• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASTER PLAN LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (LPKM) KOTA PEKANBARU. Sri Wardani STIKes Tengku Maharatu. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MASTER PLAN LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (LPKM) KOTA PEKANBARU. Sri Wardani STIKes Tengku Maharatu. Abstrak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Sri Wardani

STIKes Tengku Maharatu

Abstrak

Keberadaan berbagai Lembaga Pelayanan kesehatan masyarakat di kota Pekanbaru masih terkonsentrasi pada wilayah tertentu sehingga hal ini berdampak terhadap kurangnya jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat secara merata. Oleh sebab itu peranan Lembaga pelayanan kesehatan swasta dalam peningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survey di wilayah Kota Pekanbaru sebanyak 12 Kecamatan. Hasil penelitian didapatkan Lembaga Pelayanan kesehatan masyarakat Rumah Sakit sebanyak 27 unit Rumah Sakit terdiri dari Rumah Sakit Umum dan khusus milik Pemerintah dan Swasta, Puskesmas 20 unit dan Pustu 34 unit, Klinik (Balai pengobatan, Rumah bersalin) sebanyak 245 unit, Pedagang Besar Farmasi (PBF) 19 unit, Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 10 unit, Apotik 244 unit, dan Toko Obat 42 unit, Balai pengobatan tradisional 44 unit. Praktek dokter spesialis 49, Praktek dokter umum 153, praktek dokter gigi 122, praktek bidan 155 dan Laboratorium kesehatan 10. Keberadaan lembaga pelayanan masyarakat tidak merata, terutama Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi dan Penyalur Alat Kesehatan. Apotik terkonsentrasi pada jalan-jalan protokol dengan jarak masing-masingnya yang dekat (kurang lebih 50 m). Untuk itu diperlukan adanya suatu master perencanaan pembangunan dan pengembangan lembaga pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Pekanbaru yang memuat rencana induk penyusunan rencana kebijakan atau strategi baik milik pemerintah maupun swasta.

Kata Kunci : Rumah Sakit, Puskesmas, Lembaga Pelayanan Penunjang lainnya Abstract

The exixtence of the LPKM (Community Health Services Institute) in Pekanbaru City consentrated in particular area. This give impact on the lack of service to the society. According to that the role of private community health service in increase health care services are needed. This reseach conducted to the descriptive survey method in Pekanbaru City. The result of this research are LPKM such as hospital had 27 units, both general and private, PUSKESMAS (Community Health Center) had 20 units and Pustu (Assistant of Community Health Center) had 34 and clinic is 245 units, PBF (Pharmacentical Wholesalers) is 19 units, PAK (Medical Device Distributions) is 10 units, Apotek 244 units, drugstore 42 units and traditional clinic 44 units. In addition, specialist practioner had 49, general practioner had 153, dentist 122, midwife is 155 and health laboratorium is 10 units. There have unequal of community service institute especially hospital, pharmacentical wholesalers and medical device distributions. The location of apotek is near by major arterial road and the position is close distance (more less 50 meters). Based on this case, the necessary of master plan for establishment and development of LPKM Pekanbaru City which is containing the plan preparation, plan policy or strategy both public and private.

(2)

PENDAHULUAN

Sektor kesehatan merupakan sektor penting yang diperlukan untuk mencapai Visi kota Pekanbaru dan menjalankan misinya. Visi tidak akan terwujud apabila kondisi penduduk kota Pekanbaru tidak sehat. Oleh karena itu sektor kesehatan perlu direncanakan sebaik-baiknya agar berbagai hambatan dan kendala sektor

kesehatan dapat diatasi. Pengembangan

kebijakan pembangunan kesehatan sangatlah

penting mengingat penyelenggaraan

pembangunan kesehatan pada saat ini semakin

kompleks sejalan dengan permasalahan,

perkembangan demokrasi, desentralisasi dan tuntutan globalisasi yang semakin meningkat. Pembangunan kesehatan itu sendiri tidak dapat dilaksanakan oleh salah satu sektor, atau dalam hal ini dinas teknis yang terkait secara langsung adalah Dinas Kesehatan. Sebagian upaya

kesehatan, terutama determinan kesehatan

terletak pada sektor lain, sehingga membutuhkan suatu sinergisme perencanaan antar sektor. Oleh

karenanya dibutuhkan suatu Masterplan

pembangunan kesehatan di tingkat provinsi yang sejalan juga dengan perencanaan kabupaten/kota yang dapat memberikan acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Lain non kesehatan, swasta dan masyarakat di Kota Pekanbaru dalam menyusun perencanaan yang berkaitan dengan kesehatan.

Keberadaan berbagai Lembaga Pelayanan

kesehatan masyarakat di kota Pekanbaru masih terkonsentrasi pada wilayah tertentu sehingga hal ini berdampak terhadap kurangnya jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat secara merata. Misalnya tingkat penyebaran dan pelayanan puskesmas serta puskesmas pembantu masih belum merata terhadap masyarakat dengan ratio 1: 99 sementara persentase kunjungan penduduk untuk memanfaatkan puskesmas baru sekitar 19 %. Oleh sebab itu peranan Lembaga

pelayanan kesehatan swasta dalam peningkatkan

pelayanan kesehatan masyarakat sangat

diperlukan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu menganalisis lansung data-data dan informasi yang diperoleh sehingga tergambar situasi dan apa-apa yang menjadi permasalahan dan kebutuhan akan sarana dan prasarana, sehingga dapat menjadi acuan dasar kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan lembaga pelayanan kesehatan di kota Pekanbaru. Lokasi Kegiatan adalah di Kota Pekanbaru (12 Kecamatan dan 58 Kelurahan). Identifikasi. Lokasi, status lahan dan bangunan, dan jumlah Lembaga Pelayanan kesehatan baik dalam bentuk Rumah sakit, Klinik, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Balai Pengobatan Tradisional. Pedagang Besar farmasi, Apotik, Penyalur Alat Kesehatan (PAK) dan Toko Obat.

HASIL PENELITIAN

A. Lembaga Pelayanan Kesehatan

Masyarakat 1. Rumah Sakit

Berdasarkan Permenkes No. 56 Tahun 2014

tentang klasifikasi Rumah sakit,

penyelenggaraan Rumah sakit dapat dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah Daerah, atau Swasta. Kota Pekanbaru memiliki 27 Rumah Sakit (5 milik pemerintah dan 22 milik swasta). Menurut jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Berikut data Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus yaitu : a. Rumah Sakit Umum 18 Rumah Sakit Umum :

4 milik pemerintah dan 14 milik swasta b. Rumah Sakit Khusus 9 Rumah Sakit : 1 milik

pemerintah dan 8 milik swasta.

Berikut data Rumah Sakit di Kota Pekanbaru pada tabel 1:

(3)

2. Puskesmas

Kota Pekanbaru memiliki 20 Puskesmas yang terdiri dari 15 Puskesmas Rawat Jalan dan 5 puskesmas Rawat Inap. Puskesmas UPTD ada 9 yaitu Puskesmas Melur, Payung Sekaki, Sail, Rumbai, Rumbai Bukit, Simpang Tiga, Harapan Raya, Sidomulyo Rawat Inap, dan Tenayan Raya. Puskesmas yang telah mendapatkan sertifikat ISO yaitu Puskesmas Simpang Tiga. Dalam meningkatkan jangkauan akses pelayanan kepada masyarakat di setiap Kelurahan terdapat Puskesmas Pembantu (Pustu). Jumlah Pustu yang ada di Kota Pekanbaru 34 Pustu. Berikut data pada tabel 2 Puskesmas dan Pustu yang ada di Kota Pekanbaru .

Tabel 2

Data Puskesmas di Kota Pekanbaru

NO NAMA RS Kualifikasi KECAMATAN ALAMAT

1 RSUD Arifin Ahmad B Pekanbaru Kota Jl. Diponegoro No. 2 2 RS. Bhayangkara D Pekanbaru Kota Jl. Kartini No. 14

3 RS A.Yani D Pekanbaru Kota Jl. A.Yani

4 RS Tentara D Senapelan Jl. Kesehatan No. 2

5 RS Bina Kasih C Senapelan Jl. Saman Hudi

6 RS TNI AU D Marpoyan Damai Jl. Adi Sucipto

7 RSI Abdurab C Marpoyan Damai Jl. Sudirman No. 410 8 RS Eka Hospital B Marpoyan Damai Jl. Soekarno Hatta 9 RS Budi Mulya D Marpoyan Damai Jl. Soekarno Hatta

10 RSIA Syafira C Marpoyan Damai Jl.Sudirman

11 RSIA Andini C Marpoyan Damai Jl. Tuanku Tambusai 12 RSIA Sansani D Marpoyan Damai Jl. Inpres No.18

13 RSIA Annisa D Marpoyan Damai Jl. Garuda

14 RS Mata Eye Center D Marpoyan Damai Jl. Soekarno Hatta

15 RSI Ibnu Sina B Sukajadi Jl.Melati

16 RS Santa Maria B Sukajadi Jl. Ahmad Yani No. 68

17 RSIA Eria Bunda B Sukajadi Jl. KH.Ahmad Dahlan

18 RS PMC B Sail Jl.Lembaga ermasyarakatan

19 RS Lancang Kuning C Sail Jl. Ronggowarsito

20 RS Nusa Lima C Sail Jl. Ronggowarsito

21 RSIA Zainab D Sail Jl.Ronggowarsito

22 RSIA Labuh Baru D Payung Sekaki Jl. Durian

23 RSJ Tampan A Payung Sekaki Jl. Subrantas

24 RS Awal Bros B Bukit Raya Jl. Jend.Sudirman

25 RS Petala Bumi C Lima Puluh Jl. S.S.Qasim

26 RS Andini Rumbai D Rumbai Pesisir Jl. Sekolah

27 RS Awal Bros Panam D Tampan Jl. Subrantas

NO NAMA PUSKESMAS KECAMATAN ALAMAT 1 PKM Langsat Sukajadi Jl. Langsat 2 PKM Melur Sukajadi Jl. Melutr 3 PKM Payung Sekaki Payung Sekaki Jl. Fajar 4 PKM Lima Puluh Lima Puluh Jl. Sumber Sari 5 PKM Pekanbaru Kota Pekanbaru Kota Jl. Tantama 6 PKM Senapelan Senapelan Jl. Jati 7 PKM Rumbai Rumbai Pesisir Jl. Sekolah 8 PKM RI Karya Wanita Rumbai Pesisir Jl. Gabus Raya 9 PKM Umban Sari Rumbai Jl. Purnama Sari 10 PKM Muara Fajar Rumbai Jl. Lintas

Pekanbaru –Duri 11 PKM Rumbai Bukit Rumbai Jl. Sri Palas 12 PKM RI Simpang Tiga Marpoyan Damai JL. Kaharuddin

Nasution 13 PKM Garuda Marpoyan Damai Jl. Garuda 14 PKM RI Harapan Raya Bukit Raya Jl. Harapan Raya 15 PKM Rejosari Tenayan Raya Jl. Hangtuah 16 PKM RI Tenayan Raya Tenayan Raya Jl. Budi Luhur 17 PKM Sail Sail Jl. Hang Jebat 18 PKM RI Sidomulyo Tampan Jl. Delima Panam 19 PKM Sidomulyo Tampan Jl. Subrantas 20 PKM Simpang Baru Tampan Jl. Kamboja Tabel 1.

(4)

Berikut data Pukesmas Pembantu tahun 2014 pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3

Data Puskesmas Pembantu

NO NAMA PUSTU Pukesmas Induk Kecamatan 1 Ketitiran Langsat Sukajadi 2 Labuh Baru Barat Payung Sekaki Payung Sekaki 3 Tampan Payung Sekaki Payung Sekaki 4 Rintis Lima Puluh Lima Puluh 5 Pesisir Lima Puluh Lima Puluh 6 Teluk Lembu Lima Puluh Lima Puluh 7 Sekip Lima Puluh Lima Puluh 8 Sukaramai Pekanbaru Kota Pekanbaru

Kota 9 Padang Bulan Senapelan Senapelan

10 Kampung Dalam Senapelan Senapelan 11 Meranti Pandak Rumbai Rumbai Pesisir 12 Lembah damai Rumbai Rumbai Pesisir 13 Lembah sari Rumbai Rumbai Pesisir 14 Okura Rumbai Rumbai Pesisir 15 Geringging Rumbai Rumbai Pesisir 16 Sri Meranti Umban Sari Rumbai 17 Camar Simpang tiga Marpoyan

Damai 18 Tentram Harapan Raya Bukit Raya 19 Cemara Harapan Raya Bukit Raya 20 Sejahtera Harapan Raya Bukit Raya 21 Rejosari Rejosari Tenayan raya 22 Sail Rejosari Tenayan raya 23 Alam Raya Rejosari Tenayan raya 24 Ikhlas Rejosari Tenayan raya 25 Melebung Rejosari Tenayan raya 26 Sukamaju Sail Sail 27 Cinta Rasa Sail Sail 28 Kulim Tenayan Raya Tenayan raya 29 Belimbing Garuda Marpoyan

Damai 30 Gurita Garuda Marpoyan

Damai 31 Beringin Garuda Marpoyan

Damai 32 WidyaGraha 3 Sidomulyo RI Tampan 33 Muhajirin Sidomulyo Tampan 34 Garuda Sakti Simpang Baru Tampan

3. Lembaga Pelayanan Kesehatan Penunjang lainnya

Disamping Rumah Sakit dan Puskesmas di kota

Pekanbaru terdapat lembaga pelayanan

kesehatan penunjang lainnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4

Data Lembaga Pelayanan Kesehatan Penunjang Lainnya

NO KRITERIA JUMLAH

1 Klinik (BP dan RB) 245

2 Apotek 244

3 Toko Obat 42

4 Pedagang Besar Farmasi (PBF) 19

5 Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 10

6 Pengobatan Tradisional 44

7 Praktek Dokter Spesialis 49

8 Praktek Dokter Umum 153

9 Praktek Dokter Gigi 122

10 Praktek Bidan 155

11 Laboratorium 10

PEMBAHASAN A. Rumah Sakit

Penetapan klasifikasi Rumah Sakit didasarkan pada pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, dan bangunan dan prasarana. Kualifikasi Rumah Sakit yang ada di Kota Pekanbaru berdasarkan :

