• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIPENSING SEDIAAN STERIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIPENSING SEDIAAN STERIL"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DIPENSING

SEDIAAN STERIL

Drs. Muhammad Yahya., Sp.FRS, Apt

1

Disampaikan

Pada Acara

In

House Training RS PHC

(2)

Pendahuluan

Tidak Aman Kotak Aseptis Bangzal R Terbuka

Dispensing Sediaan Steril

(3)

Dasar

Hukum

 PMK No 72 Tanun 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, dispensing sediaan steril

harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan tehnik aseptik.

(4)

Dasar

Hukum

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, dispensing sediaan steril harus

dilakukan secara terpusat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(5)

Tujuan

Dispensing Sediaan

Steril

q

Mencegah

terjadinya

infeksinosokomial,

kontaminasi sediaan,

paparan terhadap petugas dan

lingkungan,

kesalahan dalam pemberian obat,

Untuk

menjamin kualitas mutu sediaan

(6)

Kebutuan

Pelaksanaan Dispensing

Sediaan

Steril

q Sumber Daya Manusia q Ruangan

q Peralatan

q Alat Pelindung Diri (APD) q Laminar Air Flow (LAF)

q Tehnik aseptis q Penyimpanan q Distribusi

q Penanganan limbah 6

(7)

Sumber

Daya Manusia

Apoteker

Ø Mempunyai skill penyiapan dan pengelolaan

komponen sediaan steril termasuk prinsip teknik aseptis.

Ø Memiliki kemampuan membuat prosedur tetap Ø Meningkagtn pengetahuan dan ketrampilan

Tenaga

Teknis KefarmasianTTK

Ø Sehat jasmani & rohani

Ø Tidak merencanakan kehamilan, hamil,

menyusui (penanganan sitostatika)

(8)

Personil

Dispensing Sediaan

Steril

Personil

Penyiapan

 Telaah RPO Kemo

 Telaah Administratif,  Telaah farmasetik  Telaah Farmasiklinik  Melakukan entry data  Menyiapkan obat , alkes, Wadah  Menyiapkan etiket 8

Personil

Pencampuran

 Melakukan penccmpuran dg tehnik aseptis (maks 2 jam)  Rekonstitusi  Repacking  Handling sitostatika  TPN

(9)

Telaah

RPO Kemoterapi

 Telaah Administratif

 Adanya protokol

 Kelengkapan Pengisisian data

 Paraf dr, apoteker, data px (BB, Usia, TB, Sc,

LPT, GFR, Ruangan, No RM,  Telaah Farmasetik

 Jenis obat yg digunakan

 Telaah Farmasiklinik

 Kesesuaain dosis, pelarut, wadah

(10)

Ruangan

(11)

Ruangan

 Ruang Persiapan

 Administrasi dan penyiapan alkes dan bahan obat (etiket, pelabelan,

penghitungan dosis dan volume cairan).

Ruang

cuci tangan dan ganti pakaian

Ruang

Antara (ante room)

Ruang

Steril (Clean room)

(12)

Cuci

Tangan

(13)

Ruang

Steril

q Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron → tidak lebih 350.000 partikel

q Jumlah jasad renik : ≤ 100 / m3 q Suhu 18 – 22°C

q Kelembaban 35 – 50%

q High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter q Tekanan udara di dalam ruang lebih positif

dari pada tekanan udara di luar ruangan. q Pass box

(14)

RUANG

BERSIH (CLEAN

ROOM

)

Kondisi ruang terkontrol :

suhu

: 18 – 22 °

C

kelembaban : 35 – 50%

tekanan udara (positif

pressure, negatif pressure)

suplai udara ke

dalam clean room

disaring dengan hepa filter

(15)

Permukaan lantai dan dinding

dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan lapisan (epoksi/vinyl) & sudut dibuat melengkung

(16)

RUANG

BERSIH (CLEAN

ROOM

)

Ruang

dibersihkan

dan

didesinfeksi

secara

berkala

harian

mingguan

bulanan

(17)

Ada

ruang antara

(ante

room

):

Kegiatan

cuci

tangan

, memakai

APD

(18)

Peralatan

–(1)

Alat Pelindung Diri (APD)

 Baju Pelindung  Sarung tangan

 Terbuat dari latex dan

 Tidak berbedak (powder free).

Khusus penanganan sitotastika ( 2 lapis)

Kacamata pelindungMasker disposibel 18

(19)

Peralatan

–(2)

q

Laminar

Air

flow

(

LAF

)

• Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen

di udara.

• Menjaga aliran udara yang konstan diluar

lingkungan.

• Mencegah masuknya kontaminan ke dalam

LAF.

 Aliran Udara Horizontal (Horizontal Air

Flow

)

Untuk penanganan nonsitostatika

 Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow

).

Untuk penanganan sitostatika

 LAF vertikal Biological Safety Cabinet (BSC)

kelas II

(20)

Alat

Pelindung Diri (APD)/

PPE

(Personal Protective Equipment)

 Tujuan :

1. Meminimalkan kontaminasi terhadap

sediaan steril

1. Melindungi petugas dari paparan

obat sitostatika

 Terdiri dari :

ü coverall (baju pelindung) ü masker

ü kaca mata googles ü sarung tangan

ü sarung kaki

(21)

APD

/PPE

1.

Baju

(coverall)

terbuat

dari

bahan

yang

tidak

melepas

serat

dan

non-absorbent

(direkomendasika

n

)

lengan

panjang

dengan

ujung

cuff

tertutup

di

bagian

depan

dan

leher

steril

(22)

APD

/PPE

2. Sarung Tangan  powder free

terbuat dari latex, nitril  Rangkap 2 (sitostatika)

(dimasukkan dalam cuff baju dan di luar cuff

baju)

 Steril dan disposable 3. Masker

(23)

4

.

