• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seluruh Pejabat Struktural dan Staf Subag Perencanaan WIB WIB Evaluasi kinerja tahun 2014 dan Perencanaan kinerja tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seluruh Pejabat Struktural dan Staf Subag Perencanaan WIB WIB Evaluasi kinerja tahun 2014 dan Perencanaan kinerja tahun 2015"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

NOTULENSI RAPAT EVALUASI KINERJA TAHUN 2014 DAN PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG Senin, 29 Desember 2014

Pimpinan Rapat : Kepala Dinas

Peserta Rapat : Seluruh Pejabat Struktural dan Staf Subag Perencanaan Mulai Selesai Pokok Bahasan : : : 09.00 WIB 11.00 WIB

Evaluasi kinerja tahun 2014 dan Perencanaan kinerja tahun 2015

LAPORAN REALISASI KINERJA TRIBULAN IV / 2014 Pengarahan Kepala Dinas :

I. Hasil dari ketercapaian program Tahun 2014 dapat dilihat pada realisasi evaluasi kinerja di tribulan IV antara lain :

Realisasi kinerja untuk sasaran strategis : 1. Meningkatnya populasi ternak

- Populasi sapi potong tercapai 85,16 % dari target, hal ini dikarenakan dengan tidak adanya import bakalan untuk kereman sehingga terjadi pihak feedlotter maupun jagal mencari bakalan maupun ternak yang siap dipotong dari peternakan rakyat yang tentunya pemilikannya sedikit, dan terkadang mereka menjual untuk kepentingan sesaat yang mendesak tanpa memikirkan penggantian ternak yang telah dijual (replacement stock). Bila upaya-upaya yang dilakukan masyarakat bersama-sama dengan Pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi potong baik dari optimalisasi IB maupun kawin alam, pembatasan pemotongan betina produktif dan juga pembatasan pengeluaran bibit ke luar daerah, dapat dilakukan terus menerus, diharapkan untuk tahun-tahun mendatang dapat tercapai, tentunya dengan pembinaan kepada peternak yang terus menerus, kerjasama dengan para pihak dan tentunya penegakan aturan yang pasti khususnya untuk pelarangan pemotongan ternak besar betina produktif. - Populasi sapi perah tercapai 96 % dari target yang diharapkan, hal ini terutama karena

pada tahun 2014 awal terjadi erupsi Gunung Kelud di sentra-sentra pemeliharaan sapi perah, yang tentunya ada gangguan pada system perkembangbiakannya karena factor stress, penyakit, ketersediaan pakan ternak dan factor budidayanya. Tapi saat ini telah mulai terjadi perbaikan baik dari segi budidaya maupun lingkungan yang mendukung. - Populasi kambing di tahun 2014 menunjukkan peningkatan yang signifikan, hal ini

dikarenakan kambing merupakan ternak yang cukup cepat perkembangbiakannya

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

JL. TRUNOJOYO KAV. IV TELP (0341) 393926 /FAX (0341) 394939

Email:peternakan@malangkab.go.id Website:www.peternakan.malangkab.go.id

(2)

karena dapat melahirkan 2 ekor atau lebih dengan umur kebuntingan 5 bulan, sehingga dengan pengelolaan perkawinan yang baik dalam 2 tahun dapat melahirkan sebanyak 3 kali. Disamping itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan juga memperketat upaya pengeluaran ternak betina yang berkualitas (Grade A,B) agar di Kabupaten Malang populasi tetap terjaga dan kualitas ternaknya juga cukup baik.

- Pada unggas peningkatan populasi melebihi target yang telah ditetapkan. Khususnya untuk ayam pedaging, karena siklus ayam pedaging yang pendek (sekitar 35 – 40 hari pemeliharaan), maka untuk populasi ayam pedaging ini dapat segera dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan permintaan pasar. Pada tahun 2014 hampir semua produk unggas mengalami peningkatan dibanding target yang ada, ini dikarenakan banyak kasus yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya seperti wabah penyakit kejadiannya cukup sedikit, hal ini menunjukkan perbaikan budidaya ternak dan kesadaran peternak akan pentingnya penerapan sanitasi dan hygiene kandang. Pada tahun 2014 juga harga produk unggas cenderung stabil, hal inilah yang membuat gairah peternak semakin tinggi untuk membudidayakan unggas baik itu mandiri maupun dengan bermitra. 2. Meningkatnya produksi hasil ternak

- Produksi daging pada tahun 2014 lebih rendah dari target yang diharapkan. Hal ini karena perhitungan produksi daging ditetapkan berdasarkan potongan ternak di RPH/TPH baik untuk ternak ruminan maupun unggas. Produksi daging berbanding lurus dengan tingkat konsumsi masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat semakin tinggi pula produksi yang dihasilkan dari pemotongan ternak.

- Produksi telur melebihi target yang ditetapkan. Peningkatan produksi ini tentunya dikarenakan semakin meningkatnya usaha budidaya unggas, sehingga produktifitasnya semakin baik, serta diikuti dengan harga telur yang cukup stabil dan menguntungkan. Tingkat produksi ini juga ditunjang oleh produksi telur dari komoditi unggas yang lain seperti itik, entok dan puyuh, yang mulai banyak dikembangkan di masyarakat. Berbanding terbalik dengan produksi daging yang lebih rendah dari target, kemungkinan disebabkan masyarakat lebih banyak yang mengkonsumsi telur, dan telur juga memiliki daya simpan yang lebih lama dibandingkan daging sehingga memungkinkan untuk diproduksi dalam skala besar baik untuk konsumsi dalam daerah maupun untuk ke luar daerah.

- Produksi susu jauh dari target yang diharapkan. Hal ini terjadi karena dampak dari erupsi kelud di sentra-sentra produksi sapi perah, sehingga produktifitas ternak menurun akibat stress, kurangnya pakan yang berkualitas dan tentunya budidaya ternak yang kurang optimal, juga berkurangnya populasi di daerah tersebut karena mati atau ada gangguan penyakit atau fisiologinya akibat erupsi Gunung Kelud.

Realisasi kinerja untuk sasaran strategis: 1. Pelayanan Vaksinasi Brucella

(3)

Kegiatan vaksinasi Brucella dari dana APBD Kabupaten Malang di tahun 2014 ini baru bisa dilaksanakan pada Tribulan IV setelah proses pengadaan vaksin Brucella terealisasi pada awal November 2014 karena menunggu proses PAK. Hal ini disebabkan karena terjadi pengurangan terhadap alokasi pengadaan vaksin dari 800 dosis menjadi 275 dosis karena ada pengalihan anggaran untuk penambahan volume pengadaan peralatan mesin pencabut bulu ayam. Jika dilihat hanya dari dana APBD Kabupaten Malang maka realisasi pelayanan vaksinasi Brucella tercapai 0,53% dari target 0,75%.

Tetapi pada kenyataannya kegiatan vaksinasi Brucella di tahun 2014 ini juga didukung oleh anggaran dari dana APBD Provinsi Jawa Timur yang diterima dalam bentuk natura (vaksin) sebanyak 5.500 dosis, sehingga total kegiatan vaksinasi tahun 2014 didukung dengan ketersediaan vaksin sebanyak 5.775 dosis. Khusus untuk vaksin dari dana APBD Provinsi Jawa Timur juga dilengkapi dengan vitamin dan obat cacing masing-masing juga sejumlah 5.500 dosis. Selain itu juga diberikan Kartu Vaksinasi dan nomor telinga (ear

tag) untuk memberikan identitas pada sapi yang belum memiliki nomor telinga.

Dalam pelaksanaannya, setelah seekor sapi divaksin Brucella, lalu diberi obat cacing dan vitamin. Selanjutnya peternak diberi Kartu Vaksinasi untuk masing-masing sapi yang sudah divaksin, yang sudah diisi berdasarkan identitas (nomor telinga), data kepemilikan dan data penunjang lain dari sapi tersebut. Kemanapun sapi tersebut dibawa, Kartu Vaksinasi itu harus disertakan sebagai keterangan bahwa sapi yang bersangkutan sudah pernah divaksin. Selain Kartu Vaksinasi, sapi yang sudah divaksin juga diberi penanda yang lebih permanen berupa sobekan segitiga pada telinga sebelah kiri bagian bawah.

Kegiatan vaksinasi di Kabupaten Malang dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedis Dinas Peternakan dan Kesehatan Kabupaten Malang bekerja sama dengan pihak Koperasi persusuan atau Kelompok Peternak Sapi Perah di wilayah setempat.

Adapun alokasi untuk vaksin Brucella di tahun 2014 adalah sebagai berikut:

No. Sumber Dana Alokasi (Kecamatan/Desa) Jumlah Dosis

1. APBD

Kab.Malang TUMPANG:-Ds.Duwet, Tulusbesar & Ngingit 275

2. APBD

Prov.Jatim SUMBERPUCUNG :-Ds.Sumberpucung & Jatiguwi 78 KROMENGAN : -Ds.Slorok 13 KALIPARE : -Ds.Arjowilangun 25 WONOSARI :

-Ds.Kebobang & Sumberdem

139 PONCOKUSUMO :

-Ds.Jambesari & Wringinanom

631

(4)

-Ds.Ngabab, Pandesari & Sukomulyo WAJAK :

-Ds. Bambang, Bringin & Dadapan

795

2. Pelayanan Vaksinasi Avian Influenza (AI) pada unggas

Kegiatan vaksinasi Avian Influenza (AI) dari dana APBD Kabupaten Malang di tahun 2014 ini baru bisa dilaksanakan pada Tribulan IV setelah proses pengadaan vaksin AI terealisasi pada awal November 2014 karena menunggu proses PAK. Hal ini disebabkan karena terjadi pengurangan terhadap alokasi pengadaan vaksin dari 100.000 dosis menjadi 40.000 dosis karena ada pengalihan anggaran untuk penambahan volume pengadaan peralatan mesin pencabut bulu ayam. Vaksin AI yang disediakan adalah clade 2.3 untuk itik karena kasus AI pada itik masih cukup tinggi di Kabupaten Malang. Jika dilihat hanya dari dana APBD Kabupaten Malang maka realisasi pelayanan vaksinasi AI tercapai 3,00% dari target 2,00%.

Tetapi pada kenyataannya kegiatan vaksinasi AI di tahun 2014 ini juga didukung oleh anggaran dari dana APBN dan APBD Provinsi Jawa Timur. Vaksin AI yang disediakan dari kedua sumber dana ini berupa vaksin AI Clade 2.1 (untuk ayam) dan Clade 2.3 (untuk Itik). Sedangkan vaksin AI dari dana APBD Kab.Malang lebih ditujukan kepada penyediaan stok vaksin sampai pengadaan kembali di tahun 2015. Kegiatan vaksinasi AI ini dilaksanakan secara terbatas di peternakan ayam dan itik skala kecil (kepemilikan di bawah 10.000 ekor). Distribusi vaksin sampai dengan bulan Desember 2014 dilaksanakan di Kecamatan Sumberpucung, Kromengan, Kalipare, Kepanjen, Turen, Gondanglegi, Karangploso, Pakis dan Donomulyo.

Adapun alokasi untuk vaksin Brucella di tahun 2014 adalah sebagai berikut:

No. Sumber Dana Jenis Vaksin Alokasi (Kecamatan/Desa) Jumlah Dosis 1. APBD Kab.Malang Clade 2.3 (itik) : SUMBERPUCUNG: -Ds.Ternyang 10.000 25.000 dosis KALIPARE:

-Ds.Kalipare, Arjowilangun, Putukrejo

15.000 GEDANGAN: -Ds.Segaran 3.000 KEPANJEN: -Ds.Dilem, Tegalsari 2.000 Sisa vaksin sebagai stok di tahun 2015 10.000 2. APBN Clade 2.1 (ayam) : WAGIR: -Ds.Gondowangi 1.000 50.000 dosis DONOMULYO: -Ds.Purwodadi 21.700 KALIPARE: -Ds.Kalipare, Putukrejo 10.300 GONDANGLEGI: 5.000

(5)

-Ds.Sepanjang, Putukrejo, Ganjaran PAKIS: -Ds.Pucangsongo 5.000 WONOSARI: -Ds.Sumbertempur 7.000 Clade 2.3 (itik) : KALIPARE: -Ds.Kalipare, Putukrejo 8.200 No. Sumber Dana Jenis Vaksin Alokasi

(Kecamatan/Desa) Jumlah Dosis

25.000 dosis DAMPIT: -Rembun 3.000 KALIPARE: -Ds.Putukrejo 4.500 GONDANGLEGI: -Ds.Ketawang 300 TUREN: -Ds.Tawangrejeni 13.500 3. APBD Prov.Jatim Clade 2.3 (itik): KEPANJEN:

-Ds. Mangunrejo, Mojosari & Dilem

10.500 16.000 dosis TUREN : -Ds.Sawahan 5.500 Clade 2.1 (ayam): 24.000 dosis KROMENGAN : -Ds.Karangrejo 24.000 4. APBN Clade 2.3 (itik) WONOSARI :

-Ds.Kebobang & Sumberdem

139 PONCOKUSUMO :

-Ds.Jambesari & Wringinanom

631 Clade 2.1

(ayam) PUJON :

-Ds.Ngabab, Pandesari & Sukomulyo

3.821 WAJAK :

-Ds. Bambang, Bringin & Dadapan

795

3. Pelayanan Kesehatan Hewan

Pelayanan kesehatan hewan yang dilaksanakan pada Tribulan IV ini meliputi pengobatan ternak massal secara gratis yang didanai dari APBD Kabupaten Malang Lokasi pelayanan untuk tribulan IV ini meliputi Kecamatan Pagak, Pakis, Kalipare, Poncokusumo, Singosari, Bantur, Donomulyo, Dau, Ngajum, Wonosari, Sumberpucung, Wajak, Kromengan dan Sumbermanjing Wetan, dengan hasil pelayanan kesehatan terhadap 2.501 ekor ternak.

Selain pelayanan kesehatan hewan, dilaksanakan juga pemeriksaan dan penanggulangan terhadap penyakit gangguan reproduksi yang bersumber dari dana APBN tahun 2014. Dalam kegiatan tersebut dilakukan penanganan terhadap penyakit gangguan

(6)

reproduksi sebanyak 328 ekor, yang dilaksanakan di Kecamatan Ngajum (58 ekor), Sumberpucung (104 ekor), Singosari (105 ekor) dan Pakis (61 ekor).

Adapun realisasi keseluruhan dari pelayanan kesehatan hewan selama tahun 2014 adalah sebanyak 7.606 ekor atau 100,89% dari target.

RENCANA KERJA TAHUN 2015

Rencana kerja tahun 2015 meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

I. KEGIATAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR TERNAK 1. Sosialisasi penyakit hewan menular : 200 orang (4 kali)

Lokasi: Karangploso, Poncokusumo, Dampit, Wagir 2. Vaksinasi Flu Burung : - APBD Kab.Malang : 165.000 dosis

-APBD Prov.Jatim & APBN : belum diketahui Lokasi: Peternakan rakyat skala kecil Kab.Malang 3. Vaksinasi Brucellosis : - APBD Kab.Malang :500 dosis (Karangploso)

- APBD Prov.Jatim : 7.500 dosis (sentra sapi perah) 4. Desinfektan : 100 liter (se-Kab.Malang)

II. KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BAHAN ASAL TERNAK & OBAT HEWAN 1. Pemeriksaan bahan asal hewan :

a. Daging : 13 pasar tradisional di wilayah Kab.Malang b. Susu : 10 KUD persusuan di wilayah Kab.Malang c. Telur : 13 pasar di wilayah Kab.Malang

2. Pengawasan RPH : 11 unit RPH di wilayah Kab.Malang III. PENGAMATAN PENYAKIT HEWAN

1. Pengobatan ternak massal : 100 kali (se-Kab.Malang) 2. Pengamatan penyakit ternak : 36 kali (se-Kab.Malang) 3. Penanganan penyakit gangguan reproduksi :

- APBD Prov.Jatim : 500 ekor (se-Kab.Malang) - APBN-P : 5.500 ekor (se-Kab.Malang)

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

Gambar Kegiatan Penanganan Gerakan Vaksinasi Massal Penyakit Ternak Brucella Bersama Bupati Kabupaten Malang

(12)
(13)

Gambar

Gambar Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Triwulan IV :
Gambar Kegiatan Penanganan Gerakan Vaksinasi Massal Penyakit Ternak Brucella Bersama Bupati Kabupaten Malang

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan aturan

Pengembangan kurikulum yang berdasarkan pendekatan pluralis-multikultural dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut; Pertama, mengubah filosofi kurikulum

Dengan penerapan pembelajaran problem based instruction, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi P3K pada dasarnya adalah dekat, konkret dan berkaitan

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan aturan

Penumbuhan Pseudomonas aeruginosa pertama kali dilakukan pada medium Luria Bertani padat, pada suhu 37 0 selama 12 jam, sehingga didapatkan koloni tunggal yang

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan aturan

Dengan tidak adanya suaturuang publik global (Schafer, Ivanova, & Schmidt, 2011), perhatian isu transnasionalsebagian besar tergantung pada sistem media regional

Konsep dan ruang lingkup gender yang berkaitan dengan kedudukan, peran, hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan dalam dimensi kesetaraan dan keadilan