• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN WEBOMETRICS PADA REPOSITORI INSTITUSI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN WEBOMETRICS PADA REPOSITORI INSTITUSI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

KAJIAN WEBOMETRICS PADA REPOSITORI INSTITUSI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Arif Cahyo Bachtiar, SIP., M.A.

UPT Perpustakaan STIKES Wira Husada Yogyakarta arifcahyobachtiar93@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu bentuk dari penerapan teknologi informasi pada lembaga perpustakaan ialah dibentuknya sebuah layanan perpustakaan digital. Layanan ini memungkinkan pengguna atau pemustaka mengakses informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Perpustakaan digital ini memuat karya-karya civitas akademik dari institusi yang menaingi perpustakaan tersebut atau yang dikenal dengan repositori institusi. Repositori institusi inilah yang akan dikaji dalam tulisan ini. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil dari pemeringkatan webometrics pada repositori institusi UIN Sunan Kalijaga yang menduduki peringkat teratas dibandingkan dengan repositori milik Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri lainnya pada pemeringkatan edisi 2017 untuk wilayah Indonesia. Kajian ini menggunakan indikator dari webometrics yaitu Visibility (V), Size (S), Rich File (R), dan Scholar (S). Hasil dari keempat indikator tersebut kemudian akan diberi bobot masing-masing 50% untuk Visibility, 10% untuk Size, 10% untuk Rich File, dan 30% untuk indikator Scholar. Hasil perhitungan masing-masing indikator untuk repositori UIN Sunan Kalijaga ialah, pada indikator size mendapat nilai 0,8700; indikator visibility 0,007; scholar 0,7643; dan richfile 0,7820. Pada pemeringkatan edisi 2017, UIN Sunan Kalijaga menduduki peringkat ketujuh dari keseluruhan repositori yang ada di Indonesia. Sementara peringkat pertama pada edisi tersebut ialah repositori milik Institut Pertanian Bogor.

(2)

2

WEBOMETRICS STUDY ON INSTITUTIONAL REPOSITORY

OF UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Arif Cahyo Bachtiar, SIP., M.A.

UPT Perpustakaan STIKES Wira Husada Yogyakarta arifcahyobachtiar93@gmail.com

ABSTRACT

One of application information technology to library institutions is the establishment of a digital library service. This service allows users or users access information without being limited by space and time. This digital library contains works of academic community from institutions that rival the library or known as the institutional repository. This institutional repository will be examined in this paper. This study aims to find out the results of webometrics rating on UIN Sunan Kalijaga institution repository which ranks highest compared to other State Islamic Religious College's repositories on the 2017 edition rating for Indonesian territory. This study uses indicators from webometrics that are Visibility (V), Size (S), Rich File (R), and Scholar (S). The results of these four indicators will then be assigned a weight of 50% each for Visibility, 10% for Size, 10% for Rich Files, and 30% for Scholar indicators. The calculation result of each indicator for Sunan Kalijaga UIN repository is, on size indicator got value 0,8700; visibility indicator 0.007; scholar 0.7643; and richfile 0.7820. In the 2017 edition rating, UIN Sunan Kalijaga was ranked seventh of all repositories in Indonesia. While the first rank on the edition is the Bogor Agricultural Institute's repository.

(3)

3 A. PENDAHULUAN

Perpustakaan merupakan institutsi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. Demikian yang tertulis pada Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Di era teknologi informasi ini, layanan perpustakaan digital diberikan guna memenuhi kebutuhan literasi bagi para pemustaka. Hal ini juga sejalan dengan Undang-Undang perpustkaan yang menyebutkan baha setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Artinya, perpustakaan akan menyesuaiakan layanannya untuk para pemustaka yang kini berada pada era digital.

Oleh sebab itu, lembaga perpustakaan sudah seharusnya mengupdate atau memaksimalkan penggunaan teknologi informasi guna memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya. Dari beberapa jenis perpustakaan di Indonesia, perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan jenis perpustakaan yang senantiasa mengembangkan penggunaan teknologi informasi sesuai dengan perkembangan yang ada. Kebutuhan informasi civitas akademik perguruan tinggi yang sangat beragam dan berkembang menuntut perpustakaan harus mengembangkan layanan yang dimilikinya. Teknologi informasi menjadi salah satu solusi yang digunakan perpustakaan guna memenuhi kebutuhan para penggunanya.