Kacamata

Google

Mencegah

paparan

terhadap

membran

mukosa

mata

5. Topi (Penutup

Rambut

)

menutup

rambut

kepala

steril

6. Sarung kaki

menutup

ujung kaki

steril

(24)

Peralatan

Pass

box

:

jendela

penghubung

untuk

memasukkan

dan

mengeluarkan

obat

& peralatan

ke

ruang bersih)

Interlock

mencegah

aliran

udara

antara 2

ruang

(25)

Biohazard

Safety Cabinets

(BSC)

(26)

Class

I BSC

 Only operator protection

(no product protection).

 Biosafety level 1,2,3

 Inflow away from operator.  HEPA filtered exhaust to

environment.

 Current trend: Switch to

(27)

Class

II BSC: Basics

 Both operator and product protection  Biosafety level 1, 2, 3

 Inflow away from operator

 HEPA filtered exhaust to environment  HEPA filtered laminar downflow

 Volatile Toxic Chemical in cell culture:

biological & chemical -> need ducting

(28)

Class

II Type A1 , A2 BSC

Airflow

(29)

Class

II Type A1 vs A2: Negative

Pressure

Isolated Plenum

(30)

Class

II B1 - B2 BSC

Airflow

(31)

Class

II BSC: Ducting

 Class II BSC with no duct can’t be used

if toxic chemicals are used - Chemical vapor buildup in lab is dangerous

 Class II,Type A2 with optional thimble

duct: - Suitable for non-toxic chemicals - Not suitable for volatile (vaporizing)

chemical - Re-circulation of hazardous chemical vapor is bad

 Class II Type B2 with built-in hard

ducting: - Suitable for volatile (vaporizing) chemical

(32)

Class

II BSC: Ducting

 Thimble ducting: have holes for room air

- Building exhaust fluctuations affect cabinet airflow

 Hard ducting: no holes; difficult >>

fluctuations - Building exhaust must precisely match cabinet

(33)
(34)

Cytotoxic

Safety Cabinet

 Cytotoxic drug (ex: cancer drug)

is very hazardous for the

technician who change the filter, and it can not be neutralized by formalin or hydrogen peroxide

 The first exhaust filter, located

under the work tray, can be sealed and removed when the cabinet is still running, so the negative pressure protects the technician. This filter prevents particle spread inside cabinet, unlike if Class II type B2 is used

(35)

LAMINAR

AIR FLOW (LAF)

Ada

2 tipe aliran Laminar Air Flow

(LAF) :

1.

Horisontal

Flow

(36)

LAMINAR

AIR FLOW (LAF)

Produk

steril harus

disiapkan

dalam

lingkungan

yang

memenuhi

persyaratan

class

100

LAF / BSC

kalibrasi secara

berkala

(37)

Laminar

Flow Cabinets

 Definition of laminar / unidirectional flow:

Air flow straight, parallel pass in enclosed space

 Principle of laminar flow cabinet: Sterilize

air though filter and blow it across work surface as a particle-free laminar air

stream

 Typical laminar air flow velocity: 0.3 -

0.5m/s

 Purpose of a laminar flow cabinet: Product

protection only (does not protect operator) Laminar Flow Cabinets

(38)

LAF

 Laminar Flow Cabinet (Clean Bench): -

Product protection (no personnel

protection) - Not for biohazard agents or chemical fumes

(39)

Horizontal

vs. Vertical

 Advantage of Vertical Laminar Flow

Cabinet: - No blocking caused by large object - Not blowing air straight to

(40)

Horizontal

vs. Vertical

 Advantage of Horizontal Laminar Flow

Cabinet: - Easier to put sensitive object near HEPA filter - Not blowing dust on straight to sensitive object

(41)

Dispensing

Sediaan Steril

Sitostatika Nonsitostatika

Alat BSC LAF

Tekanan Aliran

Udara Negatif Positif

Google Yes No

Sarung tangan

free powder Rangkap2 Tidak rangkap

Masker N-95 Biasa

(42)

Penyimpanan

q Terlindung dari cahaya langsung,

menggunakan

q kertas

 karbon/kantong

 plastik warna hitam atau aluminium foil.

 Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di

dalam lemari pendingin (bukan freezer)

 Suhu penyimpanan < 25 °C 42

(43)

Distribusi

 Wadah

 Tertutup rapat dan terlindung cahaya.  mampu menjaga konsistensi suhunya.

 Waktu Pengiriman  Rute pengiriman 43

(44)

Ø Pencampuran Obat Suntik

Ø Pengemasan ulang (repackaging) obat injeksi

Ø Penyiapan Nutrisi Parenteral Ø Penanganan Sediaan Sitostatika

Kegiatan

Dispensing Sediaan

Steril

(45)

Referensi

Dokumen terkait

Tuliskan ayat matematik yang betul bagi garis nombor yang berikut... pada hari Isnin Pak Samat membeli 30

Dari hasil analisis jangka pendek variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kurs. Sedangkan dari hasil perhitungan jangka panjang variabel

Dari Hasil penelitian yang ada di Badan Narkotika Nasional Kota Samarinda ditemukan banyak sekali strategi komunikasi yang dilakukan oleh BNN dari stategi dalam bidang informasi,

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG LARANGAN PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN PUKAT HELA ( TRAWL ) DAN PUKAT TARIK ( SEINE NETS ).

(5) The number of household members, education of wife and job sector of husband affect significantly on the demand for tempeh in Solok Regency, while income,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan

Ruang Lingkup Divisi Fokus Penelitian Divisi Daftar Staf Divisi Divisi B Profil Divisi.

Sistem desentralisasi fiskal dilaksanakan di Indonesia sebagai solusi atas permasalahan ketimpangan regional dan adanya ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah