EDISI II/TAHUN 2014
4
penyelenggaraan transportasi
telah menjadi isu yang harus
segera diselesaikan. Sementara
itu, tuntutan masyarakat akan
perubahan layanan jasa
transportasi terus meningkat
sejalan dengan perkembangan
teknologi transportasi,
menghadapi adanya arus
globalisasi yang semakin
masif dan komprehensif serta
diperlukannya kesiapan
transportasi dalam menghadapi
pasar tunggal ASEAN Tahun
2015. Program pembangunan
dan pengembangan transportasi
yang terintegrasi dalam
Master Plan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) belum dapat
diwujudkan sepenuhnya.
Program MP3EI merupakan
strategis untuk menjamin
kesinambungan pembangunan
transportasi. Melalui
program MP3EI, kita akan
memperkuat aspek konektivitas,
keselamatan, aksesibilitas serta
keterjangkauan domestik
sekaligus untuk mendukung
pembangunan ekonomi
berkelanjutan. Kesinambungan
MP3EI diharapkan akan
memperkuat sistem logistik
nasional dalam menghadapi
persaingan bebas. Menghadapi
berbagai permasalahan
tersebut, Rencana Kerja
Kementerian Perhubungan
Tahun 2015 kiranya dapat
mengakomodasi penuntasan
permasalahan tersebut. Untuk
itu, segenap insan perhubungan
dituntut untuk harus melakukan
perubahan sikap dan pola
pikir menghadapi berbagai
tantangan ke depan. Dalam
menghadapi
tantangan-tantangan yang ada diperlukan
kepekaan dan kemampuan
untuk melakukan terobosan
dan membuat inovasi bagi
kepentingan peningkatan
pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat.
Gubenur Nusa Tenggara
Timur, Drs. Frans Lebu Raya,
menyampaikan selamat dan
proiciat kepada seluruh
keluarga besar perhubungan
terkait dengan peringatan Hari
Perbubungan Nasional yang
Penyerahan Sertiikat WAHANA TATA NUGRAHA 2014 Menteri Perhubungan RI kepada Pemerintah Kota Kupang yang Diserahkan oleh Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya pada Acara HUT Perhubungan Nasional Tingkat Provinsi NTT Tahun 2014, Bertempat di Halaman Depan Terminal B Bandar Udara El tari Kupang, Rabu 17 September 2014.77
Undang Pelayanan Publik danUndang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) serta peraturan pelaksanaannya. Menelisik sejarah lahirnya, tuntutan Reformasi Birokrasi mengawali runtuhnya Rezim Orde Baru dengan berbagai kritik atas Penyelenggaraan Pemerintahannya. Pemerintah dituntut memperbaiki diri, menyempurnakan tata kelola pemerintahan menjadi bersih dan baik (good and clean governance). Untuk mewujudkannya, Pelaksanaan Reformasi Birokrasi menjadi
sebuah keniscayaan bagi setiap penyelenggara negara, guna menghadirkan sosok pemerintahan yang efektif dan eisien, bersih dan melayani. “Karena kesadaran ini, Agenda Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola kembali ditetapkan menjadi Prioritas Utama dari 11 Prioritas Pembangunan Nasional dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II,” demikain kata Lebu Raya. “Tanpa terasa, saat ini, kita akan mengakhiri gelombang ke dua pelaksanaan Reformasi Birokrasi untuk Periode 2010-2014. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi gelombang ke dua saya pandang lebih Sistematis, karena tidak saja bersifat Nasional tetapi juga bersifat Instansional. Untuk mewujudkan visi reformasi birokrasi berkelas dunia tahun 2025,
pelaksanaan Reformasi Birokrasi telah sangat tegas menekankan pencapaian tiga sasaran utama yaitu : Terwujudnya Pemerintahan
yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik kepada masyarakat; serta Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi,” lanjut Lebu Raya.
Dalam sesi pembukaan yang dimulai pukul 09.00 Wita itu, Siprianus Kelen selaku Ketua Panitia menyebutkan jika maksud dari pelaksanaan kegiatan Forkompanda ini adalah untuk membangun persepsi dan pemahaman yang sama antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait pelaksanaan Program Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN) di daerah. Dengan
demikian, akan didapatkan kesamaan langkah dan tindak, untuk mendorong terlaksananya berbagai kebijakan PAN di
Daerah. Secara khusus, Kepala Biro Organisasi yang baru melaksanakan tugas sejak Januari 2014 itu menyebutkan jika fokus materi kali ini adalah pada aspek Pelayanan Publik dan SdM Aparatur. Suksesnya acara ini juga tak lepas dari dukungan AIPD NTT, yang memang secara khusus terlibat aktif memfasilitasi berbagai Kegiatan Biro Organisasi Setda Provinsi NTT, sejak Tahun 2013 lalu. Beberapa catatan penting ketika itu antara lain adalah masuknya NTT sebagai Provinsi dengan Standar Pelayanan Minimal yang berada dalam Zona Hijau (predikat baik). Predikat Baik untuk penyusunan dan penerapan SPM oleh Kementerian Dalam Negeri pada Tahun 2013 itu merupakan hasul kegigihan pengelola ketika itu. Pengelola membayarnya
Suasana Peserta Forkompanda Provinsi NTT 2014, Aston Hotel, Kupang (13/10).