| 131
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN
Konsep dasar perencanaan dan perancangan Mixed-use Building (mall, apartement, & hotel) adalah bagaimana bangunan bangunan ini ini mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mewadahi kegiatan utama yang berlangsung didalamnya.
V.2. ASPEK MANUSIA V.2.1. Pelaku Kegiatan
Berdasarkan analisa pelaku kegiatan ini terdiri dari : 1. Pengunjung
2. Pengelola
V.2.2. Konsep Pengelompokan Kegiatan
Kelompok dari kegiatan Mixed-use Building ini adalah 1. Kegiatan Perbelanjaan
2. Kegiatan Pameran 3. Kegiatan Penunjang
4. Kegiatan Administrasi/ Pengelolaan
V.2.3. Konsep Luasan dan Kebutuhan Parkir
Luasan
Dalam bab sebelumnya telah dihitung jumlah kebutuhan ruang, maka dapat dibuat kesimpulan yaitu dengan luasan tapak 37.000 m2 dan KDB 40%, maka akan dibuat bangunan Mixed-use Building dengan tipe massa Majemuk, dengan pertimbangan bahwa bangunan yang dirancang adalah sebuah Mixed-use Building
| 132 (mall, apartement & hotel) maka kesan yang ingin ditampilkan adalah kesan megah dan modern, maka hal ini dapat dicapai dengan pola penataan Massa Majemuk.
V.2.4. Konsep Alur Kegiatan
Alur atau skema kegiatan yang direncanakan tertera pada isi bab 4, yang terdiri atas :
1. Skema kegiatan pada mall
Diagram V.1_ Analisa Sirkulasi Pengunjung Mal Sumber : Analisa Penulis
Diagram V.2_ Analisa Sirkulasi Pegawai Mal Sumber : Analisa Penulis
2. Alur kegiatan pada Apartement
Diagram V.3_ Analisa Sirkulasi pengelola Sumber : Analisa Penulis Datang Parkir Lobby Toko Pulang Datang Parkir Ruang Ganti Toko Pulang
| 133
Diagram V.4_ Analisa Sirkulasi penghuni Sumber : Analisa Penulis
Diagram V.5_ Analisa Sirkulasi Tamu Sumber : Analisa Penulis
Diagram V.6_ Analisa Sirkulasi pengunjung Sumber : Analisa Penulis
| 134
3. Alur kegiatan pada Hotel
Diagram V.7_ Analisa Sirkulasi Pengunjung Hotel Sumber : Analisa Penulis
Diagram V.8_ Analisa Sirkulasi Pegawai Hotel Sumber : Analisa Penulis
Datang
Sewa kamar
Parkir Check-in
Restauran
Sewa kamar Check-out
Seminar Rekereasi Meeting Pulang Datang Parkir
Ruang Ganti Bekerja
| 135
V.3. ASPEK LINGKUNGAN
No Identitas Kesimpulan
1 lokasi
Jagakarsa Jl. Lenteng agung raya, kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Tanjung Barat.
2
Peraturan site
Zona Campuran Dapat dibangun
fungsi campuran (Mixed-Use) KDB Koofisien Dasar Bangunan, maksimal 40 % 40% x 37000 = 14800 m2 lantai dasar yang boleh dibangun KLB Koofisien Luas Bangunan, maksimal 5 5 x 37000 = 185.000 m2 total luas lantai yang boleh dibangun KDH Koofisien Dasar Hijau, minimal 40% 40% x 37000 = 14800 m2 adalah luas minimal lahan hijau KTB Koofisien Tapak Basement, maksimal 45% 45% x 37000 = 16.650 Basement yang dibolehkan Ketinggian bangunan 12.5lantai
GSB Jalan dengan lebar
rencana lebih besar dari 16 m (dua puluh enam meter), GSB sebesar 8 m (enam meter) Garis Sempadan Bangunan adalah 8 m, sehingga struktur bangunan tidak boleh kurang dari meter dari badan jalan.
3 Batas wilayah
: -Utara Jl. Nangka, Permukiman
| 136 -Selatan Jl. Tanjung mas Utama, Ruko-Ruko
, perkantoran
-Barat Jl. Lenteng agung raya, jl.Tanjung barat raya, stasiun Tanjung barat
4 Luas tapak 3,7 Ha
5 Pencapaian tapak
Akses pencapaian tapak yang terpilih adalah yang berwarna merah & hijau sebagai Main Entrance, yang kuning sabagai side entarance dan yang warna biru terpilih menjadi service entrance
6 Sirkulasi tapak
Kesimpulan dari Sirkulasi dalam tapak ini dapat di lihat garis merah putus-putus adalah sirkulasi kendaraan tamu ataupun pengunjung sedangkan garis putus-putus yang berwarna biru adalah sirkulasi kendaraan service
7 Drop Off
Kesimpulan drop off di dalam bangunan ini menggunakan drop off masing-masing di setiap fungsi bangunan yang berbeda-beda.
| 137 8 Jalur
pedestrian
- Kesimpulan dari jalur pedestrian dalam tapak ini adalah Pedestrian dengan lebar 2m dapat dilalui oleh 2 orang dengan 2 arah berlawanan. Jalur ini membelah site. Dan jalur bisa di lalui dari berbagai arah - Pejalan kaki dapat mudah mencapai
bangunan dari pintu main entrance, side entrane dan service entrance, sesuai kebutuhan. Sirkulasi memiliki banyak alternatif dan mempermudah pencapaian ke area fasilitas lainnya
9 Peletakan parkir
Kesimpulan dari analisis perletakan parkir ini adalah semua fungsi
bangunan yang berbeda-beda memiliki area parkirnya masing-masing
10 Pergerakan matahari
Orientasi bangunan/fasad menghadap ke Jl. Lenteng agung raya, jl.Tanjung barat raya, stasiun Tanjung barat menyebabkan dua sisi bangunan timur dan barat terpapar sinar matahari sangat besar, baik di pagi hari atau sore hari. Cahaya yang masuk sangat panas.
Mengolah bidang bangunan yang terpapar sinar matahari dengan membuat secondary skin atau lapisan tabir surya, tetapi jangkauan view dari dalam bangunan menjadi kecil dan pemanfaatan cahaya alami dari sinar matahari tidak maksimal.
M M
| 138 11 Pergerakan
angin
Vegetasi Menambah vegetasi
berupa pepohonan di sepanjang sisi tapak yang berbatasan dengan Jl. nangka, salah satu solusi untuk menahan angin namun di sesuaikan juga dengan vegetasi yang di gunakan, dan untuk bangunan yang seperti apa.
Set back
Meletakan jarak yang cukup dari jalan nangka untuk menghindari debu dan asap masuk kedalam bangunan.
12 Sumber
kebisingan
-Meletakkan atau menambah vegetasi di sekitar tapak yang langsung berhubungan dengan sumber
bising, diharapkan dapat memfilter suara bising dari jalan raya
Meletakkan atau menarik mundur massa bangunan ke area yang
kebisingannya rendah sehingga kebisingan bisa dikurangi dengan adanya jarak antara pusat kebisingan dengan tempat beraktivitas
| 139 13 Analisis
View
kesimpulan yang menjadi orientasi bangunan adalah bangunan berdasarkan arah bangunan terhadap jalan raya utama, karena merupakan arah Pandangan Terbesar dari pengamat ke Tapak. Hal ini untuk mengundang banyak pengunjung dan peminat untuk terlibat langsung dengan aktivitas di dalam gedung.
14 Assembly point
Assembly Point berada di ke dua bangunan sangat stategis karena jalannya lebar dan tidak terlalu ramai oleh kendaraan, jadi bila terjadi kebakaran atau bencana
lainnya,sebagai evakuasi ini sangat cocok. 15 zonasi Keterangan : Zona public Zona semipublic Zona privat Zona service Keterangan : View baik View cukup baik View kurang baik
U T S B BL TL TG BD
| 140
V.4. ASPEK BANGUNAN Gubahan Massa
Pembentukan massa bangunan dilihat dari beberapa faktor, antara lain:
Sesuai dengan peraturan dari pemerintah, dengan peraturan tata guna lahan.
Bentuk gubahan massa menyesuaikan bentuk tapak dan aspek – aspek hasil dari analisis tapak yang telah di lakukan pada pembahasan analisis sebelumnya.
