TEKNOLOGI
BUDIDAYA PERIKANAN
2015
MEMIJAHKAN INDUK IKAN HIAS
SECARA BUATAN
MODUL
TEKNOL OGI BUDID A YA PERIK ANAN 2015MEMIJAHKAN INDUK IKAN HIA
S SEC
ARA BUA
TAN
Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan tersusunnya modul Memijahkan Induk Ikan Hias Secara Buatan ini. Modul ini merupakan modul pembelajaran yang dapat digunakan peserta didik program keahlian Nautika Perikanan Laut dalam mempersiapkan diri untuk uji kompetensi keahlian. Peserta didik dapat belajar secara individual dan mandiri dalam menyelesaikan suatu unit kompetensi secara utuh.
Modul ini disusun berdasarkan silabus SUPM Edisi 2012 dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pada setiap bab berisi tentang lembar informasi, lembar praktek unjuk kerja, penilaian/evaluasi dan lembar kunci jawaban.
Dengan mempelajari seluruh isi modul dan melaksanakan setiap praktek unjuk kerja diharapkan peserta didik dapat lebih siap menghadapi uji kompetensi keahlian.
Jakarta, Desember 2015 Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR GAMBAR ... iv BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Deskripsi ... 1
B. Peta Judul Modul, Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi ... 1
C. Tujuan ... 2
D. Petunjuk Penggunaan Modul ... 2
E. Waktu ... 3
BAB II. MENYIAPKAN PERALATAN WADAH, BAHAN DAN MEDIA PEMIJAHAN. ... 4
A. Lembar informasi ... 4
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ... 6
C. Penilaian/Evaluasi ... 8
D. Lembar Kunci Jawaban ... 8
BAB III. MEMILIH INDUK IKAN SIAP PIJAH ... 9
A. Lembar Informasi ... 9
B. Lembar praktek unjuk kerja ...11
C. Penilaian/Evaluasi ...13
D. Lembar Kunci Jawaban ...14
BAB IV. MENYUNTIKAN HORMON. ...15
A. Lembar informasi ...15
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ...19
C. Penilaian/Evaluasi ...22
D. Lembar Kunci Jawaban ...23
BAB V. MENGONTROL PROSES PERANGSANGAN PEMIJAHAN. ...25
A. Lembar informasi ...25
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ...26
C. Penilaian/Evaluasi ...28
D. Lembar Kunci Jawaban ...28
BAB VI. MENSTRIPING TELUR DAN SPERMA. ...29
A. Lembar informasi ...29
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ...33
C. Penilaian/Evaluasi ...40
D. Lembar Kunci Jawaban ...40
BAB VII PENUTUP. ...42
DAFTAR PUSTAKA ...43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Aquarium ... 5
Gambar 2. Kolam terpal ... 5
Gambar 3. Bak beton (semen) ... 5
Gambar 4.Bak fiber ... 5
Gambar 5. Alat dan bahan penyuntikan ... 5
Gambar 6. Induk ikan betina siap pijah ...10
Gambar 7. Induk ikan jantan siap pijah ...10
Gambar 8. Pemotongan kepala ikan donor ...16
Gambar 9. Pembelahan kepala ikan donor ...17
Gambar 10. Pengambilan kelenjar hipofisa ...17
Gambar 11. Masukan ke dalam gelas hipofisa ...17
Gambar 12. Siap untuk disuntikan ke induk ikan recepient hipofisa ...17
Gambar 13. Proses pengambilan dan penyuntikan hormon pada induk ...18
Gambar 14. Striping telur induk betina ...31
Gambar 15. Striping sperma induk ikan dan pencampuran telur dan sperma ...32
Gambar 16. Persiapan pembiusan induk ...33
Gambar 17. Pencampuran telur dan sperma dengan bulu ayam ...33
Gambar 18. Penetasan telur hasil pembuahan secara buatan ...33
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi
Modul dengan judul Memijahkan Induk Ikan Hias Secara Buatan ini menjelaskan uraian tentang Menyiapkan peralatan, wadah, bahan dan media pemijahan, Memilih induk siap pijah, Menyuntikkan hormon, Mengontrol proses perangsangan pemijahan dan Menstriping induk matang gonad. Dengan modul ini diharapkan siswa dapat mempelajari dan melakukan pemijahan induk ikan hias secara buatan.
B. Peta Judul Modul Unit Kompetensi dan Elemen Kompetensi
Memijahkan Induk Ikan Hias Secara Buatan
Menyiapkan peralatan, wadah, bahan dan
media pemijahan
Memilih induk siap pijah
Menyuntikan hormone
Mengontrol proses perangsangan
pemijahan
Menstriping telur dan sperma
Membuat laporan
C. Tujuan
Setelah selesai mempelajari modul ini, siswa diharapkan mampu memijahkan induk ikan hias secara buatan.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Peran guru
a. Membantu siswa dalam merencanakan pembelajaran tentang memijahkan induk ikan hias secara buatan;
b. Membimbing siswa dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran yang dijelaskan dalam kegiatan belajar;
c. Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa; d. Membantu siswa menentukan dan mengakses sumber
tambahan informasi yang diperlukan untuk belajar; e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok;
f. Merencanakan Proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya. g. Melaksanakan penilaian;
h. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap, pengetahuan dan ketrampilan dari suatu kompetensi dan merencanakan rencana pembelajaran selanjutnya;
2. Petunjuk bagi siswa
a. Mempelajari modul mulai dari awal hingga akhir secara berurutan dan mengerjakan tugas yang telah disediakan;
b. Setiap Kegiatan Belajar berisi kegiatan teori dan praktik. Landasan teori tentang materi kegiatan dapat dipelajari dalam Uraian Materi dan panduan mengenai pelaksanaan praktik dapat dibaca dalam lembar praktek unjuk kerja;
c. Pada lembar lain terdapat Lembar Penilaian/Evaluasi. Baca dahulu lembar uraian materi, lalu dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan pada Lembar Penilaian/Evaluasi. Janganlah melihat Kunci Jawaban sebelum anda selesai menjawab semua soal latihan;
d. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada setiap proses belajar mengajar;
e. Menanyakan kepada guru jika menghadapi hal-hal yang tidak dimengerti dari modul ini;
f. Memperhatikan dan memahami langkah kerja pada modul ini sebagai panduan dalam setiap kegiatan praktek.
E. Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari modul ini adalah disesuaikan dengan ketuntasan belajar, serta sesuai panduan dari guru/pembimbing.
BAB II
MENYIAPKAN PERALATAN, WADAH, BAHAN DAN MEDIA PEMIJAHAN
A. Lembar Informasi
Sarana pemijahan untuk ikan hias air tawar sangat beragam, disesuaikan dengan jenis ikan yang akan dipijahkan. Adapun jenis-jenis sarana yang dibutuhkan pada pemijahan induk ikan hias secara buatan adalah:
1. Wadah Penetasan Telur : Bak Semen, bak fiber, dan aquarium; 2. Media Penetasan telur : Air bersih yang telah diendapkan selama
± 24jam;
3. Peralatan Induced breeding : Spuit, timbangan, dan kain lap; 4. Bahan Induced breeding : Hormon Ovaprim, larutan fifsiologis dan
aquabidest;
5. Peralatan striping: Selang kateter (kanulasi), mangkuk/piring dan bulu ayam;
6. Peralatan tambahan: Instalasi Aerasi,air, baskom dan tissue. Sarana yang akan digunakan dalam pemijahan induk ikan hias disucihamakan/disterilkan terlebih dahulu untuk meminimalisir serangan hama dan penyakit selama proses pemijahan berlangsung.Untuk bahan yang akan digunakan seperti hormon, larutan fisiologis dan aquabides dalam kualitas baik.
Tahapan persiapan sarana pemijahan induk ikan hias secara buatan: 1. Peralatan dibersihkan dan disterilisasi;
2. Penataan sarana pemijahan;
3. Pengecekan bahan dengan memperhatikan kualitas; 4. Peralatan dan bahan striping disiapkan.
Gambar 1. Aquarium Gambar 2.Kolam Terpal
Gambar 3. Bak Beton (semen) Gambar 4.Bak Fiber
Gambar 5. Alat dan Bahan Penyuntikan
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Memijahkan Induk Ikan Hias Secara Buatan
Kompetensi : Menyiapkan peralatan, wadah, bahan dan media pemijahan.
Alat dan bahan :
Alat : Instalasi Air, Udara, serok, timbangan, baskom, mangkok, aquarium, selang kateter, bulu ayam, kain lap, tissue dan spuit.
Bahan : Hormon ovaprim, aquabides dan larutan fisiologis.
Informasi : Identifikasi jenis-jenis peralatan, wadah, bahan dan media untuk pemijahan, tujuan persiapan dan cara persiapan pemijahan induk ikan hias secara buatan. Waktu : Waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari modul ini
adalah disesuaikan dengan ketuntasan belajar, serta sesuai panduan dari guru/pembimbing.
No Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat bantu
1. Macam-macam
peralatan, wadah, bahan dan media pemijahan induk ikan hias secara buatan diidentifikasi sesuai dengan fungsi dan
1. Uraikan dan jelaskan macam-macam peralatan, wadah, bahan dan media pemijahan induk ikan hias secara buatan !
LCD, Laptop, foto, alat peraga serta alat dan bahan praktek.
No Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat bantu cara kerja. 2. Identifikasi
macam-macam peralatan, wadah dan media tersebut sesuai dengan fungsi dan cara kerja!
2. Macam-macam
peralatan, wadah,
dan bahan
pemijahan induk ikan hias secara buatan disiapkan sesuai dengan fungsi dan cara kerja. 1. Sarana dikelompokkan sesuai fungsi. 2. Peralatan dikelompokkan dan disterilisasi. 3. Penataan sarana pemijahan.
4. Alat dan bahan untuk penyuntikan hormon disiapkan. 5. Peralatan dan bahan striping disiapkan LCD, Laptop, foto, alat peraga serta alat dan bahan praktek.
C. Penilaian/evaluasi
Soal Latihan :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara jelas pada lembar jawaban yang telah disiapkan !
