• Tidak ada hasil yang ditemukan

ffi :rv :YI \TAMA INFORMASI PERAtr{'RAN PERTJNDANG.TJNDANGAN .24 BIDANG rc'tenagaxxnjaan M)MOR TA.TII]N TRNTULIIN MEMBANGUN MANUSIA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ffi :rv :YI \TAMA INFORMASI PERAtr{'RAN PERTJNDANG.TJNDANGAN .24 BIDANG rc'tenagaxxnjaan M)MOR TA.TII]N TRNTULIIN MEMBANGUN MANUSIA KARYA"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ffi

MEMBANGUN MANUSIA KARYA

\TAMA INFORMASI PERAtr{'RAN PERTJNDANG.TJNDANGAN

BIDANG rc'TENAGAXXNJAAN M)MOR TA.TII]N TRNTULIIN .24

:YI

:rv

(2)

WARTA INFORMASI PERATUMN PERUNDANG.UNDANGAN

@

MEMBANGUN MANUSIA KARYA NOMOR TAHT'N TRIWUI-{N BIDANG KETENAGAKERJMN

SISTEM

JARINGAN DOKUMENTASI DAN

INFORMASI (SJDI) HUKUM

PROYEK PENYI,MPURNAAN PERATURAN PERUNDANG.UNDANGAN KETf,NAGAKf,RJAAN

BIRO HUKUM

DEPARTEMEN TENAGA KERJA RL JL. GATOT SUBROTO KAV.5I

JAKARTA SELATAN 1997n998

(3)

KATA

PENGANTAR

Penerbitan

Warta

Informasi

Peraturan

Perundang-undangan

Ketenagakerjaan

(WIRATA)

merupakan salah satu upaya

penyebarluasan

informasi hukum dibidang

ketenagakerjaan

dalam rangka

kegiatan proyek

Penyempurnaan

Peraturan

Perundang-unclangan

Ketenagakerjaan Thhul

Anggaran

199711998.

Dengan

diterbitkannya

informasi

bagi

pembaca

ketenagakerjaan,

baik

dalam

lengkap.

Wirata

ini,

diharapkan dapat dijadikan

lrahan

tentang

peraturan

perundang_undangan

bentuk atlstrak maupun

pemuatannya

secara

Akhirnya'

kritik

dan

saran

pernbaca

kesempurnaall penerbitan berikutnya.

kami

harapkan

untuk

Jakarta,

I

Maret

1998

Pimpinan

Proyek Penyempurnaan

Peraturan

Perundang_-undangan

"/

Ketenag6keiaan.

/w/

_

,-\t-?-t

A

*-**-_

ri"iunkiait

)

NIP. :

160005044

(4)

SAMBUTAN

Dalam

rangka

Sistern

Jar'ingan Dokumentasi

Dan Informasi

Hukum,

kami

menyambut

baik

penerbitan

Bulletin

WIRATA

ini

sebagai

suatu

kegiatan

penyebarluasan

informasi

hukum

di

bidang

ketenagaker.iaan

kepada Masyarakat

pada

umumnya

dan para

Pejabat

dilingkungan

Departemen Tenaga

Kerja

serta

Departemen-departemen/Lernbaga

Non

Departemen

lainnya.

Dengan

Bulletin WIRATA

ini

diharapkan

rnasyarakat pada

umumnya

dapat

mengetahui norma-nornla ketenagakerjaan berdasarkan

peraturan

perundang-undangan yang

berlaku.

Diharapkan kehadiran

WIRATA

ini

dapat memberikan manfaat

bagi segenap pembaca.

Jakarta,

I

Nlaret

1998

K['PALA

BIRO HUKUM,

//{

N),.

Rasani. SH

(5)

t" ?. 4.

DAF'TAR ISI

Kata Pengantar Kata Sambutan Flalaman

i

Daftar Isi ll iri I

Daftar Katalog Subyek Peraturan Perundang-Ltndangan ,Abshah Peraturan Perundang-l Indangan :

L,ndang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No.

44 Tahun 1997 tentang

Kemitraan

7.

Peraturan Pemerintah Republik lndonesia

No. 45

Tahun 1997 tentang

Perubahan

Atas

Peraturan Pemerintah Nornor

28

Tahun

1996 tentang Pengelolaan Dan lnvestasi Dana Program Jaminan Sosial Tenaga

Kerja

29

8.

Keputusan Menteri Tenaga

Kerja

R.I. No.

KEP-88/MEN/1997 tentang

C)rganisasi Dan Tata Kerja

Balai

Latihan Instruktur Dan Pengembangan

BLK

Khusus,

BLK

Industri,

Balai

Latihan

Kerja

Usaha

Kecil

Dan

Menengah,, Loka Latihan Kerja lndustri Dan Loka Latihan Kerja Usaha

Kecil Dan

Menengah

36

6.

9.

10.

Peraturan Pemerintah Republik Perusahaan Perseroan (Persero)

lndonesia

No.

12 Tahun

1998 tentang 66

Peraturan Pemerintah Republik lndonesia

No.

17

Tahun

Perubahan

Atas

Peraturan Pemerintah Nomor

46

Tahun

Pembayaran Pajak Penghasilan bagi orang yang akan bertolak

sebagaimana telah dirobah dengan Peraturan Pemerintah

1998 tentang

1994 tentang

ke luar negeri 93

(6)

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

[Peraturan Perundang-undangan]

Keputusan

Menteri No. KEP-l38/MEN/1997

tanggal

3

september 1997,

tentang

Pembinaan

dan

pengembangan

.

Sumber Daya Manusia

di

bidang Pariwisata.

LL. DEPNAKER.

LAMP. 3

HAL.

SKB.

MENAKER DAN

PARPOSTEL

TENAGA

KERJA - SDM -

PARIWISA]A

DEPNAKER.

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

[Peraturan Perundang-undangan]

Keputusan

Menteri No.

KEP-162/MEN/1997

tanggal

5

Mei

1997,

tentang

Pemberhentian

dan

pengangkatan Keanggotaan Lembaga Ker-iasama

Tripartit

Daerah Tingkat

I

Bengkulu.

LL. DEPNArcEN.

LAMP. 4

HAL.

KEPMEN.

TENAGA

KERJA

-

TRIPARTIT

.

BENGKTJLU

DEPNAKER.

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

[Peraturan Perundang-undangan]

Keputusan

Menteri No.

KEP-163/MEN/ 1997

tanggal

22

oktober

1997, tentang

Kenggotaan Lembaga Tripartit

Daerah

Tingkat

I

Sulawesi Tengah.

LL.

DEPNAKER.

IRUP. 2

HAL.

KEPMEN.

(7)

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

[Peraturan Perundang-undangan]

Keputusan

Menteri No.

KEP-165/MEN/1997

tanggal

24

Oktober

t997,

tentang Pembinaan

Karier Dalam

Jabatan

Fungsional, Widyaswara Dilingkungan Departemen Tenaga Kerja.

,

LL. DEPNAKER.

LAMP. 2

HAL.

KEPMEN

TENAGA

KERJA

- JABATAN -

WIDYASWARA

DEPNAKER.

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

IPeraturan Perundang-undangan.]

Keputusan

Menteri No.

KEP-168/MEN/1997

tanggal

27

Oktober

1997,

tentang Pemberhentian

Dan

Pengangkatan

Ketua Pengganti

dan

Anggota P4D Propinsi sumatera Selatan.

LI-.

DEPNATEN.

LAMP. 3

HAL.

KEPMEN

TENAGA KERJA -

P4D _

SUMSEL

DEPNAKER.

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

[Peraturan Perundang-undangan]

Keputusan

Menteri No.

KEP-169/MEN/1997

tanggal

27

Oktober

t997,

tentang Pemberhentian

dan

Pengangkatan Ketua P4D Propinsi Sulawesi Tenggara

di

Kendari.

LL. DEPNAKER.

LAMP. 3

HAL.

KEPMEN.

TENAGA

KERJA

_ P4D

-

SURENGGARA

DEPNAKER.

(8)

i

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

[Peraturan Perundang-undangan]

Keputusan

Menteri No.

KEP-184/MEN/1997

langgal

12

Nopember

1997, tentang Pemberian penghargaan Atas

Partisipasi Dalam Usaha Pembebasan Nasiroh

Dari

Ancaman Hukuman

Mati

Menjadi

Hukuman

Negara.

LL. DEPNAKER.

LAMP. 2

HAL.

KEPMEN

TENAGA KERJA -

NASIROH

DEPNAKER.

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

[Peraturan Perundang-undangan]

Keputusan

Menteri No.

KEP-I

86/MEN/ lg97

tanggal

26 Nopember 1997, tentang Pemberhentian Dan Pengangkatan

Ketua

Pengganti

Dan

Anggota

P4D Propinsi

Kalimantan

Selatan di Banjar Baru.

LL. DEPNAKER.

LAMP. 3

HAL.

KEPMEN.

TENAGA

KERJA -

P4D -

KALSEL

DEPNAKER.

Indonesia.

Departemen Tenaga

Kerja

[Peraturan Perundang-undangan]

Keputusan

Menteri No.

KEP-187/MEN/1997

tanggal

26 Nopember 1997, tentang Pemberhentian Dan Pengangkatan Ketua Pengganti P4D Propinsi Daerah Istimewa yogyakarta.

LL.

DEPNAKER.

LAMP. 3

HAL.

KEPMEN.

(9)

TENAGA KERJA-KETEI\AGAKERJAAN I 997

UIT.NO.2s TAHUN 1997, LL. DEPNAKER I57 HAL.

UNDANG.UNDANG TENAGA KNN;A TEIITANG KETENAGAKERJAAN

.

ABSTRAK

: -

Dalam

rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, untuk

mewujudkan masyarakat yang sejahtera

adil,

makmur merata baik material maupun spiritual. Dalam pelaksanaan ini pembangunan nasional tenga kerja mempunvai peranan dan kedudukan yang sanggat penting untuk meninskatkan kualitas dan konstribusinya serta melindungi hak dan kepentingan sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan oleh karena

itu

beberapa undang-undang

di

bidang ketenagakerjaan dipandang sudah/tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan ketenagakerjaan rnaka ditetapkan Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan.

Dalam Undang-undang ini diatur tentang :

I.

PENGERTI,{N

Ketenagakerjaan, Tenaga Kerja, pekerja" pengusaha, perusahaan, Perjanjian Kerja, Hubungan

Kerja

Sektor Informal, Hubungan lndustrial, Hubungan Industrial Pancasila, Serikat pekerja, Gabungan Serikat Pekerja. Lembaga Kerjasama Bipartit. Lembaga Kerjasama

Tripartit,

Peraturan Perusahaan, Kesepakatan

Kerja

Bersama, Perselisihan Industrial. Mogok Kerja, penutupan perusahaan, pHK, Anak, orang l\{uda. waktu Kerja, Upah, Kesejahteraan. Jamsostek" Pelatihan Kerja, Pemagangan. Pelayanan penempatan Tenaga Kerja, Tenaga Kerja warga Negara Asing. pembinaan. usaha Sektor Informal, Pekerja Sektor Informal. pengawasan Ketenagakerjaan dan Mentri.

Landasan. Azas dan Tuiuan

Kesempatan dan Perlakuan Sama Kepada Tenaga Kerja. Perencanaan Tenaga Kerja dan Informasi Ketehagakerjaan.

Hubungan Kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja

Setiap

Pekerja berhak untuk membentuk dan menjadi anggota Serikat Pek.erja

Setiap pengusaha berhak untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi pengusaha yang khusus menangani bidang ketenagakerjaan dalam rangka Hubungan Industrial Pancasila.

(10)

8

9

10.

n.

Lembaga Kerjasama Bipartit

Setiap

pengusaha yang mempekerjakan 50 (limapuluh) orang pekerja atau lebih membentuk lembaga kerjasama tripartit.

Lembaga Kerjasama

Tripartit

memberikanpertimbangan,saran,

dan pendapat kepada Pemerintah dan pihak-pihak terkait dalam penyusunan kebijakan

dan

pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila serta pemecahan masalah ketenagakerjaan.

Peraturan

perusahaan,

setiap

perusahaan

wajib

memiliki peraturan perusahaan yang disahkan oleh menteri atau penjabat yang ditunjuk dan pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.

Penyelesaian Perselisihan Industrial

Perselisihan Industrial dapat terjadi antara pihak

:

pengusaha dan pekerja, pengusaha atau gabungan pengusaha dan seri[at pekerja atau gabungan serikat pekerja.

12.

Mogok Kerja, setiap pekerja berhak untuk mogok kerja.

13.

Penutupan Perusahaan

-

Setiap pengusaha

berhak

utnuk

melakukan perusahaan.

Penutupan perusahaan

dilakukan

apabila

industrial tidak dapat diselesaikan sendiri oleh berselisih. penutupan perselisihan pihak yang t4. t5 t6 t7 PHK

Pengusaha, pekerja, dan atau serikat pekerja harus melakukan upaya untuk menghindari terjadinya pHK.

Penyelenggaraan dan pemasyarakatan Hubungan Industrial pancasila Pemerintah melakukan penyuluhan dan pemasyarakatan Hubungan Industrial Pancasila

Perlindungan, pengupahan, dan Kesejahteraan Setiap pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Pengupahan

Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan,

18.

Kesejahteraan

Untuk

meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja dan keluarga pengusaha menvediakan fasilitas kesejahteraan.

(11)

l9 20 2l 22 24 25 26 Pelatihan Ke{a

Pelatihan

kerja

diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan keterampilan atau keahlian kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja.

Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

-

Pelayanan penempatan tenaga

kerja

diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan keterampilan, keahlibn dan kemampuan.

-

Pelayanan penempatan tenaga kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kodrat, harkat, martabat. perlindungan, dan kesejahteraan tenaga kerja tanpa diskriminasi.

Tenaga Kerja Warga Negara Asing

Tenaga kerja warga negara asing hanya dapat bekerja

di

wilayah Indoensia atas dasar izin Menteri.

Tenaga Kerja Didalam Hubungan Kerja Sektor Intbrmal dan Di Luar Hubungan Kerja.

Pembinaan

Pemerintah nrelakukan pernbinaan terhadap segala kegiatan yang berhubun-uan dengan k etenagak erj a an.

Pengawasan

Pensawsan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan yang dilakukan masyarakat perusahaan, dan instansi pemerintah dilaksankan oleh Menteri.

Penyerahan Urusan

Pemerintah

dapat

menyerahkan sebagian urusan

di

bidang ketenagakerjaan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyidikan

Selain penyidik penjabat Polisi Negara Republik tndonesia, juga

penjabat Pegawai Negeri

Sipil

tertentu

di

lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya

di

bidang ketenagakerjaan.

Sanksi Administratif Dan Ketentuan Pidana

-

Sanksi Administratif berupa :

a.

teguran 27

(12)

CATATAN

: -

Semua peraturan perundang-undangan yang mengatur ketenagakerjaan

tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau'belum diganti dengan peraturan yang baru.

-

undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 3 oktober l99g

-

Undang-undang ini mencabut .

a

Ordonansi tentang Pengerahan Orang Indoensia Untuk Melakukan

Pekerjaan di Luar Indonesia (Staatsblad Tahun l ggT Nomor g),

P:i:"il:JT:;'d.H*i

j;ii,:;t#lT;;:#,:f

i;f,?"lH;

Nomor 647):

c.

ordonansi Tahun

1926

peraturan

mengenai

Kerja

Anak-anak Dan

orang

Muda

Di

Atas Kapar (staatsbrad tahun

r 926

Nomor 87);

b.

peringatan

c.

denda

d.

pembatasan kegiatan usaha

e.

pembekuan kegiatan usaha

f

pembatalan persetu;juan

g

pembatalan pendaftaran

h.

penghentian sementara seba-qian

atau

seluruh arat produksi

i

pencabutan izin

-

Sanksi Pidana Penjara.

d.

ordonansi tanggal 4 Mei r936 tentang ordonansi untuk Mengatur

Kegiatan-Kegiatan Mencari calon pekerja (Staatsblad tahun lg36

Nomor 208);

^o.rdonansi tentang pemurangan.

Buruh

yang

Diterima Atau Dikerahkan Dari Luar Incronesia (Staatsblad-tahin 1939 Nomor

5a5);

ordonansi Nornor

g

rahun

1g4g tentang pembatasan Kerja

Anak-anak (Staatsblad tahun 1949 Nomor g);

undang-undang

Nomor

r

rahun

l95

r

tentang

pernyataan

Berlakunva lJndang-undang Kerja Tahun rgag N"omor

12 Dari

Republik Indonesia Untuk Seruruh Indonesia (Lembaran Negara

(13)

tJndang-undan_e Nonror

2l

Tahun

lg54

tentang perjanjian Perburuhan Antara Serikat Buruh Dan Majikan (Lembaran Negara Tahun 1954 Nornor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 59ga);

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang penempatan Tenaga Asing (Lembaran Negara Tahun 1958 Nornor 8):

j

Llndang-undang Nomor

7

pnps Tahun 1963 tentang pencegahan Pemogokan dan/atau Penutupan (lock-out) Di perusahaan, Jawatan, dan Badan Yang Vital (l,embaran Negara Tahun 1963 Nomor 67); dan

undang-undang Nomor l4 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Nomor ZglZ).

(14)

PFLR,\]'l

rR,\N

PFI\t!.RIN'l'AII

RFIPt

iBLIK INDO\t-SI.\

N$\|OR

-trt

t.AfltlN

l9g7

't- FlN't'A

N{;

KI.]l\II'I'R,\

,\N

PRESIDEN

REPt } T}I,I

K INDONESI,\.

Nlenimbang

: a.

bahwa untult lebih nrernpercepat llcrrr,rrjrrdan lrereli-onornian nasional

yen-g

ntandiri

dan

andal

sebagar

usalra

bt--!'S:r!llit

atas

asas

! .-_! .=! t: ...1 .t ..,.

irc'kciuai'gfraii-

tiipci-iriilaii

upti_vA-ui)ii\

a

)

ilrig ir.i)iii

ii\

aia

triiiuk

nrerrciptakan

iklirn

.y-ang

nlarnpu

nlelangsang terselenggaranya kernitraan usaha

yang kokoh

cliantara selnua pelaku kehidupan

ekcinoiiii liei'tiasai'kan prinsip salii-rg nieii:rerlukan. saling nieinperkuat

dan saling rnenguntungkan:

b.

balnva tcnvuiudttya kernitlaan usalra 1,ang kokoh. terutarla antara

Usaha Besar r-l.an Lisaha lllenengah dengan I jsaha Kecil. akan lebih

mernberdayakan Ilsaha

Kecil

a-uar dallat turnbuh dan berkembang sernakin kttat dalt ntettratttapkan struktur perekonornian nasional yang

semakin

seirnLrang berrJa.sarkan

dernokrasi ekonorni

serti

nreningkatkan kemandirian clan dava saing perekonomian nasional:

c.

baltu a tttttitL ll.lr'ttlpercL'pat tenvtrjuclnl'a kernitraan tersebut terutama

alltal'a L-i-saha !]esar clun Lrsalia \lenengalr clengan Usaha Kecil. dipandang perlu ttrettctapkan ketentuan-ketentuan mengenai tata c.ara pen\.r'lensgtraalt. llernbinaarr dan llengcrnbangannya:

l\lengingat

:

I l)asal -i alat (11 [;nd;rng-[ ]ndang l)asar. lt)-l_i.

I

tttlarru-rrrrtlarrg

\olnor'

5

Tahun rg8-l

rerrrarrg.

:

per.irrdrrstr.ian

\

gn:or'

ll.'

[ .rlnlrllratr Lern tiar.an N egar-a N ont,.rr. -'i ] 7-1 ):

a

,l I lnclartg-rrttdatrq

Nornor

2"S

'falrun l9q2

teltang

per.kollerasiarr

(l-crilbaran Ncgara '['ahun lt)t)3 5.-,'tr,,,'

Il(r"

-l'arnbahan Lcmbararr i\rcgai';i Nc'rri0i' i 50l i:

2.

I

trrlaug-rurrlang

Nonror

9

'fahun

l9q5

il

enrbalan

\egala

Iahun

!()q,5 Ncrrnrir- 74. Negara Norrror ,l(r I I ):

tentang

Irsalra

Kecil '[arnbahan

Iernbaran

(15)

Nlenetapkan

\IF-\ITI

Tl

]SKAN

:

PI..R

\'tT

] R

\N

PE]\IF]RIN'I..TII I'T-NT',{NG

KEi\III-RAAN

tsAts I

I\Ir

I'F.N'l't

i.tli

t r

l{

l'

\l

Plsal

I

Dalarn lleratrrran Pe rnelintah ini. 1'an.r clirnaksricl denrlarr

Ketttitt'aatl adalah ket'iasanta usaha antal'a I isaha Kec,il clerrgan I isaha J\{enenga6 clan

atau dcngan Lisaha Besar disertai pembinaan clan 1;engemtrangan

oleh

[.tsaha

i\'lenefigaii dait ataii ['siilta Bcsar dengrut iiierripei'hiitikrrrr prrrisip saiirrg ilelrei-liika."

sal in g ntenrperkuat clan sal i rr.s men grr ntutr gkan .

Lisaha Kecil adalah kegiatan ekont'rrni rak-vat belsekala kecil vang nrL'rnpun].,ai kriteria

sebagairnana diatul clalarn Pasal

5

Lindang-undang Nornor

9:fahun

199,i

1gx16ns

['sahti Kccil.

Lrsaha \lcnengah dati alau []saha l3esar adalah ktgiatan ekononri

1,a'g nrc-rniliki

klitetia kekavaalt bersili atair ltasr! llenjualan tahulran lebilr besar 4ar-i pacla keka'aan

bersih atau haisil penjualan tahunan

I

saha

Ker:il.

-

''

---- '

\lentt'ri

-Ieknis adalah ttienteri

\allg

secar'a teknis lrerfanggurrg jauab untuk rnenrbina

clan rnengetnL't:lttskan ;telaksarraan !.:crnitraan rJalatr",

,.irin,

iegiatan

lang

riier{adi

tusas dan tanegung _jau,abtrl'a.

2.

J.

-1.

(r.

\ierrteri adalah \lenteri

Pola hertritlaan aclalah rundang I'riornor' !) l-ah urr

Kopel"a-si dan Pernlrinaan pengrrsaha Kecrl

bentuli-bentuk ker'ir'aarr

\a'q

srrcrah cliattu. dalarn

Lincl,ang-I q95

:,

It

\B

II

POL,\

KllNlt'l

Rr\,\\

Ptsal 2

Ketnitra;ln dalarn ratrgka kctcr'l'ait:rrr risalia rliselenggarakan nrelalui pgla-p.la

'ang

ses*ar

denga.n srlat dan trtittatt usalta varig elirnitlakan d*,rgun .JibeLikair

p.iuo'g

l<er'itraan

seluas-ltrasttva kegtacla []saha kecit- oleh l)enrerintah dan clunia usalra. I0

(16)

Pnsal 3

Dalam pola

inti

plasrna. Lisaha Besar dan atau LJsaha l\,lenen,uah sebagai

inti

mernbina dan mengembangkan Llsaha Kecil yang menjadi plasmanva dalam :

a.

.pen1'ediaan dan penl,iapan laharr:

b.

penvediaan sarana produksi:

c.

pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi:

d.

perolehan, penguasaan dan peningJ,iatan teknologi yang diperlukan;

e.

pembia--vaan: dan

f

.

pemberian bantuan

lainnya

yang

diperlukan

bagi

peningkatan

efisiensi

dan produktivitas usaha.

Pasal"f

Dalam

hal

kernitraan tJsaha Besar dan atau Usaha Menengah dengan Usaha Kecil

berlangsung dalam rangfta sub kontrak untuk memproduksi barang dan atau jasa. Usaha

Besar atau Usaha i\,lenengah nrernberikan barrtiran trerupa :

a.

Kesempatan untuk rnengerjakan sebagiarr produksi dan atau komponen,

b.

Kesempatan yang seluas-luasnya dalam memperoleh bahan baku yang diproduksinya secara berkesinambungan dengan jurnlah dan harga yang wajar;

c.

Birnbingan dan kemarnpuan teknis produksi atau nrana.jernen;

d.

Perolehan. penguasaan dan peningkatan teknologi yang diperlukan;

e.

Peinbiavaaii.

Pasal 5

( I

)

Dalanl kegiatan perdagangan pada urnumnya. kemitraan antara l-tsaha Besar dan atad

Usaha N'lenengah dengan L,saha

Kecil

dapat berlangsung dalam bentuk keriasama

peitlasaralr, peny.ediaan lokasi irsaha. aiari peneriniaan pasokan

dari

Llsalia Kecil

mitfa usahany'a untuk tnemenuhi ketrutuhan 1,ang cliperlukan oleh LJsaha Besar dan

atau [Jsaha Menengah y'ang bersangkutan.

(r)

Dengan Inetnperhatikan ketentuan Pasal

4.

pernenuhan kebutuhan barang dan jasa

,vang diperlul':an

oleh

L,lsaha Besar

atau

Llsaha N,{enengah dilakukan dengan nlengutamakan pengadaan hasil produksi Llsaha

Kecil

clengan cara langsung don terbuka.

Pasal 6

Dalam hal pelaksanaan kemitraarr sebagainrana dimaksud clalarn Pasal

.i"

Pasal

4

dan

(17)

Pasal 5 diikuti dengan kewajiban pembayaran yang harus dilakukan oleh tlsaha Besar dan

atau Usaha lvlenerigah atau penyerahatr barang atau

jasa

oleh

Llsaha

Kecil,

maka

pembayaran tersebut pada dasarnya dilakukan dengan cara tunai.

Pssd 7

t

(l)

Llsaha Besar dan atau Usaha lVtenengah yang bermaksud memperluas usahanya

dengan cara memberi waralaba, memberikan kesempatan dan mendahulukan Usaha

Kecil yang rnerniliki kemampuan untuk benindak sebagai penerima waralaba untuk usaha yang bersangkutan.

(2)

Perluasan usaha oleh Usaha Besar dan atau Usaha Menengah dengan cara waralaba

di

KabupateniKotamadya Daerah Tingkat

II

di

luar ibukota Propinsi hanya dapat

dilakukan

melalui

kemitraan dengan Usaha

Kecil yang

memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam a1'at ( I ).

Pasal 8

I\ilenteri dan lvlenteri Teknis mengembangkan lebilr laniut pola-pola kemitraan sehingga

rnen-i an gkau bi dan g-bi dan g usaha dal arn arti sel uas- I uasny a.

BAB

III

IK[,II\I

TISAII,\ DAN PENIBINAAN

KT,NTI'I'R,T,\\

Pasal 9

N{enteri dan N4enteli Teknis srcata bersama-sama atau

di

bidang tugas rnasing-masing rnenetapkan kebiiakan )'ang terkoordinasi bagi perwuiudan iklim kernitraan usaha.

Pasal

l0

Dalarn rangka penciptaan iklirn yang

kondusif

bagi terwtdudnva kenrittaan" kehi;akan

sebagairnana tlirnaksud dalarn Pasal

9

rneliputi langkah-langkah. untuk menciptakan

pelsaingan-\'ang sehat dan sejauh rnung,kin lilencegah tirntrulnva keadaan \ang itlerugikan perekononrian

nasional.

I

Pasal I I

l-intuk

lebih

rnenclororrg terrvujudn],a kemitraan antara Lisaha l]esar dan atau LJsaha

I\,lenengah dengan LIsaha

Kecil.

terhadap kemitraan

yang

betlangsung diberikan perlakuaii tatntiahan setragai bei'ikut :

(18)

a. pengutamaan kesempatan dalarn pelaksanaan pengadaan barang atau

jasa

yang diperlukan Pernerintah :

b. dalam hai-lral tertentu diberi kelorrggaran

uiiiuk

niernaii{hatkan llidarrg usaha yang

dicadangkan untuk Llsaha Kecil:

c. pengeluaran dalarn rangka pernbinaan dan pengembangan kemitraan diperhitungkan Sebagai bia-r'a 1'ang dapal dikuiangkan dai'i peiighasilaii biuto dalain langka peneirtuan

besarnya Penghasilan Kena Paiak bagi Usaha Besar dan atau Usaha Menengah yang

bersangkutan.

Pasal 12

(1)

Usaha Besar. Llsaha lvlenerrgah clan Lisaha

Kecil

yang rnelalisanakan kemitraan

mempunyai hak untuk :

a. meningkatkan efisieirsi usaha dalam kenritlaan;

b. rnendapat kernudahan untuk rnelakukan kemitraan;

c. menrbuat perjanjian kemitraan: dan

d. membatalkan perjanjian bila salah satu pihak mengingkari.

(2)

Usaha Besar dan Usaha I\4enengah yang ntelaksanakan kemitraan mempunyai hak

untuk mengetahui kinetja kemitraan Llsaha Kecil rnitra binaannya.

(3)

Usaha

Kecil

yang berrnitra rnernpunyai

hak

untuk rnernperoleh pernbinaan dan pengernbangan,

dari

Lisaha Besar dan atau Usaha lVtenengah mitranya dalam satu aspek atau lebih tentang pemasaran. sumber dava manusia. permodalan. manajemen darr teknologi.

Pasal 13

( I

)

Pelaksanaan kegiatan tertentu

oleh

Usaha Besar clan

atau

Usaha t rt.n.nguh

diselenggarakan dengan kewajiban untuk bermitra dengan Usaha Kecil.

(2)

Kegiatan tertentu sebagaimana dirnaksud dalanr ayat (

l)

meliputi kegiatan :

a. pelaksanaan pengadaan Lrarang atau jasa untuk keperluan Pemer-intah;

b. melakukan pemusatan usaha.

c. mendapatkan fasilitas khusus dari Pernerintah: dan

d. kegiatan lainnl,a i'ang ditetapkan lebih lanjut oleh Pemeilntah.

.

Pasal

l{

[Jsaha Besar dan atau I isaha N,{errengah vang rnelaksanakan kemitraan dengan tJsaha

Kecil berkerva-jiban untuk :

(19)

L

rnernberikan intbrrrrasi peluarrg kernitraan:

2.

rnemberikan infonnasi kepada Pemerintah mengenai perternbangan pelaksanaan

kemitraan:

3.

menunjuk penanggung jawab kemitraan:

4.o rnentaati dan melaksanakan ketentuan-ketentuan -vang telah diatur dalam per-janjian kemitraan: dan

5.

melakukan penrtrinaan kepada nritra binaannya dalarn satu atau lebih aspek:

a. Pernasaran, clerrgan :

l)

rnernlrantu askes pasar':

2)

rnemberikan bantuan infonnasi pasar':

3)

rnernberikan bantuarr pronrosi:

4)

menrrrembangkan jaringan usaha:

5)

membantu rnelakukan identifikasi pasar dan perilaku konsumen:

6)

metnbantu peningkatan mutu produk dan nilai tamtrah kemasan.

b. Pernbinaan dan pengernbangan sunrber da-_va rnanusia. dengan :

I

)

pendidikarr dan pelatihan,

2)

rnagang;

3)

studi banding:

-l)

konsultasi.

c.

Pennodalari. clengan

I

)

pemberian inforrnasi sumber-surnber kredit:

2\

tata cara pengajuan penjarninan dari berbagai sumbet lembaga penjaminan: 3

)

rnecliator tethadap surnber-sumber pernbiayaan:

-l)

infonnasi dan tata cara penliertaan modal:

,5)

ii-rL.nibatrtu akses perinodalan.

d" \,lanajernen" dengan :

I

)

bantuan pen)'usunan studi kclayakan,

i)

sistenr dan prosedul'organisasi dan rnana.jemen.

i

)

menyediakan tenaga konsultan dan advisor.

e. -lekrrologr.

denean

r

l)

nrernbantu prr"llaikarr- inorasi dan ahli Teknologi:

I

i

iiieiiiliaiiiu i,(i-rsadaaii sAraiiii tiaii pi'asarana produksi sebagai unit percoiitolian:

3

)

tnetrtbatttrr perbaikan siste'nr produksi dan kontrol kualitas:

;l)

nrernhantu pengenrbangan disain clart reka,,-asa produksi;

i\

nrt'nrlrlntrr rri,:lrilrskat!..an cfisierisr rrent'adairn trahan l-raku.

(20)

Pasal

l5

Usaha Kecil y'ang berrnitra berken'ajibarr untuk .

a. meningkatkan keltrampuatr nranajemen dan kinerja usahan-va secara berkelanjutan.

sehingga

lebih

rnanipu rnelaksanakan kernitraan dengan Llsaha Besar atau L.lsaha Menengah: dan

b. tnemanfaatkan dengan sebaik-baiknl'a lrerbagai bentuk penrbinaan dan barrtuan 1,anu

diberikan oleh Llsaha Besar dan atau Llsaha lvJenengah. Pasal 16

Usaha Besar. Llsaha N'lenengah dan atau Lisaha

Kecil

yang rnelaksanakan kemitraan mempun)/ai kewajiban utttuk :

a. mencegah gagalnya kernitlaan;

b. memberikan informasi tentang pelaksanaan kernitraan kepada Menteri Teknis dan Nlenteri: dan

c. meningkatkan efisiensi usaha dalarn kemitraan.

Pasal

l7

( I

)

Lisaha Besar

dan

[,isaha Nlenengah nrenrbcrikan inforrnasi rnengenai pellang

kemitraan !'ang dapat dilakukanr',r

a

kepoda l\,lenteri. l\,lenteri

leknis

dan Karnar Dagang clan Industri i..r-asional.

(2)

Inforrnasi sebagaimana dirnaksud dalarn avar (

l)

rneliputi :

a. jenis usaha dan spesilikasi kegiatan r,'anq akan dirnitrakan: tr. lokasi,'teiiipat kegiataii risalra:

c. nilai usaha 1,ang dirnitrakan: dan d. jumlah rnitra binaan.

(3)

l\'lenteri" \lenteri T'e'knis atau l\amar Dagarrg dan Industri Nasional menyebarluaskan ittfc''t'masi telscllrrt kenadir I 'saha f.-,.-'cil

Pasnl

l8

(

l)

tjsaha Kecil. I isaha l\4enengah. clan Lisaha Besar yang telah sepakat untuk beunitra, membuat petiarriian teltulis dalani bahasa Indonesia dan atau bahasa 1.ang disepakati dan te-r liaciatpn y ir licll akti l-r uk

iiiii

i i-rdoiicsi a.

(21)

(2)

Periarriian sebagaimana dirnaksud dalam ayat

(l)

dapat berupa akta dibawah tangan atau akta Notaris.

Pasal

l9

N{enteri

atau

N,lenteri Tekrris rnemberikan bimbingan atau bantuan

lainnya

yang

diperlukan Lisaha Kecil lragi terselenggaranya kernitraan.

BAB

TV

[,EI\,I

BAGA

PENDT IKTING

Pasal 20

Lernbaga pernbiayaan rnemberikan prioritas pelayanan dan kemudahan rnemperoleh

pendarraan

bagi

Usaha

Kecil.

yang bermitra dengan Usaha Besar dan atau Usaha iVlenengah iirelalui :

a. penyediaan pendanaan ketnitraan:

b. peny ederhanaan

tatacara

dalarn

rnemperoleh pendanaan

dengan

memberikan

keurudahan dalam pengajuan pennohonan dan kecepatan ntetnperoleh keputusan;

c. pemberian keringanan pelsyalatan jaminan tambahan:

d. pen-vebarluasan informasi mengenai kemudahan untuk tnemperoleh pendanaan untuk keri-riti'aair melalui penvuluhan langsung dan media massa yang ada;

e. peny'elenggaraan pelatihan merntruat rencana usaha dan manaiemen keuangan;

f.

pemberian ketinganan tingkat bunga kredit

kemitraan.

.

Pasal

2l

Lerntraga penjaminan rnernberikan prioritas pelayanan dan kemudahan bagi tlsaha Kecil

r ang lrennitra dengan Lisaha fJesar dan atau Usaha Menengah untuk memperoleh jaminan pr:ndanaan rnelalui :

a. pe'rluasarr firngsi lernba-rla penjarninan )'ang sudah ada dan atau pernbentukan lembaga penj arni rratt llat'tt:

tr.

peprlreltukan lembaga penjaminan

ulang untuk

nrenjanrin

lernbaga-lembaga pen jarnirtart 1'ang ada.

Pasal 22

l,erntraga pendukung lain berperan lnempersiapkan dan merriembatani Llsaha Kecil yang

lkan trennitra dengan Llsaha Besar dan atau Usaha N{enengah rnelalui:

(22)

a. pen!'ediaan inforrnasi. lratttuan nranajernerr dan teknologi terutama kepacla Usaha

Kecil:

b. persiapan I isaha Kecil van lmtensial untuk

bermitra:

I

c. pembelian binrbingan dan konsultasi kepada Lisaha Kecil:

d. pelaksanaan advokasi kepada berbagai pihak untuk kepentingan Lisaha Kecil;

e. pelatihan dan praktek kelia bagi Lisaha Kecil yang akan berrnitra.

BABV

KOORDINASI DAN PENGENDALIAN

Pasal 23

Nlenteri

Teknis

bertanggung larvatr mernantau

dan

nrengevaluasi pernbinaa' dan

pengelnbangan pelaksanaan kemitraan l.lsaha sesuai dengan bidang tugasnva masing-nrasirrg.

Pasal

2{

l\'lenteri rnelakukan koordinasi dalanr

hal

penyusunan kebiiaksanaan

dan

pro$.am

pelaksanaan" pemantauan dan evaluasi serta pengendalian r',n",u* ter-hadap p.luirailuan

kerniti'aan usaha nasional.

Pasal 25

I jnluk kelancaratr pelaksanaan koordirrasi dan pengendalian oleh l\4enteri sebagqinrarra

dirnaksud Pasal :-1. dibentuk lenrbaga kooordinasi

kemihaan

usaha nasional- varrg

dipirnpirr oleh \lentcri

Pasal 26

I-ernbaga koortlinasi kentitraan usaha nasional

terdiri

clari unsur instansi pemerintah.

dunia usaha. perguruan tinggi dan tokoh rnasvarakat.

Pasal 27

Lernbaga koordinasi kernitraan usaha nasional terdiri dari :

a. Lernllaga koordinasi kernitraan usalra nasional tingkat pusat. )/ang lnerupakarr satuan

kc'r'ia vang berfungsi tnenttrantu \,lenteri dalam pelaksanaan tugasnya sebagairnana

dimaksud dalarn Pasal 2.1 di tingkat nasional: dan t7

(23)

b. Lernbaga koordinasi kemitraan usaha nasional

tingkat wilayah. dipirnpin

oleh

Gubernur Kepala Daerah

Tingkat

I,

yang

berfungsi membantu

Menteri

dalam

pelaksanaan

tugasnya

sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

24

di

tingkat

Propinsi/Daerah Tingkat l.

Pasal 28

t

Pembiayaan yang ditimbulkan sehubungan dengan pembentukan dan pelaksanaan tugas lembaga koordinasi kemitraan usaha nasional dibebankan pada anggaran belanja Negara.

dunia usaha. dan sumber-sumber lainnya yang tidak mengikat.

BAB

VI

KETENTLIAN PERALIIIAN

Pasal 29

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini seluruh peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang pelaksanaan hubungan kemitraan yan-q bertentangan dengan Perafltran Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku.

BAB

VII

KETENTUAN

PENTITTIP

Pasal 30

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuin-va. rnemerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah

ini dengan penempatannva dalam Lembaran Negara Republik lrrdonesia.

Ditetapkandi

.

:

Jakarta

Pada

tanggal

:-

l7 NoPember I 997

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd

SOEIIARTO

(24)

Diundangkandi

:

Jakarta

Pada

tanggal

:

17 Nopember 1997

N,lENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

*

*EPUBLIK INDONESIA

ttd

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET R.I. Kepala Biro Hukum

Perundang-undangan

ftd

Lanbock V. Nahattands

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPLTBLIK INDONESIA TAHUN 1997 NOMOR 91

(25)

PENJEL,\SAN

ATAS

PERATTIRAN

PENIERINTAH

RT]PTiBLIK

INDDONESIA

NONIOR

44

TAHTIN

1997

TE\TANG

KENI

I'I'R,\,\N

TIMTINI

Pada dasamya. kemitraan usaha

ini

rnenjangkau pengertian yang luas. Kemitraan itu

berlarrgsung

antara

semua pelaku dalarn perekonomian baik- dalam arti asal usul atau

pemilikann)'a. yang rneliputi badan Usaha

l\'lilik

Negara" badan usaha swasta, dan koperasi. maupun dalarn arti ukuran usaha yang rneliputi Lisaha Besar. Usaha Menengah dan Usaha Kecil.

Selain aspek pelaku. dalarn aspek otjeknya. kernrtraan bersifat terbuka dan rnenjangkau

segala

sektor

kegiatan

ekonomi.

Nlenl'adari bahrva

upa)'a

rne*.n;ujudkan struktur

perekonomian yang semakin seinrbang dan kuat nrembutuhkan peran yang lebih besar

dari Usaha Kecil sebagai kegiatan ekononri rakyat, yang sebenamya juga rnasih sangat

metnerlukan

iklim

usaha ),'ang

konduktif.

pembinaan

dan

pengernban-san, maka

diperlukan perhatian 1'ang lebih besar lagi untuk rnengarahkan kemih'aan usaha diantara Usaha besar dan Lfsaha lVlenen-uah dengan Usaha Kecil"

Secara prinsip. kemitraan usaha tetap diarahkan dapat berlangsung atas dasar dan berjalan berdasar norma-norma ekonomi 1'ang berlaku dan atau lazim, sefia adanya kebutuhan

dalarn keterkaitan usaha )'arrg

saling

mernerlukan. saling memperkuat

dan

saling

rnenguntungkan. Dalam kaitannya dengan keperluan untuk rnemberi perhatian 'dan dorongan yang

lebih

besar kepada ten'.'u.iudnya kemitraan Usaha Besar

dan

Usaha N4enengah dengan Llsaha

Kecil

prinsip-prinsip

di

atas pada prinsipnya

juga

tetap

diberlakukan. Yang diberi penekanan adalah. adanya penciptaan

iklim

dan pembinaan sehingga dapat mernpelcepat perwuiudannya.

PASAL

DEiVll

PAS;{L

Pnsal I

,{ngka I

Tennasuk clalarn perrgertian Usaha Kecil tersebut adalah badan hukurn

kopetasi vang dibelikan berdasalkan l.rndang-undang Nomor 25 Tahun

(26)

i\ngka 2

Sesuai ketentuan Pasal

5

[tndang-undang Nomor 9 tahun 1995. kliteria r r^^L^ r'^^:1 ^l-.l^L ^.-l-^.-^i l-^-.:r---.

Lj salra Nguil A(tatail sgl,agiat uctlhut

a. memiliki kekavaan bersih paltng banl,ak Rp. 200.000.000,- (dua ratus

juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

L000.000.000,-(satu miliar rupiah):

b. rnilik warga Negara lndonesia:

c.

berdiri

sendiri.

lrirkarr nterupakarr anak perusahaan

atau

cabang

perusahaan yang

dirniliki.

dikuasai. atau berafiliasi

baik

langsung

rnaupun tidak langsung dengan Usaha N,lenengah atau lJsaha Besar; dan

d. berbentuk usaha perorangan" badan usaha yang tidak berbadan hukum. atau badan usaha -vang trerbadan hukum tennasuk Koperasi.

Angka.i

Yang dirnaksud dengan [.Isaha Besar dan atau Usaha lvlenengah rneliputi usaha tiasional

(milik

negala dan swasta). usaha patungan dan usaha asing r,ang rnelakukan kegiatan ekonomi di Inclonesia.

Angka 4 Cukup jelas Angka 5 , Cukup ielas Angka 6 //',.1....- :,1..,.

\

rrh.ulr -ltrras Pasal 2

Walaupun lrersifat sukarela dan terbuka. tetapi agar kemitraan tersebut dapat

berjalan efisien dan afektif, maka penyelenggaraan\/a tetap harus memperhatikan

aspek kesamaan

sifat

dan tujuan usaha diantara para pelaku ekonomi yang bermitra.

Yang dimaksud dengan pola kernitraan adalah pola

irrti

plasma, sutr kontrak,

dagang umum. kea-qenan dan lientuk

lain.

:

Pasal S Hulrrp a Cukup jelas Hurup b Cukr4l jelas 2l

(27)

l{unrp c {iukup.ielas I'lrrrup d Cukup jelas l-lutrrlt e

*

f

ukup.ielas t{urup

f

Cukup jelas Pasal 4 Huruf a ('rrkup ic'las t luruf b C'ukr4r -ielas Huruf c CuLup -tt:las Fluruf cl ('rrkup lelas Httt tll *' '1, i1l.-s5: 1f i,15 Pnsal 5 ;\1'at ( I )

I

ennasuk dalarn kegiatan usaha perdagangan irri antara lain adalah pola

keagenan. Dalam hal

ini.

dorongan untuk lranya merrunjuk Lisaha

Ktcil

sebagai agen diutarnakan untuk kegiatan usaha yang tidak mensr-aratkan

adanva

fasilitas

pemeliharaaniperbaikarr

yang

memerlukan investasi tersendt i'i.

\l'at

{ I )

C'ukup -1elas

Pnsal 6

Ker'uali

bila

ada

alasan-alasan

teknis

.vang dapat diperranggungjarvabkan. Lrernba),aran dengan

cala

krerJit clapat digunakan sejau c.ara tersebut tidak

merugikan Lisaha Kecil. dan dengan mernperhitungkan biaya risiko dan bunga rurtuk Usaha Kecil.

(28)

Pasal 7 .\1,at {

li

Pasal 8 Cnkup -jelas Pmal 9 Cukup.jelas

Kesenrpatan pernberian waralaba tersebut

perlu didorong agar diberikan kepada Lisaha

Kecil

tei'titaina

dalain

hal

iisaha Besai-

ataii

Lisaha i\4enengah tersebut telah rnemiliki satu kegiatan

usaha

di

satu wilayah

Propinsi. peraksanaan pemberian .*.araraia

criserenggarakan dengan ttteitlpei'harikan keieniuan Pei'aturari Peinerintalr

Nonror.

l(r

tahu'

lt)t)7 tentang Waralaba.

Avat

(l)

Sekalipun didorong untuk bennitra dengan cara pemlrerian

waralaba

dengan Usaha Kecil. tetapi tetap pei'lu cliperhatikari faktor

kemarnpuan

atau kesesuaian usaha cli bidang v'ang

diwalalabakan tersebut.

Hal

ini

penting agar dorongan untuk mewuiudlan kemitraan

tersebut tidak malah rnerusak

ikliiri

usaha patla iiinLuniiy.a.

Pasal

l0

Pet'saingatr schat aclalalr

ltelsairrgan 1an.u helsifar ter{rrrka antara pelaku ekonolni

dalarn hal rnernpel'oleli i.esernpatan dan perlakuan yang sama clan

adi! clalarn

menghasilkan. rnenjrral dan nrernbeli suatu barang-atau.jasa

sehing-ua tidak terjadi dolninasi pasar vang rnenrgikan rnasy,arakat bany,ak

secara trersattta- langkah-langkah

di

atas

juga

climaksud r-rntuk mencegah ber{angsungn-r,a praktek p.,s1531f*on

.,,rung.''

Dalam kehidupan perekonornian pada umrrnnya. praktek

tersebut rneliputi

kegiatan y'ang llera'eka raearn. seperti antara lain

:

-

tindakall \;ang men-r'esatkan

.atau nrernbingungkan atau memberi kesa, yang

;?|1i.ff;;i'

kc''nsumen dararn

,n.n*niukin

pirihan

;;;;

prod*k

),ans

-

ntcmlreri pemYataan

'ang titlak benar atau menyesatkan mengenai alasan atau

jrunlah pengurangan har.gn:

-

pemtre'ian keterangan asal atas lrarang atau jasa l,ang

'remtringungkan atau

rnenyesatkarr.

-

pentbelian perttvataan tentang kualitas atau standar

atau moclel atau kadar suaiu produk yiilig tidah berrai.aiaii itreriyesatkan.

(29)

Disamping pencegahan terjadinya persaingan curang, kebijakan

juga

perlu

diarahkan untuk mencegah penyalatrgunaan posisi dominan, dan berlangsungnya persekutuan untuk menghindari persaingan.

Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan posisi dominan, beberapa praktek

*

yang lazim dilakukan dan tidak dibenarkan antara lain :

a. menolak dengan alasan yang tidak wajar untuk mengadakan jual beli dan atau

melakukan diskriminasi harga, mufu, jumlah, cara pembayaran, atau waktu penyaluran dalam jual beli;

b. menetapkan persyaratan agar pembeli tidak menjual barang atau jasa lain yang

sejenis, dan atau harus membeli berikut barang atau jasa lain;

c.

melakukan

perbuatan

yang

tidak

wajar yang

berakibat

merugikan,

menghalangi, dan atau membatasi pesaing;

d. mengeluarkan pernyataan palsu atau tindakan menyesatkan mengenai sifat, kegunaan, mutu, ukuran, dan spesifikasi barang atau jasa yang dihasilkan atau

diiual:

e. dengan sengaja melakukan pembatasan, penghentian produksi, penjualan,

penyalulan barang atau jasa. yang berakibat menaikkan harga secara tidak

wajar.

Praktek persekutuan lain yang juga perlu ditangkal adalah tindakan yang dapat atau dimaksudkan untuk mengurangi atau menghindari persaingan.

Dalam hal ini, yang biasanva dilakukan antara lain adalah :

a. rnembagi

wilayah

pemasat'an

atau alokasi

pasar

yang

rnenyebabkan

terhambatnya persaingan sehat;

b. secara langsung atau

tidak

langsung menetapkan harga yang

tidak

wajar

sehingga menghalangi atau menyingkirkan pesaing;

c. memlratasi atau menghentikan produksi, penjualan atau penyaluran barang atau jasa, yang berakibat menaikkan harga secara tidak wajar.

Pasal I I

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Sekalipun kemudahan

ini

diberikan, tetapi perlu dilakukan dengan hafi-hati dan brjaksana agar tidak mengganggu kegiatan Usaha-Usaha Kecil

lainnya yang telah berlalan baik tanpa kemitraan.

Huruf c

Pasal 6 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang

(30)

\.mor

l0 tahun r99{ msnsrrtukan trahwa pengeruaran berupa biaya y,ang

berkenaan dengan pekerjaan atau kerugiari

yang untuk

mernelihara

penghasi lan atau untuk pengernrrangan perusahuan^

lapat

diper.hitungkan sebagai penguraugan terhadap pe'ghasilan bruto dalani,onglo penetipan

Penghasilan kena Pajak. pengeluaran tersebut meliputi untiru

iol"

frili,u

pengernbangan sumber daya manusia dan pendidikan dan latihan t;saila

Kecil- biay'a survev pen-iajaga' rnih'a. serninar dan parneran Llsaha

Kecil. biaya pengernban,ran teknorogi Lrsaha Kecir.

depiesi atas aktiva tetap

)'ang

digrurakan

urtuk

kegiatan kernih-aan.

dan

biaya

untuk

gelar. kernitraan. Pasal

l2

.\-vat (

li

(.'ukup.jelas i\r.at (2) (iukup jelas .{yat (-"i} Cukup.iclas Pasrrl

lJ

,\ngka I {-'rrkrrp.jeta.s ,\ngka J Crrkrrlr -ielas Fasal l -l .\rr-qka I (-rrkup -jelas Arrgka 2 ('ukup jelas .\ngka 3 t'ukup.ie las ,\rrgka 4 L'ukup _jelas Alrlrka -('ukup lelas 25

(31)

Pa'sal

l5

Huruf a Cukup jelas Hurtrf b

.

Cukup jelas Pasal

l6

C'ukup jelas Pasal

l7

Ayat (

l)

Cukup jelas Ayat (2) Cuktry -lelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal

l8

Perjaqjian tertulis ini sekurang-ku'angnya metnuat .

Ayat (

l)

a. nama:

b.' ternpat kedudukan masing-masing pihak:

c. bentuk dan lingkup usaha yang dinrittakan:

d. pola kemitraan yang digunakan:

e. hak dan kervajitran masing-masing pihak;

f.

jangka wak-tu berlakunya per-ianjia,n,

f;.

ill,1,ifT3,1iti'nxx;

yang dibe'ikan oteh usaha Besar dan atau uru,,u

\4enengah:

i.

cara penyelesaian perselisihan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal

l9

Bimbingan dan bantuan tersetrut rneliputi antara lain penyusunan perjanjian dan persyaratann-va.

Pasll 20

Flunrf a

(32)

Cukup.jelas l{ uruf'tr Cukup.ielas

.i

Hunrl c 'ii

o'

Cukup.jc.las tturuf d

Tetrnasttk dalant pengertian rnedia massa adalah nredia cetak dan rnedia

elektronik llunrl'e ('ukup.ielas Ilrrruf

f

Cu[up jelas Pasal2l I luruf a ['ukup jelas llurrrf b ('ukup -jelas Pasal 22

l-emtraga ilendukrrng adalah lernbaga

lain

yang

tidak

langsung melaksanakan

kemitraan selterti lembaga pernbiavaan. lenrl'taga penjamin. pirguruun tinggi.

lernbaga swadar.a masvarakat dan sebagainva.

Huluf a C'ukr4l ielas Huluf [r ('uku;l -jelas [{unrl'c ('ukup jelas I{urul rl Cukup -jelas

t{urul'r

('ukup -ielas Prsal 23 ('uku;r.jelas 27

(33)

Pasal2.l Cukrrp.;elas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26

*

('ukup jelas Pusal 27 Huruf a Cukup lelas ll Lu'uf b Cukup jelas Pasnl 28 ('ukr11'-iclas Pasal 29 C'ukrrp jelas Pasnl J0

(

ukrrp lcrlas

TAN4BAHA\ I-F\,IBARAN NEGARA REPLIBLIK INDONESIA NOMOR 37I8

(34)

PER{TURAN

PEMERIN{TAH REPUBLTK

INDONESIA

NOTVTOR 45

TAHUN

1997

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR

28

TAHUN

1996

tnxreNc

pENGELoLAAN DAN INvESTASI DANA pRoGRAM

JAMINAN

SOSIAL

TENAGA KERJA

PRESIDEN

REPT]BLIK INDONESIA,

Menimbang

: a.

bahwa kekayaan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial

Tenaga

Kerja

merupakan kekayaan yang dipupulq dikelola, dan dikembangkan dalam rangka pemenuhan jaminan, perlindungan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya;

b.

bahwa dalam rangka

pengelolaan secara

aman

dan

optimal,

pemanfaatan tersebut dibatasi besarnya sehingga

tidak

melebihi

jumlah

atau

nilai

tertentu dari

jumlah

nilai

investasr yang telah ditetapkan:

c.

bahwa mengingat besarnya peran dan kemampuan kekayaan tersebut

dalam

memenuhi kebutuhan

pembiayaan

bagi

kelancaran

pelaksanaan pembangunan nasional, dipandang perlu menetapkan

kemungkinan

pemanfaatan

kekayaan

tadi

di

luar

batasan sebagaimana dimaksud huruf b, sejauh hal itu tetap dilalrukan dengaln

mempertimbangkan keamanan

dan

keselamatan kekayaan Badan Penyelenggara;

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf

c,

dipandan$

perlu

mengubah Peraturan Pemerintah

Nomor

28

Tahun

1996

tentang Pengelolaan Dan lnvestasi Dana Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja:

Mengingat

: 1.

Pasal 5 ayat (2) Undang-undang dasar 1945;

2.

Undang-undang

Nomor

3

Tahun

1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerla (Lembaran Negara Tahun 1992 nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3a68);

3.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

14

Tahun 1993

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 20. Tambahan Lembaran Negara Nomor

(35)

+.

Peraturan Pemerintah Nomor

36

Tahun 1995 tentang penetapan

Badan

Penvelenggara Program Jaminan

Sosial

Tenaga Kerja

(l.enrbaran Negara l'ahun 1995 Nornor 59);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor

28

Tahun 1996 1sr1.ng Pengelolaan dan In.restasi Dana Progt'am Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 45 'Iarnbahan Lernbaran Negara Nomor

36.i_s y:

I\I EN{ LIT'I

ISKAN

;

Menetapkan:

PERATTTRAN PEMERTNTAH

TENTANG pERttB,{HAN

ATAS

PERATT]RAN

PENIERINTAH

NOMOR 28 TAHT]N

1996

TEN-TANG P[:NG[]I,OI.AAN

D,TN

II\\'ESTASI

DANA

PROGRAM JANTINAN SOSI,\I,

TEN,\GA

KERJA

Pasal I

l\4enambah ketentuan baru yang dijadikan Pasal 5A. yang seluruhnya ber.bunyi sebagai

lrerikut

"Pasal 5A

Penernpatan keka--vaan badan Peny'elenggara vang lebih tresar dari atau melebihi 6atas

nilai investasi sebagaimana dirnaksud dalarn Pasal 5 ayat (2). hanl'a dapat dilakukan atas

dasar persetuiuan Presiden setelah ttiendengar pertirntiangan \4enteri clan lVlenteri lainnya yang terkait."

Pasal

II

Peraturan Pernerintah ini rnulai berlaku pada tanggal di undangkan.

Agar setiap orang mengetahuinl'a. rnernerintahkan pengundangan Peraturan pernerintah

ini dengan penempatannl'a dalarn Lemtiaran Negara Republik Indoriesia.

Ditetapkandi

:

Jakarta

Pada

tanggal

:

l8

Nopember 1997 PRESIDEN REPUB,LIK INDONESIA

nd

soEH.\R't'o

(36)

Diundangkan

di :

.lakarta

Pada

tanggal :

l8

Nopember 1997

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

N

REPUBLIK INDONESIA

nd

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHLIN I997 NO]\,IOR 92

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET R.t

Kepala Biro Hukum

dan Perundang-undangan

ttd

Lambock V. Nahattands

(37)

PFtN.lEl..\S

\\

AI'.\S

PER..\I'T

R,I\

PE\I},RIN'IAII

R[,PT :

BI,IK

I\DO\ESIA

NO\IOR.t5

TAItt

jN

t997

'I'I.]N I

,\\G

PERt-iB,\H,\N

..\'f.,\S

PliR.\TtlR,\N

PE\4ERIN"I',.\H

NOIIOR

2g

1',\TIT.I{

I996

I'EN

T,\NG

PT,,NG[IT,OI-A.\N

D,\N

IN\,'ES1',\SI

D,\N..\

PROGR,\\I

.I,\NTIN,\N

SOSI,\I,

T'EN.\{;,{ KER.I,{

I\il\t

Dalarn Fetuliuittt l)etttcrititah \cltttot' 28 'l'alrun 1996. ditetapkarr penlbarasan besarnya

penelnpill:r!1 kckar

aatt

f]adan ltetrt. 'Jlerrggitt

it

!)nrgrarn Jamirran Srr-*ial tenaga Ler ;:t

(.1;\l\ISOSIHK)

datr

lurnlah

nilar

rrtrestastnla. Scltun untuk menja-rla kearnanan dan

kesclarnatan kekal,aan vang cliperuntul'kan bagi pernenulran jaminan, perlindungan dan

peningkatan kesc'jahtcl'aall tenaga kerja lreselfa keluar{i!n\,'a" pemtiatasan tesebut juga

dtrnaksrrtlkart agilr' pettgeloiaan kekar aan Birdan Penr,'c'lenggara dapat dikernbangkan secara terlrralr .liui r*irtinr*l

\atttuti

tl*rnil*i:'irt"

,lltlltn

l*.:,rri:ri!rr

1{:rtrillu

pellu

pullt

rltrrertinrhnnulan

kckat:iatt

\

iirl1 lrrl':ttri

!rr'sirt"

rl;ttt

tltiu':iltkan

utttirk letuh

nlcr!.i!llaflg

petnbattg.Linill! r)ilrronitl gradit .;kl.rr-seklr:r

\iins

rnenrangkr.rt l.-etrlentir.rgan t*t ittattta :iill('li ;.:i,ri'i ii rt g I-

",:i i r,';,iilta:ilatt r eltdalt pernanliratarr irclnksnnaarr masl'arakat. 'a

I)enr:,rtt 5cltLhllli\.;t liirts.irrih-iarigl'ah pr":lllirntiuilatt ter:e!llrt

|)fi'iir

dri,rkuIan

"lclit;in

ltati-Italr ',lllt

trititl..-*ittt,t-

iil),r!lr!:i

..1'...".t..|'-^,...."k"al:tri !..clrutiilurn li,ilnirillilili,i,,llr

''

ritirc! i"tt'al..ltil itk.iil rnrtlatnparri bnta: r'artir iittctaiiknn dalanr l)et'afur-an ['crnr:rintalr '\roiliirr

]l{

talitrn

1996

Seiril[r

taktol

keatnartart rl,rtt 1..:-'scliil]ra{i!!l kekalaatt rlrrr,,rl,rirrl !dtilil lrarrrs drtrtanrah-an. L)1.:lr k:rrcnal'r\a. ir.r.rt krlrlrtrrli*ii !.ur1ul.. !n11!iaga krrarnirnrrl Jau 1.,*sci.iilratall ,Japat tetap

tetlni:a. tetilpr ktlruluhan pcnrartthatnr l.,ckilvaan lrairi r,ri;lks&rraan penrban$Llnan .iuga

dapat r,lipcnniri atlrr ietap terlruka I'cnrrinqkirlailn\a clipcriukan lalgkah-langkah nntuk

tnttnlrr'tt kcl{)ririr';r!,ut '"','::''-' !rt'hld:rrr nerrrlr:t!:r-.;111 1,.;;-sslr11! l-" " ! lirii:k::!,-lirricl,;rlr tadi drrilran l}c,"tlLr .juga hartrs ditratasi dan kcmun*ltinrn unlul'

ilu

pr-'rlu lrrrla.lrlakukan clcngan cara \ans

rclcLtrl.

I'ntuk

ilu.

peiarrrl).ntt;iii

ltlta:. i,rdi

rJttttutrgkttikatt L:t;rqrr hant.r atas das;lr pcrsL'tulr.tiur l)r'csitlcn setrlalt tt-.cttde lui'u'f)i-rf rtrtharrsan \!,;rrtcri

.r,ir

l,*1.ilnxgulrg

lr\\ltlr

tJallrn l',rtlarrg ketr'nagakcrlaan darr \'lc"ntcri larnn'n'a )ang lerkait

(38)

PASAL DEI\II

PASAL

Pasal

I

Clukup jelas Pasal

II

n

Cukup jelas

TAN4BAH,\N LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3719

(39)

LEl'lBi\RAN-N EG'{R,\

RT]PT}BLIK

INDONESIA

No.45.1996 TENAG,\

KERJA. .IAMSOSTEK. lLrRAN.

IN\/ESI'ASI

DAn-A.

(Perrjelasan dalam J'ambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nonror 3635).

PER*rr'RAN-.tJlf$iXlifr

i^ttiBlJ.IND'NESIA

I'ENTANG

PENGELOLAAN DAN

INVES'TASI

DANA

PROGRANI

JAI\IINAN

SOSIAL,

TENAGA KERJA

Presiden

Republik

Indonesia,

IWenimbang :

a. bahwa untuk rnenjamin pemenuhan hak-hak peserta program jaminan sosial tenaga

kerja.

kekayaan

Badan

Penyelenggara

yang

berasal

dari

iuran

pesefta perlu diinvestasikan dan dikelola secata terarah untuk mencapai hasil 1,ang optimal:

tr. bahrva dalam rangka pelaksanaan Pasal

28

Llndang-undang Nomor

3

tahun

lgg2 tentang Jarnina.n Sosial Tenaga Ker-ja. drper'lukan adanya ketentuan )/ang tnengatur pengelolaan dan penempatan investasi dana program jaminan sosial tenaga ker-ja:

c. bahrva seltubungan dengan

itu.

dipandang

perlu untuk

lnenetapkan

Peraluran

o

Pemeritttah mengenai Pengelolaan dan Intrestasi f)ana Prograrn .laminan Sosial Terraga kerja.

BAB

III

INVEST,\SI KEKAYAAN

Pasal 5

( I

)

Investasi Badan Penvelc'nggara set'ragaimana dirnaksud dalarn Pasal 3 avat ( I ) huruf a

dapat berupa :

a. Deposito treriangka dan sertifikat deposito:

(40)

Ser"ritikat Bank Intlonesia

(Sl3l):

:

S:r!rarr: riiln o!:!igasi r iuig tcrcatat di bursa et'ek di Indonesia:

["inif iri:nr,*rtaan reksaililila: Pi:r) erta;n ialrgsurrl-1. rlan atau 'l

itttah d{:ilsn!l banflrrnfln.

Penerni'rntatt l.i.:L.rt\itol.t Badan Peny'elenggala dalarn -ienis investasi sebagaimana

ditttakrurl F,idri A,\i![

(l]

pflda satu piha!.,

tidtl..

lrolelr

nrelebihi

109,,o (sepulul

perseratrts) dari .iunrlah

nilai

investasi, kecuali penenrpatan pada Bank Indonesia dalanr iirrrtrik \crtif-ikaf tlank Indonesia (SBI).

(-i)

Pcrrcirlirii{;ul Lr:k:t. lan lladan Pern elcrrggara rlalarn.jenis irrrcstasi deposito berjangk4

dntt .ct"1tll!"^at tlepc:lto sebagairrrrrra tlirrra!..rur! llada

ay'lt

{

l}

huruf

a

tidak ttoleh

rnelcbrhi 7(t't,n 11.riu1t puluh pefscratgs) darr.iumlah nil;rr l'restasi

l). il d e. f. a (2)

( -1) Pencrrlpitt{li tcLirl

a;iil

Iiarlan

l}trrr, cllnggar.a tlalanr

:,ebagairnana diruaksi:d yi;-ii;1 nr. itx ( | r

lirrlrf

,;" ti,Jak holch

perseratus) dari jurlri;.rir pt1;ri urr rstasi.

lenis

investasi obligasi rrreleirihr ?09,ro (trduh puluh

{5)

Penernpatan k*L;lru;ut lrirrlan l}*ir)rllenggara dalanr.ienis inrestasi saharn sebagairnana

dimaksud

padr

a\:!t

(;)

hut'rf'

c

atau

unit

pen)erraan reksadana sebalaimana

drmaksud pada hurrrf d. trdal' boleh melebihi 5(]"o (lrma puluh perseratus) darijumlah nilai investasi,

t(r)

pst.tt.lpatan kekavaan Badan Penyelengara dalam penvertaan langsung sebagaimana <!imaksud pada arat

(!)

hunrl'e tidak boleh rncle!'ihi l0oL, {'5spxluh per.seratus} dan

lumlah rrilai inr,,cstasr.

(?i

Penernpatan k,-'kar;tart

llaclan

Pc-nvelengu,al'a

dalarn

tarrah dengan bung,urun

sebagainrana dirnaksud pada

alat

(!)

huruf

c

tidak holeh rnelelrihi 10",,6 (sepgluh perseratus) dali jurnlah nllar inr r:'stasi.

(41)

DEPARTEMEN TENAGA KERJA

TAHLTN 1997

KEPUTTJSAN

N{ENTERI

TENAGA KERJA

REPLIBLTK

INDONESIA

NOMOR

:

KEP-88/N{EN/1997

"I'ENTANG

ORGANISASI

DAN

TATA

KERJA

BALAI LATIHAN

INSTRT]KTUR

DAN PENGEMBANGAN,

BALAI LATIHAN

KERJA

KHI.ISTIS,

BALAI LATIHAN

KERJA

INDI-ISTRI,

BALAI LATIHAN

KERJA

USAHA

KECIL

DAN

N{ENENGATI,

LOKA

LATIHAN

KERJA

INDTJSTRI

DAN

LOKA LATIHAN

KERJA

T]SAHA

KECIL

DAN

IVIENENGAH

MENTERI TENAGA KERJA

R.I.

Nlenimbang

:

Dalam rangka meningl,ratkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

,dipandang

perlu

merumuskan kedudukan, tugas,

fungsi.

susunan organisasi dan tata kerja Balai Latihan Instruktur dan Pengembangan,

Balai

Latihan

Kerja

Khusus.

Balai

Latihan

Kerja

Indusffi, Balai

Latihan

Kerja

Llsaha

Kecil dan

Menengah,

Loka

Latihan Kerja

Inclushi dan Loka Latihan Keria l,Jsaha Kecil dan Menengah.

Mengingat

:

l. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

44

Tahw

1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen;

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

:

l5

Tahun 1984

tentang Susunan Organisasi Departemen sebagaimana telah dua

puluh sembilan

kali

diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik lndonesia Nomor : 76 Tahun 1996;

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nornor

:

96lNI Tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI;

Keputusan Menteri Tenaga Keria Nomor

:

Kep. 28IMEN/1994

tentang Oryanisasi dan Tata Kerja Departemen Tenaga Ker-ia. 2.

-).

(42)

llemperhatiknn

: Persetu

juan

tertulis

l\,lenteri Negara Pendal'agunaAn Aparatur

Negara dalarn surat Nortior' : R43llll97 tangga! l-1 l\4ei lc)97.

Nlenetapkan

N,ITIN,IUTT

ISKAN

:

KEPTITTISAN

ilIENTERI

TENAGA

KERJA

REPTIBI-IK

INDONESI,T "TENTANG

ORGANISASI

DAN

TATA

KERJA

BALAI

LA-I'IHAN

INSTRUKTT]R

D,{N

PENGEMBANGAN,

BALAI

LATIII.{N

KERJA KHTJST]S,

BALAI LATIHAN

KER.I,{

INDTISTRI,

B,\I,AI

LATIHAN KERJA

TiSAHA

KECIL

DAN

ITIENENGAH,

LOKA

LATIHANN KERJA INDUS'IRI

DAN

LOKA LATIHAN

KERJA

TISAHA

KECIL

DAN MENENGAH.

BAB

I

BALAI LATIHAN

INSTRTIKTT]R

DT\N

PENGEMBANGAN

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal I

( I

)

Balai t-atihan Instnrktul rlan Pengernbangan adalah unit pelaksana teknis

di

bidang

pelatihan

instltrktul

darr pr'ngemlrangan pelatihan )

ang

belarja

di

bawah dan

trertarrggung iau'a[r liepada Drrektur' .lenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas -ferraga

Kerja.

(2)

Balai I.atihan lrrstruktur dan Prngemban-uAn dipirrrpin c-'leh seolang Kepala.

Pnsll 2

Balai [-atihan lnstmktur clan Peng,ernbatrgan mempun]'ai tugas rnelaksanakan pelatihan

instruktrrr. tenaga

ahli

pelatilian bail. swasta mauplul pernerintah

ilari

dalarn dan luar

.-.,., -..: --..^ .- --- , ,.--l-^ .l^rll-^.,

lrriucr r scltit pcilgcriluailgarr ptrlauilail,

Pasal J

l)alarn nrelaksanakan tugas seba-uainrarra dirnaksud pada Pasal 2. Balai l-atihan Instruktur dan Penrtanrlllnrren nlr'nllunr\'2i llrn,,till'""'r'-"-'

a. penyuslulan rencana dan proqram. penuernbangatt sistent scrta kerjasama pelatihan:

fa l/

(43)

ti. pelaksanaan pelatihan instruktur. tenaga pelatihan. tenaga ahli pelatihan. baik srvasta maupun pemerintah dari dalam dan luar negeri serta pelak-sanaan uji ketelarnpilan:

c. pemasal'an progl'am. fasilitas, hasil produksi, jasa dan hasil pelatihan serta perntrerian layanan inforrnasi pelatihan,

d. urusan tata usaha dan nunah tangga.

Bagiarn Kedua

Susunan Organisasi

Pasal ,{

Balai Latihan Instruktur dan Pengembangarr dibagi tlua tipe vattu :

L

Balai Latihan Insfruktur dan Pengembangan Type

'\'

2. Balai Latihan Instruktur dan Pengembangan T1'pe ts. Pasal 5

Balai l-atihan Instruktur dan Pengernbangan Ty'pe A terdiri dari :

a. Subbagian Tata L,lsaha:

b. Seksi Pelatihan:

c. Seksi Pengerutlangan;

d. Kelornpok Jabatan Fungsional.

Pasal 6

Subbagial Tata [.isaha lneurpllnl,ai tugas melakukan ttt'Llsan tata tlsaha dan i'tttnah tanllga.

Pasal 7

Dalam melaksanakal tugas sebagaimana dirnaksud pada Pasal (r. Srrtrbagratt tata 1':alta

mernpunyai t'ungsi :

a. ur"usan I'epe,uawaiatl clan keuangan:

b. unrsatr surat mellvttrat" kearsiparr. perlengkapan clan rtttnalt langga. Pasal 8

Sutrtragian Tata L.lsaha terdiri dari :

a. Lirusan Kepegatvaian dan Keuangatt:

b. Llrusarr I 'ttrtttrt

Referensi

Dokumen terkait

Setelah berdiri sendiri pada tanggal 10 Februari 2014 Unit Arsip IPB belum pernah dilakukan pengukuran untuk mengetahui tingkat kapabilitas baik dari sumber daya yang

Penelitian ini di fokuskan pada remaja yang menggunakan smartphone , untuk itulah peneliti akan membahas mengenai pemanfaatan penggunaan smartphone baik bersifat

Lebih dari itu, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah mengenai cara perusahaan tersebut dapat mengelola jasa yang

Usulan standar waktu pemasangan komponen yang baru dengan menggunakan metoda MODAPTS dapat diterapkan di lantai produksi khususnya stasiun kerja pemasangan. Standar waktu

Seiring dengan perkembangan yang sangat cepat dalam digital economy, pemerintah secara bersamaan mencoba menerapkan suatu teknologi yang diasumsikan akan merubah pola

Pembelajaran tematik terpadu lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu ( learning by doing ). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau

PEMEMIC UNAN DESA Di.N BiU1TUJ.N KHUSUS I.. KESERJ.S1LF

Kecepatan karyawan melayani keluhan (X3.3) adalah respon cepat yang ditunjukkan oleh karyawan terhadap keluhan nasabah pada PT.. Bank OCBC NISP