan Skala Curahan Tenaga Kerja

Pendapatan 1,000 0,846** 0,477

Skala 0,846** 1,000 0,764**

Curahan Tenaga Kerja 0,477 0,764** 1,000

Keterangan **: nyata pada  = 0,01

Berdasarkan pada Tabel 37 dapat dilihat bahwa korelasi antara pendapatan dengan skala usaha berhubungan positif yang erat (p<0,01) artinya, ketika terjadi peningkatan skala usaha maka akan diikuti dengan peningkatan pendapatan. Skala usaha dengan curahan tenaga kerja berhubungan positif yang erat (p<0,01) artinya, ketika terjadi peningkatan skala usaha maka akan diikuti dengan peningkatan curahan tenaga kerja. Pendapatan dengan curahan tenaga kerja tidak memiliki hubungan (p>0,05) artinya, berapapun pendapatan yang diperoleh peternak tidak ada hubungannya dengan curahan tenaga kerja yang dikeluarkan.

Gambar

Tabel 1. Alokasi Penggunaan Lahan di Desa Cibeureum Wetan
Gambar 1. Peta Desa Cibeureum Wetan
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Cibeureum Wetan
Tabel 4. Populasi Ternak di Desa Cibeureum Wetan
+7

Referensi

Dokumen terkait

• jika nilai probabilitas 0,05 ≤ sig, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya budaya organisasi dan komunikasi organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan, yaitu: jumlah siswa dalam satu kelas tidak jauh berbeda, dan hasil belajar kelas

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh partisipasi anggaran terhadap budget slack, 2) Pengaruh asimetri informasi terhadap budget slack. Jenis penelitian

Tanaman bawang merah merespon sama terhadap peningkatan dosis pupuk Urea, SP-36, KCl pada masing-masing dosis pupuk organik cair Nasa pada semua parameter

Guru ( review ) materi bersama siswa membuat kesimpulan serta melakukan refleksi. Refleksi hasilnya: siswa kelihatan merasa senang dan gembira saat menggunakan jari

Dari harga nilai parameter-parameter kerusakan formasi yang didapat dari data analisa pressure build up dan dari grafik horner plot maka formasi Sumur X dapat dianalisis yang

 Namun demikian, penting untuk dicatat bahwa diagnosis tuberkulosis pada kehamilan mungkin lebih sulit dilakukan, karena gejala awalnya mungkin dianggap berasal dari

Dengan demikian para pelaku pengelola sumber daya ekonomi dan sosial yang non pemerintah mempunyai wewenang untuk berpartisipasi secara penuh (pengambilan