1. Sebutkan jenis-jenis peralatan, wadah dan bahan yang diperlukan dalam pemijahan induk ikan hias secara buatan !
2. Sebutkan tahapan persiapan sarana pemijahan induk ikan hias secara buatan!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Jenis-jenis peralatan, wadah dan bahan yang dibutuhkan pada pemijahan induk ikan hias secara buatan pada umumnya antara lain:
a. Wadah penetasan telur: bak Semen, bak fiber, dan aquarium. b. Media penetasan telur: air bersih yang telah diendapkan selama
± 24jam.
c. Peralatan induced breeding : spuit, timbangan, dan kain lap d. Bahan induced breeding : hormon ovaprim, larutan fifsiologis dan
aquabidest.
e. Peralatan striping: selang kateter (kanulasi), mangkuk/piring dan bulu ayam.
f. Peralatan tambahan: instalasi aerasi, air, baskom dan tissue. 2. Tahapan persiapan sarana pemijahan induk ikan hias secara
buatan :
a. Peralatan dibersihkan dan disterilisasi. b. Penataan sarana pemijahan.
c. Pengecekan bahan dengan memperhatikan kualitas. d. Peralatan dan bahan striping disiapkan.
BAB. III
MEMILIH INDUK IKAN SIAP PIJAH A. Lembar Informasi
Seleksi induk ikan hias yang siap pijah adalah salah satu persyaratan yang penting dalam kegiatan pemijahan ikan hias secara buatan. Induk yang unggul akan menghasilkan benih yang unggul juga. Dalam pemilihan induk ikan hias yang siap pijah harus diperhatikan persyaratan fisik dan biologis.
Adapun ciri-ciri induk ikan hias yang baik/siap pijah (secara umum) adalah :
1. Gerakan lincah; 2. Tidak cacat;
3. Bersisik lengkap dan bagus; 4. Memiliki bentuk tubuh sempurna; 5. Warna tubuh yang cemerlang.
Salah satu jenis ikan hias yang sering dipijahkan secara buatan adalah ikan hias koi. Sebelum dilakukan penyuntikan hormon pada induk terlebih dahulu diseleksi yang siap pijah. Identifikasi induk jantan (koi) matang gonad :
1. Induk berumur minimal 1,5 tahun dengan bobot minimal 1,5 kg; 2. Jika perut diurut ke arah anus, akan keluar cairan sperma Identifikasi induk betina (koi) matang gonad;
3. Induk berumur minimal 2 tahun dengan bobot minimal 2 kg; 4. Kelamin berwarna kemerahan;
5. Perut membesar sampai batas anus dan apabila ditekan terasa lembek/lunak.
6. Sisik lebih jarang pada bagian perut.
7. Induk betina lebih besar dibandingkan induk jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung.
Gambar 6. Induk Ikan Betina Siap Pijah
Gambar 7. Induk Ikan Jantan Siap Pijah
Pada beberapa spesies terdapat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh spesies lainnya, ciri marfologis pada ikan arwana bersifat monomorfik (penampilan jantan dan betina sama) sehingga pemijahan secara
semi buatan atau buatan sulit untuk dilakukan. Pada umumnya ciri dimorfik (penampilan jantan dan betina dapat dibedakan) antara lain : Ciri induk ikan hias betina (arwana) yang siap pijah :
1. Bagian perut membesar; 2. Alat kelamin memerah; 3. Gerakannya lamban;
4. Warnanya tidak secemerlang jantan.
Ciri induk ikan hias jantan(arwana) yang siap pijah : 1. Warna cemerlang;
2. Alat kelamin memerah; 3. Gerakan lincah;
4. Bagian tubuh ramping; 5. Sirip lebih panjang
Induk jantan dan betina yang siap dipijahkan harus cukup umur. Induk ikan arwana yang dapat dipijah biasanya berumur 8 - 9 tahun.
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Memijahkan Induk Ikan Hias Secara Buatan Kompetensi : Memilih Induk Ikan Siap Pijah
Alat dan Bahan :
Alat : Serokan Induk, wadah, dan selang kanula/kateter
Bahan : Induk siap pijah jantan dan betina Informasi : Analisa fisik dan biologis induk ikan hias siap pijah Waktu : Waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari modul ini
adalah disesuaikan dengan ketuntasan belajar, serta sesuai panduan dari guru/pembimbing.
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/ Kegiatan Alat bantu
1. Persyaratan fisik dan biologis induk ikan hias siap pijah ditentukan
1. Bedakan induk betina dan jantan yang siap pijah secara visual : Induk siap pijah dipilih berdasarkan persyaratan yang dibutuhkan(jantan : seperti warna lebih terang, betina : perut membesar ke arah anus, alat kelamin jantan dan betina memerah). 2. Hitung sex
ratio(ratio kelamin) jantan dan betina berdasarkan jenis ikan dan kapasitas wadah
LCD, laptop, foto dan alat dan bahjan praktek
2. Memilih induk jantan
dan betina sesuai dengan persyaratan siap pijah secara
1. Bedakan induk jantan dan betina yang siap pijah, dengan
menggunakan
LCD, laptop, foto dan alat dan bahjan praktek
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/ Kegiatan Alat bantu
buatan selang
kanula/kateter untuk betina dan striping untuk jantan.
2. Pilih induk siap pijah
(jantan : sperma keluar ketika distriping dan betina : telur keluar bulat
dan sudah
menyebar individual).
C. Penilaian/Evaluasi
Soal latihan:
1. Sebutkan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam memilih induk ikan siap pijah!
2. Jelaskan cara pemilihan antara induk jantan dan betina yang siap pijah secara buatan!
3. Sebutkan ciri-ciri induk ikan koi jantan dan betina yang matang gonad/siap pijah!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Dalam pemilihan induk ikan hias yang siap pijah harus diperhatikan persyaratan fisik dan biologis. Adapun ciri-ciri induk ikan hias yang baik/siap pijah (secara umum) adalah:
a. Gerakan lincah; b. Tidak cacat;
c. Bersisik lengkap dan bagus; d. Memiliki bentuk tubuh sempurna; e. Warna tubuh yang cemerlang.
2. Pemilihan induk jantan dan betina yang siap pijah secara buatan dilakukan dengan cara melakukan striping.
Jantan : Apabila keluar cairan putih seperti susu kental;
Betina : Apabila keluar telur bulat utuh dan menyebar individual. 3. Ciri-ciri induk jantan ikan koi yang matang gonad :
a. Induk berumur minimal 1,5 tahun dengan bobot minimal 1,5 kg; b. Jika perut diurut ke arah anus, akan keluar cairan sperma. Ciri-ciri induk betina ikan koi yang matang gonad :
a. Induk berumur minimal 2 tahun dengan bobot minimal 2 kg; Kelamin berwarna kemerahan;
b. Perut membesar sampai batas anus dan apabila ditekan terasa lembek/lunak;
c. Sisik lebih jarang pada bagian perut;
d. Induk betina lebih besar dibandingkan induk jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung.
BAB. IV
MENYUNTIKKAN HORMON A. Lembar Informasi
Untuk memicu ovulasi dan permiasi atau kematangan gonad dan sperma pada induk ikan hias yang akan dipijahkan secara buatan, dapat dilakukan dengan perangsangan hormon/penyuntikan hormon. Untuk keperluan tersebut hormon yang dapat digunakan adalah hormon Ovaprim.
Selain menggunakan hormon ovaprim, penyuntikan bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan kelenjar hipofisa. Kelenjar hipofisa ini diperoleh dari ikan donor, bisa dari induk ikan lele atau dari induk ikan mas. Prosesnya rumit dan panjang. Karena itu, penggunaan hormon kelenjar hipofisa ini mulai banyak ditinggalkan, dan beralih menggunakan hormon ovaprim, karena lebih praktis.
Adapun cara pembuatan kelenjar hipofisa adalah: 1. Syarat Ikan Donor
Ikan yang akan dijadikan donor harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Ikan mas atau ikan lele yang telah matang kelamin dan berumur minimal 12 bulan;
b. Berat ikan yang dijadikan donor harus sama dengan berat induk yang akan disuntik/dipijahkan;
c. Jika menggunakan ikan mas sebagai ikan donor, pastikan ikan mas tersebut telah beristirahat kurang lebih 2 bulan sejak masa kawin.
2. Pengambilan dan Penyuntikan Kelenjar Hipofisa
Cara pengambilan dan penyuntikan kelenjar hipofisa, adalah sebagai berikut :
a. Potong kepala ikan donor hingga putus, tepat di batas antara kepala dan badan (gambar 8);
b. Belah kepala ikan donor dari arah bukaan mulut, ambil bagian atasnya, lalu bersihkan dari darah dan lendir, dengan menggunakan kapas atau tissu (gambar 9);
c. Ambil kelenjar hipofisa berupa bulatan kecil berwarna putih dengan menggunakan pinset (gambar 10);
d. Masukkan ke dalam gelas hipofisa/alat gerus hipofisa, kemudian gerus sampai halus, tambahkan pelarut/aquabidest sebanyak 1 – 2 ml. selanjutnya, masukkan ke dalam tabung reaksi dan putar(kocok) dengan sentrifugal selama 2 – 5 menit. Diamkan selama beberapa saat sehingga cairan yang keruh mengendap (gambar 11);
e. Ambil bagian larutan yang bening di bagian atas menggunakan spuit atau alat injeksi. Larutan tersebut sudah siap untuk disuntikkan ke induk ikan recepient atau induk ikan yang akan dipijahkan (gambar 12).
Gambar 8. Pemotongan kepala ikan donor
Gambar 10. Gambar 11.
Pengambilan Kelenjar hipofisa Masukkan ke dalam gelas hipofisa
Gambar 9. Pembelahan Kepala ikan donor
Gambar 12. siap untuk disuntikkan ke induk ikan recepient hipofisa
Gambar 13. Proses Pengambilan dan Penyuntikan Hormon Pada Induk
Penyuntikan dapat dilakukan pada beberapa tempat/bagian tubuh induk ikan, antara lain : bagian intramusculair (otot punggung) sekitar 1 – 2 cm dari sirip punggung, bagian intraperitonial (bagian perut) dan bagian cranial (bagian kepala). Dari ketiga tempat tersebut, bagian yang paling sering dilakukan karena paling aman adalah pada bagian punggung (intramusculair).
Sebelum dilakukan penyuntikan, bobot induk jantan dan betina ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui dosis total hormon yang diperlukan pada setiap indukan. Setelah semua proses selesai disiapkan, selanjutnya dapat dilakukan penyuntikan menggunakan ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg bobot tubuh induk betina dan 0,2 ml/kg bobot induk jantan.
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Memijahkan Induk Ikan Hias Secara Buatan Kompetensi : Menyuntikkan Hormon
Alat dan bahan :
Alat : Spuit, lap, tissu, gelas hipofisa, sentrifugal, kapas, pinset, parang, talenan, timbangan.
Bahan : Hormon ovaprim, kelenjar hipofisa, aquabides, induk ikan siap pijah Informasi : Teknik penyuntikan hormon dan pengambilan
kelenjar hipofisa.
Waktu : Waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari modul ini adalah disesuaikan dengan ketuntasan belajar, serta sesuai panduan dari guru/pembimbing.
No. Kriteria Unjuk kerja
Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
1. Mengambil
kelenjar hipofisa, dilakukan sesuai prosedur
1. Potong kepala ikan donor hingga putus, tepat di batas antara kepala dan badan. 2. Belah kepala ikan
donor dari arah bukaan mulut, ambil bagian atasnya, lalu bersihkan dari darah
Parang, talenan, kain lap, kapas, tissu, pinset, Gelas hipofisa/ penggerus hipofisa, sentrfugal, tabung reaksi, spuit,
No. Kriteria Unjuk kerja
Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
dan lendir, dengan menggunakan kapas atau tissu.
3. Ambil kelenjar hipofisa berupa bulatan kecil berwarna putih dengan menggunakan pinset, yang terletak di bawah lengkungan otak. 4. Masukkan ke dalam gelas hipofisa/alat gerus hipofisa, kemudian gerus sampai halus, tambahkan pelarut/aquabidest sebanyak 1 – 2 ml. selanjutnya, masukkan ke dalam tabung reaksi dan putar(kocok) dengan sentrifugal selama 2 – 5 menit. Diamkan selama beberapa saat
aquabides, ikan donor.
No. Kriteria Unjuk kerja
Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
sehingga cairan yang keruh mengendap. 5. Ambil bagian larutan
yang bening di bagian atas menggunakan spuit atau alat injeksi. Larutan tersebut sudah siap untuk disuntikkan ke induk ikan recepient atau induk ikan yang akan dipijahkan.
2. Menyuntikkan hormon pada induk ikan siap pijah(jantan dan betina) dilakukan sesuai prosedur
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Tangkap ikan menggunakan serok, kemudian timbang beratnya. 3. Hitung kebutuhan hormon ovaprim yang dibutuhkan.
4. Ambil hormon ovaprim menggunakan spuit sesuai kebutuhan. Spuit, serok, kain lap, hormon ovaprim, aquabides, induk ikan siap pijah.
No. Kriteria Unjuk kerja
Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
5. Tambahkan/encerkan dengan aquabides sejumlah dosis hormon.
6. Tangkap induk ikan
yang akan
disuntik/dipijahkan, kemudian selimuti kepalanya dengan kain lap basah.
7. Suntik ikan dengan hormon yang telah disiapkan, pada bagian intramusculair( 3 sisik di bawah sirip punggung.
C. Penilaian/Evaluasi
Soal latihan :
1. Sebutkan dosis hormon ovaprim untuk perangsangan pemijahan induk ikan hias secara buatan?
2. Sebutkan syarat-syarat ikan donor/ikan yang akan diambil kelenjar hipofisnya?
3. Jelaskan prosedur pengambilan kelenjar hipofisa!
4. Jelaskan prosedur penyuntikan hormon pada induk ikan yang akan dipijahkan!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Dosis hormon ovaprim untuk kegiatan pemijahan secara buatan adalah 0,5 ml/kg bobot tubuh untuk induk betina dan 0,2 ml/kg bobot tubuh untuk induk jantan.
2. Ikan yang akan dijadikan donor harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Ikan mas atau ikan lele yang telah matang kelamin dan berumur minimal 12 bulan.
b. Berat ikan yang dijadikan donor harus sama dengan berat induk yang akan disuntik/dipijahkan.
c. Jika menggunakan ikan mas sebagai ikan donor, pastikan ikan mas tersebut telah beristirahat kurang lebih 2 bulan sejak masa kawin.
3. Cara pengambilan dan penyuntikan kelenjar hipofisa, adalah sebagai berikut :
a. Potong kepala ikan donor hingga putus, tepat di batas antara kepala dan badan.
b. Belah kepala ikan donor dari arah bukaan mulut, ambil bagian atasnya, lalu bersihkan dari darah dan lendir, dengan menggunakan kapas atau tissu.
c. Ambil kelenjar hipofisa berupa bulatan kecil berwarna putih dengan menggunakan pinset..
d. Masukkan ke dalam gelas hipofisa/alat gerus hipofisa, kemudian gerus sampai halus, tambahkan pelarut/aquabidest sebanyak 1 – 2 ml. selanjutnya, masukkan ke dalam tabung reaksi dan putar(kocok) dengan sentrifugal selama 2 – 5 menit. Diamkan selama beberapa saat sehingga cairan yang keruh mengendap.
e. Ambil bagian larutan yang bening di bagian atas menggunakan spuit atau alat injeksi. Larutan tersebut sudah siap untuk disuntikkan ke induk ikan recepient atau induk ikan yang akan dipijahkan.
4. Prosedur penyuntikan hormon adalah sebagai berikut : a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Tangkap ikan menggunakan serok, kemudian timbang beratnya.
c. Hitung kebutuhan hormon ovaprim yang dibutuhkan.
d. Ambil hormon ovaprim menggunakan spuit sesuai kebutuhan. e. Tambahkan/encerkan dengan aquabides sejumlah dosis
hormon.
f. Tangkap induk ikan yang akan disuntik/dipijahkan, kemudian selimuti kepalanya dengan kain lap basah.
g. Suntik ikan dengan hormon yang telah disiapkan, pada bagian
intramusculair( 3 sisik di bawah sirip punggung).
BAB. V
MENGONTROL PROSES PERANGSANGAN PEMIJAHAN A. Lembar Informasi
Pengontrolan proses perangsangan pemijahan yang dilakukan meliputi, Pengamatan perilaku induk ikan hias sesuai dengan tingkah laku ikan dalam proses pemijahan, dan pengontrolan parameter pemijahan dalam proses pemijahan agar sesuai dengan pemijahan yang diterapkan.
Perilaku induk ikan hias dalam proses pemijahan sangat unik dan beragam tergantung jenis ikannya. Pada umumnya beberapa induk ikan akan mengalami perubahan perilaku setelah memerima rangsangan pemijahan. Beberapa perilaku tersebut diantaranya adalah induk betina dan jantan gelisah, berenang bekejar – kejaran dan berputar – putar pada wadah pemijahan serta ekornya dikibas – kibaskan. Pengamatan terhadap tingkah laku proses perangsangan pemijahan sebaiknya dilakukan setelah penyuntikan sampai mencapai masa ovulasi dan spermiasi atau selama 10 – 14 jam.
Pengontrolan parameter dalam proses pemijahan harus dilakukan agar sesuai dengan pemijahan yang diharapkan/ditetapkan. Pengontrolan dalam hal ini adalah monitoring dan pengawasan parameter-parameter penting yang menunjukkan akan keberhasilan proses perangsangan menuju ke arah pemijahan. Salah satu parameter tersebut adalah kualitas air media perawatan induk setelah penyuntikan dilakukan sampai menunggu waktu ovulasi dan spermiasi.
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Memijahkan Induk Ikan Hias Secara Buatan Kompetensi : Mengontrol Proses Perangsangan Pemijahan Alat dan bahan :
Alat : Jam/stop watch, alat ukur kualitas air (Thermometer,pH meter), selang kanulasi.
Bahan : Induk ikan yang telah diberi perangsangan dan media perawatan (pemeliharaan)
Informasi : Pengamatan perilaku induk ikan dan media
Waktu : Waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari modul ini adalah disesuaikan dengan ketuntasan belajar, serta sesuai panduan dari guru/pembimbing.
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu 1. Mengamati
perilaku induk ikan hias dilakukan secara visual
1. Tingkah laku induk ikan hias diamati setelah diberikan rangsangan.
Induk ikan yang telah diberi perangsangan 2. Mengontrol dan mengukur kualitas air media perawatan (pemeliharaan) induk sesuai prosedur.
1. Mengukur suhu air dengan
menggunakan thermometer media perawatan
(pemeliharaan) induk ikan hias yang telah diberi perangsangan. 2. Mengukur pH air dengan menggunakan pH meter, media perawatan(pemelih araan) induk ikan hias yang telah diberi
perangsangan.
Themometer, pH meter, tissue
C. Penilaian/Evaluasi
Soal latihan :
1. Berdasarkan hasil pengamatan jelaskan tingkah laku induk ikan hias yang telah diberi perangsangan!
2. Sebutkan kisaran niali optimal parameter suhu dan pH air media perawatan (pemeliharaan) induk ikan hias yang telah diberi perangsangan?
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Tingkah laku induk ikan hias yang telah diberi perangsangan dan menunggu waktu ovulasi adalah: Induk ikan terlihat gelisah, berenang berputar-putar dan senantiasa ekornya dikibas-kibaskan. 2. Nilai optimal suhu air : 28 – 30 oC dan pH air : 7,5 – 8,5
BAB. VI
MENSTRIPING TELUR DAN SPERMA A. Lembar Informasi
Pemilihan induk yang siap untuk dilakukan striping harus dipilih secara teliti, karena sangat berpengaruh dengan tingkat keberhasilan pemijahan secara buatan. Induk yang telah dilakukan penyuntikan diletakkan dalam wadah yang terpisah, dan dibiarkan selama 10 - 14 jam. Sebelum dilakukan striping maka perlu dilakukan pengamatan terlebih dahulu baik secara visual dan melakukan pengurutan perut induk secara hati-hati.
Pengamatan tingkah laku induk jantan dan betina setelah penyuntikan hormon ovaprim atau kelenjar hipopisa dilakukan setelah 10 - 14 jam penyuntikan terakhir. Adapun ciri-ciri ikan yang sudah siap untuk dilakukan striping antara lain ikan gelisah, ikan berputar-putar, ekor ikan dikibas-kibaskan. Untuk akurasi atau lebih telitinya maka cara kanulasi atau kateterisasi yaitu pengambilan contoh telur akan dapat menentukan kondisi telur dan sperma ikan dalam tingkat kematangan yang lebih tinggi. Penggunaan kateter dilakukan dengan memasukkan selang kateter sedalam 5 - 7 cm dan telur disedot kedalam kateter, setelah itu melakukan pengamatan pada telur dan sperma yang diperoleh. Ciri-ciri telur yang sudah cukup matang umumnya berkisar antara 1,0- 4,0 mm (tergantung jenis ikannya), warna tergantung jenis ikannya (warna lebih tua menandakan telur lebih matang), telur lebih jernih dan terpisah satu dengan yang lainnya. Sedangkan untuk warna sperma umumnya berupa cairan putih kental seperti susu.
Untuk induk yang sudah siap untuk dilakukan striping jika perut diurut secara perlahan akan dengan mudah keluar telur atau sperma, jika belum maka tunggu sampai induk benar-benar siap dilakukan striping.
Proses striping dilakukan dengan cara pengurutan, yakni dengan cara mengurut perut induk kearah alat kelamin, cara striping cocok dan lebih efisien digunakan untuk memijahkan ikan yang berukuran besar. Wadah yang digunakan untuk menampung telur dan sperma dibersihkan terlebih dahulu dan dilap sampai kering begitu juga dengan induk yang akan dilakukan striping.
Gambar 14. Striping Telur Induk Betina
Gambar 15. Striping Sperma Induk Jantan dan Pencampuran Telur dan Sperma
Agar induk ikan tidak sterss pada saat striping dilakukan, maka terlebih dahulu induk ikan tersebut dibius dengan menggunakan minyak cengkeh/MS 222, dengan dosis 0,3 ml/liter air. Dan pada proses pengurutan tangan/jari yang digunakan untuk mengurut perut dianjurkan dibasahi dengan larutan fisiologis dengan tujuan agar telur atau sperma tidak tercampur air sehingga masa aktif terutama sperma lebih panjang. Penyimpanan sperma didalam garam fisiologis/larutan NaCl 0,9% membuat sperma tidak bergerak dan tahan sampai sekitar 4 – 24 jam pada suhu 4- 15 C.
Agar terjadi pembuahan/fertilisasi maka telur dan sperma diaduk/dicampur secara merata dengan menggunakan bulu ayam yang kemudian campuran sperma dan telur diberi air mineral/akuabides sehingga permukaan telur menjadi teratur dan sperma aktif kembali untuk membuahi telur.
Gambar 16. Persiapan pembiusan Induk
Gambar 17. Pencampuran telur dan sperma dengan bulu ayam Setelah sperma dicampur dengan telur dan dianggap telah terjadi pembuahan, maka selanjutnya telur tersebut dimasukkan/ditebar ke dalam media penetasan telur yang telah disiapkan. Dan sekitar 30 – 36 jam kemudian telur yang telah dibuahi akan menetas.
Gambar 18. Penetasan telur hasil pembuahan secara buatan
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Memijahkan Induk Ikan Hias Secara Buatan Kompetensi : Menstriping telur dan sperma
Alat dan bahan :
Alat : Serokan Induk, Baskom/ Bak plastik, handuk/lap, kateter/kanula, bulu ayam
Bahan : Induk matang gonad jantan dan betina, Antastesi (phenoxy ethanol/
MS 222/ minyak cengkeh/ eugenol) dan air bersih.
Informasi : Striping telur dan sperma pada pemijahan buatan dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar Waktu : Waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari modul
ini adalah disesuaikan dengan ketuntasan belajar, serta sesuai panduan dari guru/pembimbing.
No. Kriteria Unjuk Kerja
Urutan
kerja/Kegiatan
Alat Bantu
1 Pembiusan induk jantan dan betina dilakukan 1. Siapkan media pembiusan Isi wadah dengan air dengan volume yang menyesuaikan ukuran ikan dan
Baskom/
bak, minyak
cengkeh/MS222, air, lap/tissue dan spuit
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan kerja/Kegiatan Alat Bantu kapasitas wadah pembiusan (untuk peminsanan). 2. Masukan minyak cengkeh/MS 222 ke dalam wadah pembiusan dengan dosis 0,3 ml/liter air.. 3. Masukan Induk ikan ke dalam wadah media anastesi hingga pingsan dengan tanda-tanda berenang melayang atau terbalik. 2. Steriping telur induk betina dilakukan 1. Bersihkan/kering kan wadah(mangkok, piring,nampan, dll) dengan menggunakan Mangkok, lap/tissue,larutan fisiologis(Nacl 0,9%/cairan impus) dan aquabides.
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan kerja/Kegiatan Alat Bantu lap/tissue. 2. Keringkan tubuh induk betina dengan lap/tissue. 3. Selimuti induk dengan kain halus yang telah dibasahi dengan larutan fisiologi. 4. Pegang induk dengan tangan, bagian kepala di pegang dengan tangan kiri. 5. Perut induk betina diurut/distriping dengan cara menekan secara perlahan dari bagian pangkal perut ke bagian pangkal ekor (telapak tangan sebaiknya
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan kerja/Kegiatan Alat Bantu dibasahi dengan larutan fisiologis). 6. Tampung telur hasil striping ke dalam wadah/mangkuk. 3. Steriping sperma induk jantan dilakukan 1. Bersihkan/kering kan wadah(mangkok, piring,nampan, dll) dengan menggunakan lap/tissue. 2. Keringkan tubuh induk jantan dengan lap/tissue. 3. Selimuti induk dengan kain halus yang telah dibasahi dengan larutan fisiologi. 4. Pegang induk dengan tangan, bagian kepala di Mangkok, lap/tissue,larutan fisiologis(Nacl 0,9%/cairan impus) dan aquabides.
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan kerja/Kegiatan Alat Bantu pegang dengan tangan kiri. 5. Perut induk jantan diurut/distriping dengan cara menekan secara perlahan dari bagian pangkal perut ke arah alat kelamin/bagian pangkal ekor (telapak tangan sebaiknya dibasahi dengan larutan fisiologis). 6. Tampung sperma hasil stering ke dalam wadah/mangkuk. 7. Tambahkan larutan fisiologis untuk mempertahankan umur sperma.
No. Kriteria Unjuk Kerja
Urutan
kerja/Kegiatan
Alat Bantu
4. Telur dan sperma dicampur sesuai dengan prosedur 1. Siapkan telur dan sperma 2. Tuang sperma ke dalam wadah yang berisi telur. 3. Aduk telur dan
sperma dengan menggunakan bulu ayam sampai tercampur sempurna. 4. Tambahkan aquabides secukupnya dan aduk secara merata (agar sperma aktif) dan terjadi pembuahan/fertil isasi. 5. Bilas campuran telur dan sperma dengan cara membuang Telur, sperma, wadah, kain lap, larutan fisiologis, aquabides dan bulu ayam
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan kerja/Kegiatan Alat Bantu air dalam mangkok dan menggantinya dengan air baru. 5. Telur yang telah
dibuahi ditetaskan seesuai prosedur
Media penetasan disiapkan.
Telur yang telah dibuahi dimasukkan/diteb ar ke dalam media penetasan yang telah disiapkan. 30-36 jam kemudian telur yang telah dibuahi akan menetas.
Telur, sperma, media penetasan.
C. Penilaian/Evaluasi
Soal latihan :
1. Sebutkan berapa lama setelah penyuntikan induk dapat dilakukan steriping?
2. Sebukan ciri-ciri induk ikan yang sudah dapat disteriping?
3. Jelaskan prosedur pembiusan pada induk ikan, yang akan disteriping?
4. Jelaskan prosedur proses steriping sperma pada induk jantan! 5. Jelaskan prosedur proses steriping tekur pada induk betina!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Masa ovulasi dan permiasi setelah penyuntikan berkisar 10 – 14 jam, jadi steriping pada induk dapat dilakukan setelah 10 – 14 jam setelah penyuntikan.
2. Ciri-ciri induk yang sudah dapat disteriping adalah : Ikan gelisah, berenang berputar-putar dan ekornya dikibas-kibaskan
3. Siapkan media pembiusan Isi wadah dengan air dengan volume
yang menyesuaikan ukuran ikan dan kapasitas wadah pembiusan (untuk peminsanan).
Masukan minyak cengkeh/MS 222 ke dalam wadah pembiusan dengan dosis 0,3 ml/liter air.;
Masukan Induk ikan ke dalam wadah media anastesi hingga pingsan dengan tanda-tanda berenang melayang atau terbalik; 4. Prosedur proses steriping sperma pada induk jantan
Bersihkan/keringkan wadah(mangkok, piring, nampan,dll) dengan menggunakan lap/tissue.;
Keringkan tubuh induk betina dengan lap/tissue;
Selimuti induk dengan kain halus yang telah dibasahi dengan larutan fisiologi;
Pegang induk dengan tangan, bagian kepala di pegang dengan tangan kiri;
Perut induk betina diurut/distriping dengan cara menekan secara perlahan dari bagian pangkal perut ke bagian pangkal ekor (telapak tangan sebaiknya dibasahi dengan larutan fisiologis);
Tampung telur hasil striping ke dalam wadah/mangkuk. 5. Prosedur proses steriping tekur pada induk betina
Bersihkan/keringkan wadah(mangkok,piring,nampan, dll) dengan menggunakan lap/tissue;
Keringkan tubuh induk jantan dengan lap/tissue;
Selimuti induk dengan kain halus yang telah dibasahi dengan larutan fisiologi;
Pegang induk dengan tangan, bagian kepala di pegang dengan tangan kiri;
Perut induk jantan diurut/distriping dengan cara menekan secara perlahan dari bagian pangkal perut ke arah alat kelamin/bagian pangkal ekor (telapak tangan sebaiknya dibasahi dengan larutan fisiologis);
Tampung sperma hasil stering ke dalam wadah/mangkuk.;
Tambahkan larutan fisiologis untuk mempertahankan umur sperma.
BAB. VII PENUTUP
Modul memijahkan induk ikan hias secara buatan disusun untuk memberikan kesempatan belajar mandiri bagi siswa-siswi. Modul ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran siswa-siswi yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi cara memijahkan induk ikan hias secara buatan.
Pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi, perlu didukung dengan bahan ajar yang memungkinkan setiap siswa dapat belajar secara individual dan mandiri dalam menyelesaikan suatu unit kompetensi secara utuh.
Modul ini diharapkan dapat menjadi substansi atau materi sertifikasi kompetensi semester berdasarkan silabus dan SKKNI dimana materi tersebut terkait dengan Materi Uji Kompetensi (MUK) yang diujikan tiap semester, untuk melihat ketercapaian kompetensi keahlian peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian dan pengembangan Budidaya Ikan hias. 2012. Pembenihan Ikan Hias Koi Secara Terkontrol. Depok.
Darseno. 2010. Buku pintar Budidaya dan Bisnis Lele. Agro Media Pustaka. Jakarta Selatan.
Puslat KP. 2012. Modul Pelatihan Pemijahjan Induk Ikan Hias.