29 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Polsek Kota Timur adalah wilayah hukum dari Polres Gorontalo Kota yang
bertugas sebagai pelindung, pengayom, memberikan pelayanan, membangun
kemitraan untuk menjaga ketertiban dan kemanan pada masyarakat. Adapun wilayah
Kepolisian Sektor Kota Timur terdiri dari beberapa kelurahan yaitu Kelurahan Ipilo,
Kelurahan Padebuolo, Keluarahan Tamalate, Keluarahan Moodu Keluarahan
Heledulaa selatan, Keluarahan Heledulaa Utara.
Kepolisisan Sektor Kota Timur mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :
Visi
Mewujudkan Polri sebagai inti kekuatan kemanan dengan didukung komponen
masyarakat dan komponen Negara memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat melalui pemeliharaan kamtibmas dan penegakan
hukum
Misi
Untuk mencapai visi tersebut, maka telah disusun misi sebagai langkah-langkah
untuk pencapaian kondisi yang diharapkan. Misi tersebut sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat,
30
b. Menjadikan Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo yang aman, damai, dan
tertib.
c. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat sesuai norma dan nilai-nilai
masyarakat yang demokratis.
d. Menegakkan Hukum secara cepat, professional dan proporsional dengan
menjunjung tinggi nilai – nilai hukum dan hak asasi manusia untuk
mewujudkan kepastian hukum dan rasa keadilan..
e. Mengelola sarana dan prasarana termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi
dalam rangka menunjang kegiatan operasional kepolisian.
f. Melakukan pendekatan dengan instansi terkait dalam hal pengelolaan
keamanan agar bias dihasilkan kekuatan sinergis dalam hal pemeliharaan
kamtibmas.
g. Melakukan upaya mendekatkan Polisi dengan masyarakat dengan strategi
31
STRUKTUR ORGANISASI POLSEK KOTA TIMUR
K. BIMMAS
SPK TERPADU K. INTELKAM K.RESKRIM K.SHABARA
A.SHABARA A.BIMMAS A.RESKRIM A.INTELKAM KAPOLSEK BATAUD PROVOS A. PROVOS
32
Berikut akan dijelaskan istilah – istilah dalam bagan diatas :
1. Kapolsek
a. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada kapolres, khususnya
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya
b. Menyusun rencana dan progiat polsek sebagai penjabaran dari rencana
dan program kerja polres, serta mengarahkan, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaannya guna menjamin tercapainya sasaran
secara berhasil dan berdaya guna
c. Memimpin polsek sehingga terjamin pelaksanaan fungsi–fungsi
sebagaimana mestinya
d. Membina disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum dalam lingkungan
polsek
e. Melaksanakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan
operasional polsek
f. Mengadakan koordinasi dan mengawasi serta memberikan pengarahan
dan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan fungsi kepolisian, penertiban
dan penyelamatan masyarakat dalam wilayahnya sesuai dengan
kedudukan serta wewenang dan tanggung jawabnya
g. Kapolsek bertanggung jawab atas pelaksanaannya dan kewajibannya
33 2. Bagian Provos
Sebagai unsur pengawas yang berada dibawah Kapolsek. Unit Provos
bertugas melaksanakan Pembinaan Disiplin, Pemerliharaan Ketertiban,
termasuk Pengamanan Internal, dalam rangka penegakan disiplin dan kode
etik Polri dan Pelayanan Pengaduan Masyarakat tentang penyimpangan
prilaku dan tindakan Personel. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud Unit Provos menyelenggarakan fungsi : Pelayanan Pengaduan
masyarakat tentang penyimpangan anggota kepolisian. Kanit provos dibantu
oleh anggota provos.
3. Bagian Tata Usaha
a. Melaksakan ketata usahaan, koresponden dokumentasi termasuk
pemeliharaan ketata laksanakan perkantoran
b. Melaksanakan pelayanan dan keperluan personil yang berkenaan
dengan kepentingan dinas.
c. Taud polsek dipimpin oleh bintara tata urusan dalam dan
bertanggung jawab kepada kapolsek.
d. Menyelenggarkan pelayanan keuangan.
