• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKR 1100360 Chapter 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKR 1100360 Chapter 1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam organisasi. Hal

ini dikarenakan sumber daya manusia merupakan orang yang menggerakan

organisasi, sehingga berhasil tidaknya organisasi tergantung pada sumber daya

manusia yang ada di dalam organisasi tersebut.

Begitu pula dalam dunia pendidikan, dalam meningkatkan mutu

pendidikan maka diperlukan adanya pendidik yang berkualitas. Mutu pendidikan

dapat dilihat dari kesanggupan sekolah dalam mencetak siswa-siswi yang

berkualitas. Oleh sebab itu diperlukan kesiapan baik dari segi kuantitas maupun

mutu dari pendidik. Hal ini disebabkan pendidik merupakan orang yang langsung

berinteraksi dengan peserta didik di sekolah.

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan sekolah kejuruan yang

salah satu tujuannya adalah mampu mencetak siswa-siswi yang siap bekerja. Agar

tujuan sekolah dapat tercapai dengan efektif, maka diperlukan kecakapan dari

pendidik dalam melaksanakan semua proses pembelajaran. Baik dalam hal

perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran. Sehingga bila ketiga

proses pembelajaran tersebut dapat terealisasikan dengan baik, diharapkan mampu

menghasilkan hasil belajar yang efektif pula. Hal ini sejalan dengan pendapat dari

Abd. Rahman dalam jurnal Administrasi Pendidikan bahwa:

“Peningkatan disiplin guru dalam melaksanakan tugas sangat penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya. Tanpa adanya disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas, tidak mungkin pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan”.

Dalam merealisasikan proses pembelajaran yang efektif diperlukan adanya

kesadaran guru untuk berperilaku disiplin dalam bekerja. Baik dalam ketepatan

waktu penyelesaian tugas maupun dari kesesuaian tugas tersebut dengan prosedur

(2)

Disiplin yang dimaksud adalah disiplin terhadap waktu kerja, disiplin

dalam memberikan pelayanan dari guru kepada siswanya dan disiplin dalam

mentaati peraturan yang berlaku serta memiliki etika kerja yang baik. Tanpa

adanya disiplin yang baik, maka akan sulit bagi sekolah untuk mendapatkan hasil

yang optimal dalam mewujudkan tujuannya. Sehingga bila setiap guru mampu

menumbuhkembangkan perilaku disiplin, maka guru akan bekerja sesuai dengan

standar dan prosedur yang telah ditetapkan di sekolah, sesuai pula dengan aturan

kerja yang ada selain itu juga memiliki kesediaan yang tinggi serta memiliki etika

kerja yang baik.

Berkaitan dengan perilaku disiplin kerja guru, dewasa ini muncul beberapa

fenomena dalam organisasi, salah satunya adalah menurunnya disiplin kerja.

Indikasinya tercermin dari adanya penurunan frekuensi kehadiran, ketaatan pada

standar dan ketaatan pada peraturan kerja yang masih belum sesuai dengan apa

yang diharapkan bagi organisasi. Hal tersebut juga terjadi pada guru di SMK

PGRI 2 Cimahi karena sekolah ini diduga masih memiliki disiplin kerja yang

masih belum optimal.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Ir. M. Danny

Ramdhani selaku salah satu guru sekaligus staf tata usaha di SMK PGRI 2 Cimahi

pada tanggal 3 Januari 2015 mengenai permasalahan disiplin kerja yang ada di

sekolah, bahwa fenomena yang terjadi di SMK PGRI 2 Cimahi diantaranya:

1. Masih adanya guru datang terlambat ke sekolah terutama di hari Senin

sehingga kewajiban guru untuk mengikuti jalannya upacara bendera tidak bisa

dilaksanakan. Bahkan pada saat kegiatan UAS dan UTSpun masih ada guru

yang datang terlambat.

2. Masih adanya guru yang terlambat masuk ke dalam kelas padahal sesuai

peraturan guru yang akan mengajar diwajibkan sudah datang dan berada di

dalam kelas 10 menit sebelum pembelajaran berlangsung. Terkadang ada

beberapa guru yang sudah mengakhiri jam pembelajaran (pulang lebih awal)

padahal jam pembelajaran belum selesai.

3. Masih adanya guru yang berhalangan hadir di kelas namun tidak memberikan

(3)

4. Masih ada guru yang datang mengisi absensi namun tidak masuk ke dalam

kelas untuk mengajar serta tidak pula memberikan tugas kepada siswa.

