Khotibul Lutfi, 2014
HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU
Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1
Sukagumiwang yang bertalamat di Jl. By Pass Kertasemaya Km. 37 Kec.
Sukagumiwang Indramayu Telp. (0234) 7010240.
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini kepada siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler olahraga di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Sukagumiwang yang terdiri dari 3 ekstrakurikuler olahraga yaitu: pencak
silat, basket, dan sepakbola. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
(Berdasarkan arsip ekstrakurikuler olahraga)
Siswa yang mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga di SMAN 1 Sukagumiwang Tahun Ajaran 2013/2014
No Ekstrakurikuler Olahraga Jumlah Siswa
1 Pencak Silat 25
2 Sepakbola 23
3 Basket 20
Jumlah Total 68
Alasan pengambilan populasi pada ekstrakurikuler olahraga adalah
kondisi atau proses pembelajaran ekstrakurikuler olahraga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sehat jasmani siswa atau sebagai pembinaan untuk
bakat dan minat siswa agar menjadi atlet profesional. Siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga ini kiranya sudah mengetahui
cara atau proses pelatihan untuk menjaga kesehatan atau meningkatkan
3. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012, hlm. 118). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik pengambilan sampling purposive. “Sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”
(Sugiyono, 2012, hlm. 124). Pertimbangan dalam menentukan sampel
pada penelitian ini yaitu siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler
olahraga yaitu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dua
kali dalam satu minggu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 45 orang siswa SMAN 1 Sukagumiwang yang mengikuti
ekstrakurikuler olahraga.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
X = Asupan Gizi Y = Kebugaran jasmani
r = hubungan asupan gizi dengan kebugaran jasmani
C. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kuantitatif,
sebagai data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik,
seperti yang dikatakan Sugiyono (2012, hlm. 13) bahwa: “metode ini
disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik”.
Pendekatan ini diterapkan karena pendekatan kuantitatif
memungkinkan pencatatan dan analisis data dalam bentuk angka atau
statistik.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini berfokus untuk melihat apakah terdapat hubungan yang
positif antara asupan gizi dengan kebugaran jasmani, maka untuk
menjawab rumusan masalah tersebut penulis melakukan penelitian
bersifat deskriptif korelasional. Nana Sudjana dan Ibrahim (2001, hlm.
77) menjelaskan metode penelitian deskriptif korelasional sebagai “studi
korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh
mana dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel
lain”.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen
(asupan gizi) dan variabel dependen (kebugaran jasmani).
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran atau pengertian terhadap
judul, maka penulis memaparkan pembahasan yang diharapkan dapat
mengarah kepada penelitian yang efektif dan efisien. Oleh karena itu
penulis paparkan sebagai berikut:
a. Hubungan
Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dimana
variabel bebas dalam penelitian yaitu “asupan gizi” berkorelasi
dengan variabel terikat yaitu “kebugaran jasmani”.
Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui pencernaan,
penerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran
zat gizi untuk pempertahankan kehidupan, pertumbuhan, fungsi
normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga (Irianto, 2007,
hlm. 2). Asupan gizi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
jumlah (ukuran) dan keragaman zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari
yang di ukur menggunakan metode food recall 24 jam selama dua
hari.
c. Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang
merupakan kemampuan jasmani yang dasar untuk keberhasilan
pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan (Giriwijoyo, 2007, hlm.
43). Kebugaran Jasmani yang dimaksud dalam penelitian adalah
derajat sehat dinamis seseorang yang dapat melaksanakan tugas
dengan efisien tanpa lelah berlebih yang diukur menggunakan TKJI
(tes kebugaran jasmani indonesia).
d. Ekstrakurikuler Olahraga
Siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler olahraga adalah siswa
SMAN 1 Sukagumiwang Indramayu yang ikut serta dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahraga yang terdapat disekolah tersebut.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengukur dalam proses
penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 102) “Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada variabel
yang akan diteliti”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa
wawancara dan tes. Wawancara tidak tersetruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
(Sugiyono, 2012, hlm. 197). Sedangkan tes, “tes merupakan suatu alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana dengan cara lain dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”
(Asukunto dalam Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 3). Adapun instrumen
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara Data Demografis
Wawancara data demografis dalam penelitian ini berisi tentang
informasi nama, jenis kelamin, umur, tinggi badan dan berat badan, serta
kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang diikuti.
2. Wawancara Asupan Gizi
Pertanyaan-pertanyaan dalam proses wawancara asupan gizi ini
berkenaan tentang keragaman makanan yang dikonsumsi, seberapa
banyak yang dikonsumsi, dan pemilihan makanan yang akan dikonsumsi
dengan menggunakan food recall 24 jam selama dua hari. Hal ini
didasari dengan pendapat Sanjur (dalam Supariasa dkk, 2012, hlm. 94)
yang mengungkapkan bahwa:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gamabaran asupan lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu.
Supariasa dkk (2012, hlm. 94) menambahkan bahwa:
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1 x 24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang harinya tidak berturut-turut.
Untuk lebih jelasnya pertanyaan recall 24 jam bisa dilihat pada tabel
di bawah ini (tabel 3.2).
Tabel 3.2 Instrumen food recall 24 jam
(Supariasa dkk, 2012, hlm. 292)
Waktu makan Nama Masakan Bahan Makanan
URT g
Pagi/Jam
Siang/Jam
Malam/Jam
Langkah-langkah pelaksanaan food recall 24 jammenurut Supariasa dkk
(2012, hlm. 94-95):
Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran
rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam
membantu reponden mengingat apa yang dimakan, perlu diberi
penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah
sembahyang, pulang dari sekolah/bekerja, sesudah tidur siang dan
sebagainya. Selain dari makanan utama, makanan kecil atau jajanan
juga dicatat. Termasuk makanan yang dimakan diluar rumah seperti di
restoran, di kantor, di rumah teman atau saudara. Untuk masyarakat
perkotaan konsumsi tablet yang mengandung vitamin dan mineral
juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul vitamin A.
Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat
(gram). Dalam menaksir/memperkirakan ke dalam ukuran berat
(gram) pewawancara menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh
ukuran rumah tangga (piring, gelas, sendok, dan lain-lain) atau model
dari makanan (food model). Makanan yang dikonsumsi dapat dihitung
makanan yang akan dimakan berikut informasi tentang komposisi
makanan jadi.
Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.
3. Tes Kebugaran Jasmani
Tes kebugaran jasmani dalam penelitian ini menggunakan tes
kesegaran jasmani Indonesia untuk tingkat sekolah menengah atas dari
Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 120-123) dengan ketentuan nilai
validitas 0,72 dan nilai reliabilitas 0,92. Untuk butir-butir tesnya sebagai
berikut:
a. Lari cepat 60 meter.
Tujuan : Untuk mengukur kecepatan lari seseorang
Alat/fasilitas : 1) Lintasan lurus, rata, dan tidak licin, jarak antara
garis start dan finish 60 meter
2) Peluit
3) Stop watch
4) Bendera start dan tiang pancang
Pelaksanaan : subjek berdiri dibelakang garis strat dengan sikap
berdiri, aba-aba “ya” bersamaan stop watch
dijalankan subjek lari kedepan secepat mungkin
menempuh jarak 60 meter. Pada saat subjek
menyentuh/melewati garis finish stop watch
dihentikan, lalu catat perolehan waktunya. Untuk
lebih jelasnya mengenai pelaksanaan tes lari 60 meter
Gambar 3.1
Sikap Start Berdiri Pada Tes Lari Cepat
Kesempatan lari diulang bila : 1) Pelari mencuri strat
2) Pelari terganggu oleh pelari
lainnya
Skor : Skor dari hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh
pelari untuk menempuh jarak 60 meter. Waktu dicatat
sampai sepersepuluh detik. Jarak tempuh berdasarkan
kelompok umur dan jenis kelamin
Keterangan : Pencatatan waktu dalam satuan detik dengan satu
angka dibelakang koma.
Tabel 3.3 Penilaian Tes Lari Cepat Jarak 60 meter
16 - 19 tahun
Nilai
Putera Puteri
sd - 7.2" sd - 8.4" 5 7.3" - 8.3" 8.5" - 9.8" 4 8.4" - 9.6" 9.9" - 11.4" 3 9.7" - 11.0" 11.5" - 13.4" 2 11.1" - dst 13.5" - dst 1
Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan
dan bahu
Alat/fasilitas : 1) Lantai yang rata dan bersih
2) Palang tunggal, yang tinggi rendahnya dapat
diatur sehingga subjek dapat bergantung
3) Stop watch
4) Formulir pencatatan hasil
Pelaksanaan : Subjek bergantung pada palang tunggal, sehingga
kepala, badan, dan tungkai lurus. Kedua tangan
dibuka selebar bahu dan keduanya lurus. Kemudian
subjek mengangkat tubuhnya, dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu
menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian
kembali kesikap semula. Lakukan gerakan tersebut
secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 60
detik (lihat gambar 3.2).
Gambar 3.2
Sikap Badan Tes Angkat Tubuh
Penilian : Untuk penilaian tes ini bisa dilihat pada tabel
dibawah ini (tabel 3.4).
16 - 19 tahun
Nilai
Putera Puteri
19 keatas 41 keatas 5
14 - 18 22 - 40 4 9 - 13 10 - 21 3
5 - 8 3 - 9 2 0 - 4 0 - 2 1
c. Baring duduk 60 detik
Tujuan : Mengukur kukuatan dan daya tahan otot
Alat/fasilitas : 1) Lantai/lapangan rumput yang bersih
2) Stop watch
3) Formulir pencatatan hasil
4) Alat tulis
Pelaksanaan : Subjek berbaring diatas lantai/rumput. Kedua lutut
ditekuk 900. Kedua tangan dilipat dan diletakkan
dibelakang kepala dengan jari tangan saling
berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah
seorang teman subjek membantu memegang dan
menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki subjek
tidak terangkat. Pada aba-aba “ya”. Subjek bergerak
mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya
menyentuh paha, kemudian kembali kesikap semula.
Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa
istirahat dalam waktu 60 detik. Untuk lebih jelas
mengenai pelaksanaan tes baring duduk ini, dapat
Gambar 3.3
3) Kedua siku tidak menyentuh paha
Skor : Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar
selama 60 detik. Setiap gerakan yang tidak benar
diberi angka 0 (nol).
Tabel 3.5 Penilaian Tes Baring Duduk
16 - 19 tahun
Alat/fasilitas :1) Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup
luas
2) Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm,
berskala satuan ukuran sentimeter yang
digantungkan pada dinding, dengan ketinggian jarak
antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan skala
ukuran 150 cm.
4) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
Pelaksanaan : Subjek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki,
papan dinding berada disamping tangan kiri atau
kanannya. Kemudian tangan yang berada dekat
dinding diangkat lurus keatas telapak tangan yang
berada dekat dinding diangkat lurus keatas telapak
tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga
meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan
lurus berada disamping badan kemudian subjek
mengambil sikap awalan dengan membengkokkan
kedua lutut dan kedua tangan diayun kebelakang,
kemudian subjek meloncat setinggi mungkin sambil
menepuk papan berskala dengan tangan yang
terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan
bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini
menampilkan raihan loncatan subjek tersebut.
Subjek diberi kesempatan sebanyak tiga kali
loncatan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
gambar dibawah ini (gambar 3.4).
Sikap Tes Loncat Tegak
Skor : Ambil raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan
tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat
tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi
dari salah satu loncatan tersebut dikurangi raihan
tanpa loncatan. Contoh: Ani tinggi raihan tanpa
e. Lari 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra.
Tujuan : Mengukur daya tahan (cardio respiratory
endurence)
Alat/fasilitas : 1) Lapangan yang rata atau lintasan lari yang telah
diketahui panjangnya mudah untuk menentukan
jarak 1000 meter dan 1200 meter.
2) Bendera start dan tiang pancang
3) Peluit
4) Nomor dada
5) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
6) Tanda/garis untuk start dan finish
Pelaksanaan : Subjek berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba
siap lari. Pada aba-aba “ya” subjek lari menuju garis
finish, dengan menempuh jarak 1000 meter untuk
putri dan 1200 meter untuk putra. Bila ada subjek
mencuri start, maka subjek tersebut dapat
mengulangi tes tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini (gambar 3.5):
Gambar 3.5
Sikap Tes Lari 1000 meter (putri) dan 1200 meter (putra)
Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor lari adalah waktu
yang dicapai dalam menempuh jarak yang sudah
ditentukan. Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik.
Tabel 3.7 Penilaian Lari Jarak Jauh
16 - 19 tahun
Nilai
Putera Puteri
sd - 3’.06” sd - 3’.52” 5
3’.15” - 4’.25” 3’.63” - 4’.56” 4
4’.26” - 5’.12” 4’.57” - 5’.58” 3
5’.13” - 6’.33” 5’.59” - 7’.23” 2
6’.34” - keatas 7’.24 - keatas 1
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner asupan gizi dan tes
pertama yang dilakukan adalah memeberi informasi kepada sampel bahwa
akan ada wawancara tentang asupan gizi dan melakukan tes kesegaran
jasmani kepada seluruh sampel. Kemudian peneliti melakukan wawancara
dengan para sampel dan memberikan tata cara melakukan tes kesegaran
jasmani.
Hasil wawancara asupan gizi ini berisikan tentang menu makanan, bahan
makanan, dan ukuran makanan yang dikonsumsi setiap harinya selama dua
hari. Standar penilaian dalam penelitian ini berdasarkan standar % Asupan
menurut Depkes RI tahun 1996 yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.8 Nilai Asupan Gizi (Anggraeni, 2012, hlm 81)
Diatas kebutuhan > 120%
Normal 90 - 119%
Defisit Ringan 80 - 89%
Defisit Sedang 70 - 79%
Defisit Berat < 70%
Pengumpulan data tes kebugaran jasmani Indonesia itu dengan cara
menjumlah nilai kelima butir tes yang sudah diterangkan diatas. Selanjutnya,
cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan norma Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia yang sudah tertera dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.9 Penilaian Kebugaran Jasmani
(Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 128)
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1 22 sampai 25 Baik Sekali
2 18 sampai 21 Baik
3 14 sampai 17 Sedang
4 10 sampai 13 Kurang
5 5 sampai 9 Kurang Sekali
Analisis data dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
program SPSS versi 17 dengan level signifikansi 0,05 yaitu dengan
menggunakan analisis Korelasi untuk menentukan hipotesis apakah ada
hubungan yang positif antara asupan gizi dengan kebugaran jasmani dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis penelitian ini menggunakan program microsoft exel.
2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui data-data yang
sudah terkumpul itu berdistribusi normal atau tidak dan untuk
menentukan ke uji selanjutnya dengan hitungan statistik parametrik atau
non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan one sample
Kolmogorov Simirnov dengan menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan
keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka
data tersebut tidak berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai
signifikansi > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.
3. Uji Korelasi
Berdasarkan hasil uji normalitas data, apabila data tersebut
berdistribusi normal maka perhitungan korelasi menggunakan analisis uji
parametrik dan apabila data tersebut tidak berdistribusi normal maka
perhitungan korelasi menggunakan analisis uji non parametrik. Jika data
berdistribusi normal peneliti akan melanjutkan perhitungan statistik
parametrik menggunakan rumus Pearson Korelasi Momen dan apabila
data tidak berdistribusi normal maka peneliti akan melanjutkan
perhitungan statistik non parametrik menggunakan Rank Spearman
korelasi. Kemudian hasil pengujian diinterprestasikan dengan kriteria
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
4. Uji Regresi
Uji ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel
yang telah diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat
bantu berupa SPSS 17.
H. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Menyusun serta konsultasi mengenai rancangan penelitian dengan
dosen pembimbing, baik dari pengumpulan materi maupun instrumen,
dan mengurus surat perizinan penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Mendata jumlah populasi yang akan dijadikan sampel,
selanjutnya mewawancara dan melakukan tes pada sampel serta
mengumpulkan hasil yang didapat.
3. Pengolahan Data
Melakukan pengolahan data dari hasil wawancara dan tes,
selanjutnya hasil pengolahan data dibuat penafsiran serta kesimpulan.
4. Tahap Pelaporan
Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan yaitu: merumuskan
hasil penelitian, menyusun laporan dalam bentuk skripsi, dan laporan
skripsi diajukan kepada tim penguji.
I. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti terdapat keterbatasan, salah satunya yaitu
kurangnya fasilitas yang memadai dalam sekolah tersebut sehingga terdapat
kemungkinan bagi sampel kurang serius sehingga mempengaruhi penenilaian
saat mengikuti tes kebugaran jasmani. Selain itu, karena penelitian ini tidak
awal dalam ekstrakurikuler olahraga sehingga sampel masih banyak yang