• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI PUBLIK TEORI BARANG SWASTA KELOMPOK 1 :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKONOMI PUBLIK TEORI BARANG SWASTA KELOMPOK 1 :"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Ekonomi Kesejahteraan

EKONOMI PUBLIK

“TEORI BARANG SWASTA”

KELOMPOK 1 :

Bangun Putra Agung (1206105019)

Geo Harioseno (1206105107)

I Putu Arnadi Putra (1306105001)

I Gusti Ngurah Agung Anom Arimbawa (1306105002)

I Made Sedane Putra (1306105003)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya lah, paper ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan paper pembahasan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Publik dengan Judul “Teori Barang Swasta”.

Dalam penyelesaian paper ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya paper ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan paper ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan paper yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga paper pembahasan yang kami buat dapat berguna dan bermanfaat

bagi setiap orang. Denpasar, 23 Februari 2015 Penulis DAFTAR ISI

(4)

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 1

1.3 Tujuan Penulisan... 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekonomi Kesejahteraan... 2

2.2 Ukuran Kesejahteraan... 4

2.3 Kriteria Pareto... 5

2.3.1 Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto... 6

2.4 Kesejahteraan dan Permasalahannya... 6

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN... 8

(5)
(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar, keadaan pasar yang begitu kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan salah satu hal yang menjadi penghambat untuk menuju kesejahteraan. Kompetitif dalam pasar merupakan hal yang sangat wajar, karena persaingan menjadi sesuatu yang wajib dalam mekanisme pasar. Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang menyejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kegiatan pasar akan banyak mempengaruhi optimal atau tidaknya kegiatan ekonomi tersebut. Kompetisi dalam pasar juga bisa menimbulkan dampak negatif untuk terwujudnya ekonomi kesejahteraan. Dimana kompetisi pasar membuat konteks sosial yang harus diperhatikan dalam pencapaian ekonomi kesejahteraan menjadi lebih sulit tercapai. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Ekonomi memiliki tugas untuk memberi prinsip yang rasional bagi bisnis sebagai kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi tersebut tidak hanya mengarah diri pada kebutuhan hidup manusia perorang dan jangka pendek saja, tetapi juga memberi surplus bagi kesejahteraan banyak orang dalam negara (Mikhael Huda:2000).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang efisiensi konsumen ?

2. Apa yang dimaksud efisiensi produsen? 3. Apa saja Kriteria konpensasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud efisiensi konsumen, efisiensi produsen, dan

Kriteria konpensasi.

(7)

PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekonomi Kesejahteraan

Ekonomi Kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang berhubungan dengan itu (O’Connel, 1982). Ekonomi kesejahteraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian besar ekonom publik untuk mengevaluasi penghasilan yang diinginkan masyarakat (Rosen, 2005:99). Ekonomi kesejahteraan menyediakan dasar untuk menilai prestasi pasar dan pembuat kebijakan dalam alokasi sumberdaya (Besley, 2002).

Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normatif. Bidang bahasan dari dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan apa yang buruk dan apa yang baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan bidang kajian cabang ilmu ekonomi pasitif. (Allan M. Feldman: 2000). Ekonomi kesejahteraan membahas tentang bagaimana akhirnya kegiatan ekonomi bisa berjalan secara optimal. Ekonomi kesejahteraan dalam bahasanya juga akan memikirkan prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kajian ini mengarahkan kegiatan ekonomi akan memberikan dampak positif terhadap pelaku ekonomi. Yang mana dalam pengertian yang lebih luas pembahasan dalam ekonomi kesejahteraan adalah pembahasan yang tidak terlepas dari konteks ilmu sosial.

Diasumsikan bahwa utilitas dapat diukur, maka kurva kemungknan utilitas dapat digambarka pada gambar 6.6. misalnya, Os dan Oj menunjukkan kombinasi utilitas yang dapat dicapai oleh masyarakat. Dua krieria pemilihan antara titik-titik Os, Oj yang mungkin adalah :

(8)

- Pilih utilitas yang “ sama” antara Satrio dan Joko (titik A) - Pilih utilitas sehingga utilitas total adalah maksimum

Kesejahteraan sosial mengacu pada keseluruhan status nilai guna bagi masyarakat. Kesejahteraan sosial adalah sering didefinisikan sebagai penjumlahan dari kesejahteraan semua individu di masyarakat. Kesejahteraan dapat diukur baik secara kardinal yang dalam dollar (rupiah), atau diukur secara ordinal dalam terminologi nilai guna yang relatif.

Pedekatan lebih umum terhadap kesejahteraan sosial dapat diperoleh dengan meneliti konsep fungsi kesejahteraan sosial. Fungsi kesejahteraan sosial adalah kura indiferen sosial yang memberikan kombinasi utilitas bagi individu-individu yang berbeda yang memberikan tingkat kesejahteraan sosial yang sama. Untuk memudahkan analisis diasumsikan di dalam masyarakat hanya ada dua individu (satrio dan joko) dimana utilitas masing-masing individu dilambangkan dengan Us dan Uj, maka fungsi kesejahteraan sosial :

Persoalan masyarakat adalah mengalokasikan X dan Y antara Satrio dan Joko untuk memaksimalkan W. Prosedur ini dilukiskan dalam gambar 6.7. Kurva W1,W2, dan W3 mewakili kurva indiferen sosial. Kurva indiferen sosial ini digambarkan cembung terhadap titik origin karena asumsi masyarakat menunjukkan tingkat substitusi utilitas Satrio dan Joko

(9)

yang menurun. Selain itu kurva indiferen sosial berslope negatif karena, apabila Satrio dibuat better-off, maka Joko harus menjadi wors off, vice-ersa. Untuk membuat Satrio dan Joko keduanya better-off atau paling tidak salah satu better-off, sementara lainnya tetap well-off maka, harus bergeser ke kurva indiferen sosial yang lebih tinggi.

Titik E merupakan titik kesejahteraan sosial optimun, karena pada titik ini tingka W tertinggi dapat dicapai dengan kurva kemungkinan utilitas yang tetap. Ada 2 kriteria kesejahteraan sosial :

- Utilitas yang diterima masing-masing individu sama

- Jumlah kurva kemungkinan utilitas masyarakat yang terbesar 2.2 Ukuran Kesejahteraan

Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk, (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah. Todaro secara lebih spesifik mengemukakan bahwa fungsi kesejahteraan W (walfare) dengan persamaan sebagai berikut:

W = W (Y, I, P)

(10)

kemiskinan absolut. Ketiga variabel ini mempunyai signifikan yang berbeda, dan harus dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menilai kesejahteraan negara berkembang.

Berkaitan dengan fungsi persamaan kesejahteraan diatas, diasumsikan bahwa kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan perkapita, namun berhubungan negatif dengan kemiskinan.

Gambar 2.4

Kurva Indeferen Sosial (Fungsi Kesejahteraan Sosial)

Gambar 2.4 menjelaskan bahwa W1, W2 dan W3 adalah fungsi kesejahteraan sosial atau kurva indeferen sosial dari peta kesejahteraan petani pekebun yang bersifat padat. Seluruh titik pada kurva tertentu memberikan tingkat kepuasan atau kesejahteraan yang sama. Petani pekebun lebih menyukai titik pada fungsi kesejahteraan sosial yang lebih tinggi dan bukan pada fungsi kesejahteraan yang lebih rendah

2.3 Kriteria Pareto

Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Italia bernama Vilfredo Pareto. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto improvement dan pareto efficient. Kedua hal ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan suatu kebijakan

(11)

ekonomi. Adapun yang dimaksud dengan pareto improvement adalah jika keputusan perubahan masih dimungkinkan menghasilkan minimal satu pihak yang better off tanpa membuat pihak lain worse off.

2.3.1 Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto

Dalam teori ekonomi mikro ada yang dikenal dengan teori Pareto yang menjelaskan tentang tiga jenis tingkatan kesejahteraan, yaitu

1. pareto optimal. Dalam tingkatan pareto optimal terjadinya peningkatan kesejahteraan seseorang atau kelompok pasti akan mengurangi kesejahteraan orang atau kelompok lain. 2. pareto non optimal. Dalam kondisi pareto non-optimal terjadinya kesejahteraan seseorang

tidak akan mengurangi kesejahteraan orang lain.

3. pareto superior. Dalam kondisi pareto superior terjadinya peningkatan kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan tertinggi dari orang lain. Menurut teori pareto tersebut, ketika kondisi kesejahteraan masyarakat sudah mencapai pada kondisi pareto optimal maka tidak ada lagi kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan.

2.4 Kesejahteraan dan Permasalahannya

Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang dipelajari dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Indikator dari kesejahteraan terpenuhinya semua kebutuhan secara layak. Namun untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena penuh dengan permasalahan-permasalahan yang harus ditanggulangi.

1. Problema kependudukan

Sebagian besar negara di dunia menghadapi problema kependudukan atau demografi yakni problema tentang cepatnya pertumbuhan penduduk, bahkan terjadi ledakan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi dan lapangan kerja sehingga berdampak makro di bidang sosial dan ekonomi. Indonesia dalam bidang kependudukan juga menghadapi problema pokok yakni : pertumbuhan penduduk yang termasuk tinggi, dan kepadatan penduduk yang tidak merata. Problema ini tentu saja sangat berdampak pada banyak bidang, khususnya bidang sosial dan ekonomi.

(12)

Masalah pengangguran terjadi di banyak negara, khususnya negara miskin dan berkembang, tentu saja termasuk Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja merupakan faktor dominan terjadinya pengangguran disamping karena faktor yang lain diantaranya : rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya investasi, kemalasan manusia, melemahnya kepercayaan pihak luar negeri dll. Tingginya pengangguran sebagai tolok ukur rendahnya produksi dan berakibat pada minimnya jumlah barang, bahkan terjadi kelangkaan produk yang dibutuhkan masyarakat, tentu saja hal ini akan berdampak pada naiknya harga barang pada umumnya yang kita kenal dengan inflasi. Negara manapun di dunia ini akan berusaha menstabilkan perekonomiannya dengan upaya utamanya melalui pengendalian laju inflasi.

3. Pertumbuhan dan pencemaran

Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan selalu diiringi dan disebabkan oleh pertumbuhan produksi. Pertumbuhan produksi ditandai dengan pertumbuhan beberapa sektor produksi : ekstraktip, agraris, industri, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor produksi tersebut khususnya sektor industri, agraris dan ekstraktip sangat mempengaruhi kualitas lingkungan, sehingga sering kita jumpai dampak negatif dari pertumbuhan sektor ini menimbulkan pencemaran di darat, laut maupun udara yang sangat mengganggu pada kualitas pertumbuhan makhluk hidup.

4. Masalah kemiskinan dan kesehatan

Rendahnya produksi, rendahnya kesempatan kerja, tingginya angkatan kerja, tingginya jumlah pengangguran akan berakibat pada rendahnya pendapatan individu dan masyarakat yang tentu saja akan berakibat tingginya angka kemiskinan.

Kemiskinan akan sangat berdampak pada rendahnya kemampuan untuk menjaga kesehatannya. Kondisi ini banyak terjadi di negara-negara berkembang, lebih-lebih pada negara-negara miskin.

5. Krisis energi

Energi merupakan bagian yang sangat penting bagi perekonomian, khususnya sektor industri. Keberadaan dan produktifitas industri suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menyediakan energi khususnya sebagai sumber tenaga. Kemampuan menyediakan energi ini sangat ditentukan oleh faktor alam yang dimiliki suatu negara dan

(13)

sumber daya alam yang dimiliki khususnya minyak, batu bara dan gas. Banyak negara maju yang mengalokasikan dananya cukup besar memenuhi kebutuhan energi

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

1. Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normative dimana dalam ilmu ini membahas tentang bagaimana kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan optimal disamping juga memikirkan mengenai prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. 2. Ukuran kesejahteraan ekonomi bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala

usaha).Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur misalkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat.

3. Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah pareto criteria. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Disini Pareto juga membagi tingkat kesejahteraan menjadi 3 jenis, yaitu pareto optimal, pareto non optimal,dan pareto superior 4. Dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena kita

dihadapkan oleh berbagai permasalahan yang ada, seperti : Problema kependudukan, Pengangguran dan Inflasi, Pertumbuhan dan pencemaran, Masalah kemiskinan dan kesehatan, dan Krisis energi.

Daftar Pustaka

(14)

http://id.termwiki.com/ID/utility_possibilities_curve

Ardiningsih, Sri. Dan Kadarusman, Teori Ekonomi Mikro, Edisi kedua, BPFE YOGYAKARTA, 2008.

http://www.htmlpublish.com/convert-pdf-to-html/success.aspx?

zip=DocStorage/0551b9b8753948e0ae4517bd39047022/2EP16629.zip&app=pdf2word# https://firiijb.wordpress.com/2014/03/26/teori-ekonomi-kesejahteraan/

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Kegiatan Penyiapan Bedeng Sapih adalah kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan bedeng sapih dengan cara mencabut dan mencangkul rumput- rumput yang ada di dalam bedengan

Peta Karnough atau lebih dikenal dengan istilah K-map, adalah metode yang sangat penting untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan Aljabar

1) Perbaikan produk : LCA dapat mengidentifikasi pilihan biaya paling efisien dan efektif bagi pengurangan dampak lingkungan dari produk atau jasa. Perbaikan

Awalnya dalam praktikum ini peneliti yang juga mengampuh mata kuliah rangkaian elektronika analog menggunakan media pembelajaran berupa papan protoboard dan

Huruf kapital dibaca arah horizontal dan huruf kecil dibaca arah vertikal (Number wich markered by different letter was significant different according to least significant

Yohanes 3:16 - Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya

Pada penelitian Nugroho (2010) feses sapi dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif, karena megandung protein 17,08% lemak 0,81% karbohidrat 38,85% sehingga feses sapi