• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI..."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... x

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

ABSTRAK ... xvi

ABSTACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 6

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 6

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 6

1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan umum ... 8

(2)

xii 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat teoritis ... 9 1.6.2 Manfaat praktis ... 9 1.7 Landasan Teoritis ... 9 1.8 Metode Penelitian 1.8.1 Jenis penelitian ... 12 1.8.2 Jenis pendekatan ... 13 1.8.3 Sifat penelitian ... 13

1.8.4 Data dan sumber data ... 14

1.8.5 Teknik pengumpulan data ... 16

1.8.6 Teknik pengolahan dan analisis data ... 18

1.8.7 Teknik penentuan sampel penelitian ... 18

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI, LEMBAGA KEUANGAN, LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD), SIMPANAN, LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) 2.1 Lembaga Keuangan 2.1.1 Pengertian lembaga keuangan ... 21

2.1.2 Jenis-jenis lembaga keuangan ... 21

2.1.3 Fungsi dan tujuan lembaga keuangan 2.1.3.1 Fungsi lembaga keuangan ... 22

(3)

xiii 2.2 Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

2.2.1 Pengertian lembaga perkreditan desa (LPD)... 23

2.2.2 Sejarah lembaga perkreditan desa (LPD) ... 23

2.2.3 Dasar hukum lembaga perkreditan desa (LPD) ... 26

2.2.4 Tujuan dan manfaat lembaga perkreditan desa (LPD)

2.2.4.1 Tujuan lembaga perkreditan desa (LPD) ... 37

2.2.4.2 Manfaat lembaga perkreditan desa (LPD) ... 38

2.3 Simpanan

2.3.1 Pengertian simpanan ... 38

2.3.2 Jenis-jenis simpanan... 38

2.4 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

2.4.1 Pengertian lembaga penjamin simpanan (LPS) ... 40

2.4.2 Fungsi, tugas, dan wewenang lembaga penjamin simpanan (LPS)

2.4.2.1 Fungsi lembaga penjamin simpanan (LPS)... 40

2.4.2.2 Tugas lembaga penjamin simpanan (LPS) ... 41

(4)

xiv

BAB III UPAYA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA

PAKRAMAN BATUR KECAMATAN KINTAMANI

KABUPATEN BANGLI DALAM MENJAMIN SIMPANAN MASYARAKAT

3.1 Upaya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam

menjamin Simpanan masyarakat ... 44 3.2 Prosedur dan Tata Cara penjaminan Simpanan masyarakat oleh

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Batur

Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli ... 53

BAB IV KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI OLEH LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA PAKRAMAN BATUR KECAMATAN KINTAMANI

KABUPATEN BANGLI DALAM MENJAMIN

SIMPANAN MASYARAKAT

4.1 Kendala internal dan kendala eksternal LPD dalam

menjamin Simpanan masyarakat ...57

4.2 Pihak yang bertanggungjawab atas Simpanan masyarakat... 61

4.3 Bentuk tanggungjawab LPD terhadap nasabah penyimpan ... 62

BAB V PENUTUP

(5)

xv 5.2 Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN RINGKASAN SKRIPSI

(6)

xvi

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh adanya keraguan masyarakat dalam menginvestasikan dananya di Lembaga Perkreditan Desa. Lembaga Perkreditan Desa sebagai lembaga keuangan seyogyanya berkerjasama dengan Lembaga Penjamin Simpanan. Tanpa adanya kerjasama Lembaga Perkreditan Desa dengan Lembaga Penjamin Simpanan dalam menjamin simpanan masyarakat tentu menimbulkan keraguan masyarakat untuk menyimpan dananya di Lembaga Perkreditan Desa.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan fakta. Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data dan sumber data yang dipergunakan terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik studi dokumen dan teknik wawancara. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis kualitatif. Sedangkan teknik penentuan sampel penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah teknik non probabilitas/ non random sampling dengan bentuk accidental sampling dan snowball sampling.

Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Upaya Lembaga Perkreditan Desa, Desa Pakraman Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli dalam menjamin Simpanan masyarakat adalah dengan merancang pembentukan Dana Penjamin Simpanan berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa dan berkerjasama dengan Bank BPD Bali dalam menyimpan dana Lembaga Perkreditan Desa. Kendala-kendala dalam menjamin simpanan masyarakat adalah adanya faktor internal dan faktor eksternal Lembaga Perkreditan Desa.

(7)

xvii ABSTRACT

Writing this thesis on the background by the existence of people's doubts in investing funds in Village Credit Institution. Village Credit Institution. as a financial institution should cooperate with Deposit Insurance Agency. Without the cooperation of Village Credit Institution with the Deposit Insurance Agency in ensuring the public savings will certainly cause the community's doubt to keep the funds in Village Credit Institution.

This research uses empirical law research method. The type of approach used in this research is the approach of legislation and factual approach. The nature of the research used in this study is descriptive research. Data and data sources used consist of primary legal materials and secondary legal materials. Data collection techniques used by researchers are document study techniques and interview techniques. Processing techniques and data analysis used by researchers is a qualitative analysis. While the technique of determining the research samples used by researchers is non-probability technique / non random sampling with the form of accidental sampling and snowball sampling.

The results obtained in this study are the efforts of Rural Credit Institution, Pakraman Batur Village Kintamani Subdistrict Bangli District in ensuring the Deposit of the community is by designing the formation of Deposit Guarantee Fund based on the provisions of Article 22 paragraph (2) Regional Regulation No. 3 of 2017 on Rural Credit Institutions and in cooperation with Bank BPD Bali in saving funds of Village Credit Institution. Constraints in ensuring public savings are the internal factors and external factors of Village Credit Institution.

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan perekonomian yang mampu tumbuh secara stabil dan berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang luas dan seimbang di semua sektor perekonomian serta memberikan kesejahteraan secara adil kepada seluruh rakyat Indonesia maka program pembangunan ekonomi nasional harus dilaksanakan secara komprehensif dan mampu menggerakkan kegiatan perekonomian nasional yang memiliki jangkauan yang luas dan menyentuh ke seluruh riil dari perekonomian masyarakat Indonesia. Program pembangunan ekonomi nasional juga harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabel yang berpedoman pada prinsip demokrasi ekonomi sebagaimana diamanatkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.1

Salah satu komponen yang penting dalam sistem perekonomian nasional adalah sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi bagi berbagai kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional. Terjadinya proses globalisasidalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis dan saling terkait. Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang

(9)

2

meliputimoral hazard (penyelewengan dan atau penyahgunaan), belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan terganggunya stabilitas sistem keuangan semakin mendorong diperlukannya pembentukan lembaga pengawasan di sektor jasa keuangan yang terintegrasi.2

Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian suatu Negara.Krisis pada Tahun 1997-1998 telah memberi pelajaran yang berharga bahwa kepercayaan masyarakat dan stabilitas sistem perbankan itu sangat mahal harganya.Berawal dari penutupan 16 bank umum, krisis menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap keamaan menempatkan dananya pada sistem perbankan.

Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu Negara.Kegiatan lembaga perbankan secara umumnya dilakukan oleh pelaku yang menurut fungsi serta tujuan usahanya dapat dibedakan, yaitu berupa bank sentral dan bank umum.Bank umum atau bank komersial dalam kegiatannya dibina dan diawasi oleh bank sentral, sedangkan bank sentral dalam menjalankan tugas pokoknya berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah.3

Dalam menghimpun dana masyarakat, tidak hanya dilakukan oleh Bank umum atau bank komersial saja, banyak sekali lembaga keuangan yang memiliki kegiatan yang sama layaknya lembaga keuangan lainnya seperti halnya Lembaga Perkreditan Desa (yang selanjutnya disebut dengan LPD).

2Ibid, h.214.

3Muhammad Djumhana, 2006, Hukum Perbankan di Indoensia, PT Citra Aditya Bakti,

(10)

3

Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan kebudayaannya, salah satu keunikan di Bali adalah eksistensi dari Desa Pakraman dan Desa.Lingkup Desa Pakramantidak terbatas pada peran-peran sosial budaya keagamaan, melainkan juga ekonomi dan pelayanan umum yang umumnya berasal dari pemerintah. Melihat beratnya beban yang di pikul oleh Desa Pakraman, tentunya terbesit seberapa besar dana yang harus dikeluarkan oleh Desa Pakraman, tetapi ironisnya pembiayaan Desa Pakramanberada diluar kebijakan pembiayaan pemerintah. Kebijakan pembiayaan pemerintah hanya terbatas sampai desa saja, sedangkan Desa Pakramanjuga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Karena itu Desa Pakramandituntut untuk memiliki tata kelola perekonomian mandiri, sehinggapada Tahun 1983 Prof.Dr. Ida Bagus Mantra yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Bali merumuskan gagasan untuk membentuk sebuah lembaga keuangan berbasis adat. Kala itu, dasar hukum pembentukan LPD hanyalah Surat Keputusan (yang selanjutnya disebut SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 972 Tahun 1984.Sebagai implementasi dari kebijakan Pemerintah Daerah Tingkat I Bali tersebut, maka secara resmi LPD beroperasi mulai 1 maret 1985, dimana setiap Kabupaten didirikan 1 (satu) LPD.Selanjutnya LPD diperkuat oleh Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 1988 hingga Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002.LPD terbentuk karena adanya niat dari suatu warga desa yang bertujuan agar para warga desa dapat dengan mudah untuk menabung dan memproleh suatu kredit.Untuk membangun suatu LPD harus berdasarkan dalam keputusan bersama para warga. Apabila warga telah sepakat dalam keputusan untuk mendirikan sebuah LPD, maka para warga harus

(11)

4

mengajukan permohonan pada Gubernur melalui perwakilan Kelian Adat atau Kepala Desa dan Camat agar LPD tersebut dapat didirikan dan disahkan. Apabila Gubernur telah menyetujui tentang didirikannya LPD disuatu Desa Pakraman maka, dikeluarkanlah SK dari Gubernur. Selanjutnya Gubernur akan mengutuskan pada Bupati untuk meresmikan LPD, agar LPD tersebut dapat dinyatakan sah. Seiring berkembangnya zaman, banyak Desa Pakraman yang membentuk LPD, hingga saat ini terdapat kurang lebih1.423 LPD yang menyebar diseluruh kabupaten di Bali.

TujuanPerbankan Indonesia dicantumkan dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan (yang selanjutnya disebut UU Perbankan) yang menyatakan perbankan Indonesia bertujuanuntuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.Sama halnya dengan perbankan Indonesia, LPD juga memiliki tujuan untuk menjamin perwujudan kesejahteraan masyarakat hukum adat yang merupakan Krama Desa Pakraman.

Kendatipun LPD tidak dikualifikasikan sebagai Perbankan Indonesia, LPD juga memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengawasan lembaga perbankan selama ini dilakukan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan pasal 24 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia

(12)

5

(yang selanjutnya disebut UUBI) Bank Indonesia memiliki kewenangan yang besar. Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan pasal 34 UUBI, maka tugas pengawasan lembaga perbankan dialihkan kepada lembaga pengawasan sektor jasa keuangan. Terkait hal ini lembaga yang berwenang adalah Otoritas Jasa Keuangan (yang selanjutnya disebut OJK) yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (yang selanjutnya disebut UU OJK). Kewenangan pengawasan akan beralih dari Bank Indonesia kepada OJK.4

Penegasan mengenai tugas OJK terdapat pada UU OJK, yang menyatakan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap :

1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan. 2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal.

3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

LPD tidak memiliki Lembaga Penjamin Simpanan (yang selanjutnya disebut dengan LPS) yang notabene sangat penting dimiliki oleh lembaga keuangan untuk

4Thamrin Abdullah & Francis Tantri, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan, PT. Raja

(13)

6

menjamin simpanan nasabah penyimpan, agar dapat memberi rasa aman bagi nasabah yang menempatkan dana di LPD.

Mengingat pentingnya peran LPS untuk mengawasi lembaga keuangan, maka penting untuk dikaji dan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang“Upaya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) DesaPakraman Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Dalam Menjamin Simpanan Masyarakat”.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana Upaya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Dalam Menjamin Simpanan Masyarakat ?

b. Apa saja kendala-kendala dalam menjamin simpanan masyarakat ?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka ruang lingkup masalah yang dibahas meliputi materi-materi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, sehingga nantinya diharapakan pembahasan tidak terlalu melebar.Adapun batasan yang dibahas dalam usulan penelitian ini adalah Upaya LPD Desa Pakraman Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli dalam menjamin simpanan masyarakat serta kendala-kendala dalam menjamin simpanan masyarakat.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Guna menunjukkan penelitian skripsi ini memang benar asli (orisinil) dan tidak sama dengan penelitian skripsi yang sudah ada sebelumnya, maka dapat penulis tunjukkan beberapa penelitian sebelumnya, sebagai berikut :

(14)

7

No. Judul Nama Rumusan Masalah

1. Penyelesaian Kredit Macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Bantiran Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan I Wayan Ady Sumaharta

1. Apakah yang dipakai oleh LPD untuk menentukan debitur berada dalam keadaan kredit macet ? 2. Bagaimanakah cara

penyelesaiannya apabila debitur kreditnya macet atau tidak mampu membayar utang-utangnya ?

2. Pembentukan

Lembaga Otoritas Jasa Keuangan terhadap Kedudukan Sistem Pengawasan Perbankan di Indonesia I G A A Karyani Wardana 1. Bagaimana kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam melakukan pengawasan terhadap perbankan ?

2. Bagaimana bentuk tanggungjawab Otoritas Jasa Keuangan terhadap pengawasan perbankan di Indonesia?

Dari beberapa penelitian skripsi sebagaimana dipaparkan diatas, maka baik dari judul maupun substansi penelitian skripsi saya berbeda (tidak sama) dengan penelitian skripsi tersebut di atas.

(15)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian kaitannya dengan penelitian skripsi ini dapat dibedakan menjadi dua, antara lain :

1.5.1 Tujuan umum.

a. Untuk melatih mahasiswa dalam usaha menyatakan pikiran ilmiah secara tertulis.

b. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pada bidang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa seperti mengadakan penelitian tentang masalah hukum yang timbul di masyarakat.

c. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum.

d. Untuk mengembangkan diri pribadi mahasiswa ke dalam kehidupan masyarakat.

e. Untuk pembulat studi mahasiswa di bidang Ilmu Hukum. f. Untuk memproleh gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Hukum.

g. Untuk mengetahui Upaya LPD Desa Pakraman Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli dalam menjamin simpanan masyarakat. h. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam menjamin simpanan

masyarakat. 1.5.2 Tujuan khusus.

a. Untuk memahami Upaya LPD Desa Pakraman Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli dalam menjamin simpanan masyarakat. b. Untuk memahami kendala-kendala dalam menjamin simpanan

(16)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian, terdapat suatu manfaat penelitian.Selain bermanfaat bagi peneliti, diharapkan juga dapat bermanfaat yang dianggap positif. Manfaat penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu secara teoritis dan secara praktis, yaitu ;

1.6.1 Manfaat teoritis.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memperkaya serta menambah wawasan ilmiah dalam khasanah ilmu hukum khususnya hukum perbankan, dengan adanya penelitian ini di harapkan dipakai sebagai referensi oleh mahasiswa fakultas hukum dan diharapkan juga dapat memberikan sumbangan yang berupa masukan bagi pemerintah sebagai pengambil kebijakan guna melakukan pembenahan dan penyempurnaan perangkat hukumnya.

1.6.2 Manfaat praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai pedoman baik oleh pemerintah, praktisi, maupun oleh pembaca dan untuk menyelesaikan permasalahan yang sejenis.

1.7 Landasan Teori

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2 UU Perbankan). Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap Negara.Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik Negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang

(17)

10

dimilikinya.Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi sektor perekonomian.5

Menurut Muhamad Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain. 6

LPS adalah lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan Nasabah Penyimpan melalui skim asuransi, dana penyangga, atau skim lainnya. (Pasal 1 angka 24 UU Perbankan).

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian Penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Pasal 1 angka 5 UU Perbankan).

LPDadalah lembaga keuangan milik Desa Pakraman yang berkedudukan di wewidangan Desa Pakraman.(Pasal 1 angka 9 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017 tentangLembaga Perkreditan Desa).

