PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH
BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING
TUGAS AKHIR
Oleh:
DODY KURNIAWAN
L2D 001 412
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Perumnas Pucanggading merupakan perumahan yang berada di wilayah Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak mempunyai sekitar 34 RW dengan penduduk sekitar 23.952 jiwa. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Perumnas Pucanggading, maka permintaan air bersih akan terus meningkat. Warga mengatakan bahwa air bersih dari PDAM hanya digunakan untuk mandi dan mencuci, sedangkan untuk air minum lebih banyak menggunakan air dari depot air minum. Dari segi kuantitas ternyata air bersih yang sampai ke rumah dengan debit yang kecil, dan dari segi kontinuitas air bersih sering tidak mengalir. Belum optimalnya pelayanan PDAM di Perumnas Pucanggading membuat pemenuhan air bersih menjadi terganggu. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang berkembang dalam masyarakat Perumnas Pucanggading menjadi cukup beragam. Ada warga masyarakat yang menggunakan air bersih dari PDAM, ada yang memperoleh air bersih melalui pengambilan air tanah dangkal, dengan mengambil dari air tanah dalam maupun menggunakan air bersih dari penjual air bersih. Tetapi dari berbagai ragam pemenuhan air bersih yang ada juga terdapat berbagai masalah yaitu, masyarakat harus membeli air bersih dari penjual air bersih dengan harga yang mahal. Dengan banyaknya permasalahan yang ada maka masyarakat Perumnas Pucanggading mempunyai kecenderungan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.
Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk merumuskan kecenderungan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Perumnas Pucanggading. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis crosstab. Penelitian ini menggunakan analisis pemenuhan kebutuhan air bersih, analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat, analisis karakteristik pola konsumsi air bersih masyarakat, analisis keterkaitan tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat dengan pemilihan sumber air bersih, analisis kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih, dan merumuskan kecenderungan pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat Perumnas Pucanggading.
Setelah dilakukan analisis maka temuan studi yang didapatkan yaitu penyediaan air bersih dari PDAM, banyak terjadi permasalahan yaitu kualitas air PDAM tidak layak untuk dikonsumsi sedangkan kuantitasnya airnya sangat terbatas dan aliran air PDAM sering mati. Sumur air tanah dangkal mempunyai keterbatasan, yaitu airnya keruh, berwarna coklat dan berasa asin. Kuantitas airnya sangat tergantung terhadap musim. Penyediaan air bersih yang bersumber dari sumur air tanah dalam juga mempunyai keterbatasan, yaitu kualitas airnya bagus tetapi tidak layak untuk konsumsi air minum. Biaya pembuatan sumur air tanah dalam sangat mahal, sehingga hanya dimiliki oleh masyarakat golongan berpendapatan tinggi. Sedangkan kelebihan dari sumur air tanah dalam ini adalah pada kuantitas yang terjamin dan tidak tergantung terhadap musim. Penyediaan air bersih yang bersumber dari penjual air bersih dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum dan memasak. Membeli AMDK (air minum dalam kemasan) dan air minum isi ulang digunakan untuk konsumsi air minum, sedangkan untuk memasak membeli air dalam jerigen. Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya sebesar Rp 45.000/bulan atau sebesar 3,4% dari pendapatannya. Masyarakat Perumnas Pucanggading memiliki kecenderungan lebih memilih sumber air alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya daripada menggunakan air PDAM.
Dengan penelitian ini maka rekomendasi yang diberikan yaitu perlunya peningkatan kualitas air PDAM. Perbaikan jaringan pipa distribusi PDAM untuk mengurangi tingkat kebocoran air bersih. Perlu adanya peningkatan produksi air baku PDAM, karena total produksi air bersihnya tidak mencukupi untuk kebutuhan air bersih konsumen. Dan dari sisi Pemerintah Kabupaten Demak diperlukan ketegasan dalam menjalankan peraturan tentang pembuatan sumur air tanah dalam.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat vital bagi
kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap
bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga
mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan di masa kini maupun di masa
mendatang. Tanpa adanya air maka kehidupan tidak akan dapat berjalan.
Keberadaan air bersih di daerah perkotaan menjadi sangat penting mengingat aktivitas
kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk
daerah perkotaan tidak dapat mengandalkan air dari sumber air langsung seperti air permukaan dan
hujan karena kedua sumber air sebagian besar telah tercemar baik langsung maupun tidak langsung
dari aktivitas manusia itu sendiri. Air tanah merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, tetapi mempunyai keterbatasan baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain
itu pengambilan air tanah secara berlebih tanpa mempertimbangkan kesetimbangan air tanah akan
memberikan dampak lain seperti penurunan muka tanah, intrusi air laut dan lain-lain.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan air semakin meningkat
tajam. Kawasan Perkotaan dengan tingkat pembangunan yang pesat dan pertumbuhan penduduk
yang tinggi, air bersih merupakan barang yang langka dan mahal. Karena selain disebabkan oleh
semakin tingginya kebutuhan akan air, juga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air.
Penggunaan air di Kawasan Perkotaan antara lain adalah untuk air minum (permukiman), industri,
usaha perkotaan (perdagangan/pertokoan) dan lainnya.
Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih serta untuk mengantisipasi semakin tingginya
kebutuhan air khususnya air bersih di Kawasan Perkotaan, maka perencanaan sistem air bersih
harus mendapat perhatian yang serius. Karena perencanaan sistem air bersih merupakan salah satu
faktor utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan Perkotaan. Pada saat ini
dipastikan kinerja pelayanan air bersih di Kawasan Perkotaan masih sangat kurang terutama di kota
metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Contohnya pelanggan air minum perkotaan di
Indonesia baru mampu dilayani sebanyak 50% kebutuhan air bersih penduduk Indonesia (Dirjen
Cipta Karya, DPU, 1998). Provinsi DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan, pada tahun
2002 jumlah penduduk yang terlayani air bersih baru sekitar 54% atau 5.132.425 jiwa.
Tujuan dari sistem penyediaan air bersih adalah menyediakan jumlah air yang cukup untuk
kebutuhan masyarakat sesuai dengan tingkat kemajuan dan perkembangan daerah pelayanan.
Kebutuhan air untuk setiap aktivitas dapat berbeda-beda antara lain penyediaan air untuk
kebutuhan domestik, kebutuhan industri, perdagangan dan kebutuhan non domestik
(Soemarwoto,1991). Air bersih untuk keperluan sehari-hari merupakan salah satu kebutuhan utama
masyarakat di daerah perkotaan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut di daerah
perkotaan dibangun beberapa pengolahan air bersih yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah
yaitu Perusahaan Daerah Air Minum. Instansi inilah yang kemudian bertugas untuk
mempersiapkan air bersih dan mendistribusikannya kepada masyarakat sebagai konsumen, akan
tetapi masih sulit memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini disebabkan keterbatasan akan kualitas
air baku, kuantitas, kontinuitas dan kapasitas produksinya. Kuantitas air pada saat ini cenderung
menurun, hal ini disebabkan oleh potensi sumber-sumber air berkurang dan adanya keterbatasan
dalam kapasitas produksinya. Penggunaan air bersih dari PDAM terkait dengan tiga hal, yaitu
kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Secara kuantitas air bersih yang diterima oleh warga, debit yang
sampai ke pelanggan sangat kecil. Hal ini dimungkinkan adanya kebocoran air. Kualitas dari air
bersih perlu dipertanyakan, karena dalam faktanya air bersih tersebut tidak layak konsumsi.
Ditambah lagi dengan tidak mengalirnya air bersih selama 24 jam, air hanya mengalir sebentar dan
itupun hanya dalam kuantitas yang kecil.
Permasalahan tersebut diperparah dengan adanya kehilangan air secara fisik dengan adanya
kebocoran air pada jaringan distribusi yang tinggi akan mengakibatkan debit air yang sampai ke
pelanggan menjadi kecil dan sedikit. Kehilangan air secara non fisik yaitu adanya kesalahan pada
meter produksi dan meter pelanggan, pemakaian air tanpa menggunakan meter air, sambungan liar
dan pencurian air, serta adanya kesalahan dalam membaca meter air. Kondisi di lapangan
menunjukkan bahwa pelayanan yang selama ini dilakukan oleh PDAM belum optimal, bahkan
masyarakat yang mempunyai penghasilan rendah belum dapat menikmati aliran air bersih dari
PDAM karena pemasangan sambungan sangat mahal.
Perumnas Pucanggading merupakan perumahan yang berada di wilayah Desa Batursari dan
Desa Kebonbatur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak mempunyai luas wilayah sebesar 227,8
Ha dan mempunyai sekitar 34 RW dengan penduduk sekitar 23.952 jiwa. Selama ini untuk
pemenuhan air bersih warga perumnas Pucanggading menggunakan air bersih dari PDAM. Seiring
dengan bertambahnya jumlah warga Perumnas, maka kebutuhan akan air bersih meningkat secara
drastis. Dengan beragamnya aktivitas yang ada membuat pelayanan air bersih harus sesuai dengan
karakteristik pemakaian dan kebutuhan air bersih yang beragam. Sementara yang terjadi saat ini di
Perumnas Pucanggading yaitu aliran air bersih tidak lancar dan seringkali mati (Suara Merdeka, 21
3
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Perumnas PDAM mensuplai air bersih
dengan menggunakan 6 buah sumur artesis yang berada di wilayah Perumnas dan satu buah sumur
yang belum beroperasi. Sumur artesis tersebut mempunyai debit sekitar 10 liter/detik tiap satu
sumurnya. Selama penyediaan air bersih dari PDAM tidak lancar warga Perumnas melakukan
pelayanan sendiri dengan cara memanfaatkan sumber air yang ada, baik itu sumber air permukaan,
air tanah dalam dan air tanah dangkal ataupun dari penjual air bersih (sektor informal) untuk
memenuhi kebutuhan akan adanya air bersih. Dengan adanya hal tersebut, maka banyak warga
yang dengan terpaksa menggunakan sumber air yang lain selain dari PDAM, seperti misalnya dari
air tanah dangkal, air tanah dalam dan membeli dari penjual air bersih. Hal ini menyebabkan
pengeluaran untuk kebutuhan air bersih meningkat drastis ditambah lagi harus membayar rekening
air bersih dari PDAM yang mereka tidak pernah menikmati pelayanan yang optimal.
1.2 Perumusan Masalah
Penyediaan air bersih di Perumnas Pucanggading merupakan tanggung jawab PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) sebagai pemasok air bersih utama di wilayah tersebut. Tetapi
kinerja dan pelayanan PDAM dalam penyediaan air bersih selama ini dinilai oleh masyarakat
Perumnas Pucanggading belum optimal. Permasalahannya yaitu tentang kualitas air bersih yang
diragukan, kuantitas air bersih yang sedikit, dan kontinuitas penyediaannya. Seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk Perumnas Pucanggading, maka permintaan air bersih akan terus
meningkat. Penyediaan air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang cukup memadai menjamin
kehidupan yang lebih baik. Dapat dilihat dari pengamatan awal bahwa dari segi kualitas, air bersih
PDAM tersebut mempunyai tingkat kapur yang tinggi. Warga mengatakan bahwa air bersih dari
PDAM hanya digunakan untuk mandi dan mencuci, sedangkan untuk air minum lebih banyak
menggunakan air dari depot air minum. Dari segi kuantitas ternyata air bersih yang sampai ke
rumah sangat sedikit dengan debit yang kecil, dan dari segi kontinuitas air bersih sering tidak
mengalir.
Belum optimalnya pelayanan PDAM di Perumnas Pucanggading membuat pemenuhan air
bersih menjadi terganggu. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang berkembang dalam masyarakat
Perumnas Pucanggading menjadi cukup beragam. Ada warga masyarakat yang menggunakan air
bersih dari PDAM, ada yang memperoleh air bersih melalui pengambilan air tanah dangkal, dengan
mengambil dari air tanah dalam maupun menggunakan air bersih dari penjual air bersih. Tetapi dari
berbagai ragam pemenuhan air bersih yang ada juga terdapat berbagai masalah yaitu, masyarakat
harus membeli air bersih dari penjual air bersih dengan harga yang mahal. Dengan banyaknya
permasalahan yang ada maka masyarakat Perumnas Pucanggading mempunyai kecenderungan