• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada mulanya Bandung ditemukan dalam rangka pencarian sumber bahan baku dan bahan untuk perkebunan kopi oleh Abraham Riebeek pada tahun 1712. Akan tetapi perkembangan pesat baru terjadi ketika Ibukota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Krapyak (sekarang Dayeuh Kolot) ke pusat Kota Bandung sekarang pindahnya Kabupaten Bandung ini terjadi pada tahun 1810 setelah selesainya pembangunan jalan raya yang menghubungkan Batavia dengan Bandung melalui Bogor dan Cianjur. Perpindahan ini menjadi tonggak sejarah berkembangnya Kota Bandung karena saat inilah Bandung mengalami metamorfosa dari kampung menuju Kota. Seiring dengan berkembangnya Bandung secara signifikan maka dibangunlah berbagai fasilitas yang dapat mendukung kehidupan dan kemajuan Bandung seperti Gedung Sate, Museum Geologi (diresmikan pada 16 Mei 1929), Museum Pos Indonesia (diresmikan pada tahun 1931), dan lain lain. Kini Bandung telah berkembang menjadi kota cantik dengan hawa yang sejuk dan menjadi surga untuk berbagai hal. Surga Bangunan Cagar Budaya, Surga Belanja, Surga Makanan, dan Surga untuk para pendatang yang ingin menghabiskan waktu menikmati indahnya Kota Bandung (www.bandung.go.id/images/download/Bandung_Kota_Wisata.doc, diunduh pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 17.00 WIB).

Pada tahun 1955 Kota Bandung terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA). Terpilihnya Bandung sebagai tuan rumah KAA dikarenakan pada saat itu Bandung adalah kota yang paling siap insfrastrukturnya dibandingkan Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia. Pada tahun 2015 Bandung terpilih kembali menjadi tuan rumah peringatan 60 tahun KAA bersama kota Jakarta. Sehingga Bandung dikatakan sebagai Capital City of Asia Afrika

(2)

(http://news.okezone.com/read/2015/04/13/18/1133593/alasan-2

bandung-jadi-tuan-rumah-kaa, diakses pada tanggal 5 Juni 2015, pukul 13.00 WIB).

Kota Bandung memiliki fungsi dan peran sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat. Fungsi dan peran sebagai Ibukota Provinsi juga membuat Kota Bandung menjadi pusat dari pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya. Objek Wisata Kota Bandung sangat beragam, mulai tradisional hingga modern. Berikut ini merupakan tempat-tempat wisata yang terdapat di Kota Bandung :

Tabel 1 . 1

Daftar Nama Tempat Wisata Kota Bandung

o Nama Tempat Wisata Value Wilayah

1. Kebun Binatang Bandung Wisata Edukasi dan Rekreasi Jalan Taman Sari

2. Curug Dago Wisata Alam Dago

3. Pusat Perbelanjaan Jins Wisata Belanja Jl. Cihampelas 4. Pusat Perbelanjaan Pasar Baru Wisata Belanja Jl. Otto 5. Pusat Sepatu dan Tas Cibaduyut Wisata Belanja Jl. Cibaduyut 6. Pusat Factory Outlet Jalan Riau dan Jalan Dago Wisata Belanja Jl Riau dan Jl. Dago

7. Museum Geologi Sarana edukasi Jl. Diponegoro

8. Gedung Sate (Kantor Gubernur Jawa Barat) Heritage Jl. Diponegoro 9. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat Heritage Jl. Dipatiukur

10. Bandung Tempo Doeloe Heritage Jl. Braga

11. Monumen Husein Sastranegara Heritage Jl. Pajajaran 12. Museum Pos Indonesia Heritage dan Sarana Edukasi Jl. Cisanggarung 13. Museum Mandala Wangsit Siliwangi Heritage dan Sarana Edukasi Jl. Lembong 14. Museum Konferensi Asia Afrika Heritage dan Sarana Edukasi Jl. Asia Afrika 15. Museum Sri Baguda Heritage dan Sarana Edukasi Jl. Lingkar Selatan 16. Monumen Bandung Lautan Api Heritage Jl. M. Toha 17. Lapangan Gasibu (Gabungan Sepakbola Bandung Utara) Sarana Rekreasi Aktif Serta Interaksi Sosial Jl. Diponegoro 18. Taman Ganesha Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Ganesha 19. Taman Lansia Sarana Rekreasi Aktif dan Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Cisangkuy

(3)

3

20. Taman Kota Bandung Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Merdeka 21. Taman Ade Irma Suryani Nasution (Taman Lalu Lintas) Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial, dan

Sebagai Sarana Edukasi Jl. Sumatera 22. Alun-alun dan Masjid Agung Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Asia Afrika 23. Taman Tegalega Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Astana Anyar 24. Taman Budaya Dago Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Dago Tea House 25. Taman Hutan Dago Pakar dan Gua Belanda / Jepang Sarana Rekreasi Aktif Serta Interaksi Sosial dan Sarana

Edukasi Dago

26. Taman Cilaki: Taman Hewan Peliharaan Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Cilaki

27. Taman Babakan Siliwangi Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Babakan Siliwangi 28. Taman Cikapayang Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Ir. H. Juanda 29. Taman Tongkeng: Taman Anak Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Dan Sarana

Edukasi Jl. Tongkeng

30. Taman Japati Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Japati 31. Taman Sukajadi Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Sukajadi 32. Taman Dewi Sartika: Taman Sejarah Bandung

(Wiranatakusumah)

Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Dan Sarana

Edukasi Jl. Karang Anyar

33. Taman Cibeunying Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Taman Cibeunying 34. Taman Soekarno Banceuy Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial dan Sarana

Edukasi Banceuy

35. Taman Persib Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Supratman 36. Taman Maluku Sarana Rekreasi Aktif dan Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Maluku 37. Taman Skateboard Sarana Rekreasi Aktif Serta Interaksi Sosial Di bawah jembatan Pasupati 38. Taman Film Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Tubagus Ismail Raya

(4)

4

39. Taman Jomblo Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Taman Sari 40. Taman Vanda Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Merdeka

Sumber: http://www.bandungaktual.com/2013/10/objek-wisata-kota-bandung.html, diunduh pada tanggal 13 Juni 2015, pukul 11.16 WIB

Wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung biasanya tidak hanya mengunjungi objek wisata di daerah Kota saja, namun juga mengunjungi beberapa objek wisata yang terdapat di daerah Kabupaten Bandung Barat dan sekitarnya, berikut objek-objek wisata yang terdapat di daerah Kabupaten Bandung:

Tabel 1 . 2

Daftar Nama Tempat Wisata Kabupaten Bandung

No Nama Tempat Wisata Value Wilayah

1. Curug Omas Wisata Alam Taman Wisata Maribaya

2. Arena Pemancingan Bonita Wisata Alam Lembang 3. Wisata Lembang Bandung Wisata Alam Lembang 4. Alam Jalur Alternatif Lembang

– Dago Wisata Alam Lembang –Dago

5. Situ Lembang Wisata Alam Lembang

6. Bumi Perkemahan Cikole Wisata Alam Cikole

7. Kawah Ratu Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu

8. Kawah Upas Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu

9. Kawah Domas Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu

10. Perkebunan Teh Subang Wisata Alam Subang 11. Pemandian Air Panas Ciater Sarana Terapi dan

Rekreasi Ciater

12. Spirit Camp & Sahabat Alam Wisata Alam Jl. Sersan Bajuri 13. Kebun Strawberry Parongpong Wisata Alam Parongpong

14. Curug Cimahi Wisata Alam Cisarua

15. Wisata Petik Strawberry Wisata Alam Ciwidey 16. Jalan Mendaki ke Kawah Putih Wisata Alam Ciwidey 17. Bumi Perkemahan Ranca Upas Wisata Alam Ciwidey 18. Penangkaran Rusa Ranca Upas Wisata Alam dan

(5)

5

19. Pemandian Air Panas Walini Sarana Terapi Ciwidey 20. Perkebunan Teh Rancabali Wisata Alam Ciwidey 21. Telaga/Situ Patengan Wisata Alam Ciwidey

22. Situ Sipanunjang Wisata Alam Pangalengan

23. Situ Cileunca Wisata Alam Pangalengan

24. Kawah Kamojang Wisata Alam Paseh Jawa Barat 25. Leuwi Opat Curug Tilu Wisata Alam Cihanjuang Rahayu

Parongpong 26. Perbukitan Karst/Kapur Citatah Wisata Alam Padalarang 27. Lembah Cimeta Citarum Purba Wisata Alam Padalarang

28. Gua Pawon Wisata Alam Padalarang

29. Arung Jeram Citarum Wisata Alam Cisameng 30. Saung Angklung Mang Udjo Wisata Budaya dan

Edukasi Padasuka

31. Padepokan Dayang Sumbi

(Budidaya Ulat Sutera) Wisata Edukasi Arcamanik 31. Monumen Pasir Pahlawan Otto

Iskandar Dinata Heritage Lembang

32. Teropong Bintang Bosscha Heritage dan Sarana

Edukasi Lembang

33. Monumen Taman R.A Kartini Heritage Baros Cimahi 34. Puspa Iptek Kota Baru

Parahyangan Sarana Edukasi Padalarang

35. Taman Hutan Jaya Giri Sarana Rekreasi Aktif

Serta Interaksi Sosial Lembang 36. Taman Bunga Cihideung Sarana Rekreasi Pasif

Serta Interaksi Sosial Jl. Sersan Bajuri 37. Taman Bunga Parongpong Sarana Rekreasi Pasif

Serta Interaksi Sosial Parongpong

Sumber: http://www.bandungaktual.com/2013/10/objek-wisata-kota-bandung.html, diunduh pada tanggal 13 Juni 2015, pukul 11.16 WIB

Kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata tersebut meningkat setiap tahunnya, baik pengunjung dengan skala nasional maupun internasional. Pada Tabel 1.3 merupakan jumlah kunjungan/wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung.

(6)

6

Tabel 1 . 3

Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung

Berdasarkan Tabel 1.3 jumlah wisatawan ke Kota Bandung mengalami peningkatan setiap tahunnya, walaupun mengalami penurunan pada tahun 2012, namun pada tahun berikutnya hingga tahun 2014 jumlah wisatawan mengalami peningkatan kembali. Sebagai salah satu Kota tujuan wisata, maka sudah seharusnya Kota Bandung memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas wisata tersebut, sarana tersebut diantaranya adalah dalam sektor hotel dan restoran, berikut merupakan jumlah potensi hotel di kota Bandung pada tahun 2012:

Tabel 1 . 4

Rekapitulasi Potensi Hotel di Kota Bandung Tahun 2012 No Klasifikasi Jumlah Potensi Jumlah kamar

1. Bintang 5 9 1.958 Kamar 2. Bintang 4 25 3.323 Kamar 3. Bintang 3 30 2.974 Kamar 4. Bintang 2 25 1.671 Kamar 5. Bintang 1 10 306 Kamar 6. Melati 3 59 944 Kamar 7. Melati 2 75 1.416 Kamar 8. Melati 1 107 3.558 Kamar JUMLAH 340 16.150 KAMAR

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung

Sektor hotel memiliki potensi yang cukup besar di Kota Bandung ini, yakni sebanyak 340 hotel dan didominasi oleh klasifikasi hotel Melati 1 sebanyak 107

Tahun Mancanegara Wisatawan Wisatawan Domestik Wisatawan Jumlah 2010 180.603 3.024.666 3.205.265 2011 194.062 3.882.010 4.070.072 2012 158.848 3.354.857 3.513.705 2013 170.982 3.726.447 3.897.429 2014 176.487 4.242.294 4.418.781

(7)

7

hotel dengan jumlah kamar sebanyak 3.558. Pada Tabel 1.5 merupakan rekapitulasi potensi hotel di Kota Bandung pada tahun 2014.

Tabel 1 . 5

Rekapitulasi Potensi Hotel di Kota Bandung Tahun 2014

No Klasifikasi Jumlah Potensi Jumlah kamar

1. Bintang 5 9 1.958 Kamar 2. Bintang 4 26 3.823 Kamar 3. Bintang 3 35 3.309 Kamar 4. Bintang 2 25 1.500 Kamar 5. Bintang 1 9 326 Kamar 6. Melati 3 117 3.633 Kamar 7. Melati 2 77 1.400 Kamar 8. Melati 1 59 944 Kamar JUMLAH 357 16.893 KAMAR

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung

Berdasarkan table 1.5, sebanyak 357 hotel yang berpotensi di Kota Bandung pada tahun 2014, angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2012, berbeda dengan tahun sebelumnya kali ini angka potensi hotel didominasi oleh klasifikasi hotel Melati 3 sebanyak 117. Selain potensi hotel, terdapat data potensi restoran dan rumah makan sebagai berikut:

Tabel 1 . 6

Rekapitulasi Potensi Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung

No Klasifikasi 2012 Jumlah Potensi 2014

1. Restoran Talam Kencana 1 1

2. Restoran Tamal Salaka 67 67

3. Restoran Talam Gangsa 166 165

4. Restoran Waralaba 46 55 5. Bar 12 12 6. Rumah Makan A 35 36 7. Rumah Makan B 145 151 8. Rumah Makan C 157 158 JUMLAH 629 645

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung

Di dalam UUD Pariwisata Pasal 16 menyatakan bahwa penggolongan restoran/kafe ditentukan dalam 3 golongan kelas, yaitu Kelas A, disebut Talam Kencana bertanda sendok garpu bewarna emas. Kelas B disebut Talam Salaka

(8)

8

(perak) merupakan kelas menengah yang dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu bewarna perak, dan kelas terendah yaitu Kelas C yang disebut dengan Talam Gangsa (perunggu) dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu berwarna perunggu. Berdasarkan tabel 1.6 potensi restoran dan rumah makan di Kota Bandung mengalami peningkatan dari 629 di tahun 2012 meningkat menjadi 645 di tahun 2014. Dengan potensi tersebut dapat memperkuat brand Kota Bandung sebagai Kota pariwisata. Brand sebuah Kota sendiri dibentuk oleh masyarakat melalui penilaian mereka terhadap Kota tersebut atas segala hal yang dilakukan oleh pemerintah Kota.

Sebagai kota yang sempat ditetapkan sebagai ibu kota Hindia Belanda pengganti Jakarta, Bandung memiliki sejumlah tempat dan gedung bersejarah seperti yang terdapat di sepanjang jalan Asia Afrika, yakni Alun-alun (lapangan publik tertua di Bandung, Savoy Homann (hotel tertua di Bandung), dan Gedung Merdeka (tempat berlangsungnya KAA), selain itu juga terdapat Gedung Sate, Gedung Bank Indonesia, Bumi Siliwangi (ISOLA), Balai Kota, Balai Pakuan, Pendopo, dan masih banyak Gedung lainnya, selain gedung-gedung bersejarah, di Bandung juga terdapat beberapa Museum dan Monumen, seperti Museum Sri Baduga, Museum Konferensi Asia-Afrika, Museum Geologi,Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Museum POS, Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Kereta Api, dan masih banyak bangunan-bangunan lainnya yang memiliki nilai sejarah tinggi (www.bandung.go.id/images/download/Bandung_Kota_Wisata.doc, diunduh pada tanggal 3 Juni 2015, pukul 17.00 WIB).

Selain bangunan, jaringan jalan kota juga merupakan unsur penting dalam sebuah kota, menurut Undang-undang No.13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalulintas. Keadaan panjang jalan di Kota Bandung diuraikan dalam Tabel 1.7.

(9)

9

Tabel 1 . 7

Keadaan Panjang Jalan di Kota Bandung 2014 Keadaan

Condition Panjang Jalan / Road Length (Kilometer) I. Jenis Permukaan

Type of Road Surfaces

a. Hotmix 798,87

b. Penetrasi / Penetration 250,62

c. Beton / Concrete 191,99

JUMLAH 1.236,48

II. Kondisi Jalan Road Condition a. Baik / Good :

Jl. Nasional -

Jl. Provinsi -

Jl. Kota 940,60

b. Sedang / Half Damage :

Jl. Nasional -

Jl. Provinsi -

Jl. Kota 116,08

c. Rusak / Damaged : Jl. Nasional -

Jl. Provinsi -

Jl. Kota 104,12

JUMLAH 1.160,80

III. Wewenang Jalan Road Authority

Jl. Nasional 43,63

Jl. Provinsi 32,05

Jl. Kota 1.160,80

JUMLAH 1.236,48

Sumber : Dinas Bina Marga & Pengairan Kota Bandung

Secara administratif Kota Bandung berbatasan dengan beberapa daerah Kabupaten/Kota lainnya, yaitu:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

2. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.

3. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung. 4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

(10)

10

Berikut ini merupakan peta orientasi Kota Bandung, untuk memberi gambaran mengenai letak wilayah Kota Bandung itu sendiri.

Gambar 1 . 1 Peta Orientasi Kota Bandung

Sumber: RJMD Kota Bandung 2014-2018

Secara geografis Kota Bandung terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat. Kota Bandung sendiri dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa Kota Bandung terletak di koordinat 107° BT dan 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota Bandung terletak di ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level). Daerah utara Kota Bandung pada umumnya lebih tinggi daripada daerah selatan. Rata-rata ketinggian di sebelah utara adalah ±1050 dpl,

sedangkan di bagian selatan adalah ±675 dpl

(http://www.bandungaktual.com/2013/10/geografi-kota-bandung.html, diakses pada tanggal 6 Juni 2015, pukul 07.00 WIB).

Secara topografis Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kotamadya Bandung bagian Selatan permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah Kota bagian Utara berbukit-bukit sehingga merupakan panorama yang indah. Keadaan Geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman Kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil

(11)

11

letusan gunung Takuban Perahu. Jenis material di bagian Utara umumnya merupakan jenis andosol, dibagian Selatan serta Timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat. Di bagian Tengah dan Barat tersebar jenis andosol. Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk. Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5 o C, curah hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari perbulan (http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1060, diakses pada tanggal 16 Juni 2015, pukul 10.48 WIB). Dengan demikian, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya, karena dianggap nyaman dan membuat ketertarikan sendiri untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Secara umum pembangunan manusia di Kota Bandung selama kurun waktu 2008-2012 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kota Bandung adalah sebesar 78,33 dan secara perlahan naik mencapai 79,32 di tahun 2012.

Gambar 1 . 2 Perkembangan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kota Bandung Sumber: BPS Kota Bandung

Dengan nilai IPM (Indeks Pembangunan Manusia) sebesar 79,32 maka Kota Bandung termasuk dalam klasifikasi menengah ke atas. Hal ini menunjukan bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan cukup berhasil dalam meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, diukur dari indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi (i) indikator kesehatan, (ii) indikator pendidikan, serta (iii) daya beli masyarakat yang meningkat. Komponen IPM tertinggi adalah indeks pendidikan,

(12)

12

diikuti oleh indeks kesehatan, dan yang terakhir adalah indeks daya beli. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 . 8

Perkembangan IPM dan Komponennya di Bandung

Tahun IPM Pendidikan Indeks Kesehatan Indeks Daya Beli Indeks

2006 77,51 89,26 79,28 63,99 2007 78,09 89,56 80,65 64,04 2008 78,33 89,71 80,97 64,27 2009 78,71 89,83 81,08 65,22 2010 78,99 90,09 81,22 65,66 2011 79,12 90,14 81,32 65,90 2012*) 79,32 90,25 81,35 66,35 Pertumbuhan 0,39% 0,18% 0,43% 0,61%

Sumber: BPS Kota Bandung

Aspek kesehatan merupakan unsur penting yang berkaitan dengan kapabilitas penduduk. Derajat kesehatan pada dasarnya dapat dilihat dari seberapa lama harapan hidup yang mampu dicapai merefleksikan semakin tinggi derajat kesehatannya. Angka harapan hidup menunjukkan kualitas kesehatan masyarakat, yaitu mencerminkan “lamanya hidup” sekaligus “hidup sehat” suatu masyarakat.Tren perkembangan angka harapan hidup di Kota Bandung selama kurun waktu tahun 2008 hingga 2012 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1 . 3 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Bandung 2008-2012 Sumber: BPS Kota Bandung

Pada gambar tersebut terlihat bahwa selama 2008-2012 angka harapan hidup di Kota Bandung selalu meningkat, meskipun peningkatannya tidak signifikan.

(13)

13

Pada tahun 2012, angka harapan hidup penduduk Kota Bandung adalah sebesar 73,81. Jika dibandingkan dengan tahun 2010-2011, angka tersebut tidak mengalami perubahan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal tersebut berarti bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2012, rata-rata penduduk Kota Bandung dapat bertahan hidup yaitu sampai usia 73-74 tahun.

Indikator pendidikan yang merepresentasikan dimensi pengetahuan dalam IPM adalah angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Indikator lainnya untuk melihat tingkat pendidikan adalah angka melek huruf (AMH). Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan kemampuan baca tulis penduduk Kota Bandung yang berusia 15 tahun ke atas.

Gambar 1 . 4 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Bandung 2010-2012 Sumber: BPS Kota Bandung

Selama periode 2008-2012, AMH (angka melek huruf) penduduk usia 15 tahunke atas di Kota Bandung menunjukkan perkembangan yang lambat. Pada tahun 2012, AMH di Kota Bandung hanya mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya, yaitu menjadi 99,58%. AMH sebesar 99,58% mempunyai arti bahwa ada sekitar 99,58% penduduk Kota Bandung yang berumur 15 tahun ke atas dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya.

(14)

14

Sedangkan sisanya sebesar 0,42% penduduk Kota Bandung masih buta huruf. Masih adanya penduduk yang buta huruf di Kota Bandung salah satunya diperkirakan akibat adanya penduduk lanjut usia yang masih belum bisa membaca dan menulis, namun tidak dapat diperbaiki karena faktor usia.

Selain aspek kesehatan dan pendidikan, aspek lainnya yakni daya beli yang merupakan kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa. Paritas daya beli merupakan ukuran ekonomi yang telah distandarkan dengan tujuan agar dapat membandingkan kualitas serta kemampuan daya beli antar daerah, bahkan antar Negara. Tren perkembangan paritas daya beli di Kota Bandung untuk kurun waktu 2008-2012 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1 . 5 Perkembangan Paritas Daya Beli Kota Bandung Tahun 2010-2012*

Sumber: BPS Kota Bandung

Gambar di atas menunjukkan bahwa kemampuan daya beli masyarakat Kota Bandung terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, paritas daya beli Kota Bandung sebesar Rp.578,13 ribu, kemudian meningkat menjadi Rp. 587,1 ribu pada tahun 2012. Laju perkembangan paritas daya beli dari kurun waktu 2008-2012 mengalami fluktuasi. Adanya fluktuasi kondisi ekonomi makro, baik

(15)

15

nasional maupun regional, akan mempengaruhi naik turunnya daya beli masyarakat. Turunnya daya beli akan sangat berimbas pada sektor pariwisata, karena pariwisata sendiri merupakan kebutuhan sekunder, maka masyarakat akan lebih mengutamakan kebutuhan primernya.

Menurut survey biaya hidup (SBH) 2012, yakni survey yang dilaksanakan secara triwulan di 82 Kota di Indonesia yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam perhitungan indeks harga konsumen (IHK), menyebutkan bahwa Bandung menempati urutan 15 dalam peringkat Kota yang berbiaya hidup tertinggi di Indonesia. Berdasarkan peringkat tersebut mengindikasikan bahwa biaya hidup di Kota Bandung tidak terlalu mahal, sehingga hal tersebut menjadi peluang bagi Kota Bandung untuk lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan. Survey ini juga menentukan peningkatan biaya hidup antara tahun 2007-2012, dengan melakukan peringkat terhadap 10 Kota yang mengalami peningkatan perubahan biaya hidup, seperti berikut:

Gambar 1 . 6 10 Kota di Indonesia dengan Perubahan Biaya Hidup Tertinggi Sumber: Berita Resmi Statistik No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014

(16)

16

Gambar 1.6 menjelaskan biaya hidup pada tahun 2007 dibandingkan biaya hidup pada tahun 2012, Kota Bandung sendiri berada di peringkat 7 dengan jumlah presentase 78,16%.

Saat ini jumlah penduduk Kota Bandung mencapai 2.483.977 jiwa, dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki 1.260.565 jiwa dan perempuan 1.223.412 jiwa (http://bandungkota.bps.go.id/subyek/pdrb-adh-konstan, diakses tanggal 20 Juni 2015, pukul 20.00 WIB). Masyarakat Kota Bandung sendiri kental dengan budaya Sunda, bahkan pemerintah Kota Bandung sudah mulai membuat kebijakan yang menonjolkan budaya tersebut. Salah satu kebijakan yang dibuat adalah setiap hari Rabu, Pegawai Negeri Sipil dan Pelajar di Kota Bandung dianjurkan memakai ikat dan pakaian Sunda. Tujuan dari adanya kebijakan ini adalah bisa muncul keberpihakan pada peraturan daerah tentang kebudayaan Sunda. Selain berpakaian Sunda, ada juga imbauan untuk menggunakan bahasa Sunda. Pemakaian bahasa Sunda banyak terkikis oleh adanya bahasa asing dan pemakaian bahasa Indonesia. Bahasa daerah di berbagai tempat juga mengalami fenomena yang sama. Karena itu, imbauan untuk memakai bahasa Sunda pada satu hari setiap minggunya dimaksudkan untuk melestarikan bahasa daerah. 1.2 Latar Belakang

Sebagai salah satu Kota wisata, Kota Bandung memiliki beragam objek wisata, berikut ini merupakan tempat-tempat wisata yang terdapat di Kota Bandung :

Tabel 1 . 9

Daftar Nama Tempat Wisata Kota Bandung

No Nama Tempat Wisata Value Wilayah

1. Kebun Binatang Bandung Wisata Edukasi dan Rekreasi Jalan Taman Sari

2. Curug Dago Wisata Alam Dago

3. Pusat Perbelanjaan Jins Wisata Belanja Jl. Cihampelas 4. Pusat Perbelanjaan Pasar Baru Wisata Belanja Jl. Otto 5. Pusat Sepatu dan Tas Cibaduyut Wisata Belanja Jl. Cibaduyut 6. Pusat Factory Outlet Jalan Riau dan Jalan Dago Wisata Belanja Jl Riau dan Jl. Dago

(17)

17

7. Museum Geologi Sarana edukasi Jl. Diponegoro

8. Gedung Sate (Kantor Gubernur Jawa Barat) Heritage Jl. Diponegoro 9. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat Heritage Jl. Dipatiukur

10. Bandung Tempo Doeloe Heritage Jl. Braga

11. Monumen Husein Sastranegara Heritage Jl. Pajajaran 12. Museum Pos Indonesia Heritage dan Sarana Edukasi Jl. Cisanggarung 13. Museum Mandala Wangsit Siliwangi Heritage dan Sarana Edukasi Jl. Lembong 14. Museum Konferensi Asia Afrika Heritage dan Sarana Edukasi Jl. Asia Afrika 15. Museum Sri Baguda Heritage dan Sarana Edukasi Jl. Lingkar Selatan 16. Monumen Bandung Lautan Api Heritage Jl. M. Toha 17. Lapangan Gasibu (Gabungan Sepakbola Bandung Utara) Sarana Rekreasi Aktif Serta Interaksi Sosial Jl. Diponegoro 18. Taman Ganesha Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Ganesha 19. Taman Lansia Sarana Rekreasi Aktif dan Pasif Serta

Interaksi Sosial Jl. Cisangkuy 20. Taman Kota Bandung Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Merdeka 21. Taman Ade Irma Suryani Nasution (Taman Lalu Lintas)

Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial, dan Sebagai Sarana Edukasi

Jl. Sumatera 22. Alun-alun dan Masjid Agung Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Asia Afrika 23. Taman Tegalega Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Astana Anyar 24. Taman Budaya Dago Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Dago Tea House 25. Taman Hutan Dago Pakar dan Gua Belanda / Jepang Sarana Rekreasi Aktif Serta Interaksi Sosial

dan Sarana Edukasi Dago 26. Taman Cilaki: Taman Hewan Peliharaan Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Cilaki

(18)

18

28. Taman Cikapayang Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Ir. H. Juanda 29. Taman Tongkeng: Taman Anak Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial

Dan Sarana Edukasi Jl. Tongkeng 30. Taman Japati Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Japati 31. Taman Sukajadi Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Sukajadi 32. Taman Dewi Sartika: Taman Sejarah Bandung

(Wiranatakusumah)

Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial

Dan Sarana Edukasi Jl. Karang Anyar 33. Taman Cibeunying Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Taman Cibeunying 34. Taman Soekarno Banceuy Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial

dan Sarana Edukasi Banceuy 35. Taman Persib Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Supratman 36. Taman Maluku Sarana Rekreasi Aktif dan Pasif Serta

Interaksi Sosial Jl. Maluku 37. Taman Skateboard Sarana Rekreasi Aktif Serta Interaksi Sosial Di bawah jembatan Pasupati 38. Taman Film Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Tubagus Ismail Raya 39. Taman Jomblo Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Taman Sari

40. Taman Vanda Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Merdeka

Sumber: http://www.bandungaktual.com/2013/10/objek-wisata-kota-bandung.html, diunduh pada tanggal 13 Juni 2015, pukul 11.16 WIB

Wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung biasanya tidak hanya mengunjungi objek wisata di daerah kota saja, namun juga mengunjungi beberapa objek wisata yang terdapat di daerah Kabupaten Bandung Barat dan sekitarnya, berikut objek-objek wisata yang terdapat di daerah Kabupaten Bandung diuraikan pada Tabel 1.10.

(19)

19

Tabel 1 . 10

Daftar Nama Tempat Wisata Kabupaten Bandung

No Nama Tempat Wisata Value Wilayah

1. Curug Omas Wisata Alam Taman Wisata Maribaya 2. Arena Pemancingan Bonita Wisata Alam Lembang 3. Wisata Lembang Bandung Wisata Alam Lembang 4. Alam Jalur Alternatif Lembang – Dago Wisata Alam Lembang –Dago

5. Situ Lembang Wisata Alam Lembang

6. Bumi Perkemahan Cikole Wisata Alam Cikole

7. Kawah Ratu Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu

8. Kawah Upas Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu

9. Kawah Domas Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu 10. Perkebunan Teh Subang Wisata Alam Subang

11. Pemandian Air Panas Ciater Sarana Terapi dan Rekreasi Ciater

12. Spirit Camp & Sahabat Alam Wisata Alam Jl. Sersan Bajuri 13. Kebun Strawberry Parongpong Wisata Alam Parongpong

14. Curug Cimahi Wisata Alam Cisarua

15. Wisata Petik Strawberry Wisata Alam Ciwidey 16. Jalan Mendaki ke Kawah Putih Wisata Alam Ciwidey 17. Bumi Perkemahan Ranca Upas Wisata Alam Ciwidey 18. Penangkaran Rusa Ranca Upas Wisata Alam dan Sarana Edukasi Ciwidey 19. Pemandian Air Panas Walini Sarana Terapi Ciwidey 20. Perkebunan Teh Rancabali Wisata Alam Ciwidey

21. Telaga/Situ Patengan Wisata Alam Ciwidey

22. Situ Sipanunjang Wisata Alam Pangalengan

23. Situ Cileunca Wisata Alam Pangalengan

24. Kawah Kamojang Wisata Alam Paseh Jawa Barat

25. Leuwi Opat Curug Tilu Wisata Alam Cihanjuang Rahayu Parongpong 26. Perbukitan Karst/Kapur Citatah Wisata Alam Padalarang 27. Lembah Cimeta Citarum Purba Wisata Alam Padalarang

28. Gua Pawon Wisata Alam Padalarang

29. Arung Jeram Citarum Wisata Alam Cisameng 30. Saung Angklung Mang Udjo Wisata Budaya dan Edukasi Padasuka 31. Padepokan Dayang Sumbi (Budidaya Ulat Sutera) Wisata Edukasi Arcamanik 31. Monumen Pasir Pahlawan Otto Iskandar Dinata Heritage Lembang 32. Teropong Bintang Bosscha Heritage dan Sarana Edukasi Lembang 33. Monumen Taman R.A Kartini Heritage Baros Cimahi 34. Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan Sarana Edukasi Padalarang

(20)

20

35. Taman Hutan Jaya Giri Sarana Rekreasi Aktif Serta Interaksi Sosial Lembang 36. Taman Bunga Cihideung Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Jl. Sersan Bajuri 37. Taman Bunga Parongpong Sarana Rekreasi Pasif Serta Interaksi Sosial Parongpong

Sumber: http://www.bandungaktual.com/2013/10/objek-wisata-kota-bandung.html, diunduh pada tanggal 13 Juni 2015, pukul 11.16 WIB

Kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata tersebut meningkat setiap tahunnya, baik pengunjung dengan skala nasional maupun internasional. Berikut ini merupakan jumlah kunjungan/wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung :

Tabel 1 . 11

Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung

Berdasarkan tabel di atas jumlah wisatawan ke Kota Bandung mengalami peningkatan setiap tahunnya, walaupun mengalami penurunan pada tahun 2011, namun pada tahun berikutnya hingga tahun 2013 jumlah wisatawan mengalami peningkatan kembali. Peningkatan jumlah wisatawan yang signifikan terjadi pada jumlah wisatawan domestic. Sebagai salah satu Kota wisata, tidak heran bahwa pendapatan asli daerah (PAD) Kota bandung didominasi oleh sektor wisata, diketahui sektor wisata selama ini menyumbang PAD terbesar. Pada 2010, PAD dari jasa hotel, restoran, dan hiburan serta usaha kepariwisataan mencapai Rp188,7 miliar dari total PAD Bandung sebesar Rp301,6 miliar. PAD dari sektor ini meningkat drastis di 2011 menjadi Rp226,3 miliar (belum termasuk retribusi usaha wisata)

(http://ekbis.sindonews.com/read/674767/34/potensi-wisata-Tahun Mancanegara Wisatawan Wisatawan Domestik Wisatawan Jumlah 2010 180.603 3.024.666 3.205.265 2011 194.062 3.882.010 4.070.072 2012 158.848 3.354.857 3.513.705 2013 170.982 3.726.447 3.897.429 2014 176.487 4.242.294 4.418.781

(21)

21

bandung-belum-tergarap-optimal-1348573157, diakses pada tanggal 20 Juni 2015, pukul 22.05 WIB).

Pada tahun anggaran 2012 jumlah pendapatan pemerintah Kota Bandung sebagai berikut:

Tabel 1 . 12

Komposisi Pendapatan Pemerintah Bandung Tahun Anggaran 2012 Jenis Penerimaan Type Of Receipts Target Target (Rp 000) Realisasi Realisation (Rp 000) Presentase Precentage (%) Pendapatan Asli Daerah 755.459.217 1.005.583.425 33,11 Dana Perimbangan 1.748.134.654 1.807.075.186 3,37 Lain-lain Pendapatan yang Sah 886.859.985 854.034.799 -3,70

JUMLAH 3.390.453.856 3.666.693.410 8,15 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

Pendapatan asli daerah (PAD) tersebut diperoleh dari berbagai macam pajak daerah, berikut Jumlah Penerimaan Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak dan Presentase Target yang dicapai Kota Bandung Tahun Anggaran 2012:

Tabel 1 . 13

Jumlah Penerimaan Pajak Daerah Tahun Anggaran 2012 No Jenis Pajak Daerah Type of Local Tax

Target Target (Rp 000) Realisasi Realisation (Rp 000) Presentase Precentage (%) 1. Pajak Hotel 99.000.000 142.732.317 44,17 2. Pajak Restoran 78.000.000 97.356.787 24,82 3. Pajak Hiburan 30.000.000 34.553.186 15,18 4. Pajak Reklame 13.200.000 18.575.238 40,72

5. Pajak Penerangan Jalan 102.000.000 118.646.203 16,32

6. Pajak Parkir 6.500.000 7.135.693 9,78

7. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 240.000.000 398.093.045 65,87 8. Pajak Air Bawah Tanah 2.500.000 3.471.182 38,85

Jumlah / Total 2013 2011 2010 2009 2008 571.200.000 490.773.393 290.264.385 263.876.714 213.160.909 820.563.651 834.565.865 301.781.988 250.338.673 214.397.508 43,26 174,11 103,97 94,87 100,58 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

(22)

22

Menurut data di atas penerimaan pajak dari sektor jasa hotel, restoran, dan hiburan serta usaha kepariwisataan cukup tinggi. Data lain juga menyebutkan bahwa, saat ini pertumbuhan ekonomi Kota Bandung mengalami peningkatan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung termasuk dua tertinggi di Indonesia. BI Jabar menyatakan pertumbuhan ekonomi Kota Kembang mencapai 8,5%. Salah satu pendukung dari perkembangan ekonomi Kota Bandung ialah banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung pada momentum peringatan Asia Afrika ke-60 pada April lalu, Kota Bandung mendapatkan devisa cukup besar (http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/06/21/nqafuh-pertumbuhan-ekonomi-kota-bandung-capai-85-persen, diakses tanggal 21 Juni 2015, pukul 18.59 WIB).

Data-data tersebut, mampu mendeskripsikan bahwa Bandung sebagai sebuah kota memiliki potensi, salah satunya dalam sektor ekonomi untuk terus tumbuh. Kota Bandung jika dilihat sebagai sebuah brand memiliki berbagai macam keunikan dan keunggulan, beberapa waktu lalu, Organisasi Pendidikan, Keilmun, dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization- UNESCO) mengumumkan Kota Bandung tercatat sebagai salah satu dalam jaringan kota kreatif, UNESCO Creative Cities Network. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova yang mengumumkan penunjukan 47 kota dari 33 negara sebagai anggota baru dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di markas besar UNESCO, Paris, Prancis. Bandung merupakan kota kedua yang terdaftar di UNESCO Creative City Network setelah tahun lalu (2014) Terdapat tujuh katagori yang dapat diikuti yaitu bidang Kerajinan dan Kesenian Rakyat, Desain, Film, Gastronomy, Sastra, Media dan Seni Musik. UNESCO Creative City Network diluncurkan tahun 2004. Jaringan yang terdiri atas 116 kota di seluruh dunia bertujuan mendorong kerjasama internasional antar kota yang berkomitmen berinvestasi pada kreativitas sebagai pendorong pembangunan perkotaan berkelanjutan, inklusi sosial dan budaya (http://en.unesco.org/creative-cities/events/47-cities-join-unesco-creative-cities-network, diakses pada tanggal 14 Desember 2015, pukul 17.21 WIB).

(23)

23

Saat ini Kota Bandung dikenal dengan kondisi Kota yang bersih dan rapi, sehingga tidak heran Kota Bandung raih penghargaan Adipura 2015 Kategori Kota Metropolitan, dalam Malam Anugerah Lingkungan Proper dan Adipura 2015 yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (23/11/2015) Kota Bandung mendapatkan penghargaan Anugerah Adipura 2015 Kategori Kota Metropolitan. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh JK didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya kepada Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil (http://www.bandungnewsphoto.com/ 2015-11-23/kota-bandung-raih-penghargaan-adipura-2015-kategori-kota-metropo litan, diakses pada tanggal 14 Desember 2015, pukul 17.43 WIB).

Tidak hanya dikenal dengan kebersihannya, Kota Bandung juga menjadi Smart City, Bandung menjadi salah satu daerah yang mendapatkan penghargaan Smart Region pada Indonesia Smart Nation Award. Di kategori kota berukuran besar, Bandung menduduki peringkat kedua. Penilaian dalam penobatan Smart City dilihat dari jumlah masalah yang berhasil diselesaikan oleh suatu kota atau daerah. Acara tersebut merupakan kerja sama dari Citiasia inc, Indosat dan Datacomm sebagai penggagas dan mendapat dukungan dari kemendagri serta DPD RI. Pemenang dalam anugerah ini menjadi kategori kota, kabupaten, provinsi, Lalu pemenang dibagi lagi menjadi sub kategori berukuran besar, sedang, dan kecil (http://news.detik.com/berita/3049077/bandung-raih-peringkat-2-penghargaan-smart-city-ini-kata-ridwan-kamil, diakses pada tanggal 14 Desember 2015, pukul 18.00 WIB).

Selain menjadi juara kedua pada Indonesia Smart Nation Award, Bandung juga menjadi salah satu finalis dalam ajang World Smart City Award 2015. Ajang penghargaan ini akan mengadu program-program yang dimiliki setiap kota yang berpartisipasi untuk menghasilkan kota ramah yang layak ditinggali dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital. Bandung bersaing dengan beberapa kota di berbagai Negara seperti Moskow (Rusia), Buenos Aires (Argentina), Dubai (Uni Emirat Arab), Curitiba (Brasil), dan Peterborough (Inggris).

(24)

(http://metro.tempo.co/read/news/2015/11/18/083719914/bandung-24

finalis-world-smart-city-ahok-jakarta-payah, diakses pada tanggal 14 Desember 2015).

Dalam kesempatan lain, Walikota Bandung Ridwan Kamil menerima penghargaan Indonesia Marketing Champion 2015 untuk sektor pemerintahan dalam MarkPlus Conference 2016 yang digelar di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (10/12). Kota Bandung terkenal dengan kreativitasnya. Sifat tersebut lahir dari jiwa-jiwa anak muda yang menjadi warga yang presentasenya paling banyak di kota dengan julukan kota kembang ini. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung mencapai 9 persen. Sementara indeks kebahagian warga Bandung menuru laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mendekati angka 70 persen (http://portal.bandung.go.id/proactive-pro-business-goverment-ridwan-kamil-meraih-indonesia-marketing-champion-2015-government-sector, diakses pada tanggal 14 Desember 2015, pukul 17.26 WIB).

Berdasarkan data dan fakta yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa pariwisata di Kota Bandung ini, memang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kota Bandung itu sendiri, bahkan dapat memberikan kontribusi pendapatan yang cukup tinggi bagi pemerintah Provinsi. Minat berkunjung ulang wisatawan dapat menaikan pendapatan bagi sebuah kota dan turut meminimalisir biaya untuk pemasaran kota pariwisata tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, Bandung, merupakan kota yang memiliki potensi dalam sektor pariwisatanya, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji faktor apa yang paling mempengaruhi minat berkunjung ulang wisatawannya. Untuk itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Minat Berkunjung Ulang Wisatawan Ke Kota Bandung”

1.3 Perumusan Masalah

Jumlah wisawatan ke Kota Bandung mengalami peningkatan, khususnya untuk wisatawan domestik, adanya peningkatan jumlah wisatawan berdampak pada jumlah pendapatan Kota Bandung. Dengan potensi yang dimiliki Kota Bandung sudah seharusnya pemerintah memberikan kebijakan yang lebih terarah,

(25)

25

untuk meningkatkan sektor yang sudah baik, dan memperbaiki sektor yang masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi minat berkunjung ulang wisatawan tersebut. Berdasarkan hasil pencarian literatur, belum ditemukan adanya penelitian yang menganalisis faktor yang mempengaruhi minat berkunjung ulang wisawatan di Indonesia.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar penilaian responden terhadap faktor destination attributes dalam minat berkunjung ulang.

2. Seberapa besar penilaian responden terhadap faktor motives dalam minat berkunjung ulang ?.

3. Apakah wisatawan Kota Bandung loyal terhadap Kota Bandung ?. 1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui seberapa besar penilaian responden terhadap faktor destination attributes dalam minat berkunjung ulang.

2. Untuk mengetahui seberapa besar penilaian responden terhadap faktor motives dalam minat berkunjung ulang.

3. Untuk mengetahui apakah wisatawan Kota Bandung loyal terhadap Kota Bandung.

1.6 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain : 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam menambah pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi minat berkunjung ulang wisatawan, pada konteks penelitian yang baru.

(26)

26

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintahh untuk memberikan kebijakan yang lebih terarah, dan masukan bagi pelaku bisnis untuk berinventasi pada sektor yang potensial di Kota Bandung itu sendiri dengan melibatkan faktor yang paling mempengaruhi minat berkunjung ulang wisatawan tersebut.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Selain BAB I yang telah dijabarkan sebelumnya, di dalam penelitian ini juga terdapat:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Dalam bagian ini dibahas tinjauan pustaka terkait dengan permasalahan dan variabel yang ingin ditelaah secara lebih mendalam untuk kemudian digunakan dalam menyusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bagian ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan, meliputi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, teknik sampling, teknik pengumpulan data, pengujian validitas, pengujian reliabilitas, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dijelaskan tentang analisis dan pengolahan data yang digunakan serta pembahasan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi bagi perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 1 . 1  Peta Orientasi Kota Bandung  Sumber: RJMD Kota Bandung 2014-2018
Gambar 1 . 2  Perkembangan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kota Bandung Sumber: BPS Kota Bandung
Gambar 1 . 3  Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Bandung 2008-2012 Sumber: BPS Kota Bandung
Gambar 1 . 4  Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Bandung 2010-2012 Sumber: BPS Kota Bandung
+4

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar