• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 12 PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 12 PADANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR

IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 12 PADANG

Marni Safitri, Lisa Deswati, Azrita Program Studi Pendidikan Biologi

FKIP Universitas Bung Hatta E-mail: nisa_fitri23@yahoo.com

Abstract

This study aims to determine the relationship study habits and attitudes to learning outcomes IPA-Biolog class VIII SMPN 12 Padang. The study was descriptive with a population of 172 students of class VIII SMP N12 Padang enrolled in the 2nd half of the school year 2015/2016, with a sample of 119 students. The research variables are variables study habits (X1) student attitudes ( X2) and of student learning outcomes (Y). There are two types of data, ie data on the attitudes and habits of student learning (primary data) which uses questionnaires and secondary data in the form of learning outcomes of the student's biology derived from the science teacher value daily tests. Data were analyzed using SPSS 16.0. The results of the analysis of the correlation formula demonstrated an association with the attitude of learning outcomes biology student with a strong correlation coefficient of 0.718 with a percentage of 51.7% attitude. Relations study habits to learning outcomes biology with a strong correlation coefficient r equal to 0.717 with the percentage relationship study habits to learning outcomes biology students at 51.0%. Relations with the study habits and attitude biology student learning outcomes were analyzed with multiple regression coefficient obtained strong correlation with r equal to 0.759 and the percentage relationship attitudes and habits of students studying biology at 63.2%. Results hypothesis by F test with significance level of 0.01 was obtained Fhitung 99.47 with a significance of 0.00 and 3.074 Ftabel price of F> F table it can be concluded H0 and H1 accepted. The results of this study stated that there is a strong relationship study habits and attitude to learning outcomes biology class VIII student at SMPN 12 Padang.

Key words: learning habits, attitudes of students, learning outcomes, Cognitive PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia (Djamarah 2010). Sekolah menjadi lembaga formal, merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, melalui sekolah siswa belajar berbagai macam hal. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir

akan didapatkan keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.

Melalui pendidikan seseorang harus mampu membangun dirinya sendiri menjadi seseorang yang berkepribadian baik dan mempunyai kemampuan yang tinggi, sehingga siap menghadapi masa depanya. Untuk mencapai itu sangat dibutuhkan peran orang tua, guru dan lingkungan agar mencapai hasil yang maksimal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sobur (2013:244)

(2)

faktor eksternal yang mempengaruhi belajar meliputi orang tua, dan guru, atau kondisi lingkungan disekitar individu.

Belajar menurut Slameto (2010: 2-3) yaitu: suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Senada dengan hal diatas, menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:3), proses perubahan tingkah laku, yang diakibatkan oleh adanya suatu interaksi dengan lingkunganya. Tingkah laku tersebut mengandung pengertian luas, yang mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap dan sebagainya

Slameto (2010:170) mengemukakan beberapa karakteristik afektif siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu motivasi, kebutuhan, minat, konsep diri, aspirasi, kecemasan dan sikap. Salah satu karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah gaya belajar (Sardiman, 2012:121). Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal (Nasution,2011:94).

Menurut Fitria, (2011) perubahan dari sikap siswa akan nampak setelah belajar terlihat akan kemauan, minat, perhatian dan perubahan perasaan dalam belajar. Setiap

siswa memiliki sikap yang khas dan sikap itu memiliki perbedaan atau variasi, baik dalam kualitas maupun jenisnya sehingga perwujudanya dalam prilaku pun menjadi bervariasi. Sikap siswa merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Kedaaan ini akan membawa dampak yang berbeda setiap siswa dalam mengikuti proses belajar. Oleh sebab itu sikap siswa dalam proses belajar harus diperhatikan oleh seorang guru, karena setiap guru bertanggung jawab terhadap seluruh perkembangan kepribadian peserta didik seperti sikap.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar IPA-biologi siswa kelas VIII SMP N 12 Padang. Berdasarkan wawancara penulis dengan beberapa siswa, penulis mendapat informasi beberapa siswa merasa kesulitan dan kurang mampu memahami materi biologi terutama dalam memahami bahasa latin dan hafalan. Sehingga muncul sikap kurang baik dari diri siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rata-rata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Maka dari itu penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kebiasaan Belajar Dan Sikap Siswa Dengan Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa SMP N 12 Padang”

(3)

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 dikelas VIII SMP N 12 Padang, semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu kondisi apa adanya dengan tujuan untuk melukiskan variabel atau kondisi apa yang ada dalam suatu kondisi (Sukmadinata,2006:73).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 12 Padang, yang terdaftar tahun ajaran 2015/2016.

Berdasarkan informasi dari tata usaha sekolah maka jumlah seluruh populasi 172 orang.

Sampel diambil secara random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel sebanyak 119 orang dari 172 orang siswa kelas VIII SMP N 12 Padang. Sampel didapat dengan menggunakan rumus Krecjie Morgan (1970).

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 12 Padang.

No Kelas Jumlah Siswa

1. 2. 3. 4. 5. VIII.1 VIII.2 VIII.3 VIII.4 VIII.5 34 orang 35 orang 35 orang 34 orang 34 orang Total 172 orang

Sumber: Tata Usaha Sekolah Bidang Kurikulum SMP N 12 Padang.

Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu: 1. Variabel bebas (independent variabel)

yaitu kebiasaan belajar (X₁) dan sikap siswa (X₂).

2. Variabel terikat (dependent variabel) yaitu hasil belajar biologi siswa (Y). Berdasarkan variabel maka jenis data yang diperlukan yaitu:

1. Data primer berupa data mengenai kebiasaan belajar dan sikap siswa kelas

VIII SMP N 12 Padang diperoleh dari penyebaran angket.

2. Data sekunder berupa data hasil belajar afektif biologi siswa kelas VIII SMP N 12 Padang.

1. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa angket tentang kebiasaan belajar dan sikap siswa kelas VIII SMP N 12 Padang.

(4)

Adapun yang diperlukan untuk memperoleh data primer berupa:

a. Angket

Koesioner (angket) merupakan alat pengumpul data umumnya terdiri dari serangkaian pernyataan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi penelitian yang dikehendaki (Anggoro,2007:5.6).

Item-item terdiri atas dengan pernyataan positif. Penilaian yang dilakukan terhadap skala Likert 1 sampai 5 semua pernyataan diberi skor pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Bobot Pernyataan Pada Angket

Simbol Keterangan Nilai

Positif Negatif

ST Sangat Setuju 5 1

S Setuju 4 2

KS Kurang Setuju 3 3

TS Tidak Seetuju 2 4

STS Sangat Tidak Setuju 1 5

b. Hasil Belajar Siswa

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca hasil belajar IPA-Biologi ulangan harian I tahun pelajaran 2015/2016 dan mengisikanya kedalam format hasil belajar IPA-Biologi siswa yang penulis buat. b. Pengujian uji coba angket

1. Uji Coba Angket

Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan uji coba angket, Angket harus mempunyai syarat telah mempunyai validitas dan releabilitas. Uji coba angket pada kelas VIII di SMPN 12 Padang pada tanggal 12 April 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Tujuan uji coba

angket ini adalah mengetahui tingkat validitas dan reabilitas angket yang telah disusun.

2. Uji Validitas Angket

Arikunto (2013:211) mengatakan sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas logis dan validitas terukur. Validitas logis dengan bertanya kepada ahli sebelum instrumen diuji cobakan. Validitas terukur dengan analisa statistik setelah dilakukan uji coba insrtumen kepada responden.

(5)

Uji releabilitas dilakukan setelah uji coba angket dengan mengunakan rumus Alpha yang dikemukan oleh Arikunto (2006: 171) dengan bantuan SPSS16.0

r11 = 1 −∑ Keterangan

r11 = Reabilitas yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal

∑ = Jumlah varian butir

= Variant total. 4.Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan sikap dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar biologi. Data dianalisis dengan menggunakan program SSPS 16. Setiap angket diolah untuk mengetahui jumlah skor yang diperoleh. Dimana pernyataan angket no 1-15 adalah item untuk sikap dan pernyataan angket no 16-30 adalah item untuk kebiasaan belajar siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket sikap dan kebiasaan belajar siswa yang terdiri dari 30 item yang sudah divalidasi. Adapun siswa yang berpartisipasi mengisi lembaran angket sikap dan kebiasaan belajar siswa di SMP N 12 Padang sebanyak 119 orang terdiri dari 5 kelas. Selanjutnya hasil penyebaran angket sikap siswa dan kebiasaan belajar siswa dianalisis untuk mengetahui hubunganya dengan hasil belajar IPA-Biologi siswa.

1. Variabel Kebiasaan Belajar

Angket kebiasaan belajar terdiri dari tiga sub variabel yang berjumlah 15 pernyataan yaitu sub kebiasaan belajar dirumah, sub variabel kebiasaan belajar di sekolah dan sub variabel kebiasaan dalam menghadapi ujian (pernyataan angket 27-30).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sub Variabel Kebiasaaan Belajar

No Sub Variabel Kebiasaan Belajar Frekuensi

N %

1 Kebiasaan belajar dirumah 2 1,69

2 Kebiasaan belajar disekolah 111 93,27

3 Kebiasaan dalam menghadapi ujian 6 5,05

(6)

Berdasarkan hasil analisis frekuensi sub-sub variabel kebiasaan belajar diatas VIII SMP N 12 Padang mempunyai kebiasaan belajar dirumah yaitu 1,69%, siswa memiliki kebiasaan belajar dalam menghadapi ujian yaitu 5,05%. dan dapat disimpulkan bahwa dari ketiga sub variabel yang paling mempengaruhi hasil belajar IPA-Biologi adalah kebiasaan belajar disekolah yaitu 93,27%.

2. Variabel sikap siswa

Angket sikap siswa terdiri dari 3 sub variabel yaitu Sikap terhadap materi Biologi dan Sikap terhadap guru IPA-Biologi, sikap terhadap proses pembelajaran IPA-Biologi terdiri dari 15 pernyataan no 1-15 dengan alternatif jawaban 1-5. Distribusi frekuensi sub variabel sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Distribusi Sub Variabel Sikap Siswa

No Sub Variabel Sikap Frekuensi

N %

1. Sikap terhadap materi IPA-Biologi 4 3,36

2. Sikap terhadap guru IPA-Biologi 0 0

3. Sikap Terhadap Proses Pembelajaran IPA-Biologi 115 96,64

Jumlah 119 100

Berdasarkan hasil analisis frekuensi sub-sub variabel sikap siswa diatas siswa kelas VIII SMP N 12 Padang memilih Sikap terhadap guru IPA-Biologi yaitu 0%.Sikap terhadap materi IPA-Biologi yaitu 3,36% dan disimpulkan bahwa dari ketiga sub variabel yang paling mempengaruhi hasil belajar adalah sikap terhadap proses pembelajaran IPA-Biologi yaitu 96,64%.

c. hasil uji korelasi

Hubungan Kebiasaan Belajar Dengan Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa

Dari hasil analisis korelasi regresi pada Tabel 14 diperoleh hubungan kebiasaan belajar 0,717 dengan kategori korelasi kuat. Maka dapat disimpulkan kebiasaan belajar dengan hasil belajar biologi memiliki hubungan yang searah. Pada signifikansi (2arah) didapatkan nilai 0,001<0,01. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar signifikan pada taraf kepercayaan 0,01 atau 99%.

(7)

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar biologi dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik HubunganKebiasaan Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat

dilihat bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar biologi siswa dengan r² = 0,510 pada persamaaan linear y = -62,08 + 2, 5x. Angka koefisien kebiasan belajar bernilai positif. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tinggi skor kebiasaan belajar siswa hasil belajar biologi akan semakin tinggi dan variabel kebiasaan belajar memberikan persentase sumbangan 51,0% terhadap hasil belajar biologi siswa.

A. Hubungan Sikap Dengan Hasil Belajar Biologi Siswa

Pada analisis korelasi sikap dengan hasil belajar biologi siswa r sebesar 0,718 dengan kategori korelasi kuat maka dapat disimpulkan bahwa sikap dengan hasil belajar biologi hubungan searah. Pada signifikan (2 arah) didapat nilai 0,00 < 0,01. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan sikap dengan hasil belajar biolgi signifikan pada taraf dengan kepercayaan 0,001 atau 99%.

Adapun hubungan sikap dengan hasil belajar IPA-Biologi dapat dlihat pada Gambar 2

(8)

Gambar 3. Grafik Hubungan Sikap Siswa Dengan Hasil Belajar Berdasarkan Gambar 2 didapatkan

nilai r² = 0,517 pada persamaan linier y= - 73,94 + 2,13x. Angka koefisien sikap bernilai positif artinya terdapat hubungan positif. Dapat disimpulkan semakin tinggi skor sikap maka hasil belajar juga akan semakin meningkat dan variabel sikap memberikan sumbangan persentase sebesar 51,7% terhadap hasil belajar IPA-Biologi siswa.

hasil analisis frekuensi sub-sub variabel kebiasaan belajar VIII SMP N 12 Padang mempunyai kebiasaan belajar dirumah yaitu 1,69% hal ini dikarenakan kebiasaan siswa yang lebih suka bermain dari pada mengulang pelajaran yang telah dipelajari disekolah. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar disekolah yaitu 93,27% ini merupakan karena siswa lebih mengandalkan belajar disekolah dari pada dirumah karena disekolah siswa termotivasi dari teman sebaya. Sedangkan siswa memiliki kebiasaan belajar dalam menghadapi ujian yaitu 5,05% hal ini dikarenakan siswa lebih cendrung

menggandalkan jawaban dari teman dari pada belajar sendiri. Dapat disimpulkan bahwa dari ketiga sub variabel yang paling mempengaruhi hasil belajar IPA-Biologi adalah kebiasaan belajar disekolah sebanyak 93,27%.

Sumbangan kebisaan belajar disekolah dengan hasil belajar siswa sebesar 31,7. Dengan demikian kebiasaan belajar disekolah memiliki hubungan positif dengan hasil belajar biologi siswa dengan persentase sumbangan terhadap hasil belajar hanya sebesar 7,4.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Atika (2013) “Hubungan Bimbingan Belajar Swasta Dengan Hasil Belajar Biologi” Hasil penelitian yang diperoleh yaitu siswa yang mengikuti lembaga bimbingan swasta sebesar 60.5% dan siswa yang hanya mengikuti bimbingan belajar disekolah sebesar 39.5% Ada hubungan antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan hasil belajarsiswa (r=0.148).

(9)

Kemudian hubungan kebiasaan belajar dalam menghadapi ujian dengan hasil belajar (r²) sebesar 0,179. Jadi antara kebiasaan belajarr menghdapi ujian dengan hasil belajar biologi siswa memiliki hubungan positif dan persentase sumbangan terhadap hasil belajar sebesar 24,3%. Dari ketiga kebiasaan belajar diatas kebiasaan belajar disekolah memberikan persentase sumbangan sebesar yaitu 24,3% terhadap hasil belajar biologi siswa.

Berdasarkan jenis kelamin dalam proses pembelajaran biologi sebanyak 54 orang siswa laki-laki memiki kebiasaan belajar disekolah, kebiasaan belajar dalam menghadapi ujian 2 orang dan kebiasaan belajat dirumah 1 orang. Sedangkan siswa perempuan memilki kebiasaan dirumah dalam pembelajaran biologi sebanyak 57 orang, memilki kebiasaan menghadapi ujian 4 orang dan memiki kebiasaan belajar dirumah 2 orang.

Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai untuk menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mengpengaruhi belajar itu sendiri (Slameto 2010:82). Hasil penelitian ini juga didikung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dinda (2014) dimana hasil penelitianya menunjukan adanya hubungan konsep diri dengan prestasi akademik dengan korelasi cukup kuat sebesar 0,592.

Berdasarkan hasil analisis frekuensi sub-sub variabel sikap siswa kelas VIII SMP N 12 Padang memilih Sikap terhadap guru IPA-Biologi yaitu 0%. Hal ini dikarenakan siswa memiliki sikap yang kurang baik salah satunya berbicara dengan teman sebangku, terhadap gurunya pada saat proses pembelajar berlangsung. Sedangkan sikap terhadap materi IPA-Biologi yaitu 3,36% dan sikap terhadap proses pembelajaran IPA-Biologi yaitu 96,64% hal ini karena siswa lebih senang mendengarkan guru menjelaskan dari pada mencatat atau meringkas materi pelajaran.

Disimpulkan bahwa dari ketiga sub variabel yang paling mempengaruhi hasil belajar adalah sikap terhadap proses pembelajaran IPA-Biologi yaitu 96,64%.

Berdasarkan hasil analisis korelasi regresi sub-sub variabel sikap dengan hasil belajar biologi siswa yaitu sikap terhadap materi, sikap terhadap guru dan sikap terhadap proses pembelajaran secara umum memiliki hubungan positif. Dimana sumbanagan sikap terhadap materi dengan hasil belajar biologi sebesar 0,262. Jadi terdapat hubungan positif anatara sikap terhadap materi dengan hasil belajar dengan persentase sumbangan terhadap hasil belajar biologi sebesar 26,2%.

Sejalan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunita (2010) “ Hubungan Antara Sikap Ilmiah Siswa Dengan Hasil Belajar Fisika Di Kelas XI IPA MA Negeri

(10)

Kampar” menyatakan pada penelitianya, Dari output korelasi diperoleh signifikansi sebesar 0,014. Jika dibandingkan dengan α = 0,05, nilai signifikansi lebih kecil dari pada nilai α ( Sig. ≤ α), yaitu 0,014 ≤ 0,05. Artinya, ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap ilmiah siswa dan hasil belajar fisika siswa yang berarti bahwa semakin positif sikap ilmiah siswa, maka nilai hasil belajar fisika siswa semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif sikap ilmiah siswa, maka nilai hasil belajar fisika siswa akan semakin rendah.

Sumbangan sikap terhadap guru dengan hasil belajar dengan kategori korelasi kuat dengan nilai r sebesar 0,604 dan (r²) 0,365. Jadi antara sikap terhadap guru dengan hasil belajar biologi siswa memiliki hubungan positif dengan persentase sumbangan terhadap hasil belajar biologi siswa sebesar 36,5%. Wibowo (2010) dalam Sarwono dan Meinarno (2009;93) menjelaskan bahwa sikap seseorang akan mempengaruhi prilakunya, prilaku tersebut prilaku akan mempengaruhi tindakan dalam mencapai hal yang diinginkan. Sedangkan hubungan sikap terhadap proses pembelajaran dengan hasil belajar biologi siswa dengan korelasi kuat dengan nilai r sebesar 0,673 dan (r²) sebesar 0,454. Jadi terdapat hubungan positif antara sikap terhadap proses pembelajaran dengan hasil belajar biologi siswa dengan persentase sumbangan sebesar 45,4% terhadap hasil

belajar. Yunita (2010) menyatakan bahwa dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisien kolerasi rxy pada kelas XI IPA adalah 0,364 yang berarti hubungan antara sikap ilmiah siswa dan hasil belajar fisika siswa adalah 0,364. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang rendah antara sikap ilmiah siswa dan hasil belajar siswa.

Kesimpulan

Terdapat hubungan kebiasaan belajar dan sikap dengan hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VIII SMP N 12 Padang dengan koefisien korelasi kuat dengan r sebesar 0,759 dengan persentase 63,2%.

DAFTAR PUSTAKA

Fitria,s Rizka. 2011. Sikap Belajar Peserta

Didik. Http: Blogspot. Com Diakses

Nasution, S. 2011. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Askara

Pada Tanggal 04 Desember 2014 Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta. 195 Hal.

Sardiman, M.A. 2012 Interaksi Dan

Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Sukmadinata, NS. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 73.

(11)

Sobur. 2013 Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Hal 361.

Wibowo,Istiqomah. 2009. ―Sikapǁ. Sarwono, Sarlito W dan Eko A.Meinarno (peny.), PsikologiSosial (hlm. 80—99). Jakarta: Salemba Humanika.

Sardiman, M.A. 2012 Interaksi Dan

Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Sukmadinata, NS. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 73.

(12)

Gambar

Gambar 1. Grafik HubunganKebiasaan Belajar Siswa dengan Hasil Belajar  Berdasarkan  Gambar  1  diatas  dapat
Gambar 3. Grafik Hubungan Sikap Siswa Dengan Hasil Belajar  Berdasarkan  Gambar  2  didapatkan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang paket teknologi pengolahan produk kopi berbahan baku robusta dengan cepatnya waktu kristalisasi terkait

Dalam penelitian ini peneliti merancang tes yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu tes kemampuan menggunakan CL bahasa Perancis dan kemampuan menulis

Dimana pelanggan yang melakukan pangkas rambut di perusahaan Seriouscut Barbershop dapat memberikan penilaian berupa tingkat kepentingan dan kepuasaan terhadap

Pemikiran Qutb tentang keadilan sosial dalam Islam dilatar belakangi oleh pandangannya bahwa prinsip keadilan sosial Barat itu didasarkan pada pandangan Barat yang sekular,

Dengan demikian, tampak bahwa konsumen impulsif yang mengalami kecemasan ( anxiety ) dapat menstabilkan suasana hati mereka ke tingkat yang lebih moderat dengan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pH impregnasi terhadap daya adsorbsi zeolit 2- merkaptobenzotiazol pada ion Cd 2+ , diperoleh kesimpulan bahwa :

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad

Kadar abu yang lebih tinggi daripada kandungan protein menunjukkan bahwa bahan baku tepung ikan berasal dari limbah ikan mentah yang memiliki bagian tulang yang lebih banyak