LPD telah diatur secara mengkhusus dalam suatu Peraturan daerah (selanjutnya disebut Perda).Perdatentang LPD sampai dengan sekarang sudah mengalami

5Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, h.7. 6Djoni dan Rachmadi Usman, 2012, Hukum Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta h.1.

(18)

11

beberapa kali perubahan, hal tersebut terjadi karena memang sudah sangat tidak memadai lagi untuk menampung permasalahan dan kompleksitas yang timbul dalam lalu lintas keuangan yang berjalan dengan pesat mengikuti tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap jasa-jasa keuangan di samping kuatnya pengaruh arus globalisasi. Adapun perubahan yang dapat peneliti sebutkan, yaitu sebagai berikut :

1. Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 972 Tahun 1984, tanggal 1 Nopember 1984 tentang Pendirian Lembaga Perkreditan Desa; 2. Diganti dengan Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1988

tentang Lembaga Perkreditan Desa;

3. Diganti dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa;

4. Diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa;

5. Diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa.

6. Diganti dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa.

Tujuan Perbankan Indonesia dicantumkan dalam pasal 4 UU Perbankan yang menyatakan Perbankan Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan

(19)

12

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. LPD diperlukan keberadaannya untuk menjamin perwujudan kesejahteraan masyarakat hukum adat yang merupakan Krama Desa Pakraman.

1.8 Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya.Disamping itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap faktor hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.7 1.8.1 Jenis penelitian.

Penelitian hukum empiris adalah penelitian yang didasarkan pada data primer.Penelitian hukum empiris juga dimaksudkan untuk mengetahui hukum yang tidak tertulis berdasarkan hukum yang berlaku dimasyarakat.Dalam penelitian hukum empiris peneliti harus berhadapan dengan warga masyarakat yang menjadi obyek penelitian sehingga banyak peraturan-peraturan yang tidak tertulis berlaku dalam masyarakat.8

Menurut ahli Soerjono Soekanto, mengemukakan bahwa Penelitian hukum empiris, terdiri dari :

a. Penelitian terhadap identifikasi hukum; dan

7 Soeryono Soekanto, 1981, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, h.43. 8 Lembaga Administrasi Negara, 1997, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia,

(20)

13

b. Penelitian terhadap efektifitas hukum.9

1.8.2 Jenis pendekatan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis pendekatan yaitu Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approuch) dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi. Pendekatan Fakta (The Fact Approuch) adalah dilakukan dengan melihat fakta-fakta yang ada dilapangan berdasarkan atas permasalahan yang akan dikaji yang selanjutnya dikaitkan dengan Undang-Undang yang berlaku.10

1.8.3 Sifat penelitian.

Penelitian deskriptif pada penelitian secara umum, termasuk pula didalammnya penelitian ilmu hukum, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Dalam penelitian ini teori-teori, ketentuan peraturan, norma-norma hukum, karya tulis yang dimuat baik dalam literatur maupun jurnal, doktrin, serta laporan penelitian terdahulu sudah mulai ada dan bahkan jumlahnya cukup memadai, sehingga dalam penelitian ini hipotesis tidak mutlak diperlukan. Namun demikian, jika peneliti mencoba merumuskan hipotesis itu akan sangat berguna dan lebih baik karena

9 Bambang Sugono, 2010, Metodologi Penelitian Hukum, PT Rajagrafindo Persada,

Jakarta, h.42.

10 Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas

(21)

14

dapat digunakan sebagai pegangan dalam melangkah lebih jauh dalam penelitian seterusnya. Penelitian deskriptif dapat membentuk teori-teori baru atau dapat memperkuat teori yang sudah ada.Contoh penelitian ini misalnya tentang pandangan mengenai berfungsinya hukum dalam masyarakat.

1.8.4 Data dan sumber data.

Data dan sumber data yang dipergunakan terdiri dari data hukum primer dan datahukum skunder.Data-data yang dimaksud yaitu :

1. Data primer, data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan baik dari responden maupun informan.

a. Responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian.

b. Informan adalah seseorang atau lebih yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

1) Informan pangkal yaitu orang yang memberikan informasi karena jabatan yang diemban.

2) Informan inti yaitu orang yang memberi informasi karena terlibat langsung dalam kegiatan apa yang diteliti.

3) Informan biasa yaitu mereka yang mengetahui tentang segala hal yang berkaitan dengan apa yang sedang diteliti. 11

(22)

15

Data primer merupakan suatu data yang bersumber dari penelitian lapangan (field research) yaitu, data yang diperoleh peneliti dari sumber asalnya yang pertama yang belum diolah dan diuraikan oleh orang lain. 12 2. Data skunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku,

hasil-hasil penelitian, yang berwujud laporan, dan sebagainya.13 Dengan kata lain, data skunder merupakan suatu data yang bersumber dari penelitian kepustakaan (library research) yaitu data yang diperoleh dari data bahan-bahan hukum. Bahan hukum terdiri dari bahan-bahan hukum primer, bahan-bahan hukum skunder, dan bahan hukum tersier, sebagaimana yang akan peneliti uraikan di bawah ini :

a. Bahan hukum primer yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Burgerlijk Wetboek (BW), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia;

12 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Jasa atau Skripsi Ilmu Hukum,

Mandar Maju, Bandung, h.65.

13 Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT

(23)

16

5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro;

7. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003;

8. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa; dan

9. Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2017 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa

b. Bahan hukum skunder, yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa buku-buku hukum, makalah-makalah yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk serta penjelasan penjelasan yang menunjang bahan hukum primer dan skunder. Bahan hukum tersier dapat berupa kamus besar bahasa Indonesia, kamus hukum, dan ensiklopedia.

1.8.5 Teknik pengumpulan data.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :

(24)

17

1. Teknik studi dokumentasi merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap penelitian ilmu hukum, baik dalam penelitian hukum normatif maupun dalam penelitian hukum empiris, karena meskipun aspeknya berbeda namun keduanya adalah penelitian ilmu hukum yang selalu bertolak dari premis normatif.Studi dokumen dilakukan atas bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan penelitian.

2. Teknik wawancara merupakan salah satu teknik yang sering dan paling lazim digunakan dalam penelitian hukum empiris.Dalam kegiatan ilmiah, wawancara dilakukan bukan sekedar bertanya pada seseorang, melainkan dilakukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada responden maupun informan. Agar hasil wawancara nantinya memiliki nilai validitas dan reabilitas, dalam berwawancara peneliti menggunakan alat berupa pedoman wawancara atau interview guide.Teknik wawancara umumnya digunakan dalam penelitian yang sifatnya deskriptif, namun dapat juga digunakan dalam penelitian eksploratif dan eksplanatoris yang digabung dengan teknik pengambilan data lainnya.Di dalam teknik pelaksanaannya wawancara dibagi dalam dua penggolongan besar, yaitu : 1. Wawancara berencana (berpatokan), dimana sebelum dilakukan

wawancara telah dipersiapkan suatu daftar pertanyaan (kuisioner) yang lengkap dan teratur. Biasanya pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang telah disusun dan pokok pembicaraan tidak boleh menyimpang dari apa yang telah ditentukan.

(25)

18

2. Wawancara tidak berencana (tidak berpatokan) dalam wawancara tidak berarti bahwa peneliti tidak mempersiapkan dulu pertanyaan yang akan diajukan tetapi peneliti tidak terlampau terkait pada aturan-aturan yang ketat. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang memuat pokok-pokok yang ditanyakan.Pedoman wawancara ini diperlukan untuk menghindari keadaan kehabisan pertanyaan.14

1.8.6 Teknik pengolahan dan analisis data.

Analisis kualitatif diterapkan dalam suatu penelitian yang sifatnya eksploratif dan deskriptif. Dalam hal ini data yang dikumpulkan adalah data naturalistik yang terdiri atas kata-kata (narasi), data sukar diukur dengan angka, bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun ke dalam struktur klasifikasi, hubungan antar variabel tidak jelas, sampel lebih bersifat non probabilitas, dan pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan observasi.

Dalam penelitian dengan teknik analisis kualitatif atau yang juga sering dikenal dengan analisis deskriptif kualitatif maka keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data skunder, akan diolah dan dianalisis dengan cara menyusun data secara sistematis, digolongkan dalam pola dan tema, diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya, dilakukan interpretasi untuk memahami makna dalam data dalam situasi sosial, dan dilakukan penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami keseluruhan kualitas data.