5. Target kurikulum pendidikan sekolah yang belum tercapai dengan optimal.

6. Dalam hal penyusunan RPP masih adanya guru yang membuat RPP dengan

format yang masih terdahulu padahal format RPP yang terbaru sudah ada,

selain itu tingkat kesesuaian RPP guru dengan pelaksanaan pembelajaran di

kelas hasilnya relatif masih ada yang belum sesuai dengan prakteknya.

7. Dalam penggunaan media pembelajaran guru hanya menggunakan papan tulis

sebagai media pembelajaran tidak menggunakan media lainnya.

8. Masih belum optimal dalam mengerjakan pekerjaannya, seperti pembuatan

program tahunan ataupun program semester sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Sehingga pada saat tugas tersebut sudah mencapai waktu deadline,

maka hasil pekerjaan guru tersebut masih belum dapat diserahkan.

Merujuk pada uraian di atas maka, hal tersebut menunjukkan bahwa masih

belum optimalnya disiplin kerja yang dimiliki oleh guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

Hal ini diperkuat oleh data yang telah penulis peroleh di SMK PGRI 2 Cimahi

yang dapat dilihat dari persentase data kehadiran guru selama kurun waktu lima

tahun yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.1

Data Kehadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014

(4)

Dari data kehadiran tersebut dapat dilihat bahwa kehadiran guru pada

tahun ajaran 2009/2010 sebesar 92% sehingga jumlah ketidakhadiran guru pada

tahun ajaran 2009/2010 sebesar 8%. Sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011

persentase kehadiran guru menurun sebesar 3% menjadi 89% dan jumlah

ketidakhadiran meningkat menjadi 11%. Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah

kehadiran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2% sehingga

persentase kehadiran guru pada tahun ajaran 2011/2012 ini sebesar 91% dan

jumlah ketidakhadiran guru menjadi 9%. Tahun 2012/2013 jumlah kehadiran

mengalami penurunan kembali dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6% sehingga

persentase kehadiran menjadi 85% dan ketidakhadiran sebesar 15%. Serta pada

tahun ajaran 2013/2014 jumlah kehadiran guru meningkat sebesar 5% dari tahun

sebelumnya menjadi 90%.

Berdasarkan analisis data kehadiran tersebut dapat disimpulkan bahwa

jumlah kehadiran yang paling tinggi terdapat pada tahun ajaran 2009/2010 yaitu

sebanyak 92% sedangkan data kehadiran guru paling rendah berada pada tahun

ajaran 2012/2013 yaitu hanya 85%.

Data kehadiran tersebut terkadang tidak sesuai dengan kenyataan di

lapangan sehingga data kehadiran ini dapat dikatakan tidaklah mutlak. Hal ini

dikarenakan terkadang masih saja ada beberapa guru yang berperilaku tidak jujur

dalam bekerja. Seperti masih ada guru yang sudah tercatat hadir dalam data

absensi, tetapi pada saat guru yang bersangkutan tersebut seharusnya mengajar

kenyataannya tidak berada di kelas serta tidak memberikan tugas kepada siswa.

Akibatnya, banyak siswa yang berkeliaran di luar kelas dan mengganggu kelas

lain yang sedang belajar. Sehingga dapat dikatakan tingkat kedisiplinan di SMK

PGRI 2 Cimahi masih cukup rendah.

Adapun data lain yang relevan dalam mengetahui tingkat disiplin kerja

guru yaitu data kinerja guru. Dalam data kinerja terdapat beberapa aspek yang

menjadi acuan penilaian, yang di kelompokan berdasarkan komponen penilaian

kinerja guru. Adapun penjabaran dari aspek penilaian kinerja guru yang dilihat

(5)

Tabel 1.1

Aspek Penilaian Kinerja Guru

No Komponen Aspek yang Dinilai

1 Perencanaan Pembelajaran 1. Merumuskan silabus dan RPP dengan indikator 2. Memperbaiki silabus dan RPP 2 Pelaksanaan Pembelajaran 1. Kehadiran melaksanakan tugas

2. Menggunakan RPP

3. Menggunakan sumber beiajar yang variatif 4. Melakukan kegiatan pendahuluan

5. Penyampaian konsep materi sesuai RPP

6. Menggunakan konsep dengan bahasa yang jelas 7. Menggunakan alat peraga

8. Mendayagunakan teknologi informasi

9. Menggunakan bahasa asing dalam pembelajaran 10. Membangun pengalaman peserta didik

11. Peserta didik aktif 12. Peserta didik interaktif 13. Melakukan penilaian proses

14. Membangun suasana kelas yang menyenangkan 15. Melaksanakan tes akhir kegiatan pembelajaran 16. Memenuhi target ketuntasan

17. Mendesain remidial dan pengayaan

18. Memiliki data penilaian hasil beiajar peserta didik

19. Memiliki catatan kehadiran peserta didik 20. Mendokumentasikan bukti keberhasilan beiajar

peserta didik 3 Evaluasi Pembelajaran 1. Panitia UN

2. Panitia Ulangan Umum 3. Panitia PSB

4. Menganalisis soal

(6)

Berikut ini adalah rekapitulasi penilaian kinerja guru di SMK PGRI 2

Cimahi dari tahun 2010 hingga tahun 2014:

Tabel 1.2

Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran

Sumber: Arsip Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa masih ada beberapa guru

yang mendapatkan penilaian kinerja dengan kategori cukup hingga kurang.

Adapun penurunan penilaian guru dalam kriteria baik yang terjadi secara

signifikan dalam komponen pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran

terjadi pada tahun 2013 dimana dalam komponen pelaksanaan pembelajaran

(7)

Guru dengan kategori baik masih mengalami fluktuasi disetiap tahunnya

baik dalam komponen perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran

maupun evaluasi pembelajaran. Adapun penilaian kinerja guru dalam komponen

perencanaan pembelajaran yang mendapatkan kategori cukup tertinggi terdapat

pada tahun 2013 sebanyak 19 guru atau sebesar 35%, sedangkan kategori cukup

terendah terdapat pada tahun 2014 dengan jumlah guru sebanyak 12 orang atau

sebesar 30%. Selain itu guru yang mendapatkan kategori kurang tertinggi terdapat

pada tahun 2013 yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar 11%, sedangkan skor

terendah terdapat pada tahun 2011 dan 2012 karena tidak ada guru yang

mendapatkan kategori kurang.

Sedangkan penilaian kinerja guru dalam komponen pelaksanaan

pembelajaran dengan kategori cukup tertinggi terdapat pada tahun 2013 yaitu

sebanyak 21 orang guru atau sebesar 29%, sedangkan terendah terdapat pada

tahun 2014 yaitu sebanyak 9 orang guru atau sebesar 16%. Selain itu penilaian

kinerja guru dengan kategori kurang tertinggi terdapat pada tahun 2014 taitu

sebanyak 3 orang guru atau sebesar 5% dan kategori terendah terdapat pada tahun

2010 hingga 2013 karena tidak ada guru yang mendapat kategori kurang.

Penilaian kinerja guru dalam komponen evaluasi pembelajaran dengan

kategori cukup tertinggi terdapat pada tahun 2013 yaitu sebanyak 35 orang guru

atau sebesar 64%, sedangkan terendah terdapat pada tahun 2010 yaitu sebanyak

33 orang dengan persentase sebesar 61%. Selanjutnya penilaian kinerja dengan

kategori kurang tertinggi terdapat pada tahun 2010 yaitu sebanyak 9 orang atau

sebesar 17%, sedangkan kriteria terendah terdapat pada tahun 2011 yaitu

sebanyak 2 orang atau sebesar 4%.

Sehingga berdasarkan pemaparan dari analisis data di atas dapat

disimpulkan bahwa penilaian kinerja “baik” tertinggi terdapat pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Sementara itu, penilaian kinerja “baik” terendah terdapat pada kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal ini menunjukkan kinerja guru

(8)

guru seharusnya lebih memperhatikan kembali dan memaksimalkan perencanaan

pembelajaran serta merelalisasikannya dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran,

sehingga penilaian evaluasi guru dapat menjadi lebih baik.

Fenomena demikian dapat diartikan bahwa disiplin kerja yang telah

dilaksanakan masih belum efektif. Sehingga perlu dilakukan evaluasi kepada guru

secara keseluruhan serta perlu adanya pendekatan perilaku organisasi tertentu

dalam rangka meningkatkan disiplin kerjanya.

Disiplin kerja yang dimiliki guru tidak tumbuh begitu saja tetapi terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sehingga untuk dapat meningkatkan

disiplin kerja guru, kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi disiplin kerja. Disiplin kerja dapat dikatakan baik apabila

setiap guru dapat bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga

dimungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh

sebab itu, penting bagi suatu sekolah memberikan perhatian lebih kepada gurunya

mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya

manusia yang mampu bersaing diera globalisasi semakin ketat.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa fokus kajian

utama dalam penelitian ini yaitu mengenai tingkat disiplin kerja guru yang masih

belum efektif di SMK PGRI 2 Cimahi. Disiplin kerja ini haruslah mendapatkan

perhatian yang cukup serius dari semua elemen sekolah, karena bila disiplin kerja

guru kurang baik maka akan berdampak pada tersendatnya tujuan dari sekolah.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai.

Berikut ini adalah pendapat dari Gouzali Saydam (2005:291) yang

mengemukakan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi disiplin kerja

pegawai diantaranya adalah:

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi

2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam organisasi

(9)

4. Keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan

5. Ada tidaknya pengawasan pemimpin

6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang menduukung tegakya disiplin.

Berdasarkan pada pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa

salah satu hal yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai diantaranya adalah besar

kecilnya pemberian kompensasi. Dalam penelitian ini, diduga salah satu faktor

dominan yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai di SMK PGRI 2 Cimahi ini

adalah besar kecilnya pemberian kompensasi. Hal ini sejalan dengan pendapat

dari Alex S. Nitisemito (1988:201) yang mengemukakan bahwa:

“Antara kedisiplinan dan kesejahteraan mempunyai hubungan yang sangat erat, hal ini berarti bagi suatu organisasi yang ingin meningkatkan kedisiplinan perlu meningkatkan kesejahteraan, terutama bilamana

kersejahteraan yang diberikan relatif masih terlalu rendah”.

Hal ini dapat dibuktikan dengan melakukan wawancara dengan pihak tata

usaha SMK PGRI 2 Cimahi yaitu bapak Ir. M. Danny Ramdhani yang

dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2015 bahwa masih ada beberapa guru yang

mengeluhkan mengenai kompensasi yang diterima oleh guru. Baik dari segi

waktu penerimaan kompensasi yang terkadang tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan dan juga dari segi nominal dari kompensasi yang diterima. Selain itu.

masih ada beberapa guru yang merasa tidak adil karena besaran atau nominal

kompensasi yang diterima oleh guru bisnis manajemen dengan guru farmasi

berbeda.

Adapun penjabaran dari kompensasi yang diterima oleh guru di SMK

PGRI 2 Cimahi. Kompensasi yang didapatkan diantaranya adalah upah mengajar

guru. Adapun ketentuan besaran kompensasi upah mengajar bagi jurusan Bisnis

Manajemen per jam yaitu sebesar Rp. 23.000,-/jam sedangkan bagi jurusan

farmasi sebesar Rp. 35.000,-/jam. Namun ketentuannya adalah upah hanya

dibayarkan dalam waktu mengajar seminggu saja. Misalnya saja guru A mengajar

selama 20 jam di jurusan bisnis manajemen serta mengajar 4 jam di jurusan

(10)

Rp.500.000,- + Rp. 140.000,- = Rp.640.000,-. Upah sebesar Rp.640.000,- ini,

adalah upah mengajar guru A selama sebulan.

Penulis juga menyajikan data tunjangan atau rutin di SMK PGRI 2 Cimahi

diantaranya adalah:

Tabel 1.3

Data Tunjangan Rutin SMK PGRI 2 Cimahi

No Jabatan Besarnya kompensasi/bulan

1 Kepala Sekolah Rp. 2.500.000,-

1. Bisnis Manajemen Rp. 500.000,-

2. Farmasi Rp. 1.000.000,-

5

Wali Kelas:

1. Bisnis Manajemen Rp. 175.000,-

2. Farmasi Rp. 300.000,-

6 Kepala Lab untuk

Jurusan Bisnis Manajemen dan Farmasi Rp. 350.000,- s.d Rp. 1.500.000,- 7 Kepala Perpustakaan Rp. 175.000,-

8 Piket Rp. 200.000,-

Sumber: Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi

Adapun insentif lain yang diberikan kepada seluruh guru diantaranya:

1. Membuat soal ulangan, baik soal untuk UTS maupun UAS.

Insentif yang diberikan untuk membuat soal yaitu bagi jurusan Bisnis

Manajemen adalah sebesar Rp. 35.000,-/mata pelajaran sedangkan bagi

jurusan Farmasi adalah sebesar Rp. 50.000,-/mata pelajaran. Namun misalnya

bila guru tersebut mengajar IT bagi jurusan Bisnis Manajemen serta jurusan

Farmasi maka guru tersebut akan mendapatkan insentif sebesar Rp.

85.000,-/mata pelajaran meskipun soal yang diberikan bagi kedua jurusan itu sama.

2. Mengawas ulangan baik UTS maupun UAS,

Insentif yang diberikan untuk mengawas UTS maupun UAS yaitu sebesar

(11)

3. Pemeriksaan Soal UTS maupun UAS,

Insentif yang diberikan untuk pemeriksaan soal bagi jurusan Bisnis

Manajemen adalah sebesar Rp. 500,-/siswa sedangkan bagi jurusan Farmasi

adalah sebesar Rp. 800,-/siswa.

4. Menjadi panitia UTS maupun UAS,

Insentif yang diberikan bila menjadi panitia UTS maupun UAS bila guru

tersebut menduduki jabatan struktural diperkirakan sebesar Rp. 800.000,-

hingga Rp. 1.200.000,- . Jabatan struktural yang di maksud seperti kepala

sekolah, sekretaris serta bendahara UTS maupun UAS. Sedangkan bagi

panitia lain seperti panitia yang bertugas untuk mengatur lembar jawab siswa

diberikan insentif minimal sebesar Rp. 420.000,-/guru tergantung pada tugas

apa yang diemban oleh guru yang bersangkutan. Selain itu, bagi pantia UTS

maupun UAS akan mendapatkan insentif berupa uang konsumsi dan

transportasi sebesar Rp. 15.000/hari.

Selain dari pada kompensasi yang telah disebutkan di atas, masih ada

kompensasi yang diterima guru di SMK PGRI 2 Cimahi baik Guru Tetap Yayasan

(GTY) maupun Guru Tidak Tetap (GTT) diantaranya adalah tunjangan hari raya

atau hari besar keagamaan. Adapun kompensasi non materil yang diberikan

kepada guru baik GTY maupun GTT diantaranya adalah penghargaan terhadap

pendidikan yang diikuti oleh guru, mendapatkan jaminan kesehatan yaitu BPJS,

memberikan seragam, mengadakan karyawisata, fasilitas sekolah, pemberian

kenaikan pangkat dan jabatan.

Kompensasi yang diterima guru di SMK PGRI 2 Cimahi dirasa masih

belum sesuai harapan guru, sehingga kompensasi ini harus mendapatkan perhatian

yang serius dari kepala sekolah. Kompensasi merupakan salah bentuk

penghargaan yang diberikan kepala sekolah kepada pegawainya. Sehingga saat

guru tersebut merasa puas dengan kompensasi yang didapatkan, maka akan

meningkatkan disiplin kerja guru. Hal ini dikarenakan adanya kesesuaian

(12)

Dari permasalahan yang telah dijabarkan, untuk meningkatkan disiplin

kerja guru di dalam suatu organisasi perlu melakukan suatu upaya dengan cara

mengefektifkan kompensasi yang ada di dalam organisasi tersebut. Sebab, bila

kompensasi yang diterima guru efektif, maka akan meningkatkan disiplin kerja

guru sehingga mutu pekerjaan yang dihasilkan baik.

Melihat dari pemaparan latar belakang masalah yang telah diuraikan,

penulis membatasi permasalahan pada ruang lingkup efektivitas kompensasi

terhadap tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Adapun

permasalahan utama dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran efektifitas kompensasi pegawai di SMK PGRI 2

Cimahi?

2. Bagaimana gambaran tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi?

3. Adakah pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja guru di SMK PGRI 2

Cimahi?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujan untuk:

1. Untuk mengetahui gambaran efektifitas kompensasi pegawai di SMK

PGRI 2 Cimahi.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2

Cimahi.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja

guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

1.4Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Untuk dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan teori

dalam disiplin ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu,

diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan yang berkaitan

(13)

2. Kegunaan Praktis

Hasil dari penenlitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

masukan bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam rangka menata dan membina

tenaga pendidik untuk lebih baik lagi dalam melaksanakan tugas keprofesiannya

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 1.1 Aspek Penilaian Kinerja Guru
Tabel 1.2
Tabel 1.3  Data Tunjangan Rutin SMK PGRI 2 Cimahi

Referensi

Dokumen terkait

c) Calon guru sekolah dasar perlu memiliki hard skill dan soft skill yang tinggi agar dapat melaksanakan tugas dengan baik setelah mengajar di sekolah dasar. Sampel penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran efektivitas gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah, untuk mengetahui gambaran tingkat disiplin kerja

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK NEGERI 11 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK NEGERI 11 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

Jadi kalau tujuan sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif”.... Dalam setiap pekerjaan yang diperhatikan dalam efektivitas

Penelitian ini telah membuktikan bahwa disiplin kerja berhubungan erat dengan kinerja guru dalam mengajar. Disiplin yang baik akan memberi implikasi pada tingkat kinerja