Arsitektur Kontemporer yang merupakan tema dari proyek ini.
Sedangkan kriteria yang digunakan dalam pemilihan massa bangunan antara lain: Penggunaan dan fungsi bangunan
Pertimbangan terhadap efisiensi dan sirkulasi Pertimbangan struktur bangunan
Pertimbangan tema arsitektur yang di ambil.
1
Ilustrasi Bentuk Banguan
mixed-use building tower merupakan bangunan mixed use dengan tower-tower yang menyatu secara arsitektur dengan atrium yang berada
dibawahnya Pada umumnya atrium berfungsi sebagai pusat perbelanjaan.
| 141 2
Ilustrasi pemilihan bentuk podium
& tower pada
Mixed-use Building
Penggabungan bentuk dari persegi dengan bentuk bulat & juga elips bentuk massa terlihat unik dan berbeda dengan banguna di sekitarnya. 3 Ilustrasi penerapan Arsitektur Kontemp or
| 139
DAFTAR PUSTAKA
Arkdesign. (2012). Masterplan.
https://www.arkdesign-architects.com/page.php?page=projectdetail&id=16. Diakses 12 Oktober 2018. Arığ, B. (2018). 3D Studio Max:
https://id.pinterest.com/pin/464855992771908884/. Diakses 12 Oktober 2018. Alfari, S. (2015). Arsitektur dan Desain Kontemporer.
https://www.arsitag.com/article/arsitektur-dan-desain-kontemporer. Diakses 4
November 2018.
BPS. (2018) Statistik Kota Jakarta Selatan. https://jakselkota.bps.go.id/Brs. Diakses Oktober 2018.
Damanik, V. (2014). City Hotel Di Medan: Universitas Diponogoro. Dekoruma. (2018). Apa itu arsitektur kontemporer.
https//www.dekoruma.com/artikel/apa-itu-arsitektur-kontemporer. Diakses 4 November 2018.
Erlangga, D. (2013). studiodeal arsitektur kontemporer.
https://studiodeal.wordpress.com/2013/09/27/arsitektur-kontemporer. Diakses 4 November 2018.
Fransisca. (2014). Pusat Perbelanjaan Modern Di Yogyakarta Studi Tata Ruang Luar dengan Konsep Citywalk. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Gunawan. (2011). Reaktualisasi Ragam Art Deco Dalam Arsitektur Kontemporer. Universitas Sam Ratulangi.
Hendrian, S. A. (2017). Mixed-use Building di Jakarta Selatan Dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Antara Manusia, Alam, Dan Teknologi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Hilal, R F. (2016). Swot Analisis Dan Studi Kelayakan Bisnis (Studi Kasus Pendirian Jusana Hotel Di Wilayah Kulonprogo). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
| 140 Mixtos, U. (2018). Huizhou Centralcon Park Plot 5 Mixed-use Development.
https://id.pinterest.com/pin/541276448944877719/. Diakses Oktober 2018. Moekijat. (2002). Tata Laksana Kantor Manajemen Perkantoran. Bandung. CV Mandar Maju.
Neufert, E. (1996). Data Arsitek. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Neufert, E. (2002). Data Arsitek. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Nyadia, E. W, Dkk. (2016). Tipologi Apartemen Di Sekitar Fasilitas Pendidikan Kota Bandung Dan Jatinangor. Jurnal Reka Karsa.
Nugroho, S. C. (2017). The Easerum Epicentre Pusat Studi Gempa Bumi Di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Nuraida, I. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Kanisius (Anggota IKAPI).
Ridho, N. A. (2018). Kantor Perwakilan International Council On Monuments And Sites (ICOMOS) Indonesia Dengan Konsep Arsitektur Modern di Jakarta. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Riyono, M. S. (2014). Apartemen Di Daerah Istimewa Yogykarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
SiPraJa. (2018). Sistem Informasi Penataan Ruang Jakarta.
https://tataruang.jakarta.go.id/portal/apps/webappviewer/index.html?id=116342 85d14b42e7b65f75c7113aba21. Diakses Oktober 2018.
Urukia. (2017). Aedas’s Olympia 66 Shopping Mall In Dalian, China.