• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggur Merah AM 2 TTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Anggur Merah AM 2 TTU"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

Menjemput

(2)

Seperti sudah menjadi hukumnya, setiap program pasti ada pro kontranya. Ada yang suka dan senang karena menguntungkan, ada juga yang tidak suka karena terganggu. Maka, ukuran paling tepat dan sahih menilai sebuah program adalah asas manfaat program itu.

Sama seperti itu juga halnya dengan program DeMAM di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Dari pengamatan, penelusuran dan wawancara dengan masyarakat penerima program ini di lapangan, hampir semua warga penerima program ini sepakat dan seiya sekata: Program DeMAM sangat membantu.

Betul, masih dijumpai banyak yang jalan tidak sesuai rencana. Ada pendamping kelompok masyarakat (PKM) yang tidak tinggal di desa binaan, pengembalian angsuran yang macet, persepsi warga terhadap dana bantuan ini yang dikira hibah murni tanpa mesti mengembalikan untuk digulirkan lagi, dan sebagainya.

Tetapi warga penerima mengakui manfaat dana bantuan ini luar biasa. Dana ini sudah mengubah nasib dan memperbaiki hidup banyak warga TTU. Laporan utama edisi ini adalah Secercah Harapan dari Program DeMAM di TTU.

Di TTU para penerima dana bantuan ini merasa begitu beruntung. Banyak yang mengaku seperti mendapat durian runtuh, meskipun dana ini bergulir. Mereka merasa beruntung karena mendapat bantuan modal untuk usaha, sesuatu yang sulit mereka dapatkan dari lembaga keuangan lain semisal bank.

Rata-rata penerima bantuan ini tak sungkan-sungkan lagi menghaturkan banyak terima kasih kepada Pemda NTT, dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur karena punya program yang pro rakyat ini. Pengakuan mereka dapat kita simak dan baca dalam edisi ini.

Pengakuan mereka adalah pengakuan orang desa, orang kecil yang biasanya polos dan tanpa tedeng aling-aling. Mereka omong apa adanya, memberikan informasi sebagaimana adanya, tanpa tambah atau kurang. Apa yang mereka lihat mereka laporkan. Seperti apa untung rugi program DeMAM mereka buka dan kemukakan. PKM yang sering tidak berada di desa mereka keluhkan. Tetapi juga sukses dalam usaha berkat bantuan DeMAM juga mereka tunjukkan.

Dan, dari penelusuran, pengamatan dan wawancara tim redaksi di lapangan, jelas mereka mendukung program ini dan meminta agar jangan dihentikan. Itu tak lain berarti Program DeMAM sudah membantu masyarakat, memberi banyak manfaat dan menolong masyarakat keluar dari kondisi mereka. Kondisi mereka yang sepertinya di-taken for granted-an sebagai warga miskin dan berkekurangan.

Memang, tetap diakui masih ada serba kekurangan dari program ini. Tetapi sebagai suatu program, maka filosofi, visi dan nafas DeMAM adalah membantu masyarakat meningkatkan taraf kehidupan mereka. Apa yang masih kurang harus dibenahi, PKM yang bandel dan ogah perlu diganti, dana yang macet pengembaliannya dicari jalan keluarnya. Artinya, kekurangan, cacat cela dari program ini tidak menjadi alasan untuk menghentikan program ini. Tikus masuk ke lumbung padi, jangan lumbungnya dibakar, tapi tikusnya yang dikejar.

Tidak mengatasnamai para penerima, tetapi sebagaimana harapan para penerima dana DeMAM di TTU, ke depan Program DeMAM perlu jalan terus. Program ini harus jalan karena sudah sangat membantu masyarakat kecil mendapat dana untuk usaha ekonomi produktif.

Lebih jauh dari itu, Program DeMAM mestilah dilihat sebagai pengejawantahan perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap rakyat kecil. Kalau bukan sekarang, kapan lagi pemerintah memberi perhatian lebih dengan membantu dana bergulir hingga Rp 250 juta ke desa? Mari mendukung Program DeMAM sekarang juga!*

PELINDUNG

Gubernur Nusa Tenggara Timur

Drs. Frans Lebu Raya

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur

Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si

Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Fransiskus Salem, SH, M.Si

Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

Ir. Alexander Sena

Kepala Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur

Ir. Wayan Darmawa, MT Ketua Pengarah

Kepala Biro Humas Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

(Drs. Lambertus L. Ibi Riti, MT)

(Drs. Marsianus Jawa,M.Si)

Wakil Sekretaris

Inspektur Pembantu Wilayah I

(Drs. Kanis H.M Mau,M.Si) (Aplinuksi Asamani, S.Sos,M.Si)

(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)

PDE Inspektorat

(Tarsisius Apelabi,SE, MM)

Perencana Muda

(Yohanes A. Kore, S.STP)

Fungsional Umum Bappeda

(Maria T.R Parera,S.Si)

Fotografer

(Frits Isak Lake,S.Sos) (Kaletus Melek Moring)

(Eljunai Puay)

Desain Grafis

(Marcurius Bani Haba,SH) (Roland E. Nope, S.AP)

ANGGUR MERAH

Ijin : Hms.188.48/04/2015

(3)

Wacana DeMAM

Memeriksa

3

Mengapa

Anggur Merah...?

9

12

4

17

24

22

34

30

Kelurahan Tubuhue

Jadi Modal Usaha

Dolfi Kollo :

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Kami

Bukan

Kelompok Gerobak

Sosialisasi

Bukan

Dana Hibah

Sudah Benar,

Sukses di Desa Oepuah

Anggur

Merah

Secercah

Harapan

Mawar merekah

di padang Savana

Desa Oenenu Utara

28

Suara PKM

Adrianus Oba Kefi

Lasarus Jehamat

Besar

Manfaatnya

Desa Manamas, Kecamatan Naibenu Desa Oesoko, Kecamatan Insana Utara Desa Motadik, Kecamatan Biboki Anleu

Pesona Kampung Adat Tamkesi

37

15

(4)

Mengapa

Anggur Merah...?

udah lazim setiap pemimpin merancang program pembangunan

S

sebagai jawaban atas panggilannya menjadi pemimpin. Semua program pembangunan itu muaranya adalah kesejahteraan rakyat. Kondisi dan konteks sosial masyarakat yang berbeda

menyebabkan disain program itu berbeda setiap pemimpin. Di NTT para gubernur merancang program pembangunan dengan melihat kondisiDan konteks sosial masyarakat NTT pada masanya.

(Gerakan Meningkatkan Pendapatan Asli Rakyat) dan GERBADES (Gerakan

Membangun Desa) cocok dan tepat.

Herman Musakabe melanjutkan pembangunan sumber daya manusia yang telah dirintis Fernandez melalui 7 Program Strategis Pembangunan.

Perkuatan pembangunan sumber daya manusia dilanjutkan oleh Piet Tallo pada masanya dengan program Tiga Batu Tungku. Sama seperti para gubernur terdahulu, ketika Frans Lebu Raya mengambil alih kemudi NTT, pembangunan mulai diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan manusia NTT. Maka Program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM) dirancang sebagai

pengejawantahan tekad

mengangkat dan meningkatkan setiap zaman melahirkan

orangnya, dan setiap orang lahir pada zamannya.

Gubernur WJ Lalamentik menitikberatkan penataan birokrasi pada masa awal pembentukan propinsi ini. El Tari mulai memasuki era pembangunan dengan fokus pada pertanian dan perkebunan. Ben Mboi melanjutkan estafet dengan tetap fokus pada pertanian dan perkebunan. El Tari dan Ben Mboi sangat sadar, lebih dari 80 persen warga NTT bermata pencaharian petani dan tinggal di desa-desa. Fokus program keduanya cocok dan kena menjawabi konteks dan situasi sosial masyarakat ketika itu.

Pada masa Hendrik Fernandez program sudah mulai mengarah kepada peningkatan sumber

Program Desa

Mandiri

Anggur Merah

(DeMAM)

(5)

Program Anggur Merah

5

Dua tahun setelah menjabat sebagai Gubernur NTT, Frans Lebu Raya yang berpasangan dengan sohib kentalnya Esthon Foenay, melakukan langkah jauh dengan membantu secara

langsung uang tunai Rp 250 juta kepada masyarakat di desa-desa. Terkesan pemerintah tampil seperti sinter klas yang membagi-bagi hadiah kepada masyarakat.

Tetapi sejatinya, bantuan ini merupakan langkah konkrit dan langsung guna membantu

masyarakat keluar dari kubangan kemiskinan.

Maka, desa yang dipilih mendapat bantuan ini melalui kriteria-kriteria tertentu. Lebih dari itu, bantuan ini juga bukan hadiah, tetapi dimaksudkan sebagai modal usaha bagi

masyarakat. Bantuan ini bergulir dari satu kelompok usaha ke kelompok usaha lain di desa.

Bak gayung bersambut, DPRD NTT ketika itu setuju dan sepakat dengan pemerintah. Program Desa Mandiri Anggur Merah pun mulai jalan tahun 2011. Program Desa Mandiri Anggur Merah didukung alokasi dana APBD, yaitu dana segar (fresh money) Rp 250 juta untuk ekonomi produktif, Rp 50 juta untuk pembangunan rumah layak huni, pendamping kelompok masyarakat (PKM),

Operasional pengendalian pembangunan tingkat desa, kelurahan dan unsur tripika yaitu pemerintah kecamatan didukung Polsek dan Koramil diharapkan dapat menciptakan masyarakat desa/kelurahan maju dan produktif.

Program Desa Mandiri Anggur Merah disinergikan

pelaksanaannya dengan PNPM Mandiri, Program

Kementrian/Lembaga,

Pro Rakyat

“Menciptakan masyarakat

desa/kelurahan yang

maju dan produktif”

Pro Rakyat

Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya

(6)

Program Hibah Lembaga Internasional, CSR BUMN dan Replikasi Program Desa Mandiri Anggur Merah melalui APBD Kabupaten/Kota serta partisipasi masyarakat pada Gerakan Pulang Kampung (GPK).

Untuk mendukung

pembangunan ekonomi pada lokasi program Desa Mandiri Anggur Merah, maka kemitraan Bank NTT dan Bank mitra lainnya, akan mendorong

kemitraan dengan Koperasi Desa Mandiri Anggur Merah dan Koperasi lainnya.

Optimalisasi strategi pembangunan termasuk

suksesnya pelaksanaan Program Desa Mandiri Anggur Merah merupakan upaya mewujudkan visi pembangunan daerah tahun 2013-2018 yaitu “Terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang berkualitas,

sejahtera, dan Demokratis, dalam Bingkai Negara Kesatuan

Republik Indonesia”.

Visi tersebut merupakan harapan bersama untuk dapat

diwujudkan melalui sinergi Investasi pembangunan

pemerintah, masyarakat, swasta, asosiasi profesi, kelembagaan agama dan kelembagaan masyarakat.

Kebijakan program pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi

pembangunan dilaksanakan melalui kebijakan 8 agenda pembangunan, 6 tekad pembangunan dan

Pembangunan Terpadu Desa Mandiri Anggur Merah.

Delapan agenda pembangunan pemerintah provinsi didukung Kementrian/Lembaga

dan sinergi dengan program kabupaten/kota serta sumber pendanaan lainnya sebagai

berikut :

1.

Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan.

2.

Agenda Pembangunan Kesehatan.

3.

Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata.

4.

Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah.

5.

Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan

Lingkungan Hidup.

6.

Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

7.

Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan.

(7)

Tujuan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah :

1. Mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai keunggulan komparatif dan kompetitif desa/kelurahan;

2. Memberdayakan kelembagaan pedesaan yang dapat mendukung pelaksanaan empat tekad pembangunan dan 8 agenda pembangunan daerah;

3. Menciptakan calon wirausahawan baru yang dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa/kelurahan.

7

Program Anggur Merah

Sasaran Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah:

1. Meningkatnya kemampuan ekonomi dan daya saing desa/kelurahan sesuai dengan basis unggulan; 2. Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan di desa/kelurahan yang memiliki

persentase rumah tangga miskin tinggi;

3. Terwujudnya desa/kelurahan yang mandiri secara ekonomi dan bebas dari kemiskinan.

Sasaran

Lokasi Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yaitu seluruh desa dan kelurahan di 1 kota dan 21 kabupaten se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan dilaksanakan dengan sasaran sebagai berikut:

a. Tahun 2011-2013

Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 yaitu setiap kecamatan dialokasikan 1 desa/kelurahan

b. Tahun 2014-2018

Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2014- 2018 mengacu pada kriteria sebagai berikut:

- 1 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 8 - 2 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 14 - 4 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 20 - 5 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa > 20

Lokasi Program

Tujuan Anggur Merah

(8)

Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dilakukan dengan beberapa prinsip antara lain : 1. Pemberdayaan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dan kapasitas pemerintah desa/kelurahan melalui pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin serta keberlanjutan pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan pemerintahan yang optimal;

2. Partisipatif, upaya mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan, baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun material sehingga tumbuh rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab;

3. Demokratis, pengambilan keputusan dalam setiap tahapan kegiatan didasarkan atas musyawarah-mufakat dan kesetaraan gender;

4. Bertumpu pada sumber daya lokal, penetapan jenis kegiatan didasarkan pada ketersediaan potensi dan kecocokan kegiatan sesuai kebutuhan setempat sehingga tercapai daya guna dan hasil guna pembangunan;

5. Efisiensi: menjamin pencapaian target program dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan dana dan daya yang tersedia serta dapat dipertanggungjawabkan;

6. Efektivitas: pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan prioritas masalah dan kebutuhan masyarakat;

7. Transparansi: manajemen penggelolaan pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dilakukan secara transparan dan dipertanggungjawabkan;

8. Keterpaduan dan keberlanjutan: pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dapat dilaksanakan secara simultan dengan program-program pembangunan perdesaan lainnya dengan memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutannya, sehingga mampu menjawab berbagai persoalan mendasar setiap desa/kelurahan.

Untuk keberhasilan program ini, setiap Desa/Kelurahan Anggur Merah didampingi seorang pendamping kelompok masyarakat (PKM). Gaji dan biaya operasional PKM sebesar Rp 2.000.000/bulan untuk PKM yang mendampingi 1 desa/kelurahan, dan Rp 2.500.000/bulan untuk PKM yang mendampingi 2 desa/kelurahan. (Tim redaksi)

Dibantu PKM

(9)

Fokus

9

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Kami

Bukan

Kelompok Gerobak

iang itu cuaca kurang bersahabat. Setelah bertemu Dominikus

S

Subun, Lurah Tubuhue, Kecamatan Kota

Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), bersama staf kelurahan kami menelusuri kelompok

penerima bantuan Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah. Kelurahan ini juga mendapat bantuan program Pemda NTT ini. Ada insiden menarik. Akibat kesamaan nama anggota kelompok, kami salah masuk rumah orang. Syukur,

Pendamping Kelompok Masyarakat (PKM) segera bergabung sehingga semuanya jadi lancar. Kami mulai menelusuri beberapa kelompok, hingga akhirnya menyeberangi Kali Haekto menuju tempat kerja Bapak Martinus Bifel.

Martinus Bifel adalah Ketua Kelompok Sama Rasa, salah satu kelompok penerima bantuan Program

Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah di Kelurahan Tubuhue.

Menurut informasi yang diperoleh sebelumnya,

Lurah Tubuhue Dominikus Subun, S.Sos, menyampaikan usulan agar PKM atas nama Adrianus Oba Kefi, SE, tidak dipindahkan ke tempat lain

(10)

“Bagi saya, nama baik

lebih penting daripada

uang. Pada tahap awal,

saya mampu

membuktikan itu.

Kelompok kami bisa

membereskan

pinjaman tahun 2011.

Atas dasar

pertimbangan itu, kami

boleh mendapatkan

bantuan lagi di tahun

2012,” jelas Martinus.

kelompok ini menunggak pengembalian dana cukup banyak. Informasi ini

berkembang luas. Tak heran, ketika mengetahui

kedatangan kami, Martinus langsung menyemprot.

usaha batu merah. Anggota kelompok ini 10 orang. Mendengar penjelasan Martinus Bifel, hati jadi legah. Soalnya, menurut informasi yang diperoleh, pengembalian dana pinjaman kelompok ini tersendat. Sambil memberi Kelompok Sama Rasa yang

diketahui Martinus menekuni

penjelasan, Martinus tetap sibuk dengan pekerjaannya. Laki-laki paruh baya ini sangat bersahabat. Dia terus mencetak batu bata

ditemani istri, anak dan adiknya.

“Kami bahkan dipuji ketika itu sebagai kelompok yang perlu dicontohi. Kenapa sekarang kami dikejar-kejar terus? Setahu saya, masih banyak kelompok lain yang belum melunasi

pinjamannya” tutur Martinus. Sebelumnya dari data yang ada, Kelompok Sama Rasa memiliki tunggakan sebesar Rp 12.960.000. Dengan

anggota kelompok sebanyak 10 orang, masing-masing orang tercatat mendapatkan bantuan sebesar Rp.

1.296.000,-

(11)

Fokus

11

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Tunggakan tanpa cicilan ini merupakan tunggakan dari Program Desa Mandiri Anggur Merah pada Tahun 2012. Dari penjelasannya, tampak jelas jika Martinus menilai ada yang tidak beres dengan pengelola program ini di tingkat kelurahan mereka.

“Di kelurahan kami ini

banyak kelompok Bapa,

Mama, Kakak Adik

(kelompok keluarga =

nepotisme--Red). Bapak

bisa cek sendiri, banyak

kelompok gerobak,

didorong maju, dilepas

diam di tempat,” sindir

Martinus.

Menurutnya, ada ketidakadilan yang

dilakukan oleh pengelola di kelurahan sejak

pembentukan kelompok.

Dia bahkan melihat ada kecendrungan di

lingkungannya membentuk kelompok dadakan hanya supaya menerima bantuan.

Dia sangat menyayangkan tidak ada perlakuan istimewa yang diterimanya sebagai kelompok terbaik di tahun 2011, tetapi diperlakukan sama dengan kelompok lain yang bahkan belum

melunasi kewajibannya sejak tahun 2011.

Kekecewaannya bertambah tatkala pihak kelurahan tidak memberikan tanggapan atas keluhan persoalan yang mereka sampaikan. “Saat itu, dalam rapat evaluasi di kelurahan kami menyampaikan persoalan yang kami hadapi. Karena kekeringan di tahun 2012 dan hujan yang berlebihan di tahun 2013, kami gagal produksi. Kami meminta

kelonggaran waktu hingga 18 bulan ke depan. Akan tetapi, persoalan itu tidak ditanggapi oleh pengelola. Kami kecewa,” kata Martinus.

Secara keseluruhan, Kelurahan Tubuhue termasuk wilayah yang cicilannya di atas 60 peresen atau

terklasifikasi bagus. Sesuai laporan hingga 20 Februari 2015, tercatat jumlah cicilan sebanyak

Rp.203.013.500,- dari total pinjaman sebesar Rp

252.601.000,-. Artinya masih tersisa tunggakan sebesar Rp.49.587.500,- yang tersebar di 12 kelompok yang ada di Kelurahan Tubuhue.

Dalam dialog awal kami bersama Lurah Tubuhue, Dominikus Subun,S.Sos, terungkap jika keberadaan Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah ini bagus untuk membantu masyarakat yang ingin berusaha.

“Sayangnya, kesadaran masyarakat belum sebagus yang kita harapkan” kata Dominikus.

Dia menambahkan, tenaga Pendamping Kelompok Masyarakat (PKM)

sebelumnya, yakni Adrianus Oba Kefi, SE, sangat

berhasil.

Adrianus memiliki kedekatan emosional yang cukup baik dengan masyarakat. Dia juga pandai membangun koordinasi dengan

kelurahan.

“Sayangnya, kami mendapat surat mutasi penugasannya ke tempat lain. Jika boleh kami mengusulkan agar tenaga PKM kami, Adrianus Oba Kefi,SE jangan

dipindahkan. Jika harus ditambahkan tanggung jawabnya kami setuju, asal tetap melayani Kelurahan Tubuhue,” harap Dominikus.

(12)

Sosialisasi

Bukan

Dana Hibah

Sudah Benar,

“Ketika awal sosialisasi pelaksanaan program ini,

telah kami jelaskan jika Pemerintah Provinsi NTT

punya niat baik untuk membantu masyarakat.

Untuk itu, diharapkan pengembalian dana bergulir

ini tepat waktu sesuai usulan kelompok sendiri”

etikan kalimat di atas merupakan penegasan

pernyataan yang disampaikan oleh Patrisius Nabu, Kepala Desa Oenenu Utara, Kecamatan Bikomi Tengah,

P

Kabupaten Timor Tengah Utara.

Sengaja petikan kalimat ini ditempatkan di awal agar masyarakat Desa Oenenu Utara dan kelompok

masyarakat penerima dana Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah memahami pentingnya

pengembalian dana pinjaman kelompoknya masing-masing.

Desa Oenenu Utara mendapat bantuan dana dari Progam Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah senilai Rp 250 juta. Dana ini terus bergulir dari kelompok ke kelompok.

Tahun 2012 dengan bantuan pendampingan

Antonia Abi selaku Pendamping Kelompok Masyarakat (PKM), pengembalian dana di desa ini termasuk bagus, karena pengembaliannya di atas 60 persen, tepatnya Rp 185 juta.

(13)

Fokus

EDISI / F2 ebruari 2015

ANGGUR MERAH

13

Meski sangat membantu masyarakat meningkatkan ekonomi rumah tangga mereka, kata Patris Nabu, warga desa ini mengeluhkan PKM yang jarang datang. Sudah lama PKM di desa ini tidak bertugas mendampingi warga.

“Terakhir pendamping menyampaikan laporan perkembangannya pada Bulan Maret 2014 untuk ditandatangani. Sejak saat itu hingga kini kami tidak tahu di mana keberadaan yang bersangkutan. Kami hanya tahu kalau sudah diganti oleh Angelina Suni,S.Pd,“ tutur Partis.

Patris mengatakan, setelah menerima dana bantuan ini mereka membentuk 15 kelompok usaha.

Jumlah anggota kelompok bervariasi antara enam hingga sepuluh orang tiap

Misalnya untuk jenis usaha paronisasi terdapat tiga kelompok

penerima dengan bantuan sebesar Rp 24 juta. Usaha ini tergolong bagus, karena pengembaliannya tepat waktu dan telah selesai.

Ternak babi juga melunasi

pinjamannya tepat waktu. Terdapat delapan kelompok yang mengusahakan ternak babi.

Awak media ini sempat mengunjungi beberapa lokasi usaha yang

dimaksudkan kepala desa. Untuk usaha kios, media ini menemui Bapak Frans Lake, penerima bantuan tahun 2012. Bapak Frans Lake banyak berkisah tentang usahanya.

Ketika memulai usahanya, tutur Bapak Frans, dia

memperoleh bantuan pinjaman Rp 8 juta. Dari bantuan ini telah

dikembalikan lebih dari setengah pinjamannya, yaitu Rp 4,6 juta rupiah pada tanggal 9 Agustus 2012. Dengan demikian sisa pinjaman yang harus dikembalikan adalah sebesar Rp 3,4 juta.

(14)

meningkatkan derajat kehidupan mereka.

Menurut Bapak Frans, kelebihan Program Anggur Merah adalah bantuan dana segar dapat diperoleh

tanpaada usaha terlebih dahulu. “Jika menggunakan fasilitas bank, kami tentunya harus sudah memiliki kios sebagai jaminan, tanah atau agunan lainnya,” kata Bapak Frans.

Niat untuk membayar pasti ada, tetapi masih menunggu kelompok lain. “Saya belum menyelesaikan pinjaman ini karena anggota kelompok lain belum lunas. Saya juga menunggu mereka. Kami baku lihat, karena di tengah masyarakat ada yang

berpikir jika bantuan ini tidak perlu dikembalikan,”

lanjutnya.

Untuk mengatasi kemelut persoalan serupa yang disampaikan Bapak Frans Lake, Kepala Desa Oenenu Utara, Patris Nabu,

mengusulkan agar tenaga PKM difungsikan seperti Unit Pengelola Sari Tani (UPST) yang ada di TTU.

“Dalam struktur

pengelolaan Program Sari Tani, fungsi pendampingan telah melekat dalam Unit Pengelola Program Sari Tani. Ini juga memudahkan dalam pengawasan dan evaluasi,” kata Kepala Desa Oenenu Utara, menjelaskan sistim kerja program Sari Tani. (Lwl)

Pendapatannya melonjak naik. Hasil usahanya sangat dia rasakan. Sepeda motor

suzuki smash jenis titan yang dicicilnya telah lunas

terbayar. Dengan uang muka Rp 4 juta, sepeda motor itu dicicilnya selama 11 bulan dengan cicilan Rp 1,2 juta/bulan.

Dari mana uang muka dan uang cicilan? Dari mana lagi kalau bukan dari usaha kiosnya.

Luar biasa. Bapak Frans sangat bersyukur mendapat bantuan dana dari program Desa Mandiri Anggur Merah ini. Dia berharap semakin banyak warga mendapat bantuan dari program ini guna membantu

(15)

Anggur Merah

Secercah Harapan

egitulah sepenggal kata yang keluar dari bibir-bibir tak berdaya yang

B

terbentuk dalam Kelompok Masyarakat Desa Mandiri Anggur Merah di Desa Amol.

Desa Amol merupakan salah satu desa di Kabupaten Timor Tengah Utara yang terletak di Kecamatan Miomafo Timur. Jarak dari Kota Kefamenanu ke Desa Amol sekitar 25 Km.

“Anggur Merah

memberikan kami

secercah harapan

untuk membangun

kehidupan yang lebih

baik dari kemarin dan

menatap hari esok

yang berpengharapan.

Anggur Merah

melepaskan kami dari

'sapaan' koperasi

harian yang

mendatangi kami

setiap hari menagih

cicilan”

Tim Buletin DeMAM foto bersama masyarakat dan PKM Desa Amol, Maria Kristina Ukat (kedua dari kanan)

Butuh waktu setengah jam perjalanan dengan kendaraan. Luas wilayah Desa Amol sekitar 24.000 ha. Jumlah penduduknya 1.108 jiwa terdiri dari 300 Kepala Keluarga (KK).

Tahun 2014 Desa Amol menjadi salah satu desa dari 32 desa/kelurahan di Kabupaten Timor Tengah Utara yang menerima bantuan Program Desa Mandiri Anggur Merah.

Menurut Egidius Nenat, Plt.Kepala Desa Amol, pada awalnya informasi tentang Program DeMAM diperoleh melalui Keputusan Gubernur Nomor : 404/Kep/hk/2013 t e n t a ng D e s a / K e l u r a h a n Penerima Program Tahun 2014.

Setelah mendapat informasi tersebut, aparat Desa Amol mengundang masyarakat untuk melakukan sosialisasi program.

15

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

(16)

Sosialisasi dilakukan oleh P e n d a m p i n g K e l o m p o k Masyarakat (PKM) bersama dengan Bappeda Kabupaten Timor Tengah Utara.

Dari hasil sosialisasi disepakati untuk membentuk koperasi simpan pinjam (KSP) dengan nama KSP Amol Jaya. Jumlah anggota pada awal terbentuknya sebanyak 141 orang. Anggota koperasi ini adalah masyarakat Desa Amol yang terkategori miskin. Ada 137 KK miskin di desa ini telah masuk menjadi anggota koperasi.

Maria Kristina Ukat, PKM Desa Amol sekaligus Manager Koperasi Amol Jaya mengatakan, jenis usaha yang dilaksanakan adalah usaha ternak sapi dan ternak babi. Ternak sapi ditekuni oleh 20 KK dengan jumlah dana Rp 70 juta. Sementara ternak babi digeluti 121 KK dengan jumlah dana Rp 180 juta.

Proposal koperasi dibuat oleh pengurus koperasi dibantu oleh PKM. Proposal ini kemudian dikirim ke Bappeda NTT yang selanjutnya akan memproses pencairan dananya ke rekening Desa Amol.

Tanggal 9 September 2014, dana cair dari rekening desa ke rekening Koperasi Amol Jaya. Setelah dana itu diterima, selanjutnya langsung digulirkan kepada 141 anggota koperasi.

yang dilaksanakan. Dengan d e m i k i a n s e s u a i t e ng g a t wa k t u nya , a ng go t a wa j i b m e nye t o r d a n a p o ko k ke pengurus koperasi.

Program ini sangat membantu perekonomian masyarakat di Desa Amol khususnya masyarakat miskin sekaligus mengubah pola hidup masyarakat. “Masyarakat yang selama ini tidak punya amolok yang berarti pembicara. Nah, dari Desa Amol mari kita mulai bicara tentang Program Desa Mandiri Anggur Merah m e n u j u k e s e j a h t e r a a n masyarakat. (Lwl)

Anggota yang menekuni usaha ternak babi mendapat pinjaman R p 1 . 2 0 0 . 0 0 0 / a n g g o t a , sedangkan usaha ternak sapi m e n d a p a t p i n j a m a n R p 3.500.000/anggota.

Anggota kelompok diberikan kesempatan selama 1 minggu setelah menerima pinjaman untuk mencari sendiri ternak yang akan dipelihara sesuai d e n g a n p r o p o s a l y a n g disampaikan ke Bappeda NTT.

Kesepakatan yang dibangun antara anggota koperasi dengan koperasi bahwa setiap tanggal 20 dalam bulan berjalan ada pertemuan bersama yang wajib dihadiri semua anggota.

(17)

Sukses di Desa Oepuah

brolan di teras kantor Desa Oepuah

Kecamatan Biboki

O

Moenleu, 21 Februari 2015 siang, di antara panas terik matahari, saya memacu kendaraan tua saya menuju Desa Oepuah di Kecamatan Biboki Moenleu, salah satu desa penerima Program Desa Mandiri Anggur Merah.

Gerah benar. Di puncak musim hujan Bulan Pebruari, panas matahari tercurah sombong bukan main-main, saya bersungut-sungut keheranan.

Setelah bertanya ke sana ke mari dan bergoyang-goyang

di atas jalanan berbatu, saya menemukan gedung Kantor Desa Oepuah Kecamatan Biboki Moenleu.

Gedungnya sederhana. Letaknya sedikit tersembunyi di jalan alternatif dari Mena ke Kaubele. Saya sangat terbantu dengan tiga papan penunjuk identitas kantor.

Saat saya memarkirkan kendaraan dan berjalan ke arah kantor Desa Oepuah, suasana dalam kantor cukup ramai. Hebat ya, kantor kecil terpencil ini ramai juga.

Setelah berbasa basi memperkenalkan diri ala

kadarnya, saya ditemui Pejabat sementara Kepala Desa Yohanes Haen dan diperkenankan menjelaskan maksud kunjungan sebagai Peliput Buletin Desa Mandiri Anggur Merah.

Pejabat sementara Kepala Desa Yohanes Haen masih muda. Usianya sekitar 35 tahun. Beliau kemudian menyuguhkan sirih pinang kepada saya. “tidak ada rokok” katanya sambil

tersenyum menunjukkan gigi dan mulut yang memerah oleh sirih pinang.

Sambil menikmati suguhan sirih pinang di teras kantor

17

Cerita Sukses

(18)

desa, Yohanes Haen

menceritakan bahwa, hari ini suasana ruangan kantor desa sedikit ramai karena panitia pemilihan Kepala Desa Oepuah sedang mendiskusikan protap pemilihan kepala desa. Mohon maaf kita cerita-cerita di teras ini saja.

“Oh ya, tentang pelaksanaan Program Desa Mandiri

Anggur Merah di Desa Oepuah, sedang jadi bahan kampanye beberapa calon kepala desa di sini. Ada kampanye positif dan ada juga negatif.”

“Ada calon kepala desa yang mengkampanyekan, kalau terpilih jadi kepala desa nanti, program ini akan dilanjutkan bersama lebih serius agar masyarakat menerima manfaat ekonomi lebih maksimal. Sebaliknya ada calon juga yang

mengatakan, kalau saya terpilih sebagai kepala desa, semua penerima dana

Program Desa Mandiri Anggur Merah tidak usah kembalikan dana ini. Dana ini sudah dihibahkan, sudah menjadi milik kita. Kenapa harus dikembalikan?” Kata Yohanes Haen.

Suasana bertambah ramai setelah beberapa panitia pemilihan kepala desa Oepuah keluar ruangan dan bergabung untuk diskusi dengan kami di teras kantor desa.

Masing-masing

mengemukakan persepsinya soal Program Desa Mandiri Anggur Merah. Saya diam sambil berusaha keras merekam sari pendapat setiap anggota yang

dikemukakan dalam suasana seperti debat kusir (tidak beraturan).

(19)

Cerita Sukses

19

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Kesan umum yang saya tangkap dari diskusi di teras Kantor Desa Oepuah, diantaranya: a) Program ini baik, sangat

membantu masyarakat, namun rentan

disalahgunakan bila manajemennya

bersinggungan dengan elit kekuasaan lokal di desa. “bentuk kelompok dan kemudian verifikasi sendiri untuk keluarga atau pendukung calon kepala desa.”

b) Ada beda persepsi dan pemahaman soal dana hibah dan dana bergulir. Ada warga memahami dana program ini sebagai dana hibah murni. Beberapa warga mengerti bahwa, dana ini dihibahkan oleh

pemerintah provinsi ke desa, menjadi milik desa dan bergulir di antara warga desa untuk

kegiatan ekonomi.”ada persepsi, dana untuk masyarakat bisa dimakan.”

c) Ada kelompok yang mau lunasi, ada yang tidak mau. Ada yang sudah lunas, ada yang uang sudah ada tetapi belum setor kembali karena menunggu reaksi anggota kelompok lain, dengan dalih setor sama-sama.

Setelah cukup berdiskusi dengan mereka di teras kantor desa, saya menanyakan soal PKM Desa Oepuah. Dengan antusias, Pejabat Sementara Kades mengatakan, PKM Desa Oepuah Ibu Asty Wiwit menetap di desa ini. Dia sudah tinggal bersama kami sejak program ini dilancurkan di Desa Oepuah. “itu rumahnya di samping kantor desa”, katanya sambil menunjuk sebuah rumah di pertigaan jalan di depan kantor yang berjarak 40 meter dari kantor desa.

Berdua Pjs. Kepala Desa Yohanes Haen, kami berjalan ke rumah PKM Desa Oepuah (Asti Wiwit / ibu Pia). Sambil berjalan saya bergumam dalam hati. Hebat PKM ini. Orang Jawa betah tinggal di sini sejak 2011 sampai saat ini. Apa ya daya tariknya? (Viktor Manek)

(20)
(21)
(22)

ama saya Asty Wiwit biasa dipanggil Ibu Pia. Itu kalimat

N

singkat yang diucapkan Ibu Pia tatkala memperkenalkan diri menerima kunjungan kami ke rumah PKM Desa

Bajawa, kuliah jurusan ekonomi pembangunan di perguruan tinggi di Jawa. Setelah kuliah, pernah kuliah di produk Unilever di

Surabaya. Jawa juga. Makin beda-beda tipis.

Dari Ibu Pia, saya kemudian mendapat informasi profil pelaksanaan Program Desa

Desa Oepuah Biboki

Kecamatan Biboki

Moenleu sejak tahun 2011. Dana sebesar itu

digunakan warga desa setempat untuk

mengembangkan usaha tenun ikat, pembibitan sapi, paronisasi, pemeliharaan ternak babi dan kambing. Usaha ini memperhatikan pula kondisi topografi desa yang terdiri dari areal persawahan dan padang savana yang cukup luas di beberapa dusun dalam wilayah desa.

Menurut PKM Ibu Pia , semua kelompok secara

bertanggung jawab melaksanakan dan

mengembangkan usahanya secara baik.

Tercatat ada tiga belas kelompok yang menerima manfaat dari dana ini. Dari 13 kelompok ini, tercatat 3 kelompok yang paling sukses yakni Kelompok Bunga

Mawar (peternakan

dan menjahit (Ibu Emiliana Funan) dan Meubel Ansao Mese.

Ketiga kelompok ini telah mengembalikan seluruh dana awal dan sekarang usaha mereka berjalan bagus sekali.

Hingga saat ini dana pinjaman yang belum

dikembalikan sebesar Rp 55 juta. Hambatannya karena beberapa anggota kelompok koperasi telah

mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas. Masih diusahakan agar kewajiban anggota tersebut tetap dikembalikan.

Terlepas dari semua itu, kata Ibu Pia, saya menikmati hidup bersama masyarakat di Desa Oepuah ini. Setelah 3 tahun hidup di tengah mereka, saya menemukan kegembiraan luar biasa telah menjadi bagian dari geliat pertumbuhan ekonomi desa yang mulai terjadi di sini.

Program Desa Mandiri Anggur Merah memberi masyarakat desa modal awal, keberanian dan

kemandirian usaha ekonomi kreatif. Dengan

(23)

23

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Suara PKM

Dana segar yang

sudah dikembalikan

dapat segera digulirkan

kepada kelompok lain.

Tidak perlu menunggu

s e m u a k e l o m p o k

melunasi tunggakan, baru

disalurkan lagi

Adrianus Oba Kefi

ari namanya jelas, Adrianus Oba Kefi adalah warga TTU. Mulanya dia Pendamping Kelompok

D

Masyarakat (PKM) untuk Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah di Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Ketika berbincang-bincang dengannya, muncul kesan sangat kuat kalau Adrianus sangat dekat dengan anggota kelompok penerima dana bantuan program DeMAM di Kelurahan Tubuhue.

Disinggung tentang tunggakan pengembalian oleh masyarakat penerima, Adrianus mengusulkan untuk membentuk koperasi, sehingga dapat diminimalisir kemacetan pengembalian dari anggota kelompok.

Kalaupun ada yang terlambat, akan dikenakan bunga pinjaman yang kemudian bisa diperhitungkan sebagai SHU pada akhir tahun. Beberapa catatan terkait peran aparat kelurahan dilihatnya sebagai pekerjaan rumah yang harus dituntaskan juga. Dia juga sepakat agar pemerintah daerah lebih adil menilai kelompok yang maju dan yang tidak.

Mengutip pendapat anggota kelompok, Adrianus setuju jika dibangun mekanisme pemanfaatan dana segar sesegera mungkin. Menurut kelompok penerima, dana segar yang sudah dikembalikan dapat segera digulirkan kepada kelompok lain. Tidak perlu menunggu semua kelompok melunasi tunggakan, baru disalurkan lagi.(Lwl)

(Mantan PKM Kelurahan Tubuhue)

(24)

Mawar merekah

aya penasaran tentang informasi sukses dari Kelompok Bunga Mawar. Ditemani Pjs Kepala Desa

S

Oepuah dan Ibu Pia (PKM), kami meluncur ke lokasi dimaksud. Perkiraan saya

lokasinya tentu dekat dengan kantor desa, mengingat PKMnya seorang perempuan. Perkiraan saya salah besar. Sekitar 2 km meninggalkan kantor desa, kami tiba di pertigaan jalan negara Atambua

Kaubele- Wini, masih di depan kata Ibu Pia. Kami meluncur ke arah timur menuju Atambua. Jalan negara mulus benar. Sisi kanan kiri hamparan sawah yang

menghijau.

Sekitar 5 km berjalan, kembali saya menanyakan lokasi dimaksud. Masih di depan, demikian lagi jawaban Ibu Pia. Sekarang pemandangan di perjalanan berubah. Di sebelah kiri nampak

kelompok hutan bakau dan tanah yang sementara dipetak-petak sebagai areal tambak namun belum semuanya diairi.

Terima kasih untuk

Bapak Gubernur NTT yang

telah memperhatikan kami

yang miskin di tempat

terpencil ini. Bertemu Bapak

secara langsung pun, kami

belum pernah. Tapi dengan

perhatian Bapak melalui

Program DeMAM, kami

seperti ditemui Bapak

Gubernur sendiri”

(25)

25

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Di samping kanan, terlihat hamparan savana, perdu dan danar merah sejauh mata memandang. Jalan mulai mendaki, menurun dan berkelok-kelok sekarang.

Bentangan tanah bercampur cadas dan rumput yang menghijau di musim hujan. Tidak ada hutan, hanya padang dengan beberapa pohon asam dan bidara (kom). Setelah berjalan sekitar 8 kilometer, Ibu Pia menunjuk sebuah rumah di sisi kanan jalan. Itu rumah Ketua kelompok Bunga Mawar.

Dengan sigap, saya memarkirkan

kendaraan dan mengabadikan papan nama Kelompok Bunga Mawar.

Ditemani Pjs Kepala desa dan PKM, kami memasuki halaman rumah dan menemui Ketua Kelompok Bunga Mawar, Leonardus Usfal dan keluarga besar yang baru pulang dari ladang.

Ketika mengetahui bahwa kami dari Tim Peliput Buletin Desa Mandiri Anggur Merah, senyum sumringah tersungging dari raut wajahnya yang beranjak uzur.

“Terima kasih untuk Bapak Gubernur yang telah memperhatikan kami yang miskin di tempat terpencil seperti ini”, katanya mengusik keharuan.

Sejenak diusik keharuan, naluri usil saya muncul. Iseng-iseng saya tanyakan, Kenapa terima kasih? Memangnya Om Leo su pernah ketemu Bapa Gubernur?

“Ketemu langsung belum. Tapi dengan

perhatiannya melalui Program DeMAM, kami seperti ditemui Bapak Gubernur sendiri, yang datang kasih kami uang untuk kami usaha.

(26)

Kami punya kelompok dapat dana sebesar Rp 20 juta untuk mengembangkan ternak kambing. Dari dana ini kami membelikan 50 ekor kambing untuk dipelihara anggota kelompok. Tiap anggota kelompok mendapat 2 ekor untuk dipelihara. Kami sepakat, setiap minggu ada kerja kelompok, sambil cerita tentang pengalaman usaha ternak kambing,

perkembangan serta hambatannya.”

Katanya gagal koq terima kasih, desak saya makin usil. Siapa bilang Kelompok Bunga Mawar gagal?

Suaranya tiba-tiba meninggi sambil memandang ke arah PKM dan PJs Kepala Desa Oepuah.

”Untuk pak tau sa, dari 50 ekor kambing yang kemarin kami beli, sudah kami jual. Kelompok Bunga Mawar telah melunasi pinjamannya.

Su ada doi. Kami su sepakat untuk makin kembangkan ternak kambing dan ada rencana buat koperasi ternak kambing, supaya siapa yang mau beli kambing melalui koperasi sa.

Oh... kalau begitu foto do dengan PKM dan Pjs Kepala Desa. Ko dong dua yang atur ko Kelompok Bunga Mawar dapat itu dana Desa Mandiri Anggur Merah to.

Sambil malu-malu, om Leo dan anggota kelompok beringsut mendekati Ibu Pia dan Pak Yan. Mereka duduk berdampingan dan foto bersama.

Senyumnya kembali merekah lebar, menyerupai tawa dari keriput kulit wajahnya. Setangkai mawar hidup merekah merah di padang savana, semerah Desa

Mandiri Anggur Merah. (Viktor Manek)

Sekarang kami memiliki 60 ekor kambing, yang bapa liat sendiri, ada makan rumput tu,” katanya sembari

menunjuk kawanan kambing yang sedang merumput di padang.

Kami sekarang son talalu sulit lai. Kalo butuh uang tinggal jual satu dua ekor,

(27)

27

Mereka Yang Sukses

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Nyonya Emiliana Funan, seorang ibu warga Desa Oepuah yang turut menerima dana Desa Mandiri Anggur Merah Tahun 2011. Dana ini awalnya saya gunakan untuk usaha tenun ikat.

Namun sejalan dengan usaha yang terus

berkembang, Ibu Emiliana coba kreasi lainnya. Dengan tenun ikat yang semula dijual begitu saja, Ibu Emiliana mulai melakukan desain terhadap tenun ikat yang dihasilkannya.

Dari usaha awal ini, Ibu Emiliana mengembangkan usahanya dengan menekuni usaha tenun ikat dan

menjahit. Dana yang dimiliki digunakan untuk membeli dua mesin jahit dan satu mesin obras serta benang. Beberapa hasil kreasi

diantaranya rompi dari tenun ikat serta baju THS/THM yang biasa digunakan mudika paroki dan anggota THS/THM.

“Saya bersyukur karena dana ini bisa bantu saya dan keluarga. Saya bisa

mempekerjakan anak-anak saya untuk kembangkan usaha tenun dan menjahit. Mereka jadi tidak

menganggur. Saya juga makin percaya diri untuk berwirausaha.

Terima kasih kepada Bapak Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya,” kata Nyonya Emiliana. (Viktor Manek)

Saya makin percaya diri

(28)

Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah di Kabupaten TTU umumnya berjalan lancar. Sejauh ini, belum ada kendala yang dihadapi warga penerima dana dari program ini. Sekalipun mesti juga diakui ada satu dua kekurangan dalam implementasinya.

“Saya secara pribadi senang karena program ini membawa keuntungan dan manfaat bagi warga penerima. Karena ketika berada di desa-desa dan kelurahan-kelurahan yang menerima dana ini, masyarakat mengatakan mereka sangat terbantu dengan program ini. Mereka giat membangun hidupnya dengan suntikan dana hibah tapi bergulir ini,” jelas Dolfi.

Dolfi menguraikan, warga yang sebelumnya kesulitan mengakses modal usaha, tertolong karena modal usaha mudah diperoleh melalui program ini. Warga yang sebelumnya tidak punya pekerjaan, melalui program ini mereka boleh memiliki pekerjaan sendiri untuk menyokong kehidupan ekonomi keluarga dan rumah tangganya. Apalagi dana ini diberikan tanpa bunga. Karena itu, ada perubahan besar di desa ketika dana Program Desa Mandiri Anggur Merah hadir.

Menurut Dolfi, kalau kita menyebut diri pelayan masyarakat, wakil masyarakat, berjuang untuk kepentingan masyarakat, lalu ada dukungan dana untuk masyarakat, mengapa dana itu mesti dipending, bahkan dihentikan? “Masyarakat macam mana yang ingin diwakili atau dilayani? Ini kan lucu sendiri. Padahal kalau mau jujur, dampak program ini sangat bermanfaat bagi warga. Perbaikan berkaitan dengan pengembalian dan pergulirannya perlu dilakukan untuk lebih menyukseskan program ini. Tapi bukan untuk meniadakannya,” kata Dolfi.

Wakil Rakyat

Apa Kata

?

Dolfi Kolo

Jadi Modal Usaha

Anggota DPRD Provinsi NTT

dari Partai PDIP,

(29)

29

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Dulu uang itu sulit mengalir ke desa. Dulu sulit dapat modal. Tapi sekarang, melalui kepemimpinan Drs. Frans Lebu Raya sebagai Gubernur NTT, uang bisa mengalir mulus ke warga masyarakat di desa-desa dan kelurahan-kelurahan termasuk di Kabupaten TTU, Belu dan Malaka. “Warga yang ditemui semuanya menyatakan setuju dengan program ini karena manfaatnya sangat besar. Malah warga berterima kasih kepada Bapak Gubernur dan DPRD NTT yang sudah memberikan perhatian kepada warga miskin di desa-desa di TTU, Belu dan Malaka,” terangnya.

Ke depan, program ini harus tetap dipertahankan dan terus didorong untuk disalurkan lagi ke warga masyarakat di desa-desa lain yang belum mendapat program ini. “Barang yang baik mengapa mesti dibuang? Jangan iri melihat masyarakat sejahtera. Untuk kesejahteraan masyarakat, mengapa mesti dibatasi?” tandasnya seperti menggugat.

Program ini diharapkan tetap berlanjut bagi warga desa lain yang belum mendapat giliran. “Saya sangat berharap masyarakat di desa yang menerima program ini agar dapat memanfaatkan secara baik modal yang diberikan Pemerintah Provinsi NTT untuk peningkatan pendapatan ekonomi keluarga dan rumah tangganya. Targetnya, dana ini mesti membawa warga masyarakat desa/kelurahan itu sejahtera.

Dana 250 juta rupiah ini yang menjadi modal usaha bagi warga mesti melahirkan lagi modal-modal baru untuk membuat kehidupan ekonomi warga makin maju dan sejahtera. Karena itu, pergulirannya mesti tetap lancar. Jangan mandek, apalagi hilang di tangan,” harap Dolfi. (*)

(30)

Besar

Manfaatnya

Sejumlah desa di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) beruntung mendapat dana bantuan Program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM).

Seperti apa program ini di desa-desa TTU, ikuti penelusuran media ini.

Desa Manamas,

Kecamatan

Naibenu

etelah melewati jalan licin berhotmix di sela-sela gunung batu yang

S

menjulang tinggi mengusik langit, tim redaksi Buletin desa Mandiri Anggur Merah tiba di wilayah Desa

Manamas Kecamatan Naibenu.

Pjs. Kepala Desa Manamas, Maria Yosefa Meko

Dalam diskusi dengan Pjs. Kepala Desa Manamas, Maria Yosefa Meko,

(31)

31

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

Uang senilai itu disalurkan ke warga desa setempat yang sebelumnya telah lebih dahulu membentuk Koperasi Bona. Nama Bona sendiri merupakan akronim dari Baukose Noemeko.

“Sejak tahun 2014 sudah ada 9 kelompok masyarakat di Desa Manamas yang mendapat kucuran dana segar ini. Dananya sudah pemeliharaan ternak sapi, dan Rp 35 juta untuk ternak babi. Dana ini dicairkan berdasarkan usulan

kegiatan yang disampaikan oleh kelompok. Uang yang masih sisa disimpan di rekening kelompok,” jelas Yosefa Meko.

Stef Kolo selaku Pendamping Kelompok Masyarakat (PKM) di Desa Manamas

mengatakan, uang itu sudah di tangan kelompok melalui Koperasi Bona. Saat ini warga sedang

mengembangkan usahanya dengan dana tersebut. Dalam pertemuan rutin setiap bulan, warga penerima manfaat

mengatakan ada hambatan yang dihadapi soal harga Sapi dan babi. Harganya selalu tidak stabil. Sangat

fluktuatif. “Ini menyulitkan warga,” kata Stef Kolo. Namun demikian, umumnya masyarakat mengapresiasi perhatian ini dan merasakan manfaat yang sangat besar informasi mengenai kondisi pasar sehingga warga tidak dirugikan.

“Mudah-mudahan harga sapi dan babi di pasar stabil dulu, baru transaksi

dilakukan sehingga usaha warga bisa untung,” harap

menggunakan dana sebesar Rp 250 juta untuk usaha ternak babi, kambing, penggemukan sapi,

penggemukan babi, jual beli ternak, usaha hortikultura, usaha kios, dan tenun ikat. Kepala Desa Oesoko, Kecamatan Insana Utara, Wilfridus Nailasi, mengakui

warga masyarakat sangat terbantu dengan dukungan dana ini. Hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme warga melaksanakan usahanya.

Menurut Nailasi, warga sudah bisa bertanggung jawab mengembangkan usaha dan mengembalikan cicilan pinjaman dari kas bernama Reynold. Namun yang bersangkutan tidak tinggal di Oesoko.

(32)

mengatakan ia selalu aktif melakukan koordinasi dengan aparat desa, PKM dan kelompok penerima manfaat di wilayah

kecamatannya. Ini langkah tepat sehingga warga selalu didampingi petugas.

Sejauh pengamatannya, warga terlibat aktif. Mereka hadir pada setiap kegiatan baik di kelompok maupun pertemuan rutin yang

melibatkan semua anggota. Program ini manfaatnya sangat besar bagi masyarakat desa. Ada peningkatan usaha, biaya anak sekolah, bisa untuk membangun rumah, dan warga bisa menjual hasil

usaha untuk menyewa orang menanam padi.

Sio masih menyayangkan mental warga yang masih jauh dari yang diharapkan. Sekalipun hasil usaha sudah berkembang dan terjual, tapi warga belum juga mau mengembalikan uang pinjaman ke kas kelompok. “Warga masih saling

menunggu dan menonton di tengah kesuksesan yang dicapai. Ini mesti menjadi perhatian PKM dan semua pihak terkait. Diharapkan mentalitas ini tidak

menghambat kesempatan kelompok lain untuk menerima guliran dana tersebut,” harap Sio. (*) “Kadang datang, kadang

juga tidak datang ke sini. Ini sedikit kendala yang

dihadapi, sekalipun kalau sudah datang, kami selalu bekerjasama untuk

kelancaran program ini” kata Nailasi.

Sekalipun usaha warga berkembang baik, tapi kadang warga masih saling menonton. “Mana yang setor duluan, baru yang lain ikut setor. Saya sudah sampaikan ke Camat untuk segera

bentuk tim terpadu guna melakukan penagihan,” tegasnya.

Secara terpisah Camat Insana Utara, Donatus Sio, S.Sos yang ditemui tim

(33)

33

Pendapat

EDISI / F2 ebruari 2015 ANGGUR MERAH

emanfaatan dana Anggur Merah di Desa Motadik C berjalan

P

baik dan sangat mendukung usaha ekonomi masyarakat desa setempat.

Salah satu penerima

manfaat dari dana ini sejak tahun 2013 adalah Ambrosius Ulu Aman.

Ulu Aman mengatakan, usaha ternak kambing dan babi yang digeluti ada

perubahan setelah mendapat guliran dana Desa Mandiri Anggur Merah. Ia dan

anggota kelompok mendapat guliran dana sejumlah Rp 93 juta.

“Ini modal dana yang baik dan sangat membantu warga melatih diri untuk memajukan hidup agar lebih baik dari hari ke hari,” ungkap Ulu Aman.

Desa Motadik, Kecamatan Biboki Anleu

Namun melalui program Desa Mandiri Anggur Merah, saya mendapat dana yang saya gunakan untuk

mendirikan dan

mengembangkan usaha Bengkel Putra Tunggal milik saya. Dana yang diberikan sebesar Rp 15 juta.”

Salah satu fokus usahanya yakni melas sisir yang digunakan petani untuk mengolah sawah.

Dari dana dimaksud, usaha bengkel las berkembang pesat. Dana Rp. 15 juta sudah dikembalikan seluruhnya (lunas). “Kesan saya, dana dari program ini baik sekali dan sangat membantu

masyarakat. Karena itu perlu dipertahankan dan

ditingkatkan lagi sehingga semua warga bisa

merasakan manfaatnya,” harap Sakunab. (*)

Penerima lainnya, Petrus Sakunab, juga mengatakan hal yang sama. Menurut Sakunab, “saya dulu tinggal di Pe'boko Kefamenanu. Tiap hari kerja apa saja asal dapat doi. Siang dapat doi, malam minum-minum sampai abis.”

(34)

ebat mengenai program unggulan Pemerintah Propinsi

D

Nusa Tenggara Timur, Desa/Kelurahan Anggur Merah (DeMAM), masih berlangsung hingga hari ini.

Pro dan kontra mengenai program ini berlangsung lama. Malah, diskusinya sudah meluber dan cair ke mana-mana.

Itu harus diakui, bahwa diskusi tersebut berujung pada munculnya sebuah program bebas kepentingan subyektif sulit ditolak.

Meskipun demikian, bacaan saya akan program ini menunjukkan bahwa hampir semua pihak terjebak dalam

administrasi DeMAM. Soal terlibatnya Bappeda misalnya, menjadi sorotan

banyak pihak. Padahal bukan itu persoalan utama.

Wacana DeMAM

Oleh : Lasarus Jehamat

(Sosiolog Undana, Peneliti Institut Sophia Kupang)

“Selama program ini

bertujuan untuk

membebaskan rakyat

Dari beragam

jebakan masalah,

maka DeMAM harus

didukung.

Yang keliru adalah

desain program itu.”

Memeriksa

Bukan soal keterlibatan lembaga perencana tingkat propinsi dalam implementasi program. Benar bahwa Bappeda harus dikritisi. Meskipun demikian, yang harus diperiksa adalah soal efektivitas program itu di level operasional masyarakat.

(35)

35

mengingatkan semua pihak. Tesis utamanya adalah bahwa DeMAM itu baik. Selama program ini bertujuan untuk

membebaskan rakyat dari beragam jebakan masalah, maka DeMAM harus

didukung.

DeMAM tidak salah. Yang keliru adalah desain

program itu. Maka yang segera diubah adalah desain program DeMAM.

Harus diakui bahwa dalam konteks desain program, DeMAM masih bermasalah. Untuk menyebut satu contoh, sejak awal, pelaksanaan program DeMAM tanpa didahului dengan program penguatan kapasitas masyarakat.

Padahal, penguatan kapasitas masyarakat penting dilakukan karena seberapa pun banyak uang yang masuk tanpa

mengetahui cara

pemanfaatan uang tersebut, maka uang banyak itu akan hilang selamanya.

Soal lainnya adalah bahwa hampir semua baru sadar bahwa DeMAM bermasalah manakala pengembaliannya macet.

Realitas itu sebenarnya ingin memberitahukan bahwa desain DeMAM tidak disertakan dengan

mekanisme kontrol dan evaluasi yang matang dengan target tertentu. Target waktu dan hasil sekaligus.

Fatalnya, berbagai diskusi mengenai DeMAM selama ini bermain di level wacana dan kental dengan aroma kepentingan tertentu. Aroma politis terlampau kental di sana.

Sederhananya, beberapa fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi NTT yang memang berseberangan dengan pemerintah malah

menghendaki agar program ini segera dihentikan.

Pernyataan untuk menghentikan program DeMAM sebenarnya

merupakan bentuk lain dari upaya menafikan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Dengan kata lain,

pernyataan itu merupakan wujud vulgar dari apa yang disebut sebagai prinsip menghilangkan kemiskinan dengan membunuh orang miskin.

DeMAM tidak salah. Esensi DeMAM adalah masyarakat kuat karena kekuatannya sendiri.

Esensi DeMAM

nyaris sama

dengan esensi

desa saat ini;

bukan otonomi

yang harus dikejar

tetapi kemandirian.

Kemandirian

(36)

Gugatan kita sebenarnya adalah apakah pengambil kebijakan (eksekutif dan legislatif) dan banyak

pengamat menyadari bahwa program ini penting bagi kemandirian masyarakat desa itu?

Membaca wacana DeMAM akhir-akhir ini sulit untuk tidak mengatakan bahwa DeMAM terjebak dalam kepentingan banyak pihak itu.

Wacana DeMAM kemudian dibaca sebagai hanya

sekedar perkara

administratif. Hanya satu dua orang yang sepakat untuk mengatakan bahwa program ini harus dilanjutkan dengan beberapa perbaikan sana sini.

Saya harus katakan bahwa program DeMAM harus tetap dilaksanakan dan harus didukung. Tugas semua pihak bukan untuk

membatalkan atau menolak program berbasis

masyarakat ini. Yang harus digugat adalah desain program.

DeMAM harus didahului dengan penguatan kapasitas masyarakat. Itu wajib.

Setelah itu, dalam

pelaksanaannya, pengambil kebijakan harus mampu menyusun sebuah

mekanisme evaluasi yang matang dengan target pencapaian yang jelas.

DeMAM tidak sekadar jumlah uang. DeMAM harus berpikir tentang

Tugas kita semua

adalah menciptakan

wacana bahwa

program ini

sebenarnya baik

sejauh tidak

memiliki

kepentingan apa

pun.

Maka, setiap wacana yang berusaha untuk

menghentikan program DeMAM harus ditolak. (*) keberlanjutan pembangunan yang berbasis pada kekuatan masyarakat sendiri. Maka, wacana DeMAM harus terlebih dahulu diperiksa. Itulah esensi dasar tulisan ini.

Sebab utamanya adalah banyak pihak selama ini hanya gemar mengkritisi program DeMAM tanpa mengambil posisi untuk memberikan masukan konstruktif dan sumbangan pemikiran yang matang untuk perbaikan

pelaksanaan program DeMAM.

Sebagaimana telah disinggung di awal tulisan ini, hampir semua orang berteriak tentang DeMAM.

(37)

Pesona Kampung Adat Tamkesi

amkesi merupakan salah satu desa adat di

T

Timor Timor Tengah Utara. Kemurnian dan keterisolasian gaya hidup budaya masa lalu yang dijalani oleh masyarakat Tamkesi telah menjadi sebuah daya tarik wisata.

Desa Adat Tamkesi berjarak 50 Km sebelah utara Kota Kefamenanu, Ibukota Kabupaten TTU.

Ketika kita mengunjungi

Tamkesi, kita harus membawa dan memberikan 'sirih pinang' dan donasi (uang) kepada 'penjaga gerbang desa'

sebagai penghargaan dan rasa hormat kita kepada masyarakat Tamkesi.

Di desa ini, Bahasa Indonesia sangat jarang digunakan dan masyarakat memilih bahasa daerah setempat untuk

berkonumikasi sehingga guide (pemandu) sangat dibutuhkan. Jika kita menjatuhkan sesuatu benda milik kita, jangan kita ambil.

Biarkan masyarakat lokal mengambil benda tersebut untuk kita karena dipercaya bahwa ketika kita mengambil

sendiri benda kita yang jatuh maka akan mendatangkan hal buruk dalam hidup kita.

Setiap tujuh tahun, masyarakat Tamkesi mengadakan upacara adat Natamamausa sebagai ungkapan syukur bagi hasil panen dan musim hujan. Natamamausa dilaksanakan dengan cara mengorbankan kambing oleh para pria muda di atas batu besar yang terletak di sebelah Desa Tamkesi.

37

Wisata TTU

(38)

Sonas Tamkesi adalah Istana Kaisar Kerajaan Biboki sejak 1865. Istana ini dianggap sacral dan keramat bagi masyarakat setempat.

Sonaf ini dibangun di atas b e b a t u a n c a d a s d a n dikelilingi benteng batu serta dua buah bukit batu kembar yang sangat terjal, yakni Bukit Oepuah dan Bukit Tapenpah. Kedua bukit ini merupakan s i m b o l l a k i - l a k i d a n perempuan.

Kompleks Istana Tamkesi dibangun dari bawah bukit secara berunduk terdiri dari tujuh tingkatan dan ditata berdasarkan klasifikasi tertentu. Di atas bukit Oepuah terdapat Ustetu. Mesbah batu

Sonaf Tamkesi

Pengadilan dan eksekusi berbentuk mirip jantung sebagai tempat persembahan bagi Tuhan.

Hewan yang dipersembahkan adalah kambing jantan berbulu putih dan ayam

jantan berbulu putih.

(39)

Selamat Merayakan

“Sehati sesuara wujudkan damai yang berkeadilan

dalam persaudaraan, membangun kebersamaan,

kekeluargaan, persatuan dan kesatuan serta toleransi

antar sesama warga Nusa Tenggara Timur”

Kupang, 18 Februari 2015 SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

FRANSISKUS SALEM, SH, M.Si

PEMBINA UTAMA MADYA NIP. 19570606 198610 1 003

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

DRS. FRANS LEBU RAYA

WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

DRS. BENNY A. LITELNONI, SH, M.Si

Mengucapkan

GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

NUSA TENGGARA TIMUR

BESERTA SELURUH JAJARAN

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Nomor :Hms. 481/03/Pers/2015

(40)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

SIUJK Jasa Pelaksana Konstruksi yang masih berlaku; SBU Jasa Pelaksana Konstruksi Untuk Bangunan Pendidikan (BG007) dengan subkualifikasi K1, K2, K3, SITU/Domisili,

[r]

[r]

hukum asing ke dalam suatu negara yang memiliki sistem hukum yang berbeda, yaitu.. masuknya lembaga hukum yang hanya ada pada sistem Common Law ke Indonesia

hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTsN Karangrejo tahun ajaran2. 2010/2011, maka penulis dapat memberikan kesimpulan

Jaringan sosial yang telah dijalin Siti Rodliyah ini memiliki peran penting dalam mengenalkannya kepada publik dari seorang dukun bayi menjadi seorang calon

Penelitian ini memiliki nilai reliabilitas yang cukup tinggi yakni 0,812 untuk skala motivasi kerja, 0,836 untuk skala gaya kepemimpinan task oriented dan 0,909 untuk

Jakarta, 2012, h.. tepatnya kejadian-kejadian yang men-datang dapat diramalkan sebelumnya. Pembangunan ekonomi nasional dalam pencapaiannya tidak terlepas dari peran