Dalam perkembangannya, penggunaan teknologi informasi ini memunculkan sebuah layanan perpustakaan digital. Digital Library Federation mendefinisikan perpustakaan digital sebagai organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk pegawai yang telah terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas dan memastikan keutuhan karya digital1. Perpustakaan digital ini merupakan tren

1 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia

(4)

4 yang sedang berkembang dalam perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. Dengan hadirnya teknologi internet, memungkinkan perpustakaan digitial ini dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Pendit menambahkan, perbedaan antara perpustakaan biasa dan perpustakaan digital mulai terlihat jika kita lihat bahwa koleksi digital tidak harus berada di sebuah tempat fisik. Perpustakaan digital seperti ini biasanya dalam bentuk situs di internet. Hal ini merupakan salah satu upaya perpustakaan, khususnya perpustakaan perguruan tinggi untuk memenuhi serta memberi layanan sumber informasi kepada sivitas akademik secara cepat, tepat, dan efisien. Karena dengan adanya perpustakaan digital, sivitas akademik tidak lagi tergantung pada jam layanan perpustakaan.

Perpustakaan digital ini memuat terbitan-terbitan institusi yang biasa disebut institusi repositori atau simpanan kelembagaan. Istilah institusi repositori merujuk ke sebuah kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang merupakan hasil karya intelektual dari sebuah komunitas tertentu2. Oleh karena itu, dapat kita pahami bahwa perpustakaaan dalam hal ini memuat karya-karya civitas akademik sebuah institusi pendidikan yang dihimpun oleh perpustakaan dalam rangka membangun repositori institusi.

Repositori institusi saat ini telah menjadi salah satu faktor yang mendukung sebuah institusi pendidikan yaitu perguruan tinggi untuk masuk dan berkompetisi dalam pemeringkatan universitas kelas dunia. Hadirnya pemeringkatan webometrics untuk repositori ini mendukung perguruan tinggi Indonesia untuk dapat bersaing dalam meningkatkan kualitas perguruan tingginya dan menduduki peringkat-peringkat sesuai kualitas dari repositori yang dimilikinya.

Tujuan dari pemeringkatan repositori ini ialah untutk mempromosikan Open Access

Initiative (OAI) serta mendukung penggunaan repositori untuk tujuan evaluasi ilmiah.

Pemeringkatan ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2008 oleh Laboratorium

2 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital Dari A Sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri,

(5)

5 Cybermetrics. Laboratorium ini merupakan kepemilikan dari The Consejo Superior de

Investigaciones Cientificcas, yaitu salah satu lembaga penelitian di Spanyol. Pemeringkatan

ini secara berkala terbit setiap 6 bulan sekali pada bulan Januari dan Juli3. Metode pemeringkatan ini dilakukan dengan cara menganalisis domain repositori suatu institusi. Pemeringkatan ini menekankan pada indikator Size (S) yaitu jumlah halaman dari repositori institusi yang ditemukan dari mesin pencari, Visibility (V) yaitu jumlah link eksternal, Rich file (R) yang merupakan kekayaan file yang dimiliki oleh repositori insititusi yang bersangkutan, serta Scholar (Sc) yaitu jumlah paper ilmiah milik insititusi yang ditemukan pada database google scholar.

Dalam beberapa tahun ini, pemeringkatan repositori institusi milik beberapa perguruan tinggi di wilayah Indonesia diisi oleh repositori milik institusi Universitas Diponegoro, IPB, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Muhammaddiyah Malang, Universitas Pendidikan Indonesia, UGM, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Universitas Sebelas Maret. Menariknya hanya UIN Sunan Kalijaga (meskipun pada pemeringkatan terbaru UIN Jakarta mulai masuk pada 10 besar) yang merupakan perguruan tinggi dibawah Kementerian Agama yang dapat bersaing dengan perguruan tinggi lain di bawah Kementerian Ristek Dikti. Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk mengkaji repositori institusi milik UIN Sunan Kalijaga ini. Tujuannya ialah untuk mengetahui seberapa besar nilai dari masing-masing indikator dari indikator webometrics yang dapat dihasilkan oleh repositori milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Institusi Repositori

Dalam Online Dictionariy for Library and Information Sciecnce (ODLIS), dijelaskan bahwa repositori merupakan suatu set layanan yang ditawarkan oleh universitas bagi

3 Aguillo Isidro F. et al., “Indicators for A Webometrci Rangking of Open Access Repositories,”

(6)

6 sekelompok anggota masyarakat untuk pengelolaan dan penyebaran materi ilmiah dalam format digital yang dibuat oleh lembaga dan anggota komunitasnya, seperti e-print, laporan teknis, tesis dan disertasi, dataset, serta bahan pengajaran4.

Definisi lain dari repositori institusi yang dijelaskan oleh Lynch bahwa repositori institusi merupakan seperangkat layanan dimana institusi memberikan layanan kepada para anggotanya dengna tujuan manajemen dan penyebaran materi digital yang diterbitkan oleh lembaga atau anggota dari komunitas tersebut5. Paul Genoni menjelaskan bahwa repositori institusi memiliki empat atribut kunci, yaitu:

(1) Dirumuskan oleh suatu kelembagaan;

(2) Ilmiah;

(3) Kumulatif dan abadi;

(4) Terbuka dan interoperable 6

Pemeringkatan Institusi Repositori dalam Webometrics

Dalam kajian repositori webometrics, telah ditetapkan indikator-indikator yang digunakan untuk melakukan analisis serta pemeringkatan. Isidro menjelaskan terdapat empat indikator yang digunakan dalam pemeringkatan ini, yaitu7:

1. Size (S), merupakan jumlah halaman web yang terindeks oleh mesin pencari.

2. Visibility (V), yaitu total link yang diterima atau backlink yang dimiliki oleh halaman repositi institusi.

4 “ABC-CLIO > ODLIS > odlis_R,” accessed October 21, 2016,

http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_r.aspx.

5 Clifford A. Lynch, “Institutional Repositories: Essential Infrastructure For Scholarship In The Digital

Age,” Portal: Libraries and the Academy 3, no. 2 (May 23, 2003): 327–36, doi:10.1353/pla.2003.0039.

6 Paul Genoni, “Content in Institutional Repositories: A Collection Management Issue,” Library

Management 25, no. 6/7 (August 1, 2004): 300–306, doi:10.1108/01435120410547968.

(7)

7 3. Rich file (R), merupakan jumlah dari tipe atau format yang dimilki oleh institusi repositori. Data ini didapat dari mesin pencari Google dan menggabungkan hasil dari setiap tipe file. Contoh tipe file yang dipilih ialah Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostDScript (.ps), Microsoft Word (.doc) dan Microsoft Power Point (.ppt).

4. Scholar (Sc), yaitu jumlah publikasi ilmiah dari repositori institusi yang terindeks oleh database google scholar.

B. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskripstif. Pada kajian

webometrics di bidang ilmu sosial, jenis penelitian yang ada cenderung bersitat kuantitatif8. Penelitian ini akan mendeskripsikan hasil analisis dari indikator webometrics terhadap repositori institusi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Teknik pengumpulan data pada artikel ini menggunakan teknik observasi pada website http://digilib.uin-suka.ac.id. Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan dari mesin pencari, data tersebut akan dinormalisasi menggunakan rumus berikut9:

Na = log(𝑛𝑎+1) log(max(𝑛𝑖)+1) Keterangan:

Na = Nilai Normalisasi

na = Nilai yang didapat dari mesin pencari

max(ni) = nilai na yang paling tinggi dari seluruh perguruan tinggi

Data akan diperoleh melalui sarana mesin pencari web (search engine), dimana data yang dikumpulkan harus sesuai dengan kebutuhan setiap indikator webometrics. Hal ini

8 Michael Thelwall, “Introduction to Webometricss: Quantitative Web Research for the Social

Sciences,” Synthesis Lectures on Information Concepts, Retrieval, and Services 1, no. 1 (January 1, 2009): 1– 116, doi:10.2200/S00176ED1V01Y200903ICR004.

9 Aguillo Isidiro F, “Cybermetric Indicators: A Methodological Approach,” 2nd International

(8)

8 dilakukan dengan memasukan query pada setiap mesin pencari sesuai dengan indikator yang digunakan. Query yang digunaka dalam penelitian ini ditampilkan dalam table berikut:

Tabel 1. Metrik query dari indikator webometrics pada mesin pencari

Indikator Mesin Pencari Query

Size (S) Google Site:digilib.uin-suka.ac.id

Visibility (V) Majestic SEO Site:digilib.uin-suka.ac.id

Rich File (R) Google Site:digilib.uin-suka.ac.id

filetype:f*

Scholar (Sc) Google Scholar Site:digilib.uin-suka.ac.id Keterangan:

 F* ialah format file yang akan dicari: pdf dan doc.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan indikator dari webometrics yang dipaparkan oleh Aguilo, yaitu:

a) Size (S)

Menentukan indikator Size (S) yaitu jumlah halaman web repositori insititusi perguruan tinggi yang telah terindeks oleh mesin pencari Google. Setelah hasil didapat kemudian dinormalisasi menggunakan rumus normalisasi. Selanjutnya penghitungan jumlah Size menggunkan rumus10:

N(S) = Ga

N(S) = log(𝐺𝑎+1) log(max(𝐺𝑖)+1) N(S) = nilai dari Size

Ga = jumlah halaman website repositori insititusi yang didapat.

(9)

9 max(Gi) = jumlah Ga yang paling tinggi dari seluruh website repositori

insititusi perguruan tinggi. b) Visibility (V)

Menentukan indikator Visibility (V) yaitu jumlah link eksternal yang dimiliki web repositori institusi perguruan tinggi yang diterima dengan jumalah domain untuk link tersebut (backlink) . Jumlah ini diperoleh dari mesin pencari MajesticSEO dan hasilnya dinormalisasi dengan rumus normalisasi. Maka nilai visibility dapat dicari dengan:

N(V) = Ma.

N(V) = log(𝑀𝑎+1) log(max(𝑀𝑖)+1) N(V) = nilai visibility

Ma = jumlah dari hasil pencarian pada MajesticSEO

Mi = jumlah Ma yang paling tinggi dari seluruh website repositori insititusi perguruan tinggi.

c) Rich File (R)

Menentukan Rich File (R) yang merupakan jumlah file dalam format Adobe Acrobat (.Pdf), dan Microsoft Word (.doc) yang telah terindex Google. Selanjutnya hasil dari setiap format dinormalisasi dengan rumus normalisasi.

Penghitungan jumlah Rich File (R) menggunakan rumus berikut:

N(R) = 1/

3 * (pdf + doc)

Dimana:

N(R) = nilai dari Rich file

pdf = jumlah rich file dengan format .pdf yang terindeks mesin pencari google dan telah dinormalisasi

(10)

10 doc = jumlah rich file dengan format .doc yang yang terindeks mesin pencari

google telah dinormalisasi

Dalam menentukan nilai N(R), jumlah keseluran harus dibagi 3 agar nilai yang didapat merupakan hasil rata-rata dari keseluruhan jumlah empat jenis atau format file yang dicari.

d) Scholar (Sc)

Menentukan Scholar (Sc) dari repositori yaitu jumlah publikasi ilmiah dari website repositori institusi yang telah terindeks database Google Scholar dan hasil pencariannya dinormalisai. Maka, penghitungan nilai dari indikator Scholar (Sc) ini ialah:

N(Sc) = Sc(a)

N(Sc) = log((𝑆𝑐)𝑎+1) log(max((𝑆𝑐)𝑖)+1)

N(Sc) = nilai Scholar

(Sc)a = jumlah dari hasil pencarian pada database Google Scholar

(Sc)i = jumlah (Sc)a yang paling tinggi dari seluruh website repositori insititusi perguruan tinggi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Institusi repositori milik Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga awalnya dibangun dengan menggunakan perangkat lunak Ganesha Digital Library (GDL) yang dibuat oleh ITB. Lalu pada tahun 2012 berganti menggunakan menggunakan perangkat lunak Eprints. Repositori ini terdaftar pada Registry of Open Access Repository (ROAR) pada tanggal 18 Juli 2012. Institusi repositori ini dapat diakses pada url

(11)

11

http://www.digilib.uin-suka.ac.id dan menyediakan halaman statistik pada url

http://digilib.uin-suka.ac.id/cgi/stats/report.

Pada pemeringkatan repositori webometrics ini, repositori UIN Sunan Kalijaga merupakan yang terbaik diantara Universitas Islam Negeri lainnya. Pada edisi Januari 2015 repositori ini berada pada peringkat 7 untuk wilayah Indonesia, lalu pada edisi Juli 2016 turun ke peringkat 9. Kemudian, pada edisi Januari 2017, institusi repositori UIN Sunan Kalijaga kembali menempati peringkat 7 untuk wilayah Indonesia, peringkat 14 se Asia Tenggara, dan peringkat 466 untuk dunia. Pada edisi Januari 2017 ini, Repositori milik Universtias Islam Negeri lainnya yaitu UIN Syarif Hidayatullah mulai mengikuti langkah UIN Sunan Kalijaga dengan menempati peringkat 10 pada pemeringkatan wilayah Indonesia. Halaman website institusi repositori milik UIN Sunan Kalijaga ialah sebagai berikut:

(12)

12 Sumber: http://www.digilib.uin-suka.ac.id/

Perhitungan Nilai Normalisasi Repositori Institusi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pencarian nilai maksimal dari setiap indikator ditentukan berdasarkan pencarian nilai dalam setiap indikator dari subjek penelitian. Data hasil pencarian nilai max(ni) diurakan sebagai berikut:

1. Nilai max dari indikator Size = 375000

2. Nilai max dari indikator Visibility = 68499

3. Nilai max dari indikator Richfile pdf = 220000, doc = 416

4. Nilai max dari indikator Scholar = 71100 Indikator Size (S)

Indikator Size menunjukan seberapa besar jumlah halaman dari website ditemukan oleh mesin pencari. Dalam hal ini, size menunjukan besarnya mesin pencari Googel mengindeks atau menemukan halaman dari website institusi repositori. Pada indikator ini, repositori UIN Sunan Kalijaga mendapat nilai sebesar 0,8700022. Dengan perhitungan sebagai berikut: 𝑙𝑜𝑔 (70700 + 1) log (375000 + 1) 4,8494 5,5740 = 0,8700 Indikator Visibility

Indikator visibility ialah indikator yang menunjukkan seberapa banyak link eksternal yang dimiliki oleh website institusi repositori. Dalam indikator ini, semakin banyak jumlah

(13)

13 link eksternal yang dimiliki oleh sebuah institusi repositori menandakan semakin banyak pula sebuah halaman website lain menuliskan link dari website institusi repositori di dalam halaman website tersebut. Pada indikator ini, repositori UIN Sunan Kalijaga mendapat nilai sebesar 0,7464. Dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑙𝑜𝑔 (22683 + 1) log (68499 + 1) 4,3557 5,8351 = 0,7464 Indikator Richfile

Indikator Richfile menunjukkan jumlah keberagaman tipe file yang terdapat pada institusi repositori masing-masing subjek. Tipe file yang diperlukan dalam penelitian ini ialah pdf, dan doc. Hal ini akan menunjukan kekeyaan dan kelengkapan file yang dimiliki oleh masing-masing institusi repositori. Hasil perhitungan pada indikator menunjukan bahwa repositori milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mendapatkan nilai sebesar 0,7830, dengan perhitungan sebagai berikut:

Pdf = 𝑙𝑜𝑔 (32200 + 1) log (220001 + 1) 4,5079 5,3424 = 0,8437 Doc = 𝑙𝑜𝑔 (77 + 1) log (416 + 1) 1,8920 2,6201 = 0,7221

Nilai Indikator Richfile = 0,8437 + 0,7221 2

(14)

14 Indikator Scholar

Indikator ini memanfaatkan salah satu fasilitas dari mesin pencari google, yaitu google scholar, atau google cendekia (http://www.scholar.google.co.id). Google scholar ini memungkinkan kita untuk menemukan tulisan-tulisan ilmiah yang tersebar di dunia maya, dan tentunya telah terindeks oleh google scholar. Pada indikator ini, repositori UIN Sunan Kalijaga mendapat nilai sebesar 0,7643. Dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑙𝑜𝑔 (5110 + 1) log (71100 + 1) 3,7085

4,8518 = 0,7464

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Pada indikator Size, Institusi repositori UIN Sunan Kalijaga mendapatkan nilai 0,8700 2. Pada indikator Visibility, Institusi repositori UIN Sunan Kalijaga mendapatkan nilai

sebesar 0,7464

3. Pada indikator Richfile, Institusi repositori UIN Sunan Kalijaga mendapatkan nilai sebesar 0,7830

4. Pada indikator Scholar, Institusi repositori UIN Sunan Kalijaga mendapatkan nilai sebesar 0,7464

5. Dengan nilai dari masing-masing indikator tersebut, repositori milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masih dapat terus mengembangkan repositori yang dikelola dengan cara lebih giat mempromosikan layanan perpustakaan digital miliknya agar meningkatkan akses pada repositori institusinya.

(15)

15 E. DAFTAR PUSTAKA

Buku

Pendit, Putu Laxman. 2008 Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Pendit, Putu Laxman. 2008 Perpustakaan Digital Dari A Sampai Z. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri.

Artikel Jurnal

Genoni, Paul. 2004. Content in Institutional Repositories: A Collection Management Issue. Library Management 25, no. 6/7 (August 1): 300–306, doi:10.1108/01435120410547968.

Isidro, Aguillo F. et al. Indicators for A Webometrci Rangking of Open Access Repositories. Scientometrics Vol. 82 (March 2010). Madrid: CCHs-CCIS

Isidiro, Aguillo F. 2009. Cybermetric Indicators: A Methodological Approach. 2nd International Workshop on University Web Rangkings (Madrid: CCHS-CSIC). Lynch, Clifford A. 2003. Institutional Repositories: Essential Infrastructure For Scholarship

In The Digital Age,” Portal: Libraries and the Academy 3, no. 2 (May 23): 327–36, doi:10.1353/pla.2003.0039.

Thelwall, Michael. 2009. Introduction to Webometricss: Quantitative Web Research for the Social Sciences. Synthesis Lectures on Information Concepts, Retrieval, and Services 1, no. 1 (January 1): 1–116, doi:10.2200/S00176ED1V01Y200903ICR004. Website

“ABC-CLIO > ODLIS > odlis_R,” accessed October 21, 2016, http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_r.aspx.

Gambar

Tabel 1. Metrik query dari indikator webometrics pada mesin pencari
Gambar 1. Homepage Institusi Repositori UIN Sunan Kalijaga

Referensi

Dokumen terkait

Kegunaan penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan yang dimiliki, guna dapat mengungkapkan secara obyektif

Software system bertugas untuk menjembatani komunikasi antara perangkat keras komputer dengan perangkat lunak aplikasi (application software) dan juga untuk melakukan

1. Pola komunikasi adaptasi mahasiswa UMSU yang indekos terdapat empat tahap yang prinsip dilakukan, yakni pertama penyesuaian diri dengan budaya baru karena penuh

Pertama, tingkat observasi atau derajat keabstrakannya: yang bersifat umum, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu

Kudanya dipacu cepat seakan-akan tidak ingin ada seorang pun yang mengetahui kalau dirinya habis dari rumah wanita itu.. Salaya baru memperlambat lari kudanya setelah

Hal yang menarik pada pelatihan hidroponik yang diadakan oleh peneliti adalah variasi media tanam yang baru dan berbeda dari yang pernah dilakukan di MA Manahijul

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terkait dengan Objek wisataKe’te’ Kesu’ di Kabupaten Toraja Utara, maka adapun saran yang dapat

[r]