1. Rumah Sakit tipe A : 1 Rumah Sakit

Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit kelas A paling sedikit meliputi : pelayanan medik (pelayanan gawat darurat, spesialis dasar, spesialis penunjang, spesialis lain, sub spesialis, dan spesialis gigi dan mulut) kefarmasian, keperawatan (jumlah perawat sama dengan jumlah tempat tidur) dan kebidanan, penunjang medik, penunjang non klinik, dan pelayanan rawat inap ( jumlah Tempat tidur kelas III paling sedikit 30% RS Pemerintah dan 20% dari seluruh TT untuk rumah sakit swasta dan tempat tidur untuk perawatan intensif 5 % dari seluruh tempat tidur rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Tenaga medis 18 orang dokter umum, 4 dokter gigi, 6 dokter spesialis, 3 dokter spesialis penunjang, dan 3 spesialis lain, 2 subspesialis, dan 1 dokter gigi spesialis gigi dan mulut.

2. Rumah Sakit tipe B : 7 Rumah Sakit

Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit kelas B paling sedikit meliputi : pelayanan medik (pelayanan gawat darurat, spesialis

(5)

dasar, spesialis penunjang, spesialis lain, sub spesialis, dan spesialis gigi dan mulut) kefarmasian, keperawatan (jumlah perawat sama dengan jumlah tempat tidur) dan kebidanan, penunjang medik, penunjang non klinik, dan pelayanan rawat inap ( jumlah Tempat tidur kelas III paling sedikit 30% untuk RS pemerintah 20% dari seluruh TT untuk rumah sakit swasta dan tempat tidur untuk perawatan intensif 5 % dari seluruh tempat tidur rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Tenaga medis 12 orang dokter umum, 3 dokter gigi, 3 dokter spesialis, 2 dokter spesialis penunjang, dan 1 spesialis lain, 1 subspesialis, dan 1 dokter gigi spesialis gigi dan mulut.

3. Rumah Sakit tipe C : 8 Rumah Sakit

Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit kelas C paling sedikit meliputi : pelayanan medik (pelayanan gawat darurat, spesialis dasar, spesialis penunjang, spesialis lain, sub spesialis, dan spesialis gigi dan mulut) kefarmasian, keperawatan (perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur) dan kebidanan, penunjang medik, penunjang non klinik, dan pelayanan rawat inap ( jumlah Tempat tidur kelas III paling sedikit 30% untuk RS pemerintah 20% dari seluruh TT untuk rumah sakit swasta dan tempat tidur untuk perawatan intensif 5 % dari seluruh tempat tidur rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Tenaga medis 9 orang dokter umum, 2 dokter gigi, 2 dokter spesialis, 1 dokter spesialis penunjang, dan 1 spesialis lain, 1 subspesialis, dan 1 dokter gigi spesialis gigi dan mulut.

4. Rumah Sakit tipe D : 12 Rumah Sakit

Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit kelas D paling sedikit meliputi : pelayanan medik (pelayanan gawat darurat, medik umum,

spesialis dasar, spesialis penunjang)

kefarmasian, keperawatan (perbandingan 2

perawat untuk 3 tempat tidur) dan kebidanan, penunjang medik, penunjang non klinik, dan pelayanan rawat inap ( jumlah Tempat tidur kelas III paling sedikit 30% untuk RS pemerintah 20% dari seluruh TT untuk rumah sakit swasta dan tempat tidur untuk perawatan intensif 5 % dari seluruh tempat tidur rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Tenaga medis 4 orang dokter umum, 1 dokter gigi, 1 dokter spesialis. Berikut rasio Rumah Sakit per Kecamatan pada tabel 5 :

Tabel 5

Rasio Rumah Sakit per 1000 Penduduk

NO. Kecamatan Jlh Penduduk Jumlah

Rumah Sakit Rasio 1 Sukajadi 57.116 3 0,05 2 Senapelan 34.330 2 0,05 3 Rumbai Pesisir 26.980 1 0,03 4 Rumbai 51.294 0 0 5 Pekanbaru Kota 44.955 3 0,06 6 Lima Puluh 67.796 1 0,02 7 Sail 101.345 4 0,04 8 Marpoyan Damai 174.996 9 0,05 9 Bukit Raya 146.014 1 0,006 10 Tenayan Raya 141.922 0 0 11 Payung Sekaki 100.103 2 0,02 12 Tampan 74.859 1 0,01

Tabel diatas memperlihatkan jumlah dan rasio

ketersediaan Rumah Sakit untuk tiap

kecamatan di Kota Pekanbaru pada tahun 2014 masih belum merata. Ada 2 kecamatan yaitu kecamatan Rumbai dan Tenayan Raya yang belum memiliki Rumah Sakit. Begitu juga dengan kecamatan Bukit Raya yang memiliki rasio sangat kecil, artinya pembangunan Rumah Sakit layak dilakukan di Kecamatan Rumbai, Tenayan Raya dan Bukit Raya.

B. Puskesmas

Rasio Puskesmas dan Pustu adalah

ketersediaan Puskesmas dan Pustu untuk 1000 orang penduduk. Standar pelayanan Puskesmas adalah satu Puskesmas melayani 30.000 penduduk. Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa rasio Puskesmas 0,02 artinya 2

(6)

Puskesmas melayani 100.000 penduduk, berarti 1 puskesmas melayani 50.000 penduduk, padahal standar pelayanan Puskesmas adalah satu Puskesmas melayani 30.000 penduduk

sehingga masih diperlukan penambahan

Puskesmas.

Untuk meningkatkan akses pelayanan

kesehatan dasar kepada masyarakat sesuai dengan rencana pembangunan Kota Pekanbaru

yang dituangkan dalam Renstra Dinas

Kesehatan Kota Pekanbaru , maka harus dilakukan program pengadaan, peningkatan

dan perbaikan sarana dan prasarana

Puskesmas/Puskesmas Pembantu. Berikut data Rasio Puskesmas dan Pustu per penduduk tahun 2014 pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6

Rasio Puskesmas dan Pustu

No Uraian Jumlah Rasio

1 Puskesmas 20 0.02

2 Pustu 34 0.03

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa rasio

Puskesmas 0,02 artinya 2 Puskesmas

melayani 100.000 penduduk, berarti 1

puskesmas melayani 50.000 penduduk,

padahal standar pelayanan Puskesmas adalah satu Puskesmas melayani 30.000 penduduk sehingga masih diperlukan penambahan Puskesmas. Berikut tabel 7 kebutuhan Puskesmas dan Pustu per Kecamatan :

Tabel 7

Kebutuhan Puskesmas dan Pustu No Kecamatan Jumlah Penduduk Puskesmas Pustu Jlh Rasio Ke ku ran ga n Jlh Rasi o Keku rang an 1 Sukajadi 57.116 2 0.04 0 1 0.02 6 2 Senapelan 34.330 1 0.02 0 2 0.06 4 3 Rumbai Pesisir 26.980 2 0.07 0 5 0.2 1 4 Rumbai 51.294 3 0.06 0 2 0.04 3 5 Pekanbaru Kota 44.955 1 0.02 1 1 0.02 5 6 Lima Puluh 67.796 1 0.02 1 4 0.06 0 7 Sail 101.345 1 0.01 2 2 0.02 1 8 Marpoyan Damai 174.996 2 0.01 4 4 0.02 1 9 Bukit Raya 146.014 1 0.01 4 3 0.02 1 10 Tenayan Raya 141.922 2 0.01 3 5 0.03 -1 11 Payung Sekaki 100.103 1 0.01 2 2 0.02 2 12 Tampan 74.859 3 0.04 0 2 0.02 2 Jumlah 20 17 34 24

Pada tahun 2014 ada 9 Puskesmas yang menjadi Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) yaitu Puskesmas Melur, Payung Sekaki, Sail, Rumbai, Rumbai Bukit, Simpang Tiga, Harapan Raya, Sidomulyo RI, Tenayan Raya, sesuai dengan

Kepmenkes No. 128 Tahun 2004 dan

Kepmendagri tahun 2007. Rasio Pustu 0,03 artinya 3 Pustu melayani 100 ribu penduduk, sedangkan standar 1 Pustu melayani 3.000 penduduk. Bila dilihat dari data Puskesmas dan Pustu di Kecamatan juga belum merata dan perlu penambahan 17 Puskesmas dan 24 Pustu dengan jumlah penduduk Kota Pekanbaru yang pada tahun 2014 berjumlah 1.021.710 jiwa. Posyandu yang terdapat di Kota Pekanbaru tahun 2013

berjumlah 618 posyandu meningkat

dibandingkan pada tahun 2011 yang berjumlah 602 dengan jumlah balita 111.725 denga rasio 5,39. Rasio Posyandu per satuan balita merupakan jumlah posyandu untuk setiap 1.000 orang balita. Jumlah desa siaga yang aktif 58 desa (100%), dari 58 kelurahan yang ada.

C. Lembaga Pelayanan Kesehatan

Penunjang lainnya

1. Klinik dan Rumah Bersalin

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medik dasar dan atau spesialistik. Menurut Permenkes No.9 tahun 2014 berdasarkan jenis pelayanan dibagi menjadi Klinik Pratama ( pelayanan medik dasar umum maupun khusus) dan Klinik utama (pelayanan medik spesialistik atau medik dasar dan spesialistik). Klinik dapat dimiliki oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Klinik yang dimiliki oleh

(7)

masyarakat yang hanya melayani rawat jalan dapat didirikan oleh perorangan atau badan usaha, dan yang menyelenggarakan rawat inap harus berbadan hukum. Penanggung Jawab teknis klinik adalah seorang tenaga medis. Klinik yang ada di Kota Pekanbaru rata-rata menyelenggarakan pelayanan 24 jam serta telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan persyaratan klinik. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinik perlu dilakukan akreditasi. Klinik yang telah memperoleh izin operasional paling sedikit 2

tahun wajib mengajukan permohonan

akreditasi, namun saat ini belum ada klinik di Kota Pekanbaru yang telah terakrediatasi. Untuk itu perlu pembinaan dan pengawasan

terhadap penyelenggaraan klinik dengan

pemberian bimbingan, supervise, konsultasi,

penyuluhan kesehatan, pendidikan dan

pelatihan. Berikut data Klinik dan Rumah Bersalin pada tabel 8 dibawah ini :

Tabel 8

Klinik dan Rumah Bersalin

Bila dilahat pada tabel diatas jumlah klinik (Balai Pengobatan dan rumah Bersalin) pada tahun 2014 berjumlah 245. Sebaran klinik tidak

merata dimana terbanyak di wilayah

Kecamatan Tampan (46), Kecamatan Bukit Raya (41), Payung Sekaki (36) tetapi masih ada

Kecamatan yang sangat sedikit yaitu

Kecamatan Rumbai (3), untuk itu perlu penataan agar daerah Rumbai yang memiliki wilayah luas dan merupakan jalan lintas batas

dengan Kabupaten Siak dapat lebih

berkembang. Standar pelayanan Klinik sama dengan standar pelayanan Puskesmas yaitu 1 klinik melayani 30.000 penduduk. Bila dilihat dari data yang rasio klinik dengan penduduk yaitu 0,3 artinya 30 klinik melayani 100.000 penduduk berarti 1 klinik melayani 3.333 penduduk jauh lebih besar jumlah klinik dibandingkan standar. Agar pengawasan dan pembinaan lebih baik perlu dipertimbangkan perizinan pendirian klinik di Kota Pekanbaru .

2. APOTEK

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

penyaluran sediaan farmasi, perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia adalah apoteker dan didampingi oleh Apoteker pendamping yang menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari

buka apotek. Apoteker berkewajiban

menyimpan, menyerahkan sedian farmasi yang bermutu dan keabsahannya terjamin.

Sediaan farmasi yang tidak dapat digunakan lagi atau dilarang penggunaannya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam dengan cara yang telah ditetapkan. Menurut Kepmenkes

No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang

ketentuan dan tata cara perizinan Apotek, pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan

dilaporkan kepada Mentri. Berikut data Apotek yang ada di Kota Pekanbaru pada tabel 9 berikut ini : Tabel 9 Data Apotek NO KECAMATAN JUMLAH 1 Payung Sekaki 26 2 Tenayan Raya 21 3 Bukit Raya 36 4 Sail 17 5 Pekanbaru kota 14 6 Senapelan 10 7 Lima Puluh 13 8 Sukajadi 24 9 Rumbai Pesisir 24 10 Marpoyan Damai 21 11 Tampan 36 12 Rumbai 3 Jumlah 245

(8)

NO KECAMATAN JUMLAH 1 Payung Sekaki 27 2 Tenayan Raya 23 3 Bukit Raya 22 4 Sail 10 5 Pekanbaru kota 33 6 Senapelan 21 7 Lima Puluh 23 8 Sukajadi 58 9 Rumbai Pesisir 15 10 Marpoyan Damai 11 11 Tampan 61 12 Rumbai 1 Jumlah 244

Dari data Apotek pada tabel diatas dapat dilihat belum meratanya sebaran Apotek di Kota Pekanbaru . Kecamatan Sukajadi menjadi daerah yang terbanyak jumlah apotek nya (78) dan sebarannya tersentral di Jl. Jend.ahmad

Yani, sehingga menimbulkan kemacetan

terutama pada sore hingga malam hari, dimana wilayah tersebut menjadi salah satu jalan protocol di Kota Pekanbaru . Daerah Rumbai hanya 1 Apotek sehingga layak untuk dikembangkan.

3. Toko Obat

Toko Obat adalah suatu tempat tertentu, tempat penyaluran sediaan farmasi yang terbatas untu melayani Obat golongan bebas dan Kosmetika yang memiliki izin edar dari Kementrian Kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertanggung jawab di Toko Obat di Indonesia adalah asisten apoteker. Berikut data Toko Obat yang ada di Kota Pekanbaru pada tabel 10 berikut ini :

Tabel 10 Data Toko Obat

NO KECAMATAN JUMLAH 1 Payung Sekaki 3 2 Tenayan Raya 5 3 Bukit Raya 1 4 Sail 1 5 Pekanbaru kota 5 6 Senapelan 5 7 Lima Puluh 4 8 Sukajadi 1 9 Rumbai Pesisir 4 10 Marpoyan Damai 3 11 Tampan 8 12 Rumbai 3 Jumlah 42

Bila dilihat pada tabel diatas Toko Obat yang ada di Pekanbaru juga tidak merata, Kecamatan Rumbai, Payung Sekaki, Bukit Raya, Sail, LimaPuluh, Sukajadi, Rumbai Pesisir layak untuk dikembangkan.

4. Penyalur Alat Kesehatan (PAK)

Penyalur Alat Kesehatan (PAK) adalah perusahaan yang berbentuk badan hokum yang

memiliki izin pengadaan, penyimpanan,

penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan. Cara Distribusi alat kesehatan yang Baik (CDAKB) adalah pedoman yang digunakan dalam rangkaian kegiatan distribusi dan pengendalian mutu yang bertujuan untuk menjamin agar produk alkes yang didistribusikan senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya. Setiap PAK wajib memiliki izin oleh Dirjen, izin cabang oleh Kepala dinas provinsi. Berikut data PAK yang ada di Kota Pekanbaru pada tabel 11 dibawah ini :

Tabel 11

Data Penyalur Alat Kesehatan

NO KECAMATAN JUMLAH 1 Payung Sekaki 0 2 Tenayan Raya 0 3 Bukit Raya 1 4 Sail 0 5 Pekanbaru kota 3 6 Senapelan 1 7 Lima Puluh 0 8 Sukajadi 2 9 Rumbai Pesisir 1

(9)

10 Marpoyan Damai 0

11 Tampan 2

12 Rumbai 0

Jumlah 10

Jumlah Perusahaan Alat Kesehatan yang ada di Pekanbaru sebanyak 10 unit dan tidak merata letaknya. Hanya 6 kecamatan yang terdapat PAK, untuk itu perlu pemerataan sehingga masyarakat yang membutuhkan peralatan kesehatan tidak sulit sehingga

banyak pilihan masyarakat untuk

mendapatkan barang yang diinginkannya.

5. Pedagang Besar Farmasi (PBF)

Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang berbentuk badan hokum

yang memiliki izin untuk pengadaan,

penyimpanan, penyaluran obat dan atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan. Setiap

pendirian PBF harus mendapatkan izin dari Direktur jendral. Izin PBF berlaku selama 5 tahun, dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Setiap PBF harus

memiliki Apoteker penanggung jawab.

Fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan took obat. Pengawasan terhadap PBF dalam peraturan Mentri dilaksanakan oleh kepala Badan. Berikut data Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang di Kota Pekanbaru pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12

Data Pedagang Besar Farmasi

NO KECAMATAN JUMLAH 1 Payung Sekaki 1 2 Tenayan Raya 1 3 Bukit Raya 1 4 Sail 1 5 Pekanbaru kota 1 6 Senapelan 2 7 Lima Puluh 2 8 Sukajadi 1 9 Rumbai Pesisir 1 10 Marpoyan Damai 2 11 Tampan 3 12 Rumbai 3 Jumlah 19

Data diatas menunjukkan ada 15 PBF yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Pekanbaru , perlu pemerataan dan kuantitas PBF agar lebih mudah mendapatkan produk yang diinginkan masyarakat.

6. Pengobatan Tradisional

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan atau obat yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun secara empiris, dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sering juga disebut dengan pelayanan kesehatan alternative, komplementer, holistik, alamiah dan non konvensional. Terdapat 44 pengobatan tradisional yang tersebar di wilayah Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru . Jenis pengobatan terbanyak adalah urut/pijat tradisional, Pijat refleksi/akupuntur, terapi herbal, dan ramuan tradisional/jamu. Hal ini perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan terutama Puskesmas yang ada di wilayah Batra tersebut. Berkaitan dengan amanat UU No. 36 tahun 2009 pelayanan kesehatan perlu dibina dan diawasi oleh pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Salah satu wadah yang dapat digunakan untuk membuktikan pelayanan

kesehatan tradisional yang aman dan

bermanfaat adalah dengan membentuk Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan

Tradisional (Sentra P3T) berdasarkan

KepmenkesNomor 0584/Menkes/SK/VI/1995 di setiap Provinsi. Berikut data pengobatan tradisional pada tabel 13 di bawah ini :

(10)

Tabel 13

Data Pengobatan Tradisonal

NO KECAMATAN JUMLAH

1 Marpoyan Damai 3

2 Payung sekaki 3

3 Rumbai Pesisir 2

Pengobatan tradisional tukang gigi melayani pasang gigi palsu, pengobatan gigi dengan

menggunakan ramuan tradisional dan

pemasangan kawat gigi untuk kecantikan.

Seiring dengan perkembangan Kota

Pekanbaru sebagai Kota Metropolis, saat ini

marak bermunculan klinik kecantikan

dibawah pengawasan Dokter ahli kecantikan. Berikut data klinik kecantikan pada tabel 14:

Tabel 14 Klinik Kecantikan NO KECAMATAN JUMLAH 1 Sukajadi 4 2 Pekanbaru Kota 4 3 Tampan 3 4 Bukit Raya 1 5 Rumbai Pesisir 1

KESIMPULAN DAN SARAN

Lembaga pelayanan Kesehatan yang ada di Kota Pekanbaru terdiri dari Rumah Sakit sebanyak 27 unit yaitu Rumah Sakit Umum dan khusus milik Pemerintah dan Swasta, Puskesmas 20 unit dan Pustu 34 unit, Klinik (Balai pengobatan, Rumah bersalin) sebanyak 245 unit, Pedagang Besar Farmasi (PBF) 19 unit, Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 10 unit, Apotik 244 unit, dan Toko Obat 42 unit, Balai pengobatan tradisional 44 unit. Praktek dokter spesialis 49, Praktek dokter umum 153, praktek dokter gigi 122, praktek bidan 155 dan Laboratorium kesehatan 10. Rasio Rumah Sakit per kecamatan belum merata, Rasio Puskesmas 0,02 (1:50.000) begitu juga untu lembaga pelayanan kesehatan penunjang lainnya juga belum merata. Untuk itu diperlukan perencanaan pembangunan Lembaga Pelayanan Kesehatan di Kota Pekanbaru (Master Plan

LPKM) disusun untuk periode 5 dan 15 tahun. Khusus untuk pengobatan tradisional perlu ditingkatkan pembinaan dan pengawasan terutama oleh Dinas Kesehatan sebagai leading sector. Pemerintah sebagai fasilitator juga diharapkan peran serta atau partisipasi aktif lintas sektor dan masyarakat, demi terwujudnya Kota Pekanbaru sebagai pusat perdagangan jasa, pendidikan serta pusat kebudayaan melayu, menuju masyarakat sejahtera terutama

dalam menghadapi perdagangan bebas

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 1332 tahu 2002 tentang Ketentuan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1148 tahun 2011 tentang Pedagang Besar Farmasi;dan Tata cara Pemberian Izin Apotik;

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005,

Tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru Tahun 2005 – 2025;

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah;

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah

Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota;

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun

2007 tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan

(11)

Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2008 tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah

Peraturan Gubernur Riau Tahun 2011 tentang

Rencana Aksi Daerah (RAD)

Millenium Development Goals (MDGs) Propinsi Riau Tahun 2011-2015;

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru no. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pekanbaru Tahun 2005 – 2025

Peraturan Mentri Kesehatan Republik

Indonesia No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik;

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1191 tahun 2010 tentang Penyalur Alat Kesehatan; Peraturan Menteri kesehatan republik Indonesia

Nomor 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat tradisional; Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 35

tahun 2013 tentang Retribusi

Pemakaian Kekayaan daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Pekanbaru Tahun 2012 – 2017;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun 2012 – 2017 Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.

050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah; Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 60); Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 no.

47, tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang

Pertanggungjawaban Keuangan

Negara;

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang

system Perencanaan system

Pembangunan Nasional;

Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 126,

Tambahan Lembaran Negara

Gambar

Tabel  10  Data Toko Obat
Tabel 14   Klinik Kecantikan  NO  KECAMATAN  JUMLAH  1  Sukajadi  4  2  Pekanbaru  Kota  4  3  Tampan  3  4  Bukit Raya  1  5  Rumbai Pesisir  1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi penyalahgunaan

Namun disamping itu, dalam mengatur waktu terhadap jadwal kegiatan yang ada tidak bisa dilakukan secara asal, pengaturan waktu juga harus didasari dengan

( Disampaikan oleh guru di dalam kelas kepada salah satu siswa yang bernama susi untuk membelikannya sebuah Tipe-X). Kalimat (57), (58), dan (59) jika dperhatikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa desorpsi seng(II) yang terikat pada bimassa A.microphylla diesterifikasi asam

Setelah sarapan pagi di hotel anda akan dijemput oleh team kami pada waktu yang disepakati untuk tour menjelajahi keindahan ujung timur pulau Lombok yang

Oleh karena itu, peneliti menyarankan pada guru-guru di sekolah untuk menjadikan model pembelajaran ADDIE dengan bantuan media mind organiser sebagai alternatif

Hasil dari filtering merupakan spektrum anomali gravitasi yang komponen frekuensinya telah diatenuasi untuk nilai di atas cutoff frequency pada iterasi tersebut.. Hasilnya

Ia sebenarnya merupakan satu persediaan yang amat penting bagi mana-mana kursus teknikal kerana dengan menjalankan keija-keija amali ini, pelajar- pelajar dibimbing mengenai