4. Bagian SPK Terpadu
a. Pelaksana tugas pokok Polsek yang bertugas memberikan pelayanan
34
b. Pelayanan penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan
masyarakat.
c. Melaksanakan olah TKP sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
5. Bagian Intelkam
a. Satuan Intelkam adalah unsur pelaksana tugas pokok Posek yang berada
dibawah Kapolsek.
b. Satuan Intelkam bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi
Intelijen bidang keamanan, termasuk perkiraan intelijen, persandian,
memberikan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) kepada
masyarakat serta melakukan pengamanan, pengawasan terhadap
pelaksanaannya.
c. Satuan Intelkam dipimpin Kasat Intelkam yang bertanggung jawab
kepada Polsek dan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari.
d. Kasat Intelkam dalam melaksanakan tugas kewajibanya dibantu oleh :
e. Kepala Urusan Pembinaan Operasional disingkat ( Kaur Binops)
f. Kepala Urusan Administrasi dan Ketatausahaan disingkat (Kaur Mintu)
6. Bagian Reskrim
a. Reskrim merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada dibawah
Kapolsek.
b. melaksanakan penyelidikan dan penyidikan Tindak Pidana (TP),
35
c. melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Unit Reskrim
menyelenggarakan fungsi : Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan
Tindak Pidana (TP). Pelayanan dan perlindungan khusus kepada
masyarakat baik remaja, anak, dan wanita baik sebagai pelaku maupun
korban.
d. Bareskrim sebagai pembina fungsi Laboratorium Forensik Polri dan
Identifikasi Polri agar penyidikan mengarah pada penyidikan yang ilmiah
( Scientific Investigation ).
e. Bareskrim sebagai pembina fungsi penyidikan baik terhadap peyidik
Polri
f. Mengembangkan sistem dan metode penyidikan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
g. Mengembangkan sarana dan prasarana, alut dan alsus untuk mendukung
penyidikan.
h. Membina moralitas penyidik agar berlaku jujur dan menjunjung tinggi
hukum dan HAM.
7. Bagian Bimmaspol
Unit Binmas sebagaimana dimaksud merupakan unsur pelaksanaan
tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. Yang bertugas melaksanakan
pembinaan masyarakat meliputi pemberdayaan Polmas (Perpolisian
Masyarakat), ketertibasn masyarakat dan kegiatan koordinasi dengan
36
keamanan dan ketertiban masyarakat. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud Unit Binmas menyelenggarakan funsi : Pelaksanaan
koordinasi. Bimmaspol adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang
menerapkan proses membina dan prinsip-prinsip manajemen
(Renorlakwasdal) dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan
menggerakkan masyarakat untuk :
a. Taat kepada hukum, peraturan perundang-undangan dan norma sosial.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas.
c. Berperan aktif menciptakan, memelihara dan meningkatkan keamanan,
ketertiban bagi diri dan lingkungannya secara swakarsa.
Fungsi Bimmas Polri.
a. Fungsi teknis, meliputi :
Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang
hukum, tentang masalah-masalah kamtibmas, tentang hak dan
kewajibannya dalam penegakan hukum dan pembinaan kamtibmas dan
tentang cara-cara berpartisipasi dalam pembinaan kamtibmas pendidikan
dan pelatihan kepada masyarakat, agar masyarakat memperoleh
pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan melaksanakan tugas, tanggung
jawabnya dan hak kewajibannya dalam penegakan hukum dan pembinaan
kamtibmas. Pelayanan kepada masyarakat tentang berbagai keperluan
masyarakat kepada Polri, yang menjadi lingkup tugas umum Polri dan
37
bantuan polisi, pelayanan konsultasi masalah-masalah yang terkait dengan
bidang kamtibmas dan pelayanan sosial dalam batas-batas yang
dimungkinkan. Penertiban preventif terhadap berbagai ketidakteraturan
masyarakat, penyimpangan-penyimpangan social,
pelanggaran-pelanggaran, penyakit-penyakit masyarakat dan konflik sosial, dengan
cara-cara yang bersifat korektif dan edukatif, agar ketertiban masyarakat
selalu dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru. Rehabilitasi
terhadap berbagai kejadian, situasi dan masalah yang dihadapi
masyarakat, sehingga situasi dapat dipulihkan dan masyarakat aktif
membantu pemulihan situasi tersebut, misalnya situasi yang terganggu
akibat tindakan penegakan hukum, bencana alam, wabah penyakit, konflik
sosial, penyandang penyakit-penyakit masyarakat.
b. Fungsi Organik
Pembinaan keamanan swakarsa (binkamsa), yaitu satuan / unit kerja
Bimmaspol yang menyelenggarakan segala usaha dan kegiatan untuk
membina dan mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban
lingkungan secara swakarsa. Pembinaan ketertiban masyarakat
(bintibmas) yaitu satuan / unit kerja Bimmaspol yang menyelenggarakan
segala usaha dan kegiatan yang bersifat preventif, korektif dan edukatif
untuk membina potensi masyarakat, melakukan penertiban terhadap
berbagai penyimpangan norma-norma sosial. Pelanggaran-pelanggaran
38
merupakan usaha dan kegiatan memulihkan situasi yang terganggu, serta
terhadap penyandang pemulihan kedudukan dan fungsi sosial pada
masalah sosial yang ada kaitannya dengan maslah kamtibmas. Pembinaan
Remaja Pemuda dan Wanita (Binredawan) yaitu satuan/unit kerja
Bimmaspol yang menyelenggarakan segala usaha dan kegiatan untuk
membina potensi redawan bagi kepentingan pembinaan kamtibmas dan
membimbing untuk mengatasi maslah-maslah yang dihadapinya untuk
tetap menjamin mantapnya situasi kamtibmas. Pembinaan Khusus (binsus)
Yaitu satuan/unit kerja bimmaspol yang menyelenggarakan usaha dan
kegiatan untuk membina hubungan koordinasi dengan instansi/pejabat
instansi sipil yang memiliki kewenangan kepolisian terbatas dari
menyelenggarakan pembinaan teknis pada alat-alat kepolisian khusus
instansi yang bersangkutan dan Bin terhadap Babinkamtib. Binpotmas
yaitu satuan/unit kerja Bimmaspol yang menyelenggarakan segala usaha
dan kegiatan untuk membina potensi masyarakat agar tugas-tugas
Bimmaspol dapat efektif dan efisien sehingga tujuan tugas Polri secara
umum dapat terwujud.
8. Bagian Shabara
a. Jadwal jaga di buat secara teratur baik untuk jaga pos, tahanan,
istirahat pos lain sampai patroli.
b. Tingkatkan yanmas khususnya awal penerimaan laporan / pengaduan
39
c. Memberikan pengawalan terhadap orang / brg apabila ada permintaan
dari masyarakat.
d. Segera datangi tkp dan adakan pam tptkp dan untuk mempertahankan
status quo.
e. Aktifkan patroli ke daerah rawan dan hasil penugasan patroli.
f. Membuat laporan harian ke pimpinan.
4.2. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Minuman Beralkohol di Wilayah Hukum Polsek Kota Timur Kota Gorontalo.
Sebelum membahas lebih dalam lagi tentang faktor penyebab kriminologi
penyalahgunaan minuman keras di wilayah hukum Polsek Kota Timur, maka
terlebih dahulu penulis akan memaparkan data tentang kasus penyalahgunaan
minuman keras yang diambil dari lokasi penelitian dalam rentang waktu 3 tahun
terahir yaitu terdapat 5 kasus dari tahun 2011 sampai dengan 2013 seperti yang
termuat pada tabel dibawah ini :
Data Tentang Kejahatan Akibat Penyalahgunaan Minuman Keras Di Wilayah Hukum Polsek Kota Timur Kota Gorontalo
No Tahun Jumlah Jenis Kejahatan Penerapan Pasal
1. 2011 1 Penganiayaan 351
2. 2012 2 Penganiayaan 351
3 2013 (Agustus) 2 Pembunuhan dan
40
Dari tabel diatas dalam rentang waktu 3 Tahun terakhir terdapat 5 kasus
kejahatan yang diakibatkan oleh penyalahgunaan minuman keras yang ditangani oleh
Polsek Kota Timur Kota Gorontalo dari Tahun 2011 hanya 1 kasus dan Tahun 2012 2
kasus kemudian ditahun 2013 2 kasus, 1 kasus pembunuahan 1 kasus pencabulan.
Menurut penjelasan dari Bapak Rony Van Gobel selaku Kanit Reskrim di
wilayah hukum Polsek Kota Timur bahwa penyalahgunaan minuman keras saat ini
tampaknya sulit untuk dibasmi atau dihilangkan dikalangan masyarakat karena di
Kota Gorontalo sendiri belum ada perda yang mengatur dalam hal ini dalam
penerapannya, Perda tentang miras ini ditujukan untuk melengkapi peraturan yang
dibuat pemerintah, yaitu Keppres No. 3 Tahun 1997 dan Peraturan Mendagri Nomor
15/M-M-DAG/3/2006, tentang pengawasan dan pengendalian impor, peredaran dan
penjualan minuman keras. Akan tetapi, kedua produk hukum ini hanya mengatur dan
mengawasi peredaran miras dan belum secara spesifik mengatur tentang pelanggaran
dan sanksi hukum, sehingga menyulitkan bagi aparat kepolisian untuk menindak
tegas bagi para pelaku.
Berdasarkan data dan informasi yang diambil dari lapangan melalui
wawancara kepada para pelaku ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terhadap
penyalahgunaan minuman keras sebagai berikut :
4.2.1 Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakah salah satu faktor utama bagi pelaku
41
dan kondisi dari lingkungan tempat tinggal yang mendukung terjadinya
penyalahgunaan minuman keras dalam hal ini sebagai berikut :
- Pergaulan disekitar lingkungan masyarakat yang seringkali berkumpul
melakukan kegiatan pesta minuman keras dan berbuat kurang sopan seperti
berteriak – teriak atau mengganggu orang lain dan sebagainya.
- Keadaan lingkungan keluarga yang kurang perhatian dalam hal pengawasan
oleh kepala keluarga ataupun dikarenakan broken home, sehingga cenderung
mencari sesuatu hal yang menyenangkan.
- Kepribadian yang kurang percaya diri dalam pergaulan di masyarakat ataupun
di lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan sebagainya, mereka bisa
mengatasi maslaah tersebut dengan cara menyalahgunakan minuman keras
untuk menutupi kekrungan mereka sehingga lebih mudah memperoleh apa
yang diinginkan seperti lebih berani dan lebih aktif.
4.2.2 Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakah salah satu pemicu karena setiap manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari dalam hal ini apabila seseorang
mengalami himpitan ekonomi atau kesusahan dalam hidup, maka otomatis orang
tersebut akal pikirannya terganggu dan mengalami stres sehingga cenderung
untuk melakukan perbuatan yang tidak bisa terkontrol oleh dirinya sendiri akibat
42 4.2.3 Faktor Pendidikan
Faktor pendidikan menjadi salah satu pemicu penyalahgunaan minuman keras
karena kurangnya pengetahuan seseorang terhadap bahaya dari minuman keras
itu sendiri, selain itu minimnya pendidikan juga dapat mengurangi tingkat
kesadaran akan hukum.
4.2.4 Faktor Budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral,
hukum, kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari pola perilaku masyarakat. Melalui sudut pandang budaya dan
kepercayaan masalah minuman keras juga menjadi sangat kompleks. Di
Gorontalo sendiri banyak dijumpai produk – produk lokal minuman beralkohol
yang merupakan warisan tradisional (tuak, captikus) dan minuman ini banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dengan alasan budaya atau tradisi.
4.2.5 Faktor Sarana dan Prasarana
Faktor sarana dan prasarana juga menjadi pemicu seseorang bisa mengkomsumsi
minuman keras karena peredaran minuman keras di Provinsi Gorontalo sudah
merajalela baik dalam perkotaan maupun dipelosok – pelosok, sehingga orang
mudah untuk mendapatkan minuman keras.
4.3 Kendala dan Upaya Yang Dihadapi Kepolisian Dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Minuman Beralkohol di Wilayah Hukum Plsek Kota Timur Kota Gorontalo.
43
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pihak kepolisian
yakni Bapak Rony Van Gobel menjelaskan ada 3 hal mengenai kendala – kendala
yang diahadapi oleh kepolisian dalam menanggulangi penyalahagunaan minuman
keras di kec. Kota Timur adalah sebagai berikut :
1. Minimnya anggota kepolisian di wilayah hukum polsek kota timur untuk
memantau pemasok atau pengedar minuman keras baik dari ]dalam
maupun dari luar Kec Kota Timur Kota Gorontalo.
2. Belum adanya aturan perundang - undangan mengenai larangan – larangan
peredaran maunpun penggunaan minuman keras sehingga menyulitkan
aparat kepolisian untuk mencegah.
3. Kurangnya kerjasama yang baik antara petugas kepolisian dan masyarakat
untuk sama – sama mencegah penyalahgunaan minuman keras.
Kepolisian mempunyai tanggung jawab dalam hal menjaga kemanan dan
ketertiban dan memberikan perlindungan, pengayom kepada masyarakat, maka
sangat diperlukan upaya – upya dari pihak kepolisian sebagsai penegak hukum
untuk menanggulangi tindakan tindakan melanggar hukum yang diakibatkan oleh
penyalahgunaan minuman keras dikalangan masyarakat khussunya yang berada
diwilayah hukum Polsek Kota Timur Kota Gorontalo. Berdasarkan wawancara
yang dilakukan oleh peneliti tentang apa saja upaya – upya yang dilakukan oleh
44 4.3.1 Upaya Preventif (Pencegahan)
Upaya preventif atau pencegahan lebih baik dari pada pemberantasan.
Pencegahan penyalahgunaan minuman keras dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti :
1. Melakukan Penyuluhan
Penyuluhan oleh pihak yang berkompeten di masyarakat, maupun di
tempat – tempat hiburan guna untuk meminimalisir atau meniadakan
kesempatan terjadinya penyalahgunaan minuman keras.
2. Melakukan Patroli
Melakukan patroli agar bisa mengontrol semua kegiatan – kegiatan
masyarakat dengan tujuan untuk menciptakan suasana yang aman dan
damai
3. Melakukan Operasi Atau Pengawasan.
Melakukan operasi atau razia yang dicurigai sebagai tempat pemasok
minuman keras dan melakukan penyitaan minuman keras yang kadar
alkoholnya diatas dari standar yang suda ditentukan oleh pemerintah
dengan tujuan untuk membasmi peredaran minuman keras. Seperti yang
dijelaskan oleh Pihak Kepolisian bahwa dimana pada saat melakukan
operasi telah ditemukan pemasok minuman beralkohol yang kadarnya
45 4.3.2 Upaya Represif (Penanggulangan)
Adapun upaya Represif yang dilakukan oleh pihak kepolisian di wilayah
hukum Polseek Kota Timur Kota Gorontalo adalah memberikan pembinaan
kepada masyarakat agar tidak terjerumus kedalam lemba hitam seperti
menyalahgunakan minuman keras dan memberikan pemahaman kepada
masyarakat barang siap yang melakukan perbuatan melawan hukum yang
diakibatkn oleh penyalahgunaan minuman keras akan di tindak tegas dengan
tujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelaku, sehingga mengurangi
potensi bagi masyarakat khususnya masyarakat kota timur agar tidak kembali