• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA VOLUME TOTAL GINJAL BERDASARKAN ULTRASONOGRAFI DAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA VOLUME TOTAL GINJAL BERDASARKAN ULTRASONOGRAFI DAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ULTRASONOGRAFI DAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS

PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK

THE CORRELATION BETWEEN TOTAL KIDNEY VOLUME BASED ON

ULTRASONOGRAPHY AND GLOMERULAR FILTRATION RATE

IN CHRONIC KIDNEY DISEASE PATIENTS

Nuraeni

1

, Nurlaily Idris

1

, Muhammad Ilyas

1

,Frans Liyadi

1

,

Hasyim Kasim

2

, R. Satriono

3,4

1

Bagian Ilmu Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar

2

Bagian Ilmu Penyakit Dalam Sub Ginjal Hipertensi Fakultas Kedokteran, Universitas

Hasanuddin Makassar

3

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar

4

Bagian Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondesi :

Nuraeni

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, 90467

HP : 081240061377

(2)

2 ABSTRAK

Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara volume total ginjal yang ditentukan dengan ultrasonografi dan fungsi ginjal yang ditentukan dengan laju filtrasi glomerulus pada penderita penyakit ginjal kronik dibandingkan kelompok kontrol.Penelitian ini bersifat cross sectional yang dilakukan di bagian Radiologi RSUP. dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang dilakukan pada bulan November 2012sampai Januari 2013. Sampel yang diambil sebanyak 36 orang, berumur 20 sampai 60 tahun. Volume ginjal diukur dengan pengukuran tiga aksis ortogonal ginjal dan dimasukkan kedalam formula elipsoid (Dinkel’s formulae) dan dinyatakan dalam satuan sentimeter kubik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara volume total ginjal berdasarkan USG dan LFG berdasarkan kreatinin serum pada penderita PGK dengan nilai p=0,005 (p<0,05) dan koefisien korelasi Spearman 0,463. Terdapat hubungan bermakna antara volume total ginjal berdasarkan USG dan stadium PGK dengan nilai p=0,037 (p<0,05) dan koefisien korelasi Spearman -0,348. Terdapat perbedaan bermakna antara volume total ginjal pada penderita penyakit ginjal kronik dan kelompok kontrol dengan nilai p=0,000 (<0,05) dan nilai IK adalah -101,07 sampai dengan -57,26.

Kata kunci : Volume total ginjal, laju filtrasi glomerulus, ultrasonografi, penderita penyakit ginjal kronik

ABSTRACT

Chronic renal disease (CRD) is a pathophysiologic process with multiple etiologies, resulting in the inexorable attrition of nephron number and function and frequently leading to end- stage renal disease. This study aims to find out the correlation between total kidney volume based on ultrasonography USG) and the function of kidney based on Glomerular Filtration Rate (GFR) in Chronic Kidney Disease patients. This research was conducted as a cross-sectional study in the Radiology Department of dr. Wahidin Sudirohusodo Central General Hospital Makassar from November 2012 to Januari 2013. There were 36 samples aged from 20 to 60 years old. The kidney volume determined by measuring the dimensions of the kidney along three orthogonal axes and applying the ellipsoid formula. The unit of measurement was centimetre cubic. This result revealed that there is significant correlation between the total kidney volume based on USG and GFR based on serum creatinin in the CKD patients with p=0,005 (<0,05) and Spearman coefficient correlation 0,463. There is significant correlation between total kidney volume and stage of CKD with p=0,037 (<0,05) and Spearman coefficient correlation -0,348. There is significant difference between total kidney volume on CKD patient and control group with p=0,000 (<0,05) and confidence interval is -101,07 to -57,26.

Key words : Total kidney volume, glomerular filtration rate, ultrasonography, chronic kidney disease patients.

(3)

3

PENDAHULUAN

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat dunia

yang sering dihubungkan dengan risiko penyakit jantung dan kematian. Berbagai sumber

menyebutkan bahwa gagal ginjal terminal telah terjadi di seluruh dunia dengan biaya

pengobatan yang amat mahal (Arora, 2010). Berdasarkan data dari Third National Health and

Nutrition Examination Survey (NHANES III), diperkirakan 6,2 juta orang (3% total populasi

Amerika Serikat) dengan usia di atas 12 tahun memiliki nilai serum kreatinin di atas 1,5 mg/dl

dan 8 juta orang memiliki laju filtrasi glomerulus (LFG) <60 ml/mnt. NHAHES III juga

memperkirakan bahwa di Amerika Serikat prevalensi PGK pada orang dewasa sekitar 11%

(19,2 juta). Secara umum prevalensi PGK stadium I-IV meningkat dari 10% pada tahun

1988-1994 menjadi 13,1% pada tahun 1999-2004. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan

peningkatan prevalensi diabetes dan hipertensi, dimana keduanya merupakan penyebab

tersering penyakit ginjal kronik (Arora, 2010, Wilson, 2006).

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang, terletak retroperiptoneal di kedua

sisi kolumna vertebralis, di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (m. transversus

abdominis, m. kuadratus lumborum dan m. psoas mayor). Ginjal dipertahankan pada

posisinya oleh bantalan lemak yang tebal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah

dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atas ginjal kanan terletak

setinggi costa XII sedangkan kutub atas ginjal kiri setinggi costa XI (Hansen, 2005).

Fungsi utama ginjal adalah menyaring darah dan mengeluarkan zat-zat sisa hasil

proses dalam tubuh melalui pembentukan urine, ginjal mampu menyaring 200 liter darah.

Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urine: filtrasi di glomerulus,

reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus (Kasper, 2005).

Fungsi ginjal yang lain adalah, 1) menjaga keseimbangan air, garam dan elektrolit

(K,Ca,Mg) untuk mengontrol cairan dalam tubuh, 2) mengendalikan tekanan darah, 3)

berperan dalam pembentukan sel darah merah, 4) berperan dalam pemeliharaan fungsi tulang,

5) penghasil tiga hormon penting, yaitu: a) eritropoietin (EPO), yang merangsang sumsum

tulang membuat sel-sel darah merah (eritrosit), b) Renin dan Angitensin membantu mengatur

tekanan darah dan c) membentuk vitamin D aktif (kalsitriol), yang membantu penyerapan

kalsium (Goldman, 2004).

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan,

berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak

(4)

4

ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi

glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m² (Bexter, 2005).

Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai

laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi

glomerulus yang lebih rendah. Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam

lima stadium. Stadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal,

stadium 2 kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan, stadium 3 kerusakan

ginjal dengan penurunan yang sedang fungsi ginjal, stadium 4 kerusakan ginjal dengan

penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah gagal ginjal (Bexter, 2005).

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) sebagai salah satu modalitas pemeriksan radiologi

merupakan metode yang bermanfaat untuk mengevalusi ginjal pada pasien PGK. Secara

umum telah diterima bahwa panjang ginjal berkorelasi dengan fungsi ginjal pada pasien PGK,

sehingga ukuran panjang bipolar ginjal hampir selalu dilaporkan pada pemeriksan USG ginjal.

Namun, panjang ginjal tidak akurat sebagai prediktor pada penyakit ginjal. Volume ginjal

dibandingkan panjang ginjal telah ditekankan oleh beberapa peneliti sebagai prediktor ukuran

ginjal. Emamian et al menyebut bahwa volume ginjal adalah pengukuran yang paling pasti

dari ukuran ginjal, sementara Jones et al mengatakan bahwa volume ginjal lebih sensitif

dalam mendeteksi abnormalitas pada ginjal dibandingkan pengukuran linier. Volume ginjal

lebih disukai karena berkorelasi dengan luas permukaan tubuh (BSA) sementara panjang

ginjal berkorelasi dengan tinggi badan. Selain itu panjang ginjal menurun sesuai usia

sebagaimana ginjal menjadi lebih tebal dan lebar sedangkan volume ginjal stabil dengan

relatif sedikit perubahan (Emamian, 2003, Kim, 2012, Sanusi, 2009).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

volume total ginjal yang ditentukan dengan ultrasonografi dan fungsi ginjal yang ditentukan

dengan laju filtrasi glomerulus pada penderita PGK dibandingkan kelompok kontrol?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional

yang dilakukan di Bagian Radiologi RSUP. dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar mulai

Oktober 2012 sampai Januari 2013. Didapatkan 36 sampel penderita PGK yang memenuhi

kriteria inklusi dan 36 sampel kelompok kontrol. Sampel penelitian diperoleh dengan cara

consecutive sampling. Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah pasien dengan klinis PGK

dengan etiologi glomerulonefritis, pielonefritis, hipertensi, nefropati toksik, gangguan

jaringan ikat dan penyakit sistemik lainnya yang dikirim klinisi untuk menjalani pemeriksaan

(5)

5

umum pasien tidak memungkinkan untuk kooperatif selama menjalani prosedur pemeriksaan

USG (tidak dapat menahan napas/tidak dapat diposisikan), pasien dengan meteorismus, pasien

PGK dengan etiologi nefropati obstruktif, pasien PGK dengan etiologi diabetes mellitus, dan

pasien PGK dengan etiologi penyakit ginjal polikistik akan dieksklusi dari penelitian ini.

Pada sampel penelitian dilakukan pemeriksaan USG ginjal posisi supine dalam

keadaan buli-buli kosong dan jika diperlukan dilakukan scanning posisi lateral dekubitus

kanan dan kiri maupun prone sampai didapatkan visualisasi paling optimal dari polus ginjal,

dimana tidak terganggu oleh bayangan udara usus maupun struktur lainnya, kemudian

dilakukan scanning longitudinal dan transversal pada kedua ginjal untuk menentukan volume

total ginjal dengan mengukur

tiga aksis ortogonal ginjal dan dimasukkan kedalam formula

elipsoid (Dinkel’s formulae) dan dinyatakan dalam satuan sentimeter kubik. Fungsi ginjal

dinilai dengan menghitung LFG berdasarkan kreatinin serum. Data yang diperoleh dianalisis

dengan analisis univariat, uji Spearman, uji Pearson, dan uji komparatif variabel numerik 2

kelompok berpasangan sesuai dengan tujuan dan skala ukur dengan tingkat kemaknaan

p<0,05 serta penentuan nilai koefisien korelasi dan interval kepercayaan.

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini diperoleh 36 orang sampel pasien dengan klinis penyakit ginjal

kronik dan 36 orang kontrol. Umur sampel penelitian dikendalikan pada rentang umur 20-60

tahun dengan umur termuda 32 tahun, umur tertua 60 tahun, dan rerata 54 tahun dengan

simpang baku 7,602 tahun. Jumlah sampel laki-laki 23 sampel (63,87%) lebih banyak

dibanding perempuan 13 sampel (36,03%). Tabel 1 memperlihatkan karakteristik sampel

untuk tiap kelompok.

Pada tabel 2, dengan uji statistik, Spearman, ditemukan adanya korelasi bermakna

antara volume total ginjal dan LFG pada penderita penyakit ginjal kronik dengan p = 0,005 (p

< 0,05). Nilai korelasi Spearman sebesar 0,463 menunjukkan arah korelasi positif dengan

kekuatan korelasi sedang. Tabel 3 menunjukkan analisis regresi linear antara volume total

ginjal dan LFG dan didapatkan korelasi linear yang lemah antara volume total ginjal dan LFG

dengan nilai p=0,001 (r

2

=0,277), nilai konstanta 0,637 koefisien regresi 0,005 dan estimasi

standar error 0,35, persamaan garis regresi LFG= 0,637 + 0,005(Volume total ginjal) (SE

0,35).

(6)

6

Hubungan antara volume total ginjal dengan stadium PGK bermakna berdasarkan uji

statistik, Spearman, dengan nilai p = 0,037. Nilai korelasi Spearman sebesar -0,348

menunjukkan arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi lemah (Tabel 4).

Tabel 5 menunjukkan uji statistik dengan uji komparatif variabel numerik 2 kelompok

berpasangan didapatkan perbedaan bermakna antara volume total ginjal pada penderita

penyakit ginjal kronik dan kelompok kontrol. Nilai IK adalah -101,07 sampai dengan -57,26.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menemukan metode yang lebih sederhana dalam menentukan kapasitas

fungsional ginjal pada penderita PGK. Kami berusaha meneliti manfaat USG dengan

menentukan volume ginjal sebagai pengukuran fungsi ginjal (LFG). Penyakit ginjal kronik

merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas khususnya stadium lanjut. Peranan

diagnosis dini penyakit ginjal kronis termasuk pemeriksaan radiologi merupakan upaya yang

harus ditingkatkan untuk mengurangi populasi gagal ginjal terminal (Arora et al, 2012).

Telah dilakukan penelitian pada pasien dengan klinis penyakit ginjal kronik yang

menjalani pemeriksaan USG ginjal pada bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013. Jumlah

sampel penelitian yang didapatkan 36 sampel penderita PGK dan 36 orang subjek kontrol.

Sampel penelitian kami kendalikan dalam rentang umur 20-60 tahun dengan latar

belakang penyakit ginjal kronik ditemukan pada semua umur. Namun sampel penelitian ini

dibatasi sampai umur 60 tahun karena umur merupakan prediktor utama penyakit ini dimana

proses menua (aging process) menjadi penyebab perubahan struktural dan fungsional pada

ginjal, dimana massa ginjal menurun secara progresif. Kondisi glomerulosklerosis memicu

penurunan berat ginjal, penelitian histologik mencatat terjadi penurunan jumlah glomerulus

sekitar 30-50% pada umur 70 tahun (CDC, 2007).

Pada penelitian kami, didapatkan bahwa pasien PGK lebih banyak ditemukan pada

laki-laki (63,87%) dibandingkan dengan perempuan (36,03%). Temuan data di atas sesuai

dengan data USRDS tahun 2004 yang menunjukkan angka kejadian PGK lebih tinggi pada

laki-laki yaitu sebesar 409 per juta penduduk dibanding perempuan sebesar 276 per juta

penduduk (CDC, 2007). Pada kelompok umur, didapatkan kejadian PGK terbanyak pada

kelompok umur 51-60 tahun (66,66%), hal ini sesuai dengan hasil penelitian Egberongbe et

al. Dalam penelitiannya Egberongbe et al mendapatkan insiden PGK rata-rata pada usia 60,6

tahun (Egberongbe et al, 2009).

Berdasarkan hasil analisis statistik, didapatkan korelasi bermakna positif sedang antara

volume total ginjal dan LFG pada penderita PGK. Ini mendukung hasil penelitian Femurewa

(7)

7

menyimpulkan bahwa volume ginjal yang ditentukan dengan USG berkorelasi dengan LFG

dan oleh karena itu dapat digunakan sebagai prediktor pada penderita PGK, terutama pada

daerah dengan sarana terbatas (Sanusi et al, 2009, Cheong et al, 2010). Pada pasien PGK,

volume ginjal menurun secara progresif sesuai penurunan fungsi ginjal (Kasper et al, 2005).

Pada penelitian ini didapatkan pula korelasi negatif lemah antara volume total ginjal dan

stadium PGK. Ini sesuai dengan penelitian Kim et al yang menemukan bahwa rata-rata

volume total ginjal secara bermakna lebih besar pada stadium 0 dan 1 dibandingkan stadium

lainnya (Kim et al, 2010). Penelitian ini tidak menemukan korelasi antara umur dengan LFG

pada penderita PGK, namun pada kelompok kontrol kontrol didapatkan korelasi negatif lemah

yang menunjukkan semakin bertambah usia fungsi ginjal semakin menurun. Hasil ini sesuai

dengan penelitian Egberongbe et al yang mengatakan volume ginjal menurun sesuai usia

(Egberongbe et al, 2009). Jumlah nefron pada ginjal normal 400.000-1.000.000 nefron per

ginjal berkurang sesuai peningkatan usia (Nyengard et al, 2002).

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada penderita PGK, terdapat korelasi bermakna antara volume total ginjal

berdasarkan USG dan LFG berdasarkan kreatinin serum dan terdapat korelasi bermakna

antara volume total ginjal dan stadium PGK. Terdapat perbedaan bermakna antara volume

total ginjal pada penderita PGK dan kelompok kontrol. Volume total ginjal yang ditentukan

berdasarkan USG dapat digunakan sebagai prediktor fungsi ginjal pada penderita penyakit

ginjal kronik namun dibutuhkan jumlah sampel yang lebih besar untuk menilai hubungan

antara volume total ginjal dan fungsi ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

Arora, P., Batuman, V. Mar 28 ( 2012). Chronic Kidney Disease. Medscape, 1-6.

Bexter, G.M. (2005). Ultrasound of the Urogenital System. Thieme Stuttgart: New York.

15-7.

Cheong, C.M., Chrysochou, C., Shurrab, A.E. (2010). Effects of Renal Volume and

Single-Kidney Glomerular Filtration Rate on Renal Function Outcome in Atherosclerotic

Renal Artery Stenosis. Nephrol Dial Transplant. 25: 1133-40.

Centers for Disease Control and Prevention. (2007). Prevalence of Chronic Kidney Disease

and Association Factors-United States, 1999-2004. 56(08): 161-165.

(8)

8

Egberongbe, A.A., Adetiloye, V.A., Adeyinka A.O, Afolabi O.T, Akintomade A.O, Ayoola

O.O. (2010). Evaluation of Renal Volume by Ultrasonography in Patients with

Essential Hypertension in Ile-Ife, South Western Nigeria. Libyan J Med. 5: 4848.

Emamian, S.A., Nielsen, M.B., Pedersen, J.F., et al. (2003). Kidney Dimensions at

Sonography: Correlation with Age, Sex and Habitus in 665 Adult Volunteers. AJR.

160: 86-96.

Goldman, .L, Ausiello, D. (2004). Cecil Textbook of Medicine. 22

nd

edition. Volume 1.

Saunders: Philadelphia.. 708-16.

Hansen, J.T., Koeppen, B.M. (2005). Netter Atlas of Human Physiology

Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L. (ed). (2005). Harrison’s Principles of Internal

Medicine. 16

th

edition. Volume II. Mc Graw-Hill: New Yoyk.: 1653-5.

Kim, H.C., Yang, D.M., and Lee, S.H. (2010). Relation between Total Renal Volume and

Renal Function: Usefullness of 3D Sonographic Measurement with A Matrix Array

Transducer. AJR. 194: 186-192.

Nyengard JR, Bendsten TF. (2002). Glomerular Number and Size in Relation to Age, Kidney

Weight and Body Surface in Normal Man. Anat. Rec. 232: 194-201

Sanusi, A.A., Arogundade, F.A., Famurewa, O.C., Akintomade A.O., Soyinka F.P., Ojo O.E.

et al. (2009). Relationship of Ultrasonographycally Determined Kidney Volume with

Measured GFR, Calculated Clearance and Other Parameter in Chronic Kidney Disease

(CKD). Nephrol Dial Transplant. 24: 1690-4.

Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 7. Volume 2.

EGC: Jakarta. 912-63.

(9)

9

Daftar Tabel

Tabel 1 Karakteristik sampel penelitian berdasarkan umur dan jenis kelamin

Karakteristik

Penderita PGK(n=36)

Kelompok kontrol(n=36)

Jenis kelamin

Jenis kelamin

L(%)

P(%)

L(%)

P(%)

Umur

(tahun)

30 - 40

41 - 50

51 - 60

2(5,56%)

1(2,78%)

2(5,56%)

1(2,78%)

5(13,89%)

4(11,11%)

5(13,89%)

4(11,11%)

16(44,44%)

8(22,22%)

16(44,44%)

8(22,22%)

Jumlah

23 (63,87%)

13(36,03%) 23 (63,87%) 13(36,03%)

Keterangan: n=jumlah sampel; L=laki-laki; P=perempuan

Tabel 2 Korelasi antara volume total ginjal dengan LFG pada penderita penyakit ginjal

kronik

LFG

p

R

Volume total ginjal (cm

3

)

0.005

0.463

Uji korelasi Spearman

Keterangan: cm3=sentimeter kubik; p = kemaknaan (<0,05); r=koefisien korelasi

Tabel 3 Analisis regresi linear antara volume total ginjal dan LFG pada penderita PGK

Koefisien regresi

p

r

2

SD Error

Vol.Tot.Ginjal 0.005

Konstanta 0.637

0.001

0.277 0.35

Uji regresi linear

(10)

10

Tabel 4 Korelasi antara volume total ginjal dengan stadium PGK

Stadium PGK

p

r

Volume total ginjal (cm

3

)

0,037

-0,348

Uji korelasi Spearman

Keterangan: p = kemaknaan (<0,05); r=koefisien korelasi

Tabel 5 Perbedaan volume total ginjal antara kelompok penyakit ginjal kronik dan

kelompok kontrol

Volume total ginjal kelompok PGK

P

IK

Volume total ginjal kelompok

kontrol

0.000

-101.07 - -57.26

Uji komparatif dua kelompok berpasangan

Gambar

Tabel 1 Karakteristik sampel penelitian berdasarkan umur dan jenis kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi dilapangan yang penulis lakukan ditemukan bahwa perawat yang melakukan asuhan keperawatan pada anak yang dilakukan penyuntikan

sampel tertentu, teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik atau kuantitatif dengan tujuan untuk menguji

Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan

Sinaniye silsilesi Hazreti Seyid Yahya Şirvanî Şeyh Pir Muhammed Erzincanî Şeyh İbrahim Taceddin Kayseri Şeyh Kabaklı Alâeddin Uşakî Şeyh Ahmet Şemseddin Marmaravî.

Ongkos-ongkos pihak Uni Republik-republik Soviet Sosialis yang berhubungan dengan pengiriman para ahli dan pekerja yang berpengalaman dari Uni Republik-republik Soviet Sosialis

dis dur fre Pla time mean qua comp deg reas purp behf cond def conc com adtv gui prod sour viewp 1 I had a trip to the zoo about a.. few

Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test) ”.. Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan padi transgenik DB 1, Taichung-65, IR64 dan Ciherang terhadap penggerek batang padi kuning ( Scirpophaga incertulas )