• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kebutuhan untuk transportasi lintas udara pada saat Indonesia merdeka adalah sesuatu yang tidak terbayangkan. Bagaimana tidak? Indonesia terdiri dari Negara kepulauan. Sehingga transportasi antar kepulauan awalnya, yang mengandalkan maritim mulai menjajaki wilayah udara. Namun, upaya macam itu tidaklah mudah. Karena pengadaan maritim pun sama sulitnya. Bandara Indonesia pun harus dibangun platformnya, yang ada merupakan bandara Jepang peninggalan perang. Tapi itu tidak menyurutkan upaya Indonesia untuk memiliki maskapai untuk penerbangan interlokal. Setelah Garuda Indonesia Airways, yang memiliki sejarah dari penerbangan hibah rakyat. Namun, tidak menunggu waktu lama Indonesia memiliki maskapai lokal sendiri, yang khusus dibentuk untuk pengangkutan lokal. Hanya tinggal masalah waktu saja.

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) (MNA) adalah salah satu perusahaan penerbangan milik pemerintah yang memiliki peran besar dalam proses pembangunan di Indonesia. 50 tahun sudah maskapai ini mewarnai perjalanan penerbangan lokal di Indonesia. Sebab, perusahaan inilah yang mengawali penerbangan domestik untuk menjangkau kawasan-kawasan kota kota kepulauan di Indonesia yang sangat sulit dicapai dengan alat transportasi darat lainnya.

(2)

4.1.1 Sejarah Perusahaan

P. N Merpati didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1962 yang merupakan tonggak sejarah perkembangan angkutan udara di Tanah Air. Pada bulan November 1959, Perdana Menteri Indonesia Ir. H. Djuanda secara resmi membuka “Jembatan Udara Kalimantan”. Pada perkembangannya, “Jembatan Udara Kalimantan” ini terbukti telah maju dengan pesat. Kenyataan tersebut telah mendasari keputusan perlunya untuk dibentuk suatu perusahaan negara di bidang jasa transportasi udara antar daerah di Indonesia. Maka, sejak 6 September 1962, secara resmi berdirilah P. N Merpati.

Tugas utama P. N Merpati adalah menyelenggarakan perhubungan udara di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan udara dalam arti seluas-luasnya. Aset pertama perusahaan terdiri dari: empat pesawat De Havilland Otter DHC-3 dan dua Dakota DC-3 milik AURI. Dengan modal awal ini, P. N Merpati berusaha keras untuk ikut serta membangun perekonomian nasional dalam bidang perhubungan udara dengan mengutamakan kepentingan rakyat.

Pada awal tahun 1963, ketika Irian Jaya diserahkan oleh Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia, NV. De Kroonduif yang merupakan perusahaan penerbangan Belanda di Irian Jaya ikut pula diserahkan kepada Garuda Indonesia Airways (Garuda) termasuk enam pesawat yang terdiri dari tiga buah Dakota DC-3, dua Twin Pioneer, dan

(3)

sebuah Beaver. Karena Garuda lebih memusatkan perhatian pada pengembangan usahanya sebagai flag carrier, maka semua konsesi penerbangan dan fasilitas teknisnya di Irian Jaya di limpahkan kepada Merpati. Pada tahun yang sama, P. N Merpati memperluas jaringan operasinya dengan menghubungkan Jakarta-Semarang, Jakarta-Tanjung Karang, dan Palangka Raya- Balikpapan di samping membuka rute-rute baru di Irian Jaya.

Pada tahun 1969, P. N Merpati dibagi dalam dua daerah operasi, yakni Operasi MIB (Merpati Irian Barat) dan MOB (Merpati Operasi Barat), yang mencakup Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Sejalan dengan itu, Merpati pun memasuki babak baru dengan berganti nama menjadi Merpati Nusantara Airlines (MNA). Bagaikan tuah keberuntungan, sejah saat itu MNA menjadi nama yang begitu mengena di hati masyarakat luas

Mulai tahun 1970, MNA tidak hanya mampu mengembangkan operasinya dengan menerbangi rute-rute jarak pendek, melainkan juga rute-rute jarak menengah, dan jauh. Perluasan operasi ini berhasil dengan baik. MNA mulai melayani Penerbangan Regional (lintas batas) yakni rute Pontianak-Kutching dan Palembang-Singapura, juga Kupang-Darwin. Pada tahun 1974, Penerbangan Perintis yang disubsidi pemerintah secara resmi diserahkan pula kepada MNA.

Sederet Keberhasilan dan prestasi MNA ternyata berbuah kepercayaan. Peran positif MNA sebagai moda transportasi udara, yang

(4)

didukung kemantapan manajemen dan keuangan, mendorong pemerintah untuk menjadikan MNA sebagai perusahaan perseroan (PT). Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 70 tahun 1971, status perusahaan MNA diubah menjadi PT Merpati Nusantara Airlines (PT MNA), terhitung sejak 6 September 1975.

Tahun 1975-1978, PT MNA operasi berskala lebih besar dengan mengambil bagian dalam penerbangan haji dan penerbangan transmigrasi. Di samping itu PT MNA juga membantu pengembangan pariwisata dengan melakukan penerbangan borongan internasional (charter flight), misalnya Manila - Denpasar pp, mengunakan pesawat BAC-111, dan Los Angeles-Depasar PP, memakai Boeing 707.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1978, Pemerintah memutuskan untuk mengalihkan penguasaan modal negara di PT MNA ke PT Garuda Indonesia Airways (GIA). Dengan pengalihan ini, PT MNA sebagai anak perusahaan PT GIA, diserahi tugas melayani penerbangan perintis, penerbangan lintas batas, penerbangan transmigrasi, penerbangan borongan domestik dan internasional, serta kegiatan lainnya.

Tugas yang diemban PT MNA tentunya perlu mendapat dukungan fasilitas yang memadai. Salah satunya adalah bengkel perawatan pesawat terbang (workshop) di bandara Hasanuddin Ujung Pandang, yang diresmikan pada tanggal 8 Oktober 1979. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, perawatan fasilitas pesawat yang ada di

(5)

Ujung Pandang dipindahkan ke Surabaya. Pada tahun 1991, diresmikanlah pusat perawatan pesawat (Merpati Maintenance Facility) di Bandara Juanda, Surabaya, sebagai salah satu fasilitas perawatan pesawat terbesar di Asia Tenggara, untuk kelas propeller (pesawat baling-baling).

Era penerbangan internasional dirasakan oleh PT MNA sebagai tuntutan kebutuhan yang kian mendesak. Maka, pada bulan Agustus 1996, Merpati membuka rute international Jakarta-Melbourne. Dengan perkembangan seperti ini, adalah wajar jika kemudian pemerintah menetapkan PT MNA terpisah dari induknya, PT GIA, dan menjadi perseroan terbatas yang mandiri di bawah naungan Departemen Perhubungan. Pemisahan ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1997, tertanggal 29 April 1997.

Sebagai badan usaha milik negara (BUMN), kini PT MNA berusaha mengoptimalkan peran intinya sebagai “commercial air transportation”. Didasari kebijakan Pemerintah untuk mendayagunakan BUMN, PT MNA sudah menjadwalkan untuk melaksanakan program restrukturisasi, profitisasi, dan privatisasi. Maka, yang sekarang diupayakan adalah implementasi program restrukturisasi agar tercapai target PT MNA, sesuai dengan visi dan misi yang dideklarasikan manajemen menjadi Airlines Pilihan Utama di Indonesia.

(6)

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), yaitu: “Menjadi Airlines Pilihan Utama di Indonesia”.

Misi Perusahaan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), yaitu: 1. Menyelenggarakan jasa angkutan udara yang

mengutamakan keselamatan, ketepatan waktu, dan pelayanan yang prima dengan sentuhan keramah-tamahan. 2. Memaksimalkan pertumbuhan nilai perusahaan, efisiensi,

dan mensejahterakan pegawai sesuai standar airlines.

3. Menjadikan perusahaan sebagai centre of execellence dan mitra yang dipercaya.

4. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yaitu: TARIF (Tranparancy, Accountabillity, Responsibility, Independent, dan Fairness).

4.1.3 Filosofi dan Moto

Dengan moto PT Merpati Nusantara Airlines yaitu “Get The Feeling” yang mengandung makna rasakan bedanya terbang bersama Merpati.

(7)

4.1.4 Makna Logo

Gambar 3.1

Logo PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

Logo PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) (PT MNA) berarti “Gelombang Angin” yang mengandung makna bahwa PT MNA sebagai jembatan yang menjembatani daerah terisolir melalui kegiatan penerbangannya.

4.1.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Merpati Nusantara Airlines (PT MNA) divisualisasikan dalam bentuk bagan organisasi. Unit-unit PT MNA terdiri dari pimpinan perusahaan (President Director), pembantu perusahaan, pembantu pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan langsung membawahi: Corporate Plan & Business Development Division, Aviation Safety Division, Management Information System Division, Technical Material Supply Division, Procurement Division, Internal Audit Division, EVP Commercial, EVP Operation, EVP Maintenance & Engineering, dan EVP Finance & Administration. EVP Commercial membawahi Marketing Division, Sales Division, dan Customer Service Division. EVP Finance & Administration membawahi Corporate Finance Division, Accounting

(8)

Division, Human Resources Management Division, Corporate Affairs Division, dan General Administration Division.

1. President Director

i. Bertindak sebagai pimpinan perusahaan serta mengoordinasikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas di Direktorat Niaga, Direktorat Operasi, Direktorat Teknik, Direktorat Keuangan & Administrasi, serta seluruh kegiatan perusahaan agar dapat mencapai misi dan tujuan perusahaan secara efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja perusahaan.

ii. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerjasama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

2. Executive Vice-President Commercial

i. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang pemasaran dan penjualan terhadap produk-produk perusahaan serta peningkatan pelayanan kepada pelanggan guna meningkatkan pendapatan perusahaan, kepuasan pelanggan serta meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.

ii. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan dunia usaha lainnya dalam rangka

(9)

mempererat kerja sama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

3. Executive Vice-President Operation

i. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang penyiapan dan pelaksanaan operasional penerbangan dengan mengacu kepada ketentuan keselamatan penerbangan secara lancar dan aman guna mendukung kegiatan pemasaran produk-produk perusahaan serta meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.

ii. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

4. Executive Vice-President Maintenance & Engineering

i. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang penyiapan pesawat agar dalam kondisi handal dan siap terbang dengan mengacu kepada ketentuan keselamatan penerbangan secara lancar dan aman guna menunjang kegiatan pemasaran produk-produk perusahaan dan kegiatan operasional penerbangan serta meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.

ii. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintah dan dunia usaha lainnya dalam rangka

(10)

mempererat kerja sama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

5. Executive Vice-President Finance & Administration

i. Membangun dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan dan pengendalian keuangan, akuntansi dan anggaran serta pengelolaan sumber daya manusia dan kegiatan pendukung perusahaan lainnya guna menjaga dan mengembangkan aset perusahaan serta meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.

ii. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintah dan dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

6. Corporate Secretary

Corporate secretary adalah seorang sekretaris perusahaan yang bertugas menjembatani dewan direksi dengan para pemegang saham di sebuah perusahaan. Corporate Secretary bagian dari peran seorang public relation. Mereka tidak hanya harus menjaga reputasi perusahaan juga menjalin hubungan baik dengan para stakeholder. Dibalik semua itu, corporate secretary juga ikut andil dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masa depan perusahaan.

(11)

7. Corporate Planning & Business Development Division

i. Menyelenggarakan penyusunan desain organisasi, penelitian dan pengkajian yang meliputi niaga, armada, produksi, ekonomi, teknologi, keuangan, sumber daya lainnya serta mengoordinasikan penyusunan perencanaan dan pengembangan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek serta pengendalian kegiatan operasionalnya dengan mengacu kepada pencapaian target dan peningkatan kinerja perusahaan.

ii. Mengoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kerja sama operasi dengan pihak luar serta kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan.

8. Aviation Safety Division

i. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pencegahan, audit, dan investigasi terhadap aspek keselamatan penerbangan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari DSKU dan ICAO dan terhadap aspek pengamanan perusahaan yang meliputi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap seluruh kegiatan operasional dan aset perusahaan serta evaluasi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja guna menjamin peningkatan reputasi perusahaan.

(12)

ii. Mengkoordinasikan penyusunan konsep peningkatan kualitas bagi seluruh kegiatan manajemen dan operasional perusahaan serta mengendalikan pelaksanaan program oleh seluruh unit kerja guna menjamin terlaksananya perbaikan dan peningkatan mutu perusahaan.

9. Information and Communication Technology Division

Menyelenggarakan pengembangan dan pengendalian pengolahan sistem informasi dan sistem komunikasi yang mencakup teknologi perangkat keras dan perangkat lunak serta kegiatan aplikasi sistem informasi manajemen seluruh kegiatan perusahaan dengan mengacu kepada aspek ‘cost and benefit’ dari penerapan sistem tersebut di setiap unit kerja.

10. Technical Material Supply Division

Menyelenggarakan pengadaan material tehnik yang meliputi pengadaan aircraft engine dan jasa aircraft engine overhaul, major component, consumable material, dan break down part, serta mengelola penggudangan dan pendistribusian material tehnik dan komponen ke seluruh unit perawatan pesawat di seluruh wilayah operasi perusahaan dengan berorientasi kepada kecepatan dan ketepatan waktu guna mendukung penyediaan pesawat yang siap terbang secara efisien serta peningkatan ‘on time performance’ dan reputasi perusahaan.

(13)

11. Procurement Division

i. Menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa niaga, operasi dan umum dengan mengacu kepada spesifikasi dan permintaan para user baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta mengacu kepada aspek ‘cost and benefit’, efisiensi dan ketepatan waktu guna mendukung kegiatan operasional dan kegiatan perusahaan lainnya.

ii. Mengolah asset management unit serta secara berkala melaporkan perkembangannya kepada pemimpin perusahaan guna kelancaran pelaksanaannya.

12. Internal Audit Division

Menyelanggarakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas oleh sebuah unit kerja serta memberikan saran-saran perbaikan dan pencegahan serta menyampaikannya kepada pimpinan perusahaan dan unit terkait jika terjadi penyimpangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan keuangan perusahaan guna tindak lanjut dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan. 13. Marketing Division

Menyelenggarakan perumusan kebijakan dan regulasi pemasaran melalui kegiatan marketing analisis, perencanaan, pengembangan, dan desain produk, revenue management serta promosi produk-produk perusahaan dan penyusunan regulasi special flight/charter guna peningkatan pendapatan perusahaan.

(14)

14. Sales Division

i. Menyelenggarakan penyusunan strategi pengembangan dan pengendalian penjualan dan mengupayakan pencapaian target penjualan, pelaksanaan/taktik penjualan, pengembangan angkutan cargo, dan charter serta pembinaan region dan agen guna memaksimalkan penjualan dan pendapatan perusahaan.

ii. Mengelola pelaksanaan administrasi SDM dan urusan umum untuk kepentingan direktorat niaga secara terpadu dengan kegiatan serupa di-region/district guna mendukung kelancaran pelaksanaan operasional direktorat niaga.

15. Customer Service Division

Menyelenggarakan perumusan kebijakan dan regulasi pelayanan kepada pelanggan yang meliputi customer relations, airport service, inflight service serta memantau dan mengendalikan kualitas pelayanan diseluruh wilayah operasi perusahaan secara berkesinambungan guna menjamin dan meningkatkan kepuasan pelanggan

16. Region

i. Bertindak sebagai wakil perusahaan di region yang bersangkutan dalam rangka menjalin hubungan kerjasama dengan instansi pemerintahan dan swasta guna

(15)

menumbuhkan citra baik dan pengembangan pemasaran produk-produk perusahaan.

ii. Mengelola kegiatan penjualan dan pelayanan pelanggan di region yang bersangkutan serta mengkoordinasikan kegiatan operasional distrik- distrik di bawah tanggung jawabnya selaras dengan kebijaksanaan yang ditentukan oleh unit-unit pusat terkait guna pencapaian target penjualan, peningkatan pendapatan, dan kelancaran operasi penerbangan.

iii. Mengelola tugas-tugas lain yang dilimpahkan dari unit-unit pusat ke region yang bersangkutan serta mengkoordinasikan pelaksanaannya oleh para distrik di bawah tanggung jawabnya agar pelaksanaannya selaras dengan kebijaksanaan yang ditentukan oleh unit-unit pusat terkait.

iv. Khusus untuk region Biak, selain tugas-tugas region di atas, juga mengoordinasikan pelaksanaan penerbangan dengan menggunakan pesawat-pesawat jenis propeller II secara terpadu dengan penerbangan komersial lainnya agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan menambah pendapatan perusahaan.

(16)

17. Flight Standart & Support Division

i. Mengelola penyusunan standar dan prosedur pengoperasian pesawat terbang, standar, dan persyaratan penerbangan, awak kabin dan FOO, menyusun kebutuhan dan training, menyusun sistem dan jenjang karir penerbang, awak kabin, FOO dan SDM pendukung lainnya di Direktorat Operasi. Memantau pelaksanaanya oleh unit-unit terkait guna menjamin kelancaran operasi penerbangan dan peningkatan reputasi perusahaan.

ii. Mengelola pengurusan medex bagi awak pesawat, licencing, administrasi jam terbang, kesekretariatan dan administrasi umum, pengurusan kepegawaian, urusan umum dan fasilitas umum Direktorat Operasi.

18. Flight Crew Division

Menyelenggarakan pembinaan penerbang agar siap dan layak terbang sesuai kebutuhan operasional dengan mengacu kepada standar yang telah ditentukan dan CASR 121.

19. Flight Attendant Division

Menyelenggarakan pembinaan awak kabin agar siap dan layak terbang sesuai kebutuhan operasional dengan mengacu kepada standar yang telah ditentukan CASR 121.

(17)

20. Flight Operation Services Division

i. Menyelengarakan penyusunan rencana penerbangan, penjadwalan pesawat dan awak pesawat, pengadaan dan pendisitribusian perlengkapan penerbangan dan bahan bakar pesawat serta pemantauan pergerakan pesawat dan awak pesawat beserta pengambilan keputusan jika terjadi penyimpangan penerbangan melalui koordinasi dengan unit-unit terkait guna kelancaran operasi penerbangan dan pencapaian peningkatan “On Time Performance”.

ii. Menyelenggarakan penyiapan tenaga FOO yang berkualitas sesuai kebutuhan operisonal dengan mengacu kepada standar yang telah ditentukan dan CASR 121.

21. Strategic Bussiness Unit Merpati Training Center

Menyelenggarakan penawaran produk pendidikan dan pelatihan, pengembangan pasar pendidikan dan pelatihan melalui kegiatan penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan, desain produk pelatihan dan pendidikan, promosi beserta pengolahan penyelenggaran pendidikan dan pelatiahan bagi pegawai perusahaan dan guna meningkatkan pendapatan perusahaan lainya.

22. Engineering & Quality Assurance Divison

Menyelenggarakan pengembangan rekayasa perawatan pesawat serta penyusunan standar dan prosedur perawatan

(18)

pesawat dan komponennya, mengendalikan kualitas perawatan pesawat, dan pengurusan sertifikasi pesawat dan SDM guna menjamin pelaksanaan pesawat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan menjamin tercapainya target penediaan pesawat yang siap terbang dan meningkatkan reputasi perusahaan.

23. Aircraft Maintenance Division

Menyelenggarakan perencanaan dan pelaksanaan perawatan pesawat di Out Station beserta penyediaan sarana pendukungnya serta mengoordinasikan penjadwalan dan Routing pesawat guna mendukung kelancaran operasi penerbangan dan peningkatan “On Time Performance”.

24. Technical Administration Divison

Membantu Direktur Teknik dalam bidang perawatan terhadap semua fasilitas pendukung (Utility) MMF, kesekretariatan dan administrasi umum, pengurusan kepegawaian beserta urusan umum lainnya guna mendukung kelancaran operasinal Direktorat Teknik.

25. Corporate Finance Division

Menyelenggarakan Cash Flow management, pengurusan asuransi, pajak, piutang, Letter of Credit, pengolahan dokumen angkutan berharga, serta mengoordinasikan penyusunan, pengendalian dan analisis terhadap penggunaan dan pencapaian

(19)

anggaran biaya dan analisis terhadap penggunaan dan pencapain anggaran pendapatan guna mendukung kelancaran seluruh operasi perusahaan dan maksimalisasi kekayaan perusahaan.

26. Accounting Division

Menyelenggarakan akuntansi bagi seluruh pendapatan, biaya, persediaan, harta dan kewajiban di pusat dan daerah serta penyusunan sistem akuntansi dan laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu dan tepat saji.

27. Human Resources Management Division

Menyelenggarakan perencanaan dan pengembangan SDM, analisis pekerjaan, penyusunan peraturan kepegawaian, pengadaan pegawai, serta pengelolaan administrasi kepegawaian, pembinaan pegawai, pemberian imbalan jasa, fasilitas dan kesejahteraan pegawai sesuai dengan perkembangan perusahaan dan perkembangan lingkungan. 28. Corporate Affairs Division

Menyelenggarakan kegiatan publikasi, protokoler, kemitraan dan kehumasan lainnya serta kegiatan perlindungan hak dan kewajiban perusahaan terhadap pihak lain guna meningkatkan citra perusahaan dan mendukung kelancaran operasional.

(20)

29. General Administration Division

i. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan urusan yang meliputi administrasi dan pemasaran gedung kantor pusat, peralatan dan perlengkapan kantor, urusan perteleponan, resepsionis, elektrikal, mekanikal, material umum, kesekretariatan umum, reproduksi, transportasi darat dan kerumahtanggaan perusahaan.

ii. Menyelenggarakan pembinaan para tenaga security serta mengelola penjagaan terhadap material dan instalasi perusahaan sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku.

4.1.6 Divisi/Biro Public Relations

Dalam menjalankan fungsi Public Relations di PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) ada di divisi Corporate Secretary. Divisi ini berhubungan langsung dengan President Director dan jajaran direksi lainnya. Corporate secretary adalah seorang sekretaris perusahaan yang bertugas menjembatani dewan direksi dengan para pemegang saham di sebuah perusahaan. Corporate Secretary bagian dari peran seorang public relations. Mereka tidak hanya harus menjaga reputasi perusahaan juga menjalin hubungan baik dengan para stakeholder. Dibalik semua itu, corporate secretary juga ikut andil dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masa depan perusahaan.

(21)

Bagan 4.1

(22)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Kondisi

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) sebagai sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa penerbangan domestik perintis di Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) (Merpati) tentu harus memiliki divisi Public Relations (PR) untuk menjaga komunikasi publik internal dan publik eksternal yang baik.

Dalam penelitian ini, bermula dari masalah keuangan yang melilit maskapai penerbangan Merpati Langkah cepat yang dilakukan Manajemen Merpati untuk menekan biaya operasional yaitu dengan restrukturisasi keuangan dan operasional.

Krisis ini berdampak pada nasib ribuan karyawan Merpati. Sekitar 1.681 karyawan Merpati hingga kini belum mendapat gaji dua bulan terakhir yaitu Desember 2013, Januari, dan sekarang sudah masuk Februari 2014. Namun, belum adanya kepastian dari manajemen perusahaan penerbangan Merpati tersebut perihal kapan mereka akan memberikan hak normatif para pegawai tersebut.

Sehingga, Public Relations (PR) sangat dibutuhkan dalam sebuah Organisasi atau Perusahaan. Semua organisasi, baik itu yang sifatnya komersil maupun non komersil membutuhkan kinerja PR dalam kegiatan berorganisasi untuk menangani setiap masalah, memudahkan bersosialisasi dengan stakeholders, membina hubungan dengan stakeholders, dan

(23)

menjalankan program-program kehumasan. Tidak hanya itu, PR juga mampu menjadi ujung tombak suatu perusahaan. Manakala perusahaan/organisasi tersebut mengalami suatu krisis, maka PR turut mengatasinya.

Dalam hasil penelitian ini, didukung oleh data sekunder seperti: a. Surat/Edaran

1. Surat Pemberitahuan Internal

Surat tersebut diperuntukan untuk Calon Penumpang Merpati dengan isi menyatakan bahwa, Merpati sedang melakukan restrukturisasi kegiatan operasi, sehingga memungkinkan terjadinya beberapa perubahan rute.

(24)

2. Berita Media Online

a. Merpati Tidak Terbang Hari Ini123

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai pelat merah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) tak melayani penerbangan pada Sabtu, 25 Januari 2014 ini. Sekretaris perusahaan Merpati, Riswanto mengatakan penghentian pelayanan hanya dilakukan pada hari ini.

"Kami mengalihkan penerbangan ke hari berikutnya. Pertimbangannya karena kami sedang restrukturisasi operasi," kata Riswanto ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 25 Januari 2014.

Juru bicara Merpati, Akhmad Zulfikry mengatakan Merpati saat ini tengah melakukan restrukturisasi keuangan dan operasional. Salah satu cara restrukturisasi operasional ini dengan memilah rute-rute yang akan dipertahankan. "Rute-rutenya kami rapikan, mana saja yang potensial dan menguntungkan," kata Fikry

Fikry mengatakan untuk pengalihan penerbangan hari ini, pihak Merpati telah memberi tahu para calon penumpang. Adapun penumpang yang tak bersedia dialihkan ke penerbangan Merpati berikutnya, perusahaan akan mengembalikan biaya tiket yang sudah dibayar.

b. Pilot Ancam Mogok, Merpati Batalkan Penerbangan124 TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Pegawai Merpati, Sudiyarto, mengatakan tidak adanya penerbangan yang dilakukan PT Merpati Nusantara Airlines pada Sabtu lalu, 25 Januari 2014, dipicu oleh ancaman mogok yang dilakukan oleh para pilot. "Karena ada ancaman mogok dari pegawai, pihak manajemen mengantisipasi dengan meniadakan penerbangan pada Sabtu lalu," kata Sudiyarto di Jakarta, Ahad, 26 Januari 2014.

123

Bernadette Christina Munthe (2014, 25 Januari). Merpati Tidak Terbang Hari Ini. Tempo Bisnis (online). Diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 jam 9.48 dari http:

http://www.tempo.co/read/news/2014/01/25/092548327/Merpati-Tak-Terbang-Hari-Ini oleh Erlina Oktantia

124

Ananda Teresia (2014, 26 Januari). Pilot Ancam Mogok, Merpati Batalkan Penerbangan. Tempo Bisnis (online). Diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 jam 9.50 dari http:

http://www.tempo.co/read/news/2014/01/26/090548568/Pilot-Ancam-Mogok-Merpati-Batalkan-Penerbangan oleh Erlina Oktantia

(25)

Menurut dia, ancaman mogok disebabkan protes para pilot karena gaji yang tidak dibayarkan selama dua bulan. Selain gaji, para pilot juga memprotes bayaran mereka atas jam terbang yang tak kunjung dipenuhi perusahaan. Untuk melakukan mogok, para pilot tersebut kemudian mengirim surat pemberitahuan pemogokan pada manajemen. Tapi, untuk dapat melakukan mogok, prosedur yang dilakukan adalah harus mengurus pemberitahuan ke Dinas Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Dinas Tenaga Kerja.

"Tapi sepertinya sebelum mengurus ke kedua instansi ini. Tapi manajemen sudah terlanjur meniadakan saja semua penerbangan untuk antisipasi. Jadi hitungannya tidak mogok tapi diliburkan karena sebenarnya para pilot tidak jadi mogok," kata Sudiyarto.

Sudiyarto mengatakan para pilot sudah kembali bertugas dengan normal mulai Ahad, 26 Januari 2014. Tapi, aksi mogok tetap akan dilakukan. Menurut dia, para pilot berencana untuk kembali melakukan mogok pada 1 Februari mendatang jika kejelasan mengenai pembayaran tidak dilakukan sampa 30 Januari. "Jadi kalau belum ada kejelasan nanti mereka akan melakukan mogok pada 1 Februari. Jadi mereka sekarang masih menunggu pihak manajemen," katanya.

Para pekerja, kata Sudiyarto, juga mempertanyakan arah kebijakan perusahaan. "Ini serba tidak jelas, mereka juga menuntut transparansi mengenai arah perusahaan ke depan," katanya.

Berdasarkan data Angkasa Pura II, pada pukul 10.00 WIB - 16.55 WIB ada 204 penerbangan yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Salah satu penerbangan tersebut adalah penerbangan menuju Surabaya oleh Merpati dengan nomor penerbangan MZ 0336. Penerbangan itu dijadwalkan berangkat pada 11.40 WIB. Namun dalam kolom actual, kolom yang berisi waktu keberangkatan pesawat yang sebenarnya, tercantum simbol "-".

Sementara itu untuk Ahad ini, tidak ada penerbangan Merpati yang dijadwalkan mendarat di Bandara

(26)

Soekarno-Hatta dari total 206 kedatangan pada pukul 10.00 WIB - 16.55 WIB.

c. Kelanjutan Nasib Merpati Masih belum jelas125

TEMPO.CO, Jakarta - Kelanjutan nasib maskapai pelat merah, PT Merpati Nusantara Airlines untuk kembali terbang mengudara masih belum jelas. Dua kementerian yang menaunginya masih beda suara tentang langkah penyelamatan Merpati. Di satu sisi Kementerian Badan Usaha Milik Negara menginginkan agar Merpati bisa terbang ke Jeddah dahulu dengan mitra kerjasama operasinya. Namun di lain pihak Kementerian Perhubungan justru enggan menerbitkan izin tersebut dan meminta Merpati terbang di domestik terlebih dahulu. “Kami mau Merpati benahi dulu internalnya, baru kemudian terbang ke luar negeri. Kalau tidak begitu siapa yang bisa jamin keselamatan penerbangannya?,” kata Menteri Perhubungan E.E Mangindaan di Jakarta 20 Maret 2014.

Ia bersikukuh masih akan terus membekukan sertifikat izin terbang (AOC) Merpati sampai maskapai itu bisa membuktikan layak menerbangkan rute-rute domestiknya. Mangindaan membantah tudingan bahwa Kementerian Perhubungan mendukung penutupan Merpati. Namun aspek keselamatan menurut dia tidak bisa dinegosiasikan. “Kalau sudah ada titik terang baru kita kasih (izin). Ini saja titik terang belum. Kalau kita buka izinnya takut ada masalah,” katanya.

Di lain pihak Menteri BUMN Dahlan Iskan justru mengatakan langkah terbang ke Jeddah merupakan alternatif terbaik bagi Merpati. Musababnya bila hanya mengandalkan uang penjualan dua unit bisnisnya sekitar Rp 150 miliar, dana itu tidak cukup untuk membiayai jangka panjang. Dipakai untuk terbang di rute domestik pun, dana itu hanya bisa bertahan sebulan. Apalagi di rute-rute domestik ini persaingan maskapai cukup ketat mengingat maskapai lain lebih unggul dari segi jenis pesawat dan efisiensi.

125

Ananda Putri (2014, 20 Maret). Kelanjutan Nasib Merpati Masih Belum Jelas. Tempo Bisnis (online). Diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 jam 10.10 dari http:

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/20/090564019/Kelanjutan-Nasib-Merpati-Masih-Belum-Jelas oleh Erlina Oktantia

(27)

d. Utang Merpati ke Pertamina Rp 1,38 Triliun126

EMPO.CO , Jakarta - Anggota Komisi Perhubungan DPR, Azam Azman Natawijaya, mengatakan utang PT Merpati Nusantara Airlines ke PT Pertamina mencapai Rp 1,38 triliun. "Tadi Pertamina mengatakan mereka tidak bisa memberikan Avtur lagi. Syaratnya harus cash-and-carry. Kalau mau ambil Avtur Pertamina, ya PT Merpati harus bayar dulu," kata Azam kepada Tempo usai rapat panitia kerja Merpati, Kamis petang, 12 Juni 2014, di ruang rapat Komisi Perhubungan DPR Jakarta.

PT Pertamina, menurut Azam, sudah menyerahkan utangnya kepada pemegang saham. Direktur Keuangan Pertamina Andri Trunajaya Hidayat menolak berbicara saat ditemui usai rapat. Ia buru-buru meninggalkan ruang rapat.

Azam menjelaskan rapat Panitia Kerja Merpati baru sebatas mengiventarisir masalah-masalah yang membelit PT Merpati saat ini, termasuk syarat-syarat untuk dapat terbang lagi. Rapat molor satu jam dari yang seharusnya dimulai pada pukul 13.00 WIB.

Kondisi Merpati saat ini, menurut Azam, serba sulit. "Kalau untuk cash-and-carry, Merpati tidak punya uang. Kalaupun mau menerbangkan pesawat, pesawatnya harus diasuransikan. Sayangnya, Merpati juga belum melunasi tunggakan premi asurasinya, enggak bisa bayar. Soal sumber daya manusianya juga, siap atau tidak," ujarnya. Masalah lainnya adalah soal rute Merpati yang sudah dibekukan oleh Kementerian Perhubungan.

Menurut Azam, rute perintis yang dimiliki Merpati ternyata sudah dilelang ke perusahaan-perusahaan swasta. "Siapa yang berani membayar terbaik untuk rute ke daerah-daerah timur, daerah yang remote area, itulah yang menang. Yang menang ya kayak Susi Air dan swasta lainnya yang punya pesawat kecil, seperti pesawat isi 20 penumpang ke bawah."

126

Ridho Jun Prasetyo (2014, 13 Juni). Utang Merpati ke Pertamina Rp 1,38 Triliun. Tempo Bisnis (online). Diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 jam 10.00 dari http:

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/13/090584620/Utang-Merpati-ke-Pertamina-Rp-138-Triliun oleh Erlina Oktantia

(28)

Hal itu dilakukan Merpati, ujar Azam, sebagai pemasukan untuk perusahaan. Merpati juga punya usaha kecil, tapi cuma sedikit, seperti kerja sama dengan Pemerintah Daerah Merauke. Pesawat MA60 mereka yang selama ini digunakan juga sudah tidak layak terbang. Jadi, masalahnya itu sudah bertumpuk-tumpuk. "Direksinya juga menggerogoti dari dalam," katanya.

Azam mengatakan bahwa izin usaha Merpati berakhir pada Februari 2015. Jadi, sebelum Januari 2015 harus bisa terbang kalau izin usahanya ingin diperpanjang. Kalau sampai Merpati tidak dapat memenuhi syarat itu, maka Izin Usaha Penerbangan Merpati akan dicabut oleh pemerintah. Kalau izin usaha dicabut, ujarnya, akan repot untuk mengurusnya kembali.

Menurut dia, DPR belum memutuskan solusi untuk masalah yang dihadapi Merpati." Kami masih kumpulkan dulu pihak-pihak terkait untuk ketahui masalahnya secara komprehensif, baru kemudian kami simpulkan," kata Azam. DPR dan Kementerian Perhubungan, ia melanjutkan, pada dasarnya menginginkan agar Merpati bisa terbang dan hidup kembali. "Tapi ini kecil sekali kemungkinannya."

Adapun agenda rapat Panja Merpati selanjutnya, Azam menjelaskan, adalah rapat dengan perusahaan pengelola aset (PPA). Mekanisme Penyertaan Modal Negara dinilai tak memungkinkan lagi, apalagi dengan situasi APBN saat ini.

Panja Merpati pada 19 Juni mendatang akan ke Surabaya untuk melihat fasilitas perusahaan Merpati. "Apakah bisa beroperasi atau tidak Merpati Maintenance Facilities (MMF) dan Merpati Training Center (MTC), menguntungkan atau tidak, dan semacamnya. Itu yang akan kami evaluasi. Mungkin tidak diterbangkan lagi, itu yang sedang kita pikirkan." Panja menargetkan dalam sepuluh hari agenda tentang Merpati akan rampung.

Berbeda bila PT Amagedon masuk melakukan kerjasama operasi (KSO) dengan Merpati. Secara bisnis rute Jeddah itu, kata Dahlan, dapat membawa untung untuk Merpati karena pesawat nantinya akan disiapkan oleh PT Amagedon sebagai mitra KSO. Selain itu dengan adanya KSO juga berkontribusi dalam aliran modal kepada

(29)

Merpati. "Kalau izin ke Jeddah enggak keluar, sulit bagi Merpati," katanya.

Nantinya setelah merengguk untung dari KSO tersebut, kata Dahlan, barulah perlahan Merpati bisa terbang di rute domestik. “KSO itu menurut saya pilihan terbaik dari pilihan-pilihan lainnya,” katanya. (Berita terkait : Urus Merpati, Dahlan Ditawari Dana dari Hong Kong)

Untuk diketahui, Merpati akan mengantongi uang senilai Rp 150 miliar dari penjualan unit bisnisnya, Merpati Trainning Center dan Merpati Maintanance Facilities. Direktur Utama Merpati Asep Ekanugraha dalam penjelasannya kepada Forum pegawai Merpati mengatakan uang itu hanya cukup untuk menolong sementara. Dalam rencana bisnis nantinya dibutuhkan uang yang lebih besar lagi sekitar Rp 1,7 triliun agar Merpati bisa hidup sebelum menunggu konversi utangnya Rp 7 triliun. Adapun sumber uang Rp 1,7 triliun itu diharapkan dari mitra KSO sebesar Rp 500 miliar. Sisanya dari Pemerintah dan investor lainnya.

Untuk mendapatkan hasil yang relevan, data dan informasi yang terkait dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menggambarkan Manajemen Krisis Internal PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) (Studi Kasus: Penanganan Employee Relations Pra Krisis Periode Desember 2013 – Januari 2014). Maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah tersebut yakni: Bapak Akhmad Zulfikri selaku Corporate Communications PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), Ibu Tika selaku Karyawati PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), dan Bapak Amon selaku Karyawan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) yang bertempat di Jalan Angkasa Blok B 15 Kav 2&3 Kemayoran, Jakarta 10720. Wawancara ini dilakukan secara bertahap atau tidak sekaligus. Wawancara ini

(30)

dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dan diuraikan secara deskriptif.

Krisis Merpati sudah berlangsung cukup lama dan belum ada penyelesaian khususnya untuk kejelasan status karyawan. Diperlukan komunikasi yang baik yang dilakukan oleh Public Relations untuk memberikan informasi secara tepat, cepat, dan cermat.

Menurut Bapak Akhmad Zulfikri, PR Secara umum yaitu:127

“PR secara umum itu, Public Relations. Jadi kalau pengertiannya seperti itu, Public adalah masyarakat. Relations adalah hubungan. Hubungan masyarakat itu bagaimana menjalin komunikasi dengan lapisan masyarakat dalam hal ini Humas ya. Karena Saya di Corporate, terbagi menjadi dua bagian yaitu hubungan internal dan eksternal. Hubungan ke internal yaitu karyawan, manajemen, dan pemegang saham. Ke eksternal yaitu kepada vendor-vendor, mitra kerja, be to be ke travel agent, be to customer karena langsung ke pengguna jasa.”

Sedangkan menurut Ibu Saratika, Public Relations adalah:

“PR ya Humas ya kalau misalkan diperusahaan itu sekertaris perusahaan”

Lain hal yang disampaikan oleh Bapak Amon mengenai Pengertian Public Relations yaitu:

“Menjembatani komunikasi antara pihak internal maupun eksternal.”

Sementara Peran dan Fungsi Public Relations di Merpati dalam operasional sehari-hari Menurut Bapak Akhmad Zulfikri yaitu:128

127

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 128

(31)

“Dalam operasional sehari-hari, kita banyak menyajikan data untuk internal melalui intranet. Jadi bagaimana aktivitas korporasi, isu-isu mengenai penerbangan, jadi agar aktivitas baik manajemen maupun karyawan kita agenda, olahraga, rapat, atau segala macamnya itu ada di intranet. Prestasi, promosi sehari-hari kita menyajikan data ke manajemen mengenai penerbangan. Terus kita juga menyajikan data kepada Media tentang aksi korporasi kita. Kalau manajemen krisisnya, kita juga tentunya kita menyiapkan bahan-bahan untuk penelitian kegiatan manajemen krisis. Menyiapkan pemberitaan, press release, menyiapkan agenda bertemu dengan serikat karyawan, menyiapkan bahan-bahannya, apa perlu disediakan.”

Seperti yang telah dinyatakan oleh Bapak Akhmad Zulfikri di atas, bahwa di bisnis yang bergerak di jasa ini terkadang terjadi kejadian luar biasa yang berpotensi menjadi krisis. Menurutnya krisis yang dimaksud adalah:129

“Kalau sekarang ini krisis sudah multidimensi. Jadi udah semua krisis. Krisis keuangan, krisis kepercayaan sendiri dari masyarakat pengguna jasa, dimulainya berarti dari krisis keuangan yang merembet kemana-mana.”

Langkah-langkah strategi pengelolaan krisis pun dilakukan dari tahap identifikasi krisis sampai evaluasi program strategi pengelolaan krisis.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Akhmad Zulfikri, diketahui bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh PR PT Merpati Nusantara Airlines adalah mengidentifikasi krisis, menganalisa krisis, mengisolasi krisis, memilih strategi pengelolaan krisis, melaksanakan program pengelolaan krisis dan terakhir mengevaluasi program pengelolaan krisis yang sudah dilaksanakan. Dan juga didukung wawancara dari Ibu Saratika dan Bapak Amon, selaku perwakilan dari Karyawan sebagai penyeimbang, apakah benar strategi pengelolaan krisis sudah dilakukan?.

129

(32)

1. Mengidentifikasi Krisis

Kunci dari manajemen mengidentifikasi suatu masalah yang berpotensial menjadi suatu krisis, diperlukan penanggulangan yang tepat dan efektif agar krisis dapat diredam atau bahkan dicegah. Caranya yaitu dengan mendeteksi terlebih dahulu tanda-tanda akan munculnya suatu krisis kecil.

Pada Desember 2013 – Januari 2014, Manajemen Merpati tidak membayar gaji karyawan, menurut Bapak Akhmad Zulfikri krisis tersebut terletak pada tahap Prodromal dengan bentuk Jelas sekali dengan penjelasan sebagai berikut yaitu:130

“Desember – Januari 2014, kita masih di tahap pra krisis, dikarenakan Karyawan masih masuk tiap hari, mengerjakan pekerjaannya, walaupun gaji belum dibayarkan karena banyak karyawan Merpati yang loyal. Namun, setelah 1 Februari 2014, mereka marah karena mereka berfikir bahwa gaji karyawan terancam tidak dapat dibayarkan karena tidak ada uang yang masuk.”

Namun, menurut salah satu karyawan Merpati, ini sudah masuk ke tahap akut yaitu:131

“Ini sudah masuk ke tahap akut, karena karyawan tidak dapat gaji, mau tahun baru dan natalan. Orang bingung mau cari uang kemana. Apalagi banyak karyawan Merpati yang sudah tua-tua.” Apa yang dikatakan Ibu Saratika, juga sama dikatakan oleh Bapak Amon, yaitu:132

“Ini sangat memprihatikan, disaat mau tahun baru dan natal tidak digaji. Ini sangat Krisis tahap akut dan perlu penanganan khusus.”

130

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 131

Hasil Wawancara dengan Bu Saratika, pada tanggal 22 September 2014 132

(33)

Dari pernyataan para nara sumber di atas, terdapat perbedaan pendapat antara pihak karyawan dan manajemen terdapat perbedaan tahapan krisis. Menurut Manajemen masih ditahap pra krisis, sedangkan menurut Karyawan Merpati diatas, sudah masuk krisis tahap akut.

Langkah pertama yang dilakukan oleh Bapak Akhmad Zulfikri selaku Corporate Communication PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) untuk mengidentifikasi krisis adalah:133

“Masalah Pembayaran Gaji yang belum kunjung dibayarkan dan belum ada kepastian dari manajemen mengenai pembayaran tersebut.”

Menurut Ibu Saratika, Masalah tenaga kerja yang sedang dihadapi Merpati pada saat pra krisis yaitu:134

“Masalahnya itu, karyawan tidak digaji pastinya. Menunggu kejelasan kapan akan dibayar. Disisi lain, informasi kapan akan dibayar sulit didapat, sehingga Karyawan butuh informasi dengan cepat dan jelas.”

Namun hal lain disampaikan Bapak Amon, yaitu:135 “Semua Internal perusahaan yang bekerja disini.”

Langkah Pertama yang dilakukan Bapak Akhmad Zulfikri untuk mengidentifikasi krisis yang terjadi di Merpati adalah:136

“Pertama, Kami memberikan informasi kepada karyawan, penyebab Kami tidak dapat membayar gaji karyawan. Kita beri arahan agar karyawan maklum terhadap situasi ini. Dan manajemen akan membayarkan gaji mereka segera mungkin.”

133

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 134

Hasil Wawancara dengan Bu Saratika, pada tanggal 22 September 2014 135

Hasil Wawancara dengan Bapak Amon, pada tanggal 22 September 2014 136

(34)

Yang seharusnya berperan untuk menghadapi masalah tenaga kerja Merpati, menurut Bapak Akhmad Zulfikri yaitu:137

“Kalau masalah tenaga kerja itu harusnya ada di Divisi Human Capital. Namun, karena ini keseluruhan Merpati, Seluruh Manajemen serta karena ini merupakan perusahaan BUMN, Garuda Indonesia, dan Pemerintah terkait lainnya.”

Hal senada disampaikan oleh Ibu Saratika yang harus berperan menghadapi masalah yaitu:138

“Manajemen.”

Sedangkan menurut Bapak Amon, yang harus berperan dalam menghadapi masalah yaitu:139

“HRD.”

Cara menyelesaikan masalah tenaga kerja yang pertama kali dilakukan yaitu:140

“Ada satu divisi di humas yaitu Corporate Affair, yang bertugas untuk mengurusi segala jenis dokumentasi, segala jenis hubungan ke pemegang saham. Tadi Kementerian BUMN, untuk bagaimana seharusnya. Kaya semacam mau minta untuk apalah agar uang dari Negara bisa keluar. Jadi kalau hubungan ke pemegang saham ada lagi. Tapi itu bagian dari Humas. Manajemen juga harus banyak berkomunikasi dengan Karyawan. Menenangkan karyawan dengan cara-cara yang tepat.”

Menurut Ibu Saratika, Cara manajemen Merpati untuk menyelesaikan masalah tenaga kerja ini yaitu:141

“Karyawan dikumpulin di lantai Dirut (Direktur Utama), Dirut & manajemen mengumumkan gaji karyawan akan segera dibayarkan. Namun sampai sekarang belum terealisasi.”

137

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 138

Hasil Wawancara dengan Bu Saratika, pada tanggal 22 September 2014 139

Hasil Wawancara dengan Bapak Amon, pada tanggal 22 September 2014 140

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 141

(35)

Sedangkan menurut Bapak Amon, Cara manajemen Merpati untuk menyelesaikan masalah tenaga kerja ini yaitu:142

“Karyawan dibayarkan gajinya. Manajemen jangan pelit info juga untuk karyawan.”

Menurut Bapak Akhmad Zulfikri, sangat penting adanya identifikasi krisis pada tahap pra krisis ini dikarenakan:143

“Identifikasi ini menurut Saya sangat diperlukan karena untuk mengetahui penyebab krisis dan dari hasil identifikasi itu tim kami bisa merencanakan bagaimana cara untuk menyelesaikan krisis ini. Sumber krisis langsung diketahui yaitu mengenai krisis keuangan. Sehingga perlu adanya penjelasan secara komperhensif. Dan info tersebut di sebar luaskan ke karyawan agar mereka mengerti keadaan sebenarnya.”

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Saratika yaitu:144

“Penting banget. Perusahaan bisa antisipasi kemungkinan terjadi. Sehingga tidak fatal seperti sekarang ini.”

Dan, menurut Bapak Amon yaitu:

“Harusnya penting. Karena bisa deteksi krisis.”

Setelah krisis teridentifikasi, langkah selanjutnya yang dilakukan PR Merpati adalah menganalisa krisis.

2. Menganalisis Krisis

Analisa krisis yang pertama kali dilakukan adalah menemukan penyebab krisis tersebut terjadi. Bapak Akhmad Zulfikri kejadian ini disebabkan oleh:145

142

Hasil Wawancara dengan Bapak Amon, pada tanggal 22 September 2014 143

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 144

Hasil Wawancara dengan Bu Saratika, pada tanggal 22 September 2014 145

(36)

“Krisis pertama dari Krisis Keuangan karena Merpati punya hutang banyak. Ditambah Pertamina tidak bisa memberikan hutang ke Merpati, sehingga Merpati berhenti terbang. Karyawan pun belum dapat kepastian kapan akan dibayarkan.”

Krisis tersebut bisa terjadi dikarenakan: 146

“Dari masalah keuangan yang selalu menurun, kompetitor bermunculan, sedangkan harga yang Merpati tawarkan cukup mahal”

Ibu Saratika menjelaskan, Krisis tersebut terjadi karena:147

“Karena pengelolaan uang yang kurang efisien oleh bagian Keuangan.”

Hal yang sama juga disampaikan Bapak Amon yaitu:148 “Pemasukan dan pengeluaran ’enggak’ seimbang.”

Tempat dan Waktu krisis dimulai menurut Bapak Akhmad Zulfikri yaitu:149

“Seperti yang tadi saya jawab sebelumnya. Krisis terjadi mulai 1 Februari 2014. Gejala krisis muncul saat Merpati ’gak’ bisa bayar gaji karyawan dan Pemerintah tidak bisa bantu. Desember 2013-Januari 2014 itu masih pra krisis, karena kita berharap ini bisa diselesaikan segera, ternyata malah berkepanjangan sampai sekarang.”

Sejauh mana krisis tersebut berkembang yaitu:150

“Sejauh Pemerintah belum kasih dana untuk bayar karyawan. Manajemen tidak bisa apa-apa kalau seperti itu.”

Namun, kalau dari sisi Karyawan, Ibu Saratika berbeda yaitu:151

146

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 147

Hasil Wawancara dengan Bu Saratika, pada tanggal 22 September 2014 148

Hasil Wawancara dengan Bapak Amon, pada tanggal 22 September 2014 149

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 150

(37)

“Selama manajemen belum kasih kepastian.” Sedangkan Bapak Amon mengatakan:152

“Sejauh manajemen belum bisa menangani krisis, dan hutang Merpati jadi tambah numpuk.”

Cara mengatasi krisis tersebut menurut Bapak Akhmad Zulfikri adalah:153

“Bekerjasama dengan BUMN untuk menyelesaikan ini dari sisi hak normatifnya. Public Relations juga harus dapat menjembatani keinginan manajemen dan karyawan. Menjadi mediator Internal perusahaan agar karyawan puas mendapatkan informasi. Mengendalikan emosi karyawan juga itu caranya.”

Yang mampu mengatasi krisis tersebut menurut Bapak Akhmad Zulfikri yaitu:154

“Kita saling kerjasama antara Manajemen, Karyawan, dan Shareholders dalam hal ini itu BUMN, Garuda Indonesia. Sangat perlu adanya tim manajemen krisis.”

Pihak-pihak yang sudah terpengaruh oleh krisis tersebut sampai saat ini adalah:155

“Serikat karyawan. Karena mereka yang tau apa yang diinginkan karyawan.”

151

Hasil Wawancara dengan Bu Saratika, pada tanggal 22 September 2014 152

Hasil Wawancara dengan Bapak Amon, pada tanggal 22 September 2014 153

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 154

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 155

(38)

Skenario yang paling buruk yang mungkin akan terjadi akibat krisis yaitu:156

“Merpati tutup. Gaji Karyawan tidak dapat dibayarkan.” Yang mengetahui terjadinya krisis yaitu:157

“Semua stakeholders sudah tau. Karyawan, Shareholders, Vendor-vendor, konsumen, dan banyak lagi. Mereka tau setelah Gaji desember yang karyawan tunggu-tunggu, tidak kunjung dibayar, otomatis mereka taukan. Yang memberitau langsung dari pihak manajemen itu Dirut (Direktur Utama).”

Pasti sudah banyak pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari karyawan, menurut Bapak Akhmad Zulfikri yaitu:158

“Pasti sudah banyak apalagi dari karyawan. ‘Gak’ ada bosan-bosannya bertanya kapan gaji kita dibayar?. Kurang lebih setiap harinya pasti ada yang tanya melalui email, telepon, BBM atau dating langsung ke kantor. Sekitar 50-an orang dalam sehari dari 1600-an karyawan.”

Sasaran yang perlu diberitahu mengenai terjadinya krisis ini yaitu menurut Bapak Akhmad Zulfikiri yaitu:159

“Pasti Karyawan diprioritaskan.”

Krisis telah diidentifikasi dan dianalisa. Jelas terlihat bahwa krisis yang terjadi berasal krisis finansial sehingga menyebabkan gangguan operasional. Krisis tersebut sudah diberitahukan kepada para stakeholder utama yaitu BUMN dan karyawan pada saat itu juga, kemudian di hari berikutnya diberitahukan kepada masyarakat dan media massa. Langkah

156

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 157

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 158

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 159

(39)

selanjutnya setelah proses analisa krisis selesai, dilanjutkan dengan langkah-langkah mengisolasi krisis.

3. Mengisolasi Krisis

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengisolasi krisis adalah dengan membentuk tim pengelolaan krisis. Tim pengelolaan krisis PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) sebenarnya baru dibentuk setelah terjadi krisis.

Hal ini dinyatakan oleh Bapak Akhmad Zulfikri: 160

“Sudah ada, namanya Operating Control Center. Itu dikepalai Dirut, yang terdiri dari Divisi Strategic Management, Corporate Secretary, Internal Audit, Finance, Accounting, Organization Development HR dan General Service dan lain-lain..”

Tugas masing-masing tim manajemen krisis menurut Bapak Akhmad Zulfikri yaitu:161

“Misalkan kalau Dirut (Direktur Utama) mengkoordinasikan krisis yang terjadi kepada lembaga pemerintahanan. SM (Strategic Management) untuk pembuatan business plan yang biasanya diajukan ke BUMN. Corsec (Corporate Secretary) itu mengkomunikasikan isi kebijakan antara karyawan dengan manajemen, manajemen dengan pemerintah, dan lain-lain. Internal Audit, untuk mengidentifikasi asal krisis. Finance and Accouning, pasti untuk menyajikan data keuangan. HR disini untuk mendata karyawan, dan hak-hak karyawan yang harus diterima.”

Setelah krisis selesai diisolasi. langkah selanjutnya adalah memilih strategi untuk menangani krisis.

160

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 161

(40)

4. Memilih Strategi untuk Menangani Krisis

Dalam memlilih strategi penanganan krisis, tim pengelolaan krisis PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) mengacu kepada hasil dari identifikasi dan analisa krisis yang telah dilakukan. Strategi generik dan strategi pesan pun disusun oleh tim pengelolaan krisis.

Strategi pengelolaan krisis yang dilakukan untuk menyelesaikan krisis ini adalah:162

“Merpati itu pakai Strategi Generik yaitu Defensive Strategy (Strategi Defensif) dengan mengulur waktu karena kita tidak tau kepastian karyawan akan dibayarkan gajinya. Tidak melakukan tindakan apa-apa, tidak memutuskan kontrak kerja karyawannya karena kita ingin sekali Merpati tetap ada.

Kami tidak terlalu membentengi diri dengan kuat, karena kita masih butuh kritik dan saran untuk pembagunan Merpati agar bisa hidup kembali. Kami sangat berharap banyak pihak dapat membantu mengenai hal ini Adaptive Strategy juga dilakukan dengan melakukan kompromi antara Pemerintah, Manajemen, dan Karyawan, namun memang belum ada keputusan.”

Sedangkan strategi pesan yang digunakan adalah:163

“Kami pakai mortification strategies. Kami menjelaskan dan memohon maaf kepada stakeholder yang merasa dirugikan karena krisis ini dan segera mengambil tindakan untuk cepat mendesak BUMN mencairkan dana untuk karyawan Merpati. Alasan kami menggunakan ini adalah untuk meredam emosi karyawan agar tetap kondusif.”

Namun terkadang Merpati susah untuk memberikan informasi secara cepat kepada Karyawan. Seperti yang dijelaskan salah satu karyawati Merpati, Saratika, yaitu:164

“Masalahnya itu, karyawan tidak digaji pastinya. Menunggu kejelasan kapan akan dibayar. Disisi lain, informasi kapan akan

162

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 163

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 164

(41)

dibayar sulit didapat, sehingga Karyawan butuh informasi dengan cepat dan jelas.”

Dalam strategi pesan yang dipilih, PR Merpati tidak melakukan remediation atau pemberian kompensasi kepada karyawan karena kerugian tersebut, dalam hal ini karyawan terus menutu hak-haknya yang harus dipenuhi manajemen. Setelah tim pengelolaan krisis menentukan strategi generik dan strategi pesan yang tepat untuk mengatasi krisis ini, langkah selanjutnya yaitu menerapkan program pengendalian krisis kepada Karyawan.

5. Menerapkan Program untuk Mengendalikan Krisis

Strategi generik yang telah disusun kemudian dilaksanakan oleh tim pengelolaan krisis dengan cara bertemu dengan tenaga kerja untuk membahas permasalahan:165

“Sudah ketemu. Sudah ya memang ketemu Disnaker (Dinas Ketenagakerjaan) juga. Sebelum ketemu Disnaker, manajemen dan serikat karyawan sudah bertemu. Semua perwakilan serikat karyawan sudah bertemu.”

Agenda pertemuan dengan tenaga kerja yaitu:166

“Membahas gaji karyawan, membahas masa depan perusahaan. Setelah pertemuan itu, karena gaji katakanlah belum kunjung turun berbulan-bulan, akhirnya karyawan datanglah mengadu. Pada saat mengadu ke manajemen sudah bosan, sudah tidak membuahkan hasil dan tidak mereka mengadu ke Disnaker.”

165

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 166

(42)

Tahapan Aktivitas Komunikasi Manajemen kepada Stakeholders yaitu:167

“Krisis masih berlangsung, kalau pasca krisis belum. Ok. 1 Mediasi kepada karyawan. 2 Mediasi kepada Serikat 3. Mediasi kepada Pemegang Saham dan 4. Pemegang Kuasanya yaitu PPA 5. Dari Humas membuat pemberitaan yang bernada positif misalnya aku mencari narasumber dari pengamat airlines contohnya Pak Arista Atmajati, kenapa sih Merpati harus dipertahankan?. Intinya nadanya positif berfikiri membuat mindset public itu agar Merpati dapat dipertahankan. Jadi beberapa-beberapa pemberitaan misalnya peran serta merpati dari zaman dahulu seperti apa. Pada saat integrasi Timor-Timor pada saat Airlines lain ga ada yang mau terbang kesana, terus menghubungi daerah-daerah terpencil melalui pesawat perintisnya. Selain itu kebetulan saya membuat orang pengamat-pengamat tersebut berfikiran Merpati perlu di selamatkan. Dan kebetulan gayung bersambut di DPR juga beranggapan seperti itu. Karena DPR kan rata-rata perwakilan daerah yang membutuhkan Merpati. Mereka juga beranggapan Merpati perlu di selamatkan.” Bentuk Kegiatan untuk melakukan pembahasan permasalahan yaitu:168

“Komperhensif. Kalau masalahnya gaji, awalnya dari Merpati membuat business plan kedepannya seperti apa, dibutuhkan dana berapa, isi dari business plan tersebut adalah rencana perusahaan jangka pendek dan jangka panjang, serta bagaimana melunasi hutang kepada karyawan, kepada vendor, dan sebagaimana lainnya. Itu isinya. Dari situ setelah merpati buat, diajukan ke kementrian BUMN, Kementerian BUMN menganalisa, apakah visible atau tidak melalui ada satu BUMN lagi namanya Perusahaan Pengelola Aset (PPA) itu kantornya di Sampoerna Strategic. Dari situ di analisa akhirnya buat keputusan BUMN mengajukan ke Kementerian Keuangan. Darimana anggaran bisa diambil atau dari dananya BUMN sendiri atau dari PPA ataupun dari dana Kementrian Keuangan sendiri melalui macam-macam caranya

Setelah Desember 2013, kita ada pertemuan di bulan Januari 2014. Anggotanya adalah Manajemen dan Karyawa di Gedung Merpati. Namun, belum membuahkan hasil dan karyawan tetap menuntut pembayaran gaji secepatnya.”

167

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 168

(43)

Media yang digunakan untuk menangani masalah tenaga kerja ini adalah:169

“Tatap muka untuk seperti rapat dan semacamnya. Komunikasi yang digunakan via e-mail ataupun menjembatani untuk bertemu dengan DPR Komisi VI yang menangani BUMN. Sudah pernah Karyawan ditemukan dengan Komisi VI, PPA, BUMN, Merpati.”

Isi masing-masing media tersebut yaitu:170

“Ya berarti isi-isi e-mail tersebut adalah apa yang dikomunikasikan kepada pemegang saham, business plan, jadwal rapat, strategi-strategi”

Dalam pelaksanaan program-program tersebut tidak ada hambatan yang berarti. Semua dilaksanakan sesuai prosedur. Hal ini diutarakan oleh Bapak Akhmad Zulfikri sebagai berikut:171

“Selama proses pelaksanaan program-program pengendalian krisis, kami tidak menemukan kendala yang berarti. Semua berjalan lancar sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Namun Manajemen tetap belum dapat memastikan kapan karyawan akan dibayarkan, sehinga membuat karyawan kecewa.”

Setelah semua program pengendalian krisis tersebut dilaksanakan, maka yang menjadi langkah selanjutnya yaitu evaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program-program pengendalian krisis yang sudah dilaksanakan dan untuk mengetahui kekurangan dari program tersebut agar dapat disempurnakan.

169

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 170

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 171

(44)

6. Evaluasi Krisis

Program pengelolaan krisis telah dilaksanakan dan masih berlanjut hingga sekarang.

Evaluasi program dilakukan setiap satu bulan setelah semua program selesai dilaksanakan. Tujuan yang sudah tercapai yaitu:172

“Kalau goals-nya di akhir belum tercapai karena belum keluakan gaji, belum dibayarkan lah. Ada kesepakatan-kesepakatan seperti business plan yang sudah dibuat walaupun harus tetap dikaji-kaji lagi.”

Hal yang sama juga dinyatakan Ibu Saratika, yaitu:173

“Belum ada karena juga tidak ada uangnya untuk membayar.” Sedangkan tujuan yang belum tercapai yaitu:174

“Iya tujuannya belum tercapai. Kalau masalah tenaga kerjanya adalah gaji, krisis itu terjadi karena cash flow yang gagal yang tidak stabil. Public Relations juga belum bisa bertindak cepat dalam hal ini. Terkadang Karyawan Tanya, namun baru kita dapat jelaskan kemudian hari. Sehingga karyawan merasa tidak puas terhadap jawaban dari Manajemen. Kondisi perusahaan tidak sehat, dia kadang-kadang kirim berita Direktur Kurang Capable.”

Menurut Ibu Saratika, tujuan yang belum tercapai yaitu:

“Belum bisa membayarkan gaji dan tunjangan THR dan Natal.” Sedangkan Bapak Amon, yaitu:175

“Meminta BUMN memberikan solusi.”

172

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 173

Hasil Wawancara dengan Bu Saratika, pada tanggal 22 September 2014 174

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 175

(45)

Mengenai umpan balik dari Karyawan yang telah di penuhi janjinya yaitu:176

“Karyawan merasa puas tentang informasi yang Ia dapat. Namun tetap saja karyawan menanyakan kejalasan pembayaran gaji tersebut.”

Namun, menurut Ibu Saratika, belum ada umpan balik dari karyawan yang telah dipenuhi janjinya oleh Merpati yaitu:

“Tidak ada karena gajinya belum terbayarkan.”

Sedangkan umpan balik dari karyawan yang belum terpenuhi janjinya yaitu: 177

“Namun, karena ini mengenai hak normatif, kalau gajinya belum dibayar pasti umpan baliknya negatif. Demo didepan Istana Negara, Disnaker, BUMN, dan lain-lain.”

Mengenai tindak lanjut Merpati yaitu dengan cara:178

“Tadi kan sudah dilakukan Mediasi antara karyawan dengan Disnaker. Dari Disnaker sendiri sudah menyarankan kalau manajemen harus memenuhi gaji. Jadi muter-muter aja, intinya belum ada uangnya. Jadi tindak lanjutnya ada beberapa option yang pertama bayar gaji, terus perusahaan running, kalau enggak kalau mau ditutup bayar pesangon. Tapi itu kan enggak juga kalau tidak dapat gaji, Negara harus bertanggung jawab. Public Relations tetap menjembatani antara mereka sampai selesai.”

176

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 177

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 178

(46)

Manajemen mengantasi aktivitas kecepatan tuntutan dibandingkan komunikasi yang di jalankan dengan cara:179

“Manajemen disini diwakili oleh Humas berusaha mediasi itu aja. Ini saya kasih tau kondisinya. Mereka pakai serikat karyawan sebagai perwakilan. Pernah juga karyawan dikumpulin semua menjelaskan kondisi kita seperti ini. Manajemen tetap menghimbau kepada karyawan agar tetap bekerja sebagaimana. Karena kondisi Kita lagi kaya gini. Terus kondisi keuangan kita seperti ini. Mohon agar bersatu dan tetap bekerja maksimal. Mediasi-mediasi komunikasi sejauh itu saja. Yang lainnya tidak ada.”

Bagian terberat dalam tahap pra krisis yaitu:180

“Bagaimana kita mengefisiensikan pengeluaran disaat cash flow-nya tidak bagus. Tapi tetap harus beroperasi. Harus potong rute dimana rute-rute misalnya tadinya banyak jadi sedikit. Bagaimana kita mengefisiensikan. SDM-SDM-nya kalau tidak produktif kita eliminier. Kita mulai cut cost.

Dalam menghadapi karyawan complain kepada manajemen, itu juga hal terberat. Karena jika karyawan tidak puas, pasti demo. Itu dapat merusak citra Merpati.”

Di Merpati itu terlalu banyak tenaga kerja, apa namanya terlalu banyak asosiasi atau persatuan tenaga kerja atau serikat. Sehingga apa namanya menimbulkan ke kotak-kotak-an, apa namanya SDM menjadi terkotak-kotak dan pro keorganisasi-nya masing-masing, Sehingga itu kurang kondusif.

Karyawan back office itu ada forum pekerja merpati, FPM, serikat karyawan, itu saling punya kepentingan masing-masing. Sehingga Humas itu kadang-kadang mereka tuh salah satu tenaga kerja mantan orang humas. Jadi Apapun kebijakan yang dikeluarkan oleh Direktur baru, misalnya ada kondisi perusahaan lagi drop, kondisinya berarti lagi ga bagus. Sehingga Serikat tersebut unhappy. Mereka suka mengundang media untuk membuat press release, press conference, dan suka mem-blow up, karena background mantan orang humas.

179

Hasil Wawancara dengan Bapak Akhmad Zulfikri, pada tanggal 17 September 2014 180

Referensi

Dokumen terkait

1) Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Demonstrasi pada siklus I sudah sangat aktif. Rata- persentase selama dua kali pertemuan adalah 80,36%.

248 Pasal 1 ke 1.. secara tradisional dan diwariskan turun temurun, dengan menggunakan peralatan tradisional serta memanfaatkan bahan yang diperoleh dari lingkungan alam dan

Dengan ukuran batch lebih besar dari ukuran kritis, maka waktu proses batch meningkat, sementara bila ukuran batch lebih kecil dari ukuran kritis, maka terdapat kapasitas

mengenai pertumbuhan dari ikan jantan yang berasal dari Perairan Juata Kota Tarakan, dimana ikan Nomei jantan dapat mencapai panjang maksimal L∞ sebesar 33,85 cm dengan

Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh

Hasil penelitian utama kosentrasi Tepung MOCAF 50% dan Tepung Beras Pecah Kulit 50% memliki daya terima paling disukai dengan penambahan sari kurma 25% hasil

Praanggapan yang ada dalam iklan Produk Essentials adalah bahwa ada produk kecantikan yang bermerek Essentials. Dari iklan tersebut diharapkan pembaca dapat

Karena merasa telah dirugikan oleh keputusan panitia, Sutopo mengajukan keberatan kepada panitia pengawas tingkat kecamatan yang ditindaklanjuti dengan