• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATA KULIAH BAHASA INDONESIA"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

MATA KULIAH

BAHASA INDONESIA

TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH

SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail: supriyadibahasa@gmail.com

12

EKONOMI DAN BISNIS Akuntansi www.mercubuana.ac.id

(2)

KUTIPAN

Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau

pendapat dari seorang pengarang atau

ucapan orang terkenal karena keahliannya,

baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik

yang melalui media cetak maupun elektronik.

(3)

2. Tujuan

Kutipan memiliki fungsi sebagai:

1. Landasan teori

2. Penguat pendapat penulis

3. Penjelasan suatu uraian

(4)

Cara Menuliskan sumber Kutipan

1

. Menggunakan data pustaka dalam teks (In

note), digunakan dalam menulis karangan

pendek, misalnya artikel di surat kabar.

1) Data Pustaka di awal teks

2) Data Pustaka diakhir teks

2. Menggunakan Catatan Kaki (Footnote),

digunakan untuk menulis karangan yang

lebih dari 10 halaman, misalnya makalah,

skripsi, tesis, atau disertasi.

(5)

Jenis Kutipan

1. Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli.

Salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan.

2. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan Tidak langsung adalah pinjaman pendapat seseorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari dari pendapat tersebut.

(6)

Cara Menuliskan Kutipan Langsung Kurang dari

Lima Baris

1. Ditulis berintegrasi ke dalam teks,

2. Spasi sama, pias (margin) juga sama, 3. Diapit tanda petik, dan

4. Tuliskan sumber kutipan (data pustaka dalam teks atau diberi nomor untuk catatan kaki)

(7)

Data Pustaka diawal teks

Jika nama pengarang ditulis sebelum bunyi kutipan

1. Buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan,

2. Tulislah nama akhir pengarang,

3. Cantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung,

4. Baru kutipan ditampilkan, baik dengan kalimat langsung maupun dengan kalimat tidak langsung

.

(8)

Contoh Data Pustaka Diawal Teks

Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Sugono (2004: 23) menjelaskan bahwa “unsur pinjaman yang pengucapan dan

penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”

(9)

Data Pustaka Diakhir Teks

Jika nama pengarang dituliskan sesudah bunyi kutipan

1. Buatlah dulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan,

2. Tampilkan kutipan yang anda kutip.

3. Tulislah nama akhir pengarang, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik

(10)

Data Pustaka Diakhir Teks

Jika nama pengarang dituliskan sesudah bunyi kutipan

1. Buatlah dulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan,

2. Tampilkan kutipan yang anda kutip.

3. Tulislah nama akhir pengarang, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik

(11)

Data Pustaka Diakhir Teks

Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya (Sugono, 2004: 23) ”.

(12)

Kutipan Langsung menggunakan Catatan Kaki (Foot Note)

Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”1

___________________

1Dendy Sugono (Penanggung Jawab), Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen

(13)

2. Kutipan langsung lima baris ke atas

1. Ditulis terpisah dari teks,

2. Spasi rapat (spasi satu), margin kiri masuk ke dalam lima spasi, dari margin kanan tiga spasi, dan

3. Tuliskan sumber kutipan (data pustaka dalam teks atau diberi nomor untuk catatan kaki)

(14)

Contoh Kutipan langsung lebih dari lima baris

Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Moeliono (1988: 13) menyebutkan bahwa:

Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan

perumus dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan

perusak dan bukan perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau

pengrusak.

Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksana-kan secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.

(15)

Contoh Kutipan langsung lebih dari lima baris menggunakan data pustaka diakhir teks

Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa:

Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat .... Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan

perumus dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan

perusak dan bukan perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau

pengrusak (Moeliono, 1988: 13).

Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksana-kan secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.

(16)

Kutipan langsung lima baris ke atas menggunakan catatan kaki

Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa:

Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan perajin dan

perusak dan bukan pengrajin atau pengrusak.2

Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksana-kan secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.

____________

2M. Anton Moeliono (Ed), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

(17)

2. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung dilakukan dengan cara menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri.

Cara menyadur ada dua macam:

1. Meringkas yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian

karangan yang panjang dalam bentuk ringkas.

2. Ikhtisar yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang

dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak dipecahkan.

(18)

Contoh ringkasan:

Direktur strategi bisnis melaporkan kinerjanya dengan tema upaya memecahkan masalah perusahaan, PT Exelco, yang cenderung merugi. PT Exelco pembuat perlengkapan kamar mandi modern dihadapkan pada pilihan meminjam uang di bank untuk pembenahan sistem produksi dan manajemen atau menjual perusahaan dengan harga yang relatif rendah. Kajian analisis,

pilihan pertama menjual perusahaan berarti kerugian, mengingat produk

perusahaan itu pada tahun 1990-2004 berkualifikasi standar internasional (ISO 9001) dan pelanggan sudah mencapai 20 persen di Asia, 5 persen di Eropa, dan 2 persen di Amerika. Masalahnya produk terbatas karena ketinggalan teknologi dan mekanisme manajeman tidak efisien. Pilihan kedua meminjam modal di bank sebesar lima miliar rupiah dengan perincian untuk pembenahan teknologi produksi sebesar empat miliar rupiah dan sisanya untuk pembenahan manajemen dan rekrutmen tenaga ahli potensial. Cara ini lebih menguntungkan. Kesimpulan: menggunakan pilihan kedua.3

___________

3Direktur Strategi Bisnis, Laporan Pertanggungjawaban Strategi Bisnis,

(19)

Contoh Ikhtisar

Setelah mekalukan kajian yang mendalam laporan Direktur Strategi Bisnis PT Exelco, Direktur Utama beserta para pemegang saham memutuskan kebijakan bisnis yang lebih menguntungkan yaitu meminjam modal di bank untuk pembenahan teknologi produksi dan sistem manajemen.4

____________

(20)

Catatan:

1. Pengetikan Ringkasan dan ikhtisar adalah: spasi, huruf, dan margin sama dengan teks.

2. Setiap sumber data pustaka baik dalam teks maupun catatan kaki, selain disebutkan sumbernya dalam teks, harus dicantumkan pula dalam daftar pustaka pada akhir karangan.

(21)

Catatan Kaki (Footnote)

Menjelaskan pengertian catatan kaki,

Menjelaskancara menuliskan catatan kaki,

Menjelaskan penyingkatan catatan kaki (ibid.,

op.cit., loc.cit.)

(22)

Catatan Kaki (Footnote)

Pengertian Catatan Kaki (Footnote)

Catatan kaki adalah keterangan atas teks

karangan yang ditempatkan pada kaki halaman

karangan yang bersangkutan (Keraf, 1994:193).

(23)

Fungsi Catatan Kaki

A. Fungsi akademis

1. Memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian, 2. Pembuktian (rujukan) kutipan naskah,

3. Memperluas makna informasi bahasan dalam naskah,

4. Penunjukan adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri kebenaran faktanya,

5. Menunjukan objektivitas kualitas karangan, 6. Memudahkan penilaian sumber data,

7. Memudahkan perbedaan data pustaka dan keterangan tambahan, 8. Mencegah pengulangan tulisan data pustaka,

9. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, 10. Memudahkan penyuntingan data pustaka, dan

(24)

Fungsi Catatan Kaki

B. Fungsi etika (moral)

1. pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi,

2. menunjukan kualitas ilmiah yang lebih tinggi, 3. menunjukan kecermatan yang lebih akurat,

4. menunjukan kesantunan akademis pribadi penulisnya.

C. Fungsi Estetika:

1. mempertinggi nilai keindahan perwajahan (halaman), 2. membentuk variasi format penulisan,

3. memberikan kesan dinamis sehingga lebih menarik, 4. menyenangkan pembacanya.

(25)

Contoh Catatan Kaki

Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”1

___________________

1Dendy Sugono (Penanggung Jawab), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004), Hlm. 23.

(26)

Penulisan Catatan Kaki

1. Dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama. 2. Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.

3. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi. 4. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.

5. Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut

mulai dari nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dengan nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.

6. Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apapun,

Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya font

(27)

Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka

Ditulis dengan cara berikut ini:

1. Nomor urut catatan kaki (tanpa diberi tanda apapun)

2. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma.

3. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki tidak mencantumkan gelar tersebut.

4. Judul karangan dicetak miring, diikuti koma.

5. Kota terbit, titik dua, Nama penerbit, koma, dan tahun terbit diapit tanda kurung, diikuti koma.

6. Nomor halaman dapat disingkat hlm. atau h. Angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.).

(28)

Contoh penulisan:

1Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj.

Nurul Iman, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1994), Hlm. 1-40.

2Hernowo, Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002),

(29)

Ibid., Op.Cit., dan Loc.Cit.

Singkatan ini digunakan untuk memendekan

penulisan informasi pustaka dalam catatan

kaki.

Penulisan harus memperhatikan persyaratan

baku yang lazim.

(30)

Ibid. (Ibidum)

Ibid. singkatan kata ibidum berarti di tempat yang

sama dengan di atasnya.

Ibid. ditulis di bawah catatan kaki yang

mendahuluinya.

Ibid. tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain

yang menyelinginya.

Ibid. diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada

awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik.

– Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau

halaman lain, urutan penulisannya: Ibid., koma, jilid, halaman.

(31)

Contoh Ibid. :

1Hernowo, Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002),

hlm. 109-130.

2Ibid., hlm. 133-145.

3Jeff Madura, Pengantar Bisnis terj. Saroyini W.R. Salib.

(Jakarta: Salemba Empat), Hlm. 2-11.

(32)

Op.Cit. (Opere Citato)

Op. Cit. Singkatan kata Opere Citato berarti dalam karya yang

telah disebut.

Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi

sumber lain.

• Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti titik, dan

Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama famili, Op. Cit. nama buku, halaman.

(33)

Contoh Op.Cit.:

1Sacipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, (Bandung: Alumni, 1976), Hlm. 111.

2Daniel Goleman, Emotial Inteligence, (Jakarta:

Gramedia, 2001), Hlm. 161.

3Rahadjo, Op.Cit., Hlm. 125.

(34)

Loc.Cit. (Loco Citato)

Loc.cit. singkatan Loco Citato, berarti di tempat yang

telah disebutkan,

– merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal, ensiklopedi,

atau majalah, dan telah diselingi sumber lain.

– Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata

loc.cit. tidak diikuti nomor halaman,

Jika halaman berbeda kata loc.cit. diikuti nomor halaman, dan

(35)

Contoh Loc. Cit.:

1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan

Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Kongres Bahasa

Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), Hlm. 1-15.

2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj.

Nurul Iman, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1994), Hlm. 1-40.

(36)

Daftar Pustaka/Bibliografi

A. Pengertian

Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah

daftar yang berisi judul buku-buku,

artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya,

yang mempunyai pertalian dengan sebuah

karangan atau sebagian dari karangan yang

tengah digarap.

(37)

Tujuan Penyusunan Daftar Pustaka

• Penyusunan daftar pustaka bertujuan untuk mendaftar semua sumber bacaan baik yang sudah dipublikasikan seperti buku, majalah, surat kabar, maupun yang belum dipublikasikan.

• Melalui daftar pustaka ini pembaca dapat mengetahui sumber-sumber apa saja yang dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah itu tanpa membaca seluruh tulisan terlebih dahulu.

(38)

Unsur-unsur pokok Daftar Pustaka

1. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap

2. Judul Buku, termasuk judul tambahan

3. Data Publikasi, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, dan nomor jilid buku tersebut

4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.

(39)

Penulisan Daftar Pustaka (Bibliografi)

Daftar pustaka disusun menurut abjad

pengarang setelah dibalik, tanpa nomor

urut.

Judul buku dicetak miring.

Jarak antar butir buku dua spasi.

Jarak antar butir pustaka satu spasi.

Alenia menggantung (Indented).

(40)

Penulisan Daftar Pustaka (Bibliografi)

Daftar pustaka disusun menurut abjad

pengarang setelah dibalik, tanpa nomor

urut.

Judul buku dicetak miring.

Jarak antar butir buku dua spasi.

Jarak antar butir pustaka satu spasi.

Alenia menggantung (Indented).

(41)

CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

1. Tulis Tajuk DAFTAR PUSTAKA (Huruf Kapital, Cetak Tebal,

Centering)

2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.

3. Nama pengarang diurutkan menurut urutan alphabet (abjad). Nama disusun dari belakang ke depan, (nama dibalikkan), kecuali nama Tionghoa.

4. Gelar penulis tidak dicantumkan walaupun dalam buku yang dikutip penulis mencantumkan gelar.

5. Bila tidak ada nama pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alphabet.

(42)

CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

6. Bila buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, maka komisi atau lembaga itu dipakai untuk menggantikan nama pengarang.

Biro Pusat Statistik. 1992. Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000. Jakarta: BPS.

(43)

CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

7. Apabila untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu diikutsertakan tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.

Contoh:

Finosa, Lamuddin. 2006. Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis

Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

_____. 2009. Aneka Surat Statuta, Laporan dan Proposal. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

(44)

CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

8. Bila ada dua atau tiga karangan dari seorang pengarang yang dimasukkan dalam daftar pustaka, maka karangan itu disusun menurut tahun terbitnya. Contoh:

Finosa, Lamuddin. 2006. Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis

Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

_____. 2009. Aneka Surat Statuta, Laporan dan Proposal. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

(45)

CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

9. Bila ada dua karangan atau lebih dari seorang pengarang diterbitkan dalam tahun yang sama, maka di belakang tahun terbitnya diberi nomor urut a,b,c,d dan seterusnya.

Contoh:

Chaer, Abdul (Editor). 1993a. Gramatika Bahasa Indonesia. Ed. Ke-4. Jakarta: Rineka Cipta.

_____. 1993b. Pembakuan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

(46)

CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

10. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi, tetapi jarak antara pustaka satu dengan pustaka yang lain adalah dua spasi.

11. Baris pertama dimulai dari margin kiri tanpa indensi. Baris kedua dan seterusnya digunakan indensi lima ketukan.

(47)

CARA PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

12. Jika tidak ada angka tahun, berilah angka tahun terakhir. Angka tahun terakhir biasanya terdapat pada sampul dalam buku. Jika tidak ada juga, berilah singkatan t.th. (tanpa tahun).

13. Daftar pustaka diletakkan pada bagian terakhir dari tulisan

(48)

Penyusunan Daftar Pustaka

Urutan/susunannya:

1. nama pengarang (susunan: nama kedua, koma,

nama pertama), titik,

2. tahun penerbitan, titik

3. judul karangan, buku (cetak miring) , jurnal, majalah, kumpulan esai, titik,

4. nama kota, titik dua, 5. nama penerbit, titik.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Edward David and Rebecca M. Valette. 1977. Classroom

Technique: Foreign Language and English as a second Language. New York: harcout javanich, Inc.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa

Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.

Crow, Lester and Alice Crow. 1999. Educational Psychology. New York: American Book Company.

(50)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Satu Pengarang

Urutannya: Nama Penulis. Tahun Terbit. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Cetakan ke-4. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

(51)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Dua Pengarang

Urutannya: Nama Penulis (Nama Akhir1, Nama Awal1 dan Nama kedua tidak dibalik). Tahun. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 1999. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presendo.

Darma, Yoce Aliah dan E. Kosasih. 2009. Menulis Surat Dinas Lengkap. Bandung: Yrama Widya.

(52)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Tiga Pengarang

Urutannya: Nama Penulis (Nama Akhir1, Nama Awal1. Nama kedua dan ketiga tidak dibalik). Tahun. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit.

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Atosokhi, Antonius, Antonina Panca Yuni Wulandari, dan Yohanes Babasari. 2003. Character Building II Relasi Dengan Sesama. Jakarta: Elex Media Komputindo.

(53)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Lebih dari Tiga Pengarang

Urutannya: Nama Akhir1, Nama Awal1 dkk. (et.al.). Tahun. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit.

Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Rani, Abdul dkk. 2004. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

(54)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Institusi (Lembaga) sebagi Penulis

Urutannya: Nama Intansi/lembaga. Tahun. Judul Buku. Tempat Terbit: Penerbit.

Biro Pusat Statistik. 1992. Proyeksi Angkatan Kerja

Indonesia Sampai Tahun 2000. Jakarta: BPS.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2004.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

(55)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Editor atau Penyunting

Urutannya: Nama Penyunting (Ed.). Tahun. Judul. Tempat Terbit: Penerbit.

Halim, Amran (ed). 1976. Politik Bahasa Nasional I. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Kushartanti dkk. (Penyunting). 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT SUN Printing.

(56)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Makalah dari Kumpulan Esai, Bunga Rampai

Urutannya: Nama Penulis Makalah. Tahun Makalah Dibuat. “Judul Makalah”. Dalam Nama Penyunting (Ed.). Tahun Buku Dibuat .

Budihardjo, Edi. 1982. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Cet. ke-2. Bandung: Alumni.

Himpunan Perundang-undangan Bidang Pendidikan Tahun 2002 Buku 3. 2002. Jakarta: Navindo Pustaka Mandiri.

(57)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Buku Terjemahan

Urutannya: Nama Penulis Asal. Tahun Terjemahan. Judul Terjemahan. Terjemahan oleh Nama Penerjemah dari Judul Buku Asal. (Tahun Buku Asal). Tempat Terbit: Penerbit.

Amstrong, Thomas. 2002. Sekolah Para Juara Menerapkan

Multiple Inteligency di Dunia Pendidikan, terj. Yudhi

Martanto.Bandung: Kaifa.

Maslow, Abraham H. 1994. Motivasi dan Kepribadian 2. terj. Nurul Imam. Jakarta: Pustaka Binaan Presindo.

(58)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Majalah sebagai sumber acuan. Artikel dalam Jurnal, Majalah.

Urutannya: Nama pengarang.Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah. Nomor Majalah. Bulan Terbit (kalau ada). Tahun terbit yang keberapa (kalau ada).

Arifin, Syamsul. 2004. “Konflik dan Harmonitas Sosial dalam Relasi dengan Sesama.” Jurnal Character Building. 1:1, (Jakarta, Juli 2004).

Hidayat, Nur. 2003. “Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Fiskal vs Laporan Keuangan Komersial”. Jurnal Perpajakan

(59)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Surat Kabar Sebagai Acuan, (Tajuk Rencana, Artikel tanpa Nama),

Urutannya: Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama surat kabar. Tanggal terbit. Tempat terbit.

Tajuk Rencana. 2004. “Membangun Perangkat Lunak Demokrasi”.

Dalam Kompas, 24 September 2004. Jakarta.

Tabah, Anton. 1984. “Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.

(60)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Wawancara, Interview Radio, dan Televisi

Natabaskara, Roni. 2004. Interview Televisi, “Pentingnya Penyuluhan untuk Membuat Masyarakat Berpikir Logis”. Rajawali Citra Televisi Indonesia. Jakarta, 14 Agustus 2004.

Sugianto, Bedjo. 2004. Interview Televisi, “Mahalnya Uang Pangkal di PTN bagi Calon Mahasiswa Baru”. Televisi Pendidikan Indonesia. Jakarta 15 Agustus 2004.

(61)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi Diterbitkan

Urutannya: Nama Penulis. Tahun. “Judul Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi atau Tugas Akhir”. Bentuk Tulisan. Tempat Terbit: Penerbit.

Siwi, Purwani, 2004. Partisipasi Remaja dalam Penghijauan Kota: Survei pada Remaja di Kelurahan Sukapura Jakarta Utara. Disertasi Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: Rineka Cipta.

(62)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi tidak Diterbitkan

Urutannya: Nama Penulis. Tahun. “Judul Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi atau Tugas Akhir”. Bentuk Tulisan. Tempat Terbit: Nama Perguruan Tinggi.

Hartono, Rudi. 2008. “Pengaruh Dukungan Suporter pada Prestasi Atlet dalam Pertandingan di Luar Lingkungan Sendiri”. Skripsi Sarjana. Jakarta: Universitas Mercu Buana. Jakarta.

Hermana, Sumantri. 2000. “Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan Beberapa Faktor Psikologis yang Mempengaruhinya”. Disertasi Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.

(63)

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Referensi dari Sumber Elektronik/Internet

Urutannya: Nama Penulis. Tahun. “Judul”. Alamat Situs (Waktu akses dilakukan).

Hasibuan, Rusli. 2013. “Menanam Jengkol di Bukit Kapur”. http://www.duniatani.or.id/riset/rusli/palawija_jengkol.html (diakses tanggal 26 Agustus 2014).

Kumaidi, Dedi. 1988. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, http//www.Malanga.go.id, (diakses 11 Desember 2014).

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.

Biro Pusat Statistik. 1992. Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000. Jakarta: BPS.

Chaer, Abdul. 1993a. Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. _____. 1993b. Pembakuan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Finosa, Lamudin. 2006. Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

_____. 2009. Aneka Surat Statuta, Laporan dan Proposal. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Rani, Abdul dkk. 2004. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Sugianto, Bedjo. 2004. Interview Televisi, “Mahalnya Uang Pangkal di PTN bagi Calon Mahasiswa Baru”. Televisi Pendidikan Indonesia. Jakarta 15 Agustus 2004.

(65)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Seperti telah dijelaskan diatas, bahwa bagian penagihan dalam transaksi penjual kredit mempunyai tanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan

Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 1,57 persen, disusul kelompok sandang sebesar 1,44 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

The purpose of this study also to reveal the differences and the similarities of the motivation between Firdaus as the main character in Saadawi’s Woman at Point Zero and Maria as

Selain itu perubahan pada sistem sapaan ini juga bisa menimbulkan kesalahfahaman/ miskomunikasi antara satu penutur dengan penutur lainnya karena adanya perluasan

Terdapat kesalahan pencatatan atas transaksi yang terjadi pada tanggal 20 Desember 2013. Transaksi biaya gaji karyawan sebesar Rp.1.000.000,- yang seharusnya adalah biaya listrik.

[r]

Karena anak itu belajar dari yang dia lihat, dia dengar dan dia rasakan maka seringlah ortu untuk memahami pikiran anak dengan belajar “menyapa” emosi anak. Jika anak sudah memiliki

Sekolah di daerah yang jumlah penduduk usia Sekolah tidak dapat memenuhi ketentuan jumlah peserta didik dalam 1 (satu) Rombongan Belajar sebagaimana dimaksud pada