• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAWA TIMUR

Bahan Ajar

Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara

(2)

BAB I

KONTRAK PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara

Semester : III

(3)

DESKRIPSI MATA KULIAH

Materi yang dibahas dalam mata kuliah ini

meliputi pengertian dan kedudukan Hukum

Administrasi

Negara

yang

mengatur

kewenangan,

fungsi

dan

kewajiban

administrasi negara serta perlindungan

terhadap warga masyarakat

(4)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa

dapat memahami, menguasai dan menguraikan

berbagai pengertian, ruang lingkup dan

kedudukan hukum administrasi negara dalam

sistematika ilmu hukum serta peradilan tata

usaha negara sehingga mahasiswa mampu

menganalisa tindakan-tindakan atau kebijakan

pemerintah yang berkaitan dengan kekuatan,

penegakan, dan kewibawaan hukum.

(5)

STRATEGI PEMBELAJARAN

Transfer

pengetahuan

mengenai

kajian pokok bahasan yang telah

direncanakan dilakukan melalui tiga

model perkuliahan, yaitu kuliah

mimbar,

diskusi,

responsi,

dan

(6)

No

Time

Pokok

Bahasan

Materi Yang Diajar

1 Minggu

I

1. Negara

Hukum dan

Negara

Hukum yang

Demokratis

2. Pengertian

dan

Ruang

Lingkup

HAN

a. Sekilas tentang

Negara Hukum

b.Negara Hukum yang

Demokratis

c. Istilah dan

Pengertian HAN

d.Ruang Lingkup HAN

e. Negara Hukum dan

HAN

Lanjut

...

(7)

Lanjutan...

2 Minggu

II

Kedudukan

dan Ruang

Lingkup HAN

a.Kedudukan

HAN

dalam Ilmu Hukum

b.Hubungan

HAN

dengan

Cabang

Hukum yang Lain

c.Landasan HAN

d.Sifat

dan

Fungsi

HAN

3 Minggu

III

Sumber

Hukum

Administrasi

Negara

a.Pengertian Sumber

Hukum

b.Macam-macam

Sumber Hukum

(8)

4

Minggu

IV

Organisasi

Administrasi

Negara

a. Pengertian Organisasi

Administrasi Negara

b. Organisasi Pemerintah

Pusat

c. Organisasi Pemerintah

Daerah

d. Hubungan Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah

5 Minggu

V

Asas-asas

Umum

Pemerintahan

yang

Baik

(AAUPB) dan

Good

Governance

a. Pengertian Asas-asas Umum

Pemerintahan yang Baik

b. Perkembangan

Asas-asas

Umum Pemerintahan yang

Baik

(9)

6 Minggu VI

Tindakan

Pemerintahan

a. Pengertian Tindakan Pemerintahan b. Unsur dan Karakteristik Tindakan

Pemerintahan

c. Macam-macam Tindakan Pemerintah 7 Minggu

VII

Tindakan

Pemerintahan

a. Syarat Keabsahan Tindakan Pemerintahan

b. Perbuatan Melanggar Hukum oleh Pemerintahan 8 Minggu VIII UTS 9 Minggu IX Instrumen Pemerintahan

a. Pengertian Instrumen Pemerintahan b. Peraturan Perundang-undangan

c. Peraturan Kebijaksanaan 1. Freies Ermessen

2. Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi, dan Penormaan Peraturan Kebijaksanaan

(10)

10 Minggu X

Keputusan

Tata

Usaha

Negara

(KTUN)

a. Pengertian KTUN

b. Syarat Sahnya KTUN

c. Unsur-unsur KTUN

d. Macam-macam KTUN

11 Minggu XI Keputusan

Tata Usaha

Negara

a. Kekuatan Hukum KTUN

b. Pencabutan KTUN

12 Minggu XII Penegakan

HAN

a. Pengertian Penegakan HAN

b. Ruang Lingkup Penegakan HAN

c. Pengawasan

d. Sanksi

13 Minggu XIII Perlindungan

Hukum bagi

Rakyat

a. Pengertian Perlindungan Hukum

b. Macam-macam

Perlindungan

Hukum

14 Minggu XIV Peradilan

Administrasi

Negara

a. Asas-asas Peradilan Administrasi

Negara

b. Karakteristik

Peradilan

Administrasi Negara

15 Minggu XV Peradilan

Administrasi

Negara

Kompetensi

Peradilan

Administrasi Negara

(11)

NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM

YANG DEMOKRATIS

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HAN

a. Sekilas tentang Negara Hukum

Konsep negara hukum dianggap sebagai konsep

universal, pada implementasinya memiliki karakteristik

yang beragam. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh

sejarah, falsafah bangsa, ideologi negara, da lain-lain.

Akibatnya muncul negara hukum menurut Al-Quran,

Sunnah atau nomokrasi Islam, negara hukum menurut

konsep Eropa Kontinental (Rechtsstaat), negara hukum

menurut konsep Anglo Saxon (Rule of Law), konsep

(12)

• Yang akan dibahas dalam materi ini adalah konsep

negara hukum Eropa Kontinental (rechtsstaat) yang

memiliki kaitan langsung dengan munculnya ilmu

administrasi negara.

• Secara embrionik, gagasan negara hukum telah

dikemukakan oleh Plato, dalam Nomoi

mengemukakan bahwa penyelenggaraan negara yang

baik ialah yang didasarkan pada pengaturan (hukum)

yang baik. Gagasan ini didukung oleh Aristoteles

(murid Plato), dalam buku Politica, bahwa negara

yang baik itu adalah negara yang diperintah dengan

konstitusi dan berkedaulatan hukum

(13)

 Ada 3 (tiga) unsur pemerintahan berkonstitusi, yaitu :

1. Pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum;

2. Pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang

berdasarkan pada ketentuan umum;

3. Pemerintahan dilaksanakan atas kehendak rakyat.

 Gagasan negara hukum tersebut masih samar-samar hingga

akhirnya muncul konsep rechtsstaat dari Frederich Julius Stahl.

Yang diilhami oleh Immanuel Kant. Unsur-unsur negara hukum

(rechtsstaat) menurut Stahl adalah :

a. Perlindungan hak-hak asasi manusia;

b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin

hak-hak itu;

c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

(14)

 Konsep negara hukum (rule of law) menurut A.V. Dicey

(sistem anglo-saxon):

a. Supremasi aturan-aturan hukum (supremasi of

the law); yaitu tidak adanya kekuasaan

sewenang-wenang (absence of arbitrary power),

dalam arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum

kalau melanggar hukum;

b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum

(equality before the law). Dalil ini berlaku baik untuk

orang biasa maupun untuk pejabat;

c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang- undang

(di negara lain oleh UUD) serta keputusan-keputusan

pengadilan)

(15)

 Dalam perkembangannya, konsep negara hukum mengalami

penyempurnaan, yaitu :

a. Sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan

rakyat;

b. Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus

berdasar atas hukum atau peraturan perundang-undangan;

c.

Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara);

d. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara;

e. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke

controle) yang bebas dan mandiri, dalam arti lembaga peradilan

tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada di bawah

pengaruh eksekutif;

f.

Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau

warga negara untuk turut serta mengawasi perbuatan dan

pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah;

g.

Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagian

yang merata, sumber daya yang diperlukan bagi kemakmuran

warga negara

(16)

Unsur pembatasan kekuasaan negara untuk melindungi hak-hak

individu menjadi unsur paling signifikan. Lahir adagium yang

populer dari Lord Acton, yaitu “Power tends to corrupt, but

absolute power corrupt absolutely”

(manusia yang mempunyai

kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu,

tetapi kekuasaan yang tidak terbatas

(absolute)

pasti akan

disalahgunakan. Model negara hukum seperti ini terkenal dengan

sebutan demokrasi konstitusional. Pembatasan kekuasaan

pemerintah tercantum dalam konstitusi, sehingga disebut

pemerintah berdasarkan konstitusi

(constitusional government).

Atas dasar itu maka keberadaan konstitusi dalam negara

merupakan conditio sine quanon. Menurut Sri Soemantri, tidak

ada suatu negarapun di dunia ini yang tidak mempunyai

konstitusi atau undang-undang dasar. Negara dan konstitusi

merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan

yang lain

(17)

Negara Hukum yang Demokratis

Adakah korelasi antara negara hukum yang berlandaskan atas

konstitusi dengan kedaulatan rakyat, yang dijalankan melalui

sistem demokrasi ?

a. Prinsip-prinsip Negara Hukum :

1. Asas legalitas;

2. perlindungan hak asasi;

3. pemerintah terikat pada hukum;

4. monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan

hukum;

5. pengawasan oleh hakim yang merdeka.

b. Prinsip-prinsip demokrasi :

1. perwakilan politik;

2. pertanggungjawaban politik;

3. pemencaran kewenangan;

4. pengawasan dan kontrol;

5. kejujuran dan keterbukaan pemerintahan untuk umum;

6. rakyat diberi kemungkinan untuk mengajukan keberatan

(18)

C. Tugas-tugas Pemerintah dalam Negara Hukum

Modern (Welvaartsstaat)

John Locke, yang pertama kali mengintroduksi ajaran

pemisahan kekuasaan negara, membagi kekuasaan menjadi 3

(tiga), yaitu kekuasaan legislatif (membuat undang-undang),

kekuasaan eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan

kekuasaan federatif (keamanan dan hubungan luar negeri).

Selanjutnya, Montesquieu dalam buku L’Esprit Des Lois (The

Spirit of the law), yang mengemukakan bahwa dalam suatu

negara ada tiga organ dan fungsi utama pemerintahan, yaitu

legislatif, eksekutif, dan yudisial. Masing masing organ ini

harus dipisahkan karena memusatkan lebih dari satu fungsi

pada satu orang atau organ pemerintahan merupakan

ancaman kebebasan individu (a threat to individual

liberty)

(19)

Selanjutnya, menurut Presthus, tugas negara meliputi 2 (dua) hal, yaitu

policy making (penentuan haluan negara) dan task executing (pelaksanaan

tugas menurut haluan yang telah ditetapkan oleh negara). Menurut Hans

Kelsen , yaitu : (1) politik sebagai etik , yakni memilih tujuan-tujuan

kemasyarakatan, dan Menurut Logemann, yang membagi tugas negara

menjadi dua, yaitu; (a) menentukan tujuan yang tepat (juiste

doeleinden,doelstelling/ taaksteslling), dan (2) melaksanakan tujuan

tersebut secara tepat pula (nastreven op de juiste wijze’ verwerlijking). Van

Vollen Hoven, membagi menjadi 4 (empat), yaitu : (a) membuat peraturan

dalam bentuk undang-undang baik dalam arti formal maupun materiil

(regeling); (b) pemerintahan dalam arti secara nyata memelihara

kepentingan umum (bestuur); (c) penyelesaian sengketa dalam peradilan

perdata (yustitusi); (d) mempertahankan ketertiban umum, baik secara

preventif maupun represif, didalamnya termasuk peradilan pidana (politie).

Lemaire, membagi tugas negara menjadi 5 (lima) jenis, yaitu : (a)

perundang-undangan; (b) pelaksanaan, yaitu pembuatan aturan-aturan

hukum oleh penguasa sendiri; (c) pemerintahan; (d) kepolisian; dan (e)

pengadilan.

(20)

C. Istilah dan Pengertian HAN

Istilah “administrasi” dalam hukum administrasi memiliki

perbedaan sifat yang mendasar dengan istilah “administrasi”

dalam ilmu administrasi. Istilah administrasi dalam hukum

administrasi mengandung konotasi negara atau pemerintah

atau publik, sedangkan dalam ilmu administrasi berarti

ketatausahaan yang tidak mengandung konotasi negara atau

pemerintahan sehingga perlu atribusi negara atau publik

Dalam kepustakaan Belanda, kata administrasi dalam istilah

“administratief recht”, besturen”, kata besturen mengandung

pengertian fungsional dan institusional atau struktural.

Fungsional bestur berarti fungsi pemerintahan, sedangkan

institusional atau struktural bestur berarti keseluruhan organ

pemerintah

(21)

Istilah Hukum Administrasi

Di negeri Belanda, ada dua istilah mengenai Hukum Administrasi, yaitu

bestuursrecht dan administratief recht, dengan kata dasar “administratie” dan “bestuur”. Para sarjana berbeda pendapat dalam menerjemahkannya. Kata

administratie diterjemahkan dengan “tata usaha”, tata usaha pemerintahan, tata pemerintahan, tata usaha negara, dan administrasi. Sedangkan kata “bestuur” diterjemahkan secara seragam dengan pemerintahan.

Menurut Belinfante, hukum administrasi berisi peraturan-peraturan yang

berhubungan dengan administrasi. Administrasi sama artinya dengan bestuur, sehingga administratief rect disebut jug bestuur recht. Bestuur dapat pula

diartikan sebagai fungsi pemerintah, yaitu fungsi penguasa yang tidak termasuk pembentuk undang-undang dan peradilan (Het administratief recht omvat regel die betrekking hebben op de administratie. Administratie betekent hetzelfde als bestuur. Administratief wordt daarom ook wel bestuursrecht genoemd. Men ken bestuur ook opvatten als bestuursfunctie, dat will zeggen als een overheidstaak die noch wetgeving, noch rechtspraak is).

Van Vollenhoven, mendiskripsikan hukum administrasi adalah keseluruhan ketentuan yang mengikat alat-alat perlengkapan negara, baik tinggi maupun rendah, setelah alat-alat itu akan menggunakan kewenangan-kewenangan ketatanegaraan

(22)

Perbedaan penerjemahan tersebut mengakibatkan perbedaan penamaan terhadap hukum ini, yaitu HAN, Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha

Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Tata Usaha Negara Indonesia, HAN Indonesia, dan Hukum Administrasi (seperti yang dianut Hadjon), dengan alasan bahwa pada kata administrasi sudah mengandung konotasi negara/

pemerintahan. Adanya keragaman istilah tersebut, dalam perkembangannya lebih mengarah pada penggunaan istilah HAN dibandingkan dengan istilah lainnya,

sebagaimana ditunjukkan dari hasil penelitian lapangan bahwa responden yang memilih menggunakan istilah HAN itu paling banyak 50%, yang menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara 32,90%, Hukum Tata Pemerintahan 9,21%, dan sisanya 3,95% memakai istilah-istilah lain. Kecenderungan untuk menggunakan istilah HAN juga tampak pada pertemuan pengasuh mata kuliah tersebut di

Cibulan, tanggal 26-28 Maret 1973. Dalam pertemuan itu diakui bahwa istilah HAN lebih luas daripada istilah-istilah lainnya karena dalam istilah administrasi negara tercakup tata usaha negara. Menurut Sjahran Basah, administrasi negara lebih luas dari tata usaha negara karena secara teknis administrasi negara mencakup seluruh kegiatan kehidupan bernegara dalam penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan tata usaha negara hanya sekedar bagian saja daripada administrasi. Hal senada juga dianut oleh Rochmat Soemitro, yang berpendapat bahwa dalam kata

(23)

Pengertian HAN Menurut Para Sarjana

(a) Apabila kita mengawali pengantar hukum administrasi negara

secara umum berupaya untuk memahami konsep tertentu,

pertama-tama kita batasi pada term ‘hukum administrasi

negara’. Kita dapat menetapkan bahwa hukum administrasi

negara dapat dijelaskan sebagai peraturan-peraturan (dari

hukum publik) yang berkenaan dengan pemerintahan umum.

(b) Untuk menemukan definisi yang baik mengenai istilah

hukum administrasi negara, pertama-tama harus ditetapkan

bahwa hukum administrasi negara merupakan bagian

dari hukum publik, yakni hukum yang mengatur tindakan

pemerintah dengan warga negara atau hubungan antar

organ pemerintahan. Hukum administrasi negara memuat

keseluruhan peraturan yang berkenan dengan cara bagaimana

organ pemerintahan melaksanakan tugasnya. Jadi hukum

administrasi negara berisi aturan main yang berkenaan dengan

fungsi organ-organ pemerintahan

(24)

(c) Hukum administrasi negara atau hukum tata

pemerintahan pada dasarnya dapat dibedakan

berdasarkan tujuannya dari hukum tata

negara-memuat peraturan-peraturan hukum yang

menentukan (tugas-tugas yang dipercayakan) kepada

organ-organ pemerintahan itu, menentukan

tempatnya dalam negara, menentukan kedudukan

terhadap warga negara, dan peraturan-peraturan

hukum yang mengatur tindakan-tindakan organ

pemerintahan itu.

(d) Pendapat kami adalah bahwa hukum administras

negara berkenaan dengan organisasi dan

fungsionalisasi pemerintahan umum dalam

hubungannya dengan masyarakat

(25)

(e) Hukum Administrasi negara, hukum tata pemerintahan adalah

keseluruhan hukum yang berkaitan dengan (mengatur)

administrasi, pemerintah, dan pemerintahan. Secara global

dikatakan, hukum administrasi negara merupakan instrumen

yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk secara aktif

terlibat dalam kehidupan kemasyarakatan, dan disisi lain HAN

merupakan hukum yang dapat digunakan oleh anggota

masyarakat untuk mempengaruhi dan memperoleh

perlindungan dari pemerintah. Jadi HAN memuat peraturan

mengenai aktifitas pemerintahan.

(f) Hukum administrasi meliputi peraturan-peraturan yang

berkenaan dengan administrasi. Administrasi berarti sama

dengan pemerintahan. Oleh karena itu, HAN disebut juga

hukum tata pemerintahan. Perkataan pemerintahan dapat

disamakan dengan kekuasaan eksekutif, artinya pemerintahan

merupakan bagian dari organ dan fungsi pemerintahan, yang

bukan organ dan fungsi pembuat undang-undang dan

(26)

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, tampak bahwa dalam hukum administrasi negara terkandung dua aspek, yaitu :

1. Aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara itu melakukan tugasnya;

2. Aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan hukum (rechtsbetrekking) antara alat perlengkapan administrasi negara atau pemerintah dengan para warga negaranya.

Seiring dengan perkembangan tugas-tugas pemerintahan, khususnya dalam ajaran welfare state, yang memberikan kewenangan yang luas kepada administrasi negara termasuk kewenangan dalam bidang legislasi, maka peraturan-peraturan hukum dalam hukum administrasi negara termasuk kewenangan dalam bidang legislasi, juga ada peraturan- peraturan hukum dalam hukum administrasi negara, di samping oleh lembaga legislatif, juga ada peraturan- peraturan yang di buat secara mandiri oleh administrasi negara. Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan yang di ajukan di atas, dapat diberikan jawaban bahwa hukum administrasi negara adalah hukum dan peraturan- peraturan yang berkenan dengan pemerintah dalam arti sempit atau administrasi negara, peraturan-peraturan tersebut dibentuk oleh lembaga legislatif untuk mengatur tindakan pemerintahan dalam hubungannya dengan warga negara, dan sebagian peraturan-peraturan itu dibentuk pula oleh administrasi negara

(27)

D. Ruang Lingkup HAN

Di atas telah disebutkan bahwa hukum administrasi negara berkenaan dengan kekuasaan eksekutif, pengertian kekuasaan eksekutif tidak sama dengan yang dimaksudkan dalam konsep trias politika, yaitu menempatkan kekuasaan eksekutif hanya melaksanakan undang-undang. Telah disebutkan di muka bahwa istilah hukum administrasi negara dalam kepustakaan

Belanda disebut pula dengan bestuursrecht, dengan unsur utama ‘bestuur’. Menurut Philipus M. Hadjon, istilah bestuur berkenaan dengan’sturen’ dan ‘sturing’. Bestuur dirumuskan sebagai lingkungan kekuasaan negara di luar lingkungan kekuasaan legislatif dan kekuasaan yudisial. Dengan rumusan itu, maka kekuasaan pemerintahan tidak hanya melaksanakan undang-undang. Kekuasaan pemerintahan merupakan kekuasaan yang aktif. Sifat aktif dlam konsep hukum administrasi secara intrinsik merupakan unsur utama dari “sturen” (besturen), yang unsur-unsurnya sebagai berikut :

Sturen merupakan suatu kegiatan yang kontinu

Sturen berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Konsep kekuasaan

merupakan konsep hukum publik, dimana penggunaan kekuasaan harus dilandaskan pada asas-asas negara hukum, asas demokrasi, dan asas instrumental

Sturen menunjukkan lapangan di luar legislatif dan yudisial. Lapangan

ini lebih luas daripada lapangan eksekutif semata. Disamping itu, sturen senantiasa diarahkan kepada suatu tujuan (doelgerichte)

(28)

Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan pemerintah yang

menjadi obyek kajian hukum administrasi negara sangat luas. Oleh

sebab itu tidak mudah menentukan ruang lingkup hukum administrasi

negara. Hal ini juga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. HAN berkaitan dengan tindakan pemerintahan yang tidak

semuanya dapat ditentukan secara tertulis dalam peraturan

perundang-undangan, seiring dengan perkembangan masyarakat

yang memerlukan pelayanan pemerintah dan masing-masing

masyarakat di suatu daerah atau negara berbeda tuntutan dan

kebutuhan;

2. Pembuatan peraturan- peraturan, keputusan-keputusan, dan

isntrumen yuridis bidang administrasi lainnya tidak hanya terletak

pada satu tangan atau lembaga.

Hukum administrasi negara berkembang sejalan dengan perkembangan

tugas-tugas pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan

pertumbuhan bidang hukum administrasi negara tertentu berjalan secara

sektoral. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan HAN tidak dapat dikodifikasi

(29)

Menurut pendapat E. Utrecht, yang mengutip pendapat AM. Donner, bahwa hukum administrasi negara sukar dikodifikasi karena :

a. Peraturan-peraturan hukum administrasi negara berubah lebih cepat dan sering secara mendadak, sedangkan peraturan-peraturan hukum privat dan hukum pidana hanya berubah secara berangsur-angsur saja b. Pembuatan peraturan-peraturan hukum administrasi negara tidak dalam

satu tangan. Di luar pembuat undang-undang pusat, hampir semua departemen dan pemerintah daerah otonom membuat juga peraturan-peraturan hukum administrasi negara sehingga lapangan hukum

administrasi negara sangat beraneka warna dan tidak bersistem. Karena tidak dapat dikodifikasi, maka sukar diidentifikasi ruang lingkupnya. Yang dapat dilakukan adalah membagi bidang-bidang atau bagian-bagian HAN Prajudi Atmosudirdjo membagi HAN dalam 2 (dua) bagian, yaitu :

1. HAN heteronom (yang bersumber pada UUD, TAP MPR, dan UU adalah hukum yang mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi negara);

2. HAN otonom adalah hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi negara

(30)

 Penulis HAN lain, membagi bidang HAN menjadi HAN

umum (algemeendeel) dan HAN khusus (bijzonder deel).

HAN umum berkenaan dengan peraturan-peraturan umum

mengenai tindakan hukum dan hubungan hukum

administrasi atau peraturan-peraturan umum mengenai

tindakan hukum dan hubungan hukum administrasi atau

peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk

semua bidang hukum administrasi, dalam arti tidak terikat

pada bidang tertentu.

 HAN khusus adalah peraturan-peraturan yang berkaitan

dengan bidang-bidang tertentu seperti peraturan tentang

tata ruang, peraturan tentang kepegawaian, peraturan

tentang pertanahan, peraturan kesehatan, peraturan

perpajakan, peraturan bidang pendidikan, peraturan

pertambangan, dan sebagainya

(31)

Penulis HAN lain, membagi bidang HAN menjadi HAN

umum (algemeendeel) dan HAN khusus (bijzonder deel).

HAN umum berkenaan dengan peraturan-peraturan umum

mengenai tindakan hukum dan hubungan hukum

administrasi atau peraturan-peraturan umum mengenai

tindakan hukum dan hubungan hukum administrasi atau

peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk

semua bidang hukum administrasi, dalam arti tidak terikat

pada bidang tertentu.

HAN khusus adalah peraturan-peraturan yang berkaitan

dengan bidang-bidang tertentu seperti peraturan tentang

tata ruang, peraturan tentang kepegawaian, peraturan

tentang pertanahan, peraturan kesehatan, peraturan

perpajakan, peraturan bidang pendidikan, peraturan

pertambangan, dan sebagainya

(32)

C.J.N. Versteden menyebutkan bahwa secara garis besar, hukum administrasi negara meliputi bidang pengaturan antara lain :

a. peraturan mengenai penegakan ketertiban dan keamanan, kesehatan, dan kesopanan dengan menggunakan aturan tingkah laku bagi warga negara yang ditegakkan dan ditentukan lebih lanjut oleh pemerintah; b. Peraturan yang ditujukan untuk memberikan jaminan sosial bagi

rakyat;

c. Peraturan-peraturan mengenai tata ruang yang ditetapkan pemerintah;

d. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas pemeliharaan dari pemerintah termasuk bantuan terhadap aktifitas swasta dalam rangka pelayanan umum

e. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemungutan pajak;

f. Peraturan-peraturan mengenai perlindungan hak dan kepentingan warga negara terhadap pemerintah;

g. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penegakan hukum administrasi;

h. Peraturan-peraturan mengenai pegawasan organ pemerintahan yang lebih tinggi terhadap organ yang lebih rendah;

i. Peraturan-peraturan mengenai kedudukan hukum pegawai pemerintahan

(33)

Berdasarkan pendapat beberapa sarjana di atas, dapatlah disimpukan

bahwa hukum administrasi adalah hukum yang berkenaan dengan

pemerintahan dalam arti sempit (Bestuursrecht of Administratief

Recht omvat regels, die betrekking hebben op de administratie), yaitu

hukum yang cakupannya secara garis besar mengatur hal-hal antara

lain :

a. perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang

publik;

b. kewenangan pemerintahan (dalam melakukan perbuatan di

bidang publik tersebut), didalamnya diatur mengenai

darimana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah

menggunakan kewenangannyal; penggunaan kewenangan ini

dituangkan dalam bentuk instrumen hukum sehingga diatur

pula tentang pembuatan dan penggunaan instrumen hukum;

c. akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau

penggunaan kewenangan pemerintahan itu;

d. penegakan hukum dan penerapan sanksi-sanksi dalam bidang

pemerintahan

(34)

Sementara itu dalam buku Sadjijono , diuraikan bahwa ruang lingkup Hukum Adminstrasi Negara meliputi :

a. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat;

b. Mengatur cara-cara partisipasi warga negara dalam proses pengaturan dan pengendalian tersebut;

c. Perlindungan hukum (rechtsbescherming);

d. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untuk pemerintahan yang baik (algemene beginselen van behoorlijke bestuur/ abbb).

Point (a) : terkait dengan instrumen yuridis bagi penguasa dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Sarana berkaitan dengan sarana institusi, jabatan, landasan kewenangan, batas-batas kewenangan dan hubungannya dengan

masyarakat. Karena itu hukum administrasi memenuhi tiga fungsi, yaitu norma, instrumen, dan jaminan. Norma sebagai landasan yuridis kewenangan;

instrumen berkaitan dengan alat-alat atau sarana perlengkapan pemerintah

dalam menjalankan kewenangan; jaminan berkaitan dengan perlindungan hukum bagi rakyat atas tindak pemerintah, sehingga akan adanya jaminan keadilan, kepastian, dan hak bagi rakyat.

(35)

Pada point (b) : lingkup administrasi juga

mengatur hubungan antara masyarakat dengan

pemerintah, sejauhmana hak dan kewajiban

masyarakat diberikan sesuai aturan yang

ditetapkan, bagaimana cara masyarakat

memperoleh hak dan kewajiban, dan bagaimana

cara masyarakat melibatkan diri untuk proses

(36)

E. Negara Hukum dan HAN

Negara Hukum, menurut F.R. Bothlingk : “De staat, waarin de

wilsvrijheid van gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht”

(negara, dimana kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi

oleh ketentuan hukum). Dalam rangka merealisasi pembatasan

pemegang kekuasaan, dilakukan dengan cara , “Enerzijds in een binding

van rechter en administratie aan de wet, anderjizds in een begrenzing

van de bevoegdheden van de wetgever” (di satu sisi keterikatan hakim

dan pemerintah terhadap undang-undang, dan di sisi lain pembatasan

kewenangan oleh pembuat undang-undang. Menurut Hamid S.

Attamimi, dengan mengutip Burkens, mengatakan bahwa negara hukum

(rechtstaat) secara sederhana adalah negara yang menempatkan hukum

sebagai dasar kekuasaan negara dan penyelenggaraan kekuasaan

tersebut dalam segala bentukya dilakukan di bawah kekuasaan hukum.

Dalam negara hukum, segala sesuatu harus dilakukan menurut hukum

(everything must be done according to law). Negara hukum menentukan

bahwa pemerintah harus tunduk pada hukum, bukan hukum yang

(37)

Terhadap penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu negara hukum, terdapat aturan-aturan hukum yang tertulis dalam konstitusi atau peraturan-peraturan yang terhimpun dalam hukum tata negara. Hukum tata negara membutuhkan hukum lain yang lebih bersifat teknis. Hukum tersebut adalah hukum administrasi negara. Menurut J.B.M Ten Berge, hukum administrasi negara adalah sebagai “in het verlengde van het staatsrecht” (perpanjangan dari hukum tata negara) atau “als secundair recht heeft meer betrekking op de nadere differentiatie van de publieke rechtsorde onder invloed van de taakuitoefening door de overheid” (sebagai hukum sekunder yang berkenaan dengan keanekaragaman lebih mendalam dari

tatanan hukum publik sebagai akibat pelaksanaan tugas oleh penguasa). Atas dasar ini maka keberadaan hukum administrasi negara sejalan dengan keberadaan negara

hukum dan hukum tata negara. J.B.J.M. ten Berge mengatakan bahwa “Bestuursrecht is nauw verbonden met overheidsgezag en overheidszorg’ worden uitgeoefend,

onstaat bestuursrecht” (hukum administrasi negara berkaitan erat dengan kekuasaan dan kegiatan penguasa). Karena kekuasaan dan kegiatan penguasa itu dilaksanakan, lahirlah hukum administrasi negara. Mengingat negara itu merupakan organisasi

kekuasaan (machtenorganisatie), maka pada akhirnya hukum administrasi akan muncul sebagai instrumen untuk mengawasi penggunaan kekuasaan pemerintahan. Dengan demikian, keberadaan hukum administrasi negara itu muncul karena adanya

penyelenggaraan kekuasaan negara dan pemerintahan dalam suatu negara hukum, yang menuntut dan menghendaki penyelenggaraan tugas-tugas kenegaraan,

(38)

Sebagai negara hukum, sudah barang tentu memiliki

hukum administrasi negara sebagai instrumen untuk

mengatur dan menyelenggarakan tugas-tugas

pemerintahan negara. Oleh karena itu, semua negara

modern mengenal hukum administrasi negara (alle

moderne staten kennen bestuursrecht), hanya saja

hukum adminstrasi itu berbeda-beda antara satu negara

dengan lainnya (het bestuursrecht verschilt van land tot

land), yang disebabkan oleh perbedaan persoalan

kemasyarakatan dan pemerintahan yang dihadapi

penguasa, perbedaan sistem politik, perbedaan bentuk

negara dan bentuk pemerintahan, perbedaan hukum

tata negara yang menjadi sandaran hukum administrasi,

dan sebagainya.

(39)

BAB II

KEDUDUKAN DAN RUANG LINGKUP HAN

A. Kedudukan HAN dalam Ilmu Hukum

Ilmu Hukum Administrasi Negara adalah suatu sistem ilmiah dan

merupakan salah satu cabang ilmu Hukum yang lambat laun yang

merupakan suatu displin hukum tersendiri. Dengan memperlakukan

hukum Administrasi negara sebagai suatu disiplin ilmiah, maka kita

menerima dua hal, yaitu:

a. Menerima Hukum Administrasi Negara sebagai objek dari studi dan

pendidikan ilmiah;

b. Menerima Hukum Administrasi Negara sebagai suatu kesatuan dari

aturan hukum tertentu yang memerlukan metode tersendiri.

Dalam lapangan hukum, hukum digolongkan menjadi hukum publik dan

hukum privat. Hukum publik sebagai hukum yang mengatur hubungan

antara pemerintah dan masyarakat, sedangkan hukum privat adalah

hukum yang mengatur hubungan antara individu dengan individu atau

individu dengan badan hukum, dan sebaliknya.

(40)

Menurut Wiryono Prodjodikoro, hukum publik terbagi ke dalam tiga golongan hukum, yaitu hukum tata negara, hukum tata usaha negara, hukum pidana. Hukum tata negara mengenai alat-alat perlengkapan negara, yaitu susunan dan tugas masing-masing,

sedangkan hukum tata usaha negara mengenai pelaksanaan tugas alat-alat perlengkapan negara tersebut, terutama pelaksanaan tugas pemerintahan berhubungan dengan

kemakmuran rakyat, kepentingan lalu lintas, pendidikan kebudayaan, dan lain-lain. Secara historis, hukum administrasi merupakan perpanjangan dari hukum tata negara, dan

melengkapi hukum tata negara. Hukum administrasi pada mulanya merupakan bagian dari hukum tata negara. Oleh karena muncul kaidah-kaidah hukum baru dalam studi hukum administrasi maka hukum administrasi menjadi lapangan studi sendiri terpisah dengan hukum tata negara, bahkan mencakup masalah-masalah yang lebih luas dari hukum tata negara. Memperhatikan luasnya cakupan tersebut, sehingga dapat dikatakan hukum tata negara sebagai hukum yang memberi gambaran tentang negara dalam keadaan diam atau tidak bergerak (staat in rust), yaitu memberi wewenang, membagi pekerjaan dan

memberi bagian-bagian kepada masing-masing badan yang tinggi maupun rendah,

sedangkan hukum administrasi mempertunjukkan negara dalam keadaan yang bergerak (staat in beweging), yakni ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenangnya yang telah

diberikan hukum tata negara. Disini dapat dipahami, hukum administrasi baru diterapkan setelah badan-badan pemerintahan mendapatkan wewenang dari hukum tata negara dan wewenang tersebut akan dijalankan (hukum administrasi merupakan perpanjangan dari hukum tata negara).

(41)

Ada pendapat lain, bahwa hukum administrasi terdiri

dari apa yang tersisa dari hukum publik yang sudah

dikurangi dengan hukum pidana dan hukum acara

pidana. Apa yang masuk dalam hukum perdata jelas

ada di luar hukum administrasi. Namun demikian ada

suatu pemikiran, apabila hukum ketenagakerjaan dan

hukum pertanahan dalam pelaksanaannya dianggap

sebagai bagian dari hukum administrasi, maka hukum

perdata harus disinggung juga. Masing-masing hukum

publik memiliki bentuk hukum yang bersifat materiil

maupun formil.

(42)

Ditelaah dari rumusan bentuk hukum materiil (materieel recht) dan hukum formil (formeel recht or pocesrecht), maka hukum administrasi materiil terletak di antara hukum perdata dan hukum pidana. Di antara kedua bidang hukum tersebut terletak hukum administrasi, oleh karena itu hukum administrasi dapat dikatakan sebagai hukum antara. Perbedaan mendasar antara hukum perdata dan hukum pidana dapat dilihat dari sisi penegakannya. Diskripsi, bahwa hukum administrasi sebagai hukum antara, dapat diilustrasikan tentang proses kerja hukum administrasi. Misalnya, ijin bangunan. Ijin bangunan merupakan salah satu lingkup kerja hukum administrasi, yakni kewenangan administrasi untuk memberi ijin bangunan kepada masyarakat. Dalam memberikn ijin tersebut, penguasa memperhatikan segi-segi keamanan dari bangunan yang direncanakan. Karena itu pemerintah menentukan syarat-syarat tentang keamanan. Bagi pihak atau individu yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan tentang ijin bangunan atau tidak memenuhi syrarat keamanan, maka dapat dikenakan sanksi pidana. Oleh karena itu, kaitan hukum administrasi sebagai “hukum antara” bermula dari perbuatan perdata (individu) atau badan hukum

swasta kemudian diwajibkan memenuhi persyaratan yang diatur pemerintah (hukum administrasi) dan apabila tidak memenuhi ketentuan dikenakan sanksi pidana.

Tepatlah kiranya apa yang diungkapkan W.F. Prins, bahwa hampir setiap peraturan baru berdasarkan hukum administrasi diakhiri “in cauda venenum” dengan sejumlah ketentuan pidana. Phillipus M. Hadjon dkk, “in cauda venenum” ini secara harafiah diartikan : ada racun di ekor/buntut.

(43)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

hukum administrasi ditetapkan sebagai bagian dari hukum

publik, karena isi, sifat dan hubungan serta sumber

kepentingan yang dilindungi adalah masyarakat (rakyat),

dan mengatur hubungan antara penguasa (pemerintah)

dengan masyarakat, sehingga berkaitan erat dengan isu-isu

kepentingan publik, yakni kepentingan nasional. Di dalam

lingkungan hukum publik, maka hukum administrasi

berdampingan dengan hukum tata negara, hukum pidana,

hukum ketenagakerjaan maupun hukum pertanahan

(agraria). Di dalam jajaran hukum publik tersebut,

kedudukan hukum administrasi dapat disebut sebagai

hukum antara, yakni berada di antara hukum privat atau

perdata dan hukum publik (hukum pidana).

(44)

b. Hubungan HAN dengan Cabang Hukum

yang Lain

Kedudukan

dan

hubungan

HAN

dengan

cabang

hukum

lainnya

1.

HAN dengan Hukum Tata

Negara: HTN sebagai Staat in

rust, policy making, rule making,

anatomi negara.

Sedangkan HAN sebagai Staat in

beweging, policy executing, rule

application, fisiologi negara.

2.

HAN dan ilmu negara: Ilmu

Negara membicarakan negara

secara umum, sedangkan HAN

bicara negara dari segi

pemerintahannya

1.

Mahasiswa

memahami secara

jelas dan dalam

kedudukan HAN dan

hubungannya dengan

cabang ilmu hukum

lainnya

2.

Mahasiswa dapat

menjelaskan serta

menyelesaikan dalam

kasus tertentu

perbedaan-perbedaan status

keputusan hukum

penguasa

(45)

Hubungan HAN dengan Hukum Tata Negara

Philipus M. Hadjon menyatakan bahwa kajian terhadap hukum

administrasi tanpa memasuki hukum tata negara dan sebaliknya,

kajian terhadap hukum tata negara tanpa memasuki lapangan

hukum administrasi adalah kajian yang tidak lengkap, walaupun

dalam perkembangannya menjadi studi yang terpisah. Hukum tata

negara terdiri dari aturan-aturan mendasar dari tata tertib negara,

yakni lebih banyak berkaitan dengan proses politik dalam masyarakat

hukum tertentu dan organisasinya, hukum administrasi lebih banyak

berurusan dengan pelaksanaan pembentukan aspirasi politik, jadi

lebih banyak dengan proses pemerintahan dan organisasinya.

Dengan demikian, hukum administrasi tidak terpisah dari hukum tata

negara tetapi merupakan suatu bentuk lain daripadanya. Pemikiran

tersebut lebih mandasarkan pada pembagian kewenangan antar

badan dalam struktur ketatanegaraan dan hubungan hukum secara

umum.

(46)

1. Hukum tata negara memberikan tugas dan wewenang, fungsi, jabatan, badan-badan lembaga pemerintahan sedangkan hukum administrasi bekerja ketika badan atau lembaga pemerintahan tersebut akan

menjalankan tugas dan wewenangnya;

2. Hukum tata negara memberi tugas dan wewenang, jabatan pada badan pemerintahan (administrasi), sedangkan hukum administrasi mengatur tugas dan wewenang, fungsi, jabatan badan pemerintahan ketika dijalankan.

Tugas dan wewenang secara organisatoris yang diperoleh dari hukum tata negara akan dijalankan, maka hukum administrasi mengaturnya. Oleh karena itu, hukum administrasi merupakan tindak lanjut dari hukum tata negara, artinya tugas dan wewenang, fungsi, jabatan badan administrasi dijalankan diatur dalam hukum administrasi, sebagaimana dikatakan oleh ten Berge, bahwa hukum administrasi adalah sebagai perpanjangan dari hukum tata negara atau hukum sekunder dari hukum tata negara. Pendapat lain mengatakan bahwa hukum administrasi merupakan bagian dari hukum tata negara. Hal ini diperkuat oleh Prajudi Atmosudirdjo, yang memandang bahwa hukum administrasi sebagai suatu pengkhususan atau spesialisasi dari salah satu bagian hukum tata negara, yaitu bagian hukum mengenai

(47)

Hukum Tata Negara, fokus kajiannya meliputi :

a. jabatan-jabatan apa yang ada dalam susunan suatu negara; b. siapakah yang mengadakan jabatan-jabatan itu

c. cara bagaimanakah jabatan-jabatan itu ditempati oleh pejabat; d. fungi jabatan-jabatan;

e. kekuasaan hukum jabatan-jabatan itu;

f. hubungan antara masing-masing jabatan; dan

g. dalam batas-batas manakah organisasi kenegaraan dapat melakukan tugasnya

Selanjutnya, hukum administrasi kajiannya meliputi :

a. Jabatan pemerintahan;

b. sifat jabatan pemerintahan c. akibat tindakan jabatan; d. kedudukan hukum jabatan;

e. kekuasaan hukum (tugas dan wewenang) jabatan; f. pengisian jabatan;

g. pembatasan jabatan;

h. instrumen pengatur jabatan;

(48)

 Dalam memetakan obyek kajian hukum tata negara dan hukum

administrasi, Bagir Manan lebih sederhana dalam

memetakannya, yakni secara keilmuan hukum yang mengatur

tingkah laku negara atau alat perlengkapan negara dimasukkan

dalam kelompok hukum tata negara, sedangkan hukum yang

mengatur tingkah laku pemerintah masuk ke dalam kelompok

hukum administrasi.

 Van Vollenhoven, yang telah membuat karangan yang

bersngkutan dengan hukum administrasi negara, yang berjudul

“Thorbecke en het administratief recht”, yang mengartikan

hukum tata negara sebagai sekumpulan peraturan-peraturan

hukum yang menentukan badan-badan negara serta memberi

wewenang kepadanya, dan bahwa kegiatan suatu pemerintahan

modern adalah membagi-bagikan wewenang itu kepada

badan-badan tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah

(49)

Sesuai dengan faham Oppenheim, rumusan hukum tata negara itu sama dengan negara dalam keadaan tidak bergerak. Sedangkan untuk hukum administrasi

negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat badan-badan negara, baik yang tinggi maupun yang rendah jika badan-badan itu mulai menggunakan wewenangnya yang ditentukan dalam hukum tata negara. Menurut Oppenheim, perumusan ini dimisalkan seperti di dalam keadaan bergerak.

Hubungan HAN dengan Ilmu Negara

Ilmu negara dalam kedudukannya sebagai ilmu pengetahuan merupakan

pengantar bagi mereka yang hendak mempelajari hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Ilmu negara tidak mempunyai nilai praktis sebagaimana

hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Ilmu negara mempelajari

asas-asas pokok dan pengertin-pengertian pokok tentang negara dan hukum tata negara pada umumnya. Jika orang mempelajari ilmu negara, ia tidak

memperoleh hasilnya untuk dapat dipergunakan secara langsung di dalam

praktek karena bagi ilmu negara yang penting adalah nilai teoritisnya, oleh sebab itu merupakan seinswissenschaft, sedangkan hukum tata negara dan hukum

(50)

C. LANDASAN HAN

1. Landasan negara hukum: pemerintah berdasar atas

hukum, adanya hak-hak dan kewajiban asasi manusia,

pembagian kekuasaan.

2. Landasan demokrasi: hasil pemilu, utusan badan

perwakilan rakyat, pemerintah yang terbuka.

3. Landasan yang bersifat alat

4. Landasan wewenang untuk memerintah: atribusi,

delegasi wewenang untuk memerintah, mandat, delegasi

dan mandat dalam pembuatan peraturan

(51)

D. Sifat dan Fungsi HAN

Sifat HAN

Dengan melihat ruang lingkup HAN, eksistensi hukum administrasi

menjadi sangat penting artinya dalam suatu negara karena hukum

administrasi sebagai norma memberi wewenang dan batas

wewenang yang digunakan sebagai landasan dalam menjalankan

pemerintahan. Hukum administrasi juga membatasi tindakan

pemerintah di luar wewenangnya, agar tidak bebas sepenuhnya dan

tidak menurut kehendaknya sendiri dalam menjalankan wewenang

dalam arti sewenang-wenang. Singkat kata, hukum administrasi

merupakan pembatasan kebebasan pemerintah. Dengan demikian,

dapat dipetakan unsur-unsur utama hukum administrasi, antara lain :

(1) hukum mengenai kekuasaan memerintah; (2) hukum mengenai

peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pemerintahan; (3) hukum

mengenai organisasi pemerintahan; (4) hukum mengenai

(52)

Fungsi HAN :

Hukum administrasi sebagai hukum publik memiliki hubungan erat dengan tindakan publik (tindakan pemerintah) dalam mengatur dan mengendalikan masyarakat. Di sisi lain. Hukum administrasi juga membatasi dan mengendalikan tindakan publik (tindakan pemerintah) itu sendiri.

Sebagai hukum publik, hukum administrasi memiliki fungsi yang sangat strategis dan penting. Fungsi hukum administrasi menurut konsep P. den Haan cs, memiliki tiga fungsi, antara lain :

a. Fungsi normatif (normative functie) yang meliputi fungsi organisasi (pemerintah) dan instrumen pemerintahan;

b. Fungsi instrumental (Instrumentele functie), yang meliputi fungsi

instrumental aktif dan fungsi instrumental pasif. Fungsi instrumental aktif dalam bentuk kewenangan dan fungsi instrumental pasif dalam bentuk kebijaksanaan (beleid). Fungsi instrumental ini diarahkan pada pencapaian tujuan

pemerintahan, sehingga mengandung asas efisiensi (daya guna) dan asas efektifitas (hasil guna);

c. Fungsi jaminan (waarborgfunctie), yang meliputi tiga jenis jaminan, yaitu : 1) Jaminan pemerintahan (bestuurlijk waarbogen) yang menyangkut

tentang aspek doelmatige dan democratie, antara lain : keterbukaan (openbaarheid), inspraak dan berbagai mekanisme pengawasan

(controll);

2) Perlindungan hukum (rechtsbescherming); 3) Ganti rugi (de schadevergoeding).

(53)

Di sisi lain, konsep J. Van der Hoeven dalam bukunya De Drie Dimensies van

het Bestuursrecht memaparkan tiga sisi hukum aministrasi, meliputi :

a. Normativiteit, yaitu hukum tentang kekuasaan memerintah (recht op

de regermacht);

b. Organisasi dan instrumental (de organizatie en instrumentarium); dan

c. Kedudukan hukum warga negara terhadap pemerintahan (de

rechtspositie van der tegenover het bestuur).

Mendasarkan pada fungsi administrasi yang dikemukakan oleh P.de Haan

dan J.van der Hoeven tersebut, secara sederhana dapat kita pahami bahwa

hukum administrasi berfungsi sebagai norma yang mengatur lembaga dan

kekuasaan pemerintah dalam menjalankan pemerintahan, sebagai sarana

menjalankan pemerintahan, yakni landasan kewenangan maupun

kebijakan, dan berfungsi menjamin warga negara atas tindakan pemerintah.

Hakekat dan inti dari hukum administrasi tersebut adalah :

1) memungkinkan administrasi (negara) untuk menjalankan fungsinya;

2) melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi (negara) dan juga

Referensi

Dokumen terkait

Mempening ( Lithocarpus bancanus (Scheff.) Rehd) merupakan jenis spesies tumbuhan dari famili Fagaceae yang ditemukan tumbuh di wilayah suku Talang Mamak di

Meskipun demikian, masih terjadi kesulitan dan kegagalan di lembaga pendidikan Islam yang memiliki program menghafal al-Qur’an antara lain : lemahnya manajemen program tahfidz

Terdapat bermacam-macam bahan yang dapat diolah menjadi makanan ringan yang tidak berbahaya bagi tubuh dan memenuhi kandungan gizi yang cukup.. Salah satunya

 Apabila peluang lebih besar dari 5 %, maka persamaan distribusi teoritis yang digunakan dapat diterima.  Apabila peluang lebih kecil dari 1 %, maka persamaan

Pengaruh kualitas terhadap kepuasan konsumen (Y) berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan (X1) dan tarif (X2) secara bersama-sama memiliki

Ketersediaan data dan informasi statistik harga dengan sasaran tersedianya data dan informasi statistik Indeks Harga Konsumen (inflasi), Indeks Harga Perdagangan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan publik terhadap pengungkapan

Seperti yang dikatakan oleh Purry Agustiarini ( Supervisor Personalia General Affair PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia, Selasa 19 Mei 2015) “Kalau biasanya di perusahaan