(26)

19

Proses analisis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistimatis.

1.8.7 Teknik penentuan sampel penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik non probabilitas/ non random sampling sebagai teknik penentuan sampel penelitian. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling memberikan peran yang sangat besar pada peneliti untuk menentukan pengambilan sampelnya.Dalam hal ini tidak ada ketentuan yang pasti berapa sampel harus diambil agar dapat dianggap mewakili populasinya sebagaimana halnya dalam teknik random sampling. Hasil penelitian yang menggunakan teknik pengambilan sampel seperti ini tidak dapat digunakan untuk membuat generalisasi tentang populasinya, karena sesuai dengan ciri umum dari non probability sampling tidak semua elemen dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik non probability sampling digunakan dalam hal :

a. Data tentang populasi sangat langka atau tidak diketahui secara pasti jumlah populasinya.

b. Penelitian bersifat studi eksploratif atau deskriptif.

c. Tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi tentang populasinya. Bentuk-bentuk dari non probability sampling yang penulis gunakan yaitu sebagai berikut :

(27)

20

1) Accidental sampling, hampir sama dengan quota sampling, perbedaanya hanya terletak pada ruang lingkupnya. Pada quota sampling, peneliti akan berusaha untuk memasukkan ciri-ciri tertentu yang dikehendakinya atau memusatkan perhatian pada pemenuhan kriteria tertentu, sedangkan pada accidental sampling hal tersebut tidak diperlukan, yang penting adalah siapa saja yang kebetulan dijumpai dapat dijadikan sampel.

2) Snowball sampling Penarikan sampel dengan teknik ini dipilih berdasarkan penunjukan atau rekomendasi dari sampel sebelumnya.Sampel pertama yang diteliti ditentukan sendiri oleh si peneliti yaitu dengan menacari key informan (informan kunci) ataupun responden kunci yang dianggap mengetahui tentang penelitian yang sedang dilakukan oleh si peneliti. Responden maupun informan berikutnya yang akan dijadikan sampel tergantung dari rekomendasi yang diberikan oleh key informan.

Dalam penarikan sampel yang menggunakan teknik non probability sampling, jumlah sampel yang akan diteliti tidak ditentukan secara pasti baik dalam bentuk sejumlah angka ataupun sejumlah presentase, melainkan besarnya jumlah sampel yang akan diteliti sesuai dengan “titik jenuh”, dalam hal ini penelitian akan dihentikan dan dianggap telah mewakili keseluruhan obyek penelitian jika data telah menunjukkan titik jenuh. Data dianggap telah mencapai titik jenuh jika dari jawaban-jawaban baik para responden maupun informan telah ada kesamaan atau kemiripan jawaban.15

Referensi

Dokumen terkait

Dosy Kindelia Kirani Produser Program Stand up comedy Mengatakan 31 : “ Ide kreatif itu adalah apa yang orang lain tidak fikirkan “out of the box” dan memikirkan apa yang

Lembar kerja hasil penyelesaian perhitungan tegangan normal dan tegangan geser Ketepatan hasil penyelesain masalah / tugas 15 1,2,3,4,5 9-11 Menerapkan perangkat lunak

Berdasarkan kandungan fosil Foraminifera planktonik yakni dengan hadirnya Globorotalia acostaensis untuk pertama kalinya pada sampel PS2, di bagian atas Formasi Ledok,

koperasi tersebut di atas di Persidangan Negeri Perak 2021 yang akan diadakan pada 17 Mac 2021 (Rabu). Bersama-sama ini disertakan pengesahan saya sebagai wakil

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan shooting dalam setiap jenis point tembakan dan daerah tembakan di setiap serangan yang dilakukan tim

Kebijakan Penilaian Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung pada Dinas Penataan Ruang Kota Bandung Tahun 2017”..

Salah satu koperasi yang cukup berkembang di Indonesia adalah Koperasi Simpan Pinjam. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang modalnya berdasarkan hasil dari

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 73 ayat 3 diatur mengenai pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan