• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN SURVEILLANCE CAMERA SEBAGAI ALAT BANTU KEAMANAN BERBASIS JARINGAN DI SMK NEGERI 1 TEJAKULA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN SURVEILLANCE CAMERA SEBAGAI ALAT BANTU KEAMANAN BERBASIS JARINGAN DI SMK NEGERI 1 TEJAKULA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

346

PELATIHAN SURVEILLANCE CAMERA SEBAGAI ALAT BANTU

KEAMANAN BERBASIS JARINGAN DI SMK NEGERI 1 TEJAKULA

Made Santo Gitakarma1, Gede Indrawan1, I Wayan Sutaya1

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Permasalahan keamanan merupakan isu yang sangat penting di setiap bidang kehidupan manusia. Jaminan keamanan terhadap bahaya berupa pencurian, perampokan, pelecehan seksual dan kejahatan lainnya dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan kamera pemantau. Surveillance Camera atau kamera pemantau merupakan salah satu pilihan yang banyak diminati masyarakat bahkan pemerintah dikarenakan memiliki

kelebihan utama seperti kehandalan, fleksibilitas, dan investasi jangka panjang.

Surveillance Camera adalah kamera pemantau yang berbasis protokol internet yang dapat mengirim dan menerima data melalui jaringan komputer dan internet. Fleksibilitas yang tinggi memungkinkan

Surveillance Camera untuk diterapkan pada

jaringan wired ataupun wireless. Pengiriman sinyal kamera pemantau dilakukan menggunakan koneksi jaringan seperti LAN/WAN atau internet.

1 Jurusan Teknik Elektro (Prodi D3 Teknik Elektronika dan S1 Pendidikan Teknik Elektro) FTK UNDIKSHA

Email: santo@undiksha.ac.id

The problem of security is a very important issue in every sphere of human life. Surveillance Camera or cameras monitoring is one option that many people demand reliability and flexibility, even able to be accessed via the Internet. SMK Negeri 1 Tejakula not use the security system with CCTV and Surveillance Camera. The module donated to P2M was designed can be connected to a computer via cable, wireless and accessible via Android or iOS smartphone. This is expected to increase student interest in computer networks (TKJ). P2M is expected to provide a security system solutions for the convenience of various parties at SMK Negeri 1 Tejakula. From training to 30 students obtained the mastery of basic competencies (KD): KD1 with a mean 82.6; KD2 with a mean of 80.5; KD3 with a mean 76.7; KD4 with a mean of 81.9; and KD5 with a mean of 78.9. Can be concluded that the overall average KD is 80.11 exceeding KK 70% or has managed in line with expectations.

Keywords: Surveillance Camera, TKJ, security, vocational

Permasalahan keamanan merupakan isu yang sangat penting di setiap bidang kehidupan manusia.

Surveillance Camera atau kamera pemantau merupakan salah satu pilihan yang banyak diminati masyarakat

kehandalan dan fleksibilitasnya, bahkan mampu diakses melalui internet. SMK Negeri 1 Tejakula belum menggunakan sistem keamanan dengan CCTV maupun Surveillance Camera. Modul Surveillance Camera yang disumbangkan untuk P2M ini didesain dapat dihubungkan ke komputer melalui kabel, tanpa kabel dan dapat diakses melalui smartphone Android maupun iOS. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa pada jaringan komputer (TKJ). Dengan P2M diharapkan dapat memberikan solusi sistem keamanan demi kenyamanan berbagai pihak di SMK Negeri 1 Tejakula. Dari pelatihan kepada 30 orang siswa didapatkan penguasaan Kompetensi Dasar (KD): KD1 dengan rerata 82,6; KD2 dengan rerata 80,5; KD3 dengan rerata 76,7; KD4 dengan rerata 81,9; dan KD5 dengan rerata 78,9. Sehingga didapat rerata keseluruhan penguasaan KD adalah 80,11 yang melebihi KK 70% atau telah berhasil sesuai dengan harapan.

(2)

347

Dibandingkan dengan Closed Circuit

TeleVision (CCTV) yang konfigurasinya

sudah pasti, warna hanya hitam putih, dan harganya cukup mahal. Surveillance Camera menawarkan konfigurasi yang bisa

diatur, memiliki kemampuan memproses visual berwarna dan audio serta dapat diakses PC secara langsung atau melalui LAN, internet, dan jaringan smart phone, sedangkan harganya relatif lebih murah dibandingkan CCTV. Penginstalasian

Surveillance Camera cukup sederhana

dengan mengikuti petunjuk yang ada, namun dengan pengetahuan jaringan komputer dan DDNS, Surveillance Camera dapat diintegrasikan dengan jaringan komputer yang ada sehingga perangkat ini dapat diakses dari mana saja selama terkoneksi dengan internet, baik dengan laptop maupun telephone seluler.

SMK Teknologi maupun TIK seharusnya sudah menerapkan Surveillance Camera dalam lingkungan sekolahnya. Selain untuk keamanan lingkungan yang terekam setiap saat, menerapkan Surveillance Camera dapat digunakan sebagai pembelajaran kepada siswa tentang bagaimana proses

pemasangan hingga pengaturan

Surveillance Camera melalui jaringan

komputer. SMK Teknologi maupun TIK yang ada di kabupaten Buleleng, ada 3 SMK yang membuka jurusan Teknik Komputer dan Jaringan yaitu SMK Negeri 3 Singaraja, SMK Negeri 2 Seririt, dan SMK Negeri 1 Tejakula. SMK Negeri 3 Singaraja dan SMK Negeri 2 Seririt telah menggunakan Surveillance Camera di lingkungan sekolahnya (Made Santo G. dkk, 2015), sedangkan SMK Negeri 1 Tejakula yang baru berdiri 6 tahun lalu yaitu tahun 2009 masih belum menerapkan

Surveillance Camera untuk meningkatkan

keamanan sekolahnya. Hal ini dikarenakan

keterbatasan dana dan belum ada teknisi

yang mampu memasang dan

mengoperasikan Surveillance Camera. Menurut pihak mitra kami Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tejakula, I Wayan Gunastra, S.Pd, M.Pd., di SMK Negeri 1 Tejakula belum menerapkan sistem keamanan

Surveillance Camera karena hal yang

mendesak saat ini adalah pembangunan fisik seperti ruangan kelas yang belum memenuhi daya tampung siswa. Namun Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tejakula berharap ada pihak-pihak dari Undiksha maupun pihak lainnya yang membantu memberikan pelatihan untuk memahami penggunaan sistem keamanan yang dimungkinkan di sekolah tersebut.

Tim P2M Undiksha merasa penting memberikan pelatihan di SMK Negeri 1 Tejakula karena tamatannya diharapkan dapat meneruskan ke Prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro yang memiliki jalur keminatan untuk Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Dengan pelatihan jaringan

komputer menggunakan modul

Surveillance Camera diharapkan pemahaman siswa tentang jaringan komputer dapat meningkat, dan mengetahui prospek peluang usaha di bidang sistem keamanan menggunakan Surveillance Camera.

Aktivitas sekolah dari PBM hingga ekstrakurikuler memungkinkan sekolah ini buka dari pagi hingga sore. Sehingga keamanan sekolah penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kejahatan seperti pencurian maupun tindakan kejahatan lainnya. Dalam pembelajaran di kelas, para siswa khususnya yang ada di jurusan TKJ tentunya mendapatkan pelajaran jaringan komputer dasar, LAN, hingga WAN dari kelas X, XI dan XII, sehingga P2M ini

(3)

348

sejalan dengan pemahaman praktis yang diperlukan sekolah.

SMK Negeri 1 Tejakula seperti terlihat pada Gambar 1 merupakan sekolah menengah kejuruan yang berada di Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng yang berjarak 33 km dari kota Singaraja. Sekolah ini berdiri sejak tahun 2009 di atas tanah seluas 810 m2 dengan keberadaan ruang kelas sebanyak 10 ruang kelas yang diperuntukkan untuk siswa kelas X, XI, dan XII. Sekolah ini memiliki 3 program keahlian yaitu : TKJ (Teknik Komputer Jaringan), Akuntansi, dan Administrasi Perhotelan (AP). SMK Negeri 1 Tejakula memiliki siswa seperti pada Tabel 1. Sebagai sekolah yang baru berdiri beberapa tahun belakangan ini, SMK Negeri 1 Tejakula dapat dikatakan mampu menarik banyak siswa untuk belajar di sekolah tersebut.

Gambar 1. SMK Negeri 1 Tejakula Tabel 1. Daftar distribusi siswa tiap tingkat tahun ajaran 2015/2016 No Bidang/ Program Keahlian Data Siswa

Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Keseluruhan

Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa

1 TKJ 2 42 2 44 2 41 6 127 2 Akuntansi 2 66 2 68 2 43 6 177 3 AP 4 142 4 138 4 129 12 409 Total 8 250 8 250 8 213 24 713

Sumber: Database SMKN 1 Tejakula

Adapun kegiatan siswa di dalam kelas sangat dekat hubungannya dengan tingkah laku siswa selama berada di dalam kelas

dan mengikuti pelajaran. Perilaku siswa/siswi SMK Negeri 1 Tejakula dapat dikatakan sudah tertib selama berada di dalam kelas. Para siswa/siswi terlihat menunjukkan antusiasme yang cukup baik dalam mengikuti pelajaran. Siswa-siswi jarang ada yang bercanda ataupun ribut ketika pembelajaran berlangsung. Para siswa-siswi pun tercatat tidak pernah melakukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran di dalam kelas. Saat jam pelajaran dimulai terkadang ditemui siswa/siswa yang ribut, mengobrol, dan beberapa siswa/siswi yang masih berada di luar kelas.

Terkait dengan kegiatan siswa di dalam dan di luar kelas selama berada di sekolah, aturan-aturan pun ditetapkan oleh pihak sekolah untuk menjaga ketertiban dan meningkatkan kedisiplinan siswa. Untuk siswa yang melanggar tata tertib, akan dikenakan sanksi sesuai klasifikasi pelanggaran yang dibuat.

Selama siswa berada di luar kelas, perilaku siswa/siswi SMK Negeri 1 Tejakula masih dapat dikontrol dan tergolong wajar mengikuti norma-norma kesopanan yang ada di sekolah. Siswa/siswi berada di luar kelas ketika tidak ada pelajaran berlangsung, yaitu saat istirahat. Ketika bel istirahat siswa/siswi memanfaatkan waktu tersebut untuk berbelanja di kantin, sebagian sebagian ada yang ngobrol atau bercanda dengan temannya, sebagian lagi ada yang terlihat membaca-baca buku di sekitar sekolah atau koridor ruang kelas. Untuk beberapa siswa yang melakukan perbuatan yang kurang baik atau melanggar aturan dan norma yang ada, akan ditangani secara bertahap dan sistematis. Pertama, masalah yang ada antara siswa dengan guru yang bersangkutan diselesaikan terlebih dahulu dan bila tidak terselesaikan, masalah

(4)

349

tersebut akan dibawa ke wali kelas. Jika hal yang sama ditemui, maka wali kelas akan membawa masalah tersebut ke BK. Apabila sampai permasalahan tidak dapat

diselesaikan, BK akan membawa

permasalahan tersebut kehadapan kepala sekolah dan kepala sekolah bersama-sama guru bahkan jika perbuatan tersebut jauh melanggar aturan dan norma yang ada, akan sampai melibatkan orang tua/wali siswa dan bersama-sama pihak sekolah dan orang tua/wali siswa akan mencari solusi untuk tindak pelanggaran tersebut.

Dari analisa situasi yang telah dilakukan, sistem keamanan sekolah sangatlah penting untuk dilakukan. Pihak sekolah diharapkan memiliki sistem yang dapat memonitor maupun menyediakan bukti video apabila terjadi kejahatan. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti keributan atau tidak tertib maka pihak sekolah dapat menegur melalui pengeras suara maupun mendatangi langsung tempat kejadian.

Surveillance Camera dapat ditempatkan

cukup banyak dan menyebar di gedung-gedung yang berbeda sehingga jangkauan video yang terekam dapat lebih luas. Dengan pelatihan penggunaan dan manajemen Surveillance Camera berbasis jaringan komputer untuk pihak sekolah, diharapkan dapat memberikan solusi sistem keamanan demi kenyamanan pihak sekolah dan stakeholder-nya.

Berdasarkan analisis situasi dari SMK Negeri 1 Tejakula maka yang menjadi akar permasalahan mitra dalam hal ini adalah pentingnya sistem keamanan sekolah yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Kurangnya sistem keamanan sekolah melalui Surveillance Camera;

2) Belum adanya pelatihan tentang pentingnya Surveillance Camera sebagai sistem keamanan dan berguna bagi

pembelajaran khususnya jurusan TKJ di SMK Negeri 1 Tejakula;

3) Belum siapnya SDM tenaga pengajar untuk memasang dan mengoperasikan

Surveillance Camera;

4) Pihak sekolah belum dapat memberikan bukti rekaman apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di sekitar sekolah.

Surveillance Camera

Menurut Arfiansyah dkk. (2012) IP Camera atau Surveillance Camera adalah CCTV kamera yang menggunakan Internet Protokol untuk mengirimkan data gambar dan sinyal kendali atas Fast Ethernet Link. Dengan demikian, Surveillance Camera juga sering disebut sebagai kamera jaringan. Yang membedakannya dengan CCTV biasa adalah setiap kamera memiliki IP sendiri sehingga kita bisa memilih kamera mana yang mau dilihat. Sejumlah kamera pemantau biasanya ditempatkan bersama-sama dengan perekam Video Digital (DVR) atau jaringan video (NVR) untuk membentuk sistem pengawasan video. Faktor keamanan menjadi hal yang sangat penting. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan keamanan baik untuk keamanan pada perusahaan maupun tempat pribadi seperti rumah.

Kamera jaringan merupakan kamera yang dapat diakses dari jauh pada lokasi yang berbeda melalui web browser atau software manajemen video. Kamera jaringan membuat orang-orang menjadi lebih praktis untuk memonitoring area atau ruangan yang dipantau.

Menurut Mahmud Aryanto (2010) IP Camera atau ada juga yang menyebutnya Netcam (Network Camera) merupakan perangkat peng-capture dan recording objek terkini yang memiliki kemampuan memproses visual dan audio serta dapat

(5)

350

diakses PC secara langsung, atau melalui LAN, Internet, dan jaringan telepon seluler. Instalasinya sangat sederhana. Perangkat ini dapat diakses dari mana saja selama kita terkoneksi dengan internet, baik dengan laptop maupun telepon seluler. Dengan kemampuan serta kesederhanaan setting

ditambah kemudahan akses yang

dimilikinya, perangkat ini mampu menggantikan perangkat monitoring yang telah ada.

Pengguna Surveillance Camera dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu kalangan rumahan (home use) seperti perumahan, apartemen, kompleks real estate dan kalangan perkantoran, perusahaan.

Gambar 2. Contoh Surveillance Camera VStarCam (Sumber: internet)

Contoh Surveillance Camera merk VStarCam pada Gambar 2 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

 MJPEG PTZ

 IR Indoor Dome Robot WIFI  Wireless P2P IP Camera  10pcs 5mm IR leds,

 Real Plug&Play,P2P Server Group.  3.6mm lens,PAN TILT

 Pan:355°, Tilt: 120°  Support 32 GB TF Card

Surveillance Camera Berbasis Jaringan

Jaringan komputer adalah suatu himpunan

interkoneksi sejumlah komputer

autonomous. Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya atau dari satu komputer ke

perangkat lain, sehingga masing-masing komputer yang terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras.

Untuk memudahkan memahami jaringan komputer, para ahli kemudian membagi jaringan komputer berdasarkan beberapa klasifikasi, di antaranya:

• Berdasarkan area atau skala • Berdasarkan media penghantar • Berdasarkan fungsi

Ada 2 cara untuk mengkoneksikan

Surveillance Camera ke dalam jaringan

yaitu dengan cara Wireless dan Kabel. Prinsip kerja Surveillance Camera adalah pertama kamera menangkap gambar, kemudian gambar yang ditangkap diubah menjadi sinyal elektrik. Sinyal ini dikonversikan dari format analog menjadi digital. Sinyal digital dikompres dan dikirim melalui jaringan.

Gambar 3. Surveillance Camera berbasis Jaringan

Seperti terlihat dalam Gambar 3, untuk mengakses Surveillance Camera apabila pengguna menggunakan komputer maka dapat langsung mengakses alamat dari

Surveillance Camera tersebut untuk melakukan streaming. Begitu juga apabila pengguna mengakses dengan menggunakan mobile phone, pengguna langsung mengakses Surveillance Camera dengan memasukkan alamatnya saja. Perbedaannya adalah protokol yang digunakan, apabila

(6)

351

pengguna menggunakan komputer maka protokol yang digunakan adalah HTTP, sedangkan apabila pengguna menggunakan

mobile phone maka protokol yang digunakan adalah RTSP.

Penelitian tentang penerapan Surveillance

Camera telah banyak dilakukan, seperti

penerapannya pada Smartphone oleh Gilang dkk (2012), aplikasinya pada Android oleh Arfiansyah dkk. (2012), A Heri Prasetyo (2012), dan pada mobile phone oleh Samuel dkk (2010).

METODE

Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya dan apa saja tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan program P2M ini, maka langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut dapat digambarkan seperti Gambar 4 berikut.

Kegiatan program P2M ini akan

dilaksanakan dalam bentuk pelatihan

tentang Surveillance Camera berbasis jaringan untuk sistem keamanan sekolah. Pelatihan ini ditujukan kepada perwakilan guru dan siswa yang ditunjuk oleh pihak sekolah dan dilakukan di SMK Negeri 1 Tejakula. Segala pembiayaan pelatihan akan ditanggung tim pelaksana berdasarkan pembiayaan yang disetujui oleh LPM Undiksha. SMK Negeri 1 Tejakula memfasilitasi tempat dan peserta yang akan diikutkan dalam pelatihan ini.

Gambar 4. Diagram alur kegiatan P2M

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan

Pada tahap persiapan, tim pelaksana melakukan penjajagan dan sosialisasi dengan pihak sekolah dalam hal ini SMK Negeri 1 Tejakula. Penjajagan dan sosialisasi ini dilakukan sebanyak 1 kali yaitu pada tanggal 21 April 2016.

Penjajagan dilakukan sebagai

pemberitahuan awal bahwa akan diadakan pelatihan dari kegiatan P2M. Dalam penjajagan ini juga untuk melihat keadaan SMK Negeri 1 Tejakula. Pada saat itu SMK Negeri 1 Tejakula telah mengadaan beberapa alat Surveillance Camera, namun semua peralatan akan dipasang oleh pihak swasta. Sehingga dengan adanya pelatihan

Surveillance Camera dapat membuka

wawasan serta pengetahuan lebih baik berkaitan dengan Surveillance Camera yang telah dipesan untuk dipasang.

Pelatihan Surveillance Camera

Pelatihan ini dilakukan pada tanggal 25 - 27 Mei 2016. Pelatihan ini dilakukan selama 3 hari untuk lebih menguatkan pemahaman konsep Surveillance Camera secara menyeluruh. Hari pertama 25 Mei 2016 pelatihan dilakukan dengan materi : 1. Konsep dasar jaringan komputer; 2. Konsep dasar jaringan wireless; 3. Teknologi

Surveillance Camera dan penggunaannya.

Hari pertama total 9 jam, seperti terlihat pada Tabel 2. Pada hari pertama juga

(7)

352

Surveillance Camera seperti terlihat pada

Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Penyerahan bantuan dilakukan oleh Tim P2M Undiksha

Tabel 2. Materi Pelatihan

No Uraian Materi (KD) Jam

1. Konsep Dasar Jaringan Komputer 3 2. Konsep Dasar Jaringan Wireless 3 3. Teknologi Surveillance Camera dan

Penggunaannya

3 4. Konfigurasi Jaringan Surveillance

Camera

3 5. Praktek Pemasangan Kabel Jaringan 4 6. Praktek Aplikasi Monitoring

Surveillance Camera dan Fiturnya

4 7. Praktek Sistem Keamanan Jaringan

Surveillance Camera

2 8. Praktek Akses Surveillance Camera

melalui Smartphone Android dan iOS

4

9. Praktek Konfigurasi Jaringan

Surveillance Camera di SMK Negeri

1 Tejakula

4

JUMLAH 30

Pada hari kedua yaitu Kamis, 26 Mei 2016 diberikan pelatihan dengan materi: 1. Konfigurasi jaringan Surveillance Camera; 2. Praktek pemasangan kabel jaringan; 3. Praktek aplikasi monitoring Surveillance

Camera dan fitur-fiturnya. Pelatihan hari

kedua ini dilakukan selama 11 jam. Dan pada hari terakhir yaitu Jumat, 27 Mei 2016 dilakukan pelatihan dengan materi: 1. Praktek sistem keamanan jaringan

Surveillance Camera, 2. Praktek akses Surveillance Camera melalui smartphone

android dan iOS; 3. Praktek konfigurasi jaringan Surveillance Camera di SMK Negeri 1 Tejakula. Hari terakhir ini pelatihan dilakukan selama 10 jam. Sehingga apabila ditotal, siswa dan guru

TKJ di SMK Negeri 1 Tejakula telah melakukan pelatihan selama 30 jam. Pelatihan Surveillance Camera ini cukup lama dilakukan karena berkaitan dengan prakteknya yang harus dilakukan beberapa jam untuk lebih memberikan pemahaman bagi yang belum mengerti.

Gambar 6. Pelatihan Surveillance Camera

Gambar 7. Bersama guru siswa TKJ dan tim P2M Undiksha

Kepala sekolah SMK Negeri 1 Tejakula I Wayan Gunastra, S.Pd., M.Pd. mengatakan kami merasa berbangga hati karena ada perhatian dari Undiksha sehingga ada pembelajaran baru dan para siswa kami bisa mendapatkan tambahan belajar. Selain itu dengan pelatihan ini para siswa mendapatkan kesempatan belajar lebih luas lagi untuk menambah pengetahuannya. “Pelatihan Surveillance Camera ini sangat kami harapkan dan juga pelatihan-pelatihan komputer agar siswa mendapatkan tambahan belajar, meningkatkan wawasan

(8)

353

keamanan sekolah serta berdampak positif terhadap mereka nantinya di dunia kerja apabila ingin menekuni bidang jaringan komputer ini” demikian disampaikan oleh I Wayan Gunastra, S.Pd, M.Pd.

Pada pelatihan tersebut siswa sebanyak 30 orang diberikan tes soal untuk mengetahui seberapa pemahaman mereka terhadap materi yang diberikan. Tes diberikan sebanyak 30 soal yang terdiri dari materi-materi yang telah disampaikan dalam pelatihan. Materi tersebut terbagi menjadi 5 kompetensi dasar yaitu : 1) Memahami konsep dasar jaringan komputer dan wireless dengan rata-rata kelas 82,6; 2) Memahami konsep dasar Surveillance

Camera dengan rata-rata kelas 80,5; 3)

Memahami konfigurasi Jaringan

Surveillance Camera dengan rata-rata kelas

76,7; 4) Mempraktekkan Aplikasi Monitoring Surveillance Camera dan Fitur-fiturnya dengan rata-rata kelas 81,9; dan 5) Mempelajari keamanan Surveillance Camera dengan rata-rata kelas 78,9.

Sehingga didapat rata-rata keseluruhan penguasaan Kompetensi Dasar dengan masing-masing Indikator-nya adalah 80,11 yang melebihi kriteria ketuntasan (KK) 70%.

SIMPULAN

Berdasarkan kegiatan P2M yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut. Dari hasil pemberian materi pelatihan kepada 30 orang siswa didapatkan rata-rata keseluruhan penguasaan

Kompetensi Dasar dengan masing-masing Indikator-nya adalah 80,11 yang melebihi kriteria ketuntasan (KK) 70%. Dengan demikian dapat dikatakan pelatihan

Surveillance Camera telah berhasil dan

sesuai dengan harapan.

DAFTAR RUJUKAN

A Heri Prasetyo. 2012. Analisis dan

Penerapan Aplikasi Streaming IP Camera Sebagai Sistem Monitoring Area Berbasis Android (Studi Kasus: SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran).

Arfiansyah, R. & Fitrisia,Y & Fadhli, M. 2012. Aplikasi Android Untuk Kontrol dan Monitoring Ruangan Menggunakan Ip Camera.

Made Santo Gitakarma, Ketut Udy Ariawan, Agus Adiarta, I Wayan Sutaya. 2015. Penerapan Model

Pembelajaran Konstruktivis pada Mata Pelajaran Jaringan Komputer Berbantuan Modul Ajar IP Camera (Studi kasus SMK Negeri 2 Seririt).

Senari ke-3 ISSN : 2339 – 1553. Bali. Mahmud Aryanto bin Amir. 2010. IP

Camera dan Aplikasinya. PT Elex

Media Komputindo. Kompas

Gramedia.

Samuel Mahatma Putra, Handoko, Rika Mandasari, Bino Pramana Bestari. 2010.

Analisis dan Perancangan Aplikasi Monitoring IP Camera Menggunakan Protocol HTTP pada Mobile Phone

Gambar

Tabel  1.  Daftar  distribusi  siswa  tiap  tingkat  tahun ajaran 2015/2016  No  Bidang/  Program  Keahlian  Data Siswa
Gambar 2. Contoh Surveillance Camera  VStarCam (Sumber: internet)
Gambar 4. Diagram alur kegiatan P2M
Tabel 2. Materi Pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko, dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan atau cara, yaitu cara penentuan nilai harapan, nilai kesempatan

Apakah manusia mengingkari wujud dan kemahaesaan Kami sehingga tidak melihat bahwa ia-yang sebelumnya tidak pernah ada--Kami ciptakan dari sperma yang hina, lalu tiba-tiba

Keluarga Halauw warga jemaat sektor pelayanan 3 menghaturkan terima kasih kepada Pendeta, Majelis dan Jemaat atas doa, perhatian dukungan moril dan materiil yang telah diberikan

- Jika partai memperoleh tiga kursi, calon terpilih adalah Rudy Ardiansyah (no. urut 1, terbanyak pertama, laki-laki), Muhammad Fajar (no. urut 4, terbanyak kedua, laki- laki),

SO2 (mg/m3), Cakupan area pengontrolan debu (%), Cakupan area produksi gas dalam kota (%), Kendaraan yang memenuhi standar pembuangan asap (%), total emisi sulfur dioxida, emisi

a. Mobilitas penuh : merupakan kemampuan seeseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran diskusi

Rekor [23 tahun] tumbang merupakan tajuk berita yang memberitakan kemenangan Suryo Agung Wibowo di final lari 200 m SEA Games XXIV, sama dengan tajuk berita (53